• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Penurunan Permukaan Tanah di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penanganan Penurunan Permukaan Tanah di"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Penanganan Penurunan Permukaan Tanah di Daan Mogot

Penulis:

Annisa Azzahra 1206227472 Diana Laurentia 1206240392 Fathiyah Hakim S 1206253786 Efi Adriyani 1206217894

Tiffany 1206222736

Pengajar: Yusuf Latief Rully Andhika

(2)

ABSTRAKSI

Daan Mogot, pusat perindustrian Jakarta mengalami banjir dari tahun ke tahun. Penyebab dari banjir di Daan Mogot terletak pada penurunan tanah yang cukup besar pada setiap tahun. Hal

ini dikarenakan eksploitasi air tanah yang massif di daerah tersebut. Untuk menghentikan penurunan tanah, konservarsi air tanah harus dilakukan. Model untuk mendefinisikan masalah

di Daan Mogot adalah why-why diagram dan needs. Model yang digunakan adalah graphical model yang menyajikan data dengan grafis. Metode untuk mendapatkan alternatif-alternatif

yang sesuai dengan keadaan Daan Mogot, digunakan metode Decision Process Analysis. Pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif yang ada menggunakan Decision

Tree dengan dasar analisis subjective approach. Dengan meninjau biaya, efektifitas dan kemudahan dalam mengaplikasikan alternatif pada perumahan dan daerah industri dari penggunaan Air PAM, Rainwater Harvesting, Sumur Resapan, Ruang Terbuka Hijau dan Sumur Injeksi, bisa didapatkan solusi yang sesuai pada Daan Mogot. Berdasarkan evaluasi

yang dilakukan, didapatkan solusi yang sesuai dengan Daan Mogot adalah penggunaan

Rainwater Harvesting.

Daan Mogot, an industrial area in Jakarta have the greatest impact whenever flood arises for years. The greatest cause for this impact in Daan Mogot is the massive land subsidence rate

that occured in this area every year. This great rate of land subsidence is caused by the irresponsible use of underground water by the companies and citizens living in the area. To stop the land subsidence, conservation of underground water is needed. The model to define

the problem in Daan Mogot is a why-why diagram and needs. The model to illustrate the problem is a graphical model which presents the data in graphic. The method to define alternatives suitable for the case of Daan Mogot is Decision Process Analysis Method. The

model being used to evaluate the alternatives is a Decision Tree with an approach of subjective approach. Evaluating the cost, effectivity, and the easiness of appliance for living spaces and companies of Injection Well, PAM water, Rainwater Harvesting, Infiltration Well and Green Open Space, the most optimized and suitable solution for Daan Mogot will be found. The most suitable solution by the evalution processed done before for Daan Mogot is

the use of Rainwater Harvesting.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan dan Sasaran 2

1.4 Batasan Masalah 3

1.5 Manfaat 3

1.6 Sistematika Penulisan 3

BAB II Tinjauan Teoritis 5

2.1 Kriteria 5

2.2 Solusi permasalahan 5

2.2.1 Ruang Terbuka Hijau 5

2.2.2 Sumur Resapan 6

2.2.3 Injeksi Air Tanah 8

2.2.4 Rainwater Harvesting 10

2.2.5 Air PAM 12

2.3 Pemodelan 13

BAB III Metode Pemecahan Masalah 15

3.1 Mendefinisikan Masalah 15

3.2 Pendekatan Pemecahan Masalah 15

3.3 Pemodelan dan Analisis 16

3.4 Desain dan Evaluasi Alternatif 16

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada banjir 2014, bisa dikatakan bahwa ada banyak wilayah di Jakarta yang semakin parah tingkat genangan airnya daripada tahun 2013. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa banjir ini terjadi karena luapan air yang lebih besar, air yang datang ke Jakarta pada tahun 2014 lebih sedikit dari tahun 2013. Pengaruh terbesar dari banjir ini adalah penurunan tanah yang terjadi di Jakarta.

Pada tahun 2013, disebutkan oleh Koran Tempo, penurunan permukaan tanah sekian sentimeter terjadi setiap tahun di hampir seluruh wilayah Jakarta. Penurunan ini menyebabkan cekungan dan membuat aliran air di permukaannya terjebak alias banjir, sesuai yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo. Menurutnya, pada ruas jalan Daan Mogot Jakarta Barat memang terjadi penurunan tanah.

Menurut Disertasi oleh Dr. Rochman Djaya Ade Hamdani (Deformasi Vertikal Permukaan Tanah dan Korelasinya dengan Penurunan Muka Air Tanah), Dari data tinggi PP Jakarta tahun 1982-1991 penurunan permukaan tanah terbesar terjadi di lokasi PP.708 (di Cengkareng) dengan laju penurunan 8,5 cm/tahun, tahun 1991- 1997 terjadi pada PP.930 (Kwitang) dengan laju penurunan 14,8 cm/tahun, tahun 1997-1999 terjadi pada PP.743 (di Daan Mogot) dengan laju penurunan 31,9 cm/tahun. Dari data tinggi hasil pengamatan GPS Desember 1997- Juni 1999, penurunan terbesar terjadi di Pantai Indah Kapuk dengan laju penurunan 11,5 cm/tahun, Juni 1999-Juni 2000, masih di Pantai Indah Kapuk dengan laju penurunan 10,4 cm/tahun, Juni 2000-Juni 2001 terjadi di Daan Mogot dengan laju penurunan 34,2 cm/tahun, Juni 2001-Oktober 2001 terjadi di Rukindo-Ancol dengan laju penurunan 23,7 cm/tahun.

(6)

Disebutkan juga oleh Syaefudin Simon dalam diskusinya yang berjudul Solusi Banjir Jakarta, salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah adanya penyedotan air tanah dalam yang sangat besar untuk perhotelan dan gedung-gedung perkantoran yang menyebabkan permukaan tanah mengalami penurunan.

Bahkan, pada tahun 2009, Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta pada tahun tersebut menjelaskan bahwa penurunan tanah di Jakarta disebabkan penyedotan air dalam tanah secara tak bertanggungjawab. Pada tahun 2009, sebanyak 87% penurunan tanah disebabkan pembangunan gedung bertingkat, sisanya sebanyak 13% disebabkan oleh eksploitasi air tanah yang semakin tak terkendali. Hal ini diperparah karena menurut data Dinas Pertambangan DKI, lebih dari 100 pengelola gedung di DKI telah melakukan eksploitasi air tanah secara diam-diam dan konsumsi air tanah di Jakarta mencapai 53% dan hanya 57% yang menggunakan air PAM.

Seperti yang diketahui, pada daerah Daan Mogot, terdapat banyak gedung perkantoran dan perumahan. Di sekitar jalan tersebut, masih pada area Jakarta Barat, kebanyakan air tanah yang diambil sudah payau. Ini berarti, pengambilan atau eksploitasi air tanah merupakan salah satu penyebab penurunan tanah di daerah Daan Mogot yang kemudian dapat menyebabkan banjir menjadi semakin tinggi dari tahun ke tahun.

1.2. Rumusan Masalah

- Bagaimana cara mengatasi penurunan tanah pada daerah Daan Mogot?

- Apa saja solusi untuk menghentikan penurunan tanah pada daerah Daan Mogot?

- Apa solusi yang paling efektif dalam menghentikan penurunan tanah pada daerah Daan Mogot?

1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah memberikan solusi yang efektif dan ekonomis dari penurunan permukaan tanah yang dapat diterapkan oleh industri dan perumahan di daerah Daan Mogot.

1.3.2. Sasaran

- Berkurangnya laju penurunan tanah di Daan Mogot.

- Berkurangnya eksploitasi air tanah di Daan Mogot dan mengkonservarsi air agar penurunan permukaan tanah berhenti.

1.4. Batasan Masalah

a. Masalah dibatasi untuk penurunan permukaan tanah pada daerah Daan Mogot, yaitu pada jalan Daan Mogot yang penuh dengan gedung komersial.

(7)

c. Perhitungan jangka panjang dari setiap solusi untuk penurunan permukaan tanah yang mengarah kepada arah konservarsi air.

1.5. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini:

a. Membuka wawasan untuk mengetahui lebih dalam penyebab utama dari banjir yang sering terjadi di daerah Daan Mogot, yaitu penurunan tanah yang diakibatkan oleh eksploitasi air tanah sehingga lebih khususnya didapatkan penurunan muka air tanah.

b. Menambah wawasan tentang solusi yang efektif dan ekonomis untuk mencegahnya penurunan permukaan tanah.

Bagian ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, pembatasan ruang lingkup masalah, manfaat dan sistematika penulisan makalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini terdiri dari kriteria makalah serta dasar-dasar teori mengenai solusi-solusi yang ada untuk penurunan permukaan tanah dan pemodelan yang akan digunakan untuk menganalisis masalah secara mendalam.

BAB III METODE PEMECAHAN MASALAH

Bagian ini berisi tentang prosedur pendekatan pemecahan masalah dan opsi-opsi yang digunakan untuk memecahkan masalah.

BAB IV PEMBAHASAN

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kriteria Perencanaan

Kriteria adalah parameter tercapainya sasaran yang telah ditentukan. Kriteria untuk masalah yang dibahas ini adalah sebagai berikut:

 Laju penurunan tanah di Jalan Daan Mogot berkurang.

 Tidak terjadi banjir di Jalan Daan Mogot. 2.2. Solusi Permasalahan

2.2.1.Ruang Terbuka Hijau

Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kota memiliki tiga fungsi penting yaitu ekologis, sosial-ekonomi dan evakuasi. Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan, jumlah RTH di setiap kota harus sebesar 30 persen dari luas kota tersebut. Arsitek Landsekap/ Majelis Ikatan Arsitektur Landsekap Indonesia (IALI) Ning Purnomohadi dalam program Selamat Pagi Nusantara di TVRI, Rabu (2/7) mengatakan, RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi.

Fungsi dan Peranan RTH

Fungsi ekologis RTH yaitu dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro. Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) kota.

Peranan RTH kota terhadap kelestarian lingkungan :

 Kualitas air menurun dan kian keringnya sumber-sumber air bawah tanah dapat diperbaiki dengan pengembangan sistem RTH yang terencana.

 Pola RTH dalam sistem tata ruang kota dapat digunakan sebagai alat pengendali tata guna tanah secara luas dan dinamis.

Bentuk RTH

(9)

- RTH dengan pola ekologis, merupakan RTH yang memiliki pola

Jenis-jenis Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan berdasarkan Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung, bentang alam dan cagar alam.

2.2.2.Sumur Resapan

Sumur resapan adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang berfungsi untuk menampung air yang terbuang ataupun air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan dapat membantu restorasi air tanah dan mengurangi limpasan air di permukaan.

(10)

1. Persyaratan umum

Lahan yang digunakan relatif datar, air yang masuk bukan air yang tercemar, bangunan disekitarnya harus aman dan peraturan daerah serta instansi setempat menyetujui adanya sumur resapan.

2. Persyaratan Teknis

Kedalaman air tanah pada lokasi minimum setinggi 1,50 m saat musim hujan, struktur tanah yang digunakan harus mempunyai permeabilitas tanah diatas 2cm/jam, dan jarak penempatan sumur resapan adalah 3 meter dari sumur air bersih, 5 meter dari tangki septik dan 1 meter terhadap pondasi bangunan.

Sesuai Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (PU), sumur resapan harus memiliki diameter maksimum 1,4 meter, pipa masuk dengan diameter 110 mm, diameter pipa pelimpah 110 mm, kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter, dinding yang terbuat dari pasang batu bata atau batako dengan campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester, rongga yang diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm dan penutup dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.

Jenis konstruksi dari sumur resapan beragam, antara lain:

1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur dengan dasar sumur yang kosong. 2. Sumur tanpa pasangan dinding sumur dengan dasar sumur yang diisi ijuk dan

batu belah.

3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau batako di dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk atau kosong.

4. Sumur dengan buis beton di dinding sumur

5. Sumur dengan menggunakan batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur atau bisa disebut blawong.

Kelebihan penggunaan sumur resapan antara lain adalah:

1. Praktis karena pembuatannya mudah dan dapat dilakukan dimana saja.

2. Ringan karena tidak memerlukan peralatan yang berat untuk membuat dan memasangnya.

3. Ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan organik.

(11)

1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah atau mengurangi limpasan air di atas permukaan tanah. Dengan begitu, banjir dan genangan air dapat dikurangi.

2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah.

3. Mengurangi erosi dan sedimentasi.

4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai. Pemeriksaan tersebut meliputi kontrol aliran air yang masuk, kondisi bak kontrol, dan sumur resapan secara keseluruhan.

2.2.3.Injeksi Air Tanah

Definisi dari injeksi air tanah adalah aktivitas manusia yang direncanakan untuk memasukkan air, misalnya air hujan,air permukaan dari sungai dan danau, air lebihan limpasan (runoff) dengan cara gravitasi maupun pompa. (Soil Conservation Service, 1967).

Macam-macam injeksi air tanah

Ada tiga kategori teknologi injeksi air tanah yang dikenal sekarang, yaitu:

1. Artificial Aquifer Creation adalah pembuatan akuifer buatan di dalam lapisan aquifer yang cukup dalam.

2. Aquifer Recharge adalah injeksi air tanah untuk mengisi kembali wilayah aquifer yang air tanahnya diambil secara berlebih.

3. Aquifer Storage and Recovery (ASR) adalah teknologi injeksi air ke akuifer untuk mentimpan air sebagai kebutuhan baik jangka pendek maupun panjang. Aquifer Storage and Recovery

(12)

kepastian hukum untuk melakukan injeksi air tanah. (Awwa Research Foundation, 2006).

Kelebihan ASR

- Memenuhi kebutuhan air tanah dalam jangka panjang.

- Lebih murah karena biaya konstruksi yang murah dan kerusakan lingkungan yang lebih kecil dampaknya.

- Sumur dapat digunakan sebagai sumur injeksi di musim hujan dan sebagai sumur eksploitasi pada musim kemarau.

Konstruksi ASR

Gambar 2.1 Konstruksi ASR

1. Meninjau kondisi hidrogeologi lingkungan sekitar pada saat akan membuat sumur ASR.

2. Merencanakan jejaring sumur ASR.

3. Meletakkan sumur ASR sesuai tata cara peletakan.

4. Pemutakhiran dan pengumpulan data posisi air tanah dan analisis kimia air tanah.

5. Pelaksanaan kerja pembuatan sumur injeksi ASR dan pelaporan. Manfaat injeksi air tanah

a) Teknologi injeksi air tanah dapat memperkecil variasi musiman aliran sungai. b) Pengisian kembali akifer air tanah dangkal pada akhirnya dapat menaikkanaliran dasar sungai (base flow).

c) Mengurangi debit limpasan yang berpotensi menjadi banjir pada musim hujan.dimanfaatkan untuk air bersih, air irigasi, dan sebagainya.

(13)

Rainwater Harvesting atau Pemanenan Air Hujan merupakan metode atau teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan yang berasal dari atap bangunan, permukaan tanah, jalan atau perbukitan batu dan dimanfaatkan sebagai salah satu sumber suplai air bersih.

Keuntungan menggunakan metode rainwater harvesting (rainwater harvesting for dosmetic use 2006) adalah :

 Mengurangi penggunaan air tanah atau air pam sebagai sumber air.

 Konstruksi sistem rainwater harvesting cukup sederhana.

 Perawatan berkala dapat diawasi secara langsung oleh pemilik.

 Kemungkinan kualitas air relatif baik daripada sumber lain.

 Air hujan merupakan sumber daya alam terbarukan dan tidak merusak lingkungan.

 Air hujan yang sudah ditampung dapat langsung dipergunakan karena jarak penampungan air tidak jauh.

Kekurangan dari metode rainwater harvesting:

 Biaya yang cukup tinggi dalam membangun rainwater harvesting sebagian terpakai pada saat pembangunan. Namun biaya dapat ditekan dengan desain konstruksi sederhana dan penggunaan material local.

 Suplai terbatas. Suplai air diabatasi oleh jumlah air hujan yang turun, luas bidang penangkap air hujan, serta volume dari tangki penampung air.

Sistem manajemen (pemeliharaan) rainwater harvesting:

 Tangki atau wadah yang digunakan sebagai tempat menampung air hujan harus dibersihkan secara berkala untuk menghindari air yang tercemar kotoran – kotoran. Sebaiknya tangki atau wadah yang digunakan sebagai tempat menampung air hujan dalam keadaan tertutup atau kedap udara.

(14)

Jenis-jenis dari rainwater harvesting (jurnal Dr. Ing. Ir. Agus Maryono peneliti Universitas Gajah Mada):

 Metode rainwater harvesting dengan kolam atau bak tando air hujan

Metode ini telah digunakan oleh banyak perumahan tradisional sebagai sumber air bersih dengan cara meletakannya di tengah-tengah perumahan tersebut.

Gambar 2.2 Kolam Penampung Air Hujan

 Metode rainwater harvesting dengan tangki penampungan air

Metode ini banyak digunakan terutama bagi individu. Biasanya satu rumah memiliki satu tangki untuk menampung air bersih. Tangki tersebut diletakkan dibawah tanah teras rumah, didekat rumah atau diletakkan diatap rumah.

Gambar 2.3. Bak Tando Bawah Tanah

2.2.5. Air PAM

Air PAM merupakan sumber air berbayar yang disediakan oleh perusahaan PAM. Air PAM didistribusikan di Jakarta dengan cara menggunakan air dari sumber air perusahaan, memfilternya, kemudian disalurkan ke bangunan yang berlangganan PAM.

(15)

membran. Penggabungan ini bertujuan menghilangkan polutan yang ada di dalam air sungai, termasuk bakteri Escherichia coli yang merupakan bakteri dari sampah organik dan tinja manusia.

Untuk menciptakan air bersih yang layak minum, pertama, air dari sungai akan melewati proses konvensional terlebih dahulu. Air dari sungai akan ditampung pada sebuah wadah untuk diendapkan. Pada saat proses pertama ini maka polutan yang besar akan mengendap. Kemudian air akan dialirkan kembali ke penampungan berikutnya. Pada proses ini, air akan diberi zat semacam tawas untuk mengikat polutan yang tercampur di dalam air dan dibiarkan mengendap dahulu agar polutan bisa terpisah dari air. Lalu, air tersebut disaring sekali lagi dan ditempatkan di wadah khusus. Dari sini, proses akan bercabang dua. Jika air tersebut hanya digunakan untuk mandi atau mencuci baju (non-konsumsi) maka air tersebut akan diberi obat untuk membunuh virus yang terkandung di dalam air. Takarannya 0,2 sampai 1 part per mili (ppm), yang berarti untuk setiap 1 liter air membutuhkan 1 kilogram gas klor.

Setelah itu, air akan ditempatkan di reservoir sebelum didistribusikan. Pada dasarnya, hingga tahap ini, air sudah bisa digunakan untuk non-konsumsi. Jika air yang ingin digunakan untuk dikonsumsi, maka sebelum proses penampungan air ke reservoir, air akan dilewatkan terlebih dahulu ke membran. Pada proses ini, bakteri akan tertahan di membran. Keefektivitasan program ini sudah teruji, antara lain di Bangkok dan Singapura. Di Indonesia, baru pelaku usaha seperti hotel dan pariwisata yang menerapkan sistem ini karena masalah biaya. Biaya untuk melakukan proses membran ini adalah Rp 2.000 per meter kubik. Lebih mahal Rp 800 dari proses konvensional. Pihak PAM Jaya optimis jika program ini terencana, pasokan air bersih di DKI Jakarta akan meningkat.

(16)

2.3. Pemodelan

Setelah menyusun dan memformulasikan masalah-masalah yang terjadi akibat penurunan tanah maka hal selanjutnya yang akan dilakukan adalah memodelkan masalah tersebut, atau dengan kata lain menggambarkan aspek masalah dengan jelas. Untuk pemodelan pada makalah yang kami buat, kami akan mengambil beberapa pemodelan seperti keadaan fisik dan gambaran wilayah Daan Mogot, serta keadaan permukaan tanahnya. Kami pun akan memodelkan beberapa metode yang telah dipersiapkan guna mengatasi masalah penurunan tanah di wilayah Daan Mogot tersebut. Kompleksitas suatu pemodelan harus tepat dan tergantung pada objek, proses yang digambarkannya serta tujuan penggunaannya.

Fungsi pemodelan adalah:

1. Sebagai alat bantu dalam tahap pendeskripsian suatu masalah, analisis masalah tersebut dan perancangan pemecahan masalah.

2. Merupakan penyederhanaan dari kenyataan yang ada. Hal ini berarti, suatu masalah yang diaplikasikan dalam suatu model akan terlihat lebih singkat jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca.

3. Pemodelan sebagai sarana yang dapat memudahkan penyampaian gagasan kepada orang lain.

4. Untuk menyimpan informasi bagi acuan dan penggunaan di masa yang akan datang. Jadi, pemodelan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah di masa yang akan datang yang mungkin sama atau mempunyai kemiripan dengan pemodelan masalah di masa sekarang.

Berdasarkan bentuknya, pemodelan dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Physical Model. Pemodelan yang menggambarkan keadaan fisik yang sebenarnya atau merupakan gambaran fisik secara aktual suatu masalah. Pemodelan ini dapat memberikan skala tertentu dari sebuah desain. Contoh: Gambaran keadaan sebenarnya kondisi struktur tanah di wilayah Daan Mogot yang mengalami penurunan. Kondisi aktual pada wilayah Daan Mogot pada saat ini.

(17)

3. Mathematical Model. Pemodelan yang menyajikan masalah dalam suatu bentuk matematis, menggunakan simbol dan notasi yang saling berkorelasi satu dengan lainnya, dan mempunyai batasan masalah pada suatu pemodelan tersebut.

Berdasarkan tujuannya, pemodelan dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Descriptive Model. Pemodelan ini digunakan untuk penyajian spesifikasi yang rinci terhadap masalah yang tercakup penurunan tanah di wilayah Daan Mogot dan juga merincikan apa saja yang harus dicapai dalam penyelesaian masalah ini. Pemodelan ini juga merupakan uraian ringkas mengenai aspek-aspek dari masalah penurunan tanah, yang jika diformulasikan dengan semestinya akan memberikan kerangka penyelesaian masalah.

2. Behavioral Model. Pemodelan yang digunakan untuk menunjukan karakteristik respon dari sebuah sistem penyelesaian masalah penurunan tanah yang ada di wilayah Daan Mogot.

(18)

BAB III

METODE PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini, dimulai lah analisis teknis sehingga para perekayasa dapat mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada. Hasil dari tahap ketiga ini adalah penetapan pemodelan dan prosedur analisis.

Model digunakan oleh perekayasa sebagai alat bantu dalam pendeskripsian, analisis, perancangan pemecahanan masalah dan memudahkan penyampaian ide gagasan kita kepada orang lain. Teknik pemodelan yang akan digunakan untuk satu masalah tergantung pada sifat masalah, hasil yang diinginkan, serta sumber daya dan kemampuan yang tersedia sehingga dalam proses pemoodelan seorang perekayasa harus memperhatukan dan menganalisis komponen yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Tahapan untuk mendapatkan solusi yang tepat dapat dibagi jadi beberapa tahap. Tahap tersebut, yang masing-masing tahap mempunyai pemodelan masing-masing, dapat dibagi menjadi seperti berikut:

3.1. Mendefinisikan Masalah

Pada tahapan ini, masalah utama diambil dari gejala-gejala masalah yang dipisahkan dari masalah dari suatu sistem. Pada makalah ini, masalah terbesar dilihat penyebab-penyebabnya kemudian dari penyebab tersebut diambil penyebab utamanya. Metode yang digunakan untuk mendefinisikan masalah yang diambil adalah pendefinisian needs dan penggunaan why-why diagram.

Dua pendekatan tersebut digunakan karena kedua pendekatan tersebut dapat mendefinisikan masalah makalah ini dengan baik sehingga bisa didapatkan masalah yang sesungguhnya.

3.2. Pendekatan Pemecahan Masalah

(19)

Pada kasus penurunan tanah di Daan Mogot, metode pendekatan pemecahan masalah yang digunakan adalah Decision Process Analysis. Metode ini digunakan karena dapat membuat alur dari alternatif-alternatif yang ada dengan rinci sehingga bisa didapatkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan karakteristik umum berdasarkan kebijakan dan keputusan yang dari berbagai macam alternatif pemecahan masalah. 3.3. Pemodelan dan Analisis

Pada tahapan ini bisa didapatkan penetapan prosedur analisis dan model yang akan digunakan. Model dari tahapan ini kemudian akan digunakan untuk menganalisis evaluasi dari alternatif-alternatif yang didapatkan.

Fungsi dari pemodelan ini adalah didapatnya pemodelan yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam tahap mendeskripsikan, menganalisis dan merancang pemecahan masalah serta memudahkan penyampaian gagasan.

Pada kasus penurunan tanah di Daan Mogot, pemodelan yang digunakan adalah model grafis atau graphical model. Model grafis merupakan gambaran garis atau skematis. Pada makalah ini pemodelan model grafis digunakan untuk menggambarkan laju penurunan tanah di daerah Daan Mogot dari tahun ke tahun.

Dari segi tujuannya, pemodelan yang digunakan adalah decision tree models. Pemodelan ini digunakan agar dapat memilih alternatif terbaik dari alternatif-alternatif yang ada berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

3.4. Desain dan Evaluasi Alternatif

Pada tahapan ini, alternatif-alternatif yang ada harus dianalisis dari berbagai segi seperti tujuan, manfaat, biaya, dan konsekuensi yang akan terjadi jika alternatif tertentu dipilih sebagai solusi. Untuk mengevaluasi alternatif yang ada, metode yang digunakan pada kasus ini adalah subjective approach. Metode ini digunakan untuk mendapat alternatif yang paling ideal. Pendekatan ini juga dipilih karena referensi yang digunakan, biaya yang dihitung dan penyelesaian masalah atau pemilihan alternatif yang paling sesuai dikaji oleh penulis makalah. Kasus yang diangkat sulit untuk dikaji secara objektif karena adanya kendala dalam mengkuantifikasi dan mengukur respon karena nilai sosial yang ada.

Dalam mengkaji masalah penurunan tanah di Daan Mogot, alternatif-alternatif yang ada diberikan peringkat berdasarkan segi biaya, efektivitas keberhasilan, dan kemudahan dalam pengaplikasian.

Dari tahapan ini, bisa didapatkan dasar untuk memilih alternatif yang sesuai dengan kasus penurunan tanah di Daan Mogot.

(20)
(21)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Kondisi Daan Mogot

4.1.1. Pembatasan area pembahasan dan kondisinya

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh penulis, didapatkan beberapa batasan area yang dijadikan pembahasan untuk lebih lanjutnya. Berikut adalah beberapa foto yang diambil oleh penulis untuk mendeskripsikan kondisi dari Daan Mogot.

Untuk peta atau lokasi spesifik yang akan dijadikan pembahasan, diambil tempat yang dekat dengan sebuah perkantoran, yaitu Indosiar. Di dekat tempat ini, terjadi peninggian jalan yang kira-kira tingginya 70 cm.

Gambar 4.1. Peta Kondisi

Gambar 4.2. Peta Kondisi

(22)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 4.3. Kondisi Jalan

Dari kondisi jalan yang digambarkan, bisa diprediksi bahwa saat hujan tiba, bagian jalan akan tetap kering dikarenakan tingginya jalan sehingga lalu lintas yang ada di jalan Daan Mogot tidak akan terganggu, namun sebagai gantinya, daerah di sekitar jalan akan menerima limpasan air yang lebih banyak sehingga daerah tersebut akan mengalami banjir yang lebih tinggi dibandingkan saat jalan masih pada ketinggian permukaan yang sama dengan daerah atau jalan-jalan kecil di samping jalan-jalan Daan Mogot tersebut.

(23)

Tapi, solusi dari pembangunan jalan ini tidak akan menyelesaikan masalah banjir secara permanen. Masalah yang dihadapi Daan Mogot adalah penurunan permukaan tanah yang setiap tahunnya sangat besar sehingga akan berdampak pada air tanah yang menjadi payau (Koran Tempo) dan ketinggian banjir yang setiap tahunnya meningkat.

4.1.2. Kondisi curah hujan, banjir, dan laju penurunan permukaan tanah - Volume air hujan di Jakarta Barat

Pola curah hujan di wilayah Jakarta Barat adalah pola monsunal dimana variabilitas curah hujannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas monsun di wilayah Asia dan Australia. Meskipun pola curah hujan di Jakarta Barat adalah pola monsun, akan tetapi curah hujan di wilayah Jakarta Barat juga dipengaruhi oleh hujan lokal yang disebabkan oleh aktivitas konvektif di perairan Jakarta.

Gambar 4.4. Frekuensi kejadian curah hujan

(24)

Gambar 4.5. Tabel Kejadian Banjir di Jakarta Barat - Penurunan tanah per tahun di Jakarta Barat

Penurunan muka tanah Jakarta diperkirakan akan semakin meluas. Wilayah Jakarta Barat tergolong wilayah yang mendominasi penurunan muka tanah, dengan penurunan mencapai 5-15 mm per tahun. Terkhususnya untuk Daan Mogota adalah 70 cm secara total. (Berita Satu)

Keadaan tanah di Daan Mogot yang termasuk tanah yang lunak juga termasuk salah satu faktor dari penurunan tanah yang tejadi di Daan Mogot, khususnya untuk faktor beban bangunan. (Indosiar, 2014)

- Tinggi banjir dan jumlah pengungsi di Jakarta Barat

Pada tahun 2014 ini, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, banjir telah menyebabkan 10.530 jiwa warga Jakarta mengungsi. Mereka tersebar di 97 titik pengungsian. Sebanyak 25.332 jiwa (6.952 KK) terdampak banjir.

Jakarta Barat :

- Tinggi banjir (10 - 150 cm) - Pengungsi 3,948 Jiwa (39 Lokasi) 4.2. Hasil Penelitian

Penelitian dari lima metode, yaitu ruang terbuka hijau, rainwater harvesting, sumur resapan, penggunaan air PAM, dan injeksi air tanah. Penelitian bagian ini merupakan penelitian lebih lanjut dengan studi pustaka dan perhitungan lebih mendalam pada daerah Daan Mogot. Data dari hasil penelitian pustaka ini akan dipakai untuk mencari solusi yang paling tepat untuk daerah Daan Mogot.

(25)

Dari segi biaya, iaya sumur injeksi ke akuifer air tanah dalam tidaklah murah. Untuk setiap 1 meter kedalaman pengeboran harus dikeluarkan dana hingga sekitar Rp 1,5 juta. Jika pengeboran dan penyuntikan air tanah dilakukan pada kedalaman 250 meter, maka biaya yang dikeluarkan dapat mencapai ratusan juta rupiah. Jika diperhitungkan, menurut JCDS (Jakarta Coastal Defense Strategy) Daan Mogot turun hingga 1,97 meter, dana yang dibutuhkan untuk menginjeksikan air tanah dibutuhkan Rp 2,96 juta.

Dari segi manfaat, injeksi air tanah akan bermanfaat untuk:

1. Kerusakan lingkungan sangat terbatas karena hanya dilakukan pengeboran sumur dan tidak mengganggu aktivitas alam lainnya.

2. Rendahnya penguapan air. 3. Potensi kegagalan sangat rendah.

4. Lokasi pengambilan air yang tersimpan dekat dari pengguna (masyarakat). 5. Kelebihan air limpasan selama musim hujan dapat ditanggulangi, yaitu dengan

menampung air tersebut di dalam sumur setelah melalui proses pengolahan.

Gambar 4.6. Sumur ASR

Dari segi mudah atau tidaknya diterapkan, penempatan sumur di lapangan sifatnya sangat fleksibel, namun untuk pemompaan (untuk penginjeksian) yang besar memerlukan tempat yang tepat dan strategis.

(26)

Untuk perawatan, sampai sekarang belum ada perawatan yang dilakukan pada Gedung BPPT tersebuh sejak tahun 2008. Kemungkinan yang terjadi adalah air yang diinjeksikan habis dikarenakan pemakaian air tanah yang berlebihan dan tidak dihentikan.

Namun, kelemahan dari penggunaan injeksi air tanah ini bisa dirangkum sebagai berikut:

1. Kemunculan bakteri akibat perbedaan temperatur yang berada didalam wilayah yang di injeksikan.

2. Harga konstruksi yang tidak murah.

3. Peka terhadap kualitas air resapan yang buruk. 4.2.2.Rainwater Harvesting

Dari segi biaya, rainwater harvesting memiliki bermacam-macam bentuk, ada yang dari Rain BarrelI, Kolam besar, Roof Top Rain water harvesting, dan lain – lain. Tentunya biaya pembuatannya berbeda – beda.

Pada Rain Barrel atau tong penangkap air hujan kita hanya membeli tong besar yang ada tutupnya dengan harga kisaran 2.000.000,00 hingga 6.000.000 tergantung pada ukurannya

Ini salah satu daftar harga tong air merek penguin yang terbuat dari plastic PE (poly intelene):

Gambar 4.7. Harga dan Bentuk Penampung

(27)

Gambar 4.8. Harga Tangki Air

karena bahannya yang stainless maka perawatannya mudah dan tahan lama sehingga biaya pemeliharaan nyaris tidak ada.

Jika menggunakan rainwater harvesting yang kolam pengumpul air hujan (PAH) maka kisaran biaya untuk membuat kolam relative mahal. Kolam dapat dibagun dipermukaan tanah maupun di bawah tanah (dibawah, bangunan, teras, rumah, dan lain – lain)

Tabel daftar bahan yang dibutuhkan untuk membuat kolam penampung air hujan pasangan bata

Gambar 4.9. Tabel Bahan yang Digunakan (sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya)

Jika dihitung, biaya yang dikeluarkan sekitar 20 juta dengan pembiayaan pemeliharaan yang sedikit.

Efektifitas dari rainwater harvesting cukup bagus karena daerah yang berada di iklim tropis dengan musim kemarau pendek yang disertai dengan beberapa hujan badai berintensitas tinggi seperti Jakarta merupakan daerah yang memiliki kondisi yang paling cocok untuk pengaplikasian sistem rainwater harvesting.

(28)

Berdasarkan data curah hujan historis sejak tahun 1989 – 2008 dari beberapa lokasi stasiun penakar hujan yang berada di sekitar DAS Ciliwung wilayah DKI Jakarta (DAS Ciliwung Hilir) mempunyai nilai curah hujan tahunan sebesar 1.929 mm/ tahun. Sementara itu, DAS Ciliwung Hulu yang juga memberikan kontribusi terhadap pasokan air di wilayah DKI Jakarta mempunyai curah hujan tahunan 3.502 mm/tahun.

Menurut Fenty Wisnuwardhani (2006), kebutuhan air bersihdi perkotaan pasti meningkat jumlahnya dari periode ke periode seiring dengan laju perkembangan dan pertambahan penduduk.

Pernyataan tersebut dijabarkan kedalam tabel seperti berikut:

Gambar 4.11. Tabel Konsumsi Air (Sumber Kimpraswil)

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada 2006 setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 144 Liter/Hari. Dari jumlah tersebut, pemakaian terbesar digunakan untuk keperluan mandi yakni sebanyak 65 Liter per Orang per Hari atau 45% dari total pemakaian air.

Efektifitas rainwater harvesting dalam menampung air hujan sebagai sumber air dapat dihitung.

Berikut ini ilustrasi yang dapat menunjukkan teknik roof top rain water harvesting1 dapat memberikan kontribusi mengumpulkan limpahan air hujan yang dapat digunakan sebagai sumber air bagi warga Daan Mogot.

 Misalnya, untuk suatu atap bagunan dengan luas area 100 m2 atau 10.000

(29)

dm2 dan jumlah curah hujan di DKI Jakarta 1.929 mm/tahun atau 19,29 dm

 Volume air hujan yang jatuh di satu atap rumah sebanyak = 10.000 dm2 x 19,29 dm

= 192.900 liter/ tahun

 Dengan asumsi 80%2 dari total hujan yang dapat dipanen, maka volume air

yang dapat dipanen = 80% x 192.900 liter = 154.320 liter/tahun

 Jika diasumsi setiap orang menggunakan 210 liter air per hari3 dan satu

keluarga terdiri dari 5 orang maka volume air tampungan dan mencukupi selama

=154.320 x (210 x 5) = 147 hari

Jika menggunakan Kolam penampung air hujan:

Contoh ilustrasi :

 Jika kita memiliki kolam sebesar 200 m2, surah hujan DKI Jakarta 1.929 mm/tahun atau 19,29 dm, maka jumlah air yang dapat dipanen

= 20.000 x 19,29 = 385.800 liter

 dengan asumsi hanya 80% yang dapat tertangkap maka volume air = 308.640 liter

 Jika diasumsi setiap orang menggunakan 210 liter air per hari4 dan satu

keluarga terdiri dari 5 orang maka volume air tampungan dan mencukupi selama =308.640 x (210 x 5) = 294 hari

Hal yang perlu diperhatikan adalah dengan metode rainwater harvesting kita tak perlu menyedot air tanah untuk kebutuhan konsumsi kita karena dengan menampung kita sudah mempunyai konsumsi air.

Kemudahan dalam penggunaan metode rainwater harvesting dalam

2 koefiesien runoff 80% karena 20% dianggap mengalami evaporasi dan kebocoran

3 sumber: kimpraswil 4 sumber: kimpraswil

(30)

pemasangan dan penggunaan cukup mudah. Dengan menyiapkan tong air dan rajin membersihkan saluran air pada metode rain barrel. Sementara dengan menggunakan kolam pengatur air hujan dapat dibangun bergotong royong dalam waktu yang relatif sebentar. Untuk medapatkan air yang bersih, pengguna harus rajin membersihkan filter pada alat dalam kurun waktu 2 minggu sekali.

Jangka waktu penggunaan rainwater harvesting dapat mencapai 50 tahun jika Daan Mogot tidak mengalami bencana alam yang fatal seperti gempa bumi dan tsunami.

4.2.3.Penggunaan Air PAM

Dari segi biaya, penggunaan air PAM akan mengeluarkan biaya perbulan sebanyak tiga macam, yaitu biaya per pemakaian, biaya pemeliharaan meter,dan biaya beban tetap tiap pelanggan.

Gambar 4.12. Tabel Susunan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (Per Pemakaian)

No. Kelompok Pelanggan

Blok Pemakaian dan Tarif Air Minum per m³ 0 - 10 m³ 11 - 20 m³ > 20 m³

Rp Rp Rp

1. Kelompok I 1.050,00 1.050,00 1.050,00

2. Kelompok II 1.050,00 1.050,00 1.575,00

3. Kelompok III A 3.550,00 4.700,00 5.500,00

4. Kelompok III B 4.900,00 6.000,00 7.450,00

5. Kelompok IV A 6.825,00 8.150,00 9.800,00

(31)

Gambar 4.12. Tabel Biaya PAM (sumber: Website PAM)

Penentuan Golongan/Kelompok Tarif berdasarkan peruntukan bangunan (apakah untuk usaha atau rumah tangga di pemukiman umum/real estate) dan luas bangunan.

(32)

Kelompok II : rumah sakit pemerintah, rumah tangga sangat sederhana (<=28.8 m2), rumah susun sangat sederhana, dan sejenisnya.

Kelompok IIIA : rumah tangga sederhana (28.8 m2 s.d. 70 m2), rumah susun

sederhana, stasiun air dan mobil tangki, dan sejenisnya.

Kelompok IIIB : rumah tangga menengah (70 m2 s.d. 120 m2), lembaga

swadaya non komersial, kios/warung, bengkel kecil, usaha kecil, usaha kecil dalam rumah tangga, rumah susun menengah, dan sejenisnya

Kelompok IVA : rumah tangga di atas menengah (>120 m2),

kedutaan/konsulat, kantor instansi pemerintah, kantor perwakilan asing, lembaga swasta komersial, lembaga pendidikan, instansi TNI, bengkel menengah, usaha menengah, tempat pangkas rambut, penjahit, rumah makan, rumah sakit swasta, praktek dokter, kantor pengacara, hotel non bintang, industry kecil, rumah susun di atas menengah, dan sejenisnya.

Kelompok IVB : hotel berbintang 1,2,3/motel/cottage, salon kecantikan, night club/café, bank, bengkel besar, perusahaan perdangangan, hotel berbintang 4,5, gedung bertingkat tinggi, apartemen, pabrik makanan minuman, pabrik kimia/obat/kosmetik, gedung perindustrian, pabrik tekstil, pergudangan, tongkang air, PT. Jaya Ancol, dan sejenisnya.

Kelompok V : BPP Tanjung Priok dan sejenisnya.

(33)

256 juta m3/tahun. Dengan pengambilan air tanah pada tahun 2011 sebanyak 548,2 juta m3/tahun atau 63,42% dari ketersediaan air tanah,ambang batas telah jauh terlampaui. Dengan menggunakan air PAM, maka akan mengurangi penggunaan air tanah dalam, yang jika air tanah dangkal digunakan terus menerus, air tanah dalam yang tidak bisa diperbaharui juga akan habis, dengan begitu kita akan dapat terus menyimpan dan melestarikan air tanah.

Perbedaan air tanah dan air PAM. Jika kita terus menerus mengambil air tanah, besarnya volume pengambilan air tanah (dengan pembuatan sumur) menimbulkan dampak negatif. Selain dapat menurunkan tingkat permukaan tanah, menurunnya debit air tanah bisa mempercepat intrusi air laut ke daratan. Artinya, kandungan air tanah akan berubah menjadi air laut yang tidak layak konsumsi. Yang lebih mengerikan lagi jika penurunan permukaan tanah sudah lebih rendah dari permukaan air laut, maka potensi terjadi tenggelam sangat besar. Namun, PALYJA terkadang tidak dapat memenuhi kualitas standar, seperti air PAM mengandung zat-zat kimia yang tidak tersaring, misalnya klorin, dan masih banyak lainnya. Air PAM terkadang juga tidak dapat memenuhi kuantitas kebutuhan pelanggan. Banyak pelanggan yang mengeluh bahwa air PAM sering tidak mengalir

Ada dua cara untuk melakukan pemasangan air PAM jika ada jaringan pipa di sekitar bangunan yang akan mengaplikasikannya:

a. Menghubungi Call Center PALYJA 24 Jam, menyiapkan semua berkas seperti KTP, PBB, Surat Keterangan Usaha, dan Surat Keterangan dari Instansi. Dalam waktu paling lambat 5 hari kerja, petugas PAM akan melakukan pemasangan sambungan pipa dan meter air di bangunan.

b. Mendatangi kantor KHP terdekat, mengisi data aplikasi. Dalam waktu paling lambat 5 hari kerja, petugas PAM akan melakukan pemasangan sambungan pipa dan meter air di bangunan terkait.

(34)

4.2.4.Sumur Resapan

Dari segi biaya, pembangunan sumur resapan bervariasi, namun pada umumnya, dalam artikel Land subsidence dan Amblasnya Jalan oleh Ardy Arsyad, diambil asumsi muka air tanah berada 4 meter di bawah dan penurunan dengan total 1,97 meter menjadi 5,97 meter di bawah tanah. Biaya pembuatan untuk 4 meter adalah Rp. 4.500.000 dan ditambah Rp 600.000 setiap penambahan satu meter. Ini berarti total yang dikeluarkan untuk pembuatan sumur resapan sistem drainase (asumsi menggunakan sistem drainasae vertikal konata) adalah Rp 5.100.000. Harga ini sudah termasuk buis beton, plat beton, koral, upah pekerja dan finishing dengan disain kurang lebih seperti berikut:

Gambar 4.13. Disain Sumur Resapan

Di Daan Mogot yang tergolong tanah lunak, permeabilitasnya diperkirakan sebesar 2 cm/jam. Perlu diperhatikan bahwa peletakkan sumur resapan harus berada 3 meter dari sumur bersih, 5 meter dari tangki septik, dan 1 meter dari pondasi agar air tidak tercemar.

(35)

Gambar 4.14. Sumur Resapan Rumah

Efektifitas dari sumur resapan cukup baik dengan limpasan air hujan yang mengalir akan masuk ke sumur resapan dan diserap oleh sumur tergantung dengan volume sumur tersebut.

Sumur resapan mudah dibuat dikarenakan bahannya yang mudah didapatkan dan tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 2-3 orang saja. Biasanya, sumur resapan bisa diaplikasikan untuk banyak rumah menjadi satu sumur yang besar atau setiap rumah memiliki satu sumur resapan sendiri.

Jangka waktu dari perawatan sumur resapan adalah empat tahun sekali dengan asumsi sumur resapan bersih.

Manfaat dari pembuatan sumur resapan ada banyak, diantaranya: 1. Tidak memerlukan teknologi tinggi.

2. Adanya penambahan air yang masuk ke dalam tanah sehingga mencegah intrusi air laut.

3. Dapat mempertahankan tinggi muka air tanah karena menyediakan cadangan air untuk masa kemarau dan menampung air untuk musim hujan.

4. Dengan adanya pengaturan aliran air, pencemaran air tanah dapat ditekan. 5. Mampu menampung limpasan air yang ada sehingga volume air yang masuk

ke drainase dapat dikurangi dan mencegah banjir.

6. Mencegah terjadinya penurunan tanah karena banyaknya air hujan yang masuk ke tanah melalui sumur resapan.

(36)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Why-Why Diagram dan Needs

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan dan pendefinisian masalah penurunan permukaan tanah yang terjadi di Daan Mogot, bisa didapatkan definisi masalah dengan menggunakan pertanyaan mendasar, yaitu:

1. What = terjadinya penurunan permukaan tanah di daerah Daan Mogot Jakarta 2. Where = berlokasi di daerah Daan Mogot Jakarta Utara

3. When = penurunan permukaan tanah ini terjadi hingga saat ini

4. Who = bila penurunan permukaan tanah berlangsung terus menerus, warga yang tinggal di daerah tersebut adalah yang paling merasakan dampaknya.

5. Why = masalah yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan penurunan permukaan tanah di daerah Daan Mogot Jakarta dapat ditemukan melalui why-why diagram

berikut:

Gambar 4.1. Why-Why Diagram Masalah

(37)

Kebutuhan yang ada dengan yang tersedia dapat juga mendefinisikan masalah dengan jelas, seperti yang ditunjukkan pada diagram berikut:

Gambar 4.2. Diagram Needs

Gambar atau diagram diatas menunjukkan bahwa apa yang diinginkan dengan warga daerah Daan Mogot adalah permukaan tanah yang tidak mengalami penurunan sehingga banjir sebagai masalah utama yang sering dihadapi tidak terjadi lagi. Namun, bisa dilihat bahwa yang tersedia di daerah Daan Mogot adalah permukaan tanah yang mengalami penurunan setiap tahunnya dengan laju yang cepat dikarenakan aktivitas manusia yang terus mengambil air tanah tanpa memikirkan cara untuk membuatnya stabil. Dari perbedaan antara yang diinginkan dan yang tersedia, bisa diambil sebuah kebutuhan atau sebuah kesenjangan yang menjadi inti masalah yang dihadapi. Hal ini kemudian harus dianalisis dengan metode yang ada dan diselesaikan secara tepat untuk daerah Daan Mogot.

(38)

Gambar 4.3. Decision Process Analysis Diagram

Gambar

Gambar 2.1 Konstruksi ASR
Gambar 2.3. Bak Tando Bawah Tanah
Gambar 4.1. Peta Kondisi
Gambar 4.3. Kondisi Jalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

(dalam Kharizmi, 2015) menemukan temuan dari penelitiannya tentang perkembangan literasi bahwa keterlibatan orangtua memiliki peranan yang sangat besar dalam mengembangkan

Dengan ini memohon kesediaan ibu/ bapak untuk menjadi responden pada penelitian yang sedang saya laksanakan dengan judul “Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga dan Pengetahuan

Pada alat uji tarik kecil yang telah dibuat oleh Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, dilakukan analisa umur bantalan sehingga dapat diketahui apakah mampu menerima

Menurut Agrios (1996), tanaman yang terserang penyakit akan melakukan perlawanan terhadap serangan patogen dan mengubah struktur anatomi, termasuk menambah

dari aktor). Sedangkan untuk pola jaringan yang bersifat simetris, hanya terdapat satu nilai degree. Angka 0 menunjukan bahwa aktor tidak saling terhubung dengan aktor

Hal tersebut diperjelas oleh penelitian yang dilakukan oleh Miranti (2012) yang mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki peer attachment yang baik, akan mampu

Kelas absensi berisi semua data dan informasi absensi yaitu kelas ini akan menjelaskan data-data apa saja yang ada didalamnya dan data tersebut dapat berguna untuk menjalankan

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan alai bantu komputer program SPSS versi 11.00. Β promosi penjualan = 72853,220 dari variabel X, yang artinya setiap perubahan rata-rata