• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Tokoh Masyarakat Dalam Mediasi Konflik. Studi kasus : Peranan Tokoh masyarakat dalam Mediasi Perselisihan Antar Warga Desa Tolang Jae dengan Dusun Adian Goti di Tapanuli Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peranan Tokoh Masyarakat Dalam Mediasi Konflik. Studi kasus : Peranan Tokoh masyarakat dalam Mediasi Perselisihan Antar Warga Desa Tolang Jae dengan Dusun Adian Goti di Tapanuli Selatan."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL LOKASI PENELITAN

2.1Gambaran Umum Desa Tolang Jae

2.1.1 Letak Lokasi dan Batas-Batas Wilayah

Desa Tolang Jae berada di kecamatan Sayur Matinggi,Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara geografis, Kabupaten Tapanuli Selatan terletak diantara 00 - 20 Lintang Utara dan 980 -990 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1985 meter diatas permukaan laut. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 444 482,30 Hadengan batas-batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli

Tengah

• Sebelah Timur dengan Kab. Padang Lawas Utara, Kab Padang Lawas

dan Kab Labuhan Batu

• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Mandailing Natal

• Sebelah Barat dengan Kab. Mandailing Natal dan Samudera Indonesia

• Dan, ditengah Kabupaten ini terletak Kota Padang Sidimpuan

(2)

daerah-daerah otonomi yang berpisah dari kabupaten induk tapanuli selatan antara lain :

• Kabupaten Mandailing Natal (Madina)

• Kabupaten Padang Lawas utara (Paluta)

• Kabupaten Padang Lawas (Palas)

• Kota Padang Sidimpuan

Kabupaten Tapanuli Selatan terbagi ke dalam 14 wilayah kecamatan dan 248 desa/kelurahan. Empat belas kecamatan itu antara lain :

1. Kecamatan Batang Angkola 2. Kecamatan Sayur Matinggi 3. Kecamatan Angkola Timur 4. Kecamatan Angkola Selatan 5. Kecamatan Angkola Barat 6. Kecamatan Batang Toru 7. Kecamatan Marancar 8. Kecamatan Sipirok 9. Kecamatan Arse

10.Kecamatan Saipar Dolok Hole 11.Kecamatan Aek Bilah

12.Kecamatan Muara Batang Toru

(3)

Untuk memperjelas lihat tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1.

Jumlah Kecamatan dan Desa/ Kelurahan di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Sumber: Badan Pusat Statistik Daerah Tapanuli Selatan

Kecamatan

Kategori Desa atau Kelurahan / Category Village or

Urban Village

Swadaya Swakarsa Swasembada

(4)

Khusus untuk kecamatan Sayur Matinggi mempunyai luas wilayah 37 655,69 ha, Dengan ibukota kecamatan,Kelurahan Sayur Matinggi. Desa Tolang Jae yang menjadi lokasi penelitian merupakan desa yang tedapat di kecamatan Sayur Matinggi. Jarak dari ibukota kecamatan ke lokasi penelitian sekitar 5 Km. Jarak dari Desa Tolang Jae ke ibukota kabupaten sekitar 63 Km, serta jarak ke Kota Medan sebagai ibukota daripada provinsi adalah 405 Km yang mana jarak ini hanya dapat ditempuh dengan kenderaan roda empat sekitar 13-14 jam perjalanan. Dan untuk mencapai kecamatan Sayur Matinggi dari ibukota kabupaten bisa ditempuh sekitar 3 jam perjalanan.

(5)

Desa Tolang Jae termasuk pada dataran rendah dengan sedikit bukit-bukit kecil dan persawahan masyarakat. Daerah yang berada diantara dataran tinggi sebelah barat tepatnya bukit barisan dan dataran rendah di sebelah timur sumatera utara. Berada diantara kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal dan Kabupaten Padang Lawas. namun lokasi Desa Tolang lebih dekat jika ke Kota Padang Sidimpuan atau ke Kecamatan Batang Angkola. Sekitar 3-4 jam perjalanan kaki ke sebelah barat Desa Tolang akan menuju pegunungan Bukit barisan menuju arah laut. Sementara sepert yang dijelaskan diatas jalan lintas barat sumatera tepat berada di tengah Desa Tolang Jae.

2.1.2 Keadaan Alam

Secara umum kondisi di wilayah studi dikategorikan pada iklim tropis basah yang dicirikan adanya dua pertukaran arah angin. Dimana angin moonson barat yang bertiup dari arah utara (Asia Tenggara) dan melewati laut selat malaka tersebut akan menjadi basah oleh kandungan air yang menyebabkan musim hujan sekitar bulan juli – november. Sedangkan angin Monsoon timur yang bertiup dari arah australia pada sekitar bulan desember hingga juni merupakan angin kering yang menyebabkan kecilnya curah hujan.Curah hujan diwilayah studi minimun terjadi 79 hari/pertahun.

(6)

20-800 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 29.500,00 Ha (6.64%), 20-1000 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 29.166,56 (6,56), 25-925 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 35.149,43 (7,91%), 25-1250 m di atas permukaan tanah (dpl) seluas 47.303,54 Ha (10.64%), 25-1400 m di atas permukaan laut (dpl) 37.655,69 Ha (8.47%), 50-1275 m di atas permukaan laut (dpl) 19.568,07 Ha (4.40%), dan lebih dari 100 m diatas permukaan laut (dpl) seluas 207.439,19 Ha (46,00%) dan sungai besar yang ada di Tapanuli Selatan Antara lain, sungai Batang Angkola,Sungai ini adalah sungai yang terpanjang di Tapanuli Selatan dengan hulu dari .

(7)

Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri merupakan salah satu sentra perkebunan dan pertanian di Sumatera Utara. Komoditi yang dihasilkan oleh perkebunan di kabupaten tapanuli selatan adalah karet, sawit, dan padi (beras), dan lain-lain. Dari perkembangan sektor pertanian seperti padi padatahun 2013 yang luas lahan persawahannya mencapai 29.711 Ha mampu menghasilkan rata-rata 48,78 ton perkecamatandan dalam setahun produksi padi rata-rata-rata-rata di Tapanuli Selatan bisa mencapai 144.824 ton. Sedangkan untuk perkebunan karet dan sawit yang terdapat di kabupaten Tapanuli Selatan, sangat menopang produksi karet dan juga sawit di Provinsi Sumatera Utara,

Dilihat dari kegiatan bersama masyarakat di Tapanuli selatan seperti halnya Upacara masih banyak di kunjungi Upacara-upacara adat yang masih terpelihara dilingkungan adat budaya Tapanuli Selatan seperti: Siriaon (Kebahagiaan) dan Siluluton (Kemalangan/duka cita). Bahasa dibagi atas dua kelompok sub bahasa daerah yakni dialek pengucapan bahasa angkola dan bahasa mandailing.

(8)

2.1.3 Kecamatan Sayur Matinggi

Kecamatan Sayur Matinggi terletak pada 25 – 1.400 diatas permukaan laut (dpl) dengan luas wilayah 37.655,69 km2. Kecamatan Sayur Matinggi terletak dikabupaten tapanuli selatan dengan batas- batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola

• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Tano Tombangan

Angkola

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas

• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara

Tabel 2.

Jumlah dan Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan

Sayur Matinggi

No Nagori/Desa Luas (Km²) 1 Huta Pardomuan 18,50 2 Aek Badak Julu 13,80 3 Aek Badak Jae 13,00 4 Sane-Sane/ Aek Libung 9,30

5 Bulu Gading 5,30

6 Bange 8,50

7 Tolang Jae 20,70

8 Mondang 6,00

(9)

12 Sipange Julu 10,00

13 Sialang 8,70

14 Somanggal Parmonangan

17,10

15 Lumbang Huayan 16,00 16 Sayur Matinggi 47,50

17 Silaiya 13,40

18 Silaiya Tanjung Leuk 9,00 19 Sipange Siunjam 17,20

Jumlah

Sumber : Kecamatan Sayur Matinggi Dalam Angka 2013

2.1.4 Asal – Mula Desa

2.1.4.1Sejarah Tolang Jae

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia 1894-1945. Pada Tahun 1894 pertanian dan pertanahan di indonesia masih di kuasai oleh pemerintahan hindia belanda, desa sebagai sistem pemerintahan terkecil bekerja sesuai dengan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan hukum adat. Desa Tolang Jae adalah desa yang didirikan pada tahun 1894 oleh tiga orang tokoh adatyang mencari penghidupan dan pembukaan lahan baru di Desa Tolang Jae, adapun tiga orang tokoh tersebut antara lain :

• Badul Haddad Lubis

• Baginda Batang Hari

(10)

Menurut sejarah, Desa Tolang Jae dulunya adalah hutan yng sama sekali belum tersentuh oleh tangan manusia. Dan kala itu penduduk di Tapanuli Selatan adalah warga yang gemar untuk berpindah-pindah tempat tinggal, disamping mencari lahan produksi baru demi mencukupi kebutuhan hidupnya, keinginan pindah juga memiliki alasan demi mendapat tempat berkumpul yang sejalan dengan tujuan bersama. Pembukaan lahan dan pembuatan tempat tinggal baru berdasarkan kesamaan latarbelakang identitas serta adat istiadat yang sama, membuat masyarakat berkumpul dalam satu bagian kelompok komunal yang memiliki tujuan yang sama yaiturasa nyaman, sikap dan sifat bekerja sama (gotong royong), dan keinginan akan bahagia ditempat yang ditempati.

Secara ekonomi sumber pendapatan masyarakat Desa Tolang Jae adalah darihasil pertanian, tanaman yang banyak ditanami oleh warga Desa Tolang Jae adalah padi, karet, kelapa, sayur-sayuran dll.untuk padi sendiri, Desa Tolang Jae mempunyai luas lahan persawahan ± 350 habelum lagi dengan lahan perkebunan yang mencapai ±500 hektar dengan lahan yang mayoritas dimiliki oleh warga adalah tanaman sayuran dan perkebunan karet.

(11)

dibangun berdasarkan keyakinan masyarakat yang mayoritas memeluk agama islam. Disetiap sudut desa akan mudah didapatkan sebuah langgar (mushola) dan satu buah masjid sebagai tempat beribadah dan menjalankan kegiatan mengaji di desa ini.

Bila diamati secara hasil dari praktek sosial masyarakat, beberapa kegiatan seni dan budaya tetap dijalankan seperti seni suara (ende), seni tari (tortor), seni musik (gondang), seni ukir, lukis dan pahat (Gorga), seni bela diri (moncak)

2.1.4.2Keadaan Politik Desa Dari Tahun 1894 ke Masa Aturan Pasca

Reformasi di Desa Tolang Jae

Keadaan politik di setiap desa memiliki pusat administrasinya masing-masing yang di kepalai seorang kepala desa dan dibantu oleh perangkat kerjanya. Kepala desa yang ada ketika desa baru dibangun pada tahun 1894 oleh Badul Haddad Lubis memimpin masyarakat dalam banyak hal, mulai dari penataan kampung sampai penataan aktivitas kemasyarakatan, tidak hanya memimpin kegiatan administratif. Kepala desa ditunjuk oleh masyarakat dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap masyarakat. Kepala desa sangat dihormati ketika itu, karena ketauladanan, pengaruh politiknya dalam menyelesaikan berbagai masalah dimasyarakat maupun kemampuan ilmu sepiritualnya. Dari hasil yang ditemukan oleh penulis ada tujuh pergantian Kepala Desa Tolang Jae mulai dari dibangunnya desa sampai sekarang.

(12)

- Tahun 1945- 1950 : Desa Tolang dipimpin Sutan Marayun - Tahun 1970- 1990 : Desa Tolang dipimpin Tukar Lubis - Tahun 1990-1999 : Desa Tolang dipimpin Monang Lubis - Tahun 1999-2010 : Desa Tolang dipimpin Indera sakti lubis - Tahun 2010- sekarang : Desa Tolang dipimpin mara indo lubis

(13)

Berlanjut pada Pasca reformasi penyelenggaraan pemerintahan desa adalah salah satu sasaran reformasi, hal ini ditandai dengan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sekaligus mengatur Daerah Otonom dan Desa yang kemudian di revisi kembali melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.

Dari Undang-Undang tersebut Nomor 32 Tahun 2004 dan revisi Undang- Undang Nomor 12 tahun 2008 menyebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupaten/kota

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :

a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang

diserahkan pengaturannya kepada desa;

c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota;

(14)

Dalam melaksanakan pemerintahan Desa Tolang Jae tidak berbeda dengan Desa yang lainnya di indonesia. Pemerintahan desa dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahannya terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang memiliki kedudukan sebagai mitra kerja pemerintahan desa dan menjadi panutan masyarakat di Desa Tolang Jae. Kepala Desa sebagai salah satu tokoh masyarakat bertanggung jawab kepada rakyat desa, yang dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Kepada BPD kepala desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok peratanggung jawaban namun tetap memberikan kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan atau meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggung jawaban yang dimaksud.

(15)

kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang yaitu46

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa; :

b. Menyusun rancangan APB Desa;

c. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD;

d. Merencanakan pembangunan desa;

e. Memfasilitasi kehidupan masyarakat desa;

f. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

h. Mengembangkan teknologi tepat guna;

i. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kepala desa juga mempunyai hak sebagai berikut :

a. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa lainnya kepada camat;

b. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD;

(16)

c. Mengelola keuangan desa;

d. Menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya; e. Melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat desa; dan f. Mengelola kekayaan desa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Fungsi dari BPD adalah menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD disamping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala Desa dengan masyarakat desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni fungsi representasi47

1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat;

.

Keanggotaan BPD ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 210, yang berbunyi:

2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD;

3. Masa jabatan BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 (satu) masa jabatan berikutnya;

4. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam peraturan Daerah (Perda) yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP) .

47

(17)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 29, menyebutkan BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan mempunyai kewajiban sebagai berikut48

1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar 1945 dan mantaati segala peraturan perundang- undangan;

:

2. Melakanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa;

3. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia;

4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

5. Memproses pemilihan kepala desa;

6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

7. Menghormati nilai- nilai sosial budaya dan adat istiadat setempat; 8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan masyarakat. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35, menyatakan bahwa BPD mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa;

(18)

3. Mengusulkan pengangkatan kepala desa dan pemberhentian kepala desa;

4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa;

5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Anggota BPD juga mempunyai hak sebagai berikut:

1. Mengajukan rancangan peraturan desa; 2. Mengajukan pertanyaan;

3. Menyampaikan usul dan pendapat; 4. Memilih dan dipilih;

5. Memperoleh tunjangan;

(19)

Kedudukan BPD dalam bidang pembangunan masyarakat desa yakni sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintahan Desa. BPD memiliki tugas untuk memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah desa terhadap kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat desa. berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam rangka demokratisasi desa sebagai berikut :

a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan;

b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama dengan Pemerintahan Desa;

c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, APDes,serta Keputusan Desa;

d. Menampung aspirasi masyarakat desa, yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat desa kepada aparatur Pemerintahan Desa.

2.1.4.3Peraturan Desa

(20)

1. Peraturan Desa tentang susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa;

2. Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

3. Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD);

4. Peraturan desa tentang pengelolaan keuangan desa;

5. Peraturan desa tentang pembentukan Badan Milik Usaha Desa, apabila pemerintah desa membentuk BUMD;

6. Peraturan desa tentang Pembentukan Badan Kerjasama; 7. Peraturan desa tentang Lembaga Kemasyarakatan.

Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut diatas, pemerintah desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan daerah dan perundang-undangan lainya yang sesuai dengan kondisi sosial budaya stempat, antara lain:

1. Peraturan desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa;

2. Peraturan desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak Pilih dalam pemilihan kepala desa;

(21)

4. Peraturan desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan kepala desa dan perangkat desa;

5. Peraturan desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan pelimpahan/pengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan dan kekayaan desa;

6. Peraturan desa tentang pungutan desa.

2.1.4.4Desa Tolang Jae Sekarang

Pemerintahan Desa Tolang Jae berada di Kecamatan Sayur Matinggi seperti halnya Pemerintahan Desa di Kecamatan lainnya mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berusaha semaksimal mungkin memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat desa.

Desa Tolang Jae merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan SayurMatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara administratif di bawah pemerintahan Kecamatan Sayur Matingi. Luas wilayah Desa Tolang Jae mencapai 20,70 km2.

2.1.4.5Letak Desa Tolang Jae

(22)

(diatas permukaan laut) dan rata-rata suhu sekitar 24 ° C dengan kategori daerah Dingin/Sejuk. Desa Tolang Jae dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tolang Julu , Kecamatan Angkola Sayur Matinggi.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bange, Kecamatan Sayur Matinggi.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Batang Angkola/Siondop, Kecamatan sayur matinggi.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Dolok gonggonan (Dusun Adian Goti), Kecamatan Angkola Barat.

2.1.5 Jumlah Penduduk

(23)

2.1.5.1Jumlah Penduduk Desa Tolang Jae Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.

Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2014

Jumlah Kepala Keluarga 340 Jumlah Laki-laki (jiwa) 730 Jumlah Wanita (jiwa) 755 Total (jiwa) 1.485

Sumber : Profil Desa Tolang Jae Tahun 2012

Menurut data statistik terakhir di Desa Tolang Jae diketahui bahwa jumlah penduduk 1.485 jiwa. Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, maka penduduk Desa Tolang Jae terdiri dari 730 jiwa laki-laki dan 755 jiwa perempuan. Dengan demikian komposisi penduduk Desa Tolang Jae jumlah perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

2.1.5.2Jumlah Penduduk Desa Tolang Jae Berdasarkan Pekerjaan

(24)

Tabel 4.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

1 Petani/Pekebun 468

2 Pegawai Negeri Sipil 10

3 Pedagang 8

4 Wiraswasta 151

5 Pelajar/Mahasiswa 151 6 Mengurus Rumah Tangga 31

7 TNI/POLRI 0

8 Pekerjaan Lainnya 66

9 Tidak Bekerja 624

Jumlah

Sumber : Sistem Informasi Administrasi Kependudukan KecamatanSayurMatinggi 2012.

(25)

Ada juga kemungkinan yang dapat diambil dari tingginya tingkat angka pengangguran di Desa Tolang Jae dapat mengakibatkan tingginya tingkat emosi serta mudah termobilisasi oleh pihak tertentu, untukberbenturan dengan pihak lain dalam hal perebutan sumber daya.

2.1.5.3 Jumlah Penduduk Desa Tolang Jae Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan pelayanan di desa. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Tolang Jae mulai dari yang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) 1 Belum/Tidak Pernah Sekolah 343

2 Tidak Tamat SD 301

3 SD 452

4 SMP 202

5 SMA 170

6 D2/D3 7

7 S1 10

8 S2/S3 0

Total 1.485

(26)

Jika dilihat dari pendidikan di Desa Tolang Jae, mayoritas warganya adalah tammatan Sekolah Dasar (SD) bahkan banyak juga warganya tidak sekolah dan tidak lulus SD. jika diasumsikan, tidak diherankan banyak himbauan ataupun arahan dari Pemerintah bahkan Tokoh Masyarakat dapat dengan mudah diabaikan karena mungkin disebabkan oleh kurangnya kesederhanaan pihak Pemerintah maupun Tokoh Masyarakat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

dengan kondisi masyarakat yang tidak berpendidikan ini juga akan dengan mudah untuk dimobilisasi oleh pihak tertentu dengan wacana yang belum tentu sesuai dengan fakta dan realita sebenarnya.

2.1.6 Sejarah Dusun Adian Goti

(27)

nias ke Desa Tolang Jae berkisar 20 kk dengan jumlah penduduk sekitar 34 orang yang diantaranya 16 laki-laki dan 18 perempuan.

Dilihat dari segi usaha yang dijalankan masyarakat Dusun Adian Goti di Desa Tolang Jae hampir semua adalah petani kebun tidak ada satupun petani sawah ataupun PNS (pegawai Negeri Sipil) di Dusun ini, kondisi tempat warga Adian Goti yang bertempat tinggal dan bertani di pegunungan Desa Tolang Jae juga menjadi faktor kenapa hanya usaha kebun yang mereka andalkan. adapun pertanian yang warga Adian Goti kelola adalah tanaman karet, nilam (pewarna pakaian), sayur-sayuran dan lain lain.

Status tanah yang ditempati oleh warga Adian Goti tahun 1982 secara langsung tidak ada kejelasan ataupun perhatian dari pihak pemerintah pada saat itu, yang artinya siapa saja berhak ambil bagian untuk mengolah tanah di dolok sabottar (Dusun Adian Goti) baik itu pendatang maupun masyarakat asli. tetapi pada tahun 2012 melalui dinas kehutanan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan surat perintah Nomor 094/3931/2012 tanggal 11 September 2012 menegaskan bahwa Dusun Adian Goti adalah wilayah hutan lindungyang berarti bahwa tanah yang diduduki oleh warga Adian Goti adalah tanah yang dilarang untuk ditinggali maupun dibuat menjadi lahan pertanian.

(28)

Lindung sebagai mata pencarian mereka sehari-hari. Dan pihak-pihak perangkat kerja Desa Tolang Jae baik itu kepala desa dan BPD juga menyebutkan bahwa dari dulu hingga sekarang status tanah yang diduduki oleh Dusun Adian Goti adalah tanah yang sifatnya menyewa (kontrak).

Bahkan menurut kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil monitoring yang dilakukan oleh pihak Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan, lokasi yang menjadi keberatan masyarakat Desa Tolang Jae dan sekitarnya berada di dalam kawasan hutan lindung. Dan saran yang dilontarkan oleh pihak instansi kehutanan bahwa demi menjaga kelestarian hutan meminta kepada warga untuk menertibka masyarakat yang bermukim dan merambah kawasan hutan lindung tersebut.

2.1.7. Hubungan Penduduk Asli Dan Pendatang

(29)

setiap masyarakat desa mengelompokkan dirinya sebagai kelompok pendatang dan penduduk asli.

Jika dikaji dalam sejarah hindia belanda, banyak sekali program-program hindia belanda seperti program transmigrasi yang merupakan bagian dari siasat politik etis kolonial pada saat itu, yang memberikan kebebasan pada setiap individu dari setiap suku untuk berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain danterus membuka lahan dan menanam tanaman yang diinginkan oleh pasar global.

jika diamati saat ini dari perkembangan sejarah yang telah ada, selain suku mandailing, jawa, dan suku nias. Suku Nias dan Jawa merupakan masyarakat pendatang, dimana mereka bermigrasi dari wilayah utara dan timur Tapanuli Selatan. Kelompok masyarakat ini kemudian menetap dan mencari penghasilan dari berbagai kegiatan usaha yang ada di Desa Tolang Jae.

Ada beberapa faktor kenapa penduduk pendatang di desa ini : 1. Faktor Perkawinan

(30)

2. Faktor Pekerjaan

Selain faktor perkawinan, faktor pekerjaan juga menjadi satu alasan seseorang untuk tinggal dan menetap di Desa Tolang Jae. Misalnya masyarakat Suku Nias yang mencari lapangan pekerjaan baru dengan membuka lahan perkebunan di Desa Tolang Jae tepatnya di Dolok Sabottar (Dusun Adian Goti) datang dari Pulau Nias demi memperoleh alat produksi dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Jika diamati sebelum terjadinya konflik besar pada 23 desember 2013 lalu, antara masyarakat Desa Tolang Jae (Asli) dengan Masyarakat Dusun Adian Goti (Pendatang) saling berinteraksi melalui hubungan kegiatan yang sifatnya dagang. Kedekatan yang ada pada masyarakat Desa Tolang Jae dan Dusun Adian Goti dulunya hanya didasarkan hubungan kegiatan ekonomi yang saling membutuhkan antara masyarakat Asli dan Pendatang.

2.1.8. Sarana Dan Prasarana Di Desa Tolang Jae

(31)

tersedia 3 buah puskemas, dan rumah sakit besar untuk pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih serius hanya terdapat di Kota Sidimpuan dan juga Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Masyarakat terkadang juga banyak yang bersusah payah membawa penderita sampai beberapa rumah sakit besar di Kota Medan. Sungguh keadaan yang sangat keliru jika kemudian hari tidak lagi muncul penyakit-penyakit baru jika upaya penyuluhan kesehatan dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan tidak segera dipecahkan oleh pemerintah.

Seperti yang disampaikan diatas dari segi pendidikan, Disekitar Desa Tolang Jae terdapat sarana pendidikan setingkat Sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sebanyak 2 (dua) buah, 1 (satu) SMA dan satu (satu) lagi SMK. Dan sekolah tingkat menengah pertama sebanyak 3 (tiga) buah, 2 (dua) Smp negeri dan 1 (satu) Mts negeri. Dan terdapat puluhan sekolah dasar yang tersebar disetiap desa. Jika puluhan SD tersedia, itu artinya akan ada ribuan lulusan setiap tahunnya, dan bisa dikatakan hanya sekian orang yang dapat di tampung di SMP, dan akan semakin berkurang jika sudah masuk SMA. Secara akses pendidikan yang sangat terbatas, hanya segelintir orang yang bisa menamatkan jenjang pendidikan sampai pendidikan tingkat menengah. Lebih banyak lulusan sekolah jenjang pendidikan SD.

(32)

mushola mayoritas penduduk yang ada di Desa Tolang Jae adalah muslim. Dan ada juga satu unit gereja yang hanya berada di Dusun Adian Goti.

Sarana lain seperti fasilitas jalan di Desa Tolang Jae yang menghubungkan dusun ke dusun dan desa ke desa sebagian telah diaspal. Namun ada juga yang masih belum dilapisi oleh aspal hanya batu kerikil dan sebagian jalan juga dilapisi oleh semen, akses jalan di desa ini sebagian besar adalah jalan yang dibuat sendiri oleh warga yang ingin pergi keladangnya masing-masing. Bila turun hujan bisa dibayangkan dengan kondisi jalan tikus yang dibuat warga akan sangat licin, becek, dan berlumpur jika dilewati. sementara akses jalan yang menghubungkan kecamatan dengan desa sudah mulus dilapisi dengan aspal begitu juga akses jalan dari ibukota kabupaten dengan kecamatan.

Untuk kebutuhan penerangan, Desa Tolang Jae telah menggunakan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun dusun yang berada di Desa Tolang Jae seperti Dusun Adian Goti sampai saat ini belum dialiri listrik, karena Dusun adian goti berada dipegunungan Desa Tolang Jae berada sehingga penyaluran aliran listrik ke Dusun tersebut mengalami kendala jarak.

(33)

Bila diamati dari segi transportasi dan kenderaan masyarakat Desa Tolang Jae, sebagian diantaranya masyarakat Desa Tolang Jae mempunyai kenderaan roda dua dan roda empat yang digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas mereka, seperti mengangkut hasil panen dari lahan untuk dijual pada pasar terdekat atau pengada. Di Desa Tolang Jae, pasar untuk mendistribusikan hasil pertanian harus menjual ke pasar tradisional yang terletak di setiap kecamatan Sayur Matinggi, ada juga yang terkadang menjual hasil pertaniannya sampai ke pasar yang terletak di Kota Padang Sidimpuan. Sedangkan untuk membeli keperluan sehari-hari seperti konsumsi, pupuk untuk pertanian dan sebagainya mereka dapatkan di pasar tradisional yang berada di pasar sangkumpal bonang dan toko- toko yang ada di sekitar Desa Tolang Jae.

Untuk jaringan komunikasi di Desa Tolang Jae telah berjalan dengan baik, terutama seluler. Sehingga memungkinkan masyarakat desa ini menggunakan telepon seluler sementara untuk jaringan internet, selain jaringan internet di Desa Tolang Jae susah sebagian besar masyarakat Desa Tolang Jae belum mengerti menggunakan dan memanfaatkan jaringan internet yang tersedia.

2.1.9. Organisasi Sosial

(34)

Nasional (SPN). Selain itu, terdapat juga perkumpulan wirid, serikat tolong menolong, arisan-arisan. Juga ada partai-partai politik yang turut mewarnai Desa Tolang Jae secara Politik.

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi fungsinya sebagai

[r]

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

Hal ini tentu sejalan dengan karateristik dan nilai-nilai dalam ekofeminisme yang menekankan peran perempuan dalam menjaga alam (Candraningrum, 2013). Berdasarkan uraian di

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Dalam penelitian lain oleh Rizala Noer Aini yang berjudul Study Komparasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan NHT yang Dimodifikasi Dengan Discovery Terhadap Prestasi Hasil

Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

STANDAR BIAYA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2014 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN KONSTRUKSI. Upah