• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN - Tinjauan Yuridis Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 607

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN - Tinjauan Yuridis Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 607"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM

PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN

A. Rapat Umum Pemegang Saham

Dalam setiap Perseroan Terbatas mempunyai alat yang disebut

dengan organ perseroan yang bertugas untuk menggerakkan jalannya roda

perseroan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Organ Perseroan tersebut

adalah RUPS.

RUPS adalah organ PT yang memiliki kewenangan eksklusif yang tidak

diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, yang lebih lanjut diuraikan

dalam Pasal 1 angka 4 juncto Pasal 75 ayat 1 UUPT yang berbunyi:

“Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ

perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau

Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar”.

Pengertian RUPS di atas merupakan salah satu pasal yang memuat

ketentuan yang membedakannya dengan Undang-Undang Perseroan

Terbatas lama, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

Terbatas.

Kekuasaan yang diberikan oleh Undang-undang tersebut adalah

tidak mutlak artinya bahwa RUPS tidak lagi sebagai organ tertinggi dari

suatu PT, namun memiliki wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi dan

(2)

Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan

yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris,

sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan

kepentingan Perseroan. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil

keputusan, kecuali semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS

dan menyetujui penambahan mata acara rapat. Keputusan atas mata acara rapat

yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.

Kewenangan RUPS, bentuk dan luasannya, ditentukan dalam UUPT

dan Anggaran Dasar PT. Dalam bentuk kongkret-nya RUPS merupakan

sebuah forum, dimana para pemegang saham memiliki kewenangan utama

untuk memperoleh keterangan-keterangan mengenai Perseroan, baik dari

Direksi maupun Dewan Komisaris. Keterangan-keterangan tersebut

merupakan landasan bagi RUPS untuk mengambil kebijakan dalam menyusun

langkah strategis Perseroan, serta mengambil keputusan sebagai sebuah badan

hukum.

a. Kewenangan RUPS

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa RUPS merupakan salah atu

organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada

organ lainnya. Inilah yang dinamakan wewenang ekskulsif (exclusive

authorities) RUPS.52

       52

(3)

Wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT tidak dapat

ditiadakan selama tidak ada perubahan UUPT. Sedangkan wewenang eksklusif

dalam Anggaran Dasar semata-mata berdasarkan kehendak RUPS yang disahkan

dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dapat

diubah melalui perubahan Anggaran Dasar sepanjang tidak bertentangan

dengan UUPT.53

Kewenang RUPS yang dinyatakan dalam UUPT antara lain terdapat dalam

Pasal-Pasal yang mengatur tentang:

(i) Penetapan Peubahan Anggaran Dasar pada Pasal 19 UUPT

(ii) Pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan PT atau pengalihannya

pada Pasal 38 UUPT

(iii) Penetapan dan Penambahan dan Pengurangan Modal PT pada Pasal 41

dan Pasal 44 UUPT

(iv) Persetujuan laporan dan pengesahan Perhitungan Tahunan pada Pasal 66

UUPT

(v) Penetapan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah

penyisihan untuk cadangan PT pada Pasal 70 dan 71 UUPT

(vi) Pengangkatan, pemberhentian dan pembagian tugas wewenang

Direksi dan Dewan Komisaris PT pada Pasal 94, 105, 11, 113

dan 118 UUPT

(vii) Persetujuan atas penggabungan, peleburan dan pengambilalihan PT pada

Pasal 122 UUPT

       53

(4)

(viii)Penetapan Pembubaran PT pada Pasal 127 UUPT

Demikian halnya dalam Anggaran Dasar PT HDTI juga mengatur beberapa

kewenangan RUPS antara lain pada:

(i) Pasal 4 Paragraf 3 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Sero (Saham) lainnya

akan dikeluarkan menurut kebutuhan dengan syarat ketentuan yang akan

ditetapkan oleh Rapat Umum Pesero (RUPS) sepanjang harganya tidak

dibawah pari (nilai nominal saham)

(ii)Pasal 7 Paragraf 2 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Anggota Direksi dan

Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk waktu yang tidak ditentukan

oleh dan setiap waktu dapat diberhentikan oleh Rapat Umum Pesero

(RUPS)

(iii)Pasal 11 Paragraf 2 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Direksi memberi

lampiran tentang keadaan Perseroan dan memajukan perhitungan laba rugi

untuk disahkan dalam Rapat Umum Tahunan (RUPS Tahunan)

(iv)Pasal 18 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa Keputusan untuk merubah dan

menambah Anggaran Dasar, memperpanjang atau memperkecil modal,

memperpanjang dan/atau membubarkan Perseroan sebelum habis

waktunya hanya dapat diambil dalam suatu Rapat Umum Luar Biasa

(RUPS Luar Biasa) yang khusus diadakan dan hanya berlaku jika disetujui

oleh sedikitnya tiga perempat dari jumlah suara yang dikeluarkan sah dan

yang mewakili sedikitnya tiga perempat dari jumlah modal yang

dikeluarkan (ditempatkan) dan bilamana Rapat tidak diselenggarakan

(5)

secepatnya empat belas hari kemudian dengan syarat serta ketentuan yang

sama dapat diadakan Rapat lain tentang pokok yang telah ditetapkan untuk

Rapat semula

(v) Pasal 19 Paragraf 1 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa apabila Perseroan

dibubarkan, maka Direksi melakukan likuidasi di bawah pengawasan

Dewan Komisaris kecuali Rapat Umum Pesero (RUPS) mengambil

keputusan lain

(vi)Pasal 20 Anggaran Dasar PT HDTI bahwa segala sesuatu yang belum atau

tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar akan diputuskan oleh Rapat

Umum Pesero (RUPS)

Wewenang RUPS sebagaimana diuraikan diatas terwujud dalam bentuk

jumlah suara yang dikeluarkan dalam setiap RUPS dengan tetap memerhatikan

ketentuan kuorum terkait acara Rapat yang dilangsungkan menurut UUPT

dan/atau Anggaran Dasar PT.

b. Hak Suara dalam RUPS

Pasal 84 UUPT menyatakan bahwa setiap saham yang dikeluarkan

mempunyai satu hak suara, kecuali Anggaran dasar menentukan lain. Hak suara

sebagaimana dimaksud tidak berlaku untuk:

(i) saham Perseroan yang dikeluarkan sendiri oleh Perseroan;

(ii)saham Induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara

(6)

(iii)saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain yang sahamnya secara

langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.

Pasal 85 UUPT menyatakan bahwa, pemegang saham baik sendiri maupun

diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak

suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dalam pemungutan

suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham

yang dimilikinya dan pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada

saham yang dimiliknya dengan suara yang berbeda. Dalam pemungutan suara,

anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang

bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham . Dalam hal

pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa yang telah diberikan

tidak berlaku dalam RUPS tersebut. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi

pemegang saham dari saham tanpa hak suara.54

Sedangkan dalam Pasal 15 Anggaran Dasar PT HDTI dinyatakan bahwa

tiap pemilikan satu surat sero memberi hak mengelarkan satu suara. Untuk diri

sendiri seorang pesero tidak boleh mengeluarkan lebih dari enam suara dengan

ketentuan seorang pesero untuk diri sendiri dan bersama-sama sebagai wakil dari

seorang/badan hukum atau lebih yang merupakan pesero tidak boleh

mengeluarkan lebih dari dua belas suara.

       54

(7)

c. Kuorum RUPS

Kuorum merupakan jumlah minimum anggota yang harus hadir dalam

rapat, majelis, dan sebagainya (biasanya lebih dari separuh jumlah anggota) agar

dapat mengesahkan suatu putusan.55 Kuorum yang harus dipenuhi untuk sahnya

pengadaan serta pengambilan keputusan dalam suatu RUPS berdasarkan UUPT

itu berbeda-beda. Hal ini tergantung pada agenda Rapat yang dibahas dan akan

diputuskan, dengan tetap memerhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar

Perseroan.

Berdasarkan Pasal 86 UUPT, dalam pengambilan keputusan RUPS, perlu

pula diperhatikan beberapa hal dalam hal akan melangsungkan suatu RUPS antara

lain:

1. RUPS telah dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu perdua) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Hal ini dapat dibuktikan dari

daftar hadir peserta RUPS.

2. Bila kuorum yang dipersyaratkan di atas tidak terpenuhi, maka dapat

diadakan pemanggilan RUPS kedua dengan menyebutkan alasan

bahwasannya telah dilakukan RUPS pertama namun tidak mencapai

kourum.

3. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan apabila dalam

RUPS kedua tersebut dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 1/3

(satu pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak

       55

(8)

suara, kecuali Anggaran Dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih

besar.

4. Bila kuorum RUPS kedua tidak terpenuhi juga, maka PT dapat memohon

kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat

kedudukan PT atas permohonan PT agar ditetapkan kuorum untuk RUPS

ketiga dengan menyebutkan bahwa telah dilakukan RUPS kedua namun

tidak mencapai kourum Penetapan ketua Pengadilan Negeri mengenai

kuorum RUPS tersebut bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum

tetap.

5. Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka waktu

selambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dilangsungkannya RUPS kedua atau

RUPS ketiga.

6. RUPS kedua dan RUPS ketiga dilangsungkan dalam waktu paling cepat

10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS

yang mendahuluinya dilangsungkan.

Berdasarkan Pasal 87 junctis Pasal 88, Pasal 89 dan pasal 102 UUPT,

dalam pengambilan keputusan RUPS, perlu pula diperhatikan beberapa hal antara

lain:

1. Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan adalah sah jika

disetujui lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang

(9)

menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara

setuju yang lebih besar.

3. RUPS untuk merubah Anggaran Dasar dapat dilangsungkan jika dalam

RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika

jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara

yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran

dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih

besar. Dalam hal kuorum kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat

diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil

keputusan jika dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/5

(tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan

keputusan adalah sah jika jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga)

bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar

menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan

keputusan RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan Pasal 86 ayat

(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang

penyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi kuorum,

mutatis mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah Anggaran

Dasar ini.

4. Sedangkan RUPS untuk menyetujui Penggabungan, Pengambilalihan, atau

Pemisahan, pengajuan perohonan Pailit suatu PT, perpanjangan jangka

(10)

RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika

jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara

yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran

dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih

besar. Dalam hal kuorum kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat

diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil

keputusan jika dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3

(dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan

keputusan adalah sah jika jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat)

bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar

menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang

pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan

Pasal 86 ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang

peneyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi kuorum,

mutatis mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah Anggaran

Dasar ini.

5. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:

(i) Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau

(ii)Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan; yang merupakan

lebih dari lima puluh persen jumlah kekayaan bersih Perseroan

dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain

(11)

Ketentuan kuorum kehadiran dan/atau pengambilan keputusan RUPS

sebagaimana dimaksud di atas tetap mengacu kepada Pasal 89 UUPT yaitu RUPS

dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah

seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika jika disetujui

paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan,

kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan

tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar.

Sedangkan dalam Pasal 18 Anggaran Dasar PT HDTI dinyatakan bahwa

Keputusan untuk merubah dan menambah Anggaran Dasar, memperpanjang atau

memperkecil modal, memperpanjang dan/atau membubarkan Perseroan sebelum

habis waktunya hanya dapat diambil dalam suatu Rapat Umum Luar Biasa (RUPS

Luar Biasa) yang khusus diadakan dan hanya berlaku jika disetujui oleh

sedikitnya tiga perempat dari jumlah suara yang dikeluarkan sah dan yang

mewakili sedikitnya tiga perempat dari jumlah modal yang dikeluarkan

(ditempatkan) dan bilamana Rapat tidak diselenggarakan karena besar modal yang

hadir dan/atau diwakili tidak cukup, maka secepatnya empat belas hari kemudian

dengan syarat serta ketentuan yang sama dapat diadakan Rapat lain tentang pokok

yang telah diteteapkan untuk Rapat semula.

B. Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham dalam suatu Perseroan

Parameter keabsahan suatu RUPS adalah terletak pada Anggaran Dasar

Perseroan sepanjang ada diatur dalam Anggaran Dasar dan tidak bertentangan

(12)

dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka parameter keabsahan tersebut mengacu

kepada UUPT.

i) Parameter Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan

UUPT:

a. Berdasarkan Pasal 81 juncto Pasal 82 UUPT :

Jika Direksi telah melakukan pemanggilan kepada pemegang saham,

pemanggilan mana dilakukan dalam jangka waktu selambatnya 14 hari

sebelum tanggal RUPS diadakan serta dilakukan dengan Surat

Tercatat dan/atau dengan iklan dalam Surat Kabar.

b. Berdasarkan Pasal 76 juncto Pasal 86 UUPT :

RUPS diselenggarakan di tempat kedudukan PT atau di tempat

PT melakukan kegiatan usahanya yang utama sesuai yang

ditentukan dalam Anggaran Dasar, atau di tempat lainnya sepanjang

terletak di wilayah negara Republik Indonesia. RUPS telah dihadiri

atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah

seluruh saham dengan hak suara. Hal ini dapat dibuktikan dari daftar

hadir peserta RUPS. Namun bila kuorum yang dipersyaratkan tidak

terpenuhi, maka dapat diadakan pemanggilan RUPS kedua dengan

menyebutkan bahwa telah dilakukan RUPS pertama namun tidak

mencapai kourum. RUPS kedua sah dan berhak mengambil

keputusan jika dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit

(13)

kecuali Anggaran Dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih

besar. Namun bila kuorum RUPS kedua tidak terpenuhi juga, maka

PT dapat memohon kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah

hukumnya meliputi tempat kedudukan PT atas permohonan PT

agar ditetapkan kuorum untuk RUPS ketiga dengan menyebutkan

bahwa telah dilakukan RUPS kedua namun tidak mencapai

kourum Penetapan ketua Pengadilan Negeri mengenai kuorum RUPS

tersebut bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum

tetap. Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka

waktu selambatnya 7 (tujuh) hari sebelum dilangsungkannya RUPS

kedua atau RUPS ketiga. RUPS kedua dan RUPS ketiga

dilangsungkan dalam waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling

lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS yang mendahuluinya

dilangsungkan.

c. Berdasarkan Pasal 87 UUPT :

Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat,

namun jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan

adalah sah jika disetujui lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah

suara yang dikeluarkan kecuali Undang-Undang dan/atau Anggaran

Dasar menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh

(14)

d. Berdasarkan Pasal 88 juncto Pasal 89 UUPT :

RUPS untuk mengubah Anggaran Dasar dapat dilangsungkan jika

dalam RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3 (dua

pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan

keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga)

bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar

menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang

pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Dalam hal kuorum

kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS kedua.

RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS

dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah

jika jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari

jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan

kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan

keputusan RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan Pasal 86

ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang

peneyelenggaraan RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi

kuorum, mutatis mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah

Anggaran Dasar ini.

RUPS untuk menyetujui Penggabungan, Pengambilalihan, atau

Pemisahan, pengajuan perohonan Pailit suatu PT, perpanjangan jangka

(15)

RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat)

bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan

adalah sah jika jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian

dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar

menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang

pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Dalam hal kuorum

kehadiran tersebut tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS kedua.

RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS

dihadiri atau diwakili oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari

jumlah seluruh saham dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika

jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah

suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan

kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan

RUPS yang lebih besar. Demikian pula ketentuan Pasal 86 ayat (5),

ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) tentang penyelenggaraan

RUPS kedua dan ketiga yang tidak memenuhi kuorum, mutatis

mutandis berlaku juga dalam RUPS untuk mengubah Anggaran

Dasar ini.

e. Berdasarkan Pasal 90 juncto Pasal 91 UUPT :

Risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan

paling sedikit 1 (satu) orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan

oleh peserta RUPS, tanda tangan mana tidaklah disyaratkan apabila

(16)

f. Berdasarkan Pasal 78 junctis Pasal 66, Pasal 67 dan Pasal 68 UUPT :

Untuk RUPS Tahunan perlu diperhatikan bahwa RUPS Tahunan wajib

diadakan dalam jangka waktu selambatnya enam bulan setelah tahun

buku berakhir serta harus diajukan semua dokumen dari laporan

tahunan Perseroan antara lain:

(i) Laporan keuangan yang terdiri atas sekurangnya neraca

akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan

dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari

tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan

laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan

keuangan tersebut serta disusun berdasarkan Standar

Akuntasi Keuangan. Khusus untuk neraca dan

laporan laba rugi dari tahun buku yang dimaksud di atas bagi

Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada

Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

(ii) Laporan mengenai kegiatan Perseroan;

(iii) Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;

(iv) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;

(v) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah

dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang

(17)

(vi) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;

(vii)Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau

honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris

Perseroan.

Laporan tahunan sebagaimana dimaksud di atas haruslah

ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan juga oleh semua anggota

Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat pada tahun buku yang

bersangkutan.

Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada

akuntan publik untuk diaudit apabila:

a. Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpundan/atau mengelola

dana masyarakat, antara lain: bank, asuransi dan reksa dana;

b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang (obligasi) kepada

masyarakat;

c. Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;

d. Perseroan merupakan persero (badan Usaha Milik Negara yang

berbentuk Perseroan);

e. Persereroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha

dengan jumlah nilai sedikitnya Rp 50.000.000.000,- (lima puluh

milyar Rupiah);

f. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Laporan atas hasil audit akuntan publik tersebut disampaikan

(18)

satu Surat Kabar setelah mendapat pengesahan RUPS, pengumuman

mana dilakukan selambatnya tujuh hari setelah mendapat pengesahan

RUPS.

a. Berdasarkan Pasal 102 UUPT :

Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:

(i) Mengalihkan kekayaan (baik bergerak maupun tidak bergerak,

baik berwujud maupun tidak berwujud) yang merupakan milik

Perseroan; atau

(ii)Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang

merupakan lebih dari lima puluh persen jumlah kekayaan bersih

Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan

satu sama lain maupun tidak. Transaksi pengalihan kekayaan

bersih Perseroan yang dimaksudkan adalah transaksi yang

terjadi dalam waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka waktu yang

lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar

Perseroan.

Ketentuan kuorum kehadiran dan/atau pengambilan keputusan

RUPS sebagaimana dimaksud di atas tetap mengacu kepada

Pasal 89 UUPT yaitu RUPS dihadiri atau diwakili oleh paling

sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham

dengan hak suara dan keputusan adalah sah jika jika disetujui

paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang

(19)

dan/atau ketentuan tentang pengambilan keputusan RUPS yang lebih

besar.

(ii) Parameter Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan

Anggaran Dasar PT Hotel Danau Toba Internasional :

a. Berdasarkan Pasal 12 Anggaran Dasar PT HDTI :

Rapat Umum Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) diadakan bilamana

dipandang perlu oleh Presiden Direktur yang diwajibkan

mengadakannya atas permintaan tertulis dari (para) anggota Dewan

Komisaris atau seorang pesero atau lebih yang mewakili sedikitnya

seperempat dari jumlah modal yang telah dikeluarkan (ditempatkan)

dan dalam surat permintaan harus disebut pokok yang akan

dibicarakan.

b. Berdasarkan Pasal 13 Anggaran Dasar PT HDTI :

Semua Rapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan.

Panggilan Rapat Umum Pesero (RUPS) dilakukan dengan surat

undangan atau dengan iklan dalam harian yang terbit di tempat

kedudukan Perseroan empat belas hari sebelum Rapat diadakan dan

kalau menurut pandangan Direksi ada sesuatu hal yang harus segera

dibicarakan, maka panggilan rapat dapat dipersingkat sampai tujuh

(20)

Rapat Pesero (RUPS) dapat diadakan setiap waktu dan dimana saja

dan dapat mengambil keputusan yang sah asal semua pesero hadir

dan/atau diwakili.

c. Berdasarkan Pasal 15 Anggaran Dasar PT HDTI :

Segala keputusan diambil dengan suara terbanyak kecuali ada

ketentuan lain. Bilamana jumlah suara seimbang maka presiden

direktur akan mengambil kebijaksanaan yang terakhir.

Tiap pemilikan satu surat sero memberi hak mengeluarkan satu suara.

d. Berdasarkan Pasal 18 Anggaran Dasar PT HDTI :

Keputusan untuk merubah dan menambah Anggaran Dasar,

memperpanjang atau memperkecil modal, memperpanjang dan/atau

membubarkan Perseroan sebelum habis waktunya hanya dapat diambil

dalam suatu Rapat Umum Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) yang khusus

diadakan dan hanya berlaku apabila disetujui oleh sedikitnya ¾

(tiga perempat) dari jumlah suara yang dikeluarkan sah dan yang

mewakili sedikitnya tiga perempat dari jumlah modal yang

dikeluarkan (ditempatkan) dan bilamana Rapat tidak diselenggarakan

karena besar modal yang hadir dan/atau diwakili tidak cukup, maka

secepatnya empat belas hari kemudian dengan syarat serta ketentuan

yang sama dapat diadakan Rapat lain tentang pokok yang telah

(21)

Namun oleh karena keseluruhan Anggaran Dasar PT HDTI belum dilakukan

penyesuaian oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, maka dalam penentuan

keabsahan RUPS LB PT HDTI serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan

dengan pengambilan keputusan suatu RUPS haruslah mengacu kepada

Referensi

Dokumen terkait

pendidikannya, penelitian yang dilakukan oleh salsabila 2017 menjelaskan bahwa anak yang terdampak perceraian dari kedua orang tuanya adalah anak – anak yang rentan mengalami

Membelanjakan harta untuk diri dan keluarga 23 narasumber keluarga sudah sesuai dalam norma dasar sebagai landasan perilaku konsumsi dalam Islam. Untuk kategori membantu

Dia meletakkan mantel dan berkata, "Makanlah makanan, Lambang!" Penghuni dan tamu sangat terkejut dan bertanya Nareddin, "Apa yang di lakukan?" Nasreddin

 Keikutsertaan pada kegiatan Pameran Produk Inovasi (PPI) Jawa Tengah yang diadakan oleh Balitbang Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 24 s/d 26 November 2015 di Gedung

Masih rendahnya pencapaian target program skrining kanker serviks dengan pemeriksaan IVA di Kabupaten Karawang yang baru mencapai 34,4% masih bersifat fisik,

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Bank BRI Unit Poncowati, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan restrukturisasi kredit dalam menurunkan kredit

Respondeo Ergo Sum (aku bertanggungjawab, maka aku ada). Manusia etis menurut Levinas adalah yang bertanggungjawab terhadap sesamanya... Ia menunjukan bahwa fenomena pertemuan

Untuk dapat mengevaluasi sistem maka dibutuhkan user atau pengguna dari sistem tersebut untuk dijadikan subjek penelitian karena user lah yangmenggunakan sistem itu setiap