BAB II
PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM
PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN
A. Rapat Umum Pemegang Saham
Dalam setiap Perseroan Terbatas mempunyai alat yang disebut
dengan organ perseroan yang bertugas untuk menggerakkan jalannya roda
perseroan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Organ Perseroan tersebut
adalah RUPS.
RUPS adalah organ PT yang memiliki kewenangan eksklusif yang tidak
diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, yang lebih lanjut diuraikan
dalam Pasal 1 angka 4 juncto Pasal 75 ayat 1 UUPT yang berbunyi:
“Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ
perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar”.
Pengertian RUPS di atas merupakan salah satu pasal yang memuat
ketentuan yang membedakannya dengan Undang-Undang Perseroan
Terbatas lama, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas.
Kekuasaan yang diberikan oleh Undang-undang tersebut adalah
tidak mutlak artinya bahwa RUPS tidak lagi sebagai organ tertinggi dari
suatu PT, namun memiliki wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi dan
Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan
yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris,
sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan
kepentingan Perseroan. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil
keputusan, kecuali semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS
dan menyetujui penambahan mata acara rapat. Keputusan atas mata acara rapat
yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.
Kewenangan RUPS, bentuk dan luasannya, ditentukan dalam UUPT
dan Anggaran Dasar PT. Dalam bentuk kongkret-nya RUPS merupakan
sebuah forum, dimana para pemegang saham memiliki kewenangan utama
untuk memperoleh keterangan-keterangan mengenai Perseroan, baik dari
Direksi maupun Dewan Komisaris. Keterangan-keterangan tersebut
merupakan landasan bagi RUPS untuk mengambil kebijakan dalam menyusun
langkah strategis Perseroan, serta mengambil keputusan sebagai sebuah badan
hukum.
a. Kewenangan RUPS
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa RUPS merupakan salah atu
organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada
organ lainnya. Inilah yang dinamakan wewenang ekskulsif (exclusive
authorities) RUPS.52
52
Wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT tidak dapat
ditiadakan selama tidak ada perubahan UUPT. Sedangkan wewenang eksklusif
dalam Anggaran Dasar semata-mata berdasarkan kehendak RUPS yang disahkan
dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dapat
diubah melalui perubahan Anggaran Dasar sepanjang tidak bertentangan
dengan UUPT.53
Kewenang RUPS yang dinyatakan dalam UUPT antara lain terdapat dalam
Pasal-Pasal yang mengatur tentang:
(i) Penetapan Peubahan Anggaran Dasar pada Pasal 19 UUPT
(ii) Pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan PT atau pengalihannya
pada Pasal 38 UUPT
(iii) Penetapan dan Penambahan dan Pengurangan Modal PT pada Pasal 41
dan Pasal 44 UUPT
(iv) Persetujuan laporan dan pengesahan Perhitungan Tahunan pada Pasal 66
UUPT
(v) Penetapan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah
penyisihan untuk cadangan PT pada Pasal 70 dan 71 UUPT
(vi) Pengangkatan, pemberhentian dan pembagian tugas wewenang
Direksi dan Dewan Komisaris PT pada Pasal 94, 105, 11, 113
dan 118 UUPT
(vii) Persetujuan atas penggabungan, peleburan dan pengambilalihan PT pada
Pasal 122 UUPT
53
(viii)Penetapan Pembubaran PT pada Pasal 127 UUPT
Demikian halnya dalam Anggaran Dasar PT HDTI juga mengatur beberapa
kewenangan RUPS antara lain pada:
(i) Pasal 4 Paragraf 3 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Sero (Saham) lainnya
akan dikeluarkan menurut kebutuhan dengan syarat ketentuan yang akan
ditetapkan oleh Rapat Umum Pesero (RUPS) sepanjang harganya tidak
dibawah pari (nilai nominal saham)
(ii)Pasal 7 Paragraf 2 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Anggota Direksi dan
Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk waktu yang tidak ditentukan
oleh dan setiap waktu dapat diberhentikan oleh Rapat Umum Pesero
(RUPS)
(iii)Pasal 11 Paragraf 2 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Direksi memberi
lampiran tentang keadaan Perseroan dan memajukan perhitungan laba rugi
untuk disahkan dalam Rapat Umum Tahunan (RUPS Tahunan)
(iv)Pasal 18 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Keputusan untuk merubah dan
menambah Anggaran Dasar, memperpanjang atau memperkecil modal,
memperpanjang dan/atau membubarkan Perseroan sebelum habis
waktunya hanya dapat diambil dalam suatu Rapat Umum Luar Biasa
(RUPS Luar Biasa) yang khusus diadakan dan hanya berlaku jika disetujui
oleh sedikitnya tiga perempat dari jumlah suara yang dikeluarkan sah dan
yang mewakili sedikitnya tiga perempat dari jumlah modal yang
dikeluarkan (ditempatkan) dan bilamana Rapat tidak diselenggarakan
secepatnya empat belas hari kemudian dengan syarat serta ketentuan yang
sama dapat diadakan Rapat lain tentang pokok yang telah ditetapkan untuk
Rapat semula
(v) Pasal 19 Paragraf 1 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa apabila Perseroan
dibubarkan, maka Direksi melakukan likuidasi di bawah pengawasan
Dewan Komisaris kecuali Rapat Umum Pesero (RUPS) mengambil
keputusan lain
(vi)Pasal 20 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa segala sesuatu yang belum atau
tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar akan diputuskan oleh Rapat
Umum Pesero (RUPS)
Wewenang RUPS sebagaimana diuraikan diatas terwujud dalam bentuk
jumlah suara yang dikeluarkan dalam setiap RUPS dengan tetap memerhatikan
ketentuan kuorum terkait acara Rapat yang dilangsungkan menurut UUPT
dan/atau Anggaran Dasar PT.
b. Hak Suara dalam RUPS
Pasal 84 UUPT menyatakan bahwa setiap saham yang dikeluarkan
mempunyai satu hak suara, kecuali Anggaran dasar menentukan lain. Hak suara
sebagaimana dimaksud tidak berlaku untuk:
(i) saham Perseroan yang dikeluarkan sendiri oleh Perseroan;
(ii)saham Induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara
(iii)saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain yang sahamnya secara
langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.
Pasal 85 UUPT menyatakan bahwa, pemegang saham baik sendiri maupun
diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak
suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dalam pemungutan
suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham
yang dimilikinya dan pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada
saham yang dimiliknya dengan suara yang berbeda. Dalam pemungutan suara,
anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang
bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham . Dalam hal
pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa yang telah diberikan
tidak berlaku dalam RUPS tersebut. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi
pemegang saham dari saham tanpa hak suara.54
Sedangkan dalam Pasal 15 Anggaran Dasar PT HDTI dinyatakan bahwa
tiap pemilikan satu surat sero memberi hak mengelarkan satu suara. Untuk diri
sendiri seorang pesero tidak boleh mengeluarkan lebih dari enam suara dengan
ketentuan seorang pesero untuk diri sendiri dan bersama-sama sebagai wakil dari
seorang/badan hukum atau lebih yang merupakan pesero tidak boleh
mengeluarkan lebih dari dua belas suara.
54
c. Kuorum RUPS
Kuorum merupakan jumlah minimum anggota yang harus hadir dalam
rapat, majelis, dan sebagainya (biasanya lebih dari separuh jumlah anggota) agar
dapat mengesahkan suatu putusan.55 Kuorum yang harus dipenuhi untuk sahnya
pengadaan serta pengambilan keputusan dalam suatu RUPS berdasarkan UUPT
itu berbeda-beda. Hal ini tergantung pada agenda Rapat yang dibahas dan akan
diputuskan, dengan tetap memerhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar
Perseroan.
Berdasarkan Pasal 86 UUPT, dalam pengambilan keputusan RUPS, perlu
pula diperhatikan beberapa hal dalam hal akan melangsungkan suatu RUPS antara
lain:
1. RUPS telah dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu perdua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Hal ini dapat dibuktikan dari
daftar hadir peserta RUPS.
2. Bila kuorum yang dipersyaratkan di atas tidak terpenuhi, maka dapat
diadakan pemanggilan RUPS kedua dengan menyebutkan alasan
bahwasannya telah dilakukan RUPS pertama namun tidak mencapai
kourum.
3. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan apabila dalam
RUPS kedua tersebut dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 1/3
(satu pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
55
suara, kecuali Anggaran Dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih
besar.
4. Bila kuorum RUPS kedua tidak terpenuhi juga, maka PT dapat memohon
kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan PT atas permohonan PT agar ditetapkan kuorum untuk RUPS
ketiga dengan menyebutkan bahwa telah dilakukan RUPS kedua namun
tidak mencapai kourum Penetapan ketua Pengadilan Negeri mengenai
kuorum RUPS tersebut bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum
tetap.
5. Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka waktu
selambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dilangsungkannya RUPS kedua atau
RUPS ketiga.
6. RUPS kedua dan RUPS ketiga dilangsungkan dalam waktu paling cepat
10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS
yang mendahuluinya dilangsungkan.
Berdasarkan Pasal 87 junctis Pasal 88, Pasal 89 dan pasal 102 UUPT,
dalam pengambilan keputusan RUPS, perlu pula diperhatikan beberapa hal antara
lain:
1. Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan adalah sah jika
disetujui lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang
menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara
setuju yang lebih besar.
3. RUPS untuk merubah Anggaran Dasar dapat dilangsungkan jika dalam
RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika
jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran
dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih
besar. Dalam hal kuorum kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat
diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/5
(tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan
keputusan adalah sah jika jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar
menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan
keputusan RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan Pasal 86 ayat
(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang
penyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi kuorum,
mutatis mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah Anggaran
Dasar ini.
4. Sedangkan RUPS untuk menyetujui Penggabungan, Pengambilalihan, atau
Pemisahan, pengajuan perohonan Pailit suatu PT, perpanjangan jangka
RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika
jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran
dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih
besar. Dalam hal kuorum kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat
diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3
(dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan
keputusan adalah sah jika jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar
menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang
pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan
Pasal 86 ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang
peneyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi kuorum,
mutatis mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah Anggaran
Dasar ini.
5. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
(i) Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
(ii)Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan; yang merupakan
lebih dari lima puluh persen jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
Ketentuan kuorum kehadiran dan/atau pengambilan keputusan RUPS
sebagaimana dimaksud di atas tetap mengacu kepada Pasal 89 UUPT yaitu RUPS
dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika jika disetujui
paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan,
kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan
tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar.
Sedangkan dalam Pasal 18 Anggaran Dasar PT HDTI dinyatakan bahwa
Keputusan untuk merubah dan menambah Anggaran Dasar, memperpanjang atau
memperkecil modal, memperpanjang dan/atau membubarkan Perseroan sebelum
habis waktunya hanya dapat diambil dalam suatu Rapat Umum Luar Biasa (RUPS
Luar Biasa) yang khusus diadakan dan hanya berlaku jika disetujui oleh
sedikitnya tiga perempat dari jumlah suara yang dikeluarkan sah dan yang
mewakili sedikitnya tiga perempat dari jumlah modal yang dikeluarkan
(ditempatkan) dan bilamana Rapat tidak diselenggarakan karena besar modal yang
hadir dan/atau diwakili tidak cukup, maka secepatnya empat belas hari kemudian
dengan syarat serta ketentuan yang sama dapat diadakan Rapat lain tentang pokok
yang telah diteteapkan untuk Rapat semula.
B. Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham dalam suatu Perseroan
Parameter keabsahan suatu RUPS adalah terletak pada Anggaran Dasar
Perseroan sepanjang ada diatur dalam Anggaran Dasar dan tidak bertentangan
dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka parameter keabsahan tersebut mengacu
kepada UUPT.
i) Parameter Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan
UUPT:
a. Berdasarkan Pasal 81 juncto Pasal 82 UUPT :
Jika Direksi telah melakukan pemanggilan kepada pemegang saham,
pemanggilan mana dilakukan dalam jangka waktu selambatnya 14 hari
sebelum tanggal RUPS diadakan serta dilakukan dengan Surat
Tercatat dan/atau dengan iklan dalam Surat Kabar.
b. Berdasarkan Pasal 76 juncto Pasal 86 UUPT :
RUPS diselenggarakan di tempat kedudukan PT atau di tempat
PT melakukan kegiatan usahanya yang utama sesuai yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar, atau di tempat lainnya sepanjang
terletak di wilayah negara Republik Indonesia. RUPS telah dihadiri
atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara. Hal ini dapat dibuktikan dari daftar
hadir peserta RUPS. Namun bila kuorum yang dipersyaratkan tidak
terpenuhi, maka dapat diadakan pemanggilan RUPS kedua dengan
menyebutkan bahwa telah dilakukan RUPS pertama namun tidak
mencapai kourum. RUPS kedua sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit
kecuali Anggaran Dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih
besar. Namun bila kuorum RUPS kedua tidak terpenuhi juga, maka
PT dapat memohon kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan PT atas permohonan PT
agar ditetapkan kuorum untuk RUPS ketiga dengan menyebutkan
bahwa telah dilakukan RUPS kedua namun tidak mencapai
kourum Penetapan ketua Pengadilan Negeri mengenai kuorum RUPS
tersebut bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum
tetap. Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka
waktu selambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dilangsungkannya RUPS
kedua atau RUPS ketiga. RUPS kedua dan RUPS ketiga
dilangsungkan dalam waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS yang mendahuluinya
dilangsungkan.
c. Berdasarkan Pasal 87 UUPT :
Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat,
namun jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan
adalah sah jika disetujui lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan kecuali Undang-Undang dan/atau Anggaran
Dasar menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh
d. Berdasarkan Pasal 88 juncto Pasal 89 UUPT :
RUPS untuk mengubah Anggaran Dasar dapat dilangsungkan jika
dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3 (dua
pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan
keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar
menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang
pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Dalam hal kuorum
kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS kedua.
RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS
dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah
jika jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan
kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan
keputusan RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan Pasal 86
ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang
peneyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi
kuorum, mutatis mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah
Anggaran Dasar ini.
RUPS untuk menyetujui Penggabungan, Pengambilalihan, atau
Pemisahan, pengajuan perohonan Pailit suatu PT, perpanjangan jangka
RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan
adalah sah jika jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar
menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang
pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Dalam hal kuorum
kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS kedua.
RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS
dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika
jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan
kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan
RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan Pasal 86 ayat (5),
ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang penyelenggaraan
RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi kuorum, mutatis
mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah Anggaran
Dasar ini.
e. Berdasarkan Pasal 90 juncto Pasal 91 UUPT :
Risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan
paling sedikit 1 (satu) orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan
oleh peserta RUPS, tanda tangan mana tidaklah disyaratkan apabila
f. Berdasarkan Pasal 78 junctis Pasal 66, Pasal 67 dan Pasal 68 UUPT :
Untuk RUPS Tahunan perlu diperhatikan bahwa RUPS Tahunan wajib
diadakan dalam jangka waktu selambatnya enam bulan setelah tahun
buku berakhir serta harus diajukan semua dokumen dari laporan
tahunan Perseroan antara lain:
(i) Laporan keuangan yang terdiri atas sekurangnya neraca
akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan
dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari
tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan
laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan
keuangan tersebut serta disusun berdasarkan Standar
Akuntasi Keuangan. Khusus untuk neraca dan
laporan laba rugi dari tahun buku yang dimaksud di atas bagi
Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada
Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(ii) Laporan mengenai kegiatan Perseroan;
(iii) Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
(iv) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;
(v) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah
dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang
(vi) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
(vii)Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau
honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris
Perseroan.
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud di atas haruslah
ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan juga oleh semua anggota
Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat pada tahun buku yang
bersangkutan.
Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada
akuntan publik untuk diaudit apabila:
a. Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpundan/atau mengelola
dana masyarakat, antara lain: bank, asuransi dan reksa dana;
b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang (obligasi) kepada
masyarakat;
c. Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;
d. Perseroan merupakan persero (badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk Perseroan);
e. Persereroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha
dengan jumlah nilai sedikitnya Rp 50.000.000.000,- (lima puluh
milyar Rupiah);
f. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
Laporan atas hasil audit akuntan publik tersebut disampaikan
satu Surat Kabar setelah mendapat pengesahan RUPS, pengumuman
mana dilakukan selambatnya tujuh hari setelah mendapat pengesahan
RUPS.
a. Berdasarkan Pasal 102 UUPT :
Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
(i) Mengalihkan kekayaan (baik bergerak maupun tidak bergerak,
baik berwujud maupun tidak berwujud) yang merupakan milik
Perseroan; atau
(ii)Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang
merupakan lebih dari lima puluh persen jumlah kekayaan bersih
Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan
satu sama lain maupun tidak. Transaksi pengalihan kekayaan
bersih Perseroan yang dimaksudkan adalah transaksi yang
terjadi dalam waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka waktu yang
lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
Perseroan.
Ketentuan kuorum kehadiran dan/atau pengambilan keputusan
RUPS sebagaimana dimaksud di atas tetap mengacu kepada
Pasal 89 UUPT yaitu RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling
sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika jika disetujui
paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang
dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih
besar.
(ii) Parameter Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan
Anggaran Dasar PT Hotel Danau Toba Internasional :
a. Berdasarkan Pasal 12 Anggaran Dasar PT HDTI :
Rapat Umum Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) diadakan bilamana
dipandang perlu oleh Presiden Direktur yang diwajibkan
mengadakannya atas permintaan tertulis dari (para) anggota Dewan
Komisaris atau seorang pesero atau lebih yang mewakili sedikitnya
seperempat dari jumlah modal yang telah dikeluarkan (ditempatkan)
dan dalam surat permintaan harus disebut pokok yang akan
dibicarakan.
b. Berdasarkan Pasal 13 Anggaran Dasar PT HDTI :
Semua Rapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan.
Panggilan Rapat Umum Pesero (RUPS) dilakukan dengan surat
undangan atau dengan iklan dalam harian yang terbit di tempat
kedudukan Perseroan empat belas hari sebelum Rapat diadakan dan
kalau menurut pandangan Direksi ada sesuatu hal yang harus segera
dibicarakan, maka panggilan rapat dapat dipersingkat sampai tujuh
Rapat Pesero (RUPS) dapat diadakan setiap waktu dan dimana saja
dan dapat mengambil keputusan yang sah asal semua pesero hadir
dan/atau diwakili.
c. Berdasarkan Pasal 15 Anggaran Dasar PT HDTI :
Segala keputusan diambil dengan suara terbanyak kecuali ada
ketentuan lain. Bilamana jumlah suara seimbang maka presiden
direktur akan mengambil kebijaksanaan yang terakhir.
Tiap pemilikan satu surat sero memberi hak mengeluarkan satu suara.
d. Berdasarkan Pasal 18 Anggaran Dasar PT HDTI :
Keputusan untuk merubah dan menambah Anggaran Dasar,
memperpanjang atau memperkecil modal, memperpanjang dan/atau
membubarkan Perseroan sebelum habis waktunya hanya dapat diambil
dalam suatu Rapat Umum Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) yang khusus
diadakan dan hanya berlaku apabila disetujui oleh sedikitnya ¾
(tiga perempat) dari jumlah suara yang dikeluarkan sah dan yang
mewakili sedikitnya tiga perempat dari jumlah modal yang
dikeluarkan (ditempatkan) dan bilamana Rapat tidak diselenggarakan
karena besar modal yang hadir dan/atau diwakili tidak cukup, maka
secepatnya empat belas hari kemudian dengan syarat serta ketentuan
yang sama dapat diadakan Rapat lain tentang pokok yang telah
Namun oleh karena keseluruhan Anggaran Dasar PT HDTI belum dilakukan
penyesuaian oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, maka dalam penentuan
keabsahan RUPS LB PT HDTI serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan suatu RUPS haruslah mengacu kepada