• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja - Pengaruh Efektivitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja - Pengaruh Efektivitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

Menurut Campbell (dalam Cascio, 1998) kinerja merupakan hal-hal yang dapat diobservasi atau diamati yang dilakukan oleh karyawan yang

relevan dengan goal atau tujuan organisasi. Selain itu, berbagai pengertian mengenai kinerja dikemukakan oleh para ahli. Mangkunegara (2000)

menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara (2000)

juga menyatakan bahwa kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu merupakan hasil kerja baik

dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja

individu dengan kinerja kelompok.

(2)

suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya (Robbins,

2001). Armstrong (2005) berpendapat bahwa kinerja bukan hanya hasil akhirnya saja yang dilihat melainkan kita bisa melihat proses kinerja tersebut

yaitu dengan melihat bagaimana orang mencapainya.

Karyawan merupakan salah satu faktor kunci yang menjadi penyambung rantai kesuksesan sebuah perusahaan dalam meraih visi atau

target yang telah ditentukan. Perusahaan membutuhkan adanya prestasi kerja dari para karyawannya untuk mencapai target tersebut,. Seorang

karyawan akan bekerja dengan produktif jika ia memiliki keterampilan yang disyaratkan, karakteristik yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen dan tersedianya sumber daya yang memadainya untuk

menghasilkan prestasi dan kinerja yang baik (Rivai, 2009).

Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh di atas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa kinerja merupakan hal-hal yang dapat dinilai dengan cara melakukan observasi terhadap apa yang dilakukan oleh karyawan

(3)

2. Aspek-aspek Kinerja

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan melakukan

penilaian kinerja terhadap para karyawannya berdasarkan pada sasaran kinerja yang disusun oleh setiap karyawan sebagai perencanaan kerja

karyawan tersebut setiap semester. Ada pun aspek yang dinilai yaitu kompetensi inti dan kompetensi peran yang termasuk sebagai soft competence dan kompetensi bidang yang termasuk sebagai hard competence. Berikut ini merupakan aspek yang termasuk dalam kompetensi inti :

1. Integritas (Integrity)

Kemauan dan kemampuan mematuhi peraturan dan etika perusahaan, menegakkan kejujuran, bertanggung jawab, berani menyampaikan

kebenaran, menyelaraskan perilaku pribadi terhadap nilai-nilai perusahaan agar terwujud landasan yang kuat dalam mencapai tujuan

perusahaan.

2. Orientasi melayani pelanggan (Customer Service Orientation) Kemauan dan kemampuan untuk peduli terhadap kebutuhan pelanggan (internal/eksternal) dalam memberikan layanan produk atau jasa dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan sehingga

(4)

3. Orientasi pada pencapaian (Achievement Orientation)

Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dengan lebih baik,

mencapai standar keberhasilan yang lebih tinggi, berorientasi pada kualitas dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.

4. Pembelajaran berkesinambungan (Continuous Learning)

Secara aktif mencari dan menemukan area-area baru untuk pembelajaran, secara regular menciptakan dan mengambil

keuntungan dari kesempatan belajar yang ada, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang baru diperoleh pada pekerjaan

dan belajar melalui aplikasinya. 5. Adaptasi (Adaptability)

Kemauan dan kemampuan menyesuaikan diri dan bekerja secara

efektif pada berbagai situasi, dengan berbagai rekan atau kelompok yang berbeda; kemampuan untuk memahami dan menghargai

perbedaan dan pandangan yang bertentangan atas suatu isu.

Sedangkan, aspek-aspek yang termasuk dalam kompetensi peran

adalah sebagai berikut :

1. Mempengaruhi (Impact and Influenced)

Kemauan dan kemampuan meyakinkan, memoengaruhi, mendapatkan dukungan, dan mengisnpirasi orang lain untuk

(5)

2. Membangun Hubungan (Relationship Building)

Kemauan dan kemampuan membangun, mengembangkan, dan

memperluas hubungan serta jaringan bisnis (lembaga/individu) untuk mencapai tujuan perusahaan saat ini dan akan datang.

3. Mengembangkan Orang Lain (Developing Others)

Kemauan dan kemampuan membimbing, mengajarkan, melatih, memberi dorongan, dan mengembangkan orang lain untuk

meningkatkan kinerja individu dan perusahaan.

4. Peduli Kualitas (Concern for Order, Quality and Accuracy)

Dorongan dalam diri seseorang untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungan sekitarnya, khususnya berkaitan dengan pengaturan kerja, instruksi, informasi, dan data.

5. Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Kemauan dan kemampuan memilih alternatif solusi secara sistemats

dengan menggunakan informasi dan pendekatan yang tepat untuk mengambil keputusan secara cepat dan akurat.

6. Kerjasama Kelompok (Team Work)

Kemauan dan kemampuan berkolaborasi dan menjadi bagian dari tim dalam mendorong dn menciptakan sinergi guna menyelesaikan suatu

(6)

7. Spirit Bisnis (Business Spirit)

Kemauan dan kemampuan menjalankan prinsip-prinsip bisnis,

dinamika industri, dan sistem operasional perusahaan untuk mendukung kelancaran pekerjaan.

8. Berpikir Strategis (Strategic Thingking)

Kemauan dan kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai aspek strategis dalam merumuskan, mengambil tindakan stratejik baik

untuk kebutuhan jangka pendek (1 tahun), jangka panjang (5 tahun) serta visioner.

9. Memimpin Kelompok (Team Leadership)

Keinginan dan kemampuan untuk berperan sebagai pemimpin kelompok, biasanya ditunjukkan dalam posisi otoritas formal.

10. Sikap Peduli Keselamatan dan Lingkungan (Safety and Environmental Awareness)

Kemauan dan kemampuan untuk peduli dalam menjaga dan meningkatkan kualitas K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) dan lingkungan hidup.

11. Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Relationship)

Kemauan dan kemampuan membina hubungan yang serasi, selaras,

(7)

Kompetensi Bidang yaitu sejenis kompetensi yang diperlukan sesuai dengan jenis profesi dari masing-masing individu karyawan untuk

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan secara teknis baik jabatan yang bersifat struktural maupun fungsional. Kompetensi Bidang ini dirumuskan oleh

suatu tim yang dinamakan Tim Implementasi. Metode yang digunakan oleh Tim Implementasi dalam merumuskan Kompetensi Bidang adalah dengan mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dalam suatu

lokakarya. Para narasumber dan anggota Tim dibagi menjadi beberapa kelompok bidang keahlian, dan setiap kelompok diminta untuk

merumuskan jenis-jenis kompetensi yang dibutuhkan dan yang berhubungan dengan bidang yang dibahas.

Selain kompetensi-kompetensi yang telah dijelaskan, terdapat juga aspek-aspek kompetensi yang digunakan sebagai nilai tambahan yaitu :

1. Knowledge Sharing

Karyawan akan diberikan tambahan nilai sebanyak 20 poin ketika karyawan tersebut melakukan knowledge sharing dengan karyawan lainnya mengenai pengalaman kerjanya.

2. Penugasan Khusus

(8)

mendapat penugasan di daerah terpencil/terisolir/rawan konflik sosial/rawan bencana alam, dan mendapatkan penugasan pekerjaan

utama pada lokasi objek vital nasional. 3. Penugasan ke Samping

Penugasan ke samping merupakan penugasan yang diberikan pada karyawan di luar dari tugas rutin yang tertera pada job description karyawan tersebut.

4. Inovasi

Inovasi merupakan pengenalan penemuan hal baru yang berbeda dari

yang sudah ada/dikenal sebelumnya atau perbaikan, berupa gagasan/konsep/atau metode atau alat, yang memenuhi kriteria Inovasi Perseroan.

Penilaian terhadap aspek-aspek kinerja yang telah dijelaskan di atas,

pertama kali dilakukan dengan penilaian secara kualitatif kemudian dikuantitatifkan menjadi sejumlah skor atau angka. Selanjutnya, skor tersebut diolah sehingga menjadi nilai akhir kinerja. Nilai kinerja yang

didapatkan karyawan dikategorikan ke dalam lima kategori. Kategori nilai kinerja tersebut yaitu :

1. Marginal, yaitu dengan nilai 0 hingga 100

(9)

3. Meet Requirements, yaitu dengan nilai 201 hingga 300 4. Exceeds Requirements, yaitu dengan nilai 301 hingga 400 5. Outstanding, yaitu dengan nilai 401 hingga 500

Berdasarkan beberapa aspek-aspek kinerja yang dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan hasil penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

II Medan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Timpe (1992), faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor

yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan ia mempunyai kemampuan yang tinggi atau pun ia

mempunyai tingkat inteligensi di atas rata-rata dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang

tersebut mempunyai kemampuan yang rendah dan tidak mempunyai upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti

(10)

Davis (dalam Mangkunegara, 2000) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation). Faktor kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality (knowledge + skill), sedangkan faktor motivasi yaitu bagaimana sikap pimpinan dan bawahan mengenai situasi kerja di lingkungan organisasinya. Situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan

kerja, dan kondisi kerja.

Menurut Gibson (2008) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi

kinerja yaitu faktor individu, faktor psikologis, dan faktor organisasi.

1. Faktor Individu

Faktor ini meliputi kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

2. Faktor Psikologis

Faktor ini meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja.

3. Faktor Organisasi

(11)

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Namun, peneliti tidak menggunakan

semua faktor tersebut dalam penelitian dengan alasan keefisienan dan kefektifan berjalannya penelitian. Sesuai dengan relevansi permasalahan

yang ada serta ketertarikan peneliti, maka faktor kepemimpinan yang akan diuji dalam penelitian ini.

B. Efektivitas Pemimpin

1. Pengertian Efektivitas Pemimpin

Terdapat berbagai pengertian mengenai kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli. House (1999) yaitu kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat

orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Robbins (2002) mendefinisikan kepemimpinan

sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan.

Menurut Mangkunegara (2012), pemimpin memegang peranan penting bagi pencapaian efektivitas organisasi. Pemimpin memiliki kapasitas dalam mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai harapan

(12)

mengartikulasikan visi organisasi akan dapat menentukan efektivitas organisasi di masa depan.

Yukl (2005) menekankan kepemimpinan sebagai suatu proses. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain untuk

memahami dan setuju mengenai apa yang perlu dilakukan dan bagaimana suatu tugas dilakukan dengan efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan juga

didefinisikan sebagai suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara atasan atau pimpinan dengan bawahan yang menghendaki adanya perubahan

dan hasil yang nyata yang mencerminkan tercapainya tujuan bersama (Rost, 1993; dalam Daft, 2005).

Kepemimpinan yang efektif meliputi proses mempengaruhi dalam

menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Selain itu, kepemimpinan yang efektif mampu mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya,

pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi (Rivai,

(13)

Berdasarkan pengertian kepemimpinan dari beberapa tokoh di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan merupakan

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi perilaku orang lain, memfasilitasi upaya-upaya individu dan kolektif, sehingga terdapat

perubahan dan hasil yang nyata serta tercapainya tujuan bersama atau tujuan organisasi.

2. Aspek-aspek Efektivitas Kepemimpinan

Menurut Kirkpatrick dan Locke (dalam McShane & Glinow, 2003), indikator dari kepemimpinan yang efektif adalah :

1. Drive

Mampu menjadi pendorong inovasi-inovasi di perusahaan. 2. Leadership Motivation

Mampu memberi motivasi kepada karyawan agar bekerja dengan lebih baik dan berprestasi.

3. Integrity

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menerapkan kejujuran dan kebenaran dalam bertindak.

4. Self-confidence

(14)

5. Intelligence

Memiliki taraf inteligensi di atas rata-rata.

6. Knowledge of the Business

Seorang pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengenal dan memahami dengan baik perusahaan yang ia pimpin.

7. Emotional Intelligence

Mampu untuk memengaruhi karyawan yang menjadi bawahannya

dalam mencapai tujuan perusahaan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Forum Corporation (dalam Mann & Curtis, 2003), mengidentifikasi bahwa terdapat tiga kualitas pemimpin yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi, yaitu :

1. Mempunyai tanggungjawab pribadi untuk melakukan perubahan

Seorang pemimpin harus secara pribadi terlibat dan berkomitmen untuk

membuat suatu perubahan serta fungsi utama dari seorang pemimpin selain menciptakan perubahan adalah mengarahkan.

2. Menciptakan visi dan strategi untuk organisasi

Visi dan strategi tersebut dibuat berdasarkan inisiatif dari pemimpin, namun harus dilakukan dan didukung secara bersama-sama oleh

(15)

penting adalah layak untuk diwujudkan. Pemimpin harus menciptakan visi yang dapat menimbulkan semangat dan menginspirasi karyawan.

3. Mempercayai dan mendukung karyawan

Pemimpin harus memperlakukan karyawan dengan hormat dan

bermartabat, mengharapkan yang terbaik yang dapat dilakukan karyawan dan tanggung jawab karyawan tersebut atas yang dilakukannya, dan menunjukkan apresiasi yang tulus atas kinerja yang

dihasilkan karyawan.

Berdasarkan beberapa penjelasan tokoh mengenai aspek kepemimpinan di atas, maka peneliti menggunakan aspek kepemimpinan yang dikemukakan oleh Kirkpatrick dan Locke yaitu integritas, percaya diri,

pendorong, kemampuan memotivasi karyawan, inteligensi, memahami perusahaan dengan baik, dan mengendalikan emosi.

3. Dampak Efektivitas Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan merupakan salah satu faktor kunci yang menjadi penyambung rantai kesuksesan sebuah perusahaan dalam meraih visi atau target yang telah ditentukan. Sebagai usaha untuk mencapai target tersebut,

(16)

sebagai suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan yang diberikan

kepadanya. Kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Telah terdapat beberapa penelitian mengenai kinerja yang menyatakan bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan adanya sosok pemimpin yang efektif. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh

Widyantoro (2005) yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, semakin sesuai kepemimpinan yang

dipersepsikan oleh karyawan maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Luksono dan Askar (2009) juga melakukan penelitian mengenai mengenai pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, hasilnya

menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Pradeep dan

Prabhu (2011) juga memberikan hasil yang sama yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan yang efektif dan kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi kinerja karyawan, semakin sesuai kepemimpinan yang dipersepsikan oleh karyawan maka akan meningkatkan

(17)

4. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian teoritis di atas maka hipotesa yang diajukan

peneliti dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh yang positif antara efektivitas kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero)

Referensi

Dokumen terkait

Uji perbedaan pada penelitian ini menggunakan uji anova IPK mahasiswa fisika FKIP Unsyiah jalur seleksi SNMPTN, SBMPTN dan UMB mulai angkatan tahun 2013 sampai dengan

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dengan status gizi

Hutan lindung mempunyai fungsi pokok sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan, mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air

Tetapi pada umumnya HRSG yang terpasang tidak dilengkapi dengan burner karena penerapan HRSG pada PLTGU tujuan utamanya adalah memanfaatkan panas gas buang dari

Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan kepustakan pembelajaran di bidang Kesehatan Anak yang terkait dengan peran ayah dalam memberikan dukungan untuk

2011.. Pada umumnya pompa air digerakkan oleh energi listrik tetapi masih banyak daerah tidak bisa menikmati jaringan listrik. Alternatif lain yang dapat

Pada penelitian selanjutnya diperlukan proses tambahan untuk Koreksi Gamma dalam meningkatkan kontras warna sehingga bisa memperoleh peningkatan yang jauh lebih