• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal stranas sistem informasi geogr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal stranas sistem informasi geogr"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN

SESUAI PRIORITAS NASIONAL

TEMA:

SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK MENDETEKSI PENYIMPANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

AI ROSITA, M.Kom. ……….

POLITEKNIK POS INDONESIA

APRIL 2011

Teknologi Informasi dan Komunikasi

(2)
(3)

Identitas Penelitian

1. Judul Usulan : Sistem Berbasis Pengetahuan Untuk Mendeteksi Penyelewengan Dana BOS

2. Ketua peneliti

a) Nama lengkap : AI Rosita M.Kom.

b) Bidang Keahlian : Sistem Informasi/Teknologi Informasi

1. Anggota Peneliti

No. Nama dan Gelar Keahlian Institusi Curahan waktu (jam/minggu)

1 Politeknik Pos

Indonesia

14

4. Tema penelitiaan : Teknologi Informasi dan Management Informasi

5. Isu Strategis : Teknologi sebagai alat Bantu

6. Topik Penelitian : Pengembangan sistem informasi berbasis pengetahuan untuk mendeteksi penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah dalam rangka pengadaan barang dan jasa pelaksanaan operosianal sekolah

7. Objek Penelitian:

No Material yang akan diteliti

Aspek Penelitian

1. Budget Planning - Melakukan penelitian tentang sistem anggaran dalam sebuah proyek pengadaan barang dan jasa 2. Sistem Penetuan Budget

Dana Bantuan Sekolah

-Melakukan penelitian tentang sistem penetuan kebutuhan biaya operasional sekolah dari yang paling rendah sampai biaya operasional yang paling tinggi

- Melakukan penelitian tentang objek apa saja yang dibutuhkan biaya operasional pada tiap sekolah dasar.

- Melakukan penelitian dalam menentuan anggaran dasar untuk masing-masing kebutuhan operasional sekolah pada tingkat Sekolah Dasar.

- Merancang model sistem informasi berbasis pengetahuan untuk dapat mengintegrasis end-to-end business process dalam sistem pendeteksi kebocoran dana BOS tersebut

3. Knowlege Base System - Melakukan analisis kebutuhan bagi kerangka sistem informasi berbasis pengetahuan untuk mendeteksi kebocoran dana BOS pada sebuah sekolah Dasar

(4)

- Merancang penempatan Knowlege Base yang paling sesuai untuk menentukan pembanding anggaran.

- Menentukan beberapa formula algoritma ideal untuk mendukung pengambilan keputusan yang akurat

- Membangun model aplikasi kontrol deteksi anggaran yang terintegrasi menggunakan sistem berbasis pengetahuan.

- Membangun model sistem informasi terintergrasi dengan mengambil sampling beberapa sekolah dasar

8. Lokasi Penelitian:

No. Aspek Penelitian Tahunke Lokasi Penelitian

1 - Melakukan penelitian tentang sistem anggaran dalam sebuah proyek pengadaan barang dan jasa

- Melakukan penelitian tentang sistem penetuan kebutuhan biaya operasional sekolah dari yang paling rendah sampai biaya operasional yang paling tinggi

- Melakukan penelitian tentang objek apa saja yang dibutuhkan biaya operasional pada tiap sekolah dasar.

- Melakukan penelitian dalam mengintegrasis end-to-end business process dalam sistem pendeteksi kerangka sistem informasi berbasis pengetahuan untuk mendeteksi kebocoran dana BOS pada sebuah

- Menentukan beberapa formula

(5)

pengambilan keputusan yang akurat

- Membangun model aplikasi kontrol deteksi anggaran yang terintegrasi menggunakan sistem berbasis pengetahuan budget control.

- Membangun model sistem informasi terintergrasi dengan mengambil sampling beberapa sekolah dasar

9. Hasil Penelitian :

No Aspek Penelitian Hasil yang diharapkan Tolok Ukur

1 - Melakukan penelitian

tentang sistem distribusi pupuk bersubsidi mulai Sistem Distribusi pupuk bersubsidi (To-Be),

- Merancang model sistem informasi berbasis RFID untuk dapat mengintegrasis end-to-end business process distribusi pupuk bersubsidi tersebut practices yang akan diimplementasikan

kebutuhan bagi kerangka sistem informasi berbasis RFID untuk mengetahui bebutuhan pupuk yang tepat waktu.

- Membangun kerangka

sistem informasi

pengelolaan distribusi pupuk bersubsidi dengan dukungan teknologi RFID.

- Mendesain penempatan reader yang paling sesuai dalam pembacaan tag dalam membaca kiriman

RFIDuntuk sistem

distribusi pupuk

bersubsidi

(6)

No Aspek Penelitian Hasil yang diharapkan Tolok Ukur terdeteksi dengan baik

- Membangun model aplikasi kontrol distribusi yang terintegrasi menggunakan teknologi RFID.

- Membangun model sistem informasi terintergrasi dengan

distributor/kelompok tani pengelola distribusi pupuk bersubsidi.

diimplemenasikan

10. Institusi lain yang terlibat:

No Instansi Keterlibatan Dalam

1 Departemen Pertanian dan Departemen Perindustrian

Penyediaan data dan informasi tentang pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pupuk bersubsidi, identifikasi perangkat keras dan perangkat lunak dalam aktivitas kebutuhan pengendalian, luas lahan dan lebih spesifik pengelolaan basis data petani.

2 Komisi Pengawas Pupuk dan

Pestisida (KP3) Evaluasi proses pengawasanmelalui aktivitas penelusuran jaringan distribusi pupuk bersubsidi

11. Sumber biaya selain Dikti: Tidak ada 12. Keterangan lain yang dianggap perlu :

(7)

ABSTRAK

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuat kerangka sistem informasi berbasis pengetahuan untuk mengontrol penggunaan dana bantuan operasional sekolah melalui mekanisme yang telah ditetapkan pemerintah dengan memanfaatkan metoda basis pengetahuan budget control system. Prototipe sistem ini dirancang secara online yang dapat diakses pelaksana dan penerima BOS, Komite sekolah, Kemendiknas,maupun BPK. Basis pengetahuan yang terdapat dalam sistem ini di generate melalui masukan yang diberikan pengguna yang kemudian diolah berdasarkan parameter yang telah tersedia seperti Buget Control System, Management proyek, managemen keuangan, basis data harga acuan alat barang dan jasa, sampai indentifikasi karakteristik jenis proyek yang dilakukan. Prototipe sistem dibuat bukan untuk menghasilkan sebuah justifikasi sebuah kesalahan akan tetapi hanya menghasilkan prosentase seberapa besar dana BOS digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Penelitian dimulai dengan analisis tentang sistem distribusi dana BOS, melakukan penelitian bagaimana pelaksanaan dana tersebut disalurkan, lalu sistem penggunaan serta penerapannya seperti apa (To-Be).

(8)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bantuan Operasional Sekolah merupakan realiasi program pemerintah darii program wajib belajar sembilan tahun sebagai mana dinyatakan dalam Undang Undang no. 20 tahun 2003 tentang hak dan kewajiban warnag negara dalam pendidikan. Di dalam bab IV ayat 5 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu[1]. Dampak mengadakan program pendidikan bermutu adalah menyangkut penyediaan dana pendidikan yang sangat besar. Realisasi yang dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan pengurangan subsidi bahan bakar minyak dan mengalokasikannya pada dunia pendidikan dengan mengadakan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari tingkat sekolah dasar sampai tingak menengah pertama. Landasan program BOS mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2008 yang tercantum dalam Bab 1 ayat 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat[2].

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non-personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Namun pada kenyataannya banyak terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan dana tersebut yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan di tanah air. Hal ini tentu saja bertentangan dengan visi pendidikan di Indonesian yaitu : terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif[3].

Nuansa birokrasi yang rumit dan kurang transparasi ditambah kurangnya pengawasan komite sekolah terhadap alokasi dana BOS yang digunakan merupakan faktor utama terjadinya kebocoran dan penyimpangan. Penyaluran dana BOS terbukti kurang mampu menekan penyelewengan dalam pengelolaannya. Temuan pemeriksaan BPK Perwakilan Jakarta atas tujuh SMP dan SD tentang kerugian negara sebesar Rp 5,7 miliar merupakan salah satu bukti adanya penyelewengan pengelolaan dana BOS di tingkat sekolah dasar dan menengah [4]

Sebelumnya, pada tahun 2007, BPK RI juga telah menemukan adanya penyelewengan dana BOS pada 2.054 sekolah dari 3.237 sampel sekolah yang diperiksa. Nilai penyimpangannya kurang lebih Rp 28,1 miliar[4]. Artinya, terdapat enam dari 10 sekolah melakukan penyimpangan pengelolaan dana BOS pada tahun 2007.

1.2 Tujuan Khusus.

Dari uraian di atas, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuat kerangka sistem informasi berbasis pengetahuan (knowlege Base System) yang dapat mendeteksi adanya indikasi penyalahgunaan dana BOS melalui mekanisme parameter masukan data dari user. Sistem berbasis pengetahuan tersebut akan dikompilasi untuk menjadi sebuah sistem pakar yang dapat mengerti masalah, menganalisa, memilih dan mengimplementasikan sebuah kesimpulan secara fuzzy logic[5].

(9)

- Melakukan analisis kebutuhan sistem berbasis pengetahuan dan expert system untuk menganalisa dan mendeteksi kebocoran dana BOS pada tiap sekolah.

- Membuat sebuah sistem yang dapat memunculkan transparansi pelaporan penggunaan data BOS kepada publik dari mulai perencaraan peruntukan dana , waktu pencarian, jumlah dana yang dicairkan, sampai tahap pelaksanaan dan penggunaan dana BOS tersebut.

- Menentukan berbagai variable dan kaidah-kaidah yang diperlukan dalam membangun sistem pendeteksi kebocoran dana BOS yang bereferensi pada kaidah umum sebuah sistem pakar dan kecerdasan buatan.

- Membangun kerangka sistem informasi berbasis pengetahuan yang dipadukan dengan sistem pakar yang mengacu pada pakar perencana proyek serta auditor keuangan. - Merancang antar muka berbasis mobile internet untuk memudahkan publik

memasukan data rujukan atau data control yang diperlukan sistem untuk menghasilkan informasi akurat yan diperlukan public.

- Merancang antar muka berbasis web yang diperuntukan bagi pelaksana proyek untuk memasukan laporan seluruh penggunaan dana proyek ke dalam sistem.

- Membangun model sistem informasi berbasis pengetahuan yang terintergrasi antara pemberi dana, pelaksanan proyek, dan publik pengontrol proyek yang diwakili komite sekolah.

1.3 Keutamaan Penelitian

Distribusi penyaluran dana bantuan operasional sekolah dari pemerintah saat ini sudah berjalan, namun kendala dilapangan masih banyak sekali indikasi penyelewengan dana tersebut untuk kepentingan pribadi, Hal ini diakibatkan kurangnya pengawasan dari barbagai pihak baik pemerintah selaku pemberi dana maupun komite sekolah yang bertugas mengawasi pelaksanaan penggunaan dana BOS oleh sekolah

BAB II. STUDI PUSTAKA DAN ROADMAP

2.1 Program Pendidikan Nasional

Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya biaya pendidikan. Disisi lain, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yang dikenal dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Konsekuensi dari hal tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/ MI dan SMP/Mts serta satuan pendidikan yang sederajat)[6].

(10)

Sembilan Tahun, karena penduduk miskin akan semakin sulit memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Seiring meningkatnya beban subsidi BBM yang harus dibayar pemerintah karena semakin meningkatnya harga minyak dunia, pada bulan Maret dan Oktober 2005 Pemerintah melakukan pengurangan subsidi BBM secara drastis. Hal ini berdampak pada sektor kesehatan yang ditandai dengan semakin rendahnya daya tawar masyarakat untuk melakukan pengobatan atas penyakit yang dideritanya, serta berdampak pada sektor pendidikan yang ditandai antara lain dengan banyaknya siswa putus sekolah karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah serta ketidakmampuan siswa membeli alat tulis dan buku pelajaran dalam rangka mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Guna memperkecil dampak kenaikan harga BBM di sektor pendidikan, Masyarakat yang langsung merasakan dampak kenaikan harga BBM berupa melambungnya berbagai kebutuhan pokok, kesehatan, dan pendidikan adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Dalam rangka mengatasi dampak kenaikan harga BBM tersebut Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat programbesar, yaitu program pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan, dansubsidi langsung tunai (SLT). Salah satu program di bidang pendidikan adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa yang lain dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP untuk membantu mengurangi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orangtua siswa. BOS diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid[6].

2.1.1 Pencanangan Program BOS

(11)

pendidikan yang sederajat). Dalam rangka melaksanakan tekad tersebut di satu sisi, serta kemampuan masyarakat yang terus menurun sebagai dampak dari kenaikan harga BBM, maka Pemerintah menerapkan dan mengembangkan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program ini dikomandani oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang penyaluran, penggunaan, dan pertanggungjawabannya dilaksanakan secar aterpadu oleh para pihak yang terkait dari Menteri hingga Kepala Sekola pada sekolah-sekolah yang berhak menerima dana BOS.

2.1.2 Penggunaan Dana BOS

Penggunaan Dana BOS harus berpedoman pada panduan pelaksanaan program BOS yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, yang antara lain mengatur tentang:

- Kriteria kegiatan-kegiatan yang boleh dibiayai dana BOS; - Kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dibiayai dari dana BOS.

Berdasarkan panduan tersebut Dana BOS boleh digunakan untuk[6]:

a) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru, biaya pendaftaran, penggadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut.

b) Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan.

c) Pembelian bahan-bahan habis dipakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

d) Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa

e) Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS. f) Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor,

perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya. g) Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk

untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah. h) Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga

kependidikan honorer sekolah. hambahan insentif untuk kesejahteraan guru dan tega kependidikan sekolah ditanggung sepenuhnya oleh

pemerintah daerah.

(12)

j) k. Khusus untuk pesantren salafyah dan sekolah keagamaan non Islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan membeli peralatan ibadah.

k) l. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat dan penyusunan laporan.

l) m. Prioritas pertama penggunaan dana BOS adalah untuk komponen a s/d l, bila seluruh komponen diatas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran dan mebeler sekolah.

Panduan pelaksanaan BOS juga menetapkan bahwa Dana BOS tidak boleh digunakan untuk hal-hal sebagai berikut[6] :

a. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan. b. Dipinjamkan ke pihak lain.

c. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan

memerlukan biaya besar, misalnya tudi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.

d. Membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tidak berkaitan dengan kepentingan murid.

e. Membangun gedung/ruangan baru.

2.2 Perencanaan Anggaran

Business Budget atau Budget (Anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan (yang menimbulkan penerimaan/hak dan juga pengeluaran/kewajiban), yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu / periode tertentu yang akan datang. (Munandar, 1997). Unsur – unsur yang menyangkut parameter pendanaan (budgeting) adalah :

- Rencana, penentuan terlebih dahulu tentang berbagai aktivitas yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Rencana tsb. memiliki spesifikasi2 tertentu, seperti; disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dan dinyatakan dalam. satuan moneter /uang

- Meliputi selururuh kegiatan perusashaan : a) Fungsi produksi

b) Fungsi pembelanjaan/keuangan c) Fungsi administrasi

d) Fungsi pemasaran e) Fungsi personalia - Untuk waktu yang akan datang

(13)

harian, minguuan dan bulanan. Sedangkan perencanaan anggaran strategis meliputi buet tahunan atau sesuai dengan kebutuhan. Jika dilihat dari bentuknya, dana Bantuan Opersioanl Sekolah (BOS) dapat dikelompokan ke dalam buget strategis karena diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan.

Beberapa alasan mengapa diperlukan sebuah rencana yang matang dalam menentukan jumlah serta peruntukan dana bantuan opersioanal sekolah adalah [7]:

a) Sumber Dana yang terbatas

b) Waktu yang akan datang penuh dengan ketidak pastian c) Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternative d) Sebagai pedoman dalam bekerja.

e) Untuk melakukan koordinasi keseluruhan aktivitas f) Untuk melakukan pengawasan dan evaluasi.

Proses utama dalam melakukan penyusunan budget adalah sebagai berikut : a. Melakukan identifikasi kebutuhan

b. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan c. Melakukan penyusunan anggaran sesuai kebutuhan, dan

d. Melakukan pengkoordinasian serta melakukan evaluasi terhadap anggaran yang digunakan

Gambar 1 Proses Penyusunan Budget[7]

2.2.1 Perencanaan Operasional

(14)

2.2.2 Frimework Estimasi Harga

Perencanaan anggaran yang akan dibentuk bisa diperoleh melalui sebuah framework estimasi harga. Frimewrok ini bisa dibuat berdasarkan kebutuhan organisasi atau proyek dengan tujuan memandu pelaksana proyek agar diperoleh estimasi yang cukup relevan. Berikut bentuk framework estimasi harga yang dapat dijadikan acuan :

Frimework estimasi biaya operasional Aktivitas

Unit Harga per unit Jumlah Total Harga

- Material

Total harga aktivitas Jumlah Total

2.2.3 Estimasi biaya yang menyangkut aktivitas organisasi

Setelah melakukan perkiraan estimasi personil, selanjutnya dapat ditetapkan prosentase berbagai item untuk setiap departemen atau proyek. Berikut adalah contoh estimasi aktivitas organisasi atau proyek.

Legal fee dan audit fee:

(15)

Kecerdasan buatan adalah sebuah bidang ilmu komputer yang mempelajari bagaimana mekanisme kerja sebuah program komputer yang meniru cara berpikir manusia dalam melakukan sebuah trouble shooting. Bidang cakupan sistem kecerdasan buatan meliputi :

- Pemrosesan bahasa Alami

- Program Otomaatis (Automatic Programming) - Tutorial Cerdas (intelligent Tutor)

- Penerjemah Bahasa (Spech Understanding) - Robotic.

- Sistem Pakar - Machine Learning - Computer Vision

- Game

Sistem Pakar adalah salah satu bagian dari bidang kecerdasan buatan (Artificia Intelligency), dimana salah satu dari sistem pakar adalah Sistem Berbasis Pengetahuan (SBP). Sedangkan salah satu sistem SBP adalah sistem berbasis Rule (Rule Base Systems) dimana basis pengetahuannya berupa kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang dirancang berdasarkan kaidah atau aturan baku sesuai pengetahuan atau ilmu tertentu.

2.3.1 Sistem Pakar

Adalah Program yang dirancang untuk menghasilkan informasi berupa advis atau saran yang terkomputerisasi dan ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan) dan pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan segala permasalahan yang spesifik. Bidang keilmuan ini banyak diaplikasikan di berbagai bidang aplikasi sperti analisa kedokteran dan analisa keputusan. Sistem pakar banyak menarik minat terutama dalam sebuah organisasi dimana sistem ini dimanfaatkan untuk menangani maslah-masalah yang berhubungan dengan suatu permasalahan yang komplek dan sulit untuk dipecahkan. Kelebihan dari sistem pakar adalah dapat menganalisa berdasarkan kaidah yang ada secara cepat dan objektif. Perbedaan cara kerja sistem pakar dengan sistem yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Perbedana sistem Pakar dengan yang lain

Dimensi Transaction

Fokus Transaksi Data Informasi Keputusan flesible Transfer kepakaran

Penelusuran kontrol database Unit untk

setiap aplikasi

Akses interaktif Sistem managemen database

(16)

2.3.2 Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar berdasarkan aturan atau kaidah kaidah yang dirancang berdasarkan format analisa baku seorang pakar dalam melakukan trouble shooting. Ada beberapa komponen dasar yang merupakan bagian inti sebuah sistem pakar[9], yaitu :

– Pengetahuan Pakar: pengetahuan pada suatu bidang tertentu seperti : Fakta-fakta, teori, prosedur, aturan, strategi, dan meta knowledge

– Pakar atau tenaga ahli

– Pengalihan pengetahuan : tambahan pengetahuan, representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan kepada pengguna.

– Inferensi : kemampuan menalar

– Aturan : dalam bentuk aturan IF-THEN

– Fasilitas penjelasan : penjelasan bagaimana keputusan dibuat

(17)

Gambar 2 Alur Kerja Sistem Pakar [9]

Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Khowledge Acusition adalah penambahan pengeahuan, mengkontruksi dan memperluas pengetahuan.

- Knowledge Base : berisi pengetahuan

- Inference Engine : program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi dalam basis pengetahuan dalam basis pengetahuan :

Interprete yanitu mengeksekusi item-item agenda yang terpilih menggunakan aturan, scheduler yait berfungsi mengontrol agenda, dan consistency enforcer berfungsi memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat.

- Blackboard: area kerja dalam memori yang digunakan dalam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara :

– Plan: bagaimana menghadapi masalah

– Agenda: aksi aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi – Solution: calon aksi yang akan dibangkitkan

Pendekatan knowledge base terdapat dua macama yaitu Rule base reasoning dan case base reasoning [9]. Berikut perbedaan kedua pendekatan tersebut :

Rule Based Reasoning

(18)

• Digunakan jika kita sudah memiliki pengetahuan dari pakar mengenai permasalahan tertentu secara berurutan

• Dibutuhkan jika harus ada penjelasan tentang langkah-langkah pencapaian solusi

Case Based Reasoning

• Basis pengetahuan akan berisi kasus-kasus yang sudah diketahui sebelumnya.

• Jika kasus-kasusnya hampir mirip

• Jika sudah memiliki penyelesaian kasus-kasus

Contoh kasus:

• R1: if suku bunga turun then harga obligasi naik • R2: if suku bunga naik then harga obligasi turun

• R3: if suku bunga tidak berubah then harga obligasi tidak berubah • R4: if dolar naik then suku bunga turun

• R5: if dolar turun then suku bunga naik • R6: if harga obligasi turun then beli obligasi • Diket: dolar turun, beli atau tidak obligasi?

Dalam notasi kaidah sistempakar ditulis sebagai berikut :

– R1: IF A & B THEN C – R2: IF C THEN D – R3: IF A & E THEN F – R4: IF A THEN G – R5: IF F & G THEN D – R6: IF A & G THEN H – R7: IF C & H THEN I – R8: IF I & A THEN J – R9: IF G THEN J – R10: IF J THEN K

(19)

Gambar 3 Tracking solusi

2.4 Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan Berwibawa

Penyelenggaraan pemerintahan good governance mengandung arti bahwa proses penyelenggaran pemerintahan negara harus memenuhi kriteria tertentu. Good governance berarti menhendaki sebuah pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, efisein dan efektif dalam setiap pelaksanaannya dengan menjaga sinergi interaksi yang konstruktif diatara domain pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat[10].

Mengacu pada Undang-Undang No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan neraga yang bersih dan bebas dari KKN maka pemerintah sekalu eksekutor pemerintahan sudah melakukan langkah- langkah tertentu untuk meminimalisasi venomena KKN di sektor publik Berikut beberapa draft langkah yang dicanangkan pemerintah di sector publik.

Tabel 3 Parameter good governance

Kegiatan Variabel/Atribut Indikator/Parameter

Penerapan GG Sektor Publik

1. Kepastian Hukum 2. Tertib raan Negara

3. Kepentingan Umum

Landasan Peraturan Per UU-an a. Pelaksanaan Fungsi Instansi b. Renstra/RPJM

c. Renja / RKA-KL/RASK Terpenuhinya Kebutuhan Masyarakat

4. Keterbukaan 5. Proporsionalitas 6. Profesionalitas 7. Akuntabilitas

Kebebasan memperoleh informasi

Reward & Punishment Kompetensi & Kemampuan

1. Lap. Keuangan 2. LAKIP

Penerapan GG Sektor Korporat

1. Struktur dan Proses Corporate Governance

1. Code of CG 2. SCI

3. Kode Etik/Pedoman Prilaku 4. Lap Keuangan dan Tahunan 5. Komitmen Direksi

(20)

Lanjutan Tabel 3 Parameter good governance

Pelayanan Publik Prinsip Pelayanan Publik 1. Kesederhanaan 2. Kejelasan 3. Kepastian waktu 4. Akurasi

5. Keamanan 6. Tanggung jawab 7. Kelengkapan sarana &

prasarana

8. Kemudahan Akses

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramaian

10. Kenyamanan

Penanggulangan KKN

1. Pencegahan Kecurangan

1. Kebijakan makro terintegrasi 2. Struktur pertanggungjawaban 3. Resiko kejadian korupsi 4. Kepedulian karyawan 5. Sistem pelaporan dugaan

korupsi

6. Kepedulian pelanggan dan masyarakat

7. Pengungkapan yang dilindungi 8. Pemberitahuan ke pihak luar 9. Standar perilaku dan disiplin

BAB III. METODE PENELITIAN

(21)

Tahap II

Implementasi dan Uji Coba Prototipe di lapangan

Tahap 1 (2011): Perancangan dan Pembuatan Prototipe

1. Tahap Inisiasi

Tahap ini merupakan pengenalan umum pada topik yang dibahas. Tahap ini juga merupakan tahap untuk melakukan koordinasi dengan tim peneliti untuk melakukan pembagian tugas dan mematangkan rencana penelitian. Termasuk dalam tahap ini adalah melakukan inventarisasi kebutuhan dan menyusun jadwal kegiatan lebih detail.

2. Tahap Pendefinisian Masalah dan Pengumpulan Data

Tahapan ini dilakukan untuk mendefinisikan masalah yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pendefinisian masalah dilakukan melalui pengenalan lapangan dari riset yang akan dilakukan. Selain itu masalah diperoleh dari studi literatur dan melihat kondisi eksisting dari teknologi dan sumber daya yang tersedia. Pendefinisian masalah dilakukan supaya dapat mengetahui persoalan yang akan dihadapi selama melakukan riset dan membuat batasan dari lingkup penelitian.Pengumpulan data dikumpulkan berdasarkan studi literature yang telah dilakukan serta survey ke lapangan (Sistem endistribusian dan pengelolaan dana BOS) untuk memperoleh gambaran permasalahan yang ada di lapangan. Pada akhir tahap ini akan disusun laporan singkat mengenai perkembangan yang telah dicapai dan penyusunan makalah.

3. Tahap Penentuan Spesifikasi

(22)

dibuat. Spesifikasi ini akan meliputi spesifikasi dari model bisnis, perangkat hardware dan software aplikasi yang dibuat.

4. Tahap Perancangan Software dan Infrastruktur Hardware

Berdasarkan spesifikasi teknis yang telah ditentukan selanjutnya dapat dirancang software yang akan digunakan. Metode perancangan infrastruktur disesuaikan dengan kebutuhan implementasi lapangan.

5. Tahap Pembuatan Software dan Infrastruktur Hardware

Rancangan software yang telah dibuat kemudian diimplementasikan dengan proses pengkodean (coding) sesuai dengan bahasa pemrograman open source (seperti Java web server, PHP, MySQL untuk database). Untuk infrastruktur hardware, hasil dari rancangan dibangun infrastruktur dengan perangkat yang sudah disiapkan sesuai spesifikasi yang ada.

6. Tahap Integrasi software dan hardware

Hasil kompilasi source code software aplikasi yang telah dibuat diintegrasikan/ diimplementasikan terhadap infrastruktur yang telah terpasang di enam lokasi percontohan untuk selanjutnya diadakan pengujian.

7. Tahap Pengujian

Setelah software diintegrasikan terhadap infrastruktur hardware yang sudah dibangun, selanjutnya dilakukan pengetesan. Pengetesan bertujuan untuk mengetahui adanya bug pada pada source code maupun hardware sehingga perlu dilakukan perbaikan. Pada tahap ini juga dilakukan uji coba terhadap enam lokasi sekolah dasar pada tiga tempat berbeda. Setelah melalui tahap pengujian ini maka dihasilkan prototipe versi 1 yang layak untuk diimplementasikan di testbed.

Tahap 2 ( 2011) : Implementasi dan Pengujian

1. Tahap Instalasi Infrastruktur

Pada tahap ini dilakukan instalasi infrastruktur di lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat yaitu di kantor Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat untuk web server sedangkan untuk client dipasang di enam sekolah dasar percontohan. Sedangkan untuk mobile input parameter dilakukan dengan menyewa SMS Gateway dari salah satu operator telepon selular.

2. Implementasi prototipe di Testbed

Prototipe yang sudah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan pada testbed yang sudah dibangun dengan melakukan konfigurasi dan beberapa penyesuaian.

3. Tahap Pengujian dan Evaluasi

Setelah prototipe diintegrasikan terhadap infrastruktur KBS di testbed, selanjutnya dilakukan pengujian. Pengetesan bertujuan untuk penyesuaian prototipe terhadap inrastruktur testbed. Pada tahap ini juga dilakukan uji coba terhadap enam sekolah dasar penerima dan pengelola BOS dengan melibatkan akses kontrol melalui mobile phone dari 100 orang anggota Komite sekolah dari enam lokasi sekolah tersebut. Setelah melalui tahap pengujian ini maka dihasilkan protipe versi 2, yang merupakan implementasi sistem pendeteksi kobocoran dana BOS dengan sistem berbasis pengetahuan.

(23)
(24)

Gambar

Gambar 1  Proses Penyusunan Budget[7]
Tabel 1. Perbedana sistem Pakar dengan yang lain
Gambar 2  Alur Kerja Sistem Pakar [9]
Tabel  3  Parameter good governance
+2

Referensi

Dokumen terkait

Data-data yang diperoleh dalam pengembangan alat permainan edukatif ini berupa data kuantitatif untuk menentukan kelayakan produk. Metode pengumpulan data yang

la menduga bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan oleh bakteri berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.. Kira-kira sepuluh tahun kemudian, tepatnya

Dengan kegiatan ini, peneliti berharap adanya perkembangan kemajuan yang dialami oleh peserta didik dalam hal kemampuan awal (dasar) meski sedang berada di masa

Dalam hal penjualan batubara dilakukan secara jangka tertentu (term), harga batubara mengacu pada rata-rata 3 (tiga) Harga Patokan Batubara terakhir pada bulan

Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang terkandung dalam penggunaan hutang pada struktur modal, maka teori trade off menyatakan bahwa apabila keuntungan dari

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan melalui kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, maka kerangka berpikir adalah sebagai berikut: (1) dari kumpulan

berpengaruh terhadap harga lahan, melalui pengumpulan data sekunder yaitu dengan kajian literature teori-teori, jurnal ilmiah, penelitian yang telah dilakukan

Merupakan suatu astigmatisma regular, $imana pa$a satu meri$ian re'raksi emmetr!p, se$ang pa$a %agian lain hypermetr!p ataupun my!pia 8yp. Astigmatisma, my!p