• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten G"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

30

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan

Kelas atau yang sering kali disingkat dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action

Research yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan secara kolaboratif,

yaitu dengan melakukan kolaborasi kerjasama antara guru kelas dengan peneliti.

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran

2017/2018. Perlu penulis jelaskan bahwa peneliti melakukan penelitian di salah

satu SD jawa tengah. Tepatnya di SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan. SDN 02 Jumo beralamat di dusun Dawung RT 02/03, desa

Jumo, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Mayoritas penduduknya

bermata pencaharian sebagai buruh tani dan pengambil hasil hutan.

3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah orang yang berkaitan langsung di kegiatan,

dengan harapan subjek tersebut mampu memberikan informasi secara jelas dan

tepat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan

Kedungjati Kabupaten Grobogan.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini tergolong menjadi dua, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

1. Variabel bebas (x)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi pengaruh atau sebab

berubahnya variabel terikat. Adapun variabel bebas mempunyai sifat dapat

(2)

adalah model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular

tangga.

2. Variabel terikat (y)

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi akibat dari pengaruh

yang diberikan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan

Kedungjati Kabupaten Grobogan.

3.3.2 Definisi Operasional

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan

permainan ular tangga ialah model pembelajaran dimana guru menyajikan

masalah kepada siswa dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah

yang akan dipilih. Kemudian, siswa akan dibagi menjadi beberapa

kelompok belajar untuk bermain ular tangga dimana setiap kotaknya berisi

tugas atau soal yang kemudian dalam semua rangkaian kegiatan model

Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga ini

akan diukur dengan menggunakan lembar observasi.

2. Motivasi belajar ialah dorongan dalam diri siswa berupa senang terhadap

pelajaran, kemauan, kemauan, perhatian dan ketekunan untuk belajar baik

itu dari dalam maupun luar dan dapat diukur dengan menggunakan angket

motivasi belajar.

3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa

setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) berbantuan permainan ular tangga yang dapat diukur melalui teknik

tes dan non tes.

Penelitian ini akan mengukur 3 ranah hasil belajar, yaitu kognitif,

afektif dan psikomotorik. Untuk menjaring hasil belajar kognitif, peneliti

menggunakan teknik tes dengan instrumen soal berupa pilihan ganda.

Untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik dijaring dengan

menggunakan teknik non tes, yaitu dengan instrumen lembar observasi

(3)

3.4 Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan berjalan dua siklus

dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Dalam penelitian ini, peneliti akan

bertindak sebagai pengajar dan guru kelas akan bertindak sebagai observer atau

pengamat. Adapun dalam kegiatan ini semua yang tergabung dalam penelitian ini

terlibat dalam empat tahap seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc

Taggart dalam (Wiriaatmadja, 2005: 66). Tahapan tersebut yakni perencanaan

(planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi

(reflection). Model tersebut dapat dilihat seperti berikut.

Gambar 3.1

(4)

3.4.1 Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut ini:

1. Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas

IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

dalam proses pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

permainan ular tangga.

3. Menyiapkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga.

4. Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan

siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

5. Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa

kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan pada aspek kognitif.

6. Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar

siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan setelah adanya tindakan.

7. Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan

b. Pelaksanaan (action) 1) Kegiatan Pendahuluan

Pada tahap ini, guru telah memasuki tahapan pertama dalam

PBL yaitu Orient student’s to the problem atau mengorientasikan

siswa pada masalah. Kegiatan yang dilakukan guru adalah seperti

di bawah ini:

1. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa

2. Guru melakukan presensi siswa.

(5)

4. Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) berbantuan permainan ular tangga.

5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan

siswa

6. Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2) Kegiatan Inti

Memasuki kegiatan inti, guru memasuki tahapan kedua

dalam PBL, yakni Organize student’s for study atau

mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar yang

beranggotakan 4-5 siswa untuk bermain ular tangga.

2. Guru memberikan penjelasan peraturan dalam bermain ular

tangga.

3. Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya

memainkan permainan ular tangga dan menjawab

permasalahan yang ada pada setiap kotaknya.

Menginjak tahap ini, guru memasuki tahap ketiga dalam PBL

yang disebut dengan Assist independent and group investigations

atau Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Kegiatan yang

dilakukan meliputi:

4. Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam

menyelesaikan masalah yang disajikan

5. Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan

pembimbingan siswa dalam kelompok

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah

Develop and present artifacts and exhibit, yaitu mengembangkan

(6)

6. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada ular

tangga di depan kelas.

7. Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan

kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas.

8. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu

mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.

9. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman

belajar yang telah terlaksana.

10.Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup guru melaksanakan tahap kelima

PBL yaitu Analyze and evaluate the problem solving process atau

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang

perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut:

1. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas.

2. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah

dipelajari.

3. Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.

4. Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar.

5. Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi belajar.

c. Observasi (observation)

Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan

Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Perlu

penulis sampaikan, kegiatan observasi ini dilaksanakan bersamaan

dengan kegiatan pelaksanaan (action). Data yang diperoleh melalui

(7)

d. Refleksi (reflection)

Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang

melalui kegiatan refleksi. Adapun pelaksana kegiatan ini adalah

peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan

sebagai observer. Melalui kegiatan ini, akan diketahui beberapa

kekurangan dan kelebihan yang diperoleh. Kekurangan yang didapat

akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya dan kelebihan yang

didapat akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.

3.4.2 Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan yang dilakukan penulis pada siklus II pada dasarnya sama

dengan apa yang dilakukan penulis pada siklus I. Tetapi, pada siklus II

perencanaan dilakukan berdasarkan temuan masalah yang ada dan

hasil refleksi pada siklus I. Untuk selanjutnya akan dilakukan

perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Kegiatan

yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas

IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

dalam proses pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

permainan ular tangga.

3. Menyiapkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga.

4. Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan

siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

5. Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa

kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

(8)

6. Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar

siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan setelah adanya tindakan.

7. Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan

b. Pelaksanaan (action) 1) Kegiatan Pendahuluan

Sama seperti siklus I, pada tahap ini, guru telah memasuki

tahapan pertama dalam PBL yaitu Orient student’s to the problem

atau mengorientasikan siswa pada masalah. Kegiatan yang

dilakukan guru adalah seperti di bawah ini:

1. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa

2. Guru melakukan presensi siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai..

4. Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) berbantuan permainan ular tangga.

5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan

siswa.

6. Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2) Kegiatan Inti

Memasuki kegiatan inti, guru memasuki tahapan kedua

dalam PBL, yakni Organize student’s for study atau

mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar yang

beranggotakan 4-5 siswa untuk bermain ular tangga.

2. Guru memberikan penjelasan peraturan dalam bermain ular

(9)

3. Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya

memainkan permainan ular tangga dan menjawab

permasalahan yang ada pada setiap kotaknya.

Menginjak tahap ini, guru memasuki tahap ketiga dalam PBL

yang disebut dengan Assist independent and group investigations

atau Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Kegiatan yang

dilakukan meliputi:

4. Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam

menyelesaikan masalah yang disajikan

5. Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan

pembimbingan siswa dalam kelompok

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah

Develop and present artifacts and exhibit, yaitu mengembangkan

dan mempresentasikan hasil karya.

6. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada ular

tangga di depan kelas.

7. Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan

kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas.

8. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu

mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.

9. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman

belajar yang telah terlaksana.

10.Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup guru melaksanakan tahap kelima

PBL yaitu Analyze and evaluate the problem solving process atau

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang

(10)

1. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas.

2. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah

dipelajari.

3. Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.

4. Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar.

5. Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi belajar.

c. Observasi (observation)

Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan

Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Data yang

diperoleh melalui kegiatan observasi akan dijadikan sebagai bahan

refleksi.

d. Refleksi (reflection)

Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang

melalui kegiatan refleksi. Adapun pelaksana kegiatan ini adalah

peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan

sebagai observer. Melalui kegiatan ini, akan diketahui beberapa

kekurangan dan kelebihan yang diperoleh. Kekurangan yang didapat

akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya dan kelebihan yang

didapat akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Sub bab 3.5 akan menguraikan bagaimana dan dengan apa peneliti

mengumpulkan data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan menjadi tes

dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi pada siswa

untuk mengukur hasil belajar. Sementara itu, teknik non tes meliputi observasi

(11)

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yang

meliputi observasi, tes dan angket.

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama

melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL)

berbantuan permainan ular tangga. Dalam kegiatan ini, guru kelas IV SDN

02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan akan berperan

sebagai observer atau pengamat. Sedangkan peneliti akan bertindak

sebagai pengajar atau praktikan yang bertugas mengajarkan materi

pelajaran kepada siswa.

2. Tes

Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan

atau hasil belajar siswa. Dengan teknik ini, peneliti akan mengetahui

adakah peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Adapun tes

akan dilakukan di pertemuan terakhir pada setiap siklusnya.

3. Angket

Peneliti menggunakan teknik ini untuk mengukur motivasi belajar siswa..

Maka dari, peneliti menggunakan teknik angket untuk mendapatkan data

dari subjek penelitian tentang kecenderungan motivasi belajar siswa

setelah adanya tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen atau perangkat untuk mengumpulkan data penelitian ini dibagi

menjadi 3, yang meliputi lembar observasi, butir soal dan lembar angket.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

selama kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga dari

(12)

sampaikan sebelumnya bahwa observasi juga dilakukan untuk

mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa pada ranah afektif dan

psikomotorik. Kisi-kisi dari instrumen lembar observasi aktivitas guru dan

siswa pada skripsi ini dapat dilihat pada beberapa tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek PBL Indikator No.

(13)

Kisi-kisi lembar observasi siswa juga dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah

ini.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek PBL Indikator No.

(14)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi

(Untuk mengukur Hasil belajar Ranah Afektif Siswa)

No Aspek Indikator No. Item

1. Spiritual a. Taat beribadah

b. Berdoa setelah dan sebelum KBM

c. Toleransi beragama

Kisi-Kisi Lembar Observasi

(Untuk mengukur Hasil belajar Ranah Psikomotorik Siswa)

No Aspek Indikator No.

Item 1. Bermain Ular Tangga a. Ketepatan dalam memilih pion

b. Gerakan menunjukkan anak sehat

1

2,3,4

2. Presentasi a. Keterampilan menyatakan pendapat

b. Kejalasan dalam menyatakan

pendapat

c. Menggerakkan badan

5

6,7,8

(15)

2. Butir Soal

Butir soal yang diberikan yakni tes tertulis berbentuk ganda yang

diberikan pada akhir siklus I dan II. Adapun kisi-kisi tes evaluasi siklus I

dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I

No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah

1

3.9Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.

3.9.1 menjelaskan rumus keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga.

1,2,3,4,5 5

3.9.2 menghitung keliling dan luas persegi

6,7,8,9,10,

11,12 7

3.9.3 menentukan keliling dan luas persegi panjang

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah

1

3.9Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.

3.9.1 Menganalisis cara

menghitung dan

menentukan keliling persegi panjang.

1,2,3,4, 4

3.9.2 Menganalisis cara

menghitung dan

menentukan luas persegi panjang.

5,6,7,15,

17,18,19 7

3.9.3 Menganalisis cara

menghitung dan

menentukan keliling segitiga.

8,9,10,11,

12,13,14 7

3.9.4 Menganalisis cara

menghitung dan

menentukan luas segitiga.

(16)

3. Lembar Angket

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

No Ciri-ciri Motivasi Belajar

(Aini, 2014: 4) Indikator No. Item Jumlah

1 Perasaan senang terhadap pelajaran.

Mengikuti KBM dengan senang

1,2,3 3

Kesenangan mengerjakan tugas 4 1 Kesenangan mengulang materi

pelajaran di rumah 5 1

2 Kemauan untuk belajar. Belajar tanpa adanya paksaan

(mandiri) 6 1

Kemauan menghafal materi

pelajaran 7 1

Kemauan mencatat materi

pelajaran 8 1

3 Perhatian siswa pada saat belajar.

Memperhatikan penjelasan guru 9 1 Kebosanan siswa pada saat

belajar 10,11 2

Fokus siswa pada saat guru

mengajar 12 1

4 Ketekunan Ketekunan mengerjakan tugas 13 1

Ketekunan membaca buku

pelajaran 14,15 2

Ketekunan merangkum materi

pelajaran 16,17 2

Total 17

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen harus terlebih dahulu melalui tahapan uji validitas dan reliabilitas

sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun uji coba

instrumen dilakukan pada siswa yang bukan menjadi subjek penelitian, yaitu

siswa kelas V SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan yang

berjumlah 28 siswa. Uji validitas merupakan cara untuk mengetahui tingkat

(17)

diterima dan tidak. Untuk melakukan uji validitas, penulis menggunakan SPSS 24

For Window 7. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item dalam

instrumen, peneliti beracuan pada Muhidin dan Abdurrahman (2009: 173) seperti

berikut ini:

a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item tersebut

dinyatakan valid.

b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item tersebut

dinyatakan tidak valid.

Suatu instrumen dikatakan reliabel bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek sama akan mempunyai hasil data yang sama. Maka dari itu

reliabel atau suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila soal tersebut sudah

valid. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu metode pengujian

menggunakan metode Alpha-Cronbach. Jika pengujian reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach maka (r) hitung diwakili oleh nilai

Alpha. Apabila Alpha hitung > r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka

instrumen dapat dikatakan reliabel (Sugiyono, 2010).

Berikut ini merupakan tabel tingkat Korelasi Alpha Cronbach.

Tabel 3.8

Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 > 0,20 s/d 0,40 > 0,40 s/d 0,60 > 0,60 s/d 0,80 > 0,80 s/d 1,00

Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel

Reliabel Sangat Reliabel

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi

Data hasil uji coba selanjutnya akan diolah dengan menggunakan software

SPSS 24 For Window 7, peneliti dapat menguraikan hasil uji validitas soal

(18)

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I

No Kriteria Item Jumlah

1 Tidak

Valid 7,16,17 3

2 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,

22,23,24,25 22

Total 25

Hasil perhitungan dengan SPSS 24 For Window 7, diketahui bahwa dari 25

soal yang diuji coba, 3 item masuk dalam kriteria tidak valid dan 22 item masuk

dalam kriteria valid. Item soal yang tidak valid yakni 7,16,17. Sedangkan item

soal yang masuk dalam kriteria valid ialah

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,22,23,24,25. Dari 22 item soal

yang dinyatakan valid, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,920. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa soal tes evaluasi siklus I dalam penelitian ini

masuk dalam kategori sangat reliabel. Sementara itu, hasil uji validitas dan

reliabilitas soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II

No Kriteria Item Jumlah

1 Tidak

Valid 3,18,21,22,24 5

2 Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,25 20

Total 25

Hasil perhitungan dengan SPSS 24 For Window 7, diketahui bahwa dari 25

soal yang diuji coba, 5 item masuk dalam kriteria tidak valid dan 20 item masuk

dalam kriteria valid. Item soal yang tidak valid yakni 3,18,21,22,24. Sedangkan

item soal yang masuk dalam kriteria valid ialah

1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,25. Dari 25 item soal yang dinyatakan

valid, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,898. Dengan demikian dapat

(19)

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket

Sama halnya dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen soal evaluasi,

instrumen angket juga diuji dengan SPSS 24 For Window 7. Adapun hasil dari uji

validitas dari instrumen angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar

No Kriteria Item Jumlah

1 Tidak

Valid 6,10,16,18,22 5

2 Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21 17

Total 22

Melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 22 item yang telah diuji

coba, 17 item masuk dalam kriteria valid dan 5 item tidak valid. Item pada

instrumen yang valid yakni 1,2,3,4,5,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21. Sedangkan

5 item yang tidak valid yaitu 6,10,16,18,22. Dari 17 item yang masuk dalam

kategori valid, didapati nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,862 dan artinya

instrumen motivasi belajar pada penelitian ini dapat dinyatakan sangat reliabel.

Tidak hanya melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen

angket dan soal evaluasi, penulis juga melakukan uji validitas instrumen lembar

observasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif dan

psikomotorik siswa. Berikut ini merupakan hasil uji validitas dari kedua

instrumen lembar observasi tersebut.

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk mengukur Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa

No Kriteria Item Jumlah

1 Tidak

Valid 16,18,24,26,29 5

2 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,21,22,

23,25,27,28,30 25

Total 30

Hasil dari 30 butir pengamatan yang telah diujicoba, menunjukkan 5 item

(20)

16,18,24,26,29. Sedangkan item yang dinyatakan valid ialah nomor

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,21,22,23,25,27,28 serta nomor 30.

Selanjutnya dari 25 item yang valid tersebut memiliki nilai Cronbach's Alpha

sebesar 0,951 yang berarti instrumen tersebut sangat reliabel untuk digunakan.

Tabel 3.13

Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk mengukur Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa

No Kriteria Item Jumlah

1 Tidak

Valid 3,4,7,9,11,16,18 8

2 Valid 1,5,6,7,10,12,13,14,15,17 10

Total 18

Hasil dari 18 item yang telah melalui proses uji coba, hasil yang didapat

adalah 8 item tidak valid dan 10 item valid. 8 item yang tidak valid yaitu

3,4,7,9,11,16,18. Adapun 10 item yang valid yakni 1,5,6,7,10,12,13,14,15,17.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS, ke 10 item tersebut

mempunyai nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,897. Artinya, instrumen tersebut

juga sangat reliabel untuk digunakan. Perlu penulis sampaikan bahwa beberapa

jumlah butir yang valid tersebut akan digunakan untuk mengukur hasil belajar

afektif dan psikomotorik siswa dengan menggunakan skala likert.

3.7 Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi

Instrumen juga harus melalui tahap uji taraf kesukaran setelah melalui tahap

uji validitas dan reliabilitas. Instrumen evaluasi yang baik memiliki proporsi butir

soal yang tingkat kesukarannya berimbang. Maksudnya, soal tersebut tidak terlalu

mudah ataupun sebaliknya. Dalam menentukan kesukaran setiap item yang ada

(21)

Keterangan:

I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:

Tabel 3.14 Indeks Kesulitan Soal Rentang Kriteria

0,71-1,00 Mudah

0,31-0,70 Sedang 0,00-0,30 Sukar

Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada

tabel 3.14 seperti di bawah ini.

Tabel 3.15

Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I

Rentang Kriteria Item Jumlah

Item 0,71-1,00 Mudah 1,2,3,4,6,9,12,18,19,20,21,22,23,24,25 15

0,31-0,70 Sedang 5,8,10,11,13,14,15, 7

0,00-0,30 Sukar

Total 20

Olahan data menggunakan SPSS menunjukkan dari 22 item yang dinyatakan

valid, 15 masuk dalam kriteria mudah. 15 item soal terebut yakni

1,2,3,4,6,9,12,18,19,20,21,22,23,24,25. Sedangkan 7 item soal masuk dalam

kriteria sedang yaitu 5,8,10,11,13,14,15. Selanjutnya, hasil uji taraf kesukaran

soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.16

Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II

Rentang Kriteria Item Jumlah

Item 0,71-1,00 Mudah 2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,18,20,21,23 17

0,31-0,70 Sedang 1,19,22 3

0,00-0,30 Sukar

Total 20

(22)

Hasil yang didapat dari olah data SPSS mengenai 20 item yang dinyatakan

valid, 17 masuk dalam kriteria mudah. 17 item soal tersebut yakni

2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,18,20,21,23. Sedangkan 3 item soal masuk dalam

kriteria sedang yaitu 1,19,22.

3.8 Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan harapan terjadinya peningkatan motivasi dan

hasil belajar siswa setelah adanya tindakan dengan implementasi model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.

Untuk hasil belajar kognitif, siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajarnya

memenuhi KKM. Sedangkan untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik, siswa

dinyatakan tuntas apabila mendapat skor dengan kriteria tinggi. Dalam penelitian

ini, model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga

dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa secara keseluruhan hasil belajar

dari ketiga ranah tersebut tuntas. Sedangkan Mengenai motivasi belajar,

implementasi model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular

tangga dinyatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa mendapatkan skor

motivasi belajar pada kategori tinggi.

3.9 Analisis Data

Agar data yang diperoleh dalam penelitian mempunyai makna dan dapat

digunakan sebagai dasar penentu keberhasilan penelitian, perlu adanya olah data

dan analisis data. Data kuantitatif dalam penelitian ini merupakan data yang

didapat dari tes evaluasi. Data tersebut akan dianalisis dengan cara memberikan

paparan detail kenaikan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus

II. Selanjutnya, data kualitatif dalam penelitian ini yang meliputi motivasi dan

aktivitas guru serta siswa akan dianalisis dengan menghitung presentase dari

rata-rata yang sejenis. Kemudian dari kedua jenis data tersebut akan dianalisis dengan

teknik komparatif. Artinya, data-data tersebut akan dibandingkan dari kondisi

awal, siklus I dan siklus II untuk melihat sejauh mana tingkat peningkatan yang

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus ITabel  3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemantauan sistem, ditujukan untuk mengendalikan dan membatasi kuantitas zat radioaktif pada bagian-bagian reaktor yang seharusnya tidak mengandung aktivitas (sistem

Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 16 tahun 2015 yang mengatur tata cara penggunaan tenaga kerja asing dalam proses produksi di Indonesia.Namun dengan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 12 siswi di SMK N 1 Purwosari Gunung Kidul, di dapatkan hasil bahwa 1 siswi kelas XI yang menggunakan pantyliner dan 2 siswi kelas XI

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa privatisasi yang dapat mendatangkan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia adalah privatisasi yang

Hasil analisa hubungan antara lama hospitalisasi dengan tingkat kecemasan perpisahan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta

Proses tindak lanjut penanganan pengaduan dimulai ketika Administrator di tingkat pusat/daerah/Perum BULOG/HIMBARA menerima disposisi dari Administrator Utama sampai

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong

penelitian dengan sebelumnya melakukan pemahaman secermat mungkin terhadap hasil penelitian yang relevan dan menetapkan tujuan penelitian; ketiga menentukan konsep