• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Potensi Pendanaan APBD - DOCRPIJM 1eb59dd501 BAB VBab 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "5.1 Potensi Pendanaan APBD - DOCRPIJM 1eb59dd501 BAB VBab 5"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Halaman |5 - 1

5.1

Potensi Pendanaan APBD

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung. b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

dan Pendapatan Lain yang Sah.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran

Untuk lebih jelasnya mengenai pendanaan yang berasal dari APBD Kota Cirebon dapat dilihat pada Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir.

(2)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Halaman |5 - 2 Tabel 5.1

Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Cirebon Tahun 2011-2015

URAIAN

2011 2012 2013 2014 2015 Kenaikan

Rata-rata

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah

PENDAPATAN 867.120.664.551,00 0,00 871.070.274.388,80 0,13 995.617.075.775,00 0,19 1.234.065.935.363,00 0,12 1.403.866.685.439,00 0,11 PENDAPATAN ASLI

DAERAH 137.147.929.763,00 0,07 147.880.392.393,00 0,22 189.962.661.806,00 0,36 298.539.011.144,00 0,07 319.893.842.205,00 0,18 Hasil Pajak Daerah 37.333.427.237,00 0,23 48.313.130.237,00 0,42 82.820.936.000,00 0,20 103.861.450.433,00 0,12 118.309.937.709,00 0,24 Hasil Retribusi

Daerah 13.572.402.720,00 -0,05 12.882.067.350,00 0,12 14.576.773.000,00 0,11 16.425.413.981,00 - 0,23 13.319.525.717,00 -0,01 Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

3.276.795.598,00 0,03 3.376.795.598,00 - 3.376.795.598,00 0,20 4.230.358.159,00 - 0,05 4.042.548.348,00 0,05

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

82.965.304.208,00 0,00 83.308.399.208,00 0,07 89.188.157.208,00 0,49 174.021.788.571,00 0,06 184.221.830.431,00 0,15

DANA

PERIMBANGAN 538.131.249.166,00 0,17 648.019.430.704,00 - 0,03 628.894..012,00 0,09 689.248.441.689,00 0,11 773.113.885.766,00 0,08 Bagi Hasil

Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

76.873.743.806,00 0,01 77.832.900.759,00 - 0,23 63.163.568.012,00 0,14 73.175.370.689,00 - 0,36 53.649.789.766,00 -0,11

Dana Alokasi

Umum 456.586.505.360,00 0,17 550.014.349.945,00 - 0,02 536.884.996.000,00 0,08 583.927.691.000,00 - 0,01 577.764.436.000,00 0,05 Dana Alokasi

Khusus 4.671.000.000,00 0,77 20.172.180.000,00 0,30 28.845.610.000,00 0,10 32.145.380.000,00 0,77 141.699.660.000,00 0,49 LAIN-LAIN

PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

(3)
(4)
(5)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Halaman |5 - 5 URAIAN

2011 2012 2013 2014 2015 Kenaikan

Rata-rata

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah

Daerah

Pembayaran

Pokok Utang 244.000.000,00 - 244.000.000,00 - 244.000.000,00 -0,49 163.658.508,00 - 0,00 163.247.628,00

- 0,12 PEMBIAYAAN

NETTO 10.494.424.068,00 0,71 35.934.400.345,00 0,55 79.723.788.904,00 - 1,00 142.633.934.020,00 0,56 SISA LEBIH

PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN

- - - - - 1,00 148.044.532.468,00 0,23 191.748.697.144,00 0,31

(6)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 6 Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 2011-2014. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Pada tahun 2011 tercata bahwa pembiayaan di bidang Cipta Karya untuk Kota Cirebon adalah Rp.838.618000,00 ditahun 2012 Rp.872.125.000,00 ditahun 2013 Rp.1.009.950.000 dan ditahun 2014 adalah Rp.1.347.771.000,00.

5.2

Potensi Pendanaan APBN

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN. Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 5.2

APBN Cipta Karya di Kota Cirebon Tahun 2012-2016

Sektor Alokasi

2012 2013 2014 2015 2016

Pengembangan Air

Minum - 1.904.104 - 946.593 -

Pengembangan PLP 800.000 - - 3.050.000 3.825.000

Pengembangan

Permukiman 2.565.000 3.720.000 3.145.000 753.445 7.116.166 Penataan Bangunan

dan Lingkungan - - - - -

(7)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 7 Tabel 5.3

Proyeksi APBN Cipta Karya di Kota Cirebon Tahun 2017-2021

Tahun 2017 2018 2019 2020 2021

Total 12.035.282,6 13.129.399,2 14.223.515,8 15.317.632,4 16.411.749 Sumber : Analisis Tahun 2016

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis.

Kota Cirebon setiap tahunnya mendapatkan DAK baik itu air minum maupun sanitasi, tetapi untuk beberapa tahun ini dana tersebut tidak diserap oleh Kota Cirebon, hal tersebut dikarena SKPD yang terkait dengan kegiatan DAK air minum dan sanitasi tidak siap dalam menjalankan program di Kota Cirebon.

5.3

Alternatif Sumber Pendanaan

(8)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 8 pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

A.

Sistem Pelayanan PDAM Kota Cirebon

Secara umum, sistem distribusi air minum Kota Cirebon terbagi melayani 3 (tiga) sistem atau daerah pelayanan, yaitu:

1. Sistem Pelayanan Kota 2. Sistem Pelayanan Majasem

3. Sistem Pelayanan yang dipasok dari Pipa ND 250 mm & 300 mm

Semua sistem pelayanan tersebut mendapat pasokan air dari IPA Plangon dan BPT Plangon yang kemudian didistribusikan ke daerah pelayanan sebagai berikut:

1. Daerah pelayanan Kota melalui PRV Kalitanjung, yang mendapat pasokan air Reservoir (Clear well) Plangon melalui pipa ND 700 mm. Melayani 5 (lima) kecamatan yaitu Harjamukti, Lemah Wungkuk, Pekalipan Kesambi dan Kejaksan. 2. Daerah Pelayanan Majasem yang dilayani oleh Reservoir Kepongpongan,

mendapat pasokan air dari BPT Plangon melalui pipa ND 350 mm dan dari IPA Plangon melalui pipa ND 700 mm dan inlet ke Reservoir Kepongpongan tapping menggunakan pipa ND 300 mm.

3. Daerah Pelayanan yang dipasok langsung dari BPT Plangon melalui pipa ND 250 mm dan 350 mm meliputi daerah pelayanan Kabupaten Cirebon (Bumi Cempaka Arum, Arum Sari dan sekitarnya) dan daerah pelayanan Kota Cirebon (Penggung, Kebon Pelok dan sekitarnya).

Jumlah pelanggan PDAM Kota Cirebon tahun 2014 (Juli) berdasarkan data yang tercatat di bagian pelanggan adalah 57.318 SL dengan konsumsi pemakaian/penjualan air sebesar 1.491.168 m3 atau 49.705 m3/hari, atau 575 liter/detik.

(9)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 9

B.

Rencana Investasi PDAM

Rencana investasi PDAM Kota Cirebon pada interval tahun 2015 s.d. 2035 dimaksudkan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan kebutuhan air minum perpipaan di wilayah pelayanan Kota dan Kabupaten Cirebon selama 20 tahun ke depan, melalui peningkatan input (sumber) dan penyesuaian unit transmisi air baku, unit produksi, unit distribusi hingga unit pelayanan.

Kebutuhan investasi dihitung berdasarkan tiga skenario pembiayaan sebagai berikut: 1. Skenario Alternatif - 1

Total Investasi: Rp. 527.726.635.000,-

a. Tahap I (Tahun 2015 – 2016) dimana sumber air baku dari Cipaniis penambahan kapasitas 40 l/detik (tahun 2015) dan Sungai Cipageur; kapasitas 250 l/detik (tahun 2016) dengan total SR : 80.200 yang terdiri dari total kebutuhan produksi 1.181 l/det, IPA 1.300, Nilai investasi Rp.76.236.670.400,-

b. Tahap II (Tahun 2017 – 2019) sumber air baku dari Waduk Jatigede kapasitas 200 l/detik (tahun 2018). Dimana total SR 104.066, total kebutuhan produksi 1.530 l/det, IPA 1.683, Nilai investasi Rp.152.826.838.200,-

c. Tahap III (Tahun 2020 – 2024) sumber air baku dari MA Cibujangga, kapasitas 150 l/detik (tahun 2021). Dimana total SR 119.376, total kebutuhan produksi 1.754 l/det, IPA 1.929 dan nilai investasi Rp.217.192.458.400,-

d. Tahap IV (Tahun 2025 – 2035) sumber air baku dari MA Cicerem, kapasitas 100 l/detik (tahun 2025), MA Cibuluk kapasitas 100 l/detik (tahun 2025), Waduk Jatigede,penambahan kapasitas 300 l/detik (tahun 2031). Dimana total SR 133.447, total kebutuhan produksi 1.960 l/det, IPA 2.156 dan nilai investasi Rp.81.470.667.800,-

2. Skenario Alternatif - 2

Total Investasi: Rp. 686.368.805.000,-

(10)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 10 b. Tahap II (Tahun 2017 – 2019) sumber air baku dari Waduk Jatigede dengan

kapasitas 200 l/detik (tahun 2018). Dimana total SR 104.066, Total Kebutuhan Produksi 1.530 l/det, IPA 1.683 dan nilai investasi Rp.152.790.811.300,- c. Tahap III (Tahun 2020 – 2024) sumber air baku dari MA Cibujangga dengan

kapasitas 100 l/detik (tahun 2021). Dimana total SR 119.376, total kebutuhan produksi 1.754 l/det, IPA : 1.929 dan nilai investasi Rp.193.421.809.200, d. Tahap IV (Tahun 2025 – 2035) sumber air baku dari w aduk Jatigede dengan

penambahan kapasitas 300 l/detik (tahun 2031). Dimana total SR 133.447 total kebutuhan produksi 1.960 l/det, IPA 2.156 dan nilai investasi Rp.263.919.514.000,

3. Skenario Alternatif - 3

Total Investasi: Rp.794.932.728.000,-

a. Tahap I (Tahun 2015 – 2016) sumber air baku dari Cipaniis dengan penambahan kapasitas 40 l/detik (tahun 2015). Dimana total SR 80.200, total kebutuhan produksi 1.181 l/det, IPA 1.300, dan nilai investasi Rp.31.104.070.400,-

b. Tahap II (Tahun 2017 – 2019) sumber air baku dari Waduk Jatigede dengan kapasitas 200 l/detik (tahun 2018). Dimana total SR 104.066 dan total kebutuhan produksi 1.530 l/det, IPA 1.683 dan nilai investasi Rp.195.988.819.200,-.

c. Tahap III (Tahun 2020 – 2024) sumber air baku dari desalinasi air laut dengan kapasitas 300 l/detik (tahun 2020). Dimana total SR : 119.376,total kebutuhan produksi 1.754 l/det, IPA 1.929 dan nilai investasi Rp.278.281.754.850,-.

d. Tahap IV (Tahun 2025 – 2035) sumber air baku dari Waduk Jatigede dengan penambahan kapasitas 300 l/detik (tahun 2031). Dimana total SR 133.447 total kebutuhan produksi 1.960 l/det,IPA 2.156 dan nilai investasi Rp.289.558.083.600,- .

C.

Kelayakan Investasi

Suatu proyek dinilai layak untuk dijalankan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. NPV : Net Present Value lebih besar daripada nol

(11)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 11 Berdasarkan analisis kelayakan investasi yang telah dilakukan diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

1. Skenario - 1

NPV : 776.257.332 (lebih besar dari 0) IRR : 96,87% (lebih tinggi dari discount rate 12,79%) BCR : 2,22 (lebih besar dari 1)

2. Skenario - 2

NPV : 722.593.643 (lebih besar dari 0) IRR : 71,11% (lebih tinggi dari discount rate 12,79%) BCR : 2,13 (lebih besar dari 1)

3. Skenario - 3

NPV : 670.617.912 (lebih besar dari 0) IRR : 65,23% (lebih tinggi dari discount rate 12,79%) BCR : 2,08 (lebih besar dari 1)

Berdasarkan hasil analisa investasi tersebut, Proyek investasi RISPAM PDAM Kota Cirebon dinilai layak untuk akan dilaksanakan.

D.

Sumber Investasi

(12)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 12 Tabel 5.5

Skenario Distribusi Sumber Pembiayaan Equity Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum PDAM Kota Cirebon Tahun 2015 – 2035

E.

Analisis Sensifitas

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga skenario

investasi yang paling sensitif adalah apabila terjadi penurunan pendapatan. Meski

demikian, penurunan pendapatan sebesar 20% atau kenaikan biaya-biaya sebesar

20% ataupun seandainya terjadi penurunan pendapatan 20% dan kenaikan biaya

20% secara bersamaan, ketiga skenario investasi tersebut masih layak untuk

dilaksanakan. Namun yang patut untuk menjadi bahan pertimbangan di mana pada

skenario-2 dan skenario-3 apabila penurunan pendapatan sebesar 20% terjadi

bersamaan dengan kenaikan biaya-biaya sebesar 20%, jangka waktu pengembalian

investasi di atas 15 tahun.

F.

Pendapatan dan Kelayakan Proyek

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan kelayakan proyek, investasi RISPAM Tahun 2015 – 2035 yang akan dilaksanakan oleh PDAM Kota Cirebon adalah layak.

(13)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 13 eksternal yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis, perdagangan dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan terkait lainnya setelah tanggal Laporan Studi Kelayakan ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal Laporan Studi Kelayakan ini dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut diatas, maka kesimpulan mengenai kelayakan proyek ini mungkin berbeda.

G.

Kelembagaan PDAM

Kelembagaan pengelola SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan menteri pekerjaan umum nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, sumber daya manusia yang diperlukan dalam mendukung kelembagaan SPAM adalah seperti dibawah ini, namun tidak dibatasi pada keahlian tersebut. Untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan kelembagaan SPAM, maka sumber daya manusia yang dibutuhkan paling tidak terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian dibidang :

 Kelembagaan/Manajemen

 Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan/Ahli Air Minum  Ekonomi

 Hukum

 Sosial/komunikasi/Pemberdayaan Masyarakat

(14)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 14 fungsi organisasi, efisiensi jumlah pegawai harus tetap berbanding lurus dengan efektifitas kinerja, dengan perencanaan PDAM untuk terus menambah jumlah pelanggan pada tahun-tahun perencanaan ke depan harus diikuti dengan

evaluasi beban kerja, dan bila dibutuhkan maka harus dilakukan penambahan personil. Berdasarkan audit kinerja PDAM Kota Cirebon yang telah dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat, teridentifikasi kurangnya jumlah SDM yang bertugas dalam menangani kegiatan pemutusan sambungan, penanganan Illegal connection, pasang dan buka kembali meter sambungan rumah yang hanya 6 (enam) orang, sementara banyak sekali sambungan rumah/SL yang harus ditertibkan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan terkait dengan tunggakan pembayaran tarif air yang sudah lebih dari 3 (tiga) bulan. Sebagai gambaran pada tahun 2012 ada 2.473 meter air yang dilakukan pencabutan, sementara tahun 2013 telah dilakukan pencabutan terhadap 1.714 meter air, pada tahun 2014 masih banyak SL yang masih harus ditertibkan atau dicabut namun belum dilaksanakan.

5.4

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

A. PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN

(15)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Halaman |5 - 15 Tabel 5.6

Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

Komponen

Asli Daerah 189.962.661.806,00 298.539.011.144,00 319.893.842.205,00 0,18 377.474.733.801,90 435.055.625.398,80 492.636.516.995,70 550.217.408.592,60 607.798.300.189,50

Dana

Perimbangan 628.894.174.012,00 689.248.441.689,00 773.113.885.766,00 0,08 837.902.244.246,09 902.690.602.726,17 967.478.961.206,26 1.032.267.319.686,34 1.097.055.678.166,43

DAU

536.884.996.000,00 583.927.691.000,00 577.764.436.000,00 0,05 608.863.301.098,10 639.962.166.196,20 671.061.031.294,30 702.159.896.392,40 733.258.761.490,50

DBH

28.845.610.000,00 32.145.380.000,00 141.699.660.000,00 0,49 210.598.419.180,97 279.497.178.361,93 348.395.937.542,90 417.294.696.723,87 486.193.455.904,84

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

176.760.239.957,00 246.278.482.530,00 310.858.957.468,00 -0,12 272.986.167.409,26 235.113.377.350,53 197.240.587.291,79 159.367.797.233,06 21.495.007.174,32

Total APBD

(16)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 16

B. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Sebagaimana telah dijelaskan secara detil pada bembahasan sebelumnya dari masing-masing komponen keuangan daerah Pemerintah Kota Cirebon adalah masih rendahkan kontribusi pendapatan dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) bila dibandingkan dengan kontribusi dari komponen keuangan lainnya. Hal ini dapat digambarkan bahwa penggalian sumber daya pendukung (SDA & SDM) Kota Cirebon belum dimanfaatkan secara optimal dengan sistem pengelolaan dan manajemen yang baik. Paling tidak ada beberapa faktor diantaranya adalah:

1. Kebijakan Keuangan yang ada saat ini belum sepenuhnya mendukung dan menfasilitasi terhadap potensi dan peluang peningkatan PAD termasuk merespon setiap peluang dan potensi yang berkembang. Artinya bahwa kebijakan yang ada tidak sesuai lagi dengan kondisi yang setiap saat terus berkembang.

2. Kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) masih rendah, hal ini perlu program/kegiatan capacity building khususnya dalam pengelolaan keuangan Daerah. 3. Potensi unggulan daerah belum dapat dikelola secara optimal.Sumber daya alam

(SDA) belum dikelola dengan baik dan optimal hal ini terkait dengan keterbatasan saran dan prasarana, modal, SDM, dan teknologi.

4. Potensi pendapatan dari pajak dan retribusi daerah belum mencapai target yang diharapkan, termasuk belum siapnya merespon setiap peluang dan potensi usaha/bisnis baik sektor pertanian, industri, pertambangan, pariwisata, dan lain-lain belum berkembang dengan baik.

5. Rendahnya kesadaran para pengusaha rumah makan/restoran dalam kedudukannya sebagai wajib pungut pajak restoran/rumah makan. Dan masih kecilnya potensi pajak hotel dan pajak restoran di wilayah Kabupaten Bandung, terutama pajak hotel. 6. Penerimaan pendapatan dana perimbangan yang berasal dari pajak bumi dan

bangunan (PBB) dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) berada di Dinas Pendapatan Daerah belum dikelola dengan baik.

(17)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

Halaman |5 - 17  ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

Berdasarkan data Tahun 2011-2015, secara keseluruhan pendapatan daerah mengalami peningkatan dengan persentase kenaikan fluktuatif. Secara persentase dan nominal hanya kelompok komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang secara konsisten mengalami kenaikan, sedangkan kelompok dana perimbangan meskipun secara nominal tiap tahunnya mengalami kenaikan, namun kontribusinya terhadap pendapatan daerah tiap tahunnya mengalami penurunan.

Memasuki Tahun 2015 pertumbuhan perekonomian 26 kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Pada Tahun 2015, laju pertumbuhan ekonomi 26 kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 5,40 % sedangkan pada Tahun 2014 pertumbuhannya sebesar 6,02 %.

Dari hasil proyeksi yang dilakukan sampai dengan tahun 2020 total APBD adalah Rp.1.187.806.335.818,41. Dimana dana tersebut masih dikatakan minim untuk pembangunan bidang Cipta Karya. Dari data yang diketahui bahwa Kota Cirebon belum mampu dalam keuangan daerah untuk bidang Cipta Karya sehingga membutuhkan dana investasi yang berasal dari dana APBN baik itu murni APBN, PHLN, DAK bahakan CSR. Jika dilihat dari kenaikan sumber pendanaan yang berasal dari APBN sangat baik. Dimana sampai dengan tahun 2016 Kota Cirebon mendapatkan bantuan dari APBN sebesar Rp.10.941.166.000,00 dimana dana tersebut untuk sektor pengembangan PLP dan pengembangan permukman (kumuh).

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.5
Tabel 5.6

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan analisis, tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada NDLC adalah tahap perancangan (desain). Adapun tools yang digunakan dalam

Jika dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung dibanding triwulan yang sama tahun 2012, sektor Pertanian masih sebagai kontributor terbesar (3,29

Saat ini banyak perangkat yang bisa digunakan untuk berbagi Koneksi, tapi rata-rata pengguna setidaknya menguasai teknik pemrogaraman/konfigurasi yang pada orang

Sementara dari pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel partisipasi komite memberikan kontribusi yang signi fi kan terhadap variabel mutu layanan pendidikan pada

•• PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa jauh orang yang terkena dampak kebijakan publik jauh orang yang terkena dampak kebijakan

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia- Nya-lah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan judul “ ANALISA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Berdasarkan data sekunder berupa Laporan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang diperoleh

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.. Pembimbing I,