Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -1 Tahun 2014
BAB VIII
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN
RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan
sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta
Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan,
kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan
antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1 Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM
bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan
pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang” 3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan
mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan,
penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -2 Tahun 2014
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk
menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar
dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen
Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau
UKL dan UPL.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU
No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan
daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -3 Tahun 2014
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota
di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis
yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM
bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini,
KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait
langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten.
Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer
pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -4 Tahun 2014
Gambar 8.1. Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam
RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim,
(2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan
intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan
sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6)
peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang
disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.
Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun Tabel 8.1.
Tabel 8. 1. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
No Kriteria Penapisan
Penilaian
Uraian pertimbangan Kesimpulan
(Signifikan/Tidak)
1. Perubahan Iklim Program pengembangan ruang
terbuka hijau untuk mengurangi
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -5 Tahun 2014
pencemaran udara serta global warming, shg tidak berpengaruh pada perubahan iklim
2. Kerusakan, kemerosotan,
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Program pembangunan Cipta
Karya dilaksanakan pada kawasan permukiman shg tidak merusak serta menyebabkan kepunahan keanekaragaman hayati
Tidak
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
- Program pengembangan
drainase untuk mengatasi
permasalahan banjir
- Program pengembangan
penataan bangunan dan
lingkungan untuk meminimalisir bahaya kebakaran
Tidak
4. Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Program pengembangan air
minum untuk efisiensi
pemanfaatan sumber daya alam
Tidak
5. Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Program pembangunan Cipta
Karya dilaksanakan pada kawasan terbangun (urbanized area), sehingga tidak mengurangi alih fungsi lahan hutan dan atau lahan
Tidak
6. Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok
masyarakat
Program pengembangan
infrastruktur kawasan kumuh untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh,
sehingga diharapkan dapat
mengurangi jumlah penduduk
miskin
Tidak
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Program pengembangan
penyehatan lingkungan
permukiman untuk meningkatkan
derajat kesehatan melalui
peningkatan akses sanitasi, pengelolaan persampahan untuk
meningkatkan kebersihan
lingkungan dan pengembangan
drainase untuk mengurangi
genangan air
Tidak
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas
tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap
kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang
Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat
Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -6 Tahun 2014
Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM berpengaruh terhadap
kriteria penapisan di atas maka Satgas RPI2-JM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD)
dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan,
dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a)Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi
masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
1) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
KLHS;
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
1) Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
2) Pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3) Membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 8.2. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Penjelasan Singkat
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: Kecukupan air baku untuk air minum pada musim kekeringan, serta menurunnya kualitas air
Kabupaten Sukoharjo mempunyai sumber air baku dari sungai Sungai Bengawan Solo yang sudah menurun kualitasnya akibat pencemaran
Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal, yang diakibatkan oleh pencemaran tanah oleh septictank yang bocor, pencemaran badan air oleh air limbah permukiman
Pembangunan perumahan deret dengan jarak antar septic tank yang cukup dekat dengan sumur bor, berpotensi mencemari sumur apabila desain septic tank tidak sesuai standar teknis
Isu 3: Tumbuhnya kawasan kumuh yang
berdampak terhadap penurunan kualitas
lingkungan
Tumbuhnya permukiman kumuh di pusat-pusat kegiatan ekonomi mengakibatkan menurunnya daya tampung dan daya dukung lingkungan, sehingga kualitas lingkungan menurun
Ekonomi
Isu 4: Kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -7 Tahun 2014
lingkungan berdayaan untuk mengurangi kerusakan
lingkungan
Sosial
Isu 5: Pencemaran menyebabkan berkembangnya wabah penyakit diare di permukiman kumuh
Meningkatnya wabah penyakit yang diakibatkan semakin meluasnya lingkungan yang buruk, sebagai sumber bibit penyakit
c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
Tabel 8.3. Tabel Identifikasi KRP
No Komponen kebijakan/rencana/
program Kegiatan
Lokasi (Kecamatan / Kelurahan (jika ada))
1. Pengembangan Permukiman
1)Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan
- Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
- Infrastruktur Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya
- Kec: Grogol, Sukoharjo, dan Kartasura
- Kec: Sukoharjo, Mojolaban
2)Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
- Pembangunan rusunawa - Kec. Grogol
3)Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan
- Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
- Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
- Desa: Sraten, Laban, Sonorejo, Duwet, Jatingarang
- Desa: Sanggang, Kamal, Kadokan
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1)Sarana dan prasarana lingkungan permukiman
- Sarana dan prasarana
Penanggulangan Bahaya Kebakaran - Sarana dan prasarana Revitalisasi
Kawasan
- Sarana dan Prasarana pada Pemukiman Tradisional dan Bersejarah
- Pengembangan PIP2B (provinsi)
- Kab. Sukoharjo
- Kec: Kartasura, Grogol, Baki, Bendosari, Sukoharjo - Desa: Langenharjo, Majasto
- Kab. Sukoharjo 2)Keswadayaan/Pemberdayaan
Masyarakat (P2KP)
- Pendampingan Pemberdayaan Sosial (P2KP/PNPM)
- Kab. Sukoharjo
3. Pengembangan Air Minum
1) SPAM di kawasan MBR - Pembangunan/Peningkatan SPAM di Kws/Rusunawa
- Pengembangan PS Air Minum MBR
- Kab. Sukoharjo
- Kec: Nguter, Baki, Bendosari, Grogol, Sukoharjo, Kartasura, Tawangsari
2) SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK) - Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK
- Kec: IKK Baki, IKK Sukoharjo - Kwsn: Gatak, Weru, Grogol,
Bulakan
4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
1) Infrastruktur Air Limbah - Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota - Infrastruktur Air Limbah Dengan
Sistem Setempat dan Sistem Komunal
- Desa Mojorejo
- Kec: Gatak, Kartasura, Bendosari
2) Infrastruktur Drainase Perkotaan - Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Drainase Perkotaan
- Kec: Sukoharjo, Grogol, Kartasura
3) Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
- Infrastruktur Stasiun Antara Dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah - Infrastruktur Tempat Pengolah
Sampah Terpadu/3R
- Kab. Sukoharjo
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -8 Tahun 2014
d)Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
Tabel 8.4. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup Di Suatu Wilayah
No Komponen kebijakan /
rencana / program
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek- Aspek Pembangunan Berkelanjutan Bobot Lingk
Hidup permukiman
Bobot Sosial Bobot Ekonomi Total
Bobot
+ - + - + -
1. Pengembangan Permukiman
1)Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan 2)Rusunawa beserta
infrastruktur pendukungnya 3)Infrastruktur kawasan
permukiman perdesaan
1)Sarana dan prasarana lingkungan permukiman 2)Keswadayaan/Pemberda
yaan Masyarakat (P2KP) +
3. Pengembangan Air Minum 1)SPAM di kawasan MBR
Lingkungan Permukiman 1)Infrastruktur Air Limbah 2)Infrastruktur Drainase
Perkotaan 3)) Infrastruktur TPA
+ Keterangan: + = pengaruh positif
- = pengaruh negatif
2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program
untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin
pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan,
rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada
pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk
menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang
ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -9 Tahun 2014
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau
program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
Tabel 8.5. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No Komponen kebijakan, rencana
dan/atau program
Alternatif Penyempurnaan KRP 1. Pengembangan Permukiman
1)Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan
2)Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
3)Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan
- Lokasi penataan kawasan kumuh agar bukan pada lahan-lahan yang ilegal
- Penghuni rusunawa diutamakan MBR
- Pengembangan permukiman agar tidak berada kawasan rawan bencana
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1)Sarana dan prasarana lingkungan permukiman
2)Keswadayaan/Pemberdayaan Masyarakat (P2KP)
- Revitalisasi kawasan untuk memperkuat identitas kawasan permukiman tradisional
3. Pengembangan Air Minum 1)SPAM di kawasan MBR
2)SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
- Biaya pemasangan SR yang terjangkau bagi MBR - Perluasan cakupan layanan
4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 1)Infrastruktur Air Limbah 2)Infrastruktur Drainase Perkotaan 3)Infrastruktur TPA
- Desain IPLT diupayakan ramah lingkungan - Desain teknis drainase berciri eco green
- Kesinambungan pengelolaan sampah
3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tabel 8.6. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
No Komponen kebijakan, rencana
dan/atau program
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS 1. Pengembangan Permukiman Penataan kawasan diarahkan bukan pada kawasan
rawan bencana dan lahan-lahan ilegal 2. Penataan Bangunan dan Lingkungan Perkuatan identitas permukiman tradisional 3. Pengembangan Air Minum Prioritas cakupan layanan bagi MBR 4. Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
Desain teknis mengadop eco green yang ramah lingkungan
Untuk Kabupaten/Kota yang telah menyusun dan memiliki dokumen KLHS RTRW
Kabupaten/Kota, maka hasil olahan di dalam KLHS tersebut dapat dijadikan bahan
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -10 Tahun 2014
KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program.
Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat
diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL dan SPPLH.
8.1.2. Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10
Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang
Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Proyek wajib AMDAL
2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL, UKL-UPL
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH).
Tabel 8.7. Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya
No Komponen kebijakan / rencana / program
Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH
1. Pengembangan Permukiman
1)Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan
Grogol,Kartasura, Sukoharjo
- - -
2)Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Grogol - V -
3)Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan
Desa: Sraten, Laban, Sonorejo, Duwet, Jatingarang, Sanggang, Kamal, Kadokan
- - -
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1)Sarana dan prasarana lingkungan permukiman 2)Keswadayaan/Pemberdayaan
Masyarakat (P2KP)
Kab Sukoharjo
Kab Sukoharjo
-
-
-
-
-
-
3. Pengembangan Air Minum 1)SPAM di kawasan MBR 2)SPAM di Ibu Kota Kecamatan
(IKK)
Kab Sukoharjo Kab Sukoharjo
- -
V V
- -
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -11 Tahun 2014
1)Infrastruktur Air Limbah
2)Infrastruktur Drainase Perkotaan
3)Infrastruktur TPA
Kec: Gatak, Kartasura, Bendosari
Kec: Sukoharjo, Grogol, Kartasura Kab Sukoharjo
V
-
-
-
V
V
-
-
-
8.2 Aspek Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca
pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur
permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan
isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan
gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak
sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi,
maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan
perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa
manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek
sosial adalah sebagai berikut:
1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan
dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang
kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal
di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di
tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.
2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah
bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin
kepentingan hukum Pihak yang Berhak.
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -12 Tahun 2014
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program
pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan
kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan
percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan
partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta
program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender
guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemerintah Pusat:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis
nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat
strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta
program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -13 Tahun 2014
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional
ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat
regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta
program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta
program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender,
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu
melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu
ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda
Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.
Tabel 8.8. Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten
No Lokasi
Jumlah Penduduk
Miskin
Kondisi
Umum Permasalahan
Bentuk penanganan
yang sudah dilakukan
Kebutuhan Penanganan
1. Kawasan Banaran
Desa: Cemani, Sanggrahan, dan Banaran Kecamatan Grogol
Jml Pddk: 10.832 jiwa Jml KK: 3.680
Mata pencaharian secara umum: industri, informal
Kondisi lingkungan: permukiman di
Kawasan kumuh dan rawan banjir.
- Peny RTBL (2014) - USRI (2014) - Pamsimas (2008-2009)
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -14 Tahun 2014
kawasan industri Kondisi hunian umum: kurang layak Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
Pengelolaan sampah 3R
- Sanitasi
2. Kawasan Kartasura
Kel/Desa:
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan perdagangan jasa
Kondisi hunian umum: kurang layak Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
3. Kawasan Joho
Kel: Joho, Jetis, dan Gayam
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan pusat pemerintahan Kab Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum: buruk
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
5. Ngenden Ds
Banaran Kec Grogol
Jml Pddk: 223 jiwa
Jml KK: 36
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum: buruk
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
6. Pondongan Ds
Banaran Kec Grogol
Jml Pddk: 96 jiwa Jml KK: 30
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum: buruk
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum:
Kawasan kumuh,
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -15 Tahun 2014
buruk
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di sentra home industri Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di sentra home industr Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di perkotaan
Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
11. Bakrejo dan
Ngemplak Kel Jetis Kec Sukoharjo
Jml Pddk: 125 jiwa
Jml KK: 50
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
12. Kebonwetan Kel
Bulakan Kec Sukoharjo
Jml Pddk: 240 jiwa
Jml KK: 40
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di perkotaan
Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
- Penataan lingk - Jalan
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -16 Tahun 2014
14. Klaseman Kel
Sukoharjo Kec Sukoharjo
Jml Pddk: 298 jiwa
Jml KK: 83
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di kawasan industri Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
Kawasan kumuh, kepadatan tinggi dan banyak RTLH.
- pemb jalan lingkungan
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
15. Sayegan Kel
Sukoharjo Kec Sukoharjo
Jml Pddk: 325 jiwa
Jml KK: 90
Mata pencaharian secara umum: informal Kondisi lingkungan: permukiman di industri Kondisi hunian umum: cukup
Status kepemilikan hunian secara umum: pribadi
Kawasan kumuh, kepadatan tinggi dan banyak RTLH.
- pemb jalan lingkungan
- Penataan lingk - Jalan - Drainase - Sampah - Sanitasi
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan
keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok
tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan
rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2,
buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.
500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor,
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -17 Tahun 2014
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai
rumah tangga miskin.
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan
bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang
Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP),
Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis
Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi
Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.
Tabel 8.9. Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten
No Program /
Man faat Permasalahan
yang Perlu diantisipasi Masa datang
1. Pemberdayaan Masyarakat
a PNPM
Rapat2, FGD 80% Setiap anggota
punya hak wakil yang bisa menyuarakan aspirasi
b PISEW - - - -
c PAMSIMAS 12 Kec
2007-2014
Rapat2, FGD 80% Setiap anggota
punya hak wakil yang bisa menyuarakan aspirasi
d PPIP - - - -
e RIS PNPM - - - -
f SANIMAS - - - -
2. Non Pemberdayaan Masyarakat
a Penyusunan
RTBL
- - - -
8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi
berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -18 Tahun 2014
seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan, serta permukiman kembali.
1. Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat,
terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan
bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung
aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan
pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan
pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan
lahan.
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan
bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas
tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat
selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua
langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki,
pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan
pengadaan tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan
adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek.
Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman
kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan
mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek.
Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan
dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru.
Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang
dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.
Tabel 8.10. Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali
No Komponen kebijakan /
rencana / program
Tahap I Tahap II Arahan Lokasi
Konsultasi Pemindahan
Penduduk / Pemberian Kompensasi
Permukiman Kembali
Sebelum Pemindahan
Setelah Pemindahan
1. Pengembangan Permukiman 1).
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo I -19 Tahun 2014
2).
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1). 2).
- - - - -
3. Pengembangan Air Minum 1).
2).
- - - - -
4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 1).
2).
- - - - -
8.2.3. Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan
secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan
infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
Tabel 8.11. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
No Sektor Program/ kegiatan Lokasi Tahun Jumlah Penduduk
yang memanfaatkan
Keterangan
1. Pengembangan Permukiman
- - - - -
- - - - -
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
- - - - -
Keswadayaan/Pemberday aan Masyarakat (P2KP)
Kartasura, Baki, Grogol, Gatak, Sukoharjo, Mojolaban
2015- 30.000
3. Pengembangan Air Minum
- - - - -
- - - - -
4. Penyehatan Lingkungan Permukiman
- - - - -
Pengelolaan sampah 3R Kartasura, Sukoharjo