30
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan
Kelas atau yang sering kali disingkat dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action
Research yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan secara kolaboratif,
yaitu dengan melakukan kolaborasi kerjasama antara guru kelas dengan peneliti.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran
2017/2018. Perlu penulis jelaskan bahwa peneliti melakukan penelitian di salah
satu SD jawa tengah. Tepatnya di SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati
Kabupaten Grobogan. SDN 02 Jumo beralamat di dusun Dawung RT 02/03, desa
Jumo, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Mayoritas penduduknya
bermata pencaharian sebagai buruh tani dan pengambil hasil hutan.
3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah orang yang berkaitan langsung di kegiatan,
dengan harapan subjek tersebut mampu memberikan informasi secara jelas dan
tepat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini tergolong menjadi dua, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas (x)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi pengaruh atau sebab
berubahnya variabel terikat. Adapun variabel bebas mempunyai sifat dapat
adalah model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular
tangga.
2. Variabel terikat (y)
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi akibat dari pengaruh
yang diberikan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan.
3.3.2 Definisi Operasional
1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
permainan ular tangga ialah model pembelajaran dimana guru menyajikan
masalah kepada siswa dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah
yang akan dipilih. Kemudian, siswa akan dibagi menjadi beberapa
kelompok belajar untuk bermain ular tangga dimana setiap kotaknya berisi
tugas atau soal yang kemudian dalam semua rangkaian kegiatan model
Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga ini
akan diukur dengan menggunakan lembar observasi.
2. Motivasi belajar ialah dorongan dalam diri siswa berupa senang terhadap
pelajaran, kemauan, kemauan, perhatian dan ketekunan untuk belajar baik
itu dari dalam maupun luar dan dapat diukur dengan menggunakan angket
motivasi belajar.
3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) berbantuan permainan ular tangga yang dapat diukur melalui teknik
tes dan non tes.
Penelitian ini akan mengukur 3 ranah hasil belajar, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Untuk menjaring hasil belajar kognitif, peneliti
menggunakan teknik tes dengan instrumen soal berupa pilihan ganda.
Untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik dijaring dengan
menggunakan teknik non tes, yaitu dengan instrumen lembar observasi
3.4 Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan berjalan dua siklus
dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Dalam penelitian ini, peneliti akan
bertindak sebagai pengajar dan guru kelas akan bertindak sebagai observer atau
pengamat. Adapun dalam kegiatan ini semua yang tergabung dalam penelitian ini
terlibat dalam empat tahap seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc
Taggart dalam (Wiriaatmadja, 2005: 66). Tahapan tersebut yakni perencanaan
(planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi
(reflection). Model tersebut dapat dilihat seperti berikut.
Gambar 3.1
3.4.1 Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut ini:
1. Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas
IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan
dalam proses pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan
permainan ular tangga.
3. Menyiapkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga.
4. Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan
siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa
kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan pada aspek kognitif.
6. Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar
siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan setelah adanya tindakan.
7. Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan
b. Pelaksanaan (action) 1) Kegiatan Pendahuluan
Pada tahap ini, guru telah memasuki tahapan pertama dalam
PBL yaitu Orient student’s to the problem atau mengorientasikan
siswa pada masalah. Kegiatan yang dilakukan guru adalah seperti
di bawah ini:
1. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa
2. Guru melakukan presensi siswa.
4. Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) berbantuan permainan ular tangga.
5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan
siswa
6. Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Kegiatan Inti
Memasuki kegiatan inti, guru memasuki tahapan kedua
dalam PBL, yakni Organize student’s for study atau
mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar yang
beranggotakan 4-5 siswa untuk bermain ular tangga.
2. Guru memberikan penjelasan peraturan dalam bermain ular
tangga.
3. Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya
memainkan permainan ular tangga dan menjawab
permasalahan yang ada pada setiap kotaknya.
Menginjak tahap ini, guru memasuki tahap ketiga dalam PBL
yang disebut dengan Assist independent and group investigations
atau Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Kegiatan yang
dilakukan meliputi:
4. Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah yang disajikan
5. Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan
pembimbingan siswa dalam kelompok
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah
Develop and present artifacts and exhibit, yaitu mengembangkan
6. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada ular
tangga di depan kelas.
7. Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan
kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
8. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.
9. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman
belajar yang telah terlaksana.
10.Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru melaksanakan tahap kelima
PBL yaitu Analyze and evaluate the problem solving process atau
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang
perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas.
2. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah
dipelajari.
3. Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.
4. Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar.
5. Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi belajar.
c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Perlu
penulis sampaikan, kegiatan observasi ini dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan pelaksanaan (action). Data yang diperoleh melalui
d. Refleksi (reflection)
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang
melalui kegiatan refleksi. Adapun pelaksana kegiatan ini adalah
peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan
sebagai observer. Melalui kegiatan ini, akan diketahui beberapa
kekurangan dan kelebihan yang diperoleh. Kekurangan yang didapat
akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya dan kelebihan yang
didapat akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
3.4.2 Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang dilakukan penulis pada siklus II pada dasarnya sama
dengan apa yang dilakukan penulis pada siklus I. Tetapi, pada siklus II
perencanaan dilakukan berdasarkan temuan masalah yang ada dan
hasil refleksi pada siklus I. Untuk selanjutnya akan dilakukan
perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Kegiatan
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas
IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan
dalam proses pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan
permainan ular tangga.
3. Menyiapkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga.
4. Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan
siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa
kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
6. Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar
siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan setelah adanya tindakan.
7. Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan
b. Pelaksanaan (action) 1) Kegiatan Pendahuluan
Sama seperti siklus I, pada tahap ini, guru telah memasuki
tahapan pertama dalam PBL yaitu Orient student’s to the problem
atau mengorientasikan siswa pada masalah. Kegiatan yang
dilakukan guru adalah seperti di bawah ini:
1. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa
2. Guru melakukan presensi siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai..
4. Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) berbantuan permainan ular tangga.
5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan
siswa.
6. Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Kegiatan Inti
Memasuki kegiatan inti, guru memasuki tahapan kedua
dalam PBL, yakni Organize student’s for study atau
mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar yang
beranggotakan 4-5 siswa untuk bermain ular tangga.
2. Guru memberikan penjelasan peraturan dalam bermain ular
3. Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya
memainkan permainan ular tangga dan menjawab
permasalahan yang ada pada setiap kotaknya.
Menginjak tahap ini, guru memasuki tahap ketiga dalam PBL
yang disebut dengan Assist independent and group investigations
atau Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Kegiatan yang
dilakukan meliputi:
4. Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah yang disajikan
5. Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan
pembimbingan siswa dalam kelompok
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah
Develop and present artifacts and exhibit, yaitu mengembangkan
dan mempresentasikan hasil karya.
6. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada ular
tangga di depan kelas.
7. Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan
kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
8. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.
9. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman
belajar yang telah terlaksana.
10.Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru melaksanakan tahap kelima
PBL yaitu Analyze and evaluate the problem solving process atau
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang
1. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas.
2. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah
dipelajari.
3. Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.
4. Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar.
5. Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi belajar.
c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Data yang
diperoleh melalui kegiatan observasi akan dijadikan sebagai bahan
refleksi.
d. Refleksi (reflection)
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang
melalui kegiatan refleksi. Adapun pelaksana kegiatan ini adalah
peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan
sebagai observer. Melalui kegiatan ini, akan diketahui beberapa
kekurangan dan kelebihan yang diperoleh. Kekurangan yang didapat
akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya dan kelebihan yang
didapat akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Sub bab 3.5 akan menguraikan bagaimana dan dengan apa peneliti
mengumpulkan data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan menjadi tes
dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi pada siswa
untuk mengukur hasil belajar. Sementara itu, teknik non tes meliputi observasi
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yang
meliputi observasi, tes dan angket.
1. Observasi
Observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama
melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL)
berbantuan permainan ular tangga. Dalam kegiatan ini, guru kelas IV SDN
02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan akan berperan
sebagai observer atau pengamat. Sedangkan peneliti akan bertindak
sebagai pengajar atau praktikan yang bertugas mengajarkan materi
pelajaran kepada siswa.
2. Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan
atau hasil belajar siswa. Dengan teknik ini, peneliti akan mengetahui
adakah peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Adapun tes
akan dilakukan di pertemuan terakhir pada setiap siklusnya.
3. Angket
Peneliti menggunakan teknik ini untuk mengukur motivasi belajar siswa..
Maka dari, peneliti menggunakan teknik angket untuk mendapatkan data
dari subjek penelitian tentang kecenderungan motivasi belajar siswa
setelah adanya tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen atau perangkat untuk mengumpulkan data penelitian ini dibagi
menjadi 3, yang meliputi lembar observasi, butir soal dan lembar angket.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
selama kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga dari
sampaikan sebelumnya bahwa observasi juga dilakukan untuk
mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa pada ranah afektif dan
psikomotorik. Kisi-kisi dari instrumen lembar observasi aktivitas guru dan
siswa pada skripsi ini dapat dilihat pada beberapa tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek PBL Indikator No.
Kisi-kisi lembar observasi siswa juga dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah
ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek PBL Indikator No.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi
(Untuk mengukur Hasil belajar Ranah Afektif Siswa)
No Aspek Indikator No. Item
1. Spiritual a. Taat beribadah
b. Berdoa setelah dan sebelum KBM
c. Toleransi beragama
Kisi-Kisi Lembar Observasi
(Untuk mengukur Hasil belajar Ranah Psikomotorik Siswa)
No Aspek Indikator No.
Item 1. Bermain Ular Tangga a. Ketepatan dalam memilih pion
b. Gerakan menunjukkan anak sehat
1
2,3,4
2. Presentasi a. Keterampilan menyatakan pendapat
b. Kejalasan dalam menyatakan
pendapat
c. Menggerakkan badan
5
6,7,8
2. Butir Soal
Butir soal yang diberikan yakni tes tertulis berbentuk ganda yang
diberikan pada akhir siklus I dan II. Adapun kisi-kisi tes evaluasi siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah
1
3.9Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.
3.9.1 menjelaskan rumus keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga.
1,2,3,4,5 5
3.9.2 menghitung keliling dan luas persegi
6,7,8,9,10,
11,12 7
3.9.3 menentukan keliling dan luas persegi panjang
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II
No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah
1
3.9Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.
3.9.1 Menganalisis cara
menghitung dan
menentukan keliling persegi panjang.
1,2,3,4, 4
3.9.2 Menganalisis cara
menghitung dan
menentukan luas persegi panjang.
5,6,7,15,
17,18,19 7
3.9.3 Menganalisis cara
menghitung dan
menentukan keliling segitiga.
8,9,10,11,
12,13,14 7
3.9.4 Menganalisis cara
menghitung dan
menentukan luas segitiga.
3. Lembar Angket
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
No Ciri-ciri Motivasi Belajar
(Aini, 2014: 4) Indikator No. Item Jumlah
1 Perasaan senang terhadap pelajaran.
Mengikuti KBM dengan senang
1,2,3 3
Kesenangan mengerjakan tugas 4 1 Kesenangan mengulang materi
pelajaran di rumah 5 1
2 Kemauan untuk belajar. Belajar tanpa adanya paksaan
(mandiri) 6 1
Kemauan menghafal materi
pelajaran 7 1
Kemauan mencatat materi
pelajaran 8 1
3 Perhatian siswa pada saat belajar.
Memperhatikan penjelasan guru 9 1 Kebosanan siswa pada saat
belajar 10,11 2
Fokus siswa pada saat guru
mengajar 12 1
4 Ketekunan Ketekunan mengerjakan tugas 13 1
Ketekunan membaca buku
pelajaran 14,15 2
Ketekunan merangkum materi
pelajaran 16,17 2
Total 17
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen harus terlebih dahulu melalui tahapan uji validitas dan reliabilitas
sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun uji coba
instrumen dilakukan pada siswa yang bukan menjadi subjek penelitian, yaitu
siswa kelas V SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan yang
berjumlah 28 siswa. Uji validitas merupakan cara untuk mengetahui tingkat
diterima dan tidak. Untuk melakukan uji validitas, penulis menggunakan SPSS 24
For Window 7. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item dalam
instrumen, peneliti beracuan pada Muhidin dan Abdurrahman (2009: 173) seperti
berikut ini:
a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item tersebut
dinyatakan valid.
b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item tersebut
dinyatakan tidak valid.
Suatu instrumen dikatakan reliabel bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek sama akan mempunyai hasil data yang sama. Maka dari itu
reliabel atau suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila soal tersebut sudah
valid. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu metode pengujian
menggunakan metode Alpha-Cronbach. Jika pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach maka (r) hitung diwakili oleh nilai
Alpha. Apabila Alpha hitung > r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka
instrumen dapat dikatakan reliabel (Sugiyono, 2010).
Berikut ini merupakan tabel tingkat Korelasi Alpha Cronbach.
Tabel 3.8
Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20 > 0,20 s/d 0,40 > 0,40 s/d 0,60 > 0,60 s/d 0,80 > 0,80 s/d 1,00
Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel
Reliabel Sangat Reliabel
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi
Data hasil uji coba selanjutnya akan diolah dengan menggunakan software
SPSS 24 For Window 7, peneliti dapat menguraikan hasil uji validitas soal
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 7,16,17 3
2 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,
22,23,24,25 22
Total 25
Hasil perhitungan dengan SPSS 24 For Window 7, diketahui bahwa dari 25
soal yang diuji coba, 3 item masuk dalam kriteria tidak valid dan 22 item masuk
dalam kriteria valid. Item soal yang tidak valid yakni 7,16,17. Sedangkan item
soal yang masuk dalam kriteria valid ialah
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,22,23,24,25. Dari 22 item soal
yang dinyatakan valid, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,920. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa soal tes evaluasi siklus I dalam penelitian ini
masuk dalam kategori sangat reliabel. Sementara itu, hasil uji validitas dan
reliabilitas soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 3,18,21,22,24 5
2 Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,25 20
Total 25
Hasil perhitungan dengan SPSS 24 For Window 7, diketahui bahwa dari 25
soal yang diuji coba, 5 item masuk dalam kriteria tidak valid dan 20 item masuk
dalam kriteria valid. Item soal yang tidak valid yakni 3,18,21,22,24. Sedangkan
item soal yang masuk dalam kriteria valid ialah
1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,25. Dari 25 item soal yang dinyatakan
valid, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,898. Dengan demikian dapat
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket
Sama halnya dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen soal evaluasi,
instrumen angket juga diuji dengan SPSS 24 For Window 7. Adapun hasil dari uji
validitas dari instrumen angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 6,10,16,18,22 5
2 Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21 17
Total 22
Melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 22 item yang telah diuji
coba, 17 item masuk dalam kriteria valid dan 5 item tidak valid. Item pada
instrumen yang valid yakni 1,2,3,4,5,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21. Sedangkan
5 item yang tidak valid yaitu 6,10,16,18,22. Dari 17 item yang masuk dalam
kategori valid, didapati nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,862 dan artinya
instrumen motivasi belajar pada penelitian ini dapat dinyatakan sangat reliabel.
Tidak hanya melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen
angket dan soal evaluasi, penulis juga melakukan uji validitas instrumen lembar
observasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif dan
psikomotorik siswa. Berikut ini merupakan hasil uji validitas dari kedua
instrumen lembar observasi tersebut.
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk mengukur Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 16,18,24,26,29 5
2 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,21,22,
23,25,27,28,30 25
Total 30
Hasil dari 30 butir pengamatan yang telah diujicoba, menunjukkan 5 item
16,18,24,26,29. Sedangkan item yang dinyatakan valid ialah nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,21,22,23,25,27,28 serta nomor 30.
Selanjutnya dari 25 item yang valid tersebut memiliki nilai Cronbach's Alpha
sebesar 0,951 yang berarti instrumen tersebut sangat reliabel untuk digunakan.
Tabel 3.13
Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk mengukur Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 3,4,7,9,11,16,18 8
2 Valid 1,5,6,7,10,12,13,14,15,17 10
Total 18
Hasil dari 18 item yang telah melalui proses uji coba, hasil yang didapat
adalah 8 item tidak valid dan 10 item valid. 8 item yang tidak valid yaitu
3,4,7,9,11,16,18. Adapun 10 item yang valid yakni 1,5,6,7,10,12,13,14,15,17.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS, ke 10 item tersebut
mempunyai nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,897. Artinya, instrumen tersebut
juga sangat reliabel untuk digunakan. Perlu penulis sampaikan bahwa beberapa
jumlah butir yang valid tersebut akan digunakan untuk mengukur hasil belajar
afektif dan psikomotorik siswa dengan menggunakan skala likert.
3.7 Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi
Instrumen juga harus melalui tahap uji taraf kesukaran setelah melalui tahap
uji validitas dan reliabilitas. Instrumen evaluasi yang baik memiliki proporsi butir
soal yang tingkat kesukarannya berimbang. Maksudnya, soal tersebut tidak terlalu
mudah ataupun sebaliknya. Dalam menentukan kesukaran setiap item yang ada
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:
Tabel 3.14 Indeks Kesulitan Soal Rentang Kriteria
0,71-1,00 Mudah
0,31-0,70 Sedang 0,00-0,30 Sukar
Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada
tabel 3.14 seperti di bawah ini.
Tabel 3.15
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I
Rentang Kriteria Item Jumlah
Item 0,71-1,00 Mudah 1,2,3,4,6,9,12,18,19,20,21,22,23,24,25 15
0,31-0,70 Sedang 5,8,10,11,13,14,15, 7
0,00-0,30 Sukar
Total 20
Olahan data menggunakan SPSS menunjukkan dari 22 item yang dinyatakan
valid, 15 masuk dalam kriteria mudah. 15 item soal terebut yakni
1,2,3,4,6,9,12,18,19,20,21,22,23,24,25. Sedangkan 7 item soal masuk dalam
kriteria sedang yaitu 5,8,10,11,13,14,15. Selanjutnya, hasil uji taraf kesukaran
soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.16
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II
Rentang Kriteria Item Jumlah
Item 0,71-1,00 Mudah 2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,18,20,21,23 17
0,31-0,70 Sedang 1,19,22 3
0,00-0,30 Sukar
Total 20
Hasil yang didapat dari olah data SPSS mengenai 20 item yang dinyatakan
valid, 17 masuk dalam kriteria mudah. 17 item soal tersebut yakni
2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,18,20,21,23. Sedangkan 3 item soal masuk dalam
kriteria sedang yaitu 1,19,22.
3.8 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan harapan terjadinya peningkatan motivasi dan
hasil belajar siswa setelah adanya tindakan dengan implementasi model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
Untuk hasil belajar kognitif, siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajarnya
memenuhi KKM. Sedangkan untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik, siswa
dinyatakan tuntas apabila mendapat skor dengan kriteria tinggi. Dalam penelitian
ini, model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga
dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa secara keseluruhan hasil belajar
dari ketiga ranah tersebut tuntas. Sedangkan Mengenai motivasi belajar,
implementasi model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular
tangga dinyatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa mendapatkan skor
motivasi belajar pada kategori tinggi.
3.9 Analisis Data
Agar data yang diperoleh dalam penelitian mempunyai makna dan dapat
digunakan sebagai dasar penentu keberhasilan penelitian, perlu adanya olah data
dan analisis data. Data kuantitatif dalam penelitian ini merupakan data yang
didapat dari tes evaluasi. Data tersebut akan dianalisis dengan cara memberikan
paparan detail kenaikan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus
II. Selanjutnya, data kualitatif dalam penelitian ini yang meliputi motivasi dan
aktivitas guru serta siswa akan dianalisis dengan menghitung presentase dari
rata-rata yang sejenis. Kemudian dari kedua jenis data tersebut akan dianalisis dengan
teknik komparatif. Artinya, data-data tersebut akan dibandingkan dari kondisi
awal, siklus I dan siklus II untuk melihat sejauh mana tingkat peningkatan yang