• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Prosiding Simposium Nasional

Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 Dalam Rangka Dies Natalis ke-47 Fakultas Peternakan UGM

Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah

dan Kearifan Lokal M endukung Agroekologi Berkelanjutan

Hak Cipt a Dilindungi Undang Undang Copyright @2016

ISBN: 978-979-1215-28-2

Edit or:

Cuk Tri Noviandi, S.Pt ., M .Sc., Ph.D. Galuh Adi Insani, S.Pt ., M .Sc. Rim a Am alia Eka Widya, S.S. Slam et Widodo, S.Pt .

Dit erbit kan oleh:

Fakult as Pet ernakan Universit as Gadjah M ada

Bekerjasam a dengan Indonesian Societ y for Sust ainable Tropical Anim al Product ion (ISSTAP)

Alam at Penerbit :

Fakult as Pet ernakan UGM

Jl. Fauna No. 3 Kam pus UGM Bulaksum ur Yogyakart a 55281 Telp. (0274) 513363, Fax. (0274) 521578

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum w arrahmat ullahi w abarakat uh

Dalam rangka Dies Nat alis Fakult as Pet ernakan Universit as Gadjah M ada ke-47, Panit ia m enyelenggarakan Sim posium Nasional Penelitian dan Pengem bangan Pet ernakan Tropik Tahun 2016 dengan t em a “ Pengem bangan Pet ernakan Berbasis Plasm a Nut fah dan Kearifan Lokal M endukung Agroekologi Berkelanjut an” . Tujuan Simposium ini adalah 1) m enyediakan forum diskusi, bert ukar inform asi dan pandangan m engenai hasil-hasil penelit ian dan pengem bangan pet ernakan, 2) m enyediakan forum diskusi m engenai plasm a nut fah dan kearifan lokal dalam

produksi pet ernakan yang m endukung agroekologi berkelanjut an, 3) m enyediakan forum unt uk bert ukar inform asi, ide, dan t eknologi baru dalam pem bangunan pet ernakan dan int egrasi produksi pet ernakan dan sist em agroekologi.

Harapan dari kegiat an Sim posium ini adalah diperoleh inform asi t erbaru hasil-hasil penelit ian dan pengem bangan pet ernakan t erut am a im plem ent asi dan pengem bangan pet ernakan berbasis plasm a nut fah dan kearifan lokal. M elalui pengem bangan pet ernakan t ersebut diharapkan sekt or pet ernakan m am pu berkont ribusi dalam m endukung ket ahanan

pangan nasional. Pengem bangan pet ernakan berbasis plasm a nut fah t elah banyak dilakukan para akadem isi dan penelit i dan pot ensinya m asih harus dikem bangkan. Kerjasam a pemerint ah, akadem isi, penelit i, pet ernak, dan sem ua st ake holder akan m endukung sem ua upaya t ersebut . Dew asa ini pendekat an sist em secara m enyeluruh dalam bidang pert anian dan pet ernakan berdasarkan kearifan lokal, pert anian alt ernat if, dan penyediaan pangan yang dikenal sebagai agroekologi sangat pent ing dalam usaha m eningkat kan produkt ivit as.

Pada kesem pat an ini Panit ia mengucapkan t erim akasih kepada para pem bicara,

pem akalah, pesert a, sponsor, dan sem ua pihak yang t elah m em bant u t erselenggaranya Sim posium ini. Sem oga Allah SWT m em berikan balasan yang sebaik-baiknya.

Wassalamu’alaikum w arrahmat ullahi w abarakat uh

Yogyakart a, 3 Novem ber 2016

Ket ua Panit ia Sim posium

(4)

iv

PENGAN TAR EDITOR

Assalamu’alaikum w arahmat ullahi w abarakat uh.

At as nama Fakult as Pet ernakan, Universit as Gadjah M ada, saya gembira Bapak/ Ibu

rekan sejaw at t elah berkenan hadir pada Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 yang diselenggarakan pada 3 November 2016 di Audit orium drh. Soepardjo, Fakult as Pet ernakan UGM , Yogyakart a. Di baw ah t ema "Pengem bangan Peternakan Berbasis Plasm a Nutfah dan LokalM endukung Agroekologi Berkelanjut an", kami berharap bahw a hasil-hasil penelit ian yang t erkait dengan pengembangan pet ernakan di

daerah t ropik yang m engut amakankeunggulan plasm a nut fah dan lokal akan diinformasikan di ant ara pesert a, dengan demikian kit a akan dapat melakukan pendekat an t erpadu dalam

mengem bangkan pet ernakan di daerah t ropis yang berkelanjut an. Saya percaya hal ini dapat

dicapai karena para banyak penelit i senior dan juga junior, t ermasuk rekan-rekan mahasisw a

S1 dan Pascasarjana, yang t elah t ergabung dan hadir dalam simposium nasionalini.

Dalam kesempat an ini, saya ingin menyampaikan ucapan t eri ma kasih yang t ak

t erhinggaunt uk semua pihak yang t elah berkont ribusi bagi keberhasilan simposium nasional

ini. Ucapan t erima kasih kami yang pert ama kami sampaikan unt uk sem ua pesert a; t erima

kasih at as kont ribusi anda, wakt u, dan upaya unt uk berpart isipasi dalam semua sesi dalam

simposium ini. Kami juga ingin m enyampaikan t erima kasih kepada para review er dan edit or yang t elah m endedikasikan keahlian dan w akt u mereka yang berharga dalam m eninjau dan

mengedit naskah-naskah yang masuk unt uk dipublikasikan dalam prosiding seminar nasional

ini. Saya juga sangat m enghargai kerja keras seluruh anggot a dew an pengarah, panit ia, dan mahasisw a dari Fakult as Pet ernakan UGM dalam upaya m embuat seminar ini mencapai

sukses besar.

Sayaberharap semua pesert a seminar nasional ini dapat m em et ik manfaat posit if sert a

menikmat i jalannya seminar ini dari aw al hingga selesai.

Wassalamu’alaikum w arahmat ullahi w abarakat uh.

Edit or

(5)

v

SAM BUTAN DEKAN

Assalamu'alaikum w arrahmatullahi w abarakat uh Selamat pagi dan salam sejaht era bagi kit a semua,

Yang saya hormat i para nara sumber, para pesert a simposium dan t amu undangan yang kami muliakan. Pert ama t ama marilah kit a panjat kan puji syukur kehadirat Tuhan Yang M aha Kuasa at as segala limpahan rahmat Nya sehingga kit a semua dapat hadir pada Simposium Nasional Penelit ian dan Pengembangan Pet ernakan Tropik dalam rangka Dies Natalis ke-47 Fakult as Pet ernakan UGM .

Simposium ini sengaja diadakan unt uk menyediakan forum akademik bagi para pemikir, penelit i, dosen dan mahasiswa unt uk bert ukar gagasan dalam memajukan dunia pet ernakan di Indonesia khususnya. Kat a kunci peternakan t ropik juga sengaja diambil sebagai t ema pent ing mengingat peluang sekaligus t ant angan indust ri pet ernakan di kawasan t ropik semakin berat . Pemanasan global, peningkat an jumlah penduduk dan ot omat is peningkat an permint aan akan pangan t ermasuk pangan hasil t ernak. Sement ara produkt ivit as t ernak t ropik belum mampu mengimbangi permint aan yang semakin meningkat . Banyak fakt or yang t urut menent ukan produkt ivit as t ernak t ropik. Oleh karena it ulah pent ingnya forum akademik ini diselenggarakan unt uk menghimpun berbagai gagasan dan hasil-hasil penelit ian yang t elah dilakukan para akademisi dan penelit i unt uk selanjut nya dirumuskan formula ideal pengembangan pet ernakan t ropik.

Simposium dengan mengambil t ema 'Pengembangan pet ernakan berbasis plasma nut fah dan kearifan lokal mendukung agrot eknolgi berkelanjut an' ini diharapkan akan menghasilkan rumusan pengembangan plasma nut fah t ernak t ropik dan pola sinergit asnya dengan para st akeholders terkait , unt uk membant u mencipt akan kecukupan pangan hasil t ernak di masa yang akan dat ang. Indonesia sebagai negara t ropis kaya sumber daya genet ik hewan tropik dan t elah mengalami adapt abilit as yang sangat baik bert ahun-t ahun bahkan berabad-abad lamanya. Sayang pot ensi t ersebut semakin hari semakin t ersingkirkan akibat kemajuan pesat indust rialisasi usaha t ernak berbasis bibit impor yang dipandang lebih produkt if dan efisien dibanding t ernak lokal. Beberapa breed ternak lokal asli Indonesia t erancam punah sedangkan perhat ian akan upaya konservasi, penelit ian pengembangan dan komersialisasi pun sangat t erbat as.

Besar harapan kit a semua kepada para pihak terkait (pemerint ah, akademisi, penelit i, pelaku usaha, pet ernak) unt uk mencurahkan wakt u, tenaga, pikiran dan segala daya unt uk konservasi dan pengembangan plasma nut fah t ropik secara bijak. Kehadiran para narasumber yang sudah t idak diragukan lagi kompet ensinya akan berbagi penget ahuan. Bagi Fakult as Pet ernakan UGM , set idaknya 5 hingga 10 t ahun ke depan plasma nut fah t ernak t ropik akan mendapat kan perhat ian serius dan priorit as dalam penelit ian dan pengembangannya. Oleh karena it u, simposium nasional penelit ian dan pengembangan t ernak t ropik akan diagendakan secara rut in set iap t ahun.

Terima kasih dan apresiasi yang t inggi at as part isipasi semua pihak khususnya para narasumber, pesert a, sponsor dan panit ia at as jerih payah dan pengorbanannya demi plasma nut fah t ernak t ropik kit a sebagai sumber daya genet ik yang t idak hanya dijaga eksist ensinya akan t et api dimanfaat kan secara bijak unt uk kesejahteraan umat manusia.

At as nama pimpinan Fakult as Pet ernakan UGM dan segenap panit ia mohon dengan segala kerendahan hat i dimaafkan jika ada kekurangan kekhilafan dalam penyelenggaraan simposium ini. Selamat berdiskusi semoga menginspirasi dan memberikan manfaat bagi kemajuan pet ernakan t ropik di Indonesia dan bagi kemaslahat an bangsa dan negara.

Wassalamu'alaikum w arrahmatullahi w abarakat uh

Yogyakart a, 3 November 2016 Dekan

(6)

vi DAFTAR ISI

Kat a Pengant ar……… iii

Pengant ar Edit or……….……… iv

Sam but an Dekan……….……… v

Daft ar isi……….. vi

M akalah Utama 1. IM PLEM ENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN PENGEM BANGAN PETERNAKAN DI INDONESIA Bess Tiesnamurt i, Eko Handiw irawan, dan Priyono………..… 1

2. POTENSI GENOM IK TERNAK INDIGENOUS INDONESIA SEBAGAI PENYEDIA PANGAN HEW ANI UNTUK M ENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL Tet y Hart at ik………..………... 13

M akalah Penunjang A. Bioteknologi (Bio) 1. BIOSINTESIS DAN KARAKTERISASI NANO-ENKAPSULASI EKSTRAK BUAH M ENGKUDU (M orinda citrifolia) DENGAN KITOSAN-SODIUM TRIPOLIFOSFAT SEBAGAI KANDIDAT ANTIOKSIDAN ALAM I (Bio-3-O) Zainal Choiri, Ronny M art ien, Nanung Danar Dono dan Zuprizal……….……... 22

2. ANALISIS KUALITAS BIANG HASIL PRODUK FERM ENTASI BERAS DENGAN M onascus purpureus (Bio-22-O) Ainu Rahmi dan Dew i Rat ih Ayu Daning………... 29

3. PENGARUH PEM BERIAN ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI INOKULAN TERHADAP KETAHANAN AEROBISITAS FERM ENTASI TOTAL CAM PURAN KONSENTRAT BERBASIS AM PAS TAHU (Bio-56-O) Zaenal Bachruddin, Sant ika Anggrahini, Rist iant o Ut omo, dan Lies M ira Yusiat i……... 30

(7)

vii

5. STUDI KERAGAM AN HIJAUAN PAKAN INDIGENOUS PADA EKOSISTEM TERTUTUP DI PEGUNUNGAN KAPUR GOM BONG SELATAN - JAW A TENGAH (NR-15-O)

Doso Sarw ant o, Sari Eko Tusw at i, dan Pudji Widodo……….. 36

6. PRODUCTIVITY AND QUALITY OF FORAGES IN GRASSLAND M ERAPI POST-ERUPTION AREA, SLEM AN, YOGYAKARTA, INDONESIA (NR-16-O)

Nafiat ul Umami, Bambang Suhart ant o, Bambang Suwignyo, Nilo Suseno, Sarah Adrian Fenila, and Ruslina Fajarw at i……….………... 43

7. PENGARUH PENAM BAHAN BAKTERI XILANOLITIK PADA FERM ENTASI LIM BAH PADAT BATANG AREN (Arenga pinnata M err.) TERHADAP KECERNAAN SECARA IN VITRO (NR-19-O) Chusnul Hanim, Lies M ira Yusiat i, dan Harw anto………...… 44

8. PERFORM A PRODUKSI TERNAK KAM BING SETELAH DIBERI VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI SUBSTRAT PAKAN PENGHAM BAT M ETANOGENIK (NR-24-O)

Erw in H.B. Sondakh, M .R Waani, F.R Rat ulangi, J.A.D. Kalele, dan S.C. Rimbing…….…. 51

9. EFEK SUPLEM ENTASI PAKAN KONSENTRAT PADA PELEPAH SAW IT TERHADAP KINETIK FERM ENTASI DAN PRODUKSI BIOM ASA M IKROBA RUM EN DIUKUR SECARA IN VITRO (NR-25-O)

Sait ul Fakhri dan Darlis………... 57

10. DEGRADASI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SILASE OPF PADA RUM EN KERBAU SECARA INVITRO (NR-37-O)

Yurleni, Sait ul Fakhri dan Bayu Rosadi……….… 58

11. PENGARUH PENGGUNAAN ADITIF PADA KUALITAS SILASE HIJAUAN SORGHUM VULGARE (NR-48-O)

Rist iant o Ut omo, Cuk Tri Noviandi, Andriyani Ast uti, Nafiat ul Umami, L.JM .C. Kale Lado, Adit ya Bayu Prat ama, Nurul Azizah Jamiil, dan Nino Sugiyanto……….……….. 63

12. KONSUM SI DAN KECERNAAN NUTRIEN PADA KAM BING KACANG YANG M ENDAPAT PAKAN TAM BAHAN SUM BER PROTEIN DI KELOM POK W ANITA SUM BER REJEKI, W ONOLAGI, GUNUNGKIDUL (NR-54-O)

Kust ant inah, Edw in Indart o, Nanung Danar Dono, Zuprizal, dan Sit i Zubaidah………... 70

13. GULM A: NILAI NUTRISI SEBAGAI PAKAN TERNAK PADA PERBEDAAN M USIM (NR-60-O) Suw ignyo, B., B. A. Suparja, N. Umami, N. Suseno dan B. Suhart ant o………. 71

14. EM BRIOGENESIS SOM ATIK DAN REGENERASI RUM PUT BRACHIARIA DECUM BENS (NR-62-O)

(8)

viii

15. BALANS NITROGEN PADA KAM BING BLIGON BETINA YANG M ENDAPAT PAKAN DENGAN TAM BAHAN VITAM IN E. (NR-63-O)

Lies M ira Yusiat i, Rist iant o Utomo, Chusnul Hanim, Zaenal Bachruddin dan Lian Git ari 77

16. POTENSI DAN PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI LAHAN PERTANIAN BANYUSOCO PLAYEN GUNUNG KIDUL (NR-64-O)

Nafiat ul Umami, Bambang Suhart ant o, Ellentika Damayant i, Rist iant o Ut omo, Lies M ira Yusiat i, Kust ant inah, Chusnul Hanim, Zaenal Bachruddin, dan M uhlisin………... 82

17. POTENSI HIJAUAN M AKANAN TERNAK DI BAW AH LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAW IT SEI ROKAN RIAU (NR-97-O)

Suw ignyo, B, Baliart i, E, Suhart ant o, B, Hamdani, M , Agus, Budisat ria I.G.S., Panjono, Gunt oro, B, Trisakt i, H, Bint ara, S, Yuriadi, At moko, B. A , dan Galih, Y……….…... 94

18. KONDISI HIJAUAN PAKAN PADANG PENGGEM BALAAN ALAM DI DORONCANGA KECAM ATAN PEKAT KABUPATEN DOM PU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NR-108-O) Nining Ariani, Nafiat ul Umami, dan Bambang Suhart ant o……….………... 101

C. Nutrisi Unggas (NU)

19. PEM ANFAATAN TEPUNG DAUN SALAM (Eugenia polyantha W ight) DALAM PAKAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING AYAM PEDAGING (NU-10-O)

Niati Ningsih, Irfan H. Djunaidi, dan Osfar Sjofjan………... 107

20. POTENSI LIM BAH AM PAS SAGU SEBAGAI SUM BER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM BROILER DI KABUPATEN KONAW E PROVINSI SULAW ESI TENGGARA (NU-26-O)

Deki Zulkarnain, Zuprizal, Wihandoyodan Supadmo………... 115

21. PENGARUH PEM BERIAN TEPUNG DAUN BAW ANG M ERAH (Allium ascalonicum) DALAM RANSUM ITIK TEGAL PETELUR TERHADAP KECERNAAN NUTRIEN DAN ENERGI M ETABOLIS RANSUM (NU-27-O)

U. Chabibah, I. M angisah dan V. D. Yuniant o………... 123

22. FORM ULASI NANOPARTIKEL EKSTRAK AIR SERAI DAN KAPULAGA (NU-34-O)

Tri Ujilest ari, Ronny M art ien, Bambang Ariyadi, Nanung Danar Dono, dan Zuprizal 129

23. EFEK EKSTRAK DAN JUICE DAUN GEDI (Abelmoschus manihot (L.) M edik) DALAM AIR M INUM TERHADAP PERFORM A DAN PERSENTASE LEM AK ABDOM INAL AYAM PEDAGING (NU-43-O)

Jet Saart je M andey dan Cherly Joula Pont oh………. 135

24. PENGARUH LEVEL PROBIOTIK DALAM AIR M INUM TERHADAP JUM LAH M IKROBIA USUS DAN PROFIL ORGAN DALAM AYAM KAM PUNG SUPER (NU-68-O)

(9)

ix

25. PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BAW ANG M ERAH (Allium ascalonicum) DALAM RANSUM TERHADAP KONSUM SI PROTEIN, KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT TELUR ITIK TEGAL (NU-102-O)

N. Rozikin, I. M angisah dan B. Sukamt o………... 142

26. PENGARUH PEM BERIAN TEPUNG DAUN BAW ANG M ERAH (Allium ascalonicum) TERHADAP ASUPAN PROTEIN DAN RASIO HETEROFIL-LIM FOSIT PADA ITIK TEGAL PETELUR (NU-106-O) A. S. Wardi , N. Sut hama dan I. M angisah………... 147

D. Pemuliaan dan Reproduksi Ternak (PRT)

27. PENGELOLAAN DAN KINERJA REPRODUKSI INDUK SAPI ACEH PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN ACEH UTARA (PRT-11-O)

I Gede Supart a Budisat ria, Endang Baliart i, Tri Sat ya M ast ut i Widi, Alek Ibrahim, dan Hendra Koesmara………... 152

28. PROGESTERONE HORM ONE PROFILE AND REPRODUCTION EFICIENCY OF FRIESIAN HOLSTEIN GRADE COW S (PRT-29-O)

Prihantoko, K. D, Kust ono, and D. T. Widayat i………... 162

29. ASOSIASI GEN M C4R TERHADAP UKURAN-UKURAN TUBUH SAPI PERANAKAN ONGOLE KEBUM EN PADA SAAT LAHIR DAN SAPIH (PRT-32-O)

Dyah M aharani, Sumadi, Tet y Hart at ik, Akhmad Fat honi dan M ukhamad Khusnudin 163

30. PEM ERINGKATAN PEJANTAN DAN INDUK DOM BA EKOR GEM UK BERDASARKAN NILAI PARAM ETER GENETIK DI PT HRL INTERNASIONAL, PACET, M OJOKERTO, JAW A TIM UR (PRT-35-O)

Sumadi, Nono Ngadiyono, Dw i Nur Happy Hariyono, dan M eyreni Cahyowat i…………. 164

31. PERBEDAAN PROFIL BIOKIM IA DARAH PADA KAM BING GEM BRONG FASE ESTRUS DAN DIESTRUS (PRT-39-O)

Sigit Bint ara, Dyah M aharani, IGS Budisat ria, Jafendi Sidadolog, Sumadi, Lies M ira Yusiati, I M ade Londra, dan Winda Az Zahra……….……….. 169

32. OBSERVASI SIKLUS REPRODUKSI NAPU (Tragulus napu) DALAM RANGKA PENINGKATAN POPULASI UNTUK TUJUAN KONSERVASI DAN DOM ESTIKASI (PRT-40-O)

Darlis, A. Lat ief, Akmal, dan S. Fakhri…………..……… 173

33. PROFILE OF BLOOD UREA NITROGEN AND PROGESTERONE HORM ONE IN REPEAT BREEDING OF FRIESIAN HOLSTEIN GRADE COW S (PRT-61-O)

Diah Tri Widayati, N. M aulida, K.D. Prihant oko, Kust ono, dan Adiart o……… 177

34. PENERAPAN M ODEL M ATEM ATIK NONLINEAR DALAM M EM PREDIKSI UM UR PUBERTAS DAN LAJU PERTUM BUHAN SAAT PUBERTAS PADA SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE DAN BRAHM AN (PRT-72-O)

(10)

x

35. PEM ERINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUK KAM BING PERANAKAN ETAW AH BERDASARKAN M UTU GENETIKNYA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PEM BIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN M AKANAN TERNAK M ALANG, JAW A TIM UR (PRT-90-O)

Sumadi, Nono Ngadiyono, danFat hurrahman Hakim…..……… 185

E. Produksi Ternak Perah (PTPe)

36. STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI SUSU NASIONAL M ELALUI PENYEDIAAN SAPI PERAH PENGGANTI BERKUALITAS (PTPe-4-O)

Anneke Anggraeni……….… 193

37. KUALITAS SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN PADA KONDISI PEM ELIHARAAN INTENSIF (PTPe-13-O)

Anneke Anggraeni dan S.A. Asmarasari………. 203

38. EFEK FREKUENSI PEM ERAHAN DENGAN AUTOM ATIC M ILKING SYSTEM TERHADAP BODY CONDITION SCORE, SOM ATIC CELL COUNT, DAN PENAM PILAN REPRODUKSI PADA SAPI PERAH (PTPe-28-O)

Andriyani Ast uti, Taket o Obit su, Kohzo Taniguchi, dan Toshihisa Sugino…….…………... 210

39. PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAM BING PERANAKAN ETAW AH YANG DIBERI PAKAN TAM BAHAN UM BI SURINAM E (Xanthosoma violaceum) (PTPE-51-O)

Rumt iah, Yust ina Yuni Suranindyah dan Rist iant o Utomo………... 211

40. RESPON KOEFISIEN TOLERANSI PANAS KAM BING PERAH SAANEN TERHADAP INDEKS SUHU DAN KELEM BABAN LINGKUNGAN PADA M ANAJEM EN PEM ELIHARAAN DI BBPTU-HPT BATURRADEN (PTPe-67-O)

Budi Prasetyo Widyobrot o, Sulvia Dw i Ast ut i SW, Adiart o, Yuni Suranindyah, Tridjoko Wisnu M urt i, Bugi Rust amadji, dan Rahardian Cakra Riandika……..………... 215

F. Produksi Ternak Potong (PTPo)

41. PERFORM AN INDUK SAPI BALI SELAM A BUNTING YANG DIPELIHARA PETERNAK M ITRA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V RIAU (PTPo-7-O)

Endang Baliart i, Rio Gustianto, Ali Agus, I Gede Suparta Budisat ria, Bambang Suhart ant o, Yuriyadi, Panjono, Budi Gunt oro, Sigit Bint ara, Bambang Suwignyo, Trisakt i Hariadi, Febri Ariyant i, Bayu Andri At moko, dan Galih Tant yo Yuw ono………... 216

42. ESTIM ASI OUTPUT SAPI ACEH DI KABUPATEN ACEH UTARA (PTPo-8-O)

Alek Ibrahim, I Gede Supart a Budisat ria, Endang Baliart i, dan Tri Sat ya M ast ut i Widi 222

(11)

xi

44. KARAKTERISTIK EKSTERIOR DAN UKURAN TUBUH INDUK KAM BING BLIGON DI DESA BANYUSOCO, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA (PTPo-38-O)

Lat ifah, Dw i Ahmad Priyadi, Dyah M aharani, Kust ant inah, dan Tet y Hart at ik……... 244

45. PERTUM BUHAN PASCA SAPIH KAM BING PERANAKAN ETAW A DITINJAU DARI PERBEDAAN W ARNA RAM BUT (PTPo-47-O)

Tri Sat ya M astut i Widi, Endang Baliart i, Nono Ngadiono, I.G.S. Budisat ria, Panjono, M .D.E. Yuliant o, dan F.R.G Put ra……….… 249

46. REPRODUKSI SAPI M ADURA DI KABUPATEN BENGKAYANG KALIM ANTAN BARAT (PTPo-77-O)

Yuli Arif Tribudi dan Peni Wahyu Prihandini………... 253

47. PERFORM A PRODUKSI KERBAU LUM PUR BETINA PADA KETINGGIAN DAN UM UR BERBEDA DI KABUPATEN CIANJUR (PTPo-101-O)

Komariah, Koekoeh Sant oso dan Rifqi Abdurrahman……….. 260

G. Produksi Ternak Unggas (PTU)

48. PERTUM BUHAN SILANGAN AYAM LOKAL DENGAN RAS PEDAGING YANG RESPON TERHADAP PAKAN KONVENSIONAL DEDAK PADI UM UR 0-10 M INGGU (PTU-44-O)

Sri Darwat i, C Sumant ri, H Nurcahya, R Afnan, dan S Prabow o………... 265

49. DAM PAK TRANSPORTASI SIANG DAN M ALAM HARI DI SULAW ESI UTARA TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS AYAM BROILER (PTU-76-O)

Fredy Jot je Nangoy dan Linda M . S. Tangkau………. 275

50. PENGARUH PENCAHAYAAN W ARNA BIRU TERHADAP PERFORM AN PRODUKSI DAN TINGKAH LAKU AYAM BROILER (PTU-99-O)

Sri Harimurt i, Wihandoyo, Sri-Sudaryat i, H. Sasongko, B. Ariyadi, M . M auludin,

dan D.R. Asih……….... 281

H. Sosial Ekonomi Peternakan (SEP)

51. M IGRASI DAN POTENSI BISNIS PEDET DI JAW A BARAT (SEP-5-O)

Achmad Firman, Sauland Sinaga, Rangga Set iawan, dan Dw i Suharwant o…………... 288

52. PROFIL PENGGUNA, PREFERENSI INFORM ASI DAN FAKTOR YANG BERPERAN PADA PERILAKU M EM BACA LABEL PANGAN PRODUK OLAHAN PETERNAKAN (SEP-6-O)

Candra Pungki Wibow o, Suci Paramit asari Syahlani, dan Sudi Nurt ini………... 294

53. PROSES PEM BELAJARAN KELOM POK TERNAK SAPI POTONG DALAM PEM BUATAN PUPUK ORGANIK DI KECAM ATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO (SEP-12-O)

(12)

xii

54. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA TERNAK SAPI POTONG INDUK ANAK DI KABUPATEN GROBOGAN (SEP-14-O)

Tit ik ekowat i, Edy Prasetyo, dan M igie Handayani………... 309

56. PENGARUH M ODAL SOSIAL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUM AH TANGGA PETERNAK : STUDI KASUS PADA KELOM POK PETERNAK AYAM NGUDI M ULYO, GUNUNG KIDUL (SEP-21-O)

R. Ahmad Romadhoni Surya Put ra, Bambang Ariyadi, Novit a Kurniawat i,

dan F. Trisakt i Haryadi………... 320

57. PERAN DAN SIKAP W ANITA DALAM PENGEM BANGAN USAHA SAPI PERAH UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA DI KABUPATEN SEM ARANG (SEP-41-O)

Wiludjeng Roessali, Tut ik Dalmiyat un, Wulan Sumekar, Dyah M ardiningsih, dan

Sriroso Sat moko………... 321

58. TATARUANG PENGEM BANGAN TERNAK KERBAU SEBAGAI PENGHASIL DAGING DALAM M ENUNJANG SW ASEM BADA DAGING DI KABUPATEN PADANG PARIAM AN, SUM ATERA BARAT (SEP-42-O)

Arfai, Jhon Farlism dan Yuliat y Shafan Nur………..………... 322

59. PENGEM BANGAN BUDIDAYA SAPI POTONG (LOKAL) DI PEDESAAN YANG BERKELANJUTAN (SEP-46-O)

Sri Nast it i Jarmani………...… 332

60. ANALISIS TATALAKSANA PENANGANAN KESEHATAN DAN PEM ASARAN USAHA SAPI POTONG RAKYAT DI KABUPATEN BANGKALAN M ENUJU SW ASEM BADA DAGING DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL (SEP-53-O)

Sri Hidanah, Koesnot o Supranianondo, dan Ret no Sri Wahyuni………...…. 340

61. ARUS KOM UNIKASI DAN ADOPSI INOVASI DI PETERNAKAN KAM BING KALIGESING, PURW OREJO (SEP-55-O)

Budi Gunt oro, F. Trisakti Haryadi, Endang Sulast ri, Sit i Andarwat i, R. Ahmad Romadhoni Surya Put ra, dan Wahyudi………...… 347

62. KAJIAN BIAYA PRODUKSI PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR SKALA- RUM AH TANGGA PADA KELOM POK PETERNAK AYAM PETELUR “SIDOM ULYO” PAJANGAN BANTUL (SEP-70-O) Sudi Nurtini, Rini Widiat i, Suci Paramit asari Syahlani, Tri Anggraeni Kusumast ut i, M ujt ahidah Anggriani Ummul M uzayanah, dan Tian Jihadhan Wankar………... 351

63. PENERAPAN M ETODE KOM PETISI UNTUK M ENINGKATKAN PENGETAHUAN PETERNAK DALAM M EM ILIH KAM BING PERAH (SEP-74-O)

(13)

xiii

64. ANALISIS PROFIL DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOM POK TERNAK KAM BING PERANAKAN ETAW AH DI YOGYAKARTA INDONESIA (SEP-75-O)

Tri Anggraeni Kusumast ut i dan Sigit Bint ara………... 364

I. Teknologi Hasil Ternak (THT)

65. KARAKTERISTIK KEJU M OZZARELLA DARI SUSU KERBAU PAM PANGAN SUM ATERA SELATAN YANG DIPERKAYA PROBIOTIK Lactobacillus plantarum SKP10 (THT-45-O)

Heni Rizqiat i, Nurw ant oro, dan Sri M ulyani………... 370

66. KARAKTERISTIK FISIK EDIBLE FILM DARI GELATIN KULIT KAKI AYAM (THT-49-O)

M eit y Sompie, Surt ijono Siswosubrot o, dan Wiesje Pont oh………... 379

67. PENGARUH PROPORSI ABU VULKANIK DAN JENIS CACING TANAH TERHADAP KUALITAS VERM IKOM POS FESES SAPI POTONG (THT-50-O)

Nanung Agus Fit riyant o, Tit a Hast ari, dan Bambang Suw ignyo, Bambang Suhart ant o, dan Ambar Pert iwiningrum………... 384

68. EVALUASI ISOLAT Lactobacillus paracasei M 104 ASAL SUSU KAM BING SEBAGAI STARTER FERM ENTASI SUSU DENGAN BERBAGAI LEVEL KOM BINASI M EDIUM (THT-52-O)

Endang Wahyuni, Nurliyani, Widodo, dan Indrat iningsih………... 399

69. PENGARUH LEVEL ANGKAK TERHADAP KOM POSISI KIM IA DAN SIFAT FISIK SOSIS DAGING AYAM BROILER (THT-100-O)

(14)

Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 "Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

72

EMBRIOGENESIS SOMATIK DAN REGENERASI RUMPUT Brachiaria decumbens

SOMATIC EMBRYOGENESIS AND REGENERATION OF Brachiaria decumbens GRASS

Nilo Suseno 1*, Galih Pawening1, Nofi Isnaini1, Nafiatul Umami1, Bambang Suwignyo1, dan

Bambang Suhartanto1

1Lab. Hijauan Makanan Ternak dan Pastura, Departemen Nutrisi Makanan Ternak, Fakultas

Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

INTISARI

Studi ini bertujuan untuk mengoptimasi konsentrasi fitohormon pada kultur in vitro

tanaman rumput pakan tropis Brachiaria decumbens. Bakal rangkaian bunga (immature

inflorescence) digunakan sebagai bahan eksplan. Induksi kalus dilakukan dengan menempatkan

eksplan pada medium basal Murashige and Skoog (MS) yang ditambah dengan kombinasi fitohormon 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4D), dicamba dan kinetin. Data pengamatan induksi kalus meliputi persentase pembentukan kalus dan morfologi kalus. Kalus yang embriogenik kemudian dipindah ke dalam medium regenerasi yang berupa medium basal MS ditambah dengan fitohormon kinetin dan 6-benzylaminopurin (BAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 2,4-D 4 mg/L + kinetin 0,2 mg/L menunjukkan konsentrasi optimal untuk induksi kalus yaitu 90 % pembentukan kalus embriogenik. Sedangkan untuk regenerasi, medium MS yang ditambah dengan 4 mg/L kinetin menunjukkan germinasi embrio somatik yang tertinggi yaitu 87 %.

Kata kunci: Brachiaria decumbens, Rumput, Optimasi kultur, Embriogenesis somatik, Regenerasi

ABSTRACT

This studi was aimed to optimize the culture conditions of tropical forage grasses Brachiaria decumbens. The shoot apical meristems were used as explants. The explants were placed in Murashige and Skoog (MS) basal medium added with a range of concentration of 2,4-D , i.e.: 1, 2, 3, 4, 5 and 6 mg/L to induce callus formation. The quality and quantity of calli were measured by counting the percentage of callus formation, time of callus initiation, callus weight, and its morphology. The embriogenic calli then were regenerated into MS media added with a combination of kinetin, benzil amino purin (BAP) and naphtalene acetic acid (NAA). The results showed that combination of 3 mg/L 2,4-D + 1 mg/L kinetin showed the optimum condition for callus induction, namely 70% of embryogenic callus formation. For regeneration, MS medium supplemented with 3 mg/L kinetin + 0.2 mg/L NAA showed highest germination of the somatic embryos. Roots were induced on MS medium supplemented with 0.1 mg/L indole acetic acid (IAA).

Key words: Brachiaria decumbens, Grass, Culture conditions, Somatic embryogenesis, Regeneration

(15)

Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 dipisahkan dari komponen peternakan, terutama ternak ruminansia, karena ternak ruminansia bisa digunakan sebagai sumber pupuk, tenaga kerja, maupun sebagai tabungan atau status sosial. Salah satu pembatas pada peningkatan produksi ternak ruminansia adalah kurangnya ketersedian pakan baik secara kualitas maupun kuantitas. Peternak umumnya kurang memperhatikan kualitas hijauan yang diberikan, karena mereka selalu mengandalkan rumput alam (lapangan) di sekitar mereka. Selain itu dengan pesatnya pembangunan terutama di wilayah Jawa, lahan padang rumput semakin berkurang sehingga peternak tidak bisa menggantungkan kebutuhan ternaknya pada padang rumput alam. Oleh karena itu agar peternakan ruminansia berkembang, maka peternak harus didorong untuk menanam rumput yang berproduksi tinggi, mempunyai nilai nutrien yang baik serta tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Maka rumput-rumput budidaya (berkualitas) perlu diperkenalkan kepada para peternak.

Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nilai nutrien yang tinggi, lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah tropis. Rumput ini berasal dari daerah Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania) menyebar ke berbagai daerah termasuk ke daerah Asia dan pasifik. Rumput ini mulai diintroduksi ke Indonesia tahun 1958 (Siregar dan Djanegara, 1971). Brachiaria terdiri atas beberapa spesies diantaranya B.

brizantha (A.Rich.) Stapf, B.decumbens, B.

humidicola, B. ruziziensis, B.dictyoneura, B.

distachya. Rumput ini juga berpotensi untuk

dikembangkan di Indonesia karena bisa tumbuh baik di wilayah manapun di Indonesia, termasuk pada daerah asam (pH 3,5–5,5) seperti di Kalimantan Timur

(Ibrahim, 1995). Dengan potensi rumput Brachiaria tersebut, maka karakterisasi dan pemanfaatan rumput ini perlu dilakukan, selain untuk pengetahuan peternak juga dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai plasma nutfah hijauan di Indonesia.

Bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan hijauan pakan ternak unggul dengan pemuliaan tanaman. Salah satu tahap dalam proses pemuliaan tanaman adalah penyiapan material yang akan ditransformasi. Penyediaan material ini dapat diperoleh dari tanaman aslinya atau dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Dalam kultur jaringan, proses embriogenesis somatik menghasilkan kalus sebagai bahan untuk transformasi genetik. Kalus tersebut kemudian diregenerasikan menjadi tanaman lengkap.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pada penelitian ini dilakukan pemberian kombinasi zat pengatur tumbuh pada medium untuk mengetahui komposisi zat pengatur tumbuh yang terbaik untuk induksi embriogenesis somatik dan regenerasi rumput Brachiaria. Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada spesies rumput Brachiaria decumbens.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh yang terbaik untuk menginduksi embriogenesis somatik dan regenerasi rumput Brachiaria decumbens. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai metode penyediaan materi transformasi genetik berupa kalus embriogenik untuk mendukung pengembangan kualitas dan ketersediaan pakan ternak.

Materi dan Metode

Bahan eksplan yang akan digunakan dalam penelitian adalah bakal rangkaian bunga (immature inflorescence) Brachiaria

decumbens. Medium dasar yang digunakan

(16)

Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 "Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

74 Sebelum penanaman eksplan ke dalam medium, eksplan disterilisasi dulu permukaannya. Bagian ruas terakhir pada ujung batang tanaman B. decumbens yang berumur sekitar 8-9 minggu dipotong dan dikurangi beberapa bagian helaian daunnya. Kemudian dicuci dengan deterjen selama 10 menit dan dibilas dengan air mengalir sampai bersih. Sterilisasi dilanjutkan di dalam laminar air flow, eksplan direndam dalam larutan etanol 70% selama setengah menit. Setelah itu eksplan dicuci dengan bayclin 20% selama 7 menit lalu dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 kali masing-masing 5 menit. Eksplan diletakkan dalam cawan petri steril dan dipotong membujur untuk mengambil bakal rangkaian bunga. Selanjutnya bakal rangkaian bunga dipotong sepanjang ±0,5 cm dengan menggunakan skalpel.

Eksplan yang telah disterilisasi kemudian ditanam pada medium induksi kalus. Terdapat 8 macam jenis atau perlakuan medium induksi kalus, yaitu medium dasar MS yang ditambah hormon auksin 2,4-D (konsentrasi 1 mg/L, 2mg/L, 3mg/L, dan 4 mg/L) yang masing-masing ditambah hormon kinetin 0,2 mg/L, dan juga medium dasar MS yang ditambah hormon auksin dicamba (konsentrasi 1 mg/L, 2mg/L, 3mg/L, dan 4 mg/L) yang masing-masing ditambah hormon kinetin 0,2 mg/L. Pada masing-masing jenis medium ditanam sejumlah 5 ulangan (botol), yang masing-masing berisi 4 eksplan. Botol kultur kemudian diinkubasi pada suhu 25 ̊C dalam kondisi gelap selama 8 minggu. Kemudian diamati dan dihitung persentase pembentukan kalus embriogenik dan morfologinya. Kalus kemudian diproliferasi ke dalam medium MS yang ditambah hormon 2,4-D 2 mg/L dan kinetin 0,2 mg/L selama 4 minggu. Proliferasi kalus dilakukan sampai dua kali.

Kalus yang telah disubkultur tersebut lalu dipindahkan ke medium regenerasi. Medium regenerasi terdiri atas 8 macam jenis atau perlakuan media, yaitu medium dasar MS yang ditambah hormon sitokinin

kinetin (konsentrasi 1 mg/L, 2mg/L, 3mg/L, dan 4 mg/L), dan juga medium dasar MS yang ditambah hormon sitokinin BAP (konsentrasi 1 mg/L, 2mg/L, 3mg/L, dan 4 mg/L). Pada masing-masing jenis medium ditanam sejumlah 5 ulangan (botol), yang masing-masing berisi 4 kalus. Kultur diinkubasi pada suhu 25 ̊C kondisi terang 12 jam terang 12 jam gelap.

Terdapat 8 perlakuan kombinasi fitohormon pada percobaan induksi kalus dan 8 perlakuan kombinasi fitohormon pada percobaan regenerasi. Masing-masing perlakuan terdiri atas 5 ulangan (botol), dimana setiap ulangan (botol) terdiri atas 4 sampel. Data pengamatan meliputi: morfologi kalus, prosentase pembentukan kalus, dan prosentase regenerasi. Data pengamatan dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola searah. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis One Way Anova dengan bantuan software personal komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) seri 16.

Hasil dan Pembahasan

Hasil percobaan induksi kalus menunjukkan persentase tertinggi pembentukan kalus adalah pada medium MS yang disuplementasi dengan fitohormon 2,4-D 4 mg/L dan kinetin 0,2 mg/L, yaitu sebesar 90 ± 2,24 %. Morfologi kalus pada perlakuan dengan 2,4-D umumnya berwarna kuning dan strukturnya kompak, sedangkan pada medium yang ditambah dicamba berwarna putih dan strukturnya remah.

Pada tahapan regenerasi kalus, persentase tertinggi regenerasi adalah pada medium MS yang disuplementasi dengan fitohormon kinetin 4 mg/L, yaitu sebesar 87 ± 2,24 %.

Optimasi proses induksi kalus dan regenerasi in vitro pada B. decumbens

(17)

Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 "Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

75 yang penting dalam menentukan keberhasilan kultur. Kombinasi dan konsentrasi yang tepat dari fitohormon auksin dan sitokinin akan mendukung proses dediferensiasi seluler dan inisiasi pembentukan tunas. Cabral et al. (2011) menunjukkan pembentukan kalus embriogenik 80% pada eksplan biji dan segmen basal rumput Brachiaria brizantha

dengan menggunakan medium MS yang

ditambah 2,4D dan 6-benzyladenin. Ishigaki

et al. (2009) menggunakan 2,4-D 4 mg/L

dan BAP 0.2 mg/Luntuk menghasilkan kalus embriogenik pada Brachiaria ruziziensis. Pada percobaan ini kombinasi optimal untuk pembentukan kalus adalah media MS yang ditambah 2,4D 4 mg/L dan kinetin 0,2 mg/L, sedangkan untuk regenerasi adalah MS ditambah kinetin 4 mg/L.

Tabel 1. Persentase pembentukan kalus dan morfologi kalus pada eksplan rumput B.

decumbens setelah 8 minggu

Medium Pembentukan kalus (%) Morfologi kalus

MS + 2,4D 1 mg/L + kinetin 0,2mg/L 22 ± 4,18ᵃ Kuning, remah

a,ab,b,bc,c,dDifferent superscripts at the same column indicate significant differences (P<0,05)

Tabel 2. Persentase regenerasi kalus pada rumput B. Decumbens

Medium Regenerasi kalus (%)

a,ab,b,bc,c,dDifferent superscripts at the same column indicate significant differences (P<0,05)

Kesimpulan

Penambahan fitohormon 2,4D 4 mg/L dan kinetin 0,2 mg/L pada medium MS menunjukkan induksi kalus yang paling optimal pada rumput B. decumbens, yaitu 90 ± 2,24 %. Regenerasi tertinggi didapatkan pada medium MS ditambah kinetin 4 mg/L, yaitu 87 ± 2,24 %.

Daftar Pustaka

Cabral, G. B., V. T. C. Carneiro, A. L. Lacerda, C. B. do Valle, A. P. Martinelli, D. M. A. Dusi, 2011. Somatic embryogenesis and organogenesis in apomictic and sexual

Brachiaria brizantha. Plant Cell and

Tissue Organ Culture 107: 271

(18)

Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016 "Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

76 Research Report 1984/1985. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Ishigaki G, Gondo T, Suenaga K, Akashi R., 2009. Multiple shoo formation, somatic embryogenesis and plant regeneration from seed-derived shoot apical meristems in ruzigrass (Brachiaria

ruziziensis). J Jpn Grassl Sci 55:46–51.

Murashige, T. and F. Skoog., 1962. A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco tissue cul- tures. Physiologia Plantarum 15:473– 497.

Siregar, M. E., dan A. Djanegara., 1971. Pengaruh Tingkat Pemupukan TSP Terhadap Produksi Segar Rumput

Setaria sphacelata, Brachiaria brizantha

dan Digitaria decumbens. Buletin L.P.P.

(19)

Gambar

Tabel 1. Persentase pembentukan kalus dan morfologi kalus pada eksplan rumput B. decumbens setelah 8 minggu

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tatanan ini, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa pola hubungannya sinergis (mensyaratkan kemandirian dalam pertentangannya), karena pada pola berpikir ini, berarti kita

Saya berpikir bahwa membeli suatu produk dari toko online di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang sangat inginkan.. Norma Subjektif (Pavlou and

(6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Keterampilan atau kemampuan psikomotor yang akan dikembangkan

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan eksperimental terhadap efek antimitosis dari ekstrak n-Heksan, dan Etanol 70% daun Botto’-botto’ ( Cromolaena odorata

Dari banyaknya hadis atau penjelasan diatas tentang batalnya puasa orang yang membekam dan yang dibekam penulis menarik sebuah kesimpulan bahwa boleh berbekam asalkan

Penggunaan kemampuan menafsirkan pengamatan obyek IPA pada proses pembelajaran IPA Biologi menjadikan siswa akan mampu untuk mengembangkan pikirannya untuk dapat membangun

Mohon Bapak/Ibu/Saudara memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi rumah sakit tempat Bapak/Ibu/Saudara bekerja dengan memberikan tanda silang ( X ) pada kolom

The practices performed in Buginese beliefs before entry of Islam as the official religion that are still performed by most people until now is one of the