• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PRAKTIKUM DI LABORA TORIUM KI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN PRAKTIKUM DI LABORA TORIUM KI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KIMIA (Makalah Kimia Dasar)

Oleh

Chindia Florentia 1614121124

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

Judul makalah “Perencanaan Praktikum Di Laboratorium Kimia”. Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya karena keterbatasan kemampuan penulis.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat, baik untuk penulis dan pembaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...1 1.2 Tujuan...2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Praktikum dan Laboratorium...3 Tujuan Laboratorium...5 BAB III PEMBAHASAN

1.1 Penjadwalan...9 1.2 Penyediaan dan Penyiapan Alat dan Bahan Praktikum...13 1.3 Pengelolaan Kegiatan Percobaan atau Praktikum...18 BAB IV KESIMPULAN

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(5)

Dalam kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi diperlukan penilaian aspek psikomotor guna mengetahui kopentensi mahasiswa setelah mengikuti proses perkuliahan selama periode tertentu. Dalam kaitan dengan pendukung kegiatan teoritis di dalam ruang kelas maka diperlukan kerja laboratorium, yang berupa praktikum atau percobaan.

Suatu tempat untuk pelaksanaan kegiatan praktikum atau percobaan dapat berupa laboratorium alam (kebun biologi, green chemistry laboratory, dan sebagainya), sedangkan dalam suatu bangunan tertentu berupa ruang dengan persyaratan standar laboratorium.

Laboratorium tempat di mana dosen atau asisten dan mahasiswa melakukan kegiatan percobaan atau penelitian, sehingga laboratorium tidak selalu berarti gedung laboratorium tetapi dapat berupa kebun, lapangan dan lain-lain yang dipakai untuk kegiatan tersebut. Di samping itu ruangan kelas biasa atau ruangan lain dapat diubah menjadi ruangan laboratorium setelah mengalami penataan sedemikian rupa.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Dapat menjelaskan perencanaan praktikum laboratorium dan kegiatan akademis laboratorium.

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Praktikum adalah kegiatan di luar perkuliahan tatap muka (teori yang terstruktur dan terjadwal) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teori atau memberikan suatu keterampilan. (BAN PT, 2009).

Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori, dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyoginya bersifat berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajar-mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium berlangsung kegiatan kerja laboratorium. (Depdikbud, 1979)

(7)

Jadi pengertian laboratorium tidak hanya termasuk di dalamnya gedung atau ruang dan peralatannya, seperti misalnya laboratorium kimia, fisika, teknik, dan sebagainya. Akan tetapi pengertian laboratorium termasuk juga sekolah/kelas dan bahkan masyarakat sendiri. Lembaga kemasyarakatan, alam sekitar juga merupakan laboratorium. Ia merupakan sumber belajar dan media dalam proses belajar-mengajar yang tidak akan habis. (F. J, 1986).

Bagi sebagian dari kita menganggap praktikum dan eksperimen adalah dua hal yang memiliki pengertian sama. Namun sesungguhnya keduanya sangatlah berbeda. Praktikum diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membuktikan kebenaran suatu konsep dengan prosedur yang sudah jelas dan sistematis. Kegiatan praktikum menekankan pada pengem-bangan keterampilan seseorang dalam menggunakan alat-alat dan bahan-bahan kimia secara benar. Sedangkan kegiatan eksperimen lebih dari sekedar praktikum, artinya dalam eksperimen lebih menekankan bagaimana seseorang dilatih untuk kreatif dan inovatif menciptakan langkah-langkah percobaan baru (modifikasi dari prosedur baku yang sudah ada) atau mengkombinasikan berbagai prosedur kerja menjadi suatu prosedur baru dalam usahanya menemukan suatu konsep. Dengan kata lain, dalam praktikum seorang anak didik hanya mempraktikkan apa yang tertulis dalam petunjuk praktikum, sedangkan dalam eksperimen anak didik melakukan modifikasi dan kolaborasi berbagai metode yang berbeda dengan prosedur baku yang ada.

Dalam mempersiapkan pelaksanaan praktikum di laboratorium, maka hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain alat-alat dan bahan-bahan kimia, perlengkapan praktikum, buku petunjuk praktikum, jadwal pelaksanaan, dan kesiapan guru. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu kegiatan praktikum adalah tujuan praktikum yang diinginkan dan penentuan teori yang sesuai dengan mata praktikum, serta bagaimana menentukan dan memilih alat dan bahan kimia yang sesuai dan tepat dalam praktikum. (The General Safety Committee, 1954).

(8)

menyatakan peranan dan fungsi laboratorium ada tiga, yaitu sebagai (1) sumber belajar, artinya lab digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor atau melakukan percobaan, (2) metode pendidikan, meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana penelitian, tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik yang bersikap ilmiah (Sudaryanto, 1998).

Tujuan penggunaan laboratorium bagi peserta didik, antara lain :

 Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan pembuatan alat sederhana).

 Melatih bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran lab.

 Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan.  Melatih daya berpikir kritis analitis melalui penafsiran eksperimen.  Memperdalam pengetahuan.

 Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggungjawab.

 Melatih merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada.

 Memberikan pengalaman untuk mengamati, mengukur, mencatat, menghitung, mene-rangkan, dan menarik kesimpulan

(9)

III. PEMBAHASAN

Perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin.

Dalam perencanaan terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkah-langkah atau tahapan yang dapat diikuti secara sistematis.

Perencanaan laboratorium kimia meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat dan bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :

A. Penjadwalan (Schedulling) Penggunaan Laboratorium

Dalam penjadwalan perlu diperhatikan kesesuaian waktu dengan kegiatan

(10)

kimia dan perbaikan susunan perabotan atau perbaikan gedung laboratorium.

Hubungan antara kegiatan belajar mengajar dengan praktikum dituangkan dalam Keputusan Mendiknas RI : NOMOR 232/U/2000 : tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Pasal 1 Nomor urut 14, yaitu bahwa : Satuan kredit semester selanjutnya disingkat SKS adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum, atau 4jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1 - 2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1 - 2 jam kegiatan mandiri.

Pengertian secara umum dapat dianalogikan juga bagi kegiatan belajar mengajar di tingkat bawahnya, yaitu pada jenjang sekolah menengah. Sehingga diketahui bahwa 1 sks (satuan kredit semester) dalam praktikum berarti kegiatan laboratorium selama 50 menit dan kegiatan di luar laboratorium/sekolah selama 40 menit. Oleh karenanya waktu harus digunakan seefektif mungkin. Untuk kegiatan di laboratorium dapat dirinci sebagai berikut :

2 sks untuk praktikum berarti 2 x 50 menit = 100 menit.  15 menit untuk penjelasan dan demonstrasi oleh guru.

 60 menit untuk praktikum/percobaan oleh siswa.

 10 menit untuk pemeriksaan lembar kegiatan siswa.

 15 menit untuk mengerjakan soal-soal dan pertanyaan-pertanyaan.

(11)

disediakan cukup sempit, dapat dirinci seperti berikut ini : 2 sks berarti 2 x 40 menit = 80 menit.

 10 menit untuk penjelasan dan demonstrasi.

 60 menit untuk praktikum/pengamatan.

 10 menit untuk pemeriksaan jurnal/hasil lembar kegiatan.

Sedangkan persoalan-persoalan selama kegiatan dapat ditanyakan pada waktu pelajaran teori diberikan.

B. Penyediaan dan Penyiapan Alat dan Bahan Praktikum

1. Pengadministrasian Alat dan Bahan Laboratorium

Tujuan pengadministrasian alat dan bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masingmasing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis.

Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / peminjaman alat / bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label. Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.

Kelancaran pelaksanaan kegiatan praktikum laboratorium sangat bertumpu pada teratur tidaknya administrasi lab dengan ketentuan administrasi itu maka kita dapat mengetahui kebutuhan yang diperlukan, persediaan yang ada terlaksana atau tidaknya kegiatan lab. Adapun masalah - masalah yang harus dipecahkan dalam administrasi laboaratorium antara lain:

(12)

 bahan penerimaan barang / alat  bahan pembelian barang / alat  bahan inventaris

 bahan persediaan ( bahan stok barang / alat )

 bahan kegiatan lab IPA ( bio, kimia, fisika )  bahan permintaan alat / bahan

 bahanpemeliharaan dan perbaikan

 buku notulen rapat  buku tamu pembinaan

Pengisian buku - buku administrasi ini dapat dilakukan dosen atau asisten dengan bantuan laboran. Sehingga seluruh kegiatan lab memperoleh data-data fisik yang dapat dipertanggung jawabankan.

Selain itu agar program kerja lab IPA SMP maupun Laboratorium Fisika SMA terlaksana dengan baik,maka perlu adanya pembagian tugas bagi dosen atau asisten dan laboran.

2. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium

Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia yang rusak, hilang, atau habis dkai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian.

(13)

murah dan sewaktuwaktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.

Jenis alat dan jumlahnya perlu dipersiapkan sebanyak 1 set untuk setiap percobaan sesuai buku penuntun praktikum yang dipakai. Jumlah masing-masing dilipatgandakan menurut banyaknya kelompok per kelas jika praktikum dilakukan per kelompok. Persiapan/penyediaan bahan praktikum harus diperhitungkan sesuai dengan perumusan sebagai berikut :

JP = (JK x BK x JZ x FP) + 25%(JK x BK x JZ x FP)

Keterangan :

JP : Jumlah pereaksi/zat-zat yang akan direaksikan dalam gram atau mililiter.

JK : Jumlah kelompok praktikum dalam satu kelas.

BK : Banyaknya kelas paralel yang akan melakukan praktikum.

JZ : jumlah gram atau mililiter zat yang dibutuhkan untuk kali percobaan. FP : frekwensi pengulangan percobaan.

25% : persediaan alat dan bahan untuk percobaan yang gagal.

3. Pereaksi

Pengetahuan tentang pereaksi sangat perlu karena banyak percobaan memerlukan ketelitian dan ketepatan konsentrasi sehingga percobaan dapatdiamati dan berjalan baik. Pereaksi yang berbentuk larutan dapat dibuat dari padatan yang dilarutkan di dalam air atau pelarut lain yang disyaratkan. Pembuatan larutan ini dapat dilakukan secara kuantitatif setelah menghitung konsentrasi yang diinginkan. Penggolongan beberapa pereaksi kimia yang sering ditemui berikut ini sangat

penting untuk dipahami :

 Pereaksi S (soluble atau mudah larut) : berupa larutan yang mudah dibuat dengan melarutkan sejumlah zat padatannya.

(14)

 Pereaksi H (Hydrizable atau mudah menghidrolisa ) : berupa larutan yang ketika dilarutkan ke dalam air akan langsung menghidrolisa sehingga menghasilkan keadaan yang tidak diharapkan.

Hal demikian dapat diatasi dengan melarutkannya terlebih dahulu ke dalam larutan asam pekat.

Contoh : Untuk membuat SnCl2 0,5 M, 113 gram SnCl2.H2O dilarutkan dahulu ke dalam 170 mL HCl pekat, kemudian dipanaskan dan diencerkan sampai 1 liter dengan air, sebagai pengawet tambahkanlah keping logam Sn.

 Pereaksi Hd (Hydrolizable after dilution atau mengalami peristiwa hidrolisa setelah dilakukan pengenceran); berupa larutan zat yang mudah mengalami kekeruhan setelah pengenceran. Hal ini dapat diatasi dengan menambah sedikit asam pekat sesuai dengan sisa asam yang tertulis pada rumus kimianya.

Contoh : CuSO4, HgSO4.

 Pereaksi Ex (Exotermic atau mengeluarkan panas ) ; berupa larutan yang ketika pembuatannya menghasilkan panas yang banyak. Hal ini dapat diatasi dengan menempatkannya di dalam bejana berisi air dingin.

Contoh : pembuatan H2SO4 encer dari larutan pekatnya, pembuatan larutan NaOH dari NaOH pekat.

 Pereaksi En (Endotermic atau menerima panas) : berupa larutan yang ketika dibuat menjadi dingin atau harus memerlukan panas sedikit, hal ini dapat dihindari dengan pemberian sedikit pemanasan untuk menghindarkan pecahnya gelas beaker karena perubahan suhu yang tiba-tiba.

Contoh : pembuatan dan reaksi NH4Cl, NH4SCN.

 Pereaksi Hy (Hygroscopic atau menyerap air) ; berupa padatan atau larutan yang apabila penyimpanannya kurang tertutup baik, akan mengembang karena menyerap air dari udara, sehingga konsentrasinya menurun.

(15)

 Pereaksi Po (poluted atau mudah tercemar) berupa larutan yang mudah bereaksi atau teroksidasi-reduksi oleh gas dalam udara seperti CO2, NH3 dan lain-lain.

 Pereaksi Ev (Evapourted atau mudah menguap) ; berupa larutan yang zat pelarutnya mudah menguap pada suhu kamar.

Contoh : HCl, NH4OH, HNO3, H2SO4, Formalin, Alkohol, H2O2.  Pereaksi Ox (Oxidizable atau mudah teroksidasi): berupa larutan yang

dapat segera berubah kemurnian atau warnanya bila terkena udara langsung atau zat oksidator.

 Pereaksi Re (Reduceable atau mudah tereduksi) : berupa larutan yang mudah berubah kemurniannya karena sifat oksidatornya yang kuat.

Contoh : KMnO4, H2O2.

 Pereaksi Bc (Bacterizable atau mudah rusak karena bakteri) Contoh : Gelatin, glukosa, dextrosa, karbohidrat dan lain-lain.

 Pereaksi Pc (Photochemical atau mudah berubah karena pengaruh cahaya) ; berupa larutan atau padatan yang mudah dan rusak oleh cahaya karena reaksi fotokimia. Chemicalien ini harus disimpan dalam botol berwarna gelap.

Contoh : AgNO3, KMnO4, AgCl.

 Pereaksi Rm-1 (ready made atau harus dibuat baru) : pereaksi ini harus dibuat segar atau baru karena mudah berubah atau tidak efektif bereaksi bila telah lama.

Contoh : KMnO4, Na3Co(NO2)6.

 Pereaksi Rm-2 (ready mixed atau baru dicampur bila akan digunakan) ; berupa larutan yang apabila akan direaksikan harus dicampur dahulu dan bila campuran tidak berurutan dapat memberikan kelainan hasil reaksi. Contoh : larutan Fehling

 Pereaksi In (indicator atau zat penunjuk); berupa larutan khusus yang konsentrasinya rendah sekitar 0,1 sampai 1%.

Contoh : Fenolftalein, Brom Timol Biru, Metil merah.

(16)

Contoh : Nesler, Hopkins Cool, Schif, yang umumnya pereaksi organik.  Pereaksi Ic (inconvensional atau istimewa); adalah larutan yang

pembuatannya sedikit sulit, dan kalau tidak digunakan, tidak akan dibuat karena harganya yang mahal.

Contoh : Seng Uranil Asetat.

C. Pengelolaan Kegiatan Percobaan/ Praktikum Dan Petunjuknya

Tata cara atau prosedur praktikum adalah aturan main dalam melakukan kegiatan di laboratorium. sedangkan petunjuk adalah buku yang memuat langkah-langkah eksperimen dan pengamatan sesuai lembar kerja yang diharapkan. Isi penuntun percobaan atau setiap eksperimen dapat disusun sesuai garis besar yang ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan atau umumnya mempunyai garis besar sebagai berikut:

1. Dasar teori atau tinjauan pustaka. 2. Alat dan bahan yang diperlukan. 3. Cara kerja.

4. Lembar kerja, pengamatan, tabel isian. 5. Pertanyaan.

6. Hitungan dan 7. Tugas.

Kemudian dapat pula didahului dengan pertanyaan-pertanyaan pra-eksperimen. Hal ini dapat menghindarkan siswa dari ketidaksiapan pengetahuan sekitar eksperimen yang akan dilakukan. Kemudian disertai rangkaian atau gambar rangkaian alat serta tugas untuk persiapan bahan dan alat sebelumnya. Di dalamnya harus dijelaskan ada tidaknya kemungkinan negatif seperti kecelakaan karena alat atau bahan dan kegagalan lainnya. Dan diakhiri dengan daftar pustaka.

(17)

1. Perencanaan kegiatan laboratorium dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali setiap sebelum satu semester dan satu tahun ajaran baru.

2. Perencanaan kegiatan laboratorium harus sesuai dan mendukung program kerja universitas.

3. Perencanaan kegiatan laboratorium harus didahului dengan evaluasi dan analisis keadaan serta peluang dan hambtan yang dimiliki laboratorium. 4. Perencanaan kegiatan laboratorium dikembangkan berdasarkan hasil

analisis keadaan pada semester berjalan atau yang lalu.

5. Perencanaan kegiatan laboratorium harus menyebutkan secara eksplisit segala kebutuhan yang diperlukan untuk pelaksanaannya.

6. Perencanaan kegiatan laboratorium harus mencantumkan secara eksplisit frekuensi dan jadwal kegiatan yang akan dilakukan.

7. Perencanaan kegiatan laboratorium harus mencantumkan secara eksplisit wewenang, kewajiban dan tugas serta tanggung jawab setiap personalia dan dosen yang terlibat dalam kegiatan laboratorium, jika perlu sampai kepada hak-hak yang dapat diperoleh oleh setiap individu tersebut.

8. Perencanaan kegiatan laboratorium harus disampaikan kepada pihak universitas sebagai proposal kegiatan laboratorium untuk semester atau tahun ajaran yang akan datang.

9. Setelah proposal perencanaan kegiatan laboratorium itu disetujui oleh pihak universitas, hendaknya segera diinformasikan kembali kepada semua pihak yang terlibat sebagai program kerja laboratorium yang resmi akan dilaksanakan.

10. Semua pihak yang terlibat hendaknya dapat mentaati dan malaksanakan segala yang sudah direncanakan secara maksimal.

(18)

1. Pelaksanaan kegiatan laboratorium tidak boleh menyimpang apalagi dengan sengaja disimpangkan dari perencanaannya, kecuali penyesuaian untuk hal-hal kecil yang tidak terperhitungkan pada saat perencanaannya.

2. Pelaksanaa kegiatan laboratorium harus sesuai dengan jadwal kegiatan laboratorium yang telah dibuat dan disepakati pada saat perencanaannya.

3. Setiap pelaksana kegiatan laboratorium harus sudah memahami betul dan mau melaksnakan kewajibannya sesuai dengan yang direncanakan.

4. Setiap pelaksana kegiatan laboratorium harus memenuhi tata tertib dan prosedur laboratorium yang berlaku dan disepakati.

5. Pelaksanaan kegiatan laboratorium harus tercatat datanya, misalnya dalam bentuk daftar hadir, daftar pemakaian laboratorium, daftar penggunaan alat-alat laboratorium, bahkan jika memang perlu dapat dibuat berita acara pelakasanaan kegiatan laboratorium.

Kemudian evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium untuk mengetahui keterlakasanaan ketercapaian tujuan kegiatan laboratorium yang telah direncanakan dan sedang dilaksanakan.

1. Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium diperlukan untuk mengontrol dan mengendalikan serta memotivasi kegiatan laboratorium yang sedang dilaksanakan dalam semeter atau tahun ajaran berjalan.

2. Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai keterlakasanaan kegiatan laboratorium yang seharus dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya, kendala atau hambatan dan peluang pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan.

(19)

4. Evaluasi kegiatan laboratorium dapat dilakukan berdasarkan data-data dari pelaksanaan kegiatan laboratorium seperti daftar hadir, dafdtar pemakaian laboratorium, daftar penggunaan alat laboratorium, daftar peminjaman alat-alat, berita acara, dan sebagainya.

Dan yang terakhir adalah pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium. Beberapa kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat adalah seperti yang akan dikemukakan berikut ini. :

1. Memeriksa kelengkapan asesories dan bagian-bagian alat yang mungkin tercecer, hilang dan atau rusak.

2. Mengganti bagian pelengkap atau asesoris yang hilang dengan pengganti yang spesifikasinya sama atau sekurang-kurangnya dapat dianggap sama.

3. Memperbaiki bagian pelengkap atau asesories yang rusak, jika kerusakannya masih dapat diperbaiki sendiri.

4. Membayar jasa tukang servis untuk memperbaiki kerusakan yang tidak dapat diperbaiki sendiri.

5. Membersihkan alat-alat dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan pembersih yang tepat.

6. Memeriksa dan memperbaiki kembali (jika dapat) setelan dan unjuk kerja alat-alat.

7. Memeriksa skala nol alat-alat pengukur.

8. Mengkalibrasi kembali (jika dapat) skala alat ukur.

(20)

IV. KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Perencanaan kegiatan laboratorium adalah kegiatan awal yang strategis untuk menetapkan program kerja laboratorium berdasarkan analisis keadaan dan kebutuhan yang sudah teridentifikasi.

(21)

bahasan menurut kurikulum universitas. Hari besar, hari libur dan hari-hari sekolah harus diperhatikan Selain itu perlu dipertimbangkan waktu untuk evaluasi program atau inventarisasi serta rehabilitasi laboratorium jika memungkinkan. 3. Pengadministrasian alat dan bahan lab ini meliputi :

 bahan penerimaan barang / alat  bahan pembelian barang / alat  bahan inventaris

 bahan persediaan ( bahan stok barang / alat )

 bahan kegiatan lab IPA ( bio, kimia, fisika )  bahan permintaan alat / bahan

 bahanpemeliharaan dan perbaikan

 buku notulen rapat  buku tamu pembinaan

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. 1997. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum (General Science) untuk LPTK. Jakarta. Depdikbud.

Depdikbud. 1979. Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Alat IPA. Jakarta. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

F. J, Hall. 1986. Experimental Chemistry. Massachusetts. D.C. Heath and Company.

Sudaryanto, Indrawati, dan Endang Kowara. 1998. Pengelolaan laboratorium IPA dan Instalasi Listrik. Jakarta. Depdikbud.

Referensi

Dokumen terkait

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara penasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam

 Melalui metode Problem Based Learning, video coment dan happy performance peserta didik dapat Mengidentifikasikan faktor pembentuk integrasi nasional dan tantangan dalam

Computer ) adalah komputer digital pertama yang lolos tes turing ( turing-complete ), dapat diprogram ulang, dan mampu memecahkan masalah numerik yang

Permasalahan puzzle yang diberikan haruslah memiliki jawaban yang unik (one solution). Metodologi Penelitian 2.1.. Puzzle hitori adalah puzzle logika yang diterbitkan tahun 1990

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode pembelajaran permainan kooperatif

Dari hasil keseluruhan pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa FMIPv6 memiliki performansi jaringan yang lebih baik dibanding dengan MIPv6 karena dari data yang

Rickettsia mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat bakteri yaitu mengandung asam nukleat yang terdiri dari RNA dan DNA , berkembang biak dengan pembelahan biner

Agar tidak terjadi serangan hama dan penyakit ikan dalam wadah budi daya maka sebelum dilakukan kegiatan budi daya harus dilakukan treatment pada wadah yang akan digunakan