• Tidak ada hasil yang ditemukan

ATM (Asychronous Transfer Mode)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ATM (Asychronous Transfer Mode)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 10

ATM (Asychronous Transfer Mode)

Jaringan Komputer Lanjut

(2)

Daftar Isi

Halaman

DAFTAR ISI ... 2

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR TABEL ... 5

BAB I - Evolusi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) ... 6

1.1. Definisi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) ... 6

1.2. Arsitektur Protokol ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) ... 7

1.2.1. Physical Medium Sublayer ... 8

1.2.2.Transmission Convergence (TC) Sublayer ... 9

1.2.3. ATM Layer ... 9

BAB II -Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode) ... 11

2.1. Layanan Real-Time ... 11

2.1.1. Constant Bit Rate (CBR) ... 11

2.1.2. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR) ... 11

2.2. Layanan Non Real-Time ... 12

2.2.1. Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-VBR) ... 12

2.2.2. Unspecified Bit Rate (UBR) ... 12

2.2.3. Available Bit Rate (ABR) ... 12

2.3. Layanan AAL (ATM Adapter Layer) ... 13

BAB III - Kelebihan ATM (Asynchronous Transfer Mode) ... 16

3.1. Label Switching ... 16

3.2. Low Latency ... 16

3.3. Kadar Kelajuan dan Bandwidth yang Tinggi ... 17

3.4. Penyatuan Rangkaian ... 18

3.5. Penyatuan Kemasukan daripada Premis Pelanggan ... 18

(3)
(4)

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode) ... 6

Gambar 2. Arsitektur Protokol ATM ... 8

Gambar 3. Alokasi Sumber Daya ... 13

Gambar 4.Penjadualan 1... 17

(5)

Daftar Tabel

(6)

BAB I

Evolusi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)

Pada tahun 1988 industri telekomunkasi mulai mengembangkan sebuah konsep yang disebut Broadband Integrated Service Digital Network atau B-ISDN. B-ISDN digambarkan sebagai carrier service (layanan pembawa) yang mampu menyediakan komunikasi ke end-user (ujung pemakai) dengan kecepatan tinggi dan dalam system yang tenintegrasi.

1. 1. Definisi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)

Pengertian umum dari ATM (Asynchronous Transfer Mode) adalah standard ITU-T untuk relay sel dimana bermacam-macam tipe informasi, seperti: video, suara atau data dibawa dalam bentuk sel-sel berukuran kecil.

Gambar 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode)

Asynchronuous Transfer Mode (ATM) merupakan model transfer yang digunakan dalam implementasi B-ISDN yang telah distandardisasikan melalui CCITT (ITU) series I. ATM memiliki karakteristik umum sebagai berikut :

 ATM beroperasi pada connection oriented mode

(7)

 Pengurangan fungsi header

Untuk menjamin pemrosesan yang cepat dalam network, maka ATM header hanya memiliki fungsi yang sangat terbatas. Fungsi utama dari header adalah untuk identifikasi virtual connection (virtual connection identifier =VCI) yang dipilih pada saat dilakukan call setup dan menjamin routing yang tepat untuk setiap paket didalam network serta memungkinkan multiplexing dari virtual connection – virtual connection berbeda melalui satu link tunggal.

Selain fungsi VCI, sejumlah fungsi lain yang sangat terbatas juga dilakukan oleh header, terutama terkait dengan fungsi pemeliharaan. Karena fungsi header diabatasi, maka implementasi header processing dalam ATM node sangat mudah / sederhana dan dapat dilakukan pada kecepatan yang sangat tinggi (150 Mbps sampai 2.5 Gbps) dan hal ini akan menyebabkan processing delay dan queuing delay yang rendah.

 Panjang filed informasi dalam satu cell relatif kecil

Hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran buffer internal dalam switching node, dan untuk membatasi queuing delay yang terjadi pada buffer tersebut. Buffer yang kecil akan menjamin delay dan delay jitter rendah, hal ini diperlukan untuk keperluan service-service real time.

1.2. Arsitektur Protokol ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)

Pada sistem telekomunikasi modern, model OSI telah digunakan untuk menjelaskan organisasi dari seluruh fungsi-fungsi komunikasi dengan pendekatan layer (layer approach). Fungsi –fungsi dari layer dan hubungan layer satu dengan lainnya dijelaskan dalam suatu Ptotocol Reference Model (PRM).

Penjelasan PRM untuk BISDN dijelaskan pada rekomendasi ITU-T I.321. BISDN PRM terdiri dari tiga plane, yaitu :

1. User Plane 2. Control Plane 3. Management Plane

Management plane meliputi dua jenis fungsi yaitu :  Fungsi layer managemet

 Fungsi plane management

Seluruh fungsi manajemen yang terkait dengan keseluruhan sistem akan ditempatkan dalam plane management yang bertanggung jawab untuk menyediakan koordinasi diantara seluruh plane yang ada. Pada plane ini tidak digunakan struktur layer (layered structure).

(8)

User Plane menyediakan fungsi pengiriman/transfer informasi user, dan meliputi seluruh mekanisme yang terkait transfer informasi misalnya flow kontrol dan error recovery. Didalam user plane digunakan pendekatan layer.

Control Plane bertanggung jawab terhadap fungsio-fungsi call control dan connection control yang mana fungsi-fungsi ini merupakan seluruh fungsi signalling yang sangat penting dalam melakukan connection / call setup, connection / call supervise, dan connection/ call release. Didalam control plane juga digunakan pendekatan layer.

Gambar 2. Arsitektur Protokol ATM B-ISDN PRM dibagi menjadi tiga layer yaitu:

• PHY (Physical) layer, digunakan untuk mengirimkan (transport) informasi (bit/cell) • ATM layer, digunakan untuk melakukan fungsi multiplexing dan switching / routing • AAL (ATM Adaptation Layer), yang bertanggung jawab untuk melakukan adaptasi

informasi service dari layer yang lebih tinggi ke ATM stream. 1.2.1. Physical Medium Sublayer

PM sublayer merupakan sublayer yang terendah dan hanya meliputi fungsi-fungsi yang bergantung pada media fisik yang ada (misalnya optical, electrical, dll). PM sublayer menyediakan kemampuan transmisi bit, meliputi bit alllignment, line coding, dan jika perlu konversi electrical/optical. Media yang biasanya sering digunakan adalah fiber optik, coaxial dan twisted pair cable.

(9)

1.2.2. Transmission Convergence (TC) Sublayer

TC sublayer melakukan lima fungsi, yaitu:

1. Membangkitkan dan melakukan recovery frame transmisi

2. Melakukan adaptasi terhadap cell flow sesuai dengan struktur payload dari sistem transmisi yang digunakan pada arah kirim dan pemisahan cell flow dari frame transmisi dilakukan pada arah sebaliknya. Frame transmisi yang digunakan dapat memanfaatkan sistem transmisi :

 SDH (Synchronuous Digital Hierarchy) sesuai dengan G.709, atau  PDH (Plesiochronuous Digital Hierarchy) sesuai dengan G.703, atau  Berbasis cell

Cell-cell tersebut ditempatkan dalam sistem transmisi dengan mengacu pada metode mapping yang telah distandardisasi. Sebagai tambahan, ATM Forum juga menambahkan FDDI (Fiber Distributed Data Interface) sebagai option untuk user-network interface.

3. Melakukan suatu mekanisme yang memungkinkan receiver untuk memulihkan kembali (recover) batas –batas cell (cell boundaries).

4. Membangkitkan HEC Sequence yang dilakukan pada arah kirim. HEC Sequence disisipkan dalam salah satu field pada header ATM cell. Pada sisi terima, nilai HEC dihitung kembali dan dibandingkan dengan nilai yang diterima, jika memungkinkan maka error pada header akan dapat dikoreksi.

5. Melakukan mekanisme pada arah kirim dengan menyisipkan idle cell untuk mengadaptasi rate dari ATM cell ke kapasitas payload dari sistem transmisi. Pada arah terima fungsi cell rate decoupling akan menghilangkan seluruh idle cell yang ada sehingga hanya assigned cell dan unassigned cell saja yang diteruskan ke ATM layer.

1.2.3. ATM LAYER

ATM layer merupakan layer diatas physical layer yang memiliki karakteristik yang independent terhadap media fisik yang digunakan. ATM layer melakukan fungsi-fungsi utama sebagai berikut:

 Cell multiplexing/demultiplexing, pada arah kirim cell-cell dari VP (Virtual Path) dan VC (Virtual Channel) individual akan dimultiplexing menghasilkan suatu cell stream. Pada sisi terima fungsi cell demultiplexing akan memisahkan cell stream yang diterima menjadi cell flow individual ke VP dan VC terkait.

(10)

 Pembangkitan / pemisahan cell header, fungsi ini diterapkan pada titik-titik terminasi dari ATM layer. Pada arah kirim, pada field informasi yang telah diterima dari AAL ditambahkan ATM cell header (kecuali field HEC) dan nilai VPI serta VCI dari cell header dapat diperoleh dengan melakukan translasi dari SAP (Service Access Point) identifier. Pada arah terima, fungsi pemisahan cell header akan memisahkan cell header , dan hanya filed informasi saja yang diteruskan ke AAL.

(11)

BAB II

Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode)

Asinkron adalah nama sebuah jaringan khusus. Asynchronous Transfer Mode merupakan sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan sistem pengalamatan yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat memiliki sebuah identitas yang unik.

Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode : a. Layanan real-time

 CBR (Constant Bit-Rate)

 RT-VBR (Real-Tiime Variable Bit-Rate) b. Layanan non real-time

 NRT-VBR (Non Real-Time Variable Bit-Rate)  ABR (Available bit-Rate)

 UBR (Unspecified Bit-Rate) c. Layanan AAL (ATM Adaption Layer)

2.1. Layanan Real-Time

Perbedaan yang paling utama antar aplikasi berhubungan dengan jumlah penundaan dan variasi penundaan, dikenal sebagai kerlipan. Penerapan Real-Time secara khas melibatkan suatu alir informasi persis sama benar dengan pemakai yang dimaksudkan untuk reproduksi yang mengalir pada suatu sumber. Sebagai contoh, seorang pemakai mengharapkan suatu arus dari audio atau informasi video untuk disediakan secara berlanjut dengan lembut. Aplikasi yang melibatkan interaksi antara orang-orang mempunyai batasan yang ketat pada penundaan. Secara khas, penundaan apapun yang bernilai ratusan milidetik menjadi mengganggu dan nyata. Maka, permintaan di jaringan ATM untuk menswitch dan mengirimkan data yang realtime adalah tinggi.

2.1.1. Constant Bit Rate (CBR)

Layanan CBR adalah adalah layanan yang paling sederhana untuk digambarkan. CBR digunakan oleh aplikasi yang memerlukan suatu data yang ditetapkan secara terus-menerus yang tersedia sepanjang sambungan dan batas atasnya relatif ketat pada penundaan. CBR biasanya digunakan untuk informasi video dan audio yang tidak dimampatkan. Contoh aplikasi CBR meliputi: Videoconferencing, Interaktif audio, Distribusi Audio/Video (televisi).

2.1.2. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR)

(12)

Layanan RT-VBR mengijinkan jaringan lebih fleksibel dibanding CBR. Jaringan bisa secara statistik terdiri dari banyak bagian sambungan dengan kapasitas yang disajikan sama dan masih menyediakan layanan yang diperlukan bagi masing-masing sambungan.

2.2. Layanan Non Real-Time

Jasa non-real-time dimaksudkan untuk aplikasi yang mempunyai karakteristik bursty lalu lintas dan tidak mempunyai batasan yang ketat pada penundaan dan variasi penundaan. Maka, jaringan mempunyai fleksibilitas yang lebih besar di dalam menangani arus lalu lintas dan dapat membuat penggunaan yang terdiri dari banyak bagian untuk meningkatkan efisiensi jaringan.

2.2.1. Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-VBR)

Karena beberapa aplikasi yang non-real-time, hal ini memungkinkan untuk menandai arus lalu lintas sedemikian sehingga jaringan dapat menyediakan QoS pada area kerugian dan penundaan. Aplikasi seperti itu dapat menggunakan layanan NRT-VBR. Dengan layanan ini, sistem akhir menetapkan suatu tingkat tarip sel puncak, rata-rata tingkat tarip sel, dan suatu ukuran dari bagaimana bursty atau clumped sel dimungkinkan.

Dengan informasi ini, jaringan dapat mengalokasikan sumber daya untuk menyediakan penundaan secara relatif rendah dan kerugian sel yang minimal. Contoh layanan NRT-VBR meliputi reservasi perusahaan penerbangan, transaksi perbankan, dan proses monitoring. 2.2.2. Unspecified Bit Rate (UBR)

Jumlah kapasitas dari suatu jaringan ATM yang dipakai dalam membawa CBR dan dua jenis lalu-lintas VBR selalu ditambah. Penambahan kapasitas tersedia untuk satu atau kedua-duanya dengan pertimbangan: pantas untuk aplikasi yang dapat memaklumi keterlambatan dan kerugian sel. Dengan UBR, sel disampaikan pada suatu first-in-first-out (FIFO) yang menggunakan kapasitas yang dikonsumsi oleh jasa yang lain Contoh aplikasi UBR meliputi: Text/Data/Image transfer, messaging, distribusi, retrieval, dan remote terminal.

2.2.3. Available Bit Rate (ABR)

Untuk meningkatkan layanan yang disajikan bagi sumber bursty yang akan menggunakan UBR, layanan ABR telah digambarkan. Suatu penggunaan aplikasi ABR menetapkan peak cell rate (PCR) yang akan digunakan dan minimum cell rate (MCR) yang diperlukan. Jaringan mengalokasikan sumber daya sedemikian sehingga semua aplikasi ABR menerima sedikitnya sama dengan kapasitas MCR.

(13)

eksplisit ke sumber untuk meyakinkan bahwa kapasitas secara wajar dialokasikan. Kapasitas manapun yang tidak digunakan oleh ABR disediakan untuk lalu-lintas UBR.

Suatu contoh dari suatu aplikasi penggunaan ABR adalah interkoneksi LAN. Dalam hal ini, sistem akhir yang dihubungkan dengan jaringan ATM adalah router. Gambar dibawah memperlihatkan bagaimana suatu jaringan mengalokasikan sumber daya selama suatu periode posisi mantap dari waktu (tidak ada penambahan atau pengurangan virtual channel).

Gambar 3. Alokasi Sumber Daya 2.3. Layanan AAL (ATM Adapter Layer)

Penggunaan dari ATM yaitu menciptakan kebutuhan akan suatu lapisan adaptasi untuk mendukung protokol perpindahan informasi yang tidak didasarkan pada ATM. Contohnya adalah PCM (pulse code modulation) suara. PCM suara adalah suatu aplikasi yang menghasilkan suatu aliran bit dari suatu isyarat suara. Untuk mempekerjakan aplikasi ini pada ATM, diperlukan untuk memasang bit PCM menjadi sel untuk transmisi dan untuk membacanya pada resepsi sedemikian untuk menghasilkan suatu yang lembut, arus yang tetap dari bit penerima.

AAL Service

1. Itu-T I.362 memberi contoh umum tentang jasa yang disajikan oleh AAL: 2. Penanganan dari kesalahan transmisi

3. Segmentation dan reassembly, memungkinkan blok yang lebih besar data untuk dibawa di bidang informasi dari ATM

4. Penanganan dari hilangnya sel dan kondisi sel yang miss-inserted 5. Kendali aliran dan kendali pemilihan waktu

Untuk memperkecil banyaknya AAL protokol yang berbeda yang harus ditetapkan untuk mendapatkan variasinya, ITU-T dijelaskan pada empat kelas dari layanan dengan jangkauan luas dari persyaratan. Penggolongan telah didasarkan pada apakah suatu hubungan pemilihan waktu harus dijaga antara sumber dan tujuan, apakah aplikasi memerlukan suatu tingkat tarip bit yang tetap, dan apakah perpindahan adalah sambungan yang diorientasikan atau tidak.

(14)

protokol yang dibangun di atas kemampuan manajemen lalu-lintas dari lapisan ATM. Maka, perancangan AAL protokol harus berhubungan dengan kategori layanan yang dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 1. Jenis Aplikasi AAL dan ATM

Tabel menyatakan bahwa jenis aplikasi AAL dan ATM bersama-sama dapat saling mendukung. Adapun jenis aplikasinya adalah:

1. Circuit emulition: Mengacu pada pendukungan dari transmisi struktur yang synchronous. 2. VBR suara dan video: Ini adalah aplikasi yang real-time dipancarkan di dalam format

yang dimampatkan. Satu efek dari tekanan adalah bahwa suatu tingkat tarip bit variabel dapat mendukung aplikasi itu, yang memerlukan suatu bit-stream penyerahan yang berlanjut kepada tujuan.

3. Service data unit: Meliputi messaging dan jasa transaksi yang tidak memerlukan pendukungan yang real-time.

4. IP pada ATM: Transmisi paket IP pada sel ATM.

5. Multi-Protocol encapsulation on ATM (MPOA): Pendukungan dari berbagai protokol selain dari IP (IPX, Appletalk, DECNET) pada ATM.

6. LAN emulation: Pendukungan dari lalu-lintas LAN-to-LAN ke jaringan ATM, dengan emulation dari LAN menyiarkan kemampuan (transmisi dari stasiun yang menjangkau banyak stasiun lain). LAN emulation bersedia mengijinkan suatu transisi yang mudah dari suatu LAN kepada suatu ATM.

Protokol AAL

Lapisan AAL terorganisir pada dua sublayers: Convergence Sublayer (CS) dan Segmentation and Reassembly Sublayer (SAR). CS menyediakan aplikasi pendukung fungsi yang spesifik yang diperlukan untuk menggunakan AAL. Masing-masing AAL mendukung pemakai ke AAL pada suatu layanan pada service access point (SAP).

(15)

Suatu higher-layer dari data adalah encapsulated unit data protokol yang tunggal. Protocol data unit (PDU) terdiri dari higher-layer data dan mungkin suatu header dan informasi yang berisi informasi protokol level CS. CS PDU kemudian melewatkan hingga ke lapisan SAR dan terbagi-bagi ke dalam sejumlah blok. Masing-masing dari blok ini adalah encapsulated pada 48-octet SAR PDU yang tunggal, yang meliputi header dan suatu kereta gandeng sebagai tambahan terhadap blok dari data yang dilewati dari CS. Akhirnya, masing-masing SAR PDU membentuk muatan payload dari ATM sel yang tunggal.

(16)

BAB III

Kelebihan ATM (Asynchronous Transfer Mode)

3.1. Label Switching

Dalam protokol ATM akan sangat sesuai menggunakan label switching karena pada label switching bekerja dengan cara memeriksa 3 lapisan header apabila satu paket diterima daripada router, dan menghantarkan paket tersebut ke hop (node) yang seterusnya berdasarkan destinasi yang diinginkan. Label switching ini akan memberikan keputusan dalam proses pengiriman ATM.

Di dalam label switching, alamat dari ketiga lapisan akan dipetakan kepada pengecam yang lebih singkat yang dinamakan dengan label. Apabila satu paket dilalukan ke hop seterusnya label tersebut akan dihantarkan secara bersama-sama sebagai bagian dari header untuk memperbolehkan router menggunakan data yang ingin digunakan dan untuk mengetahui perjalan hop seterusnya. Dalam ATM label dibentuk dengan menggunakan 24 bit medan Virtual Path Identifier (VPI) dan Virtual Connections Identifier (VCI). Label switching mempunyai banyak kelebihannya; diantaranya adalah ia lebih mudah untuk membina satu label switching router kerana paket yang digunakan boleh dilalui oleh label sebagai indeks ke dalam switch memory untuk menentukan hop seterusnya dan juga karena label adalah lebih ringkas berbanding alamat IP. Kedua, jika paket IP dilalukan melalui dua titik akhir dalam sebuah rangkaian ATM yang menggunakan cara tradisional, sehingga perlu untuk disambungkan dalam sesuatu konfigurasi full mesh antara suis ATM ataupun pemintaan melalui suis laluan maya (Switched Virtual Channel - SVC) harus diwujudkan menggunakan protokol yang sesuai.

Label switching tidak memerlukan penyambungan mesh yangbegitu rumit dan ia juga mampu mengurangi bilangan router yang diperlukan untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan label switching maka proses pengiriman dalam ATM akan lebih cepat dan melibatkan kos yang lebih rendah. Ketiga, label switching disekitar ATM kurang lebih sama dengan protokol lain sehingga bukan suatu yang mustahil untuk menggunakan cara yang sama untuk penghantaran paket dan juga pengurusan rangkaian.

3.2. Low Latency

(17)

Gambar 4. Penjadualan 1

Penjadualan yang sempurna adalah bukan suatu yang mustahil di sini karena ukuran dari setiap paket yang dinamakan priori. Sebagai contoh, sekiranya kadar data di setiap sambungan input ialah 25Mb/s, maka untuk 53-oktet sel ATM, masa perkhidmatan ialah 16.96 mikro saat dan purata kelewatan ialah 8.48 mikrosaat. Maka langkah selanjutnya dapat kita lihat pada gambar (b) dimana paket input yang terdapat didalamnya memiliki paket input yang berbeda ukuran. Andaikan l adalah nilai minimum dan m adalah nilai maksimum. Keadaan ini akan diaplikasikan dalam penggunaan Ethernet. Dalam kes seperti ini, server terpaksa mengimbas data secara berterusan untuk menyesuaikan panjang antara setiap paket, sekiranya tidak diimbas dengan cara ini, paket akan ditahan dalam jangka masa yang lama.

Gambar 5. Penjadualan 2

3.3. Kadar Kelajuan dan Bandwidth yang Tinggi

(18)

3.4. Penyatuan Rangkaian

boleh memindahkan informasi suis litar (circuit switched information). Satu X.25 atau rangkaian gantian hanya boleh mengawali data packet-switched. Namun dalam Protokol ATM, protokol Pada dasarnya paket protokol hanya sesuai untuk ‘bit variable service’ dan tidak boleh memindahkan data yang sensitive terhadap kelewatan. Sebagai contoh, penyesuaian rangkaian telefon awam hanya tersebut telah direkayasa agar mampu membawa berbagai jenis data sesuai dengan keperluan pengguna.

3.5. Penyatuan Kemasukan daripada Premis Pelanggan

ATM membekalkan jalan untuk mencapai penyatuan ‘braodband’ dari pada rangkaian itu sendiri. Data berkelajuan rendah dan kemudian akan dimasukkan dalam satu saluran ATM kepada premis pelanggan di mana satu kotak set-top akan mendimultiplexkan perkhidmatannya. Pengguna juga boleh meminta perkhidmatan istimewa daripada pembekal rangkaian dengan menggunakan upstream pengawal saluran.

3.6. Kemampuan Bekerja dengan Protokol yang ada dan Legasi LAN

Aplikasi-aplikasi baru memerlukan bandwidth dan kelajuan rangkaian ATM. Salah satu contoh melibatkan kerjasama antara beberapa organisasi pengajian dengan data image beresolusi tinggi dan bandwidth tinggi. Rangkaian ATM jika dimasukkan masih berupaya bekerja dengan protokol rangkaian data tradisional dan legasi LAN seperti Ethernet, Token Ring dan FDDI. Maka infrastruktur rangkaian yang telah wujud perlu ditambah hanya bila atau di mana perlu, menuju ke arah evolusi teknologi baru yang lebih murah.

3.7. Bandwidth atas Permintaan

(19)

BAB IV

Contoh Kasus ATM (Asynchronous Transfer Mode)

Teknologi ATM akan mempengaruhi banyak segmen sosial, seperti menyentuh sisi konsumen, pelayanan umum, dan pasar komersial. Semua sektor akan diuntungkan oleh ATM dengan meningkatkan kualitas hidup dan keseluruhan produktivitas.

Aplikasi ATM di sisi konsumen meliputi bidang hiburan, telecommuting, hone shopping, katalog dan multimedia on line, Electronic mail, sistem multimessaging, aplikasi multimedia interaktif, dan games.

Aplikasi ATM di sisi pelayanan umum ialah sebagai media belajar jarak jauh, perpustakaan video, training melalui video, video conferencing, dan lain-lain.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, Arsitektur Protokol ATM, 2011.

http://elsadha2000.blogspot.com/2011/01/arsitektur-protokol-atm.html Waktu akses: 9 Oktober 2013 21.00 WIB

[2] Anonim, Jaringan Akses Broadband, 2012.

http://telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/ET3041/ET3041-16.ppt Waktu akses: 9 Oktober 2013 20.30 WIB

[3] Anonim, Jaringan ATM, 2012.

www.ittelkom.ac.id/staf/lvy/LAIN-LAIN/15.Jar%20atm.pptx Waktu akses: 9 Oktober 2013 20.40 WIB

Gambar

Gambar 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode)
Gambar 2. Arsitektur Protokol ATM
Gambar 3. Alokasi Sumber Daya
Tabel 1.  Jenis Aplikasi AAL dan ATM
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan yang mencolok antara batas pengendalian dan batas spesifikasi dikarenakan batas pengendalian di dorong oleh adanya variabilitas alami proses tersebut

Post non-associative learning that reflect a preference response hoc analysis showed significant increments in cortical ACh to a learned inconsequential stimulus due to

pokok tidak dapat ditentukan secara langsung oleh Bagian Penjualan karena pembuatan produknya ditangani oleh Bagian Produksi dalam perusahaan, atau ditangani oleh

Thommes, Ontogeny of hypothalamo- Oblinger, Differential expression of estrogen receptor alpha and beta adenohypophyseal-gonadal (HAG) interrelationships in the chick in rat dorsal

Kondisi tidak aman akibat perlengkapan pengaman tidak lengkap atau pesawat uap dan bejana tekan itu sendiri tidak memenuhi persyaratan layak pakai dari

Anda juga pasti masih ingat keluhan-keluhan apa saja yang sering diutarakan oleh teman-teman Anda atau mungkin Anda sendiri, seperti sulitnya berbicara kepada sang manajer yang

After preparation of the fi ve frame hive, each bee colony is made of: one frame of feed, and two frames of brood and working bees. They are pla- ced next to the entrance. 1 to 21

Usaha Simpan pinjam dengan pola syariah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Koperasi, tetapi usaha tersebut belum dapat beroperasi dengan baik dan