• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS RESUME analisis algoritma MAKROEKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS RESUME analisis algoritma MAKROEKONOMI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS RESUME MAKROEKONOMI

WAH HENDRIX PRIAMBUDI

133060018549

3 - AE D3 AKUNTANSI

(2)

BAB III

PENDAPATAN NASIONAL

A. Apa Yang Menentukan Produksi Barang dan Jasa Total

1. Faktor produksi

Merupakan input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dua

faktor produksi yang paling penting adalah modal (K) dan tenaga kerja (L).

2. Fungsi produksi

Fungsi produksi dapat ditulis sebagai :

Y = F(K,L)

Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah

modal dan tenga kerja menjadi output.

3. Penawaran barang dan jasa

Dalam bab ini, kita mengasumsikan bahwa modal dan tenaga kerja tetap, jadi

output (Y) juga tetap.

̅ ̅ ̅

B. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor Faktor Produksi

Distribusi pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini yaitu :

1) Harga faktor produksi

oleh penawaran dan permintaannya. Karena kita mengasumsikan bahwa faktor

(3)

mengasumsikan bahwa harga faktor produksi diabaikan, jumlah faktor produksi

yang ditawarkan ke pasar adalah sama.

2) Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif

Perusahaan kompetitif relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana pedagang

berlangsung, sehingga memiliki pengaruh yang kecil terhadap harga pasar. Untuk

membuat produknya, perusahaan memerlukan 2 faktor produksi, modal dan

tenaga kerja. Perusahaan itu akan memproduksi lebih banyak produknya jika

memiliki lebih banyak mesin, atau para pekerjanya lebih lama dalam bekerja.

Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan penerimaan

yang dikurangi biaya – biaya. Biaya yang terkait dalam hal ini adalah biaya untuk menyewa tenaga kerja dan juga sewa / modal.

3) Permintaan Perusahaan Terhadap Faktor – Faktor Produksi

Cara perusahaan mengetahui berapa banyak faktor produksi yang diperlukan

untuk memaksimalkan laba adalah :

a. Produk Marjinal Tenaga Kerja

Merupakan jumlah output tambahan yang

diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga

kerja tambahan, dengan mempertahankan

jumlah modal tetap. Kebanyakan fungsi

produksi memiliki sifat produk marjinal

yang semakin menurun. Pada grafik

disamping menggambarkan bahwa kemiringan fungsi produksi sama dengan

produk marjinal tenaga kerja, ketika lebih banyak tenaga kerja ditambahkan

produk marjinal tenaga kerja turun.

b. Dari MPL ke Permintaan Tenaga Kerja

Saat memutuskan penambahan tenaga kerja, perusahaan kompetitif

memaksimalkan laba mempertimbangkan bagaimana keputusan itu akan

(4)

dan harga output. MPL bergantung jumlah tenaga kerja. Kurva MPL melandai ke

bawah karena MPL

berkurang bila L

meningkat. Grafik ini

juga merupakan kurva

permintaan tenaga

kerja perusahaan.

c. MPK dan Permintaan Modal

Produk marjinal modal / MPK merupakan jumlah output tambahan yang

perusahaan dapatkan dari unit modal tambahan, dengan jumlah tenaga kerja

konstan. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menyewa modal lebih

banyak sampai MPK turun sama dengan harga sewa riil. Harga sewa modal riil

diukur dalam unit barang bukan rupiah.

4) Pembagian Pendapatan Nasional

Pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah

laba ekonomis. Jika tiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka

jumlah pembayaran faktor-faktor ini sama dengan output total.

5) Fungsi Produksi Cobb – Douglass

C. Apa yang Menentukan Permintaan Terhadap Bajang dan Jasa

(5)

D. Apa yang Membuat Permintaan dan Penawaran terhadap Barang dan Jasa dalam

Equilibrium

1. Equilibrium di Pasar Barang dan Jasa

2. Equilibrium di Pasar Uang

(6)

BAB IV

UANG DAN INFLASI

A. Uang

Merupakan persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan

transaksi.

a. Fungsi Uang

Uang memiliki 3 fungsi yaitu :

i) Penyimpan nilai

Uang mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan

ii) Unit Hitung

Uang memberikan ukuran dimana harga ditetapkan dan utang dicatat.

iii)Media Pertukaran

Uang digunakan sebagai media untuk membeli barang dan jasa.

b. Jenis Uang

Jenis uang ada 2 yaitu uang atas tunjuk (fiat money) dan uang komoditas

(commodity money). Fiat money merupakan uang yang tidak memiliki nilai

intrinsik karena ditetapkan oleh pemerintah sebagai uang melalui suatu undang

– undang. Uang komoditas merupakan uang yang memiliki nilai intrinsik. contohnya adalah emas.

c. Bagaimana Kuantitas Uang Dikendalikan

Jumlah uang yang tersedia disebut jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang

beredar dikendalikan oleh bank sentral pada suatu perkonomian negara.

Kebijakan bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar disebut

kebijakan moneter.

B. Teori Kuantitas Uang

a. Transaksi dan Pesamaan Kuantitas

Persamaan kuantitas uang yaitu :

(7)

Dimana M merupakan Uang, V merupakan Perputaran uang, P merupakan Harga

dari suatu transaksi, dan T merupakan jumlah transaksi.

b. Dari Transaksi Menjadi Pendapatan

Dari persamaan kuantitas uang tersebut jumlah transaksi sulit diukur, jadi

variabel T dalam persamaan tersebut diganti Y atau output total dari

perekonomian

Dalam hal ini karena Y merupakan jumlah output total, maka V merupakan

perputaran pendapatan uang.

c. Fungsi Permintaan Uang dan Persamaan Kuantitas

Fungsi permintaan uang adalah persamaan yang menunjukkan penentu

keseimbangan uang riil yang orang ingin pertahankan. ⁄

merupakan konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin

ditahan orang untuk setiap pendapatan.

C. Inflasi dan Tingkat Bunga

a. Tingkat Bunga Riil dan Nominal

Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang dibayarkan oleh bank,

sedangkan tingkat bunga riil adalah kenaikan daya beli.

Dimana merupakan tingkat inflasi. Jadi, Tingkat bunga riil merupakan selisih

antara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi.

b. Efek Fisher

Persamaan diatas disebur persamaan fisher. Persamaan ini menunjukkan bahwa

tingkat bunga bisa berbeda karena 2 alasan yaitu karena tingkat bunga riil

berubah atau karena tingkat inflasi berubah.

(8)

Tingkat bunga riil yang diharapkan peminjam dan pemberi pinjaman harapkan

ketika kesepakatan dibuat disebut tingkat bunga riil ex ante. Sedangkan tingkat

bunga riil yang terealisasi disebut tingkat bunga ex post.

D. Tingkat Bunga Nominal dan Permintaan Terhadap Uang

Biaya Memegang Uang

Persamaan ini menyatakan bahwa permintaan terhadap likuiditas keseimbangan

uang riil adalah fungsi dari pendapatan (Y) dan tingkat bunga nominal (i).

Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar permintaan untuk

keseimbangan uang riil

E. Biaya Sosial Inflasi

a. Biaya Inflasi yang Diharapkan

1. Biaya Kulit Sepatu

Karena adanya inflasi sesorang akan lebih sering berjalan ke ATM

untuk mengambil uang, sehingga kulit sepatu akan mudah rusak

2. Biaya Menu

Karena inflasi harga – harga dalam suatu daftar menu akan sering berubah, jadi akan menimbulkan biaya untuk mengganti menu

yang lebih banyak.

3. Biaya Lain

Biaya lain ini terkait pajak pemerintah , sering kali undang undang

pajak tidak memperhatikan efek inflasi pada pendapatan

b. Biaya Inflasi yang Tidak Diharapkan

Inflasi yang tak terantisipasi tidak disukai karena meredistribusi, secara subjektif,

kekayaan di antara individu. Contohnya, ini mengganggu pensiun tetap individu.

Sering kontrak ini tidak dibuat dalam satuan riil dengan diindeks pada ukuran

tertentu tingkat harga

(9)

Merupakan inflasi yang melebihi 50% per bulan lebih dari 1% per hari. Biaya - biaya

seperti biaya kulit-sepatu dan biaya menu jadi lebih buruk dengan hiperinflasi. Sistem

pajak juga terdistorsi. Kemudian, ketika biaya jadi terlalu besar, uang kehilangan

perannya sebagai penyimpan nilai, unit hitung dan media pertukaran. Barter atau

(10)

BAB VII

PERTUMBUHAN EKONOMI

AKUMULASI MODAL DAN PERTUMBUHAN POPULASI

Pada bab ini kita akan mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi yang disebut model

pertumbuhan solow.

A. Akumulasi Modal

a. Penawaran dan Permintaan terhadap Barang dan Fungsi Produksi

Penawaran barang dalam model solow didasarkan pada fungsi produksi yang

sudah dikenal yang menyatakan bahwa output bergantung pada persediaan

modal dan angkatan kerja

Permintaan barang dalam model solow berasal dari konsumsi dan investasi.

Dengan kata lain, output per pekerja merupakan konsumsi per pekerja dan

investasi per pekerja.

Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap

pekerja k menentukan jumlah output tiap pekerja y =

f(k). Kelandaian fungsi produksi adalah produk marjinal modal : jika k meningkat sebesar 1 unit, y meningkat

sebesar MPK unit.

b. Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan

Kekuatan yang dapat mempengaruhi persediaan modal :

1) Investasi : Pengeluaran tempat usaha dan peralatan.

2) Depresiasi : Menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal menurun.

Tingkat tabungan s menentukan alokasi

output antara konsumsi dan investasi. Untuk

setiap tingkat k, output adalah f(k), investasi

(11)

Depresiasi

Sebagian besar persediaan modal yang

konstan habis dipakai setiap tahun.

Karena itu, depresiasi adalah proporsional

terhadap persediaan modal.

investasi melebihi depresiasi, jadi persediaan modal tumbuh. Di atas k*,

depresiasi melebihi investasi, jadi persediaan modal menurun.

c. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan

Pada model solow menunjukkan bahwa tabungan adalah determinan penting

daridari persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tabungan tinggi,

perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat

output yang tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki

persediaan modal yang kecil dan tingkat output yang rendah.

Pada gambar disamping

menunjukkan bahwa kenaikan

tabungan akan meningkatkan

investasi. Kenaikian tersebut

(12)

mapan awal, investasi melebihi depresiasi. Hal tersebut akan menyebabkan

persediaan modal tumbuh menuju titik kemampuan baru.

B. Tingkat Modal Kaidah Emas

Nilai kondisi-mapan yang memaksimalkan konsumsi

disebut Tingkat Modal Kaidah Emas. Dalam gambar berikut menunjukkan tingkat tabungan dan kaidah

emas. Hanya ada 1 tingkat tabungan yang

memproduksi tingkat modal kaidah emas. Setiap

perubahan dalam tingkat tabungan akan menggeser

kurva sf(k) dan akan menggerakkan perekonomian menuju kondisi mapan dengan

tingkat konsumsi yang lebih rendah.

C. Pertumbuhan Populasi

Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus memperluas model

Solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. Jadi, kita

tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan mengasumsikan bahwa

populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat konstan n.

a. Kondisi Mapan dengan Pertumbuhan Populasi

Gambar disamping menunjukkan

pertumbuhan populasi dalam model

solow. Agar perekonomian ada di

kondisi mapan, investasi s f(k) harus

mengatasi dampak depresiasi dan

pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini

ditunjukkan oleh perpotongan dua

kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi

mapan.

b. Dampak Pertumbuhan Populasi

Gambar berikut menunjukkan dampak dari pertumbuhan populasi. Kenaikan

tingkat pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 menggeser garis yang menunjukkan

(13)

memiliki tingkat modal per pekerja

yang lebih rendah ketimbang kondisi

mapan awal. Jadi, model solow

memprediksi bahwa perekonomian

dengan tingkat pertumbuhan populasi

yang lebih tinggi akan memiliki tingkat

modal per pekerja yang lebih rendah

(14)

BAB VIII

PERTUMBUHAN EKONOMI

TEKNOLOGI, BUKTI EMPIRIS DAN KEBIJAKAN

A. Kemajuan Teknologi dalam Model Solow

a. Efisiensi Tenaga Kerja

Untuk memasukkan kemajuan teknologi, kita harus kembali ke fungsi produksi

yang mengaitkan modal total dan tenaga kerja, lalu akan ditambah dengan

variabel Efisiensi tenaga kerja (E)

Efisiensi tenaga kerja merupakan pengetahuan masyarakat tentang metode – metode produksi. Ketika teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja

akan meningkat. Variabel akan mengukur jumlah para pekerja efektif.

b. Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada

tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n jadi jumlah

B. Dari Teori Pertumbuhan Sampai Data Empiris Pertumbuhan

a. Pertumbuhan yang Seimbang

Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel

(15)

pertumbuhan berimbang. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga

faktor. Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa

modal riil tetap konstan setiap saat.

b. Konvergensi

Merupakan sifat mengejar ketertinggalan. Pada model solow membuat prediksi

tentang kapan konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua

perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa mereka berbeda pada

awalnya (tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi

human capital).

c. Akumulasi Faktor vs Efisiensi Produksi

Perbedaan pendapatan merupakan hasil dari Faktor-faktor produksi seperti

kuantitas modal fisik dan human capital serta efisiensi dalam penggunaan

faktor-faktor produksi.

C. Kebijakan Untuk Mendorong Pertumbuhan

a. Mengubah Tingkat Tabungan

Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam

pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. Ketika pengeluaran >

pendapatan, terjadi defisit anggran. Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi

surplus anggaran.

b. Membangun Institusi yang Tepat

Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas sebagian karena

mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur alokasi sumber daya mereka

yang langka.

c. Mendorong Kemajuan Teknologi

Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dalam

pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Model Solow,

namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai variabel eksogen, dan

(16)

Teori Pertumbuhan Endogen menolak asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi

eksogen (yang berasal dari luar). Persamaannya :

Dimana Y merupakan output, A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang

diproduksi untuk setiap unit modal, K adalah persediaan modal.

Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi pengembalian

modal yang kian menurun akhirnya mendorong perekonomian mendekati kondisi

mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen.

Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong

(17)

BAB IX

PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI

A. Siklus Bisnis

Adalah fluktuasi jangka-pendek dalam output dan kesempatan kerja (employment).

Berikut ini beberapa fakta yang menjelaskan tentang fluktuasi jangka pendek pada

aktivitas perekonomian :

1. GDP dan komponennya

GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis, karena

merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian.

2. Hukum Okun

Adalah hubungan negatif (bila satu naik, yang lain turun) antara pengangguran dan

GDP.

3. Indikator Ekonomi Utama

Indeks dari indikator-indikator ekonomi utama, terdiri dari 10 seri data yaitu :

1) Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur

2) Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran

3) Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi

4) Pesanan baru, barang modal non pertahanan

5) Kinerja produsen

6) Pemberian izin gedung baru

7) Indeks harga saham

8) Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi

9) Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka 10 tahun

dan surat utang berjangka 3 bulan

10)Indeks harapan konsumen

B. Horizon Waktu dalam Makroekonomi

(18)

Karena harga berperilaku beda pada jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi

memiliki dampak berbeda pada horizon waktu berbeda.

C. Permintaan Agregat

Permintaan agregat (AD) adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan

tingkat harga agregat. Ini memberitahu kita jumlah barang dan jasa orang ingin dibeli pada

setiap tingkat.

Kurva Permintaan Agregat menunjukkan hubungan

antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta

Y. Digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu.

Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P,

semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya

semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y.

Pergeseran kurva permintaan agregat disebabkan

oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Peningkatan

jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal

PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih

tinggi,begitu sebaliknya. Jadi, peningkatan jumlah uang

beredar menggeser kurva AD ke luar (panah biru), dan

penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke

dalam (panah hijau).

D. Penawaran Agregat

Penawaran Agregat adalah hubungan antara jumlah

barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga.

Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa

memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tapi

harga kaku dalam jangka pendek, hubungan-hubungan

pada penawaran agregat bergantung pada horizon

waktu.

Kurva penawaran agregat ada 2 yaitu jangka panjang

(19)

tingkat harga tidak akan berdampak lama pada kesempatan kerja penuh, sehingga kurva LRAS

akan vertikal.

Gambar disamping menunjukkan pergeseran kurva

permintaan agregat jangka panjang. Penurunan jumlah

uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke

bawah dari AD ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam

jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat

harga, tapi tidak tingkat output.

Ekuilibrium Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, perekonomian ada pada

perpotongan kurva penawaran agregat jangka-panjang

dan kurva permintaan agregat. Karena harga-harga telah

disesuaikan pada tingkat ini, SRAS memotong titik ini

pula.

Penurunan Permintaan Agregat

Pada gambar disamping, perekonomian mulai pada

ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka, penurunan

permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan

jumlah uang beredar M, menggeser perekonomian dari

titik A ke titik B, di mana output di bawah tingkat

alaminya. Seiring harga turun, perekonomian pulih dari

resesi, bergerak dari titik B ke titik C.

E. Kebijakan Stabilisasi

Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan (shocks).

Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply

shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan

(demand shock). Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekonomian mendorong output

(20)

Kenaikan permintaan agregat, akibat peningkatan

perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik

A ke titik B, di mana output di atas tingkat alaminya.

Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ke

tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B

ke titik C.

2. Guncangan Penawaran Agregat

Pada gambar disamping, guncangan penawaran yang

memperburuk meningkatkan biaya dan harga. Jika AD

dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik

A ke titik B, mengarah pada stagflasi, kombinasi kenaikan

harga dan penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring

harga turun, perekonomian kembali ke tingkat alami

pada titik A.

3. Mengakomodasi Guncangan Penawaran yang Memburuk

Pada gambar berikut, untuk menanggapi guncangan

penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa

meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah

penurunan output. Perekonomian bergerak dari titik A

ke titik B. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga

(21)

BAB XVIII

JUMLAH UANG BEREDAR DAN PERMINTAAN UANG

Jumlah uang yang beredar dirumuskan sebagai : dimana C adalah mata uang dan D adalah rekening giro.

A. Perbankan Dengan Cadangan 100%

Deposito yang diterima bank tapi belum dipinjamkan disebut cadangan (reserves). Dalam sistem perbankan cadangan-100-persen, semua deposito disimpan dalam

cadangan. Sehingga sistem perbankan tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

B. Perbankan Cadangan Fraksional

Sistem di mana bank hanya menyimpan sebagian depositonya dalam cadangan. Pada

sistem ini, bank menciptakan uang.

C. Model Jumlah Uang Beredar

Tiga variabel eksogen :

 Basis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang oleh publik sebagai mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R.

 Rasio deposito-cadangan (reserve-deposit ratio) rr adalah bagian deposito D yang bank simpan dalam cadangan R.

 Rasio deposito-uang kartal (currency-deposit ratio) cr adalah jumlah Uang kartal C yang orang pegang dalam bentuk rekening giro D

Dari pengertiang diatas didapatkan suatu rumus penggandaan uang :

disebut sebagai m atau pengganda uang. B merupakan basis moneter.

- Jumlah uang beredar M adalah proporsional terhadap basis moneter B. Jadi,

kenaikan basis moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam persentase yang

sama.

(22)

- Semakin kecil rasio deposito-uang kartal cr (C/D) , semakin sedikit dolar pada basis

moneter yang dipegang publik, semakin besar cadangan, dan semakin banyak uang

yang bank ciptakan.

Jadi, penurunan rasio deposito-uang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah

uang beredar.

D. Tiga Instrumen Kebijakan Moneter

a. Operasi Pasar Terbuka

Yaitu Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi / menambah jumlah uang yang

beredar dengan cara menerbitkan surat utang / membeli kembali surat utang

kepada publik.

b. Persyaratan Cadangan

Kebijakan Bank Sentral untuk menuntut agar bank – bank memiliki rasio deposit cadangan minimum. Kebijakan ini sangat jarang digunakan.

c. Tingkat Diskonto

Merupakan kebijakan Bank Sentral dengan tingkat bunga yang diberikan kepada

bank – bank saat meminjam dana ke Bank Sentral. E. Permintaan Uang

Ada beberapa teori permintaan uang yaitu :

a. Teori Klasik Permintaan Uang

Menurut teori kuantitas uang, (M/P)d = kY, di mana k adalah konstanta mengukur berapa banyak yang orang ingin pegang untuk setiap dolar

pendapatan.

b. Teori Keynesian tentang Permintaan Uang

Lalu kita mengadopsi fungsi permintaan uang yang lebih realistis, di mana

permintaan untuk keseimbangan uang riil bergantung pada i dan Y: (M/P)d = L(i, Y).

c. Teori Portofolio dari Permintaan Uang

Ini menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai; orang menyimpan uang

(23)

pengembalian berbeda dibanding aset lain. Uang memberikan pengembalian

nominal aman, sementara investasi lain bisa turun baik secara riil dan nominal.

(M/P)d= L (rs, rb, Pe, W), di mana rs adalah pengembalian yang diharapkan di pasar saham, rb adalah pengembalian yang diharapkan pada obligasi, Pe adalah

tingkat inflasi yang diharapkan, dan W adalah kekayaan riil.

d. Teori Transaksi dari Permintaan Uang

Ini menekankan peran uang sebagai media pertukaran; ini menyatakan uang

adalah aset yang didominasi dan menekankan orang memegang uang, tak

seperti aset lain, untuk melakukan pembelian. Ini menjelaskan mengapa orang

(24)

BAB XIX

PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS

A. Interpretasi Pasar Tenaga Kerja

Teori siklus bisnis riil menekankan ide bahwa kuantitas tenaga kerja yang

ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima pekerja.

Keinginan merealokasi jam kerja disebut substitusi tenaga kerja antarwaktu

(intertemporal substitution of labor).

Menurut teori siklus bisnis riil, semua pekerja melakukan analisis

biaya-manfaat ini ketika memutuskan apakah akan bekerja atau bersantai di waktu

senggang. Jika upah tinggi, atau jika tingkat bunga tinggi, itu adalah waktu yang baik

untuk bekerja. Jika upah atau tingkat bunga rendah, maka itu adalah waktu yang

baik untuk menikmati waktu senggang.

a. Pentingnya Guncangan Teknologi

Teori siklus bisnis riil mengasumsikan perekonomian kita mengalami fluktuasi

teknologi, yang menentukan kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga

kerja) menjadi output (barang dan jasa), dan bahwa fluktuasi teknologi ini

menyebabkan fluktuasi output dan kesempatan kerja.

b. Netralitas Uang

Teori siklus bisnis riil berasumsi bahwa uang itu netral, bahkan dalam jangka

panjang. Yakni, uang diasumsikan tidak mempengaruhi variabel riil seperti output

dan kesempatan kerja.

c. Fleksibilitas Upah dan Harga

Pendukung teori siklus bisnis riil percaya asumsi harga fleksibel adalah

superior secara metodologis terhadap asumsi harga kaku

B. Perekonomian Keynesian

1. Kecilnya Biaya Menu dan Eksternalitas Permintaan-Agregat

(25)

mungkin perlu mengirim daftar harga baru pada konsumen. Biaya penyesuaian

harga ini disebut biaya menu (menu costs).

Dampak makroekonomi dari suatu penyesuaian harga perusahaan pada

permintaan akan produk perusahaan lain disebut eksternalitas permintaan agregat (aggregate-demand externality).

2. Resesi Sebagai Kegagalan Koordinasi

Sebagian ekonom Keynesian baru menyatakan resesi berasal dari

kegagalan koordinasi di antara pembuat keputusan. Kegagalan koordinasi dapat

muncul dalam penetapan upah dan harga, karena yang menetapkannya harus

mengantisipasi tindakan pembuat upah dan harga yang lain. Moral dari cerita ini

adalah harga bisa kaku karena orang mengharapkannya demikian, meskipun tak

ada yang menginginkannya.

3. Pengejutan Upah dan Harga

Tidak semua orang dalam perekonomian menetapkan upah dan harga baru

di waktu yang sama. Melainkan, penyesuaian upah dan harga sepanjang

perekonomian dikejutkan. Pengejutan memperlambat proses koordinasi dan

penyesuaian harga. Pengejutan membuat tingkat upah dan harga menyesuaikan

Gambar

gambar disamping
Gambar disamping
Gambar disamping menunjukkan pergeseran kurva

Referensi

Dokumen terkait

Proses produksi pengolahan pupuk organik di PT Tasuke menggunakan faktor produksi berupa tenaga kerja, bahan baku, pembungkus, biaya penyusutan peralatan dan sewa bangunan dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara serempak dan parsial pengaruh faktor produksi seperti luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap jumlah

Dan dalam penelitian ini diduga terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan kunjungan objek wisata Museum Sangiran seperti biaya perjalanan ke

Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007:9) ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”. Beberapa faktor

Apabila dimisalkan harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam

Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan langkah awal yaitu pengukuran produktivitas parsial, seperti tenaga kerja, material, energi dan modal untuk mengetahui

Karena ada beberapa faktor yang membatasi produksi optimal seperti (bahan baku, kapasitas mesin, tenaga kerja, modal/dana dan jumalah permintaan atau jumlah penjualan) maka

Selain itu disarankan untuk perusahaan mengurangi biaya operasionalnya dan juga biaya modal karena dengan menekan biaya operasinal dan biaya modal dapat menambah