• Tidak ada hasil yang ditemukan

56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yaitu di SD Negeri Kaligentong 1 yang beralamat di desa Mekarsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dan SD Negeri Sruwen 03 yang terletak di Dsn. Duren Sawit, Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Kaligentong 1 sebagai kelas eksperimen problem based learning dan SD Negeri Sruwen 03 sebagai kelas kelas eksperimen discovery learning. Jumlah siswa kelas 5 dari SD Negeri Kaligentong 1 adalah 29 anak dan SD Negeri Sruwen 03 adalah 23 anak dengan latar belakang orang tua sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh pabrik. Meskipun demikian dua SD tersebut mampu menunjukkan prestasi yang baik. Dimana kedua SD tersebut melakukan pembelajaran cukup baik .

Jumlah seluruh guru di SD Negeri Kaligentong 1 berjumlah 10 orang, semua yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 9 guru tidak semua guru beragama islam tetapi ada 1 guru yang beragama buddha. Jumlah seluruh siswanya adalah 105, terdiri dari 62 laki-laki dan 43 perempuan.Dalam kerjasamanya antar guru dengan guru, antar guru dengan guru honorer, antar guru dengan penjaga sekolah sangat baik.Untuk pembelajaran di sekolah sangat mendukung untuk siswa belajar. Keadaan sekolah terdiri dari 6 ruang kelas yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 kantor, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang dapur yang di tempati penjaga, ruang WC, dan 1 tempat ibadah.

(2)

57

Latar belakang dari kedua sekolah tersebut yaitu SD Negeri Kaligentong 1 dan SD Negeri Sruwen 03 sekolahnya sangat mendukung dalam pembelajaran. Kepala sekolah, para guru yang dan penduduk sekitar yang ramah, murid-murid yang antusias dalam melakukan pembelajaran maka penulis memilih ke dua sekolah ini untuk penelitian.

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan dalam penelitian ini yang menggnakan model pembelajaran problem based learning adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran discovery. SD Negeri Kaligentong 1 merupakan kelas eksperimen yang akan menggunakan model pembelajaran problem based learning. SD Negeri Sruwen 03 merupakan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran discovery learning. Akan tetapi sebelum penelitian, guru yang bersangkutan diberi gambaran umum mengenai model problem based learning dan model discovery learning dalam melakukan langkah-langkah sesuai sintaknya. Tujuan ini supaya guru dapat memahami dan berlatih menggunakan masing-masing model yang akan digunakan untuk penelitian. Penerapan uji coba menggunakan model ini yaitu pada materi yang digunakan sebelum materi yang digunakan untuk penelitian. Hal ini bertujuan agar dalam proses penelitian yang sebenarnya guru dapat memahami sintak dari model yang digunakan.

(3)

58

Penelitian di kelas eksperimen SD Negeri Sruwen 03 dengan model pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Pembelajaran pada siswa kelas 5 ini sudah sesuai dengan RPP siswa juga aktif mengikuti pembelajaran. Ada beberapa kata yang belum dipahami siswa dalam media pembelajaran yang berupa video, sehingga guru harus menggunakan bahasa daerah untuk membantu pemahaman siswa.

Secara umum pelaksanaan penelitian di kedua SD berjalan dengan baik.Hal ini terjadi karena interaksi yang baik antara guru dan siswa.Siswa di kedua SD juga memiliki sopan santun dan rasa hormat terhadap guru. Sehingga semua intruksi dalam proses pembelajaran dari guru dapat berjalan lancar.

4.2 Analisis Data

Data yang terkumpul dari hasil penelitian pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pengujian perbedaan rata-rata yaitu dengan uji t-tes dengan bantuan program SPSS 16.0 for window. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai uji-t sama yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for window. Uji-t sama untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan menggunaka model pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Syarat untuk menguji signifikasi perbedaan mean antar kelas eksperimen dan kelas kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(4)

59

Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-tes adalah uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data yang didapat dari apa yang diteliti. Jika distribusi normal maka digunakan Deskriptif Explore. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16,0 (Statistic Product and Service Solution). Data normal jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 yaitu signifikan ≥ 0,05 maka data tersebut dapat diterima dan apabila signifikan ≤ 0,05 maka data tersebut tidak dapat diterima di katakan tidak normal.

4.2.1 Analisis Deskriptif

Sebelum dilaksanakan analisis uji t-test, agar data tidak menyimpang maka harus dilakukan uji deskriptif statistik dan uji normalitas dahulu.Dengan uji normalitas dapat dilihat data dalam penelitian normal atau tidak.Syarat data yang digunakan dalam penelitian harus normal. Analisis deskriptif dan uji normalitas dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,0for window. Sebelum uji normalitas di lakukan pengujian analisis deskriptif pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol dengan bantuan program Microsoft excel2010. Langkah – langkah pengujian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumas, lebih jelas lihat pada analisis deskriptif pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pengujian analisis deskriptif, pengujian deskriptif statistik, dan pengujian uji normalitas.

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Pre-Test Kelas Eksperimen Problem Based Learning dan Discovery Learning

(5)

60

minimal dibagi banyaknya kelas Acuan dari penelitian ini adalah Sturges dengan ketetapan K = 1 + 3,33 log n. Dimana n adalah banyaknya siswa. Dari ketentuan tersebut didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas eksperimen adalah 5,86978 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 7,66638 dibulatkan menjadi 7. Distribusi frekuensi hasil Pre-test pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas Eksperimen Problem Based Learning

Interval skor

Kelas Eksperimen Problem Based Learning

Frekuensi Persentase

71 – 78 0 0%

79 – 86 3 10%

87 – 94 7 24%

95 – 100 19 65%

Jumlah 29 99%

(6)

61

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pre-tes Kelas Eksperimen Problem Based Learning

Dari acuan yang sudah disebutkan sebelumnya didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas kontrol adalah 5,53455 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 8,13074 dibulatkan menjadi 8. Distribusi frekuensi hasil Pre-test yang sudah dilaksanakan di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas Kelas eksperimen discovery learning

Interval skor Kelompok Kelas Eksperimen Discovery Learning Frekuensi Presentase

71 – 78 1 5%

79 – 86 9 39%

87 – 94 8 34%

95 – 100 5 21%

Jumlah 23 99%

Penjelasan pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai 71 sampai dengan 78 sebanyak 1 anak dengan persentase 5%. Siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 86 sebanyak 9 anak dengan prosentase 39%. Siswa yang mendapat

0 5 10 15 20

71 - 78 79 - 86 87 -94 95 -100

(7)

62

nilai 87 sampai dengan 94 sebanyak 8 anak dengan persentase 34%.Dan siswa yang mendapat nilai 95 sampai dengan 100 sebanyak 5 anak dengan prosentase 21%.Berdasarkan analisis deskriptif pre-test kelas kontrol dapat disajikan gambaran visual diagram batang sebagai berikut :

Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas eksperimen discovery learning

Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 dapat di ketahui bahwa pre-test pada kelas eksperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol. Karena dalam pembelajarannya berbeda dalam penyampainnya, kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan model pembelajaran problem based learning dan pada kelas kontrol pembelajaranya menggunakan model discovery learning. Cara penyampaian guru yang menarik dari masing-masing kelas juga mempengaruhi hasil dari pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran lebih baik dari pada kelas kontrol.Setelah dilakukan perhitungan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif. Di bawah ini merangkum data empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan materi hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, rentang skor, mean, standar deviasi.

0 5 10

71 - 78 79 - 86 87 -94 95 - 100

(8)

63 Tabel 4.3

Hasil Analisis Deskriptif Pre-Test Kelas Eksperimen Discovery Learning Dan Problem Based Learning

Berdasarkan Tabel 4.3 olah data hasil belajar IPA menggunakan bantuan SPSS 16,0 for window dapat menunjukkan jumlah responden (N) pada kelas eksperimen sebanyak 29 siswa mempunyai skor minimum 83 sedangkan skor maksimum 100. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 94.9655, dengan standar deviasi adalah 4.98199. Jumlah responden (N) pada kelas kontrol sebanyak 23 siswa mempunyai skor minimum 76 sedangkan skor maksimum 100 dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 89.6087 dengan standar deviasi adalah 6.11064. Hasil pengolahan SPSS 16,0for window diatas dapat memperjelas gambaran hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Post-Test Kelas Eksperimen Discovery Learning Dan Problem Based Learning

(9)

64

Distribusi frekuensi hasil Pre-test pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Post-Test Kelas Eksperimen Problem Based Learning

Interval skor

Berdasarkan dari Tabel 4.4. dapat diketahui pada kelas eksperimen siswa yang mendapat nilai 71 sampai dengan 78 sebanyak 1 anak dengan persentase 3%. Siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 86 sebanyak 9 anak dengan persentase 31%. Siswa yang mendapat nilai 87 sampai dengan 94 sebanyak 9 anak dengan persentase 31%.Dan siswa yang mendapat nilai 95 sampai dengan 100 sebanyak 10 anak dengan persentase 34%.Berdasarkan analisis deskriptif pre-test kelas eksperimen dapat disajikan gambaran visual diagram batang sebagai berikut :

(10)

65

Dari acuan yang sudah disebutkan sebelumnya didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas kontrol adalah 5,53455 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 8,13074 dibulatkan menjadi 8. Distribusi frekuensi hasil Pre-test yang sudah dilaksanakan di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Post-Test Kelas Eksperimen Discovery Learning Interval skor Kelompok Eksperimen dengan 78 sebanyak 1 anak dengan persentase 5%. Siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 86 sebanyak 9 anak dengan prosentase 39%. Siswa yang mendapat nilai 87 sampai dengan 94 sebanyak 8 anak dengan persentase 34%.Dan siswa yang mendapat nilai 95 sampai dengan 100 sebanyak 5 anak dengan prosentase 21%.Berdasarkan analisis deskriptif pre-test kelas kontrol dapat disajikan gambaran visual diagram batang sebagai berikut :

(11)

66

Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4 dapat di ketahui bahwa pre-test pada kelas eksperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol. Karena dalam pembelajarannya berbeda dalam penyampainnya, kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan model pembelajaran problem based learning dan pada kelas kontrol pembelajaranya menggunakan model discovery learning. Cara penyampaian guru yang menarik dari masing-masing kelas juga mempengaruhi hasil dari pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran lebih baik dari pada kelas kontrol.Setelah dilakukan perhitungan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif. Di bawah ini merangkum data empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan materi hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, rentang skor, mean, standar deviasi.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Deskriptif Post-Test Kelas Eksperimen Problem Based Learning dan Discovery Learning

(12)

67 4.3 Analisis Parametik Uji-T

Dalam analisis ini dilakukan uji normalitas data yaitu skor pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.Setelah dilakukan uji normalitas data dilakukan uji t menggunakan skor pre-test dan post-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol.Yang pertama pengujiannya menggunakan uji normalitas dan yang kedua pengujiannya menggunakan uji T-Test untuk mengetahui hasil uji normalitas dan uji-t. Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for window.

4.3.1 Uji Prasyarat

Normalitas dan homogenitas adalah uji prasyarat sebelum melaksanakan uji t. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data distribusi normal atau tidak.Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov.Perhitungan dilakukan menggunakan SPSS 16. Hasil uji normalitas sebelum kelas mendapatkan perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.7

Normalitas Data Awal (Pre-Test)

(13)

68

Gambar 4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen Problem Based Learning

Selain itu gambar grafik histogram kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.6 Grafik Histogram Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen Discovery Learning

(14)

69

Setelah kedua kelas dalam keadaan normal dan homogen, kemudian dilakukan uji banding dua sampel menggunakan parametric karena berdistribusi normal menggunakan analisis uji independent t test.Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui perbedaan nilai Pre-test kelas ekperimen dan kontrol. Hasil analisis independent t test menggunakan SPSS 16 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Uji Banding Dua Sampel (Pre-test) Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pretest eksperimen 29 94.9655 4.98199 .92513

kontrol 23 89.6087 6.11064 1.27416

Berdasarkan tabel Independent Samples Test terlihat signifikan pada kolom t-test for Eqaulity of Means (2-talied) adalah 0,001 0,05 yang berarti populasi kedua kelas homogen yang terlihat dari tabel berikut:

Tabel 4.10

Uji T Skor Pre-test SD Eksperimen Problem Based Learning dan Discovery Learning

(15)

70

dilakukan menggunakan SPSS 16. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Normalitas Data Akhir (Post-Test) Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

eksperimen .157 23 .145 .954 23 .350

kontrol .236 23 .002 .869 23 .006

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.11 di atas mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data.Kesimpulan dari tabel di atas adalah signifikansi untuk Post-Test kelas eksperimen dan kontrol.Masing-masing adalah sebesar 0,145 dan 0,002. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hasil Post-Test berdistribusi normal. Gambar grafik histogram pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut:

(16)

71

Selain itu gambar grafik histogram kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.8 Grafik Histogram Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen Discovery Learning

4.3.2 Uji T

Uji prasyarat sebelum melakukan uji t sudah terpenuhi semua. Selanjutnya uji banding dua sampel dilakukan menggunakan analisis uji independent samples test. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui perbedaan nilai Post-Test kelas ekperimen dan kontrol setelah kelas mendapat perlakuan. Hasil analisis independent t test menggunakan SPSS 16 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Uji Banding Dua Sampel (Post-Test) Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

posttest eksperimen 29 91.2414 6.44014 1.19590

kontrol 23 94.3043 5.23480 1.09153

(17)

72

nilai Post-Test pada kelas eksperimen dan kontrol teruji normal, maka dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata pada kedua kelas dengan bantuan SPSS 16 menggunakan Independent-Samples T Test. Hasil uji perbedaan rata-rata Post-Test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Uji T Skor Post-Test Kelas Eksperimen Problem Based Learning dan Discovery Learning

Berdasarkan Tabel 4.13dapat dilihat bahwa dalam perhitungan pada kolom Levene's Test for Equality of Equality Variances di peroleh nilai F sebesar 1.878 dan nilai probabilitas signifikan 0,117 yang menunjukkan bahwa hasil tersebut lebih besar dari pada 0,05 maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama, Maka analisis uji beda Independen Samples T Test menggunakan nilai yang Equal Variance assumed.

(18)

73

pembelajaran discovery learning. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 8.44535 sampai 8.53422 dengan perbedaan rata-rata 5.35682.

Tabel 4.14

Hasil Uji T-Test Skor Post-test Kelas Kelas Eksperimen Problem Based Learning dan Discovery Learning

4.3.3 Uji Hipotesis

Pedoman pengambilan keputusan dari hasil analisis uji beda dengan melihat signifikansi Ho diterima jika signifikansi > 0,05 dan Ha ditolak jika

signifikansi < 0,05. Pada hasil analisis didapatkan signifikansi (2-talied) sebesar 0,071 atau lebih dari 0,05 (0,071 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan antara Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa kelas kelas 5 semester 2 SD Negeri Kaligentong 1 dan SD Negeri Sruwen 03 Tahun Pelajaran 2014/2015.

(19)

74

mempunyai daya tangkap yang kurang. Ketika diskusi dalam kelompok siswa banyak yang kebingungan walaupun sebelumnya sudah dijelaskan guru prosedur diskusi.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan SPSS 20,0 for windows dapat diketahui nilai signifikansi (2-tailed) 0,001 > 0,05, yang berarti rataan kedua kelas sama. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata kelas eksperimen problem based learning 94.9655 dan kelas eksperimen discovery 89.6087 mempunyai perbedaan

yang tidak begitu jauh, sehingga kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama. Hasil uji normalitas didapat nilai signifikansi pada Kolmogorov-Smirnova yaitu kelas eksperimen problem based learning 0,145 dan kelas eksperimen discovery 0,002 yang masing-masing > 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa data kedua kelas normal.

Hasil belajar siswa sesudah mendapat perlakuan diperoleh dari uji independent samlel t test nilai signifikansi (2-tailed) 0,071 > 0,05, artinya Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata kelas eksperimen

problem based learning 91.2414 dan kelas eksperimen discovery 94.3043. Dari perbedaan rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa penggunakan model Problem Based learning lebih efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi peristiwa alam kelas 5 SD dibanding dengan model discovery. Sedangkan penggunaan model Discovery tidak cocok digunakan dalam pembelajaran IPA materi peristiwa alam kelas 5 SD.

Adanya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen Discovery dengan kelompok eksperimen Problem Based learning dikarenakan adanya penggunaan problem based learning pada kelompok eksperimen Problem Based learning. Pembelajaran pada kelas eksperimen Problem Based learning

(20)

75

menggunakan model problem based learning siswa mendapat lebih banyak bimbingan daripada pembelajaran menggunakan model discovery sehingga guru dapat langsung membantu siswa atau kelompok ketika mengalami kesulitan. Dari beberapa hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada nilai hasil belajar siswa melalui model problem based learning.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Merinda Dian Prametasari (2012) dengan skripsi yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus Hasanudin Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Hail ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelas kontrol dak kelas eksperimen dengan perolehan rata-rata nilai tes siswa kelas kontrol lebih rendah daripada reta-rata nilai tes siswa kelas eksperimen, yaitu 74,53 < 83,38 dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar 8,851. Perbedaan tersebut ditinjau dari kesignifikansinya nampak t hitung > t tabel (3,201 > 1,674) dengan taraf signifikansi diperoleh angka 0,002 < 0,05. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan antara rata-rata. Dari hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa penggunaan model problem based learning kurang efektif dibandingkan dengan model discovery learning lebih efektif dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD.

Gambar

Gambar 4.1  Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pre-tes Kelas Eksperimen
Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas eksperimen
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kendala utama dalam mengekspor produk olahan pertanian Indonesia adalah dengan semakin ketatnya persaingan ekspor produk olahan pertanian dan pada tahun 2015

Konfirmasi tanaman yang lolos seleksi dari kanamisin dilakukan dengan menggunakan primer gen PaCS , primer spesifik ketahanan higromisin dan primer kombinasi 35S

Dalam Undang-Undang Penataan Ruang, Pasal 1 ayat (5) dikemukakan “Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

1) Melawan hukum umum, diartikan sebagai syarat tidak tertulis untuk dapat dipidana. Melawan hukum suatu tindak pidana berdasarkan perbuatan melawan hukum umum,

Perusahaan yang diprediksikan mengalami financial distress namun ternyata tidak mengalami financial distress sebaiknya melakukan peningkatan kinerja pada rasio

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah seberapa besar penurunan yang terjadi pada gedung “X” dengan jumlah 35 lantai di tiap-tiap lantainya setelah

Perencanaan tambang pada Kapal Keruk 21 Singkep 1 untuk tahun 2017 dibuat berdasarkan kajian ekonomis dan analisa pertimbangan pengoperasian pada Kapal Keruk,

Pengaruh Variasi Kuat Arus Las Terhadap Kekuatan Sambungan Kombinasi (Trans + Long) Las Material Plat ST-42” Tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui