• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. PENDAHULUAN - PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMKN I DONOROJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A. PENDAHULUAN - PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMKN I DONOROJO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

44

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMKN I DONOROJO

Oleh : Luqman Hadi

Abstrak

Kepala sekolah merupakan faktor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya. Maka dari itu, kepala sekolah dituntut senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja para staf yang ada di sekolah. Melihat penting dan strategisnya posisi kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan sekolah, maka seharusnya kepala sekolah mempunyai kemampuan relation yang baik dengan segenap warga di sekolah, sehingga tujuan sekolah dan pendidikan dapat dicapai secara optimal.

Hasil dari penelitian ini adalah di lingkungan SMK Negeri I Donorojo Pacitan telah berjalan sistem dan prosedur yang merupakan penerapan TQM secara bertahap yang diterapkan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah dalam mengambil kebijakan-kebijakan program sekolah yang berkaitan dengan lima pilar TQM (Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan Dan Komitmen)

melibatkan semua elemen yang terkait dengan berlangsungnya proses pendidikan di SMK Negeri I Donorojo Pacitan. Kepala sekolah telah melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dalam melaksanakan program yang telah disepakati bersama. Kepala sekolah juga berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan guru dengan baik, beliau menggunakan pendekatan individu maupun kelompok.

Kata Kunci : Kepala Sekolah, TQM, Pendidikan Agama Islam

A. PENDAHULUAN

(2)

45

Pendidikan merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat/bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat/bangsa tersebut. Karena itu, para peneliti dan pengembang Pendidikan Islam tiada henti-hentinya untuk membahas masalah tersebut. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia secara menyeluruh (kaffah). Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, tangguh, kreatif, mandiri, demokratis, dan professional pada bidangnya masing-masing.1

Pendidikan dapat dilaksanakan dimana saja, tidak terbatas ruang dan waktu. Adakalanya yang dinamakan pendidikan formal, non-formal dan pendidikan informal. Penulis akan membahas tentang pendidikan formal saja untuk membatasi pembahasan. Biasanya pendidikan formal dilaksanakan di sekolah yang sudah mendapat pengakuan dari pemerintah dan masyarakat disekitarnya. Di dalam sekolah itu sendiri banyak komponen yang menjadi pilar-pilarnya. Disitu ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, murid serta para staf karyawan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara2. Sedangkan Pendidikan Islam itu sendiri adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu maupun sosial, untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah) maupun ajar yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual

1

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, cet. V, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2005, 31.

2

(3)

46

dan spiritual berlandaskan nilai Islam untuk mencapai kehidupan bahagia dunia dan akhirat.3

Salah satu kekuatan efektif diantara komponen sekolah adalah peran kepala sekolah, yaitu kewajiban kepala sekolah untuk mempengaruhi mendorong, mengakrabkan dan membimbing dalam proses pelaksanaan kegiatan pengajaran baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Esensi kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan di sekolah. Seorang kepala sekolah adalah orang yang benar-benar seorang pemimpin, seorang manajer, seorang pendidik dan seorang supervisor. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah harus signifikan sebagai kunci keberhasilan sekolah.

Kepala sekolah merupakan faktor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya. Maka dari itu, kepala sekolah dituntut senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja para staf yang ada di sekolah. Melihat penting dan strategisnya posisi kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan sekolah, maka seharusnya kepala sekolah mempunyai kemampuan relation yang baik dengan segenap warga di sekolah, sehingga tujuan sekolah dan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Kepala sekolah merupakan tokoh sentral di sekolah, ibarat pilot yang menerbangkan pesawat mulai tinggal landas hingga membawa penumpangnya selamat mendarat sampai tujuan.

Pelaksanaan pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan setidaknya mampu mencapai makna dari pendidikan diatas walaupun memang sulit untuk mencapai semua komponen yang tercantum dalam UU Sisdiknas diatas, akan tetapi baik lembaga formal maupun non-formal setidaknya bisa membantu memberikan kontribusi untuk mewujudkan peserta didik yang mempunyai kualitas yang handal.

Total Quality Manajemen (TQM) adalah suatu sistem manajemen yang berfokus pada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara

3

(4)

47

berkelanjutan kepuasan masyarakat pada tingkat biaya sesungguhnya yang secara berkelanjutan dan terus menerus. Pendapat lain mengatakan bahwa TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.4 TQM merupakan pendekatan sistem yang secara menyeluruh bukan terpisah dan merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi, sistem ini bekerja secara holistik dan berkesinambungan dari input sampai pada output.

Pelaksanaan TQM dalam pendidikan dimaksud untuk meningkatkan mutu pendidikan, karenanya dalam proses pendidikan yang dilakukan pada lembaga pendidikan tidak semuanya mampu menyelenggarakan pendidikan dengan baik dan sesuai dengan standart kompetensi yang diharapkan, hal ini perlu diperhatikan lebih jauh mengenai proses pembelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut.

Dalam pelaksanaannya TQM pada lembaga pendidikan tidak hanya difokuskan pada kegiatan belajar siswa akan tetapi input, proses, output serta lingkungannya harus diperhatikan, selain itu juga lembaga juga harus diperhatikan penuh, karena itu semua komponen yang ada pada lembaga pendidikan harus diatur atau dikelola dengan tepat untuk bisa menghasilkan output sesuai yang diharapkkan.

Sekolah atau lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan kadang kurang memperhatikan manajemen didalam proses kegiatan belajar mengajar, kadang guru atau kepala sekolah hanya memfokuskan untuk memberikan materi pelajaran, siswa diajarkan untuk menghafal pelajaran, jam pelajaran disekolah habis untuk menyampaikan materi dikelas. Hal ini menimbulkan siswa menjadi jenuh dan kegitan belajar mengajar kurang menyenangkan, alangkah baiknya dalam proses belajar mengajar guru memberikan inovasi-inovasi pengajaran agar siswa tidak jenuh dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.

4

(5)

48

Pengelolaan pengajaran yang dilakukan secara baik dalam proses belajar mengajar pasti akan membawa dampak pada hasil belajar, karena itu penting sekali untuk diperhatikan guna untuk menghasilkan output pendidikan yang diharapkan, agar siswa yang belajar berbagai ilmu yang diberikan tidak sia-sia nantinya kelak ketika siswa sudah selesai dari jenjang pendidikan.

Maka dari itu, untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan lembaga pendidikan yang maju, peran kepala sekolah sangat signifikan dalam menerapkan TQM di sekolah, sehingga akan memberikan kontribusi banyak guna menjawab tantangan jaman yang kian hari tidak menentu, dan persaingan yang semakin ketat dikalangan output pendidikan.

B. PEMBAHASAN 1. kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.5

Di lembaga persekolahan, kepala sekolah atau yang lebih popular sekarang disebut sebagai "guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah", bukanlah mereka yang kebetulan mempunyai nasib baik senioritas, apalagi secara kebetulan direkrut untuk menduduki posisi itu, dengan kinerja yang serba kaku dan mandul. Mereka diharapkan dapat menjadi sosok pribadi yang tangguh, handal dalam rangka pencapaian tujuan sekolah.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasannya posisi kepala sekolah akan menetukan arah suatu lembaga. Kepala sekolah merupakan pengatur dari program yang ada di sekolah. Karena nantinya diharapkan kepala sekolah akan membawa spirit kerja guru dan

5

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya),

(6)

49

membangun kultur sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendiddikan agama Islam.

2. Fungsi Dan Tugas Kepala Sekolah

Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M Amirin dalam bukunya "Administrasi Pendidikan" menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah: Pertama, Perumus tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan sekolah. Kedua, Pengatur tata kerja sekolah, yang mencakup mengatur pembagian tugas dan wewenang, mengatur petugas pelaksana, menyelenggarakan kegiatan. Ketiga, Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi: mengatur kegiatan, mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana.6

Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah: Pertama, Perencanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi pencapaian. Kedua, Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur organisasi, menetapkan staf dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing staf. Ketiga, Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf melalui internal marketing dan memberi contoh external marketing. Keempat, Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan membimbing semua staf dan warga sekolah. Kelima,

Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif dan menghindarkan serta menanggulangi konflik.7

6

Daryanto, Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: 2001, 81.

7

(7)

50 3. Pengertian TQM

Secara umum, kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.

Edwards Sallis berpendapat bahwa manajemen mutu terpadu merupakan sebuah filosofi tentang perbaikan terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya saat ini dan untuk masa yang akan datang. 8

Patricia Kovel-Jarboe mengutip Caffee dan Sherr menyatakan bahwa TQM adalah suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. 9

Dapat disimpulkan bahwa TQM merupakan suatu teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personelnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkelanjutan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan.

4. Hakikat TQM

Sesunguhnya manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama. Pertama, sebagai suatu filosofi dari perbaikan terus menerus (continous improvement) dan kedua, berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming dan force field analysis (analisis kekuatan lapangan), yang digunakan untuk perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan dan harapan para pelanggan.

8

Edward Sallis, Total Quality Management In Education (manajemen mutu pendidikan), IRCiSod, Jogjakarta:2006, cet. II, 73.

9

(8)

51

Berarti manajemen mutu dalam pendidian dapat saja disebutkan

“mengutamakan pelajar” atau “program perbaikan sekolah”, yang

mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif. Penekanan yang paling penting bahwa mutu terpadu dalam programnya dapat mengubah kultur sekolah. Para pelajar dan orang tuanya menjadi tertarik terhadap perubahan yang ditimbulkan manajemen mutu terpadu melalui berbagai program perbaikan mutu. Sebagaimana halnya sekolah yang telah menerapkan manajemen mutu terpadu, sekolah itupun mempunyai lima karakter, diantaranya yaitu: (1) fokus pada pelanggan baik internal maupun eksternal, (2) adanya keterlibatan total, (3) adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah, (4) adanya komitmen, dan (5) adanya perbaikan yang berkelanjutan.

5. Pendiddikan Agama Islam

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia (aspek rohaniah dan jasmaniah), juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan/pertumbuhan. Tidak ada satu pun makhluk ciptaan Tuhan di atas bumi ini yang dapat mencapai kesempurnaan/kematangan hidup tanpa berlangsung melalui suatu proses. Maka dari itulah proses yang dimaksud untuk mengembangkan potensi manusia adalah pendidikan.

Sebagaimana yang telah dikatakan oleh tokoh ahli pendidikan barat yaitu Mortimer J. Adler, bahwa pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.10

10

(9)

52 6. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Konsep pendidikan selalu berada dalam lingkungan budaya yang tidak terlepas dari eksistensinya. Untuk mengetahui tujuannya harus berdasarkan atas tinjauan filosofis. Adapun tujuan pendidikan secara umum adalah: Pertama, Jika pendidikan bersifat progresif, maka tujuannya harus diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman. Dalam hal ini, pendidikan bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada anak didik, tetapi juga melatih kemampuan berpikir dengan memberikan stimulan sehingga mampu berbuat sesuai dengan inteligent dan tuntutan lingkungan. Aliran ini dikenal dengan progresivisme. Kedua, Jika yang dikehendaki pendidikan adalah nilai yang tinggi, maka pendidikan pembawa nilai yang ada di luar jiwa anak didik, sehingga ia perlu dilatih agar mempunyai kemampuan yang tinggi. Aliran ini dikenal dengan essensialisme. Ketiga, Jika tujuan pendidikan dikehendaki agar kembali kepada konsep jiwa sebagai tuntunan manusia, maka prinsip utamanya ia sebagai dasar pegangan intelektual manusia yang dapat menjadi sarana untuk menemukan evidensi sendiri. Aliran ini dikenal dengan pereniallisme. Keempat, Menghendaki agar anak didik dapat dibangkitkan kemampuannya secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan masyarakat karena adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penyesuaian ini, anak didik tetap berada dalam suasana alam dan bebas yang dikenal dengan aliran rekonstruksionisme.

C. PENUTUP

(10)

53

stafnya sesuai pada posisinya masing-masing, menggerakkan warga sekolah (guru, karyawan, dan peserta didik) dalam penigkatan mutu sekolah dengan konsep TQM melalui pendekatan sistem dan prosedur, serta mengawasi atau mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan memakai sistem dan prosedur yang telah diterapkan demi tercapainya mutu sekolah. Dalam kegiatan evaluasi ini, kepala sekolah mengadakan pertemuan setiap bulan dan tiga sampai enam bulanan.

Kedua, Kepala sekolah dalam mengambil kebijakan-kebijakan program sekolah yang berkaitan dengan lima pilar TQM (Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan Dan Komitmen) melibatkan semua elemen yang terkait dengan berlangsungnya proses pendidikan di SMK Negeri I Donorojo Pacitan. Setiap program dan keputusan yang dibuat oleh staf yang berssangkutan selalu mendapatkan persetujuan, asalkan program tersebut mengarah pada peningkatan mutu pendidikan, khusunya pendiddikan agama Islam. Persetujuan dan dukungan tidak hanya dengan ucapan melainkan juga dengan tindakan dan pemberian anggaran dana yang cukup untuk setiap kegiatan yang diprogramkan, kepala sekolah langsung ikut serta bersama panitia dan peserta didik dalam menjalankan program yang telah mendapat persetujuan. Tidak kalah pentingnya yaitu kepala sekolah juga memberikan motivasi kepada setiap para stafnya untuk melaksanakan programnya.

Ketiga, Kepala sekolah telah melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dalam melaksanakan program yang telah disepakati bersama. Kepala sekolah juga berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan guru dengan baik, beliau menggunakan pendekatan individu maupun kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin, 2003, Filsafat Pendidikan Islam (edisi revisi), Jakarta, cet. I, Bumi Aksara.

(11)

54

M. Suyudi, 2005, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, cet. I, Yogyakarta, Mikraj.

Mulyasa, E., 2005, Menjadi Kepala Sekolah ProfesionalDalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, cet. V, Bandung, Rosda Karya.

Suderadjat, Hari, 2004, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,

Bandung, Cipta Cekas Grafika.

Sallis, Edward, 2006, Total Quality Management In Education (manajemen mutu pendidikan), cet. II, Jogjakarta, IRCiSod.

Syafaruddin, 2001, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendiddikan agama Islam, Jakarta Grasindo.

Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia, 2003, Total Quality Management, Yogyakarta, Andi Offset.

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, BAB I Pasal I, Bandung;

Referensi

Dokumen terkait

b) Memeriksa apakah terhadap akad yang digunakan dalam produk baru telah terdapat fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Apabila sudah ada

Jurnal Ilmu Komputer, Vol.1,No.1, Oktober 2012 26 Model use case dapat dipergunakan sebagai pemandu pada hampir semua aktivitas pengembangan perangkat lunak mulai

Tässä tutkimuksessa tullaan erottelemaan tehtävät edellä mainitun omi- naisuuden perusteella mekaanisiin tehtäviin ja rutiiniongelmiin, sillä näin voidaan erotel- la

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Bagaimanakah Manajemen Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dalam Mendorong Pengembangan

Untuk itu, diperlukan pengembangan bahan ajar modul pembelajaran biologi bernuansa Islami berbasis inquiry terbimbing untuk memberdayakan kreativitas belajar peserta

kalk di minum 1x1 sesuadah makan pada pagi hari dan Fe dan vitamin C di minum 1x1 sesudah makan pada malam hari sebelum tidur di minum dengan air putih atau air jeruk untuk

(1) dari sisi aturan yang tertulis dalam tatatertib mahasiswa sebenarnya sudah cukup memadai, namun belum ada kedisplinan dari lembaga dalam menegakkan aturan

Iradat Konsultan yang sedang berjalan adalah adanya pertukaran data yang tidak efisien antara gedung kantor pusat dan kantor cabang yang belum terhubung secara fisik,