• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN PADA MASA NABI (ANALISIS HISTORISTERCIPTANYA CIVIL SOCIETY DI MADINAH)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN PADA MASA NABI (ANALISIS HISTORISTERCIPTANYA CIVIL SOCIETY DI MADINAH)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

47

PENDIDIKAN PADA MASA NABI (ANALISIS

HISTORISTERCIPTANYA CIVIL SOCIETY DI MADINAH)

Al Mawardi. MS, Maulidin Iqbal

Dosen Pendidikan Agama Isla m Politekn ik Negeri Lho kseumawe

ABSTRAK

Terciptanya civil society di Madinah tidak terlepas dari kerja keras dan pengorbanan Nabi Muhammad sewaktu berada di Madinah. Sejak pertama sekali berada di Madinah, Nabi Muhammad telah menggagendakan 3 program pokok, yaitu pembangunan masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan dan pengembangan dakwah islamiah, kemudian pembangunan pasar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi ummat, serta pembuatan MOU (Perjanjian Hudaibiyah) sebagai wujud penegakan daulah Islamiah dalam hal politik. Melalui ketiga program pokok tersebut, sehingga hanya dalam waktu kurang dari 10 tahun, Rasulullah dapat mereformasi sistem kebudayaan dan sosio kultural komunitas Madinah menjadi masyarakat madani, yaitu masyarakat yang bertuhan, bermoral mulia, taat dan tertib terhadap hukum, bersatu dan saling tolong-menolong, berilmu pengetahuan dan berperadaban tinggi. Bagaimana sistem dan strategi pendidikan Nabi sehingga mampu menciptakan tatanan masyarakat yang madani. Menjawab pertanyaan tersebut, penulis mengadakan kajian metodologis dengan pendekatan historis.

Kata Kunci: Pendidikan di masa Nabi, Civil Society di Madinah

PENDAHULUAN

Kondisi Sosio Historis kota Madi nah Pr a Islam

Kota Madinah pada saat hijrah nabi berada di wilayah ke kuasaan pemerintahan Kera jaan Arab Saudi, terletak sekitar 160 km dari Laut Merah dan pada jarak lebih kurang 350 km sebelah utara dari kota Mekah. Kondisi tanah kota Madinah dikenal subur dimana terdapat oase-oase untuk tanah pertanian, sehingga penduduk me miliki usaha pertanian, selain berdagang dan bertenak. Usaha pertanian menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Sebelum Nabi hijrah, kota Madinah disebut dengan Yasrib, sedangkan penamaan Madinah itu sendiri secara bahasa me mpunyai akar kata yang sama

dengan “tamaddun” yang berarti peradaban.

Kondisi masyarakat Yasrib sebelu m Isla m datang terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bangsa Arab dan Yahudi. Bangsa Arab yang tinggal di Yasrib terdiri atas penduduk setempat dan pendatang dari Arab Selatan,yang pindah ke Yasrib karena

pecahnya bendungan Ma’arib. Persoalan

yang dihadapi masyarakat Yasrib pada saat itu adalah tidak adanya kepemimp inan yang

me mba wahi semua penduduk Yasrib. Yang ada hanyalah pemimpin-pe mimp in suku yang saling berebut pengaruh. Akibatnya perang antar suku pun sering terjadi.

Dala m ura ian singkat mengenai asal-usul penduduk Yatsrib telah terga mbar bahwa terjadi malaise dala m istilah yang dipakai Watt atau krisis sosial yang mendala m d i Yatsrib menje lang hijrahnya Rasul. Krisis ini setidaknya tergambar je las dengan terjadinya konfrontasi bersenjata yang telah didahului konflik paradig ma dan orientasi antara kedua suku utama di Yatsrib (Aus dan Khazraj). Se la in itu disharmoni juga tergambar dengan adanya konflik laten antara Arab dengan Yahudi. Fa ktor yang menyebabkan terjadinya konlfik antara suku Aus dan Khazraj tidak lain adalah karena intervensi yang dilaku kan oleh orang Yahudi yang merasa tersaingi dan bahkan dala m beberapa tahun setelah kedatangan orang Arab dominasinya di Yatsrib men jadi semakin berku rang.

(2)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

48

kharis matik di Madinah. Kau m Qura isy

kerap me laku kan teror dan intimidasi kepada nabi. Menghadapi berbagai keke rasan dan tindak permusuhan yang ditunjukkan para aristokrat loka l yang ada di Makkah, Rasulullah ke mudian me mutuskan untuk me mbe rikan ijin kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke daerah Habsyi (Ethiopia ) dan ke Yasrib. Momentum hijrah nabi ke Madinah men jadi titik a wal yang sangat menentukan keberhasilan perjuangan menegakkan Isla m. Pentingnya peristiwa ini, sebagaimana dike mu kakan seorang sosiolog muslim kontemporer, Akbar S. Ah med, tida k saja telah mengubah wajah dunia Arab, tetapi telah menorehkan sebuah peristiwa monu mental yang mengubah sejarah dunia.

Situasi Ke agamaan di Madi na Pra Islam

Dari gambaran mengenai ko mposisi penduduk Yatsrib pra-Isla m, setidaknya telah tergambar mengenai situasi religius yang di Madinah pra Islam. Orang Yahudi yang merupakan kelo mpok do minan pada awalnya, tidak saja me la mbangkan satu kesatuan sosial atau dala m istilah saat ini disebut sebagai identitas sosial, tetapi juga me rupakan identitas keaga maan yang sangat kokoh. Labe l Yahudi yang dilekatkan kepada penduduk Yastrib t idak saja me rupakan ikatan sosial, tetapi juga men jadi identitas ideologi yang dianut dengan secara turun-temurun. Untuk me mperoleh gambaran yang lengkap mengenai watak, dan prilaku golongan Yahudi dapat dilihat pada penjelasan Syaikh Shafiyur Rah man Mubarakfury dala m bukunya Sirah Nabawi, yang ringkasannya:

Orang Yahudi berasal dari bangsa Ibrani. Ketika mendapat tekanan dari bangsa Asyur dan Ro mawi, mere ka berpihak kepada orang-orang Hija z. Setelah bergabung dengan orang Arab, mere ka hidup ala Arab, berbahasa Arab dan mengenakan pakaian Arab pada umu mnya, sehingga nama kab ilah dan na ma-na ma me reka juga menggunakan nama arab, serta me rekapun ka win dengan orang-orang Arab. Seka lipun begitu mere ka tetap men jaga fanatisme jenis mere ka sebagai orang-orang Yahudi dan tida k menyatu dengan bangsa Arab. Bahkan mere ka masih

me mbanggakan diri sebagai bangsa Israel (Yahudi) dan masih se mpat melecehkan bangsa arab dengan menggelarinya dengan sebutan Ummiyin, alias orang-orang yang jalang dan buas, buta huruf, hina dan terbelakang. Mere ka t idak terla lu berhasrat untuk menyebarluaskan agamanya, karena materi aga manya tak lebih dari ra malan nasib, sihir, mantera-mantera, he mbusan pada buhul dan yang serupa dengan itu. Oleh karena itu, me reka me mbual sebagai ahli ilmu, keuta maan, ke lebihan dan kepeloporan dala m kehidupan spiritual.

Sela in Yahudi, politheisme te lah berke mbang dan mendapatkan tempat dala m kehidupan sehari-hari masyarakat Yatsrib. Ha l ini setidaknya terbukti da la m peristiwa bai`ah AqabahIdan II. Salah satu point penting yang berhasil disepakati dala m peristiwa tersebut adalah diterimanya kesepakatan oleh orang-orang Yatsrib yang datang ke Makkah untuk meninggalkan penyembahan terhadap berhala dan ke mudian beralih untuk hanya menye mbah Allah SWT.

PEMBAHASAN

Institusi Pendi dikan nabi di Madinah

Dala m me mbica rakan mengenai institusi pendidikan yang berkembang pada masa Rasulullah SAW di Madinah, tidak dapat mengabaikan peranan masjid, Kuttab, dan rumah-ru mah penduduk. Da la m uraian berikut a kan dije laskan sekilas mengenai keberadaan institusi pendidikan Isla m di Madinah.

Masji d

(3)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

49

peme luk Isla m ba ik yang la ma maupun

yang baru, atau bahkan orang yang masih berada dalam tahap untuk menja jaki dan mengetahui leb ih lanjut mengenai Isla m berku mpul dan saling me mpe rtanyakan mengenai a jaran dan pengama lan Isla m.

Bahkan yang lebih penting lagi, di Madinah terdapat sahabat yang terdiri dari orang-orang pilihan, baik karena alasan ekonomi, maupun motif ibadah telah men jadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya. Golongan ini dikenal dengan sebutan ahl-suffah, yaitu orang yang berdia m di sudut masjid Madinah. Pada awalnya te mpat itu me rupakan bagian yang integral dari masjid, tetapi karena terjad inya perpindahan arah kiblat maka , ruang itu akhirnya menjadi terletak di bagian belakang masjid. Ke mud ian, atas instruksi Nabi bangunan itu diberikan atap, sehingga dapat ditempati baik oleh orang-orang muhajirin yang belum me mpunyai te mpat domisili tetap, maupun bagi para utusan yang hendak berjumpa dengan Rasulullah. Tetapi tempat in i ada pula yang dipilih oleh orang Madinah yang berkecukupan, pilihannya didasarkan pada motivasi untuk mengikuti kehidupan yang asketis (zuhud).

Dala m kesehariannya, di samping mencari nafkah sekedarnya, para ahl suffah banyak menghabiskan waktunya untuk beriibadah dan mengadakan pendalaman ajaran agama . Dala m suasana yang demikian, mere ka me mpe rgunakan waktunya untuk shalat, tadarus dan mendala mi ayat-ayat al-Qur`an, menghapalkan hadits dan mela kukan aktifitas zikir. Se lain itu, di masjid juga terjadi kegiatan pe mbela jaran menulis dan me mbaca. Gu ru yang mengajarkan menulis bagi ahl suffah adalah Ubadah bin al-Shamit, dan Abu Hura irah.

Kuttab

Istilah kuttab sendiri yang ke mud ian populer sebagai institusi pendidikan yang paling awa l berasal dari kata "taktib yang berarti mengajar menulis, dan mengajar menulis itulah fungsinya Kuttab" (Ahmad Syalabi, 1997). Sebagaimana telah disebutkan berulangkali ke ma mpuan me mbaca dan menulis telah berkembang di kalangan masyarakat Madinah pra-Isla m.

Kehadiran Isla m ke Madinah menjad i daya dorong ke arah percepatan belajar (accelerated learning) dalam hal akt ivitas pembela jaran. Pada tahap awalnya mayoritas pengajarnya me mang adalah orang non-muslim, khususnya Yahudi dan Nasrani, na mun seiring dengan bergulirnya waktu ju mlah u mmat Isla m yang dapat menguasai ketera mpilan me mbaca dan menulis, sehingga orang muslim me miliki peran besar dalam ha l peningkatan mora l dan keilmuan di Mad inah. Da la m perke mbangannya, di le mbaga kuttab tidak lagi hanya mengajarkan ke ma mpuan me mbaca dan menulis, tetapi juga mengaja rkan me mbaca dan menulis al-Qur`an, serta nilai-nila i keaga maan. Da la m kerangka yang de mikia dapat diketahui bahwa setidaknya ada 2 corak pendidikan yang berke mbang dalam kuttab pada masa-masa awa l pertu mbuhan dan perkembangan Isla m, yakni yang mengaja rkan ke ma mpuan tulis baca dan yang mengajarkan al-Qur`an pada tingkat dasar.

Rumah-rumah penduduk

(4)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

50

Kurikulum Pe ndi dikan Islam dal am Priode Madinah

Setelah terbentuknya komunitas muslim di Madinah, maka menjadi sangat penting dila kukan pemb inaan secara berkesinambungan mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dibandingkan dengan masa perjuangan di Makkah, ma ka terdapat beberapa perbedaan yang menonjol dengan periode Madinah, terutama bila dika itkan dengan posisi Rasulullah sendiri. Se masa berada di Makkah, Nabi Muhammad Sa w, masih berfungsi sebagai pemimpin bagi kau m muslimin saja, sementara kepe mimpinannya tidaklah efektif da la m mengatur atau me mpengaruhi kebijakan admin istrasi dan pemerintahan di Makkah. Sedangkan ketika be rada di Madinah, Nabi Muhammad Sa w berhasil muncul sebagai seorang pemimp in yang dihormati oleh semua ka langan. Hal in i misalnya dapat dilihat dala m salah satu butir dari isi piaga m Mad inah, pada pasal ke-42 disebutkan; "Jika ada pertikaian atau kontroversi yang diperkira kan akan mengakibatkan keonaran atau gangguan, hal itu harus dirujukkan kepada Allah SWT dan Muhammad Sa w."

Berdasarkan hal tersebut kurikulu m pendidikan nabi di Madinah bukan hanya terbatas pada persoalan akidah dan syariah, tetapi juga berka itan dengan sosio ke masyarakatan. Piaga m Madinah me rupakan konstitusi awal kearah terciptanya masyarakat madani. Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menunjung tinggi nilai-nila i ke manusiaan, yang maju dala m penguasan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kata madani me rupakan penyifatan terhadap kota Madinah ditunjukkan oleh kondisi dan sistem kehidupan yang berlaku pada saat itu. Kondisi dan sistem kehidupan men jadi populer dan dianggap ideal untuk mengga mbarkan masyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri dari berbagai maca m aliran kepercayaan.

Masyarakat Madinah saat itu hidup dengan rukun, saling me mbantu, taat hukum, dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pemimp innya. Masyarakat Madinah setelah traktat, perjanjian Madinah

antara Rasulullah saw beserta umat Islam dengan penduduk yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kau m Aus dan Khazraj. Pe rjan jian Mad inah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling tolong menolong, menciptakan keda maian dala m kehidupan sosial, men jadikan al-Qur’an sebagai konsitusi, men jadikan Rasulullah saw sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan me mberikan kebebasan bagi penduduknya untuk me melu k aga ma sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

Materi pendidikan di era Madinah bukan hanya terbatas pada pengajaran ibadah mahdhah (soiso keagamaan), tetapi juga mencakup berbagai ka jian ke manusiaan, seperti masalah sosio politik, sosio ekonomi, dan sosio keala man, baik yang bersifat interen ummat Isla m, maupun yang bersifat eksteren, yakni berka itan dengan interaksi dengan komunitas Madinah lainnya. Be rbagai lapangan kehidupan seperti berdagang, pertukangan dan pertanian mendapat perhatian yang besar dari Rasulullah. Ini misalnya dapat ditemu kan pada dorongan yang sangat besar yang diberikan Rasulullah kepada para sahabatnya untuk bekerja keras mencari kebutuhan hidup di dunia. Rasulullah sangat tidak menyukai perila ku malas dan me mbuang-buang waktu secara percuma.

(5)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

51

dengan terdapatnya beberapa orang juru

tulis Nabi, seperti; Ubay bin Ka`ab, Zaid bin Tsabit, dan shabat-shabat lainnya.

Strategi Dak wah atau Pendi dikan Nabi di Madinah

Strategi dakwah atau pendidikan yang dila kukan Rasulullah di Madinah, berbeda dengan di Mekah, karena disesuaikan dengan kondisi sosial politik masyarakat Madinah pada saat itu. Secara u mu m strategi yang diterapkan Rasulullah ketika berdakwah di Madinah antara la in;

Mendirikan Masji d

Hal perta ma yang dilaku kan beliau ketika sampai di Madinah adalah mendirikan masjid. Umat Islam dapat me mpe rgunakan masjid tersebut untuk me mpe rsatukan kaum muslimin. Masjid tidak hanya digunakan untuk mendirikan shalat, tetapi untuk me lakukan a ktifitas -aktifitas la in yang diperlukan u mat, seperti men jadi te mpat pusat perencanaan kegiatan masyarakat, pusat latihan dan pendidikan dari Rasulullah, tempat mengadili perkara -perkara yang diselesaikan oleh Rasulullah SAW. Masjid yang pertama ka li d ibangun oleh Beliau adalah Masjid Nabawi. Ke mudian u mat Isla m berturut-turut me mbangun beberapa masjid Jumu’ah (tempat perta ma Rasulullah mela ksanakan

shalat jum’at), Masjid Ga mamah (te mpat pertama kali d ila ksanakan shalat hari raya Isla m), Masjid Bani Qura izah, Masjid Salman, Masjid Ali.

Me mpersaudar akan Kaum Muhajirin dan Ansar

Para penduduk kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan menetap di kota mereka. Pa ra penduduk menya mbut kehadiran Rasulullah dengan riang ge mbira . Penduduk Madinah yang menya mbut kehadiran Rasulullah disebut sebagai kaum Ansar, sedangkan kaum muslimin yang hijrah dari Me kah ke Madinah disebut kaum Muhajirin. Meskipun kaum ansar mengetahui bahwa sebagian kaum muha jirin tidak me mba wa harta bendanya ketika berhijrah, kau m ansar tetap bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan dan pakaian. Bahkan Rasulullah

menyatakan bahwa kau m ansar dan kau m muhajirin saling me warisi. Dasar persaudaraan yang dibangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Isla miyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada agama Isla m guna menggantikan Ukhuwah Qau miyah yaitu perdsaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku. Tujuan me mpe rsaudarakan tersebut adalah agar satu sama lain saling tolong-menolong, yang kuat menolong yang lemah, yang ma mpu menolong yang kekurangan, serta untuk melenyapkan rasa asing pada diri sahabat-sahabat Muhajirin d i kota Madinah.

Me mpr akarsai Penjanji an Piag am Madi nah

Untuk menja min hak-hak dan kewa jiban setiap penduduk Madinah, Rasulullah me mp raka rsai penyusunan piagam perjanjian yang disebut Piagam Madinah. Dengan piagam ini se mangat toleransi antar masyarakat Madinah terwujud. Di antara pokok-pokok ketentuan Piaga m Madinah adalah; a). Setiap golongan dari ket iga golongan penduduk Madinah me miliki hak pribadi, keaga maan, dan politik. b). Setiap indiv idu penduduk Madinah mendapat ja minan kebebasan beragama; c). Se luruh penduduk Madinah yang terdiri dari kau m muslim, Yahudi, dan orang-orang Arab yang belum masuk Isla m sesama me reka hendaklah saling me mbantu dala m bidang mora l dan material; d ). Rasulullah SAW adalah pemimp in seluruh penduduk Madinah. Segala perkara dan perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada beliau untuk diadili sebagaimana mestinya.

Menggalang Kekuatan untuk Me mpertahankan Agama

(6)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

52

Perang Badar. Perang tersebut melawan

kau m kafir quraisy yang berlangsung di Badar terjadi pada 17 Ra madhan 2 H. Perang tersebut kaum muslim me raih ke menangan yang gemilang. Ju mlah musuh seribu orang, sedang muslim hanya 313 orang. b). Pe rang Uhud.

Ketika perang berlangsung jumlah pasukan musuh 3000 orang, sedangkan kau m muslimin seribu orang, akan tetapi pada peperangan kali ini kau m muslim mengala mi ke kalahan ka rena sebagian pasukan tidak disiplin, lala i pada pesan Rasulullah untuk tetap di tempat pada posisi semula. Mere ka tergiur harta ganimah (ra mpasan perang) dari musuh yang hampir kalah, na mun setelah musuh mela kukan serangan balik, kau m muslim yang tinggal sedikit menjad i tidak kuat menghadapi musuh. c). Perang Khandak. Pe rang Khandak terjadi di Madinah utara, terjadi penyerangan dari Ban i Na zir dan kau m ka fir Quraisy. Untuk menghadapi mere ka Rasulullah mengadakan musyawarah. Atas usul dari seorang sahabat dari Persia yang bernama Sa lman Al-Fa rasi seorang ahli strategi perang, dibangunlah parit-parit (khandak) di sekitar kota Madinah agar musuh sulit masuk ke Madinah, hal in i me rupakan strategi pertahanan. Musuh ke mudian dia m d i te mpat dan kemudian men inggalkan Madinah. Atas prestasinya, Salman A l-Farasi d iangkat oleh Rasulullah sebagai Ahlul-bait (keluarga).

Upaya dakwah Rasulullah Muhammad SAW pada periode Madinah, selain yang telah diterangkan di atas, Beliau juga mengirimkan surat kepada para raja di beberapa kerajaan Ja zirah A rab dan bahkan ke luar negeri, antara la in kepada Kaesar Herac lius (Ro ma wi), Raja Na jasi (Habsyah), Kaesar Persia, Ra ja Muqauqis. Mereka t idak mene rima seruan dari Rasulullah untuk masuk Isla m, na mun Ra ja Muqauqis mengirim hadiah kuda, pakaian,dll untuk Rasulullah. Sedangkan Ra ja Syahinsyah seorang raja yang sombong dan lalim merober-robek surat dari Rasulullah.

Metode Pe ndi dikan Islam di Er a Madi nah

Dala m pe laksanaan pendidikan ini Rasulullah telah me mpra ktekkan berbagai metode yang mudah dipahami dan men inggalkan bekas yang mendala m da la m diri pengikutnya. Di antaranya yang terpenting adalah keteladanan beliau sendiri, yang menjad ikan dirinya sebagai suri teladan bagi segenap pengikutnya. Sela in itu ada beberapa metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dala m menge mbangkan dakwahnya di Madinah,

yaitu metode hikmah dan mau’idah

hasanah, metode tamsil dan metode praktis.

Metode hikmah dan maui dah hasanah

Metode hikmah adalah yang sangat sering diterapkan Rasulullah Sa w. Metode hasanah disebutkan dalam a l-Qur`an, pada surah an-Nahl, dimana Allah SWT dengan tegas me mberikan sebuah pedoman yang jelas bahwa keberhasilan dakwah sangat ditentukan oleh keberhasilan pe mbawa pesan (da`i) dala m meyakinkan para pendengar atau tujuan dari seruannya. Untuk menimbu lkan keyakinan itu ma ka yang penting dilakukan adalah menya mpaia kan pesan secara bija ksana dan ke mauan untuk mengadu argumentasi secara fair (Q.S An-Nahl: 125).

Metode me moti vasi ber tanya

Ketika Rasulullah di Madinah proses pendidikan sering dila kukan dengan cara me mancing para sahabat untuk bertanya. Rasulullah men jelaskan sesuatu secara tersirat, sehingga para sahabat terdorong mengetahui secara tersurat dan terperinci. Dala m pendidikan moderen kegiatan guru untuk merangsang peserta didik untuk menge mbangkan potensi kritisnya dalam mey ikap i berbagai persoalan disebut metode Socrates. Metode sokrates adalah mendorong seseorang untuk bertanya secara mendala m sampa i dite mu kan ja wabannya.

Metode tes dan mele mpar per tanyaan

(7)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

53

ada yang mengetahuinya maka mere ka

menge mbalikannya kepada Rasulullah. Tujuan dari hal ini adalah untuk lebih menguatkan pengetahuan keislaman da la m diri shahabat.

Metode penyegar an

Setelah mela lui serangkaian a ktivitas belajar, ma ka tidaklah merupakan hal yang aneh bila t imbul ke jenuhan-kejenuhan. Untuk menghindari hal tersebut, sejak awal Rasulullah Sa w me mberikan antisipasi dengan me mberikan peluang kepada para shahabatnya untuk mengamb il masa jeda beristirahat dari aktiv itas pembelaja ran dari Rasulullah SAW.

Metode mengenali kapasitas intelekual dan di alek

Rasulullah Saw, adalah seorang yang sangat fasih dalam berbahasa, dan mengetahui betul ke ma mpuan yang dimiliki seseorang. Dalam hal in i metode yang dapat dia mbil adalah perlunya pengetahuan dasar mengenai siapakah yang men jadi peserta didik yang akan menerima pengajaran. Ha l ini bertujuan untuk dapat mene mukan pendekatan yang lebih tepat sehingga me mbe rikan manfaat yang ma ksimal.

Metode me ngalihkan realitas indr awi kepada realitas keji waan

Metode ini adalah ke ma mpuan untuk menangkap ma kna dibalik peristiwa yang terjadi. M isalnya terjadi suatu peristiwa yang sangat umum ke mud ian Rasulullah menarik makna yang ada dibalik kenyataan tersebut dan menjelaskannya kepada sahabat-sahabatnya.

Metode perag aan

Berkenaan dengan pengetahuan ibadah praktis, seperti thaharah, sholat, dan ibadah haji, Rasulullah selalu me mperagakan secara langsung kepada para sahabat. Setiap ada wahyu yang mewajibkan mela kukan sesuatu, seperti halnya perintah mela kukan sholat, Rasulullah menyuruh para

sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan hai’ah atau

prilaku salat yang benar. Setelah selesai me mpe ragakan sholat, kemudian, Rasulullah menyuruh para shabatnya

me la kukan ibadah sholat secara baik dan benar.

Metode dengan ungkapan bahasa kiasan

Metode ini banyak dipakai Rasul ket ika harus menjelaskan persoalan-persoalan yang berkaiatan dengan hal-hal yang sangat sensitif, misalnya berkenaan dengan masalah hubungan suami istri. Rasulullah tidak menggunakan bahasa yang vulgar, tetapi hanya menjelaskan hal tersebut dengan menggunakan bahasa kinayah. Ini misalnya dapat kita lihat dala m hadits beliau

yang menyatakan bahwa “Aku akan men ja min seseorang untuk masuk surga, apabila ia ma mpu menjaga antara kedua bibir dan apa yang terdapat di antara kedua

kakinya”. Maksud dari kedua kaki pada teks hadis ini adalah farj (ke ma luan).

Metode gr adual

Manusia adalah makhlu k yang me mpunyai keterbatasan-keterbatasan. Dan oleh karenanya diperlu kan tahapan-tahapan dala m me maha mi sesuatu. Prinsip gradualitas ini tidak hanya dapat dilihat dala m apa yang diterapkan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga pada ketentuan-ketentuan penetapan hukum yang terdapat dalam al-Qur`an. Pada tahap awal, Rasulullah hanya me mpe ringatkan sahabat-sahababnya akan bahaya dari minu man khamr dan perbuatan judi (maisr). Ke mud ian pada tahap kedua, Rasulullah mela rang me minum kha mr ketika akan me la ksanakan sholat. Selanjutnya, setelah para sahabat mengetahui bahaya dari kha mr dan ma isir dan sudah terbiasa meninggalkannya, ke mudian Rasulullah me me rintahkan kepada para sahabatnya untuk menjauhi tradisi me minu m kha mr dan aktivitas ma isr.

Metode kisah

(8)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

54

Metode Keteladanan

Sejara wan pada umumnya sepakat bahwa salah satu rahasia dibalik kesuksesan Rasulullah adalah ke ma mpuan beliau untuk menyatukan ucapan dengan perbuatan. Dala m berbagai kesempatan dan me ru muskan peraturan, ma ka pe laksana pertama ada lah Rasul sendiri, de mikian juga halnya dengan larangan, beliaulah yang pertama seka li yang men inggalkannya.

Dengan demikian dapat diketahui, bahwa strategi dakwah atau pendidikan Rasulullah di Madinah selama 10 tahun adalah mengacu pada tata cara berdakwah sebagaimana yang tercantum dala m

Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125, yakn i dengan hik mah (me mberikan pengajaran dengan sistematis), Mau’idah hasanah (me mberi contoh/suritauladan dengan baik),

dan mujadilah (berdiskusi dengan

argumentasi yang logis dan kritis). Rasulullah sela lu mene mpatkan diri sebagai teladan, Memb iasakan bermusyawarah dala m menyelesaikan masalah, Menjunjung tinggi nilai-nila i keadilan, serta selalu menganjurkan untuk bersikap peduli kepada sesama.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah dike mu kakan tersebut di atas dapat dike mu kakan beberapa kesimpu lan, yaitu:

1. Secara sosio historis, penduduk Madinah pra Islam terdiri dari berbagai kultur dan budaya. Na munpun demikian, di antara suku tersebut sering terjadi konflik horizontal berupa pertumpahan darah, seperti antara suku Aus dan Khajra z. Konflik berkepanjangan antara kedua suku inilah men jadi salah satu pendorong penduduk Madinah mengundang Nabi untuk hijrah dan menjad i pe mimp in alternatif d i Madinah;

2. Seja k hijrah ke Madinah, nabi me la ksanakan 4 program strategis ke arah pe mbudayaan penduduk Madinah, di antaranya; me mbangun mesjid sebagai pusat peradaban Islam, me mpersatukan penduduk Madinah; me mbuat

Piaga m Madinah; dan me mpe rtahankan ajaran dan norma agama. Pendid ikan yang diterapkan oleh Rasulullah bertujuan menu mbuhkan kesadaran beribadah serta meningkatkan kualitas SDM masyarakat mad inah men jadi masyarakat yang bertuhan, bermo ral mu lia , berkesadaran terhadap hukum, bersosial tinggi, cinta mencintai, bersatu, berilmu dan berperadaban tinggi. Dala m hal ini, materi pendidikan nabi me liputi, akidah, syari’ah, akhlak dan ilmu-ilmu ke manusiaan (humanio ra);

3. Strategi pendidikan yang diterapkan oleh Nabi bersifat elegan, kooperatif, te rbuka, dinamis, bermoral, dan menyatukan antara kepentingan dunia dengan akhirat. Strategi dakwah atau pendidikan yang diterapkan bukan hanya berorientasi kepada syariah, tetapi juga sosio kultural, politik, dan sosio ekonomi. Di antara teknik

pembela jaran yang

diimp le mentasikan nabi ada lah; metode motivasi, tanya ja wab, musyawarah, peragaan, teladan yang baik, metode gradual, sa mpai metode mantiq yang berorientasi pendalaman ke ma mpuan intelektual, seperti metode perbandingan dan kisah;

(9)

Lentera Vol. 15. No. 13. April 2015

55

yang logis dan kritis). Rasulullah

selalu mene mpatkan diri sebagai teladan, Memb iasakan bermusyawarah dala m menyelesaikan masalah, Menjunjung tinggi nila i-nila i keadilan, serta selalu menganjurkan untuk bersikap peduli kepada sesama.

Sistem imp le mentasif pendidikan Nabi di Madinah seharusnya senantiasa diaktualisasikan dala m kehidupan, sehingga men ingkatkan mutu dan kualitas sosio kultural u mat Isla m d i era modern. Tulisan ini masih banyak dari kekurangan, dan penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak dan pembaca agar menuju kesempurnaanya di masa mendatang.

DAFTAR PUS TAKA

Abdul Ha mid a l-Hasyimi, 2001, Mendidik

‘Ala Rasulullah (Bagaimana

Rasulullah Mendidik), terj. Ibn Ibrahim, cet. I, Jaka rta: Pustaka Azza m.

Ahmad Amin, 1991, Islam dari Masa k e

Masa, terj. Abu La ila dan

Muhammad Tohir, cet. I, Bandung: Re ma ja Rosdakarya.

Ahmad Syalabi, 1997, Sejarah Kebudayaan Islam I, cet. IX Ja karta; A l-Husna Zikra.

Ahmad Syalabi, tt, Sejarah Pendidikan Islam, terj. Muchtar Yahya dan M. Sanusi Latif, Ja karta: Bulan Bintang.

Akbar S. Ahmed,1992, Citra Muslim: Tinjauan sejarah dan Sosiologi, terj. Nunding Ra m dan Ra mli Yakub, cet.I, Ja karta; Erlangga.

Akra m Dh iyaudin Umari, 1999, Masyarak at Madany: Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi, terj. Mun’im A. Sirry, cet.II,

Jakarta: GIP.

Charles Michael Stanton, 1994, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, terj.Afandi dan Hasan Asari, cet. I, Jakarta: Logos.

Hasbullah, 1995, Sejarah Pendidik an Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan

Perk embangan, cet. I, Jakarta:

Ra jawa li Pe rs.

Mahmud Yunus, 1996, Sejarah Pendidikan Islam, cet. I, Bandung: al-Maa rif, 1966.

Montgomery Watt, 1969, Muhammad:

Prophet and Statesman, Great

Britain; Oxford Un iversity Press, 1969.

Muhammad Husain Haeka l, 1982, Sejarah

Hidup Muhammad, terj. Ali

Audah, cet.VIII, Jaka rta; Tinta mas.

Philip K. Hitti, 1974, Hsitory of The Arabs, ed. X, Great Britain; Oxford University Pres, 1974.

Harun Nasution (Penyt.), 1994, Sejarah Ringk as Islam,terj. Anas Ma’ruf , cet. II, Ja karta; Dja mbatan,1994.

Syaikh Shafiyur Rah man al-Mubarakfury, 1997, Sirah Nabawiyah, terj. Kathur Suhardi, cet.I, Jaka rta: Pustaka Al-Kautsar, 1997.

Syed Hossein Nasr, 1997, Muhammad Kekasih Allah, terj. R.Soeryadi Joyopranoto,cet.II, Jaka rta; Srigunting.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian ini mendukung hasil temuan Hidayat (2009:65) yang menyatakan bahwa Kualitas produk berpengaruh tidak signifikan terhadap Loyalitas pelanggan, hal

Akan tetapi tidak semua anak bisa menerima kondisi yang di alami seperti tinggal di rumah yatim, ketika di wawancara kepada beberapa anak, peneliti menemukan fenomena yang

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara kinerja portofolio optimal saham syariah Indonesia dan

khusus di SMP Negeri 2 Candi mengikuti struktur kurikulum SMP/MTs reguler atau pada umumnya, tanpa ada program tambahan khusus dan juga tanpa ada perbedaan jumlah

kinerja BAN S/M. Permasalahan yang dirumuskan antara lain: 1) berapa banyak satuan pendidikan yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah

Berbagai tayangan televisi ritual-religius selama Ramadhan yang dikemas dalam beragam program acara terjebak dalam pemahaman Islam yang simbolis-verbalis (dalam Surya

Artinya pada taraf kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan komunikasi matematis dengan aktivitas belajar siswa dalam