• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Islam Liberal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Islam Liberal di Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GERAKAN ISLAM INDONESIA KONTEMPORER : LIBERALISME

(Sejarah, Karakteristik, Lembaga2, analisis relevansi dan implikasi

Sejarah Islam Liberal di Indonesia

Akar Islam liberal dapat ditelusuri dari masuknya Islam. Salah satunya adalah Hamzah Fansuri yang hidup di masa masa awal kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Hamzah Fansuri muncul denagn doktrin Wahdatul Wujud (kesatuan wujud).

Namun, sejumlah literatur mencatat bahwa Indonesia baru memiliki tokoh Islam liberal pada akhir abad ke-19. Kurzman, dalam bukunya, mencatat nama-nama seperti Syah Muhammad Tahir Djalaluddin, Kiai Ahmad Dahlan, dan Ahmad Surkati sebagai tokoh Islam reformis atau Islam modernis.1

Muhammad Tahir Djalaluddin (1869-1956) adalah murid Muhammad Abduh yang paling berjasa menyebarkan gagasan pembaharuan Islam di Indonesia. Selesai berguru kepada Abduh, ia meninggalkan Mesir. Karena situasi politik tak menguntungkan, ia tak kembali ke Indonesia, tapi transit di Singapura mulai menyebarkan gagasan pembaruannya dari sana. Di Singapura (1906) ia mendirikan majalah Islam, al-Imam. Nama ini terinspirasi dari panggilan akrab Abduh. Murid Abduh loyal dan sangat mencintai gurunya. Di Mesir mereka mendirikan kelompok diskusi yang disebut madrasat al-imam dan mendirikan partai politik yang disebut hizb al-imam.

Lewat Djalaluddin, gagasan pembaruan dan liberalisme Islam timur tengah disebarkan di Indonesia dan Malaysia. Tulisan al-Afghani dan Abduh dalam al-Urwat al-Wutsqa dan al-Manar diterjemahkan dan diterbitkan dalam al-Imam. Tema tentang kemajuan, kebebasan, dan emansipasi wanita mewarnai majalah ini. Majalah al-Imam jadi media Islam pertama yang menyebarkan gagasan liberalisme Islam di Indonesia. Pada 1911 majalah Islam lain, al-Munir, terbit di Sumatera. Pendirinya, Abdullah Ahmad, adalah murid Ahmad Khatib, reformis Melayu yang bermukim di Mekkah. Majalah ini, bersama al-Imam, jadi corong kaum muda menyebarkan gagasan Islam Liberal.

1 Charles Kurzman. Liberal Islam: A Source Book. (Oxford: Oxford University Press.1998).

(2)

Memasuki kemerdekaan Indonesia, gerakan pembaruan Islam menurun. Tokoh Islam lebih banyak mencurahkan energi mengupayakan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Sebagian besar terlibat dalam perdebatan isu keislaman pada tahun 1930-an. Agus Salim dan Muhammad Natsir sibuk dengan politik, terlibat aktif dalam pemerintahan Soekarno-Hatta. Salim pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan Natsir menteri penerangan kemudian perdana menteri. Mungkin karena keterlibatan mereka yang intensif dengan dunia politik, para tokoh Islam tak sempat merenung dan berefleksi mendalam terhadap persoalan pembaruan Islam.

Luthfi Assyaukanie menyebut pemikiran Islam liberal dalam Islam di Indonesia mulai muncul pada 1950-an. Tetapi, gerakan Islam liberal menemukan momentumnya kembali di Indonesia pada awal 1970-an, seiring dengan perubahan politik dari era Soekarno ke Soeharto. Gerakan ini dipicu oleh munculnya generasi santri baru yang lebih banyak berkesempatan mempelajari Islam dan melakukan refleksi lebih serius atas berbagai isu sosial-keagamaan. Seperti berulang dicatat buku sejarah, tokoh paling penting dalam gerakan pembaruan ini adalah Nurcholish Madjid, sarjana Islam yang memiliki semua syarat menjadi pembaharu. Lahir dan tumbuh dari keluarga santri taat, Nurcholish adalah penulis dan pembicara yang baik. Ia menguasai bahasa Arab dan Inggris. Kefasihannya berbicara tentang teori ilmu sosial sama baiknya dengan uraiannya tentang khazanah Islam. Nurcholish adalah penerus gerakan pembaruan Islam yang telah dimulai sejak abad ke-19.

Selama kiprahnya menjadi intelektual liberal, Nurcholish banyak melontarkan gagasan yang mencerahkan dan membangkitkan keingintahuan orang. Sumbangan yang paling besar bagi Indonesia adalah gagasannya tentang sekularisasi. Nurcholishlah cendikiawan pertama yang meyakinkan kaum Muslim Indonesia: menjadi seorang Muslim yang baik tidak harus berafiliasi kepada partai Islam. Memperjuangkan Islam tidak harus melalui lembaga atau partai dengan nama Islam. Baginya, Islam dapat diperjuangkan dengan berbagai cara, melalui berbagai medium. Pandangan ini cukup ampuh. Tiga dekade kemudian, dalam dua Pemilu (1999 dan 2004) tidak banyak kaum Muslim yang tertarik dengan partai Islam dan agenda negara Islam, yang pada tahun 1960-an dianggap sakral.

(3)

kancah pemikiran Islam dasawarsa 1980-an dan 1990-an. Semua intelektual ini menganggap diri sebagai penerus cita-cita kebangkitan (nahdah) dalam semangat Muhammad Abduh, Qassim Amin, Ali Abd al- Raziq, dan Muhammad Iqbal. Tulisan dan refleksi mereka tersebar di media massa. Gagasan pembaruan mereka dikaji dan disebarkan generasi lebih muda di Universitas Islam Negeri (UIN) maupun Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.2

Sejarah Jaringan Islam Liberal (JIL)

Kebebasan berpendapat dan ruang publik yang lebih terbuka di Indonesia sejak jatuhnya rezim Orde Baru, telah membangkitkan berbagai diskusi publik, penerbitan buku-buku, artikel dan kebebasan media massa. Salah satu gerakan yang muncul dari keterbukaan politik tersebut adalah kelahiran Jaringan Islam Liberal sebagai forum pertemuan dari kalangan intelektual, aktivis, akademisi, dan rohaniawan yang memiliki komitmen terhadap pandangan Islam yang menghormati pluralisme, toleransi, dan kritis terhadap kecenderungan penyatuan agama dan politik.

Gerakan ini sebelumnya berawal dari diskusi-diskusi di mailing list

islamliberal@yahoogroups.com. Diskusi ini diikuti oleh intelektual-intelektual di seluruh Indonesia. Pertemuan dan diskusi rutin mengenai tema-tema Islam liberal diawali dengan diskusi pada bulan Februari 2001 di Teater Utan Kayu yang dihadiri oleh kurang lebih seratus audiens. Setiap minggu kelompok ini bekerja sama dengan kantor berita radio 68 H untuk mengkaji tema-tema mengenai Islam liberal. Selain ini tiap minggu kelompok ini juga mengisi beberapa artikel dalam satu halaman penuh yang membahas mengenai Islam liberal di harian Jawa Pos.3

Pada Maret 2001 Jaringan Islam Liberal (JIL) resmi didirikan di Jakarta. Organisasi, lebih tepatnya gerakan, ini melengkapi munculnya organisasi Islam serupa yang sudah ada lebih dulu: Rahima, Lakpesdam, Puan Amal Hayati, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), dan Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ). Sejak awal, JIL diniatkan sebagai payung atau penghubung organisasi Islam Liberal yang ada di Indonesia. Karena itu,

2 Luthfi Assyaukanie. Cerita Panjang Sejarah Islam Liberal. Dalam

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0703/02/Bentara/3344564.htm

3 Kolom ini dinamakan kolom Jaringan Islam Liberal. Terbit di harian lokal seperti Jawa Pos

(4)

gerakan ini tak memakai nama organisasi atau lembaga, tapi jaringan. Dengan nama jaringan, JIL berusaha jadi komunitas tempat para aktivis Muslim berbagai organisasi Islam Liberal berinteraksi dan bertukar pandangan secara bebas.

Lewat programnya, seperti diskusi publik, talkshow, sindikasi media, dan workshop, JIL berusaha konsisten mempromosikan dan menyebarluaskan gagasan pembaruan. Perhatian utama JIL adalah bagaimana menciptakan dan menjaga ruang kebebasan di Indonesia. Sebagaimana tokoh Islam Liberal awal, JIL meyakini kebebasan adalah kunci bagi kesejahteraan dan kebahagiaan. Tidak ada kebahagiaan tanpa kesejahteraan dan tidak ada kesejahteraan tanpa kebebasan.

Setelah satu tahun kemunculan Jaringan Islam Liberal terbitlah buku berjudul Wajah Liberal Islam di Indonesia hasil kerjasama Teater Utan Kayu dan JIL. Buku ini mendokumentasikan berbagai diskusi perdebatan dan dialog yang berlangsung di mailing list

islamliberal@yahoogroups.com serta wawancara dan kolom di website Jaringan Islam Liberal,

www.islamlib.com. Kemudian pada tahun 2003, terbit buku kedua berjudul Syari’at Islam: Pandangan Muslim Liberal. Buku ini berisi dokumentasi hasil diskusi terbatas JIL pada tanggal 10-13 Januari 2003 di Puncak Jawa Barat. Buku ini merupakan hasil kerjasama dengan The Asia Foundation.

Sejak tahun 2001 hingga 2005, Jaringan Islam Liberal telah melakukan kerjasama secara langsung dan memiliki jaringan di berbagai universitas seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Indonesia, Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ), Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Universitas Paramadia, IPB, ITB, IAIN Sunan Gunung Jati, Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Padjajaran (Unpad), IAIN Walisongo Semarang, Universitas Wahid Hasyim, Unissula (Universitas Sultan Agung), UNS, STAIN Kudus, Universitas Jendral Soedirman (Unsoed), UNAIR, UIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas Negeri Malang (UNM), Unibraw, dan IKAHA.4

Institusi yang turut memproduksi diskusi mengenai Islam Liberal di Indonesia adalah Yayasan Wakaf Paramadina yang didirikan oleh Nurcholish Madjid pada tahun 1993. Yayasna Wakaf Paramadina secara produktif mengembangkan ruang publik yang liberal dan bebas.

4 Airlangga Pribadi Kusman. Kontestasi Diskursus Islam Indonesia Dalam Konteks Demokrasi

(5)

Lembaga ini juga secara berkala mengumpulkan gagasan Nurcholish Madjid dan menerbitkannya dalam bentuk buku.

Komunitas Islam liberal lainnya yang juga memproduksi dan menyebarkan gagasan Islam liberal di Indonesia adalah ICIP (International Center of Islam and Pluralism). Lembaga ini menerima dana dari The Asia Foundation. Lembaga ini memiliki kepentingan untuk membangun jaringan di antara kalangan pemikir, aktifis, dan organisai Islam yang berpandangan progresif di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Pelacakan terhadap distribusi gagasan Islam liberal di Indonesia tidak terlepas dari peran Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) tahun 1993 di Yogyakarta. LKiS dikenal menerbitkan pemikiran kalangan intelektual-intelektual Timur Tengah yang memiliki perspektif pemikiran Islam Liberal.

Karakteristik

1. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam. Ijtihad (penalaran rasional atas teks-teks keislaman) adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik terbatas atau keseluruhan, adalah ancaman atas Islam, sebab Islam akan mengalami pembusukan. Kami percaya ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), maupun ilahiyyat (teologi).

2. Mengutamakan semangat religio-etik, bukan makna literal teks. Ijtihad yang di kembangkan berdasarkan semangat religio-etik Quran dan Sunnah Nabi, bukan semata makna literal teks. Penafsiran literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian peradaban kemanusiaan universal.

(6)

penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran adalah cermin kebutuhan penafsir pada masa dan ruang yang terus berubah.

4. Memihak pada yang minoritas dan tertindas. Berpenafsiran Islam yang memihak kaum minoritas tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas minoritas berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas dipahami dalam makna luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, gender, budaya, politik, dan ekonomi.

5. Meyakini kebebasan beragama. Berpendapat bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Kami tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar pendapat atau kepercayaan.

6. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.

Referensi

Dokumen terkait

membuat lubang diantara batang untuk fungsi pemupukan. Penggunaan mulsa pada budidaya ini memiliki keunggulan seperti: 1). Kelembaban tanah dapat tetap terjaga dengan baik,

KEDUA : Daftar penerima hibah dan peruntukannya atau rincian penggunaan ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD/Bagian sebagai lampiran dalam Keputusan ini.. KETIGA :

Bagi sektor perbankan yang menghadapi lingkungan, kondisi dan tantangan yang serupa, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya untuk mengevaluasi

Manfaat yang bisa diberikan dengan pemakaian teknologi yang tepat dalam memonitor proses pengiriman :. Perusahaan pengiriman

Pengadaan wakaf ini, dilakukan dengan sistem patungan (iuran). Tanah yang seluas 499 m 2 dibeli masyarakat sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Berdasarkan latar

Activity diagram ini menjelaskan bagaimana user melakukan akses terhadap menu laporan hasil rekomendasi. User yang telah masuk kedalam Halaman Administrator, memilih

Penelitian dengan metode kualitatif ini menemukan bahwa: (1) politik ekonomi air sangat dinamis melibatkan beragam aktor lokal, nasional, global dengan kepentingan dan ideologi

Profitabilitas juga digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin baik kinerja