• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAGAM BAHASA RESMI nama penerima jasa tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RAGAM BAHASA RESMI nama penerima jasa tersebut"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RAGAM BAHASA RESMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Prasetyo Hendrawan Triadianto

160810102002

Elok Faica Ismail

160810102005

Fiqi Hidayatu Ulfa Haris

160810102014

Asa Choirul Umam Muhharom

160810102019

Ritna Ilmala Sari

160810102025

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “Ragam Bahasa Resmi” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 16 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang lebih ditekankan yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan benyak digunakan oleh kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa? 2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?

3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek.

1.4 Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa. 2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan. 3. Penggunaan ragam bahasa.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A.Pentingnya Bahasa

Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau individu. Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu contoh penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain.

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.

Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui ucapan yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.

(6)

B.Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari:

(1) Ragam bahasa lisan (2) Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada kedekatan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.

C. Sebab Terjadinya Ragam Bahasa

(7)

D. Macam-macam Ragam Bahasa

Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.

1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media a. Ragam bahasa Media (Lisan)

Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

 Ciri-ciri ragam lisan:

 Memerlukan orang kedua/teman bicara.

 Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.

 Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.

 Berlangsung cepat  Kelebihan ragam bahasa lisan :

a. Dapat disesuaikan dengan situasi

b. Faktor efisiensi waktu

c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan

gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,

mimik dan gerak-gerak pembicara.

d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa

yang dibicarakannya.

e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian

bahasa yang dituturkan oleh penutur.

f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari

informasi audit, visual dan kognitif.  Kelemahan ragam bahasa lisan :

(8)

frase-frase sederhana.

b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.

c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.

d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

b. Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan

dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan

tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita

tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,

ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

 Ciri-ciri ragam tulis:

1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara

2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu 3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;

4. Berlangsung lambat 5. Selalu memakai alat bantu

6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi

7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.  Kelebihan ragam bahasa tulis :

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.

b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat. c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.

d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan

pembaca.

 Kelemahan ragam bahasa tulis :

(9)

akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa.

c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

 Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ): A. Tata Bahasa :

1) Ariani bilang kalau kita harus belajar. 2) Kita harus bikin karya tulis.

3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak b. Ragam bahasa tulisan

1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar. 2) Kita harus membuat karya tulis.

(10)

Membuat surat dinas memang gampang-gampang susah terlebih lagi budaya salah yang membudaya sampai turun temurun membuat kita bingung harus menyesuaikan dengan keadaan atau sesuai dengan pembuatan surat dinas yang baku. Kali ini saya akan menjelaskan sekaligus mereview sekaligus merevisi surat dinas yang baru saja saya temukan tadi pagi.

Berikut gambar surat dinas yang belum direvisi:

(11)

Surat dinas adalah surat yang dibuat atau dikeluarkan oleh suatu instansi tertentu terkait melaksanakan suatu kegiatan. Berikut unsur-unsur surat dinas beserta penjelasannya dan kekurangan yang ada pada surat dinas tersebut.

(12)

(kepala surat yang salah)

Kepala surat terdiri dari:

Unsur Penjelasan

Nama Instansi Nama instansi atau lembaga, ditulis dengan menggunakan

huruf kapital semua dan tidak boleh ada singkatan.

Logo Logo atau lambing instansi merupakan identitas atau cirri

Batas Merupakan pembatas antara kepala surat dengan bagian dari

unsure surat dinas yang di bawahnya.

KESALAHAN:

No Penjelasan

1

Dalam surat dinas tersebut terdapat singkatan dan kepanjangannya, mengacu kepada unsur-unsur kepala surat tiak boleh ada singkatan, dan DKM kepanjangannya adalah “DEWAN KEMAKMURAN MASJID”

mengacu kepada:

Firman Allah (Qs.at-Taubah:18)" yang artinya:

’'Sesungguhnya yg memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yg beriman kepada Allah & hari akhirat”.

(13)

sangat keliru dalam pembuatan alamat, terdapat titik dua, dan singkatan dan di cetak miring, sebagai contoh yang sesuai dengan unsur alamat instansi:

“Jalan Cipanas 32, Telepon (0262) 111222, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut – Jawa Barat”

Berikut kepala surat yang benar:

2. NOMOR, LAMPIRAN, PERIHAL, DAN TANGGAL SURAT

(nomor, lampiran, perihal, dan tanggal yang salah)

NOMOR SURAT

Nomor Surat Penjalasan

Letak

Nomor surat ditulis di margin kiri diikuti tanda titik dua (:).

(14)

1. nomor urutan dikeluarkannya surat;

2. kode isi surat;

3. kode lembaga yang mengeluarkan surat;

4. bulan dikeluarkannya surat dan harus ditulis dalam angka romawi;

5. tahun dilekuarknnya surat.

KESALAHAN:

Nomor Surat Penjalasan

1

Nomor surat pada surat tersebut sangan absurd, tertulis Nomor : 02/DKM/AS/II/2015. Salahnya terdapat pada setelah penulisan titik dua jangan menggunakan lagi spasi.

2

Kode isi surat ini adalah acara yang akan diselenggarakan disana ditulis nama instansinya jelas suatu kekeliruan harusnya, harusnya diganti dengan ISNMSAW singkatan dari Isra Mir’raj Nabi Muhammad SAW atau yang lainnya.

3

Lalu kode lembaga atau lembaga yang mengeluarkan disurat dinas tersebut jelas salah seharusnya DKM, tetapi ini malah menggunakan kode nama masjid.

4

Bulan dikeluarkannya surat, di dalam surat tersebut ditulis romawi II berarti bulan Februari, tetapi saya menerima surat ini bulan Mei jadi seharusnya romawinya V untuk menandakan bulan Mei.

LAMPIRAN

(15)

KESALAHAN:

Saya menerima surat saja tidak ada yang dilampirkan jadi seharusnya tulisan lampiran yang juga disingkat dan di tulis angka (0) sebaiknya ditiadakan karena merupakan suatu pemborosan kata. (Pesan Guru Bahasa Indonesia)

PERIHAL

Perihal adalah suatu yang dimaksud, tempatnya terdapat di margin kiri atas, diawali huruf kapital dan tanpa spasi setelah titik dua.

KESALAHAN:

Di surat tersebut tertulis perihalnya disingkat dan ada spasi lalu titik dua dan spasi lagi setelahnya, seharusnya yang benar adalah Perihal:Undangan

TANGGAL PEMBUATAN SURAT

Tanggal pembuatan surat adalah kapan surat tersebut dibuat, letaknya di margin kanan atas sebaris dengan nomor surat.

KESALAHAN:

Tidak terdapat dalam surat dinas tersebut mungkin tertinggal atau lupa menuliskan.

(16)

3. TUJUAN SURAT

(tujuan surat yang salah)

Tujuan surat adalah lembaga, instansi, atau perseorangan yang dituju sesuai alamatnya.

KESALAHAN:

Tujuan Surat Penjalasan

1

Penulisan Kepada Yth. itu jelas sangat salah seharusnya jangan memakai kepada karena akan membuat kata menjadi tidak efektif dan penulisan Yth itu diakhiri titik bukan koma.

2

Dan kata Di itu seharusnya kecil semua.

(17)

Salam pembuka yang lazim digunakan dalah surat dinas adalah Dengan hormat, dan Assalamu’alaikum wr. wb.

KESALAHAN:

Di surat tersebut terdapat double salam pembuka bissmillah dan assalamu’alaikum, pakai satu saja karena jika dua itu termasuk pemborosan kata dan sebaiknya menggunakan salam pembuka assalamu’alaikum karena menyangkut acara tentang keislaman. Dan penulisannya Assalamu’alaikum wr. wb.

5. ISI SURAT

(isi surat yang salah)

Isi surat terdiri dari:

Isi Surat Penjalasan

Isi pembuaka

Berfungsi untuk mengantarkan kepada maksud dari surat tersebut.

Isi Inti

(18)

Isi Penutup

Isi penutup adalah harapan dan ucapan terimakasih kepada pembaca.

KESALAHAN PADA ISI PEMBUKA:

Isi Pembuka Penjalasan

1 Kata kita, melaksanakan harusnya huruf kecil semua.

2

Isi surat adalah maksud dikeluarkannya surat tersebut.

3

Kata sehari hari seharusnya memakai strip karena merupakan kata ulang. Jadi sehari-hari,

4 Kata taopik dalam KBBI tidak ada seharusnya yang benar taufik,

allah SWT phonem awalnya huruf besar.

5

Kata Amin seharusnya kecil ponem awalnya, dan yang paling krusial adalah kata Amin ini penulisannya salah karena amin di surat adalah suatu do’a jadi bukan amin tetapi aamiin karena artinya (Kabulkan doa kami. Ini berdasarkan fi’il (kata kerja salam Bahasa Arab) merupakan permohon kepada Allah SWT agar doa kita diijabahkan, dikabulkan-Nya).

(19)

saja. menggunakan font atau jenis huruf yang sama.

5

Yang diselenggarakan pada : jangan pakai spasi setelah pada langsung saja titik dua. sesuaikan dengan hari dan tanggal.

Singkatan sampai dengan s/d bukan seperti itu tetapi s.d.

8

Penulisan Tempat hurufnya kecil semua dan titik duanya sesuaikan dengan hari dan tanggal karena memiliki karakter lebih banyak.

9

Dan penceramah jika tidak ada atau belum diketahui hilangkan saja karena merupakan pemborosan kata.

10

ASY-SIFA diubah menjadi ponem awalnya dan setelah strip saja yang huruf kapital. Asy-Sifa

(20)

Isi Penutup Penjalasan

1

Bagian penutupnya harus ada kohesi dengan paragraph sebelumnya. Jadi yang awalnya :

“Kami berharap Bapak Ibu Saudara/i untuk hadir tepad pada Waktunya” diubah menjadi :

“Oleh karena itu, kami berharap Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir tepat pada waktunya, demikian surat ini kami sampaikan

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih ”.

Berikut Isi surat yang benar:

(21)

Salam yang lazim digunakan adalah Hormat saya,

KESALAHAN:

Disana memakai mengetahui dengan memakai huruf kapital semua jadi hanya ponem pertama saja yang menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.

7. JABATAN, TANDA TANGAN, DAN NAMA JELAS

(jabatan,tanda tangan, dan nama jelas yang salah)

Dalam suatu instansi terdapat struktur organisasi jadi yang berhak membubukan tanda tangan di akhir surat adalah ketua instansi tersebut dan skretaris ataupun bendahara.

KESALAHAN:

No Penjalasan

1

Penulisan Ustadz merupakan kata yang keliru karena menurut EYD yang benar adalah Ustaz.

2 Tidak ada skretaris.

(22)

semuanya.

Berikut jabatan, tanda tangan, dan nama jelas yang benar:

(23)
(24)
(25)

2. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan penutur. Ragam Bahasa Berdasarkan penutur yaitu :

1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

contoh:

1) Ira mau nulis surat = Ira mau menulis surat

2) Saya akan ceritakan tentang Kancil = Saya akan menceritakan tentang Kancil.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

(26)

Ragam resmi : “Saya sudah membaca buku itu” Ragam tak resmi : “Saya sudah baca buku itu”

3. Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

Contoh:

Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.

Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon. Ragam sastra : Cerita itu menggunakan Flashback.

Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam baku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.

2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.

3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.

4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :

* Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

Rino : sudah saya kerjakan pak.

(27)

BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.

1.2 Saran

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT: Nusa Indah. Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html (Jum’at 21 November, 11.05)

http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa.html (Jum’at 21 November, 11.17)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini setelah selesai melakukan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1 peneliti dan guru melakukan refleksi tentang semua observasi/pengamatan yang

Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang) turut membentuk sebuah fungsitetapi berdiri sendiri sebagai bilangan dan tidak terkait paa suatu variabel

 Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada : badan usaha;

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

Perkembangan I-FLOW dalam beberapa momen terakhir ini membuka peluang pasar bagi para wiraswasta/pebisnis kecil-kecilan dalam membuka percetakan ataupun foto studio sederhana.

Abstrak : Pola pikir itu tentunya tidak dapat kita hindari dari pengaruh tradisi ataupun budaya masyarakat itu sendiri.Dalam membentuk krakter pikir peserta

Ø The arbitrage-free valuation of bond with spot rates is not available for bonds with embedded option, and we need a valuation approach with binomial interest rate tree.. ü

Kegiatan inti pada siklus I dan II guru memberikan penjelasan dan menyajikan contoh soal cerita SPLDV serta penyelesaiannya dengan menggunakan Langkah Polya