• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan media internet oleh penduduk dunia mengalami peningkatan

yang tajam dari waktu ke waktu. Menurut Internet World Stats, pada tahun 2014 pengguna internet (netter) berjumlah 3,035 milyar pengguna atau 42,3 % dari

populasi penduduk dunia. Di Indonesia sendiri, pengguna internet pada tahun 2000 berjumlah 2 juta pengguna, dan dalam kurun waktu 13 tahun, meningkat menjadi 55 juta pengguna atau sekitar 21,7% dari populasi penduduk Indonesia.

Tabel 1.1

Statistik Pengguna Internet Dunia Regional Pengguna Internet

tahun 2000 Asia 114.304.000 3.996.408.007 1.386.188.112 Eropa 105.096.093 825.802.657 582.441.059 Timur Tengah 3.284.800 231.062.860 111.809.510 Amerika Utara 108.096.800 353.860.227 310.322.257 Amerika

World Total 360.985.492 7.181.858.619 3.035.749.340 Sumber : www.internetworldstats.com, Maret 2015

Tidak ada keraguan bahwa internet memiliki efek yang sangat besar pada

(2)

internet lebih sesuai dibandingkan dengan publikasi atau pengungkapan dengan lembaran kertas kopian (Dunn, 2010:72). Ashbaugh et al. (1999) dalam

Akhiruddin (2012) mengungkapkan bahwa internet mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar (pervasiveness), tidak

mengenal batas (borderless-ness), real-time, berbiaya rendah (low cost), dan mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction). Dengan keunggulan yang sedemikian rupa, internet mudah diterima oleh masyarakat dan pertumbuhan

jumlah pengguna internet pun semakin meningkat.

Perkembangan teknologi internet ini dimanfaatkan dalam berbagai bidang

ilmu atau pekerjaan, salah satunya dalam bidang bisnis. Banyak perusahaan domestik, internasional, dan global yang mempercayakan media internet sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan ataupun menjual produk unggulan

perusahaan. Selain itu internet juga dipercayakan sebagai media untuk menampilkan dan melaporkan berbagai informasi tentang kinerja manajemen dan

keuangan perusahaan yang berguna bagi stakeholder (pemangku kepentingan). Internet dipandang sebagai salah satu media pelaporan yang penting, sehingga informasi tentang kinerja perusahaan dapat dijangkau oleh seluruh

investor secara global, dengan lebih baik dan lebih cepat (Ashbaugh et al.,1999 dalam Akhiruddin, 2012). Internet menawarkan suatu bentuk unik pengungkapan

yang menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin (Abdelsalam et al. 2007). Investor secara meningkat dan terus-menerus mengakses berbagai informasi keuangan

(3)

mendapatkan informasi secara berkala seperti penyiaran pers, penilaian analis, dan harga saham tiap harinya dari website perusahaan (Abdelsalam dan Masry, 2008).

Website perusahaan yang terdiri dari halaman hubungan investor penting bagi perusahaan untuk membentuk dan memelihara hubungan internasional atau akses

untuk modal internasional (Ettredge and Gerdes, 2005 dalam Abdelsalam dan Masry, 2008). Atas dasar itulah muncul suatu media baru, yaitu media internet untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan dan profil perusahaan yang lazim

disebut dengan Internet Financial Reporting (IFR). Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet Financial Reporting - IFR)

merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang dipraktekkan oleh berbagai perusahaan. Pengungkapan ini dilakukan perusahan di luar dari pengungkapan yang telah diwajibkan oleh badan pengawas keuangan.

Meek et al. dalam Murtanto dan Elvina (2005) menegaskan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan dalam

memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh pemakai laporan tahunannya.

United States Securities and Exchange Commission (SEC US) atau Komisi

Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat adalah suatu badan independen dari pemerintah Amerika yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi

(4)

sehubungan dengan penawaran saham dan penjualan efek serta pelaporan keuangan perseroan.

Pertengahan tahun 2000, SEC US membuat pernyataan bahwa semua perusahaan publik direkomendasikan untuk membuat dan memberikan semua

informasi legal yang dimandatkan tentang kinerja perusahaan untuk diberikan kepada semua pihak yang berkepentingan di waktu yang sama. Dengan kata lain, kreditor, pemegang saham, analis dan investor harus memiliki kesempatan yang

sama untuk mengakses informasi di internet. Pernyataan dari SEC ini mendorong lebih banyak perusahaan untuk menggunakan IFR untuk menghindari

diskriminasi informasi. Namun, perusahaan telah diberi kebebasan dalam menentukan bagaimana dan apa yang harus diungkap.

Di Indonesia Bapepam mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Ketua

Bapepam No.86 Tahun 1996 mengenai keterbukaan informasi yang harus diumumkan kepada publik yang berbunyi :

“Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua)

setelah keputusan atau terdapatnya Informasi atau Fakta Material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal”.

Bapepam berharap dengan adanya peraturan tersebut dapat mendorong upaya-upaya perusahaan untuk secepatnya mengumumkan kepada masyarakat mengenai informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan yang mungkin

(5)

berkembang sebagai media yang paling cepat untuk menginformasikan hal- hal yang terkait dengan perusahaan.

Manfaat yang didapatkan dengan mempublikasikan informasi kinerja keuangan melalui IFR antara lain memiliki cakupan luas karena dapat diakses

siapa pun dengan menggunakan media internet. Manfaat lainnya adalah IFR mampu menimbulkan biaya yang lebih hemat dibandingkan laporan keuangan yang menggunakan kertas. IFR mampu mengurangi biaya pencetakan dan

distribusi terkait dengan laporan keuangan tahunan dan triwulanan (Ashbaugh et al., 1999). Manfaat tersebut semakin didukung dengan fakta bahwa calon investor

dan investor memiliki minat yang tinggi untuk memanfaatkan IFR sebagai sumber informasi yang akan dipakai dalam pengambilan keputusan mereka. Dengan adanya IFR, investor dapat lebih cepat mengakses informasi keuangan perusahaan

sebagai dasar pembuatan keputusan.

Lebih lanjut tindakan investor akan tercermin pada pergerakan saham di

bursa. Semakin banyak informasi yang tersedia dan semakin cepat informasi itu tersedia akan mempemudah investor dalam mengevaluasi portofolio saham yang dimiliki. Informasi tersebut akan menciptakan penawaran dan permintaan oleh

para investor yang berujung pada transaksi perdagangan saham (Sukanto, 2011). Para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang

diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada volume dan frekuensi perdagangan saham, perubahan pada harga saham, bid/ask

(6)

pengumuman yang masuk ke pasar memiliki kandungan informasi, sehingga memicu reaksi oleh para pelaku di pasar modal.

IFR dan pengungkapan informasi pada website juga menjadi satu cara agar investor mengetahui berbagai informasi yang benar adanya mengenai kondisi

keuangan perusahaan agar tidak terjadi asimetri informasi antara pihak investor dan perusahaan. Dengan begitu investor mampu mengestimasi kondisi perusahaan di masa yang akan datang, dan membantu investor mengambil keputusan apakah

menanamkan atau tidak modalnya pada perusahaan bersangkutan. IFR telah membuka sebuah domain penelitian baru pada bidang akuntansi dan keuangan.

Ukuran perusahaan (firm size) merupakan variabel yang paling sering muncul sebagai faktor yang mempengaruhi Internet Corporate Disclosure khususnya

Internet Financial Reporting (IFR).

Menggunakan perusahaan publik yang terdaftar dalam Austria Stock Exchange sebagai sampel, Pichegger dan Wagenhofer (1999) dalam Lai et al.

(2009) meneliti kualitas IFR dan menyimpulkan bahwa kualitas berhubungan positif dengan ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk kepemilikan saham atau nilai kapitalisasi perusahaan.

Laswad (2005) mempelajari praktek IFR di Selandia Baru. Enam variabel dihubungkan dengan praktek IFR, yaitu ukuran, leverage, municipal wealth, press

visibility dan tipe dari kota tempat perusahaan berada. Hasilnya, leverage, municipalwealth, press visibility dan tipe kota berhubungan dengan praktek IFR.

Lai et al., (2009) mencoba meneliti mengenai hubungan IFR dengan

(7)

perusahaan dengan tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal return yang lebih besar dan harga saham yang bergerak

lebih cepat. Lai menyimpulkan bahwa semakin baik pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan, semakin tinggi pengaruhnya terhadap harga

saham perusahaan tersebut. Pada penelitian ini, Lai menggunakan Autoregresi

dan Final Prediction Error untuk mengetahui kecepatan perubahan saham atas informasi baru dalam IFR.

Di Indonesia, penelitian IFR juga semakin bekembang. Kebanyakan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internet financial

reporting. Lestari (2007) meneliti faktor yang mempengaruhi IFR dengan sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2005 dan menemukan bahwa dari tujuh faktor yang diteliti (ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri,

leverage, reputasi auditor dan umur listing perusahaan), terbukti bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor dan umur listing perusahaan

berpengaruh positif terhadap IFR. Sedangkan Widyastuti (2012) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas IFR. Hasilnya adalah ukuran, profitabilitas, dan leverage perusahaan berpengaruh terhadap kualitas internet

financial reporting.

Hargyantoro (2010) dan Sukanto (2011) melakukan penelitian mengenai

(8)

semakin banyak permintaan dan penawaran yang berujung pada transaksi oleh investor yang akan memicu kenaikan frekuensi perdagangan saham.

Peneliti ingin menindaklanjuti temuan peneliti sebelumnya mengenai pengaruh internet financial reporting dan pengungkapan website terhadap

frekuensi perdagangan perusahaan, namun mengambil sampel yang berbeda, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.2

Perusahaan Manufaktur Dengan Frekuensi Perdagangan Tertinggi

2010 2011 2012 2013

Astra International

Astra International Astra International Kalbe Farma

Indofood Sukses Makmur

Charoen Pokphand Indonesia

Kalbe Farma Astra International

Semen Indonesia Semen Indonesia

Kalbe Farma Kalbe Farma Indofood Sukses Makmur

Polychem Indonesia Pelat Timah

Nusantara

Semen Gresik Suparma Charoen Pokphand Indonesia Gajah Tunggal Indocement

Tunggal Prakarsa

Gudang Garam Indocement Tunggal Prakarsa Pyridam Farma Pyridam Farma Unilever

Indonesia

Unilever Indonesia Indocement

Tunggal Prakarsa

Gudang Garam Indocement Tunggal Prakarsa

(9)

tertinggi. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk menganalisa apakah ada pengaruh internet financial reporting terhadap frekuensi perdagangan saham.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Internet Financial Reporting (IFR) berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan?

2. Apakah tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh penerapan Internet Financial Reporting pada frekuensi perdagangan saham perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan informasi website perusahaan

pada frekuensi perdagangan saham.

1.4 Manfaat Penelitian i. Bagi literatur teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan referensi yang dapat

(10)

implementasi pelaporan keuangan melalui internet ini bagi perkembangan kinerja perusahaan manufaktur.

ii. Bagi kalangan praktisi

a. Bagi perusahaan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan IFR dengan

baik sehingga dapat membantu meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak, khususnya investor.

b. Bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber referensi dan informasi untuk

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Membawa semua dokumen asli dan/atau salinan sah yang terkait penawaran pekerjaan tersebut di atas dan Bukti keabsahan Dokumen (Akta pendirian) termasuk keabsahan bukti

Panitia Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Tahap II Gedung Kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang tahun 2017,2.

[r]

PEMROSESAN SINYAL EMG SEBAGAI POLA AWAL FUNCTIONAL ELECTRICAL STIMULATION UNTUK RESTORASI GERAKAN BERJALAN PADA MANUSIA Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir

Kearifan lokal yang dilakukan masyarakat Desa Sungai Langka yaitu mulai dari tindakan pengelolaan yaitu kegiatan gotong royong yang dilakukan pada satu suro, tindakan konservsi

Dalam analisis ini, faktor fleksibilitas didefinisikan ulang sebagai rasio rotasi ujung pipe bend berbentuk-S akibat beban termal yang diperoleh dari analisis

III.6 Analisis Framing Pemberitaan Respon PT Angkasa Pura II Terhadap Peristiwa Keterlambatan (Delay) Pesawat Lion Air Selama 48 jam pada Kompas.com dan Detik.com

In this sense, this work has the objective of evaluating the improvement of tree species classification using hyperspectral images acquired over Atlantic Forest in