• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FakultasIlmuKomputer

UniversitasBrawijaya

5807

Pengembangan Sistem Informasi

Monitoring

Pekerjaan Kantor Konsultan

Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta

Diago Ariesandika1, Satrio Agung Wicaksono2

,

Fajar Pradana3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1diagoariesandika1@gmail.com, 2satrio@ub.ac.id, 3fajar.p@ub.ac.id

Abstrak

Kantor konsultan pajak I Gede Arianta merupakan kantor yang memberikan layanan jasa professional perhitungan, penyetoran dan pelaporan untuk berbagai jenis perpajakan. Pada kantor ini terdapat aktivitas dimana satu klien memiliki satu orang staf yang bertanggung jawab sebagai pengarah dan memberikan nasihat dalam kasus yang sedang dihadapi. Terdapat masalah yang ada pada kantor diantaranya penyimpanan data klien tidak tersedia secara terpusat, kegiatan konsultasi sulit terpantau oleh pimpinan, kegiatan perpajakan yang sudah dikerjakan oleh staf tidak tervalidasi dan sulit dipantau oleh pimpinan, tidak ada standar pembuatan serah tanda terima dokumen klien. Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, dikembangkanlah sistem informasi monitoring pekerjaan kantor konsultan pajak I Gede Arianta yang bisa digunakan oleh kantor untuk mengelola data klien secara terpusat, mengelola dan memantau kegiatan konsultasi, mengelola dan memvalidasi kegiatan perpajakan yang dikerjakan oleh staf, mengelola serah terima dokumen klien. Metode pengembangan sistem informasi

menggunakan waterfall model yang terdiri dari fase communication, planning, modelling, construction

dan deployment. Kemudian pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan black-box testing dan

pengujian perbandingan waktu. Hasil dari black-box testing bernilai 100% valid, artinya tidak ada

error dan selisih rata-rata waktu sebelum dan sesudah implementasi sistem informasi adalah 38 menit.

Kata kunci: sistem informasi, sistem informasi monitoring, Waterfall, monitoring pekerjaan.

Abstract

Tax consultant office I Gede Arianta is an office that provides professional services of calculation, depositing and reporting for various types of taxation. At this office one client has one staff member responsible for directing and advising on the case at hand. There are problems in the office such as client data storage is not available centrally, consultation activities difficult to be monitored by the leadership, taxation activities undertaken by staff not validated and difficult to be monitored by the leadership, there is no standard of making a receipt of client documents. Based on the issues, developed the information monitoring system of the tax consultant office work I Gede Arianta that can be used by the office to manage client data centrally, managing and monitoring consulting activities, managing and validating taxation activities undertaken by staff, manage document handover. Information system development method using waterfall model. System testing is performed using black-box testing and time comparison test. The result of black-box testing is 100% valid, meaning there is no error and the average difference of time before and after the implementation of the information system is 38 minutes.

Keywords: information systems, monitoring information systems, Waterfall, job monitoring

1. PENDAHULUAN

Sistem informasi secara teknis diartikan pada seperangkat keterkaitan antar komponen dalam pengumpulan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan sebuah informasi untuk keperluan dalam mendukung pengambilan keputusan atau pengendalian pada suatu

organisasi (Laudon, 2013). Adanya sistem

informasi yang dimanfaatkan oleh organisasi, kantor atau perusahaan dapat meningkatkan kinerja dalam kantor.

(2)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

konsultan pajak dan akuntansi yang memiliki tingkat obyektif, kompetensi dan integritas tinggi secara profesional. Penanganan klien yang dilakukan oleh staf merupakan kegiatan dimana satu klien dipertanggungjawabkan kepada satu staf yang menjadi sebagai pengarah dan pemberi nasihat terkait kasus yang ada.

Permasalahan pertama muncul terkait data klien yang tidak tersedia secara terpusat dan masih disimpan dalam tumpukan kertas, sehingga ketika ingin mencari data pada klien tertentu harus mencari pada staf yang

bersangkutan. Pencarian dokumen terkait data

klien juga masih sulit dan membutuhkan waktu yang lama yaitu bisa lebih dari 1 jam. Masalah kedua timbul saat aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh klien dan staf beberapa kali

tidak terekam disebabkan tidak adanya

pencatatan aktivitas konsultasi dan saat

pimpinan ingin memantau aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh klien dan staf, apakah sudah terselesaikan atau belum. Selain masalah aktivitas konsultasi harian terdapat juga masalah terkait pelaporan perpajakan bulanan dan perpajakan tahunan yang dikerjakan oleh staf. Pelaporan perpajakan tidak tercatat, tidak tervalidasi dengan baik dan terkadang hanya dilaporkan secara lisan, padahal pimpinan seharusnya melakukan pemantauan dan validasi terkait setiap pelaporan perpajakan. Masalah terakhir terkait dengan pengelolaan tanda terima yang masih tidak ada, sehingga bisa memiliki dampak buruk terkait penanggung jawab atas kesalahpahaman atau kehilangan berkas-berkas yang telah diserahkan.

Berdasarkan pada masalah yang sudah diuraikan, maka dalam pengelolahan data di kantor konsultan pajak I Gede Arianta dibuatkan sistem informasi untuk membantu dalam proses pengolahan data dan semua data bisa tersimpan secara terpusat dan bisa diakses oleh staf atau pimpinan. Pada kasus ini membutuhkan alat tanpa bergantung pada komputer lokal, bisa diakses dari mana saja, bisa diakses kapanpun dan bisa mendukung proses bisnis kantor. Maka sistem informasi yang dibangun berbasiskan web, hal ini dirasa cocok dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dalam mengembangkan sistem informasi

monitoring pekerjaan lebih sesuai dengan

menggunakan metode pengembangan Waterfall

Model supaya semua kebutuhan bisa terdefinisi

dengan baik.

Waterfall model disebut sebagai classic model yang memiliki sifat berurutan atau sistematis dalam melakukan pengembangan perangkat lunak (Pressman, 2010). Terdapat

beberapa fase pada waterfall model diantaranya

communication, planning, modelling,

construction, deployment. Fase awal

communication dilakukan untuk mendukung komunikasi dengan klien dalam inisiasi proyek, analisis masalah dan mengumpulkan data guna

mendukung untuk mendefinisikan daftar

kebutuhuhan atau fitur yang diinginkan dalam pengembangan perangkat lunak. Wawancara digunakan dalam mengumpulkan data secara langsung dengan orang yang diwawancarai

(H.M., 1990). Fase kedua planning merupakan

tahapan lanjutan communication berupa proses

analisis kebutuhan dan menghasilkan daftar kebutuhan user berupa kebutuhan fungsional

dan non fungsional. Fase ketiga modelling

merupakan fase perancangan dan pemodelan sistem yang fokus pada perancangan arsitektur sistem, struktur data, rancangan tampilan. Pada

tahap pemodelan menggunakan Unified

Modelling Language (UML). UML merupakan

standar bahasa pada penulisan blueprints sistem

yang digunakan untuk penentuan, visualisasi,

pembangunan, pendokumentasian sebuah

kerangka sistem. Pemodelan UML berupa use

case diagram, use case scenario, sequence diagram, class diagram. Fase keempat

construction sebagai langkah proses pembuatan

source code dan testing untuk menemukan

kesalahan. Pembuatan source code merupakan

hasil dari terjemahan desaik kedalam suatu bahasa yang dapat dibaca dengan komputer. Kemudian dilakukan testing untuk membantu dalam proses perbaikan sistem jika terdapat kesalahan pada sistem yang sudah dibangun serta memastikan sistem agar dapat befungsi

dengan layak. Fase terakhir deployment,

perangkat lunak yang sudah dilakukan testing

dan sudah dianggap layak maka selanjutnya

sistem diserahkan (delivery) dan

diimplementasikan kepada klien.

Monitoring pekerjaan bisa diartikan suatu aktivitas pengawasan atau memantau semua pekerjaan yang dilakukan oleh satu atau banyak

orang (Rohayati, 2014). Aktivitas monitoring

bisa secara langsung dan tidak langsung.

(3)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

meninjau secara langsung seluruh aktivitas yang sedang berjalan, sedangkan aktivitas

monitoring tidak langsung dilakukan dengan penelaahan laporan tertulis, mencermati laporan lisan atau wawancara dengan orang yang terlibat pada kegiatan yang dilakukan.

2. METODOLOGI

Metodologi penelitian berupa kerangka kerja mengenai penjabaran langkah-langkah penelitian secara berurutan.

Gambar 1 Metodologi Penelitian

Proses penelitian dimulai dengan studi literatur untuk memperoleh dasar teori sebagai referensi yang digunakan untuk mendukung

objek penelitian. Proses kedua adalah

pengumpulan data, melakukan wawancara secara langsung supaya mendaptkan informasi yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan sistem dan sesuai dengan harapan pengguna. Data penelitian diperoleh dari pimpinan dan staf kantor konsultan pajak I Gede Arianta. Data yang didapatkan bisa menjawab kebutuhan fungsional terkait fungsi apa saja yang

dibutuhkan dan kebutuhan non fungsional

terkait tampilan dan kemudahan dari sistem. Proses ketiga adalah analisis kebutuhan sistem yang digunakan untuk memetakan hasil dari

pengumpulan data ke dalam kebutuhan

fungsional dan non fungsional. Analisis

kebutuhan bertujuan untuk penyusunan

kebutuhan yang dibuat secara runtut dan terstruktur bisa mempermudah pembuatan

perancangan sistem, hasilnya berupa bussiness

process as-is, bussiness process to-be, use case diagram dan use case scenario. Proses keempat adalah perancangan sistem yang digunakan untuk refrensi rancangan arsitektur dalam proses implementasi. Hasil dari perancangan

sistem berupa sequence diagram, class diagram

dan rancangan user interface. Proses kelima

berupa implementasi sistem yang digunakan

untuk proses pembuatan source code dalam

pengimplementasian sistem yang mengacu terhadap rancanga desain yang sudah dibuat pada proses perancangan sistem. Proses keenam berupa pengujian sistem dimana sistem yang sudah selesai dibangun dilakukan tahap pengujian guna menentukan kualitas baik dan buruknya terhadap sistem. Jenis pengujian yang

dilakukan berupa black box testing untuk

menguji apakah kebutuhan sistem sudah terpenuhi dan lebih fokus kepada spesifikasi

fungsional (Mustaqbal, 2015). Pengujian

black-box testing menggunakan validation testing

yang lebih mengedepankan terhadap fungsional

suatu perangkat lunak dimana peneliti

menyediakan satu paket masukan valid dan tidak valid. Pengujian kedua akan mengukur waktu disaat sebelum implementasi sistem informasi dan sesudah implementasi sitem

informasi kemudian menghitung selisih

waktunya. Pada pengujian waktu akan dihitung rata-rata waktu yang dibutuhkan. Proses terakhir adalah penarikan kesimpulan dan saran, digunakan untuk melakukan penilaian, evaluasi dan peninjauan ulang pada sistem yang dibangun. Saran disajikan kepada pengembang sistem selanjutnya supaya bisa menambahkan kekurangan atau memperbaiki kesalahan yang ada pada sistem.

3. HASIL DAN ANALISIS

Analisis pemodelan proses bisnis

dilakukan dengan melakukan pemodelan

menggunakan Business Process Modelling

Notation (BPMN). Selanjutnya setelah

(4)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 2 Proses Bisnis Registrasi Klien Saat Ini

Gambar 3 Proses Bisnis Usulan Registrasi Klien

3.1 Pemodelan Proses Bisnis

Pada pemodelan proses bisnis dilakukan

dengan menganalisis proses bisnis as-is dan

to-be dari sistem yang akan diterapkan. Terdapat 4

analisis proses bisnis yang dilakukan dalam hasil penelitian yaitu:

1. proses bisnis registrasi klien 2. proses bisnis konsultasi

3. proses bisnis monitoring pajak bulanan 4. proses bisnis monitoring pajak tahunan. Pada Gambar 2, proses bisnis terdapat beberapa permasalahan dalam proses bisnis salah satunya di penyimpanan data klien. Data

klien yang disimpan pada proses bisnis as-is

berupa lampiran kertas yang disimpan oleh staf. Ketika pimpinan atau staf yang bersangkutan ingin mendapatkan data tertentu terkait klien maka harus bertemu dan staf yang bertangung jawab atas penyimpanan data klien tersebut, selain itu penyimpanan data klien saat ini bisa berdampak buruk apabila lampiran kertas terkait data klien hilang.

Gambar 3 merupakan usulan dari proses

bisnis registrasi klien yang salah satu

kegiatannya berupa penyimpanan data klien secara terpusat kedalam sistem informasi yang dibangun. Pimpinan dan staf bisa melihat data klien saat diperlukan kapanpun tanpa harus mencari data ditempat penyimpanan tertentu dan mencari staf yang bertanggung jawab terhadap klien yang bersangkutan.

Pada Gambar 4 pemodelan proses bisnis konsultasi yang dilakukan oleh staf tidak

terdapat pencatatan kegiatan konsultasi,

sehingga menimbulkan masalah terkait sulitnya pimpinan dalam memantau kegiatan konsultasi mengenai masalah terkait konsultasi klien yang sudah terselesaikan atau belum.

(5)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Terdapat permasalah juga untuk aktivitas mengecek dokumen yang diserahkan pada Gambar 4. Disaat klien menyerahkan dokumen kepada staf tidak terdapat pencatatan dokumen yang diberikan dan tidak ada pembuatan dokumen serah terima, hal ini dikarenakan masih belum adanya format standar untuk pembuatan serah terima

Gambar 5 merupakan usulan dari proses bisnis konsultasi, salah satu kegiatannya memasukkan bahasan konsultasi kedalam sistem sehingga aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh setiap staf bisa dipantau oleh pimpinan.

Kemudian masalah yang ada pada proses

bisnis dilakukan analisis permasalahan

sehingga bisa didapatkan solusi yang bisa mengatasi permasalah tersebut. Berikut Tabel 1 menjelaskan analisis permasalahan.

Tabel 1 Analisis Permasalahan Dalam Menangani Monitoring

Masalah 1. Pengelolaan data klien belum

teratur dan belum baik

2. Kegiatan konsultasi antara klien dan staf tidak terekam atau tersimpan sehingga sulit dipantau oleh pimpinan

3. Pelaporan monitoring pekerjaan perpajakan klien tidak terekam atau tersimpan sehingga sulit dipantau oleh pimpinan

4. Pengelolaan bukti tanda terima tidak terekam atau tersimpan dalam serah terima dokumen

5. Proses validasi perpajakan yang telah selesai dikerjakan oleh staf tidak teratur

Mempengaruhi 1. Penyelesaian masalah klien yang dikerjakan staf kantor konsultan

pajak

2. Pelaporan dan validasi pekerjaan perpajakan klien yang dikerjakan oleh staf kepada pimpinan

Dampak 1. Data klien tidak diketahui akibat

kehilangan data klien

2. Permasalahan yang dihadapi klien tidak terselesaikan

3. Perpajakan tahunan klien atau bulanan klien tidak terbayarkan

4. Terjadi kesalahpahaman terkait pertanggungjawaban dokumen klien yang sudah diserahkan kepada kantor

Solusi 1. Membuat sistem informasi yang

dapat mendukung pengelolaan data klien secara baik dan juga teratur

2. Membuat sistem informasi yang dapat memantau kegiatan konsultasi harian staf

3. Membuat sistem informasi yang bisa mengelola dan memberikan bukti tanda terima terkait serah terima dokumen klien

4. Membuat sistem informasi yang bisa mengelola proses monitoring perpajakan dan validasi perpajakan klien yang sudah selesai dikerjakan oleh staf kepada pimpinan

3.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Dari hasil analisa proses bisnis kemudian dilanjutkan dengan identifikasi aktor yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi, kemudian menganalisis kebutuhan fungsional

dan non-fungsional. Berikut pada Tabel 2

merupakan aktor yang terlibat pengembangan sistem

(6)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Tabel 2 Identifikasi Aktor

No Aktor Deskripsi

1. Staf Semua staf yang secara langsung berhubungan dengan klien dan bertanggung jawab pada kegiatan konsultasi, proses perpajakan klien serta serah terima dokumen klien

2. Pimpinan Orang yang memiliki otorisasi penuh dan mengelola staf dalam penggunaan sistem serta memantau pekerjaan yang dilakukan oleh setiap staf

3. Pengguna Terdiri dari staf dan pimpinan

Gambar 6 Use Case Diagram Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta

Pada model use case diagram yang

ditunjukkan Gambar 6 mengacu pada

kebutuhan fungsional dan merepresentasikan keterlibatan aktor dalam sistem. Hasil analisa kebutuhan pada penelitian ini terdapat 19

kebutuhan fungsional dan 1 kebutuhan non

-fungsional. Kebutuhan fungsional utama yang

menjadi acuan dalam pembuatan use case

diagram pada sistem yang akan dibangun antara lain kelola data klien, kelola monitoring

aktivitas klien kelola monitoring bulanan klien,

kelola tanda terima dokumen, kelola monitoring

tahunan klien, kelola proposal, request validasi

monitoring bulanan klien, tambah tanda terima

dokumen, request validasi monitoring tahunan

klien, request persetujuan proposal, kelola staf,

validasi monitoring bulanan klien, validasi

monitoring tahunan klien, persetujuan proposal,

melihat grafik aktivitas, melihat grafik

monitoring bulanan, melihat grafik monitoring

tahunan.

3.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan langkah awal dalam mendesain sistem dan merancang antarmuka sistem. Pembuatan perancangan sistem mengacu pada hasil dari analisis kebutuhan sistem. Tahapan perancangan sistem

meliputi sequence diagram, class diagram,

perancangan basis data dan perancangan antarmuka pengguna. Perancangan dilakukan

dengan melakukan pemodelan requirement

menggunakan Unified Modelling Language

(UML).

3.3.1 Sequence Diagram

Pembuatan sequence diagram memuat

penggambaran alur interaksi yang

memfokuskan urutan pertukaran pesan antar objek dalam sistem. Berikut Gambar 7

merupakan salah satu sequence diagram dengan

aktor pimpinan untuk memantau aktivitas konsultasi setiap staf berupa gambar grafik. Alur sequence diagram melihat grafik aktivitas diawali dengan pengguna memilih menu

dashboard, selanjutnya sistem akan

(7)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 7 Sequence Diagram Melihat Grafik Aktivitas

Setelah perancangan sequence diagram

langkah selanjutnya dengan membuat

perancangan class diagram. Class diagram

meliputi kelas atau objek yang saling berkaitan dalam sistem informasi.

Gambar 8 Class Diagram Pimpinan

Gambar 8 merupakan class diagram

pimpinan, terdapat 9 kelas controller yang

dibuat untuk membangun sistem informasi

monitoring pekerjaan diantaranya c_login,

c_tanda_terima, c_pengguna, c_proposal,

c_monitoring_tahunan c_dashboard, c_klien,

c_monitoring_bulanan, c_monitoring_aktivitas

dan c_proposal. Terdapat class diagram model

pimpinan yang digunakan dalam mengelola

data yang berhubungan dengan query database

pada saat implementasi code program. Terdapat

9 kelas model yang dibuat, diantaranya

m_login, m_dashboard, m_staf, m_klien,

m_proposal, m_monitoring_bulanan,

m_tanda_terima dan m_monitoring_tahunan

Setelah perancangan class diagram

langkah selanjutnya melakukan perancangan antarmuka pada sistem yang akan dibangun. Berikut rancangan antarmuka pada sistem

informasi monitoring pekerjaan kantor

konsultan pajak I Gede Arianta pada Gambar 9 sebagai berikut.

Keterangan pada nomor 1 sampai 8 secara berurutan adalah logo, status login, icon, menu,

daftar proses request staf, notifikasi belum

bayar, notifikasi belum lapor, grafik monitoring

konsultasi.

3.4 Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan tahapan menerjemahkan hasil dari analisis kebutuhan dan perancangan ke dalam kode pemrograman.

Implementasi sistem menggunakan framework

CodeIgniter yang terdiri dari 3 jenis class

diantaranya controller, model dan view. Hasil

dari implementasi sistem untuk aktor pimpinan

menghasilkan 9 controller class dan 9 model

class.

Gambar 10 Implementasi Antarmuka Dashboard Pimpinan

(8)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 11 Implementasi Antarmuka Kelola Monitoring Aktivitas

Hasil tampilan dari implementasi sistem pada Gambar 10 menunjukkan dashboard awal pimpinan dan Gambar 11 menunjukkan antarmuka dengan aktor pimpinan untuk mengelola aktivitas konsultasi.

3.5 Pengujian Sistem

Pada bagian ini menjelaskan mengenai

pengujian sistem yang dilakukan dengan

black-box testing berupa validation testing. Validation testing dari 19 uji fungsional sistem yang sudah dilakukan menghasilkan 100% valid, artinya seluruh kasus uji tidak terdapat kesalahan atau

error.

Pengujian Perbandingan Waktu dilakukan untuk melihat hasil perbedaan waktu yang diperlukan oleh pimpinan dan staf untuk mencari data klien yang disimpan di kantor. Pada Tabel 3 menunjukkan tabel hasil perbandingan waktu antara aktivitas sebelum dan setelah implementasi sistem. Aktivitas yang akan dibandingkan adalah aktivitas untuk kebutuhan dalam mendapatkan data klien.

Tabel 3 Selisih Hasil Perbandingan Waktu

Proses Bisnis

Total Rata-Rata Mendapatkan Data Klien

Terbaik Terburuk

Rata-Rata

Sebelum

Implementasi 7 menit

1 jam 10 menit

38 menit 30 detik

Setelah

Implementasi 10 detik 50 detik 30 detik

Selisih 6 menit 50 detik

Berdarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tahap analisis proses perancangan

bisnis menghasilkan proses bisnis yang bisa mempermudah aktivitas dalam

mengelola data klien, mengelola

kegiatan konsultasi, mengelola

perpajakan tahunan dan bulanan dan mengelola tanda terima. Hasil dari

analisis permasalah terdapat 19

kebutuhan sistem yang diprioritaskan.

2. Hasil dari proses perancangan berupa

19 use case, 7 sequence diagram, 7

kelas controller dan 7 kelas model

yang didokumentasikan dalam

pemodelan UML. Hasil dari proses

implementasi sisem berupa code

program yang dibangun dengan

menggunakan bahasa pemrograman

HTML, CSS, PHP, Javascript,

CodeIgniter sebagai framework PHP

dan MySQL sebagai database system.

3. Berdasarkan dari pengujian

menggunakan black-box testing

dengan validation testing

membuktikan pada 19 kasus uji dengan nilai 100% valid. Hasil pengujian perbandingan waktu yang

telah menyelesaikan permasalahan

pencarian data klien dan didapatkan bahwa waktu yang diperlukan oleh pimpinan untuk mendapatkan data klien ketika sebelum implementasi sistem rata-rata adalah 38 menit 30 detik, sedangkan proses tersebut dapat dipercepat setelah implementasi sistem

yang mana pimpinan dapat

mendapatkan data klien dalam waktu rata-rata 30 detik. Selisih waktu antara sebelum dan sesudah implementasi sistem rate-rata 38 menit

5. DAFTAR PUSTAKA

H.M., J., 1990. Analisis & Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Prakter Aplikasi Bisnis (Vol. 1). Yogyakarta: Andi Offset.

Laudon, K. C., 2013. Management Information

Systems: Managing the Digital Firm

(13th ed.). United States of America: Pearson Education.

(9)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

BOUNDARY VALUE ANALYSIS (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi

Kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah

Teknologi Informasi Terapan, 1(3), 31-36.

Pressman, R. S., 2010. Software Engineering A

Practitioner's Approach 7th Ed - Roger S. Pressman (7th ed.). New York: McGraw-Hill.

Rohayati, M., 2014. MEMBANGUN SISTEM INFORMASI MONITORING DATA INVENTORY DI VIO HOTEL

INDONESIA. Jurnal Ilmiah Komputer

dan Informatika (KOMPUTA), 1(1), 1-8.

Gambar

Gambar 1 Metodologi Penelitian
Gambar 2 Proses Bisnis Registrasi Klien Saat Ini
Tabel 1 Analisis Permasalahan Dalam Menangani Monitoring
Tabel 2 Identifikasi Aktor
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian observasi siklus 1 yang dilakukan saat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media film diperoleh data bahwa pembelajaran menggunakan media film

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat

(Tepuk tangan riuh). Saudara-saudara! Apakah yang dinamakan merdeka? Di dalam tahun ‘33 saya telah menulis satu risalah, Risalah yang bernama „Mencapai Indonesia Merdeka".

Hasil bioautografi ekstrak daun buni fraksi polar, semipolar dan nonpolar yang diuji dengan bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa menunjukkan hasil negatif, atau

Penelitian yang dilakukan oleh Sandy Kosasi dengan judul Penerapan rapid Application Development Dalam Sistem Perniagaan Elektronik Furniture dapat disimpulkan

- Tidak adanya posko/klinik kesehatan darurat yang dapat diakses oleh pengungsi di kamp pengungsian, ini didasarkan dengan ditemukannya bayi penderita gizi buruk yang sudah

Neraca Massa pada Reaktor Elektrolisis Untuk arus 10 Amper dan 6 Lempeng Elektroda ... Neraca Massa Pada BubblerElektrolisis Untuk arus 10 Amper dan 6 Lempeng

Berdasarkan atas banyaknya pengguna sepeda motor dan kebutuhan akan tenaga mekanik untuk kerusakan sepeda motor, maka penulis berkeinginan memberikan sebuah kontribusi