• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Telkom SPEEDY Terhadap Kepuasaan Pelanggan (Studi Pada PT. Telkom, Tbk Rantauprapat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Telkom SPEEDY Terhadap Kepuasaan Pelanggan (Studi Pada PT. Telkom, Tbk Rantauprapat)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pada setiap tahun Negara selalu dihadapkan pada penyusunan RAPBN (Rencana

Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara) yang secara sistematis mencerminkan perbandingan

antara kebutuhan untuk belanja dan kemampuan pembiayaannya. Proses persetujuan RAPBN

menjadi APBN oleh wakil-wakil rakyat di DPR selalu diwarnai dengan perdebatan terhadap

isu-isu pokok, yaitu bagaimana caranya meningkatkan pendapatan dan bagaimana belanja Negara

dikelola dengan efisien, agar tidak terjadi defisit anggaran.

Seperti kita ketahui bahwa selama ini pendapatan Negara berasal dari dua sumber besar,

yaitu : 1. Penerimaan perpajakan, terdiri dari : pajak dalam negeri dan pajak perdagangan

internasional. 2. Penerimaan bukan pajak, terdiri dari : sumber daya alam, bagian laba BUMN

dan lain-lainnya. Kita semua menyadari bahwa salah satu factor keberhasilan untuk

memenangkan persaingan di hampir semua sector adalah adanya daya saing yang kuat. Jika di

amati lebih dalam, penglolaan sumber-sumber pendapataan Negara sangat sarat dengan

persaingan, baik ditingkat pemerintahan (governance competitiveness), maupun di level bisnis

atau perusahaan (business competitiveness).

Misalnya penerimaan dari sector pajak, besar kecilnya pajak sangat ditentukan oleh besar

kecilnya pendapatan suatu perusahaan, dan suatu perusahaan dapat berpenghasilan besar jika

mempunyai daya saing yang kuat. Untuk laba BUMN, nilainya akan semakin besar jika

pendapatan (revenue) yang diproleh juga semakin besar dan atau pengeluarannya dikelola

dengan lebih efisien. Dan suatu BUMN dapat menghasilkan pendapataan yang besar jika

(2)

7 Seperti kita ketahui, industri telekomunikasi mempunyai peranan yang strategis dalam

memacu pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa dilihat dari adanya sinergi antar industri

telekomunikasi dan non-telekomunikasi untuk peningkatan daya saing bangsa dan kesejahteraan

rakyat. Hal ini akan mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang komprehensif

dan bersifat jangka panjang yang sangat penting untuk memberikan daya dorong pertumbuhan

ekonomi disegala sector dan pada akhirnya memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.

Peranan bisnis telekomunikasi sangat penting dalam membangun daya saing Negara serta

daya saing bisnis, karena tanpa kapabilitas mikro (perusahaan telekomunikasi), pertumbuhan

makro ekonomi dan institusinya tidak berjalan secara optimal. Oleh karena itu industri

telekomunikasi menjadi prioritas utama dalam membangun perekonomian nasional guna

memberikan kontribusi yang maksimal bagi APBN, industri dalam negeri, kesempatan kerja,

berwujudnya masyarakat telematika yang berbasis pengetahuan, maupun stabilitas di segala

bidang.

Industri telekomunikasi telah memberikan kontribusi terhadap APBN yang setidaknya

dapat kita bagi menjadi dua yaitu : kontribusi langsung dan kontribusi tidak langsung. Kontribusi

langsung yang dapat diberikan dari bisnis telekomunikasi adalah pajak dan deviden. Semantara

kontribusi tidak langsung adalah sebagai penggerak pertumbuhan industy pendukung bisnis

telekomunikasi, sktor perbangkan dan pertumbuhan perkonomian lainnya, disamping USO

(Universal Service Obligation) dan Community Development untuk mendorong pertumbuhan

usaha kecil menengah (UKM).

Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

(nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan

(3)

8 produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat dan

pelayanan yang lebih baik daripada persaingannya. Kini setiap konsumen tidak lagi hanya

membeli satu produk, tetapi juga segala aspek jasa atau pelayanan yang melekat pada produk

tersebut. Sehingga dengan demikian dapat dilihat bahwa pelayanan merupakan faktor yang

penting di dalam suatu usaha yang bersifat jasa.

Masalah pelayanan umum memiliki peranan yang sangat besar karena menyangkut

kepentingan umum atau kepentingan masyarakat umum. Munurut Gronross yang dikutip dari

Ratminto (2005:2), pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersiafat tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

Sedangkan menurut Pariatra (1989:373) pelayanan pada masyarakat adalah kegiatan dari

organisasi yang dilakukan untuk mengamalkan dan mengabdikan diri pada masyarkat.

Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada hakikatnya

adalah serangkain kegiatan, karena merupakan suatu proses, pelayanan berlangsung secara rutin

dan berkesinambungan, meliputi seluruh kegiatan orang dalam masyarakat.

Tujuan dari pelayanan umum itu sendiri adalah untuk memuaskan keinginan masyarakat

pada umumnya. Untuk mencapai kepuasan pelanggan maka harus ada pelayanan yang sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat atau pelanggan. Penilaian masyarakat terhadap

pelayanan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan akan dinyatakan baik atau tidak

tergantung kepada tingkat pelayanan yang dirasakan sesuai dengan atau melebihi harapannya.

Dalam hal ini pelayanan yang berkualitas akan dapat memahami kebutuhan dan tuntutan

(4)

9 nasabah pengguna layanan jasa. Faktor kepuasan pelanggan menjadi sebab keunggulan daya

saing perusahaan yang pada gilirannya akan menjadi akibat optimalisasi keuntungan atau

kesejahteraan pemilik atau pemegang saham.

Banyak perusahaan pada awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas jasa

perusahaan yang diberikan tanpa memperhatikan pelayanan yang diberikan pada pelanggannya.

Namun seiring dengan adanya persaingan yang semakin ketat dan tajam di dunia bisnis maka

perusahaan lebih meningkatkatkan tujuan kearah yang lebih baik yakni menumbuhkan kepuasan

dari konsumennya kearah konsumen yang loyal, karena jelas bagi perusahaan bahwa sebenarnya

pelanggan yang loyal lebih bernilai apabila dibandingkan dengan pelanggan yang hanya sekedar

ingin mencoba terhadap jasa mereka, karena sumber pendapatan perusahaan yang dapat

diandalkan berasal dari pelanggan membeli produk mereka secara terus menerus.

Kepuasan yang diikuti kesetiaan atau loyalitas pada dasarnya merupakan salah satu faktor

paling utama dalam meningkatkan pemasaran serta pandapatan suatu perusahaan penyedia jasa.

Dilihat dari situasi persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini, kesetiaan pelanggan menjadi

suatu barang langka dan merupakan asset yang sangat berharga karena dalam situasi yang seperti

ini pelanggan yang memiliki tingkat loyalitas tinggi sangat sulit untuk didapatkan.

Namun pembangunan infrastruktur saja tidaklah memadai. Layanan yang prima juga

sangat dibutuhkan untuk menciptakan industri telekomunikasi yang sehat dan berorientasi

kepada masyarakat. Untuk itu dibutuhkan dukungan dan peran serta pemerintah sebagai

regulator untuk menciptakan iklim kompetisi yang kondusif bagi para operator melalui inovasi

layanan-layanan yang terbaik. Dengan iklim tersebut diharapkan daya saing operator menjadi

semakin meningkat, yang pada akhirnya akan turut meningkatkan daya saing bisnis dan daya

(5)

10 PT.Telkom sendiri menjalankan kegiatan perusahaan selalu mengacu pada azas peraturan

yang berlaku termasuk peraturan pemerintah, regulasi industri dan “good corporate governance”

yang merupakan hal penting guna menjamin pemberian hak-hak stakeholder dan penerimaan

kewajiban stakeholder dalam bentuk deviden, pajak dan juga pemberian layanan yang terbaik

kepada pelanggan.

Salah satu layanan dari PT. Telkom yang sangat unggul adalah Telkom Speedy. Telkom

Speedy merupakan suatu layanan dari Telkom yang di desain khusus bagi pelanggannya yang

membutuhkan pelayanan jasa internet dan multimedia secara cepat. Telkom Speedy beroperasi

secara penuh untuk membangun dan menerapkan jasa dan produk berbasis IP, internet dan

multimedia di Indonesia. Dengan adanya jasa ini para pelanggan dapat menggunakan fasilitas

internet dan multimedia dimanapun dan kapanpun membutuhkannya. Speedy merupakan ISP

pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menghadirkan layanan internet broadband 3.5G

dengan metoda prabayar dan pascabayar.

Telkom Speedy melayani empat segmen pelanggan: korporasi (besar, menengah, dan

kecil), pemerintah, institusi, residensial dan perorangan. Layanan korporasi dan institusi meliputi

jaringan Virtual Private Network (VPN), sambungan langsung ke backbone internet

internasional, serta penyedia layanan multimedia. Dalam menjalankan pelayanannya Speedy

mempunyai Visi dan misi. Adapun Visinya adalah menjadi perusahaan yang unggul dalam

penyelengaaraan Telecomunication, Information, Media, dan Services (TIMES) di kawasan

regional sedangkan misi utama yaitu (1) Menyediakan layanan TIMES berkualitas tinggi dengan

harga yang kompetitif (2) Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

Selain kerjasama dalam membangun dan menciptakan produk yang inovatif, salah satu

(6)

11 menciptakan kepuasan atas produk yang dihasilkan. Pada masa yang akan datang, permintaan

pelanggan tidak hanya tersediannya produk, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana produk

tersebut dapat memenuhi kebutuhan, memuaskan pelanggan dan yang paling terpenting adalah

kemudahan dalam mendapatkan dan memekainya (used frendly). Dalam kondisi seperti ini harga

terhadap suatu produk barang dan jasa tidak menjadi suatu masalah, tetapi yang penting cara

mendapatkan layanan sampai pasca penggunaan produk tersebut.

Produk, pelayanan dan penjualan merupakan trio yang tidak dapat dipisahkan, suksesnya

suatu usaha berkat suatu dukungan, dan dukungan membuahkan hasil pelayanan yang baik.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melaksanakan

penelitian dengan judul : “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Telkom SPEEDY Terhadap

Kepuasan Pelanggan (Studi Pada PT. Telkom, Tbk Rantauprapat)” 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan dalam latar belakang , maka yang menjadi

perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :“apakah ada pengaruh antara

kualitas pelayanan jasa Telkom Speedy terhadap kepuasan pelanggan PT. Telkom

Rantauprapat?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan darinpenelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan jasa yang di berikan dan dimiliki,

2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas

pelayanan jasa Telkom Speedy

3. Unruk mengetahui bagaimana pengaruh jasa internet terhadap kepuasan pelanggan pada

(7)

12 1.4. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah

dalam menganalisa permasalahan dilapangan. Dan juga menambah khasanah ilmu

pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh kualitas pelayanan jasa Speedy terhadap

kepuasan pelanggan pada PT. Telkom Rantauprapat.

2. Bagi Instansi, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan ataupun

informasi tentang pelayanan jasa yang dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan

khususnya pada PT. Telkom Rantauprapat.

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi

Fakultas dan menjadi Referensi tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi di masa

mendatang.

1.5. Kerangka Teori

Dalam penelitian kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan dasar yang

berguna untuk membantu penelitian dalam memecahkan masalah. Kerangka teori dimaksudkan

untuk memberi gambaran dan batasan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan

penelitian yang akan dilakukan, dengan demikian penulisan dapat menggunakan teori-teori yang

(8)

13 1.5.1. Pelayanan atau Kualitas Jasa

1.5.1.1 Pelayanan

Pelayanan adalah merupakan suatu tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi

untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya atau konsumennya (Kasmir 2005:26). Secara

umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan kegiatan atau perbuatan yang hasilnya

ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, kelompok atau masyarakat. Moenir

(1992:6) mengemukakan pelayanan timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses

penyelenggaraan kegiatan organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.

Pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

landasan faktor materiil melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi

kebutuhan orang lain sesuai haknya.

Pelayanan umum muncul karena adanya kepentingan umum. Pelayanan umum bukanlah

tujuan, melainkan suatu proses untuk mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Pelayanan

berperan sebagai katalisator yang mempercepat proses sesuai dengan apa seharusnya. Proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain inilah yang dinamakan pelayanan. Pengertian

proses dalam konteks ini terbatas pada kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi. Jadi pelayanan yang dimaksud adalah pelayan dalam rangkaian organisasi dan

manajemen pelayanan umum.

Pelayanan umum berdaya guna adalah pelayanan yang memberi kepuasan kepada

konsumen. Tolok ukurannya adalah tidak ada/kurangnya keluhan masyarakat konsumen.

(9)

calo-14 calo dalam pemberian pelayanan oleh perusahaan. Untuk meningkatkan pelayanan umum

berdayaguna dan berhasilguna paling tidak pemberi

layanan harus selalu berupaya memperbaiki hal-hal yang erat kaitannya dengan kegiatan

pemberian pelayanan tersebut antara lain memperbaiki sistemnya, dan terbuka terhadap

masyarakat.

1.5.1.2 Pengertian Kualitas

Dalam situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan kualitas produk

menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menyediakan produk

berkualitas akan menjadi senjata untuk memenangkan persaingan, karena dengan memberikan

produk berkualitas, kepuasan konsumen akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus

menentukan definisi yang tepat dan pemahaman yang akurat tentang kualitas yang tepat.

Menurut American Society for Quality Control (Kotler, 2007:50) : “Kualitas adalah

keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat

laten“.

Selanjutnya menurut Duran dalam bukunya Quality Control Handbook, seperti yang

dikutip oleh Lupiyoadi (2001), kualitas dapat diartikan sebagai biaya yang dapat dihindari

(avoidable) dan yang tidak dapat dihindari (unavoidable). Yang termasuk dalam biaya yang

dapat dihindari misalnya biaya akibat kegagalan produk, sementara yang termasuk biaya yang

tidak dapat dihindari misalnya biaya kegiatan pengawasan kualitas.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa definisi kualitas

(10)

15 spesifikasi kualitas, sedangkan konsumen menentukan kebutuhan dan keinginan. Pendefinisian

akan akurat jika produsen mampu menerjemahkan kebutuhan dan keinginan atas produk ke

dalam spesifikasi produk yang dihasilkan.

1.5.1.3.Pengertian Kualitas Jasa atau Pelayanan

Kualitas pelayanan (Service Quality) seperti yang dikatakan oleh Parasuraman, et, all

(1998), dikutip oleh Lupiyoadi dapat didefinisikan yaitu : “Seberapa jauh perbedaan antara

kenyataan dan harapan konsumen atas pelayanan yang mereka terima/peroleh.” Sementara

menurut Rangkuti (2004:28) bahwa: “Kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang

akan melebihi tingkat kepentingan konsumen”. Definisi tersebut menekankan pada kelebihan

dari tingkat kepentingan konsumen sebagai inti dari kualitas jasa.

Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran

adalah model ServQual (Service Quality) seperti yang dikembangkan oleh Parasuraman,

Zeithaml, dan Berry seperti yang dikutip oleh Lopiyoadi (2001) dalam serangkaian penelitian

mereka terhadap enam sektor jasa, reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi,

sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas.

ServQual (Service Quality) dibangun atas adanya perbandingan dua factor utama yaitu

persepsi pelanggan atas pelayanan yang nyata mereka terima (perceivedservice) dengan

pelayanan yang sesungguhnya diharapkan/diinginkan (expectedservice).

1.5.1.4Dimensi Kualitas Jasa

Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang merefleksikan persepsi

(11)

16 Kotler, 2007:56) menyimpulkan bahwa ada lima dimensi ServQual (Service Quality) yang

dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan,yaitu :

1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa.

2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai

yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan

pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi

yang jelas.

4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan

para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

perusahaan.

5. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang

diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.

Untuk lebih menjelaskan pembahasan mengenai dimensi SerQual (Service Quality) maka di

bawah ini dijabarkan secara mendetail mengenai kelima dimensikonsep Service Quality. Antara

lain :

1. Tangible (hal-hal yang terlihat)

Adalah bukti fisik suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak

eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

(12)

17 Indikator yang dapat diukur dari tangible adalah sebagai berikut :

a. Penampilan luar fasilitas fisik perusahaan :

1) Kondisi gedung.

2) Kondisi sarana penunjang kegiatan sehari-hari.

b. Penampilan dalam perusahaan :

1) Kondisi kebersihan.

2) Suasana dalam gedung.

3) Sirkulasi udara (ventilasi).

4) Pencahayaan dalam ruangan.

5) Jumlah loket yang tersedia.

6) Poster, spanduk atau brosur sebagai sarana penunjang kegiatan perusahaan sehari-hari.

2. Reliability (kehandalan)

Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk/jasa yang handal.

Produk/jasa jangan sampai mengalami kerusakan/kegagalan. Dengan kata lain, produk/jasa

tersebut selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus jujur dalam menyelesaikan masalah

sehingga pelanggan tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar juga harus tepat janji bila

menjanjikan sesuatu kepada pelanggan. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan sekedar

janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena itu, time schedule perlu disusun dengan teliti.

Indikator yang dapat diukur dari Reliability adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan sesuai janji.

b. Melakukan pelayanan pada saat pertama.

c. Menyediakan pelayanan pada waktu yang dijanjikan.

(13)

18 Restoran cepat saji Mc. Donald’s menggunakan jam pengukuran sebagai komitmen untuk

melayani pelanggan dengan pelayanan cepat. Bila satu menit telah berlalu dan pelanggan belum

menerima menu pesanan, maka pihak restoran akan memberikan bonus menu lain. Para anggota

perusahaan juga harus memerhatikan janji spesifik kepada pelanggan. Unsur lain yang juga

penting dalam hal cepat tanggap ini adalah anggota perusahaan selalu siap membantu pelanggan.

Apapun posisi seseorang dalam perusahaan hendaknya selalu memerhatikan pelanggan yang

menghubungi perusahaan. Dalam hal ini bisa diartikan kemampuan menolong konsumen dan

memberikan pelayanan yang cepat. Indikator yang dapat diukur dari responsiveness adalah

sebagai berikut:

a. Karyawan cepat tanggap terhadap jasa yang dibutuhkan pelanggan.

b. Pelayanan yang tepat pada pelanggan.

c. Keinginan untuk membantu pelanggan.

4. Assurance (Jaminan)

Pada saat persaingan semakin kompetitif, anggota perusahaan harus tampil lebih

kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masingmasing. Faktor security,

yaitu memberikan rasa aman dan terjamin kepada pelanggan merupakan hal yang penting pula.

Dalam situasi banyak pesaing, sangatlah beresiko bila menipu pelanggan. Selain itu anggota

perusahaan harus bersikap ramah dengan menyapa pelanggan yang datang. Dalam hal ini

perilaku para karyawan harus membuat konsumen tenang dan merasa perusahaan dapat

menjamin jasa pelayanan yang dibutuhkan pelanggan.

Selain kedua faktor yang telah dijelaskan di atas, ada indikator dari pengukuran

(14)

19 a. Karyawan memberi tahu konsumen, apa pelayanan yang dibutuhkan konsumen dan akan

dikerjakan.

b. Perilaku karyawan yang memberikan ketenangan bagi konsumen bahwa transaksi yang

dilakukannya terjamin.

5. Empathy (Empati)

Untuk mewujudkan sikap empati, setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola

waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. Dering telepon

usahakan maksimum tiga kali, lalu segera dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan sangat

terbatas sehingga tidak mungkin menunggu terlalu lama. Usahakan pula untuk melakukan

komunikasi individu agar hubungan dengan pelanggan lebih akrab. Anggota perusahaan juga

harus memahami pelanggan, artinya pelanggan terkadang seperti anak kecil yang menginginkan

segala sesuatu atau pelanggan terkadang seperti orang tua yang cerewet.

Dengan memahami pelanggan, bukan berarti anggota perusahaan harus “kalah” dan harus

“mengiyakan” pendapat pelanggan, tetapi paling tidak mencoba untuk melakukan kompromi

bukan melakukan perlawanan. Hal ini menyangkut apa yang dirasakan konsumen ketika

berkomunikasi dengan karyawan. Indikator pengukuran dari Emphaty seperti di bawah ini :

a. Karyawan memberi kesempatan bertanya pada pelanggan.

b. Karyawan memberi perhatian penuh saat berhubungan dengan pelanggan.

c. Karyawan memahami keperluan yang khusus dari pelanggan.

1.5.1.5 Ciri- ciri Pelayanan yang Baik

Menurut Kashmir ( 2005 : 33-39 ) Dalam praktiknya, pelayanan yang baik memiliki

(15)

20 ciri-ciri pelayanan yang baik tersebut. Adapun ciri- ciri pelayanan yang baik adalah sebagai

berikut:

1. Tersedianya Karyawan yang baik

Kenyamanan pelanggan sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya, oleh karena

itu karyawan harus ramah, sopan dan menarik. Disamping itu, karyawan harus cepat tanggap,

pandai bicara menyenangkan, mampu memikat dan mengambil hati pelanggan sehingga

pelanggan semakin tertarik. Oleh karena itu, sebelum melayani pelanggan karyawan harus

melalui pendidikan dan latihan khusus serta kualitas karyawan juga harus sesuai dengan standar

perusahaan.

2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik

Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam melayani pelanggan selain kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan. Fasilitas

yang dimiliki seperti ruang tunggu harus dilengkapi berbagai fasilitas yang mampu membuat

pelanggan merasa nyaman atau betah dalam ruangan tersebut. Karena kelengkapan dan

kenyamanan sarana dan prasarana ini akan membuat pelanggan merasa betah untuk berurusan

dengan perusahaan.

3. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal samapai selesai.

Bertanggung jawab kepada pelanggan sejak awal hingga selesai artinya dalam

menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu melayani dari awal sampai tuntas atau

selesai. Pelanggan akan merasa puas jika pelanggan bertanggung jawab terhadap pelayanan yang

diinginkannya. Resiko apabila ada pelanggan yang dilayani tidak secara tuntas akan menjadi

preseden yang buruk bagi perusahaan.

(16)

21 4. Mampu melayani secara cepat dan tepat.

Mampu melayani secara cepat dan tepat artinya dalam melayani pelanggan diharapkan

harus melakukannya sesuai prosedur. Layanan yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan

tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan

standar perusahaan dan keinginan pelanggan. Melayani secara cepat artinya melayani dalam

batasan waktu yang normal. Pelayanan untuk setiap transaksi sudah memiliki standar waktu.

Proses pekerjaan harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Proses yang terlalu lama dan

berbelit-belit akan membuat pelanggan menjadi tidak betah dan malas untuk menjalin kerjasama

dan berhubungan kembali. Maksud ketepatan dalam hal ini adalah berusaha meminimalisir

kesalahan dalam hal pembicaraan maupaun pekerjaan, karena kesalahan akan membuat

pelanggan kesal yang menimbulkan anggapan perusahaan tidak profesional.

5. Mampu berkomunikasi dengan baik.

Mampu berkomunikasi artinya pemberi layanan harus mampu berbicara kepada setiap

pelanggan, serta dengan cepat memahami keinginan pelanggan. Komunikasi harus dapat

membuat pelanggan senang sehingga jika pelanggan memiliki masalah, pelanggan tidak

segan-segan mengemukakannya kepada pemberi layanan.

6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.

Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi artinya pemberi layanan harus menjaga

kerahasiaan pelanggan terutama yang berkaitan dengan keuangan dan pribadi pelanggan. Pada

dasarnya, menjaga rahasia pelanggan sama artinya dengan menjaga rahasia perusahaan. Oleh

karena itu, pemberi layanan harus mampu menjaga rahasia pelanggan terhadap siapapun, karena

menjaga rahasia nasabah merupakan ukuran kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.

(17)

22 Pemberi layanan harus dididik khusus mengenai kemampuannya dan pengetahuannya

untuk menghadapi pelanggan atau kemampuan dalam berkerja. Kemampuan dalam bekerja akan

mampu mempercepat proses pekerjaan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Demikian pula

dengan ketepatan dan keakuratan pekerjaan juga terjamin. Dalam hal ini kualitas manusia

tersebut perlu dididik sesuai dengan bidang pengetahuannya. Risiko dari ketidakmampuan dalam

melayani pelanggan akan berakibat fatal yaitu keterlambatan dan ketidaktepatan pekerjaan

sehingga membuat kesalahan dan tidak mampu melayani pelanggan.

8. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan.

Berusaha memahami kebutuhan pelanggan artinya pemberi layanan harus cepat tanggap

terhadap apa yang diinginkan oleh pelanggan. Petugas pemberi layanan harus lebih dulu

berusaha untuk mengerti kemauan pelanggan dengan cara mendengar penjelasan, keluhan atau

kebutuhan pelanggan secara baik agar pelayanan terhadap keluhan atau keinginan yang

diharapkan pelanggan tidak salah.

9. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan.

Kepercayaan merupakan ujung tombak perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya.

Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan, maka akan menimbulkan

kepercayaan. Dengan demikian calon pelanggan mau menjadi pelanggan perusahaan yang

bersangkutan karena telah memiliki kepercayaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan.

Dengan demikian apabila suatu perusahaan telah menerapkan pelayanan sesuai ciri

tersebut dimungkinkan akan memiliki pelayanan yang selama ini di dambakan oleh pelanggan.

Pada akhirnya kepuasan pelanggan akan terpenuhi dengan pelayanan yang diberikan oleh

(18)

23 1.5.2. Jasa, Kategori bauran jasa dan Unsur-unsur dalam jasa

1.5.2.1.Pengertian Jasa

Pengertian Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bias berhubungan dengan produk fisik maupun

tidak (Kotler (dalam Tjiptono 1996:6)). Menurut Clemente ( dalam Tjiptono 1996: 7)

mendefinisikan jasa sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah

membeli Produknya. Sedangkan menurut Francis Buttle (2004:299) Jasa merupakan suatu

kinerja atau tibdakan yang dijalankan untuk pelanggan Jasa merupakan bagian penting dari

banyak proposisi nilai perusahaan. Di sebagian besar negara berkembang sekitar 70% produk

domestik bruto dihasilkan oleh perusahaan jasa.

Dalam perusahaan-perusahaan seperti itu jasa merupakan produk utamanya. Sehingga

jasa mereka selalu menjaga kualitas jasa mereka agar para pelanggannya merasakan kepuasan

atas jasa yang diberikan oleh perusahaan. Dengan demikian akan tercipta hubungan baik antara

pelanggan dan perusahaan jasa karena pelanggan telah mempercayai atas layanan jasa

perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi kepada kas perusahaan.

Menurut (Schole dan Gultian (1992), dalam Siti Khotijah 2004:76)) pada masa

perkembangan sector jasa banyak dipicu oleh berbagai sector, sehingga perkembangan jasa akan

semakin pesat dan membuat pada abad 21 jasa adalah produk yang paling efektif untuk

dikembangkan menjadi komoditi yang mampu menyerap keuntungan besar.

(19)

24 Dalam penyampaian jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori yang disusun atas dasar

bagian-bagian dari jasa khususnya yaitu :

1. Barang berwujud murni, yaitu tawaran kepada costumer langsung berupa barang yang

dapat digunakan langsung tanpa adanya perantara dan biasanya produk tersebut habis

pakai.

2. Barang berwujud yang disertai layanan, yaitu penawaran kepada pelanggan dengan

memberikan pelayanan khusus ketika pelanggan membeli produk tersebut. Jadi

antara produk nyata dan jasa itu beriringan sepaket dalam melayani pelanggan.

3. Campuran, yaitu penawaran produk dan yang langsung jasa sebagai aplikasi dalam

pemasarannya. Pelanggan datang untuk membeli produk yang disediakan dan

langsung mendapatkan pelayanan sebagai pilihan pokoknya.

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, yaitu tawaran jasa yang diikuti

jasa tambahan atau produk pendukung. Dalam hal ini pelayanan didasarkan pada

pilihan kelas pelayanan.

5. Jasa murni, yaitu tawaran yang hanya unsur jasa yang murni tanpa ada penambahan

produk. Misalnya psikoterapi.

1.5.2.3 Unsur- unsur dalam jasa

Pada dasarnya jasa itu bukanlah aktivitas pinggiran (periferal), akan tetapi merupakan

bagian integral suatu masyarakat. Jasa mempunyai peran yang sangat penting bagi berfungsi baik

dan sehatnya suatu perekonomian. Jasa dapat dikatakan sebagai jantung ekonomi, karena sector

(20)

25 sector ekstraktif dan sektor manufaktur berjalan dengan mulus. Dalam hal ini terdapat unsur-

unsur dalam jasa itu sendiri.

Menurut Mudie dan Cottam (dalam siti khotijah 2004: 86), membagi ada sebelas

unsur-unsur pokok dalam jasa yaitu :

1. Kontak dengan pelanggan.

2. Bauran jasa

3. Lokasi konsumsi jasa

4. Desain fasilitas dan aksesori jasa

5. Teknologi

6. Karyawan

7. Struktur organisasi

8. Informasi

9. Manajemen permintaan dan penawaran

10.Prosedur

11.Pengendalian.

Dengan kesebelas unsur tersebut diharapkan suatu perusahaan jasa akan mampu

menciptakan dan mendesain jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk mencapai kepuasan

dari pelanggan pemakai jasa tersebut. Dengan hal ini pada akhirnya akan terbangun kepuasan

pelanggan yang merupakan inti dari pencapaian profitabilitas jangka panjang.

(21)

26 Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang

dirasakannya dengan harapannya (oliver, 1980 (dalam Supranto 1997:233)). Sedangkan menurut

Irawan, (2002 : 253) kepuasan merupakan hasil dari penilaian konsumen bahwa pelayanan telah

memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.

Menurut Day (dalam Tjiptono, 2003: 102) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan setelah

pemakaiannya.

Untuk mencapai kepuasan pelanggan, perusahaan harus memperhatikan kinerja

perusahaan dengan harapan pelanggan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan

kecewa. Apabila kinerja sesuai dengan harapan pelanggan maka dapat dipastikan pelanggan akan

merasa puas terhadap jasa yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan apabila suatu kinerja

melebihi harapan pelanggan ,maka pelanggan terseut akan sangat puas atas jasa yang diberikan.

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya

serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama,

kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan.

Selain itu untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan

mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk

mempertahankan pelanggannya. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat,

yang diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan

dasar untuk melakukan pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan. Dengan demikian

apabila perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, maka dapat dikatakan

bahwa perusahaan itu memiliki pelayanan jasa yang unggul dimana mereka mampu membuat

(22)

27 1.5.3.2 Asas Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama semua perusahaan pelayanan pelanggan.

Hal itu merupakan keputusan pelanggan, yang tidak dapat di atur oleh petugas pelayanan

pelanggan atau orang lain didalam perusahaan. Hal yang dapat diatur adalah kegiatan petugas

pelayanan pelanggan yang ditujukan kepada kepuasan pelanggan.

Menurut Ted Johns (2003 :49-55) terdapat empat asas kepuasan pelanggan yaitu :

1. Variabel yang berhubungan dengan produk dan jasa itu sendiri.

Ciri- ciri desain suatu produk atau jasa mempengaruhi kepuasan pelanggan ada dalam dua

cara yaitu:

a) Desain tersebut mengirimkan pesan kepada pelanggan mengenai nilai dasar organisasi,

khususnya mengenai trade off antara kos danpelanggan.

b) Desain dapat meningkatkan atau membatasi kemampuan organisasi untuk tetap

mempertahankan pelanggan agar senang selama dan setelah penjualan.

2. Variabel yang berhubungan dengan penjualan dan promosi.

Dalam bidang ini terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu :

a) “pesan –pesan” yang membantu membentuk persepsi pelanggan mengenai produk atau

jasa yang mendatangkan keuntungan sebelum mereka menggunakannya.

b) “sikap” setiap orang pada peran front-line yaitu : penerima tamu, penerima telephone dan

sebagainya yang sifat-sifatnya menyangkut unsur-unsur seperti kesopanan dan rasa

senang membantu, tingkat pengetahuan teknis, serta pendekatan mereka apakah mereka

(23)

28 c) “perantara” yang ditugasi untuk bertindak atas nama organisasi tetapi bukan karyawan

sesungguhnya diri organisasi tersebut. Misalnya menyangkut para pialang saham yang

bertindak atas nama perusahaan. perilaku semacam ini memungkinkan kesempatan besar

untuk merusak organisasi.

3. Variabel yang berhubungan dengan paska penjualan. Ada dua aspek paska penjualan

yang secara khusus signifikan bagi organisasi yaitu :

a) “Jasa pendukung”,mencakup kegiatan-kegiatan paska penjualan tradisional seperti

garansi, suku cadang, pernaikan dan pelatihan bagi pengguna.

b) “umpan balik dan ganti rugi”, cara organisasi menangani keluhan, dan tingkat prioritas

yang ditetapkan oleh manajemen untuk kegiatan-kegiatan semacam itu.

4. Variabel yang berhubungan dengan budaya organisasi.Dalam hal ini budaya perusahaan

dibangun dalam rangka memaksimalkan kepuasan pelanggan. Misalnya dengan

menciptakan standart pelayanan dan mengadakan evaluasi pelayanan pelanggan.

1.5.4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan 1.5.4.1 Indikator Kualitas Pelayanan

Dalam pelayanan publik yang diselenggarakan oleh swasta, derajat perubahan layanan

sesuai dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh pelanggan pelayanan sangat tinggi.

Penyelenggara pelayanan selalu berusaha untuk merespon keinginan pelanggan karena posisi

tawar pelanggan sangat tinggi. Apabila keinginan pelanggan tidak direspon maka pelanggan

akan beralih pada penyelenggara pelayanan yang lain. Jelas sekali bahwa locus kontrol ada

(24)

29 demikian sifat pelayanannya adalah pelayanan yang dikendalikan oleh pelanggan (Ratminto,

2005 : 10-11).

Menurut Sutedjo (2007 : 2-3 ) mengemukakan beberapa hak-hak konsumen atau

pelanggan yang harus didapatkan dari suatu pelayanan perusahaan. Hal ini merupakan

aspek-aspek yang ada dalam pelayanan pelanggan. Jelas sekali bahwa aspek-aspek dalam pelayanan

pelanggan merupakan suatu indikator baik buruknya suatu pelayanan pelanggan. Adapun

hak-hak pelanggan/ konsumen yaitu :

1. Mereka berhak mendapatkan pelayanan yang tepat waktu.

2. Mereka berhak diperlakukan dengan sopan, jujur dan penuh hormat.

3. Mereka berhak mendapatkan jawaban atas permintaan mereka dengan cepat dan pasti.

4. Mereka berhak mendapatkan pelayanan yang mampu memahami permintaannya.

5. Mereka berhak mengetahui apa yang dikerjakan dengan permintaannya, sampai dimana

proses pengerjaannya, dan kapan akan selesai.

6. Mereka berhak diperlakukan sama seperti apa yang kita inginkan apabila kita menjadi

pelanggan orang lain.

7. Mereka berhak menerima jaminan kepuasan yang baik dari petugas pelayanan

pelanggan.

8. Mereka berhak mengeluhkan pelayanan yang buruk atau pelayanan yang tidak

memuaskan kepada manajemen.

Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang merefleksikan persepsi

konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja layanan. Parasuraman et al, 1990 (dalam

Kotler, 2007:56) menyimpulkan bahwa ada lima dimensi ServQual (Service Quality) yang

(25)

30 1. Tangible atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana

fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa.

Indikator yang dapat diukur dari tangible adalah sebagai berikut :

a. Penampilan luar fasilitas fisik perusahaan :

1) Kondisi gedung.

2) Kondisi sarana penunjang kegiatan sehari-hari.

b. Penampilan dalam perusahaan :

1) Kondisi kebersihan.

2) Suasana dalam gedung.

3) Sirkulasi udara (ventilasi).

4) Pencahayaan dalam ruangan.

5) Jumlah loket yang tersedia.

6) Poster, spanduk atau brosur sebagai sarana penunjang kegiatan perusahaan sehari-hari.

2. Reliability (kehandalan) atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

Indikator yang dapat diukur dari Reliability adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan sesuai janji.

b. Melakukan pelayanan pada saat pertama.

(26)

31 3. Responsiveness (ketanggapan)atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan

penyampaian informasi yang jelas.

Indikator yang dapat diukur dari responsiveness adalah sebagai berikut:

a. Karyawan cepat tanggap terhadap jasa yang dibutuhkan pelanggan.

b. Pelayanan yang tepat pada pelanggan.

c. Keinginan untuk membantu pelanggan.

4. Assurance (Jaminan) atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan

kepada perusahaan.

Indikator dari pengukuran Assurance adalah sebagai berikut :

a. Karyawan memberi tahu konsumen, apa pelayanan yang dibutuhkan konsumen dan akan

dikerjakan.

b. Perilaku karyawan yang memberikan ketenangan bagi konsumen bahwa transaksi yang

dilakukannya terjamin.

5. Empathy (Empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi

yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen

Indikator pengukuran dari Emphaty seperti di bawah ini :

a. Karyawan memberi kesempatan bertanya pada pelanggan.

b. Karyawan memberi perhatian penuh saat berhubungan dengan pelanggan.

c. Karyawan memahami keperluan yang khusus dari pelanggan.

(27)

32 Adapun indikator dari kepuasan pelanggan yang berfokus dari keinginan pelanggan

adalah sebagai berikut :

1. Keadilan dalam mendapatkan pelayanan.

2. Kesesuaian terhadap lokasi pembayaran.

3. Kesigapan petugas di dalam pemberian pelayanan.

4. Penanganan keluhan yang disampaikan pelanggan terhadap perusahaan.

5. Perhatian yang diberikan oleh petugas pelayanan.

6. Kesesuaian antara tarif dan jasa yang dikenakan kepada pelanggan.

7. Kesesuaian antara hasil atau kinerja yang diterima dengan harapan pelanggan.

1.5.4.3 Pengaruh Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan

Menurut Perter F. Drucker seorang pakar pemasaran (dalam OKA, 2003 : 36)

menyatakan untuk berada satu langkah didepan pesaing maka kita harus memberikan pelayanan

yang lebih besar dari harapan pelanggan, sehingga pelayanan yang kita berikan tidak hanya

memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi selain memuaskan juga menyenangkan pelanggan.(not

only to satisfied them, but also to delight them).

Menghadapi pelanggan yang semakin kritis menuntut kita menyusun strategi yang lebih

canggih. Kalau diamati lebih cermat kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas performa

pelayanan dilapangan (OKA, 2003 : 36). Bila pelayanan (service) tidak sama/ tidak sesuai

dengan harapan (satisfaction) pelanggan maka dimata pelanggan pelayanan yang disediakan

dinilai jelek.

Menurut Oka (2003 : 36) memberikan persamaan mengenai pengaruh pelayanan terhadap

(28)

33

Satisfaction = f ( Performance – Expectation )

Sedangkan tiga kemungkinan yang dihasilkan adalah :

1. Performance < Expectation

Apabila hal ini terjadi, maka pelanggan mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan

jelek, karena harapan pelanggan tidak terpenuhi atau pelayanannya kurang baik, belum

memuaskan pelanggan.

2. Performance = Expectation

Apabila keadaan ini terjadi, maka pelanggan tidak ada istimewanya, pelayanan yang

diberikan biasa-biasa saja karena belum memuaskan pelanggan.

3. Performance > Expectation

Apabila keadaan ini tercapai, maka pelanggan mengatakan pelayanan yang di berikan

adalah baik dan menyenangkan serta memuaskan pelanggan.

1.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur

untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari hipotesa tersebut memerlukan

teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan dengan masalah yang diteliti,

maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang positif antara kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan

pelanggan (Ha)

2. Tidak terdapat pengaruh yang positif antara kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan

(29)

34 1.7. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak

kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social

(Singarimbun, 1989:33) konsep teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti,

maka perlu diadakan definisi konsep. Adapun konsep dari penelitian ini adalah :

a. Konsep Pelayanan

Pelayanan adalah merupakan suatu tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi

untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya.

b. Konsep Kepuasan Pelanggan

Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi dan kesanya terhadap kinerja atau hasil dari suatu

pelayanan dan harapannya.

1.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang

ingin menggunakan variabel yang sama (singarimbun, 1989: 46-47). Definisi operasional

merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar

lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu penelitian.

1. Variabel Kualitas Pelayanan (X). dengan indikatornya :

a. Bukti langsung (Tangible) yang meliputi fasilitas fisik, pegawai. perlengkapan dan sarana

(30)

35 b. Daya tanggap (Responsiveness), suatu karakteristik kecocokan dalam pelayanan manusia,

yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan

dengan tanggapan.

c. Keandalan (Realibility), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang menjanjikan

dengan segera dan memuaskan.

d. Jaminan (Assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya

yang dimiliki staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.

e. Empati (Emphaty) yang meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

baik, memahami kebutuhan para pelanggan.

2. Variabel Kepuasan Pelanggan (Y). dengan indikatornya :

a. Keadilan dalam mendapatkan pelayanan.

b. Kesesuaian terhadap lokasi pembayaran.

c. Kesigapan petugas di dalam pemberian pelayanan.

d. Penanganan keluhan yang disampaikan pelanggan terhadap perusahaan.

e. Perhatian yang diberikan oleh petugas pelayanan.

f. Kesesuaian antara tarif dan jasa yang dikenakan kepada pelanggan.

g. Kesesuaian antara hasil atau kinerja yang diterima dengan harapan pelanggan.

1.9.Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari outline proposal penelitian adalah sebagai berikut :

(31)

36 Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional dan

sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, teknik

pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang relevan dengan

topik penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang

akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh antara variable pengaruh

(independen variable) dengan variable terpengaruh (dependen variable).

Referensi

Dokumen terkait

11 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Penanganan Tersangka Dan/ Atau Terdakwa Pecandu Narkotika Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke Dalam Lembaga Rehabilitasi.Sekalipun

Kuasa Tuhan tinggal di dalammu ketika anda lahir baru dan karenanya anda bisa melakukan yang murid-murid Tuhan Yesus lakukan jika anda

Meja Kawin atau Meja Terima Kasih ini terbagi atas dua bagian dalam satu paket, yaitu Masutuhulo yang adalah meja terima kasih kepada kedua saksi yang telah dipilih

SUBYEK PENELITIAN : SISWA, ORANG, ATAU BENDA TEMPAT OBYEK BERADA METODE PENELITIAN : CARA YG DIPAKAI UTK MENGUMPULKAN DATA DAN MENGOLAH

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini sangat urgen untuk segera di tindak lanjuti, dan menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat, di harapkan dengan

praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak (Developmentally Appropri-ate Practice) yaitu sebuah konsep pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa

68 Keterbatasan suatu fasilitas laboratorium kimia pada sekolah tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak melakukan kegiatan praktikum, jika seorang guru hanya

The size frequency distribution for age structure and length weight relationship of three species of the genus Acetes from the coastal waters of Malacca, Peninsular Malaysia