• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL SUNDA TEMBANG CIANJURAN TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD SAYANG CIANJUR Evangeline H¹, Lilis Rohayani², Irma Febriani³ Stikes Jenderal Achmad Yani Cima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL SUNDA TEMBANG CIANJURAN TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RSUD SAYANG CIANJUR Evangeline H¹, Lilis Rohayani², Irma Febriani³ Stikes Jenderal Achmad Yani Cima"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

18

PENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL SUNDA TEMBANG CIANJURAN

TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG

MENJALANI HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA

RSUD SAYANG CIANJUR

Evangeline H¹, Lilis Rohayani², Irma Febriani³ Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi

ABSTRAK

Gagal ginjal kronik menjadi masalah besar dunia karena sulit disembuhkan. Di dunia prevalensi gagal ginjal kronik atau ESRD Patients (End-Stage Renal Disease) pada tahun 2013 sebanyak 3.200.000 orang. Pasien gagal ginjal kronik stadium terminal harus menjalani hemodialisa secara rutin 2 – 3 kali seminggu. Salah satu permasalahan psikologis utama yang sering muncul pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yaitu cemas. Untuk mengatasi kecemasan bisa diberikan terapi secara non – farmakologi, salah satu bentuknya adalah pemberian terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran. mengetahui pengaruh terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran terhadap kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Sayang Cianjur. desain pre eksperimental dengan rancangan one group pre and post test design. Jumlah sampel adalah 25 responden. Teknik pengambilan sampel secara non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan kuesioner kecemasan State-Anxiety Inventory (SAI). Analisis data dilakukan dengan dua tahap yaitu univariat dan bivariat (uji Willcoxon). Nilai mean sebelum terapi musik 43,24, nilai mean sesudah terapi musik 26,72 dan berdasarkan uji statistik Willcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran dengan nilai mean sebelum diberiberikan nilai pvalue = 0,001 ≤ α = 0,05. Dapat digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan khususnya di bidang keperawatan jiwa mengenai intervensi non – farmakologi berupa teknik relaksasi dengan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran untuk penanganan gagal ginjal kronik.

(2)

19

ABSTRACT

Chronic Renal Failure (CRF) become a worldwide problem because it is difficult to cure. The world prevalence of End-Stage Renal Disease (ESRD) Patients in 2013 are 3.2 million people. The final stadium CRF patient is recommended to hemodialysis should be routinely done 2 – 3 for a week. One of the psychologically problem that always occure to the hemodialysis patient is anxiety. To overcome anxiety can be given therapy in non – pharmacology, one of the forms is the provision of Cianjuran Sundanese traditional music therapy. Objectiveto determine the influence of Cianjuran Sundanese traditional music therapy on anxiety among chronic renal failure patient who undergoing hemodialysis at hemodialysis Unit RSUD Sayang Cianjur. Methodsdesign using pre-experimental with one group pre and post test design. The number of samples was 25 respondents. Sampling technique use non-probability sampling with consecutive sampling technique. Data collecting are using primary data by State-Anxiety Inventory (SAI). Data analysis be done in two stage, univariat and bivariat analysis (Willcoxon test). Result score mean before music therapy 43,24, score mean after music therapy 26,72 and based on Willcoxon statistic test show showed that there was an average difference of anxiety before and after Cianjuran Sundanese traditional music therapy with pvalue = 0,001 ≤ α = 0,05. Recommendation can be used for the development of nursing science especially in the field of psychiatric nursing about non – pharmacological intervention to reduce anxiety in the form of relaxation techniques with Cianjuran Sundanese traditional music therapy among chronic renal failure patients.

(3)

20 PENDAHULUAN

Gagal ginjal kronik menjadi masalah besar dunia karena sulit disembuhkan. Di dunia prevalensi gagal ginjal kronik atau ESRD Patients (End-Stage Renal Disease) pada tahun 2011 sebanyak 2.786.000 orang, tahun 2012 sebanyak 3.018.860 orang dan tahun 2013 sebanyak 3.200.000 orang. Dari data tersebut disimpulkan adanya peningkatan angka kesakitan pasien gagal ginjal kronik tiap tahunnya sebesar 6% (Fresenius Medical Care AG & Co., 2013).

Berdasarkan gambaran Riskesdas pada tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis individu menunjukkan bahwa secara Nasional 0,2% penduduk Indonesia menderita penyakit gagal ginjal kronik. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 orang maka terdapat 504.248 orang yang menderita gagal ginjal kronik (Kemenkes, 2014).

Menurut Toy et al (2011, dalam Prihananda, 2014) gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60 mL/menit per 1,73 m3. Pada

gagal ginjal kronik stadium End Stage Renal Disease (ESRD) dengan GFR <15 mL/menit per 1,73 m3 maka ginjal mengalami kerusakan

fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, di mana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit berakibat peningkatan ureum (Smeltzer et, al 2010). Stadium ini ditandai dengan azotemia, uremia dan sindrom uremik (Black & Hawk, 2014). Pasien gagal ginjal kronik pada stadium ini penatalaksanaannya dilakukan dengan tindakan dialisis dan transplantasi ginjal (Schatell & Witten, 2012).

Hemodialisis adalah penggantian ginjal modern menggunakan dialisis untuk mengeluarkan zat terlarut yang tidak diinginkan melalui difusi dan hemofiltrasi untuk mengeluarkan air, yang membawa serta zat terlarut yang diinginkan (O’Callaghan, 2009). Hemodialisis yang dilakukan oleh pasien bertujuan untuk mempertahankan nilai GFR sekaligus akan merubah pola hidup pasien (Ignatavicus & Workman, 2009), namun tindakan hemodialisa memiliki efek samping yang dirasakan oleh pasien seperti kram otot, hipotensi, sakit kepala, mual, dan muntah (Lewis et al, 2011).

Masalah lainnya berupa pengaturan – pengaturan sebagai dampak penyakit ginjalnya seperti dampak penurunan haemoglobin yang lazim terjadi pada pasien gagal ginjal, pengaturan kalium, kalsium, Fe dan lain – lain, hal ini menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi kehidupan pasien yang meliputi biologis, psikologis, sosial, spiritual (biopsikososial). Salah satu permasalahan psikologis utama yang sering muncul pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yaitu cemas (Mahdavi et al, 2013).

(4)

21 Saat ini Complementary and

Alternative Medicine (CAM) sudah mulai

digunakan dan dikembangkan dalam dunia

kesehatan. Penggunaan Complementary and

Alternative Medicine (CAM) dalam dunia

kesehatan diharapkan dapat menjadi

pelengkap dari perawatan medis dan dapat

diaplikasikan oleh tenaga kesehatan,

khususnya tenaga di bidang keperawatan

(Tzu, 2009). Jenis Complementary and

Alternative Medicine (CAM) diantaranya

Guided Imaginary Therapy, Humor Therapy,

Music Therapy, Hipnotherapy, Mediation

Therapy, Aromatherapy, Transpersonal

Therapy dan jenis Complementary and

Alternative Medicine (CAM) yang populer

digunakan dalam bidang kesehatan adalah

terapi musik (Daryani, 2014).

Terapi musik membantu orang – orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik pribadi (IHA, 2010). Pilihan musik merupakan hal yang efektif untuk mengatasi kecemasan, karena musik merupakan salah satu bentuk rangsangan suara yang merupakan stimulus khas untuk indera pendengaran. Musik dengan tempo lambat serta memiliki karakteristik musik yang tenang dan santai dapat menimbulkan keselarasan jiwa dan rasa (Esteher, 2003 dalam Daryani 2014).

Banyak musik yang dapat digunakan sebagai terapi untuk penyembuhan, salah satunya adalah musik tradisional Sunda tembang Cianjuran. Kesenian Sunda tembang Cianjuran, salah satu kesenian tradisional Sunda yang masih cukup eksis hingga sekarang, tak hanya diminati para orang tua

saja, anak muda pun menyenangi kesenian tersebut. Suara dawai kecapi Sunda dengan tiupan sulingnya yang bertempo lambat dipadu suara juru kawih yang lembut, terasa nyaman di telinga bahkan meresap ke dalam hati. Irama musik Cianjuran yang mengalir tenang, seolah membuat suasana damai orang yang mendengarnya. Masyarakat Sunda mengungkapkan, jika mendengar lagu Cianjuran asa waraas (meresap hingga terhipnotis), ungkapan perasaan itu tak berlebihan karena musik karawitan dan Cianjuran merupakan kesenian tradisional Sunda yang masih natural dan bagian jati diri masyarakat Sunda (Disparbud Jabar, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Junaidi dan Zolkhan Noor (2010) tentang

Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia

Melalui Terapi Musik Langgam Jawa, dengan

menggunakan istrumen penelitian modifikasi

Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

menyatakan bahwa ada perbedaan bermakna

pada kelompok eksperimen (p=0,00, α=0,05)

dengan penurunan mean 8,85 atau 14,3% dan

penurunan yang bermakna pada kelompok kontrol (p=0,01, α=0,05) dengan penurunan mean 2,04 atau 3,4%. Dengan demikian terapi

musik langgam jawa secara signifikan dapat

menurunkan tingkat kecemasan terutama

gejala kecemasan sedang dan berat pada

lansia.

(5)

22 terhadap 9 orang pasien dengan rentang usia

25 – 66 tahun menyatakan bahwa pasien merasakan cemas dengan kondisi saat ini yang harus menjalani hemodialisa selama 5 jam setiap 2 kali dalam seminggu, di dukung dengan data yang diperoleh diantaranya pasien merasa lebih gugup dan cemas dari biasanya, merasa sering merasakan jantungnya berdebar – debar, merasa lemah dan mudah lelah dan mengakui hampir setiap malam mengalami gangguan tidur dan sering mimpi buruk. Masalah kecemasan yang dialami oleh pasien ini tidak menjadi prioritas tindakan keperawatan, baik itu penangangan secara farmakologi ataupun non – farmakologi dan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran belum pernah diterapkan pada pasien di Unit Hemodialisa (R. Mawar) RSUD Sayang Cianjur, dikarenakan para perawat belum begitu memahami dengan kegiatan terapi musik.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pre eksperimental dengan one group pre-post test design yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Sebelum dilakukan intervensi, kelompok subjek dilakukan pengukuran awal (pretest) untuk menentukan kemampuan atau nilai awal responden (kecemasan), kemudian dilakukan intervensi dengan memberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran. Setelah dilakukan intervensi, kelompok subjek dilakukan pengukuran akhir (posttest) untuk menentukan pengaruh musik tradisional Sunda tembang Cianjuran terhadap kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa (Dharma, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien gagal ginjal kronik yang rutin menjalani hemodialisa di Unit hemodialisa (R. Mawar) RSUD Sayang Cianjur dan sudah menjalankan hemodialisa > 6 bulan sebanyak 60 orang.

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan consecutive sampling, pada consecutive sampling semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Perhitungan sampel berdasarkan rumus besar sampel penelitian analitis numerik berpasangan (Dahlan, 2013) dengan Zα = 10% (1.645), Zβ = 20% (0.842) serta nilai X1 adalah 25.33, X2 adalah 16.80 dan dengan nilai simpang baku adalah 17 (Junaidi & Zolkhan Noor, 2010), maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 25 responden. Pengambilan sampel dilakukan di Unit hemodialisa (R. Mawar) RSUD Sayang Cianjur, dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Kriteria inklusi tersebut antara lain pasien gagal ginjal kronik yang melaksanakan program terapi hemodialisa pada pagi dan siang hari di Unit hemodialisa RSUD Sayang Cianjur, telah mengikuti hemodialisa > 6 bulan, berusia ≥ 16 tahun serta pasien dengan pendengaran normal yang diuji dengan menggunakan tes Rinne dan Weber dengan menggunakan garpu tala ukuran 512 Hz, atau pasien yang menggunakan alat bantu dengar.

Terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran diberikan pada responden 1 kali selama 10 menit (Maulana, 2010), setelah pemberian terapi musik responden diberikan waktu 10 menit (Maulana, 2010) untuk beristirahat kemudian peneliti melakukan tes terakhir (posttest) kecemasan dengan memberikan kuesioner kecemasan State Anxiety Inventory (SAI).

(6)

23 Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah MP3 player dengan menggunakan memori eksternal 4 GB, Headphone dengan frekuensi 20 – 20.000 Hz dengan bahan kulit agar mudah untuk dibersihkan, Garpu tala digunakan untuk melakukan tes pendengaran dengan ukuran 512 Hz.

Lokasi penelitian dilakukan di di Unit hemodialisa (R. Mawar) RSUD Sayang Cianjur pada tanggal 03 – 05 Mei 2017.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis analisis yang digunakan, yaitu yang pertama analisis univariat dan yang kedua adalah bivariat, secara univariat berupa rerata nilai kecemasan dan analisis bivariat menggunakan uji Willcoxon untuk melihat perbedaan kecemasan pada masing – masing kelompok baik sebelum dan sesudah diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran.

Cianjur dan sesuai dengan mayoritas latar belakang pasien di RS tempat penelitian berlangsung (suku Sunda). Sedangkan judul tembang Cianjuran yang dipilih berjudul Sekar Malati yang syairnya mengingatkan ke masa dimana responden sedang tumbuh dan berkembang menjadi seorang dewasa. Lagu ke dua (Nimang) dipilih oleh karena syairnya mengingatkan kepada masa saat responden ditimang dalam pelukan ibunya. Sehingga dapat disimpulkan ke dua tembang tersebut membawa memori responden kembali ke pada masa muda yang penuh semangat dan dan bahagia. Responden dalam penelitian ini seluruhnya memiliki latar belakang Sunda asli Cianjur. Peneliti menanyakan untuk memastikan seluruh responden familiar dengan ke dua tembang Cianjuran tersebut dan memahami makna syairnya

HASIL PENELITIAN

Pemilihan jenis music yang digunakan sebagai intervensi dalam penelitian ini berdasarkan letak geografis tempat penelitian, yaitu berada di daerah Kabupaten

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi rerata kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebelum dan sesudah diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran di Unit hemodialisa RSUD Sayang Cianjur tahun 2017

Variabel Pengukuran Mean SD pvalue N

Kecemasan Pretest 43,24 12,293 0,001 25

Posttest 26,72 8,965

Berdasarkan Tabel diatas rerata nilai kecemasan sebelum diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran (pretest) adalah 43,24 dengan standar deviasi 12,293.

(7)

24 didapatkan nilai pvalue = 0,001 ≤ (α = 0,05)

maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan rerata nilai kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebelum dan sesudah diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran adalah 43,24 dan 26,72. Dengan demikian, nilai kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa terjadi penurunan sebesar 16,52 dengan menggunakan uji Willcoxon diperoleh nilai pvalue 0,001 < α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebelum dan sesudah diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran.

Hasil penelitian didapatkan terdapat penurunan rerata kecemasan, hal ini terjadi karena peneliti menerapkan salah satu penatalaksanaan non – farmakologi dengan pemberian terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran sebagai salah satu teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dalam penelitian ini lagu yang digunakan oleh peneliti adalah jenis musik tradisional Sunda tembang Cianjuran dengan judul Sekar Malati dengan durasi 3 menit 26 detik dan Nimang dengan durasi 4 menit 35 detik yang di alunkan oleh Euis Komariah dan merupakan musik dengan tempo lambat dengan 128 kbps serta 60 – 70 dB.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Campbell (2001, dalam Armansyah & Anggraeni 2012) menyatakan bahwa musik dapat mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi dan tekanan darah. Denyut jantung menanggapi variabel – variabel musik seperti frekuensi, tempo, dan volume dan cenderung menjadi lebih cepat atau menjadi lebih lambat bersamaan dengan ritme suatu bunyi musik. Sebaliknya, bunyi musik yang lambat, akan membuat detak jantung semakin lambat. Detak jantung yang lebih lambat dapat menciptakan tingkat cemas

yang signifikan antara sebelum dan sesudah terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran.

atau stres dan ketegangan fisik yang lebih rendah, menenangkan pikiran dan membantu tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri.

Selaras dengan hal tersebut, musik tradisional Sunda tembang Cianjuran termasuk dalam musik dengan tempo lambat. Tembang Cianjuran adalah seni musik masyarakat Sunda, nama Cianjuran berasal dari kata Cianjur, yaitu sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Seni suara Sunda secara garis besar dibedakan dalam dua jenis yakni kawih dan tembang, tembang Cianjuran didukung oleh perangkat, seni sastra, musik pengiring, dan vokal. Rumpaka/guguritan yaitu syair lagu yang digunakan dalam tembang Cianjuran. Sejumlah besar rumpaka tembang Cianjuran dalam bentuk pupuh. Pupuh merupakan kreasi sastra tradisional yang berasal dari khasanah kesusastraan Jawa, masuk ke dalam kesusastraan Sunda pada abad ke - 17 M (Kalsum, 2007).

Saat mendengarkan musik tradisional

Sunda tembang Cianjuran, suara masuk ke

telinga melewati telinga bagian luar, tengah

dan dalam. Selanjutnya musik akan diproses

oleh auditory cortex dalam bentuk suara agar

dapat dinikmati oleh otak kanan. Otak kiri

akan memproses lirik dalam musik tersebut.

Efek selanjutnya adalah pada sistem limbik

(otak mamalia) yang menangani respon

terhadap musik dan emosi (Simatupang &

Anggi, 2007). Kemudian akan diteruskan ke

sistem saraf dengan mengaktifkan saraf

parasimpatis, yang berfungsi mengurangi

kontraksi otot, kecemasan dan depresi;

(8)

25 menurunkan tekanan darah; memperlambat

frekuensi respirasi; dan menghilangkan nyeri.

Selain itu, juga akan akan diteruskan ke sistem

endokrin, dengan meningkatkan produksi

hormon endorfin yang berfungsi untuk

Pada penelitian ini terdapat beberapa responden dengan penurunan kecemasan yang pesat dengan selisih nilai pretest dan posttest sebesar 35 poin, hal ini dikarenakan para pasien merasa sangat nyaman dengan musik tradisonal Sunda tembang Cianjuran yang diperdengarkan. Dengan bantuan musik tradisional Sunda tembang Cianjuran, pikiran pasien dibiarkan untuk mengingat masa lalu yang dapat membahagiakan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Beberapa responden mengatakan bahwa musik tradisional Sunda tembang Canjuran yang diperdengarkan mengingatkan responden pada masa muda mereka yang membahagiakan, sehingga membuat perasaan menjadi rileks, santai, serta dapat menstabilkan emosional responden.

Berdasarkan evaluasi yang diperoleh dari pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Sayang Cianjur sesudah diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran, respon responden sangat baik, tidak ada responden yang masuk dalam kriteria droup out dan semua responden mampu mengikuti semua langkah dalam penelitian ini. Sebagian besar pada pertengahan waktu pemberian terapi musik tradisonal Sunda tembang Cianjuran (± menit ke 5) responden mulai tertidur, responden mengatakan bahwa mereka merasa lebih rileks pada saat mendengarkan musik tersebut. Efek yang dirasakan responden setelah 10 menit diberikan terapi musik tradisional Sunda tembang Cianjuran, yaitu responden merasakan lebih nyaman, senang, tenang,

menghilangkan nyeri, serta memproduksi

hormon serotinin yang memiliki peran

mengatur suasana hati; menurunkan

kecemasan dan mencegah depresi (Aizid,

2011).

berenergi, percaya diri dan lebih bersemangat untuk menjalani terapi hemodialisa serta responden menyatakan lebih berfikir positif tentang hal – hal yang akan terjadi atau responden alami.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai pengaruh terapi musik

tradisional Sunda tembang Cianjuran terhadap

kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani Hemodialisa di Unit hemodialisa

RSUD Sayang Cianjur pada 25 responden,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi

musik tradisional Sunda tembang Cianjuran

berpengaruh terhadap kecemasan pada pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD

Sayang Cianjur (pvalue 0,001 ≤ α = 0,05).

SARAN

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu keperawatan khususnya

di bidang keperawatan jiwa atau kritis dan

dapat dijadikan sebagai rekomendasi tindakan

keperawatan medikal bedah mengenai

intervensi non – farmakologi berupa teknik

relaksasi dengan terapi musik tradisional

Sunda tembang Cianjuran untuk penanganan

gagal ginjal kronik. Penelitian ini dapat

dikembangkan kembali dengan menggunakan

(9)

26 dengan menggunakan kelompok kontrol atau

melanjutkan penelitian untuk mengetahui

faktor – faktor yang mempengaruhi

(10)

27 DAFTAR PUSTAKA

Aizid, R. (2011). Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Yogyakarta: Laksana.

Armansyah dan Anggraeni. (2012). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi, Jurnal Kesehatan Komunitas, (1) 4, 205 – 209.

Black, J & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Emban Patria.

Dahlan, M Sopiyudin. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Daryani. (2014). Pengaruh Terapi Musik Langgam Jawa Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia di Purworejo. Triage Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science), 9 (1), 1 – 12.

Dharma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: TIM.

Disparbud Jabar. (2015). Saat Orang Jepang Mempelajari Cianjuran. tersedia http://www.disparbud.jabarprov.go.id/ applications/frontend/index.php?mod= news&act=showdetail&id=2003 . [diperoleh tanggal 17 Maret 2017].

Fresenius Medical Care AG & Co. (2013). Annual Report Perspectives. Bad Homburg: Fresenius Medical Care.

Ignatavicius, D. G., & Workman, M.L. (2009). Medical Surgical Nursing: patient centered Collaborative care. United States America: Sounders Elsevier.

IHA. (2010) . Indonesia Hypnosis Assosiation. tersedia di http://www.hipnoterapi.asia/terapi_mu sik.htm. [diperoleh tanggal 07 Juni 2017].

Junaidi & Zolkhan Noor. (2010). Penurunan Tingkat Kecemasan pada Lansia Melalui Terapi Musik Langgam Jawa. Jurnal Keperawatan Indonesia. 13 (3), 195 – 201.

Kalsum. (2007). Nasihat dan Doa Dalam Rumpaka Tembang Cianjuran: Pemahaman Intelektualitas, Skripsi. Bandung, Universitas Padjajaran.

Kemenkes RI. (2014). Hipertensi – 17 Mei Hari Hipertensi Sedunia. Jakarta: InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Lewis, Sharon L., et al. (2011). Medical Surgical Nursing Assesment and Management of Clinical Problems, Eighty Edition Volume 2. United States America: Elsevier Mosby.

Mahdavi, A., et al. (2013). Implementing Benson’s Relaxation Training in Hemodialysis Patients: Changes in Perceived Stress, Anxiety, and Depression. North American Journal of Medical Sciences, (5) 9, 536 – 540.

(11)

28 O’ Callaghan, Chris. (2009). At A Glance

Sistem Ginjal Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Prihananda, M Luqman. (2014). Effect Of Classical Music Therapy On the Anxiety Level of Hemodialysis Patients at the PKU Muhammadiyah Hospital of Surakarta, tersedia di http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ps n12012010/article/view/1222/1275 [diperoleh tanggal 02 Maret 2017].

Safaria, T. (2009). Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi Aksara.

Schatell D, & Witten B. (2012). Measuring Dialysis Patient’s Health – Related Quality of Life With the KDQOL – 36TM. Medical Educational Institute,Inc. (608) 833 – 8033, KDQL

Complete, tersedia http://www.kdqol-complete.org., [diperoleh tanggal 19 Maret 2017].

Simatupang, S., & Anggi. (2007). Pengaruh Pembelajaran Fisika Menggunakan Musik Terhadap Hasil Belajar Pada Energi dan Usaha di SMP. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, (2) 1, 56-60.

Smeltzer, S. C. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing, Volume 1. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh penggunaan alat media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar pasing bawah bola voli pada Siswa Kelas IV

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 9 juli 2014 di Masjid Ta’awanul Muslimin dengan menanyakan kepada remaja apakah bersedia untuk menjadi

dengan kemampuan kognitif yang diukur dominan pada C2 atau kemampuan memahami. Sementara, penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak pernah digunakan.;

Semakin tinggi tingkat bunga semakin kecil usaha untuk konservasi; (2) Walaupun dibawah pasar monopolis pengambilan barang sumberdaya alam lebih lamban dibandingkan

Selaras pendapat (Sanjaya, 2008) bahwa motivasi akan tumbuh manakala peserta didik merasa dihargai dan memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat

Izin beristeri lebih dari seorang (istilah yang umum digunakan adalah izin poligami), dalam penjelasan pasal 49 alinea kedua sebagaimana di atas dinyatakan

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

perusahaan yang bersangkutan. 5) Dengan memperoleh kredit dari bank debitur sekaligus akan.. memperoleh manfaat yang lain antara lain fasilitas perbankan