FakultasIlmuKomputer
UniversitasBrawijaya
5807
Pengembangan Sistem Informasi
Monitoring
Pekerjaan Kantor Konsultan
Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta
Diago Ariesandika1, Satrio Agung Wicaksono2
,
Fajar Pradana3Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1diagoariesandika1@gmail.com, 2satrio@ub.ac.id, 3fajar.p@ub.ac.id
Abstrak
Kantor konsultan pajak I Gede Arianta merupakan kantor yang memberikan layanan jasa professional perhitungan, penyetoran dan pelaporan untuk berbagai jenis perpajakan. Pada kantor ini terdapat aktivitas dimana satu klien memiliki satu orang staf yang bertanggung jawab sebagai pengarah dan memberikan nasihat dalam kasus yang sedang dihadapi. Terdapat masalah yang ada pada kantor diantaranya penyimpanan data klien tidak tersedia secara terpusat, kegiatan konsultasi sulit terpantau oleh pimpinan, kegiatan perpajakan yang sudah dikerjakan oleh staf tidak tervalidasi dan sulit dipantau oleh pimpinan, tidak ada standar pembuatan serah tanda terima dokumen klien. Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, dikembangkanlah sistem informasi monitoring pekerjaan kantor konsultan pajak I Gede Arianta yang bisa digunakan oleh kantor untuk mengelola data klien secara terpusat, mengelola dan memantau kegiatan konsultasi, mengelola dan memvalidasi kegiatan perpajakan yang dikerjakan oleh staf, mengelola serah terima dokumen klien. Metode pengembangan sistem informasi
menggunakan waterfall model yang terdiri dari fase communication, planning, modelling, construction
dan deployment. Kemudian pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan black-box testing dan
pengujian perbandingan waktu. Hasil dari black-box testing bernilai 100% valid, artinya tidak ada
error dan selisih rata-rata waktu sebelum dan sesudah implementasi sistem informasi adalah 38 menit.
Kata kunci: sistem informasi, sistem informasi monitoring, Waterfall, monitoring pekerjaan.
Abstract
Tax consultant office I Gede Arianta is an office that provides professional services of calculation, depositing and reporting for various types of taxation. At this office one client has one staff member responsible for directing and advising on the case at hand. There are problems in the office such as client data storage is not available centrally, consultation activities difficult to be monitored by the leadership, taxation activities undertaken by staff not validated and difficult to be monitored by the leadership, there is no standard of making a receipt of client documents. Based on the issues, developed the information monitoring system of the tax consultant office work I Gede Arianta that can be used by the office to manage client data centrally, managing and monitoring consulting activities, managing and validating taxation activities undertaken by staff, manage document handover. Information system development method using waterfall model. System testing is performed using black-box testing and time comparison test. The result of black-box testing is 100% valid, meaning there is no error and the average difference of time before and after the implementation of the information system is 38 minutes.
Keywords: information systems, monitoring information systems, Waterfall, job monitoring
1. PENDAHULUAN
Sistem informasi secara teknis diartikan pada seperangkat keterkaitan antar komponen dalam pengumpulan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan sebuah informasi untuk keperluan dalam mendukung pengambilan keputusan atau pengendalian pada suatu
organisasi (Laudon, 2013). Adanya sistem
informasi yang dimanfaatkan oleh organisasi, kantor atau perusahaan dapat meningkatkan kinerja dalam kantor.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
konsultan pajak dan akuntansi yang memiliki tingkat obyektif, kompetensi dan integritas tinggi secara profesional. Penanganan klien yang dilakukan oleh staf merupakan kegiatan dimana satu klien dipertanggungjawabkan kepada satu staf yang menjadi sebagai pengarah dan pemberi nasihat terkait kasus yang ada.
Permasalahan pertama muncul terkait data klien yang tidak tersedia secara terpusat dan masih disimpan dalam tumpukan kertas, sehingga ketika ingin mencari data pada klien tertentu harus mencari pada staf yang
bersangkutan. Pencarian dokumen terkait data
klien juga masih sulit dan membutuhkan waktu yang lama yaitu bisa lebih dari 1 jam. Masalah kedua timbul saat aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh klien dan staf beberapa kali
tidak terekam disebabkan tidak adanya
pencatatan aktivitas konsultasi dan saat
pimpinan ingin memantau aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh klien dan staf, apakah sudah terselesaikan atau belum. Selain masalah aktivitas konsultasi harian terdapat juga masalah terkait pelaporan perpajakan bulanan dan perpajakan tahunan yang dikerjakan oleh staf. Pelaporan perpajakan tidak tercatat, tidak tervalidasi dengan baik dan terkadang hanya dilaporkan secara lisan, padahal pimpinan seharusnya melakukan pemantauan dan validasi terkait setiap pelaporan perpajakan. Masalah terakhir terkait dengan pengelolaan tanda terima yang masih tidak ada, sehingga bisa memiliki dampak buruk terkait penanggung jawab atas kesalahpahaman atau kehilangan berkas-berkas yang telah diserahkan.
Berdasarkan pada masalah yang sudah diuraikan, maka dalam pengelolahan data di kantor konsultan pajak I Gede Arianta dibuatkan sistem informasi untuk membantu dalam proses pengolahan data dan semua data bisa tersimpan secara terpusat dan bisa diakses oleh staf atau pimpinan. Pada kasus ini membutuhkan alat tanpa bergantung pada komputer lokal, bisa diakses dari mana saja, bisa diakses kapanpun dan bisa mendukung proses bisnis kantor. Maka sistem informasi yang dibangun berbasiskan web, hal ini dirasa cocok dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dalam mengembangkan sistem informasi
monitoring pekerjaan lebih sesuai dengan
menggunakan metode pengembangan Waterfall
Model supaya semua kebutuhan bisa terdefinisi
dengan baik.
Waterfall model disebut sebagai classic model yang memiliki sifat berurutan atau sistematis dalam melakukan pengembangan perangkat lunak (Pressman, 2010). Terdapat
beberapa fase pada waterfall model diantaranya
communication, planning, modelling,
construction, deployment. Fase awal
communication dilakukan untuk mendukung komunikasi dengan klien dalam inisiasi proyek, analisis masalah dan mengumpulkan data guna
mendukung untuk mendefinisikan daftar
kebutuhuhan atau fitur yang diinginkan dalam pengembangan perangkat lunak. Wawancara digunakan dalam mengumpulkan data secara langsung dengan orang yang diwawancarai
(H.M., 1990). Fase kedua planning merupakan
tahapan lanjutan communication berupa proses
analisis kebutuhan dan menghasilkan daftar kebutuhan user berupa kebutuhan fungsional
dan non fungsional. Fase ketiga modelling
merupakan fase perancangan dan pemodelan sistem yang fokus pada perancangan arsitektur sistem, struktur data, rancangan tampilan. Pada
tahap pemodelan menggunakan Unified
Modelling Language (UML). UML merupakan
standar bahasa pada penulisan blueprints sistem
yang digunakan untuk penentuan, visualisasi,
pembangunan, pendokumentasian sebuah
kerangka sistem. Pemodelan UML berupa use
case diagram, use case scenario, sequence diagram, class diagram. Fase keempat
construction sebagai langkah proses pembuatan
source code dan testing untuk menemukan
kesalahan. Pembuatan source code merupakan
hasil dari terjemahan desaik kedalam suatu bahasa yang dapat dibaca dengan komputer. Kemudian dilakukan testing untuk membantu dalam proses perbaikan sistem jika terdapat kesalahan pada sistem yang sudah dibangun serta memastikan sistem agar dapat befungsi
dengan layak. Fase terakhir deployment,
perangkat lunak yang sudah dilakukan testing
dan sudah dianggap layak maka selanjutnya
sistem diserahkan (delivery) dan
diimplementasikan kepada klien.
Monitoring pekerjaan bisa diartikan suatu aktivitas pengawasan atau memantau semua pekerjaan yang dilakukan oleh satu atau banyak
orang (Rohayati, 2014). Aktivitas monitoring
bisa secara langsung dan tidak langsung.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
meninjau secara langsung seluruh aktivitas yang sedang berjalan, sedangkan aktivitas
monitoring tidak langsung dilakukan dengan penelaahan laporan tertulis, mencermati laporan lisan atau wawancara dengan orang yang terlibat pada kegiatan yang dilakukan.
2. METODOLOGI
Metodologi penelitian berupa kerangka kerja mengenai penjabaran langkah-langkah penelitian secara berurutan.
Gambar 1 Metodologi Penelitian
Proses penelitian dimulai dengan studi literatur untuk memperoleh dasar teori sebagai referensi yang digunakan untuk mendukung
objek penelitian. Proses kedua adalah
pengumpulan data, melakukan wawancara secara langsung supaya mendaptkan informasi yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan sistem dan sesuai dengan harapan pengguna. Data penelitian diperoleh dari pimpinan dan staf kantor konsultan pajak I Gede Arianta. Data yang didapatkan bisa menjawab kebutuhan fungsional terkait fungsi apa saja yang
dibutuhkan dan kebutuhan non fungsional
terkait tampilan dan kemudahan dari sistem. Proses ketiga adalah analisis kebutuhan sistem yang digunakan untuk memetakan hasil dari
pengumpulan data ke dalam kebutuhan
fungsional dan non fungsional. Analisis
kebutuhan bertujuan untuk penyusunan
kebutuhan yang dibuat secara runtut dan terstruktur bisa mempermudah pembuatan
perancangan sistem, hasilnya berupa bussiness
process as-is, bussiness process to-be, use case diagram dan use case scenario. Proses keempat adalah perancangan sistem yang digunakan untuk refrensi rancangan arsitektur dalam proses implementasi. Hasil dari perancangan
sistem berupa sequence diagram, class diagram
dan rancangan user interface. Proses kelima
berupa implementasi sistem yang digunakan
untuk proses pembuatan source code dalam
pengimplementasian sistem yang mengacu terhadap rancanga desain yang sudah dibuat pada proses perancangan sistem. Proses keenam berupa pengujian sistem dimana sistem yang sudah selesai dibangun dilakukan tahap pengujian guna menentukan kualitas baik dan buruknya terhadap sistem. Jenis pengujian yang
dilakukan berupa black box testing untuk
menguji apakah kebutuhan sistem sudah terpenuhi dan lebih fokus kepada spesifikasi
fungsional (Mustaqbal, 2015). Pengujian
black-box testing menggunakan validation testing
yang lebih mengedepankan terhadap fungsional
suatu perangkat lunak dimana peneliti
menyediakan satu paket masukan valid dan tidak valid. Pengujian kedua akan mengukur waktu disaat sebelum implementasi sistem informasi dan sesudah implementasi sitem
informasi kemudian menghitung selisih
waktunya. Pada pengujian waktu akan dihitung rata-rata waktu yang dibutuhkan. Proses terakhir adalah penarikan kesimpulan dan saran, digunakan untuk melakukan penilaian, evaluasi dan peninjauan ulang pada sistem yang dibangun. Saran disajikan kepada pengembang sistem selanjutnya supaya bisa menambahkan kekurangan atau memperbaiki kesalahan yang ada pada sistem.
3. HASIL DAN ANALISIS
Analisis pemodelan proses bisnis
dilakukan dengan melakukan pemodelan
menggunakan Business Process Modelling
Notation (BPMN). Selanjutnya setelah
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 2 Proses Bisnis Registrasi Klien Saat Ini
Gambar 3 Proses Bisnis Usulan Registrasi Klien
3.1 Pemodelan Proses Bisnis
Pada pemodelan proses bisnis dilakukan
dengan menganalisis proses bisnis as-is dan
to-be dari sistem yang akan diterapkan. Terdapat 4
analisis proses bisnis yang dilakukan dalam hasil penelitian yaitu:
1. proses bisnis registrasi klien 2. proses bisnis konsultasi
3. proses bisnis monitoring pajak bulanan 4. proses bisnis monitoring pajak tahunan. Pada Gambar 2, proses bisnis terdapat beberapa permasalahan dalam proses bisnis salah satunya di penyimpanan data klien. Data
klien yang disimpan pada proses bisnis as-is
berupa lampiran kertas yang disimpan oleh staf. Ketika pimpinan atau staf yang bersangkutan ingin mendapatkan data tertentu terkait klien maka harus bertemu dan staf yang bertangung jawab atas penyimpanan data klien tersebut, selain itu penyimpanan data klien saat ini bisa berdampak buruk apabila lampiran kertas terkait data klien hilang.
Gambar 3 merupakan usulan dari proses
bisnis registrasi klien yang salah satu
kegiatannya berupa penyimpanan data klien secara terpusat kedalam sistem informasi yang dibangun. Pimpinan dan staf bisa melihat data klien saat diperlukan kapanpun tanpa harus mencari data ditempat penyimpanan tertentu dan mencari staf yang bertanggung jawab terhadap klien yang bersangkutan.
Pada Gambar 4 pemodelan proses bisnis konsultasi yang dilakukan oleh staf tidak
terdapat pencatatan kegiatan konsultasi,
sehingga menimbulkan masalah terkait sulitnya pimpinan dalam memantau kegiatan konsultasi mengenai masalah terkait konsultasi klien yang sudah terselesaikan atau belum.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Terdapat permasalah juga untuk aktivitas mengecek dokumen yang diserahkan pada Gambar 4. Disaat klien menyerahkan dokumen kepada staf tidak terdapat pencatatan dokumen yang diberikan dan tidak ada pembuatan dokumen serah terima, hal ini dikarenakan masih belum adanya format standar untuk pembuatan serah terima
Gambar 5 merupakan usulan dari proses bisnis konsultasi, salah satu kegiatannya memasukkan bahasan konsultasi kedalam sistem sehingga aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh setiap staf bisa dipantau oleh pimpinan.
Kemudian masalah yang ada pada proses
bisnis dilakukan analisis permasalahan
sehingga bisa didapatkan solusi yang bisa mengatasi permasalah tersebut. Berikut Tabel 1 menjelaskan analisis permasalahan.
Tabel 1 Analisis Permasalahan Dalam Menangani Monitoring
Masalah 1. Pengelolaan data klien belum
teratur dan belum baik
2. Kegiatan konsultasi antara klien dan staf tidak terekam atau tersimpan sehingga sulit dipantau oleh pimpinan
3. Pelaporan monitoring pekerjaan perpajakan klien tidak terekam atau tersimpan sehingga sulit dipantau oleh pimpinan
4. Pengelolaan bukti tanda terima tidak terekam atau tersimpan dalam serah terima dokumen
5. Proses validasi perpajakan yang telah selesai dikerjakan oleh staf tidak teratur
Mempengaruhi 1. Penyelesaian masalah klien yang dikerjakan staf kantor konsultan
pajak
2. Pelaporan dan validasi pekerjaan perpajakan klien yang dikerjakan oleh staf kepada pimpinan
Dampak 1. Data klien tidak diketahui akibat
kehilangan data klien
2. Permasalahan yang dihadapi klien tidak terselesaikan
3. Perpajakan tahunan klien atau bulanan klien tidak terbayarkan
4. Terjadi kesalahpahaman terkait pertanggungjawaban dokumen klien yang sudah diserahkan kepada kantor
Solusi 1. Membuat sistem informasi yang
dapat mendukung pengelolaan data klien secara baik dan juga teratur
2. Membuat sistem informasi yang dapat memantau kegiatan konsultasi harian staf
3. Membuat sistem informasi yang bisa mengelola dan memberikan bukti tanda terima terkait serah terima dokumen klien
4. Membuat sistem informasi yang bisa mengelola proses monitoring perpajakan dan validasi perpajakan klien yang sudah selesai dikerjakan oleh staf kepada pimpinan
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Dari hasil analisa proses bisnis kemudian dilanjutkan dengan identifikasi aktor yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi, kemudian menganalisis kebutuhan fungsional
dan non-fungsional. Berikut pada Tabel 2
merupakan aktor yang terlibat pengembangan sistem
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Tabel 2 Identifikasi Aktor
No Aktor Deskripsi
1. Staf Semua staf yang secara langsung berhubungan dengan klien dan bertanggung jawab pada kegiatan konsultasi, proses perpajakan klien serta serah terima dokumen klien
2. Pimpinan Orang yang memiliki otorisasi penuh dan mengelola staf dalam penggunaan sistem serta memantau pekerjaan yang dilakukan oleh setiap staf
3. Pengguna Terdiri dari staf dan pimpinan
Gambar 6 Use Case Diagram Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta
Pada model use case diagram yang
ditunjukkan Gambar 6 mengacu pada
kebutuhan fungsional dan merepresentasikan keterlibatan aktor dalam sistem. Hasil analisa kebutuhan pada penelitian ini terdapat 19
kebutuhan fungsional dan 1 kebutuhan non
-fungsional. Kebutuhan fungsional utama yang
menjadi acuan dalam pembuatan use case
diagram pada sistem yang akan dibangun antara lain kelola data klien, kelola monitoring
aktivitas klien kelola monitoring bulanan klien,
kelola tanda terima dokumen, kelola monitoring
tahunan klien, kelola proposal, request validasi
monitoring bulanan klien, tambah tanda terima
dokumen, request validasi monitoring tahunan
klien, request persetujuan proposal, kelola staf,
validasi monitoring bulanan klien, validasi
monitoring tahunan klien, persetujuan proposal,
melihat grafik aktivitas, melihat grafik
monitoring bulanan, melihat grafik monitoring
tahunan.
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan langkah awal dalam mendesain sistem dan merancang antarmuka sistem. Pembuatan perancangan sistem mengacu pada hasil dari analisis kebutuhan sistem. Tahapan perancangan sistem
meliputi sequence diagram, class diagram,
perancangan basis data dan perancangan antarmuka pengguna. Perancangan dilakukan
dengan melakukan pemodelan requirement
menggunakan Unified Modelling Language
(UML).
3.3.1 Sequence Diagram
Pembuatan sequence diagram memuat
penggambaran alur interaksi yang
memfokuskan urutan pertukaran pesan antar objek dalam sistem. Berikut Gambar 7
merupakan salah satu sequence diagram dengan
aktor pimpinan untuk memantau aktivitas konsultasi setiap staf berupa gambar grafik. Alur sequence diagram melihat grafik aktivitas diawali dengan pengguna memilih menu
dashboard, selanjutnya sistem akan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 7 Sequence Diagram Melihat Grafik Aktivitas
Setelah perancangan sequence diagram
langkah selanjutnya dengan membuat
perancangan class diagram. Class diagram
meliputi kelas atau objek yang saling berkaitan dalam sistem informasi.
Gambar 8 Class Diagram Pimpinan
Gambar 8 merupakan class diagram
pimpinan, terdapat 9 kelas controller yang
dibuat untuk membangun sistem informasi
monitoring pekerjaan diantaranya c_login,
c_tanda_terima, c_pengguna, c_proposal,
c_monitoring_tahunan c_dashboard, c_klien,
c_monitoring_bulanan, c_monitoring_aktivitas
dan c_proposal. Terdapat class diagram model
pimpinan yang digunakan dalam mengelola
data yang berhubungan dengan query database
pada saat implementasi code program. Terdapat
9 kelas model yang dibuat, diantaranya
m_login, m_dashboard, m_staf, m_klien,
m_proposal, m_monitoring_bulanan,
m_tanda_terima dan m_monitoring_tahunan
Setelah perancangan class diagram
langkah selanjutnya melakukan perancangan antarmuka pada sistem yang akan dibangun. Berikut rancangan antarmuka pada sistem
informasi monitoring pekerjaan kantor
konsultan pajak I Gede Arianta pada Gambar 9 sebagai berikut.
Keterangan pada nomor 1 sampai 8 secara berurutan adalah logo, status login, icon, menu,
daftar proses request staf, notifikasi belum
bayar, notifikasi belum lapor, grafik monitoring
konsultasi.
3.4 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan tahapan menerjemahkan hasil dari analisis kebutuhan dan perancangan ke dalam kode pemrograman.
Implementasi sistem menggunakan framework
CodeIgniter yang terdiri dari 3 jenis class
diantaranya controller, model dan view. Hasil
dari implementasi sistem untuk aktor pimpinan
menghasilkan 9 controller class dan 9 model
class.
Gambar 10 Implementasi Antarmuka Dashboard Pimpinan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 11 Implementasi Antarmuka Kelola Monitoring Aktivitas
Hasil tampilan dari implementasi sistem pada Gambar 10 menunjukkan dashboard awal pimpinan dan Gambar 11 menunjukkan antarmuka dengan aktor pimpinan untuk mengelola aktivitas konsultasi.
3.5 Pengujian Sistem
Pada bagian ini menjelaskan mengenai
pengujian sistem yang dilakukan dengan
black-box testing berupa validation testing. Validation testing dari 19 uji fungsional sistem yang sudah dilakukan menghasilkan 100% valid, artinya seluruh kasus uji tidak terdapat kesalahan atau
error.
Pengujian Perbandingan Waktu dilakukan untuk melihat hasil perbedaan waktu yang diperlukan oleh pimpinan dan staf untuk mencari data klien yang disimpan di kantor. Pada Tabel 3 menunjukkan tabel hasil perbandingan waktu antara aktivitas sebelum dan setelah implementasi sistem. Aktivitas yang akan dibandingkan adalah aktivitas untuk kebutuhan dalam mendapatkan data klien.
Tabel 3 Selisih Hasil Perbandingan Waktu
Proses Bisnis
Total Rata-Rata Mendapatkan Data Klien
Terbaik Terburuk
Rata-Rata
Sebelum
Implementasi 7 menit
1 jam 10 menit
38 menit 30 detik
Setelah
Implementasi 10 detik 50 detik 30 detik
Selisih 6 menit 50 detik
Berdarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahap analisis proses perancangan
bisnis menghasilkan proses bisnis yang bisa mempermudah aktivitas dalam
mengelola data klien, mengelola
kegiatan konsultasi, mengelola
perpajakan tahunan dan bulanan dan mengelola tanda terima. Hasil dari
analisis permasalah terdapat 19
kebutuhan sistem yang diprioritaskan.
2. Hasil dari proses perancangan berupa
19 use case, 7 sequence diagram, 7
kelas controller dan 7 kelas model
yang didokumentasikan dalam
pemodelan UML. Hasil dari proses
implementasi sisem berupa code
program yang dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman
HTML, CSS, PHP, Javascript,
CodeIgniter sebagai framework PHP
dan MySQL sebagai database system.
3. Berdasarkan dari pengujian
menggunakan black-box testing
dengan validation testing
membuktikan pada 19 kasus uji dengan nilai 100% valid. Hasil pengujian perbandingan waktu yang
telah menyelesaikan permasalahan
pencarian data klien dan didapatkan bahwa waktu yang diperlukan oleh pimpinan untuk mendapatkan data klien ketika sebelum implementasi sistem rata-rata adalah 38 menit 30 detik, sedangkan proses tersebut dapat dipercepat setelah implementasi sistem
yang mana pimpinan dapat
mendapatkan data klien dalam waktu rata-rata 30 detik. Selisih waktu antara sebelum dan sesudah implementasi sistem rate-rata 38 menit
5. DAFTAR PUSTAKA
H.M., J., 1990. Analisis & Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Prakter Aplikasi Bisnis (Vol. 1). Yogyakarta: Andi Offset.
Laudon, K. C., 2013. Management Information
Systems: Managing the Digital Firm
(13th ed.). United States of America: Pearson Education.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
BOUNDARY VALUE ANALYSIS (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi
Kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi Terapan, 1(3), 31-36.
Pressman, R. S., 2010. Software Engineering A
Practitioner's Approach 7th Ed - Roger S. Pressman (7th ed.). New York: McGraw-Hill.
Rohayati, M., 2014. MEMBANGUN SISTEM INFORMASI MONITORING DATA INVENTORY DI VIO HOTEL
INDONESIA. Jurnal Ilmiah Komputer
dan Informatika (KOMPUTA), 1(1), 1-8.