• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAK"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT

NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT

A. Peran Nilai dan Norma Sosial Dalam Proses Sosialisasi

Norma dan nilai mempunyai kaitan yang sangat erat dalam rangka mempengaruhi perilaku masyarakat agar tercipta keteraturan dalam tatahubungan antar warga masyarakat. Norma sosial dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat . oleh sebab itu norma dilengkapi dengan sanksi-sanksi sebagai bentuk ikatan bagi semua masyarakat untuk mematuhinya. Dalam suatu masyarakat nilai dan norma terus mengalami perkembangan sesuai dengan peradaban masyarakat tersebut. Makin maju masyarakat norma dan nilai semakin bersifat ekplisit dan mempunyai jenis yang bermacam-macam untuk mengatur secara terperinci berbagai kelangsungan hidup masyarakat.

B. Nilai Sosial Dalam Masyarakat a) Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial adalah segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan diharapkan oleh masyarakat. Tiap masyarakat memiliki sistem yang berbeda yang bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi. Nilai dapat bersumber dari nilai keagamaan, adat-istiadat maupun etika yang terus berkembang dalam masyarakat.

Oleh karena nilai mengandung tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan maka dapat dikatakan bahwa nilai adalah hasil dari pertimbangan moral. Nilai bisa berbeda dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ada beberapa ahli sosiologi yang mengemukakan rumusan tentang nilai sosial;

1. Kimball Young

Kimball Young Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

2. A.W.Green

Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek. 3. Woods

▸ Baca selengkapnya: berikut ini yang bukan termasuk norma-norma komunikasi yang baik dalam budaya melayu....

(2)

4. M.Z.Lawang

M.Z.Lawang nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.

5. Hendropuspito

Hendropuspito Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

b) Tolak Ukur Nilai Sosial

Tolok ukur nilai sosial berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain, dan antara satu generasi dengan generasi berikutnya selalu mengalami perubahan. Ada 2 syarat supaya tolok ukur dalam masyarakat bersifat tetap yaitu: a. Penghargan harus diberikan oleh seluruh warga masyarakat b. Tolok ukur yang dibuat harus diterima oleh masyarakat.

c) Manfaat dan Fungsi Nilai Sosial

a. Alat untuk menetapkan harga dan kelas sosial seseorang dalam masyarakat. b. Faktor penentu bagi manusia dalam menjalankan perannya.

c. Pembentuk cara berfikir dan berprilaku secara ideal dalam masyarakat. d. Pengawas, penuntun, pendorong dan penekan individu untuk berbuat baik. e. Alat solidaritas yang mendorong masyarakat untuk bekerjasama.

d) Jenis-Jenis Nilai Sosial

Berdasarkan Pendapat Ahli (Notonagoro); a) Nilai Material

Nilai material adalah nilai yang muncul karna materi tersebut. Nilai terkandung di dalam benda yang dinamakan nilai materil.

b) Nilai Vital

Nilai vital adalah nilai yang ada karena kegunaanya. Nilai yang muncul karena kegunaanya dinamakan nilai vital.

c) Nilai Kerohaniaan

Nilai keohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.cth; mendengar ceramah agama. Nilai kerohanian dibedakan tasa 4 macam;

- Nilai kebenaran; bersumber pada akal

- Nilai keindahan (estetis); bersumber pada perasaan

- Nilai kebaikan (moral); bersumber pada kehendak manusia - Nilai religius; bersumber pada kepercayaan

e) Ciri-ciri Nilai Sosial

a. Terbentuk dari hasil interaksi sosial antar warga masyarakat. Cth: nilai kedisipilinan yang dimiliki seseorang karena kebiasaan yang diajarkan dirumahnya.

(3)

d. Berbeda-beda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Cth; nilai menghargai waktu, berbeda antara orang barat dengan orang Indonesia.

e. Mempunyai pengaruh yang berbeda pada setiap orang.Cth; orang yang mengaggap uang adalah segala-galanya akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang.

f. Pembentuk kepribadian seseorang baik positif maupun negatif. Cth; orang yang mengutamakan kepentingan pribadi dari pada umum akan menjadikan individu tersebut yang egois.

g. Hasil seleksi dari berbagai aspek kehidupan.

f) Peran Nilai sosial

Peran nilai sosial adalah sebagai berikut;

a. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi seseorang. Misalnya, kelompok masyarakat atas, kelompok masyarakat menengah dan kelompok masyarakat bawah.

b. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.

c. Memotifasi atau memberi semangat dalam mewujudkan dirinya seperti yang diharapkan oleh penanan-perananya dalam mencapai tujuan.

d. Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri.

e. Pengawas, penekan, pendorong untuk berbuat baik.

C. Norma Sosial Dalam Masyarakat a. Pengertian Norma Sosial

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. memperoleh kebahagiaan dan keselamatan manusia di dunia maupun di akhirat.

(4)

Norma adat merupakan norma yang mengatur tentang rutinitas perilaku sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

c) Norma kesusilaan/ kesopanan

Norma kesusilaan/ kesopanan dalalah norma masyarakat untuk mengatur hubungan manusia dalam rangka menghargai harkat dan martabat manusia yang lain. Pelanggaran pada norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik maupun bati.

d) Norma Hukum

Norma hukum adalah himpunan peraturan yang formal dan tertulis ketentuan sanksi tegas dibandingkan dengan norma-norma yang lain. Norma ini ditujukan kepada masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, hak dan kewajiban. Norma ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan kedamaian dan akan dikenakan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

2. Norma berdasarkan daya ikatnya

a) Cara (usage) yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan seseorang tapi tidak secara terus menerus. Cth; cara makanyang baik menggunakan tangan kanan dan tidak bersuara.

b) Kebiasaan ( folkways) yaitu perbuatan yang berulang-ulang dan sama yang dilakukan secara sadar, serta mempunyai tujuan yang jelas dan dianggap baik. Cth; membuang sampah pada tempatnya.

c) Tata Kelakuan yaitu perbuatan yang mecerminkan sifat-sifat tertentu suatu masyarakat yang dilakukan secara sadar sebagai bentuk pengawasan terhadap anggota masyarakat. Cth; larangan perbuatan zina, mencuri dsb.

d) Adat Istiadat yaitu kumpulan tata kelakuan yang tertinggi yang bersifat kekal dan kuat terhadap masyarakat. Cth; pelanggaran terhadap pelaksanaan upacara adat.

D. Perbedaan Nilai Dan Norma Sosial

Nilai Sosial Norma Sosial

Ø Berada lebih dulu dibandingkan norma. Ø Bersifat implisit.

Ø Belum memiliki sanksi. Ø Tidak tertulis.

Ø Berfungsi sebangai pedoman perilaku.

Ø Norma dibuat untuk melaksanakan nilai. Ø Bersifat ekplisit (nyata, jelas & tegas). Ø Telah memiliki sanksi.

Ø Tertulis.

Ø Berfungsi mengatur dan membatasi perilaku.

E. Fungsi Nilai Sosial Dan Norma Sosial a) Sebagai petunjuh arah dan pemersatu b) Sebagai benteng perlindungan c) Sebagai pendorong

(5)

Norma dan nilai pada dasarnya akan mengalami perubahan atau pergeseran sesuai dengan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan pengaturan prilaku warga masyarakat untuk menciptakan tertib sosial. Faktor-faktor penyebab perubahan nilai dan norma diantaranya: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu dan teknologi berkembang dengan seiringnya manusia yang terus berinovasi baru untuk membantu dan mempermudah kehidupan manusia, pengaruh perkembangan iptek juga mempengaruhi nilai dan norma masyarakat.

2. Pengaruh kebudayaan asing;

Dengan meluasnya pergaulan manusia, terutama di era globalisasi dan dan informasi saat ini yang melintas batas-batas negara telah mengakibatkan keinginan-keinginan untuk meniru atau mengadopsi budaya asing tertentu kedalam kebudayaan setempat, seperti cara berpakaian (fashion), sistem pendidikan, sistem pertanian, sistem perdagangan dan sebagainya.

3. Lingkungan baru

Nilai dan norma ccenderung berubah jika seseorang menempati daerah atau lingkungan baru. Dengan perpindahan tersebut terjadi asimilasi yang lambat laun akan mengikuti nilai dan norma sosial yang dianut oleh masyarakat setempat sehingga nilai dan norma yang dibawa dari daerah asal akan memudar.

G. Sosialisasi

a. Pengerian sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

b. Tujuan Sosialisasi

Peter L. Berger membedakan sosialisasi menjadi dua jenis yaitu ; a. sosialisasi primer

(6)

menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

b. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

2. Tahap-tahap sosialisasi

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.

· Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

· Tahap meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other) · Tahap siap bertindak (Game Stage)

(7)

pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

· Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

3. Media sosialisasi

Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat media sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan media sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh media sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh media sosialisasi yang berlainan.

· Keluarga (kinship)

(8)

inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat media sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

· Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

· Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Media massa merupakan salah satu media sosialisasi yang paling berpengaruh Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

· Media massa

Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Contoh:

(9)

b. Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

c. Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya. · Media-media lain

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh media ini sangat besar.

H. Kepribadian

a. Pengertian kepribadian

Berikut ini adalah pengertian kepribadian menurut para ahli;

· Koentjaraningratmenyebut kepribadian sebagai susunan dari akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan individu.

· Roucek mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor biologis, psikologi, dan sosiologi yang mendasari perilaku seorang individu.

b. Faktor penentu kepribadian 1. Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis,

dan psikologis bawaan dari individu.]

(10)

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

2. Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.

Diposkan oleh SepMarlhyn

(11)

Nilai dan Norma Sosial yang ada pada Masyarakat

NILAI SOSIAL

1. PENGERTIAN

Nilai sosial adalah : Nilai adalah kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk mengambil keputusan.

Pengertian nilai sosial menurut para ahli:

1) AWG. Green

Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relative berlangsung disertai emosi terhadap objek yang dituju.

2) Woods

(12)

3) Kimball Young Nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.

4) D. Hendropuspito

Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena terbukti mempunyai daya

guna fungsional bagi perkembangan hidup bersama.

2. MACAM-MACAM NILAI

Macam-Macam Nilai Menurut Prof.Dr.Notonagoro:

A. Nilai Material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.

B. Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengandalkan kegiatan atau aktivitas .

C. Nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia . Nilai Kerohanian dibedakan atas empat Macam :

a) Nilai Kebenaran atau kenyataan, yakni bersumber dari unsur akal manusia ( Nalar, Ratio, Budi, Cipta )

b) Nilai Keindahan, yakni bersumber dari unsur rasa manusia ( Perasaan, Estetika )

c) Nilai Moral atau Kebaikan, yakni bersumber dari unsur kehendak atau kemauan ( Karsa, etika )

d) Nilai Regius, yakni merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi, dan mutlak yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia.

Anggapan masyarakat tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan benar -keberadaan nilai bersifat abstrak dan ideal dapat disebut sebagai suatu nilai.

3. BENTUK-BENTUK NILAI :

1. Pemikiran

2. Perilaku

3. Benda

ü Contoh nilai sosial dalam masyarakat Indonesia :

(13)

dikenal sebagai bangsa yang ramah. - masyarakat Indonesia menjunjung tinggi nilai kepedulian sosial, sehingga ketika ada musibah di suatu daerah, bantuan dari berbagai daerah segera datang.

ü Contoh nilai di sekolah:

- sekolah menjunjung tinggi nilai disiplin waktu, sehingga ketika ada siswa yang terlambat,

diberikan sanksi.

ü Contoh nilai dalam bisnis:

- kemudahan transaksi merupakan sesuatu yang dianggap penting untuk memperlancar urusan bisnis

4. CIRI-CIRI NILAI SOSIAL:

1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.

2. Disebarkan diantara warga masyarakat.

3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar).

4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.

5. Dapat mempengaruhi perkembangan diri seseorang.

6. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat. 7. Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.

5. FUNGSI NILAI SOSIAL

Fungsi nilai sosial bagi kehidupan manusia:

1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan "harga" sosial dari suatu kelompok.

2. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. 3. Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. 4. Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok.

(14)

- Memberikan harapan yang baik, sikap mandiri, dan bertanggungjawab - Mengarahkan cara berperasaan, berpikir, berkehendak, dan bertindak (UN 2011)

6. Jenis-jenis nilai

a. Menurut Prof. Dr. Notonegoro :

1. Nilai material : nilai yang berguna bagi jasmani manusia.

Contoh nilai material :

- makanan

-minuman

- pakaian

2. Nilai kerohanian : nilai yang berguna bagi rohani manusia.

Contoh nilai kerohanian :

- berdzikir, mengingat Allah

- membaca Al Qur'an

- sholat

3. Nilai vital : nilai yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas.

Contoh nilai vital :

- kalkulator bagi bendahara kelas

- buku paket bagi siswa saat belajar

- motor bagi tukang ojek

Nilai dominan : nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya.

Contoh :

- bagi umat Islam mengerjakan ibadah wajib lebih tinggi kedudukannya dari mengerjakan

ibadah sunnah

- menghormati orang tua lebih utama dari menghormati orang lain

Nilai yang mendarah daging (internalized value) : nilai yang telah menjadi kepribadian. Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seorang masih kecil dan apabila ia tidak

melakukannya ia akan merasa bersalah.

Contoh :

- makan dengan tangan kanan

(15)

b. Macam-macam nilai berdasarkan wujudnya:

1. Nilai immaterial: tidak berwujud.

Sulit untuk berubah.

Contoh: ideologi, gagasan (ide), pemikiran dan sistem politik, dan peraturan-peraturan.

2. Nilai material: berwujud.

Mudah untuk berubah.

Contoh: karya seni, gedung, jembatan, rumah, dan pakaian.

Nilai etika : nilai tentang apa yang baik dan apa yang buruk.

Contoh :

Bertutur kata baik dan tidak marah meskipun berhadapan dengan orang yang kasar. (UN 2011)

NORMA SOSIAL

1. PENGERTIAN

Norma sosial : aturan berperilaku dalam masyarakat.

Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau tindakan yang menyimpang.norma dibangun atas nilai sosial dan norma sosial diciptakan untuk mempertahankan nilai sosial.

a. pengertian norma sosial menurut para ahli:

1)Menurut TH. L. Vanhoeven, (Kamus Latin – Indonesia, Ende – Flores, Nusa Indah). Berdasarkan arti kata norma menurut asal katanya dapat menggunakan padanan kata untuk

norma, yaitu kaidah (patokan, standar, dan ukuran)

2)Menurut Robert M. Z. Lawang norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu.

2. FUNGSI NORMA SOSIAL :

- Mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi

- Memberi sanksi terhadap perilaku menyimpang dalam masyarakat

3. SIFAT NORMA:

(16)

- Bersumber dari lembaga yang resmi

- Tertulis

Contoh: surat keputusan, peraturan daerah, undang-undang

2. Norma nonformal

- Tidak tertulis

Contoh: aturan dalam keluarga, adat istiadat.

4. MAKNA NORMA

Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan orang perorangan, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial.

5. MACAM-MACAM NORMA DAN SANGSINYA

1. Macam-macam norma dan sanksinya dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya terdapat beberapa macam norma :

a. Tata cara ( usage )

Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sangsi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya.

Misalnya : Cara memegang garpu atau sendok ketika makan,

Pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.

(17)

Kebiasaan atau Folkways merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Folkways mempunyai kekuatan untuk mengikat yang lebih besar dari pada cara.

Misalnya: Mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua. Apabila tindakan itu tidak dilakukan maka sanksinya adalah berupa teguran, sindiran, atau perunjingan.

c. Tata Kelakuan (mores)

Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.

Misalnya : Larangan berzina,berjudi,minum-minuman keras, penggunaan narkotika dan zat-zat adiktif (obat-obatan terlarang) dan mencuri.

Tata kelakuan sangat penting dalam masyarakat,karena berfungsi :

a) Memberikan batas-batas pada kelakuan-kelakuan individu.Setiap masyarakat mempunyai tata kelakuan masing-masing yang seringkali berbeda yang satu dengan yang lain.

b) Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya.Disatu pihak tata kelakuan memaksa agar individu menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku,dan di lain pihak memaksa masyarakat untuk menerima individu berdasarkan kesanggupannya menyesuaikan dirinya dengan tata kelakuan yang berlaku.

c) Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota-anggota masyarakat sehingga mengkukuhkan ikatandan mendorong tercapainya integrasi social yang kuat.

d. Adat ( customs )

Adat merupakan norma ynag tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, sehingga anggota-anggota masyarkat yang melanggar adat istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan.

(18)

e. Hukum (laws)

Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Ketentuan sanksi terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan dengan norma-norma yang disebut terdahulu.

2. Macam-macam norma dan sanksinya dibedakan berdasarkan jenis atau sumbernya, yaitu :

A. Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sanksinya: mendapat dosa

B. Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa yang buruk.

Sanksinya: akan dikucilkan orang lain

C. Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat .

Sanksinya: akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam pergaulan .

D. Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturan-peraturan oleh pemerintah. Sanksinya: dipenjara atau denda.

(19)

A. NILAI SOSIAL

1. Pengertian Nilai Sosial

Nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan.

Pendapat beberapa ahli tentang arti nilai sosial : a. George Spindler:

Nilai sosial adalah Core Values of a Culture yang artinya pola-pola sikap dan tindakan yang menjadi acuan bagi individu dan masyarakat.

b. Charles F. Andrain:

Nilai sosial adalah konsep-konsep yang sangat umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai serta memberikan arah tindakan-tindakan mana yang harus diambil. c. AWG. Green:

Nilai sosial adalah kesadaran yang relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek yang dituju.

d. Woods:

Nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama dan bertujuan mengarahkan tingkah laku dan kepuasan manusia dalam kehidupan sehari-hari

(20)

nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting

f. D. Hendropuspito:

Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena terbukti mampunyai daya guna fungsional bagi perkembangan hidup bersama

g. Koentjaraningrat:

Nilai sosial adalah konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam hidup.

Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat terhadap segala sesuatu yang dianggap baik, penting, luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.

2. Tolok Ukur Nilai Sosial

Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.

Tolok ukur hanya bersifat sementara, karena masyarakat terus berubah. Dari pengalaman kita ketahui bahwa tolok ukur yang sudah lama berlaku di dalam suatu masyarakat dapat goyah pada suatu saat.

Proses modernisasi dewasa ini ternyata membawa dampak yang besar, antara lain masuknya semangat sekularisme. Salah satu akibatnya adalah pudarnya nilai sosial tradisional.

Tidak ada tolok ukur nilai yang bersifat kekal (absolute).

(21)

a. Penghargaan itu harus diberikan dan disetujui oleh seluruh atau sebagian besar anggota masyarakat, jadi bukan atas keinginan atau penilaian individu.

b. Tolok ukur itu harus diterima sungguh-sungguh oleh masyarakat, minimal oleh sebagian besar.

3. Sumber-sumber Nilai Sosial

Nilai sosial yang merupakan acuan untuk besikap dan bertindak terumuskan dalam wujud konsep-konsep yang sangat umum yang hidup dalam alam pikiran masyarakat, sebenarnya tidak datang dengan sendirinya. Nilai sosial hadir dipahami dan diyakini oleh anggota-anggota masyarakat, sebenarnya merupakan hasil dari proses produksi atau perumusan dari tiga sumber.

Ketiga sumber tersebut adalah : a. Tuhan

Banyak masyarakat yang mempunyai nilai sosial yang bersumber dari Tuhan, yaitu melalui ajaran yang disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Karena ajaran agama sesungguhnya berisi nilai-nilai sosial yang memberikan pedoman bagaimana cara bersikap dan bertindak bagi manusia. Oleh karena itu, banyak ahli menyebutkan bahwa nilai sosial yang bersumber dari Tuhan dinamakan nilai theonom. Contoh nilai theonom adalah negara Arab Saudi yang menggunakan kitab suci Alquran sebagai pedoman nilai sosial bagi penyelenggaraan negara dan bagi acuan bersikap dan bertindak warga negaranya.

b. Masyarakat

(22)

c. Individu

Selain Tuhan dan masyarakat, nilai sosial juga diproduksi dan dirumuskan oleh seorang individu. Biasanya orang-orang yang biasa merumuskan suatu nilai dan nilai-nilai tersebut dipakai oleh masyarakat sebagai acuan bersikap dan bertindak, adalah orang-orang yang memiliki kelebihan tertentu dibanding orang-orang lain pada umumnya. Nilai sosial yang bersumber dari seorang individu ini disebut nilai otonom. Contoh nilai otonom adalah konsep Trias Politika atau konsep yang mengajarkan perlunya pembagian kekuasaan menjadi eksekutif, legislatif dan yudikatif yang dikemukakan oleh John Jacques Rousseau. Sekarang ajaran Trias Politika tersebut telah menjadi bagian penting dari ajaran demokrasi yang telah diterapkan di sebagian besar negara-negara di dunia.

4. Ciri-ciri nilai sosial:

1. Merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi sosial 2. Ditransformasikan melalui proses belajar

3. Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan sosial

4. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia

5. Memiliki efek yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia

6. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat 5. Klasifikasi nilai sosial

1) Menurut Max Scheller

Max Schellermembedakan nilai-nilai sosial kedalam empat jenis tingkat yang tersusun secara hierarkhis, yaitu :

(23)

Dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan dan menyenangkan, yang menyebabkan orang-orang memperoleh kenikmatan dan kesenangan.

b. Nilai-nilai Kehidupan

Dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang paling penting bagi kehidupan. Misalnya : kesehatan, kesejahteraan umum, terjadinya saling pengertian dan keharmonisan dalam masyarakat.

c. Nilai-nilai Kejiwaan

Dalam nilai-nilai kejiwaan ini meliputi nilai-nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmaniah maupun lingkungannya. Misalnya: masalah-masalah berkaitan dengan keindahan, kehalusan budi dan kebenaran.

d. Nilai-nilai kerohanian

Pada tingkatan nilai-nilai kerohanian ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan yang paling tidak suci. Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi, terutama Allah sebagai Pribadi tertinggi

2) Menurut Prof. Dr. Notonagoro

Prof. Dr. Notonagoro membedakan nilai sosial ke dalam tiga jenis yaitu :

a. Nilai material, yaitu nilai-nilai yang berwujud manfaat kebendaan yang sangat berguna bagi jasmani seseorang atau masyarakat umum.

b. Nilai vital, yaitu semua hal yang sangat penting atau vital berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan aktivitas.

c. Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu semua hal yang berguna bagi kebutuhan-kebutuhan rohaniah manusia.

(24)

1) Nilai kebenaran (logis), yaitu nilai yang bersumber dari akal dan dibenarkan oleh akal.

2) Nilai keindahan (estetis), yaitu nilai yang berasal dari unsur rasa manusia. 3) Nilai moral (etis), yaitu nilai yang berasal dari unsur kehendak atau karsa

manusia.

4) Nilai agama (religius), yaitu nilai yang merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak.

5) Berdasarkan ciri-cirinya

Berdasarkan ciri-cirinya nilai dibedakan menjadi: 1. Nilai yang mendarah daging / terencanakan

Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan mendorong timbulnya tindakan tanpa dipikirkan lagi. Pelanggaran atas nilai-nilai ini akan mengakibatkan timbulnya perasaan malu atau bersalah yang dalam dan sukar dilupakan.

Misalnya:

a. Orang yang taat beragama akan merasa berdosa apabila melanggar salah satu ajaran agamanya.

b. Seorang prajurit akan menolong temannya yang terluka di medan pertempuran, meskipun membahayakan jiwanya sendiri.

2. Nilai dominan

Yaitu nilai yang dianggap lebih penting dari nilai-nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya sebuah nilai didasarkan pada:

(25)

c. Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut

d. Tingginya kedudukan (prestise) orang-orang yang menganut nilai tersebut 6. Peran Nilai Sosial

Pada umumnya nilai sosial memiliki fungsi bagi individu anggota suatu masyarakat maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.

Ada lima fungsi dari nilai sosial, yaitu :

a. Alat untuk menentukan harga dan kelas sosial seseorang b. Mengarahkan cara berpikir dan berperilaku

c. Penentu dalam menjalankan peran sosial d. Alat solidaritas diantara anggota kelompok

e. Alat pengawas dan penekan seseorang agar berperilaku baik 7. Perbedaan tata nilai

Berlakunya nilai dan norma sosial itu tergantung waktu dan tempat. Nilai dan norma waktu dulu berbeda dengan nilai dan norma waktu sekarang. Antara tempat yang satu dengan tempat yang lain juga dapat berbeda.

B. NORMA SOSIAL

1. Pengertian Norma Sosial

Norma sosial adalah bentuk nyata (konkret) nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat yang merupakan pedoman berperilaku dalam masyarakat.

(26)

2. Ciri-ciri norma sosial: a. Umumnya tidak tertulis.

b. Hasil dari kesepakatan bersama. c. Ditaati bersama.

d. Bagi pelanggar diberikan sanksi. e. Mengalami perubahan .

3. Klasifikasi Norma Sosial

1) Berdasarkan tingkatannya, norma di dalam masyarakat dibedakan menjadi empat.

a. Cara (usage)

Merupakan suatu kebiasaan dalam berperilaku namun lebih bersifat pada hubungan antar individu yang sangat terbatas. Sehingga norma jenis ini hanya memiliki daya ikat yang sangat lemah, dan penyimpangan terhadap cara tidak mengakibatkan hukuman berat tetapi sekedar celaan. Misalnya, orang memiliki cara masing-masing untuk minum pada waktu bertemu. Ada yang minum dengan mengeluarkan bunyi sebagai tanda kepuasan, tetapi ada yang minum dengan tanpa mengeluarkan bunyi.

Soetandyo Wignyosubroto memperkenalkan dua istilah yaitu :

· Pattern of Behaviour, yaitu tingkah laku berpola, karena dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.

· Pattern for Behaviour, yaitu aturan-aturan yang mempola tingkah laku, misalnya norma hukum dan norma agama.

(27)

Merupakan tingkah laku yang berulang-ulang yang ada di dalam masyarakat yang dianggap sebagai pedoman bersama. Contoh : kalau makan dengan menggunakan tangan kanan, berjabat tangan dengan tangan kanan, wanita berjalan di sebelah kiri sedangkan laki-laki di sebelah kanannya, yang muda menghormat yang tua dan yang tua menyayang yang muda, dlsb.

c. Tata kelakuan (Mores)

Merupakan kebiasaan-kebiasaan yang hidup di dalam masyarakat sebagai norma pengatur dan dilaksanakan sebagai alat pengawas oleh masyarakat terhadap anggotanya. Di satu pihak, tata kelakuan ini bersifat memaksa

http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-ii-nilai-dan-norma-yang-berlaku.htmlterhadap suatu perbuatan; dan di pihak lain, tata kelakuan merupakan larangan sehingga secara langsung tata kelakuan ini menjadi alat agar anggota masyarakat mau menyesuaikan tindakan-tindakannya. Dalam pandangan beberapa sosiolog ada yang menyamakan adat-istiadat (customs) dengan tata kelakuan (mores).

d. Adat istiadat (Custom)

Merupakan tata kelakuan yang ada di dalam masyarakat yang telah terintegrasi secara kuat yang sudah berlangsung lama secara turun-temurun. Misalnya, salah satu hukum adat di Jawa yang membagi berbeda antara warisan untuk anak laki-laki dengan anak perempuan yang dikenal dengan sak pikul sak gendongan dimana anak laki-laki mendapat sak pikul atau dua bagian dan anak perempuan mendapatkan sak gendongan atau setengah dari bagian laki-laki. Ada juga adat yang mengatur tentang garis keturunan matrilineal atau menurut garis ibu misalnya di Sumatera Barat dan ada pula keturunan patrilineal atau menurut garis ayah misalnya di Sumatera Utara.

e. Hukum (Laws).

(28)

2) Hukum tidak tertulis atau yang dikenal dengan istilah konvensi (kebiasaan yang dilakukan berulang sehingga menjadi patokan hukum meskipun tidak tertulis). Contoh hukum tidak tertulis dalam proses hukum yang dikenal dengan yurisprudensi, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pengadilan/hukum dalam menetapkan suatu perkara hukum.

Beragam macam norma yang telah disebutkan dapat meningkatkan peran dan kekuatan ikatan yang diberikan kepada masyarakat penganutnya. Dengan proses evolutif tertentu bentuk-bentuk jenis norma yang memiliki ikatan atau konsekuensi lemah, dalam pelaksanaan atau pelanggarannya dapat meningkatkan daya ikatan dan efek konsekuensi yang ditimbulkan. Cara (usage) lewat perulangan oleh masyarakat penganutnya dapat menjadi kebiasaan (folkways). Demikian pula kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan diterima bukan saja sebagai cara tertentu melainkan memiliki fungsi evaluatif bagi perilaku anggota masyarakat dapat meningkat menjadi tata kelakuan (mores). Pada akhirnya tata kelakuan yang kekal dan dengan kuat terintegrasi dalam pola perilaku masyarakat akan meningkat lagi fungsinya menjadi adat-istiadat (customs).

Dengan proses tersebut beragam norma yang berlaku dalam masyarakat menjadi bagian tertentu dalam masyarakat. Proses ini disebut pelembagaan (institutinalization). Atau dengan kata lain norma-norma tersebut dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pelembagaan norma bukan saja dalam pengertian bahwa ia mengalami pemapanan dan menempati satu status tertentu dalam masyarakat (institutionalized).

Lebih jauh lagi proses yang mereka yakini kebenarannya. Kesadaran untuk meyakini norma dan menjadikannya sebagai patokan dalam bertindak menunjukkan jika norma-norma tersebut telah mendarah daging dalam diri para penganutnya. Proses ini disebut sebagai internalisasi. Norma-norma sosial akan beroperasi secara efektif jika dan hanya jika ia mengalami proses internalisasi dalam diri setiap anggota masyarakat. Dalam proses masyarakat tidak saja cukup mengenal atau mengetahui norma tertentu, lebih jauh lagi mereka juga memiliki keinginan untuk senantiasa menjaga keyakinan itu dengan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari.

(29)

a. Norma agama

Adalah aturan-aturan yang merupakan petunjuk hidup bagi manusia yang berasal dari Tuhan. Pada umumnya aturan-aturan bertindak dan berperilaku dalam norma agama sudah tertulis di dalam kitab suci masing-masing agama : Al Quran (Islam), Injil (Kristen), Weda (Budha), Tripitaka (Hindu), dan lain-lain.

b. Norma kesusilaan

Berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak. Pelanggaran terhadap norma ini akan berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).

Misalnya, pelacuran, berzina, korupsi dan lain-lain. c. Norma kesopanan

Adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat celaan, kritik hingga pengucilan, tergantung pada tingkat pelanggarannya. Contoh: tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan.

d. Norma kebiasaan

Adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibuat secara sadar atau tidak, berisi petunjuk tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, hingga pengucilan secara batin. Contoh: membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika bertemu dengan orang lain.

e. Norma hukum

(30)

dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi berupa denda atau hukuman fisik (dipenjara atau bahkan dihukum mati). Contoh: wajib membayar pajak, dilarang menerobos lampu merah.

f. Mode (Fashion)

Merupakan cara dan gaya melakukan atau membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah namun selalu diikuti orang banyak. Mode biasanya dengan imitasi atau peniruan sesuatu yang terjadi pada masyarakat. Contoh, cara-cara dan model-model potongan rambut, model pakaian, topi, dll. Mode atau fashion ini sering bersifat periodik, yaitu mengikuti musim sehingga cepat berganti.

4. Peran norma sosial

a. Memberi batasan yang berupa perintah atau larangan dalam berperilaku b. Memaksa individu menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku c. Menjaga solidaritas antaranggota masyarakat.

5. Norma Sosial Sebagai Kontrol Tingkah Laku

Para sosiolog melihat bahwa norma sosial merupakan suatu patokan tingkah laku yang berbentuk kode-kode (codes). Kode adalah peratutan-peraturan yang mengandung sanksi atau hukuman dan bisa bersifat memaksa. Seperti pada kode kehakiman sebagaimana terdapat pada kitab undang-undang pidana, perdata, yang mengandung hukuman denda dan penjara. Namun, kode sosial pada umumnya timbul dengan tanpa paksaan. Kode sosial yang timbul dengan tanpa paksaan, biasanya menjadi suatu kode yang telah berlangsung dan diterima oleh sekelompok orang atau masyarakat pada umumnya secara sukarela. Sehingga penyelewengan atau penyelenggaraannya jarang terjadi, karena orang takut kepada sanksi atau hukumannya. Menurut Hassan Shadily ada tiga kode sosial, yaitu :

(31)

Merupakan peraturan tentang kesopanan atau kesusilaan dimana sanksi atas pelanggaran terhadap peraturan ini adalah berupa cibiran dan cemooh akibat ketidaksenangan orang lain. Misalnya : orang yang meludah di depan orang lain, orang yang makan sambil berjalan, orang yang menerima tamu dengan tanpa memakai baju, dua orang laki-laki dan seorang perempuan yang naik sepeda motor dimana perempuannya berada di tengah-tengah. Kesemuanya itu merupakan pelanggaran kode etik yang menyebabkan orang lain tidak senang. b. Kode Moral (Moral Code)

Merupakan peraturan tentang tata cara perilaku yang baik dimana sanksi atas pelanggaran terhadap peraturan ini berupa hukuman ganti rugi, denda atau penjara. Kalau pada pelanggaran kode etik akan menimbulkan ketidaksenangan orang lain, namun pelanggaran terhadap kode moral akan menyebabkan kerugian pihak lain. Misalnya, seorang yang mencuri menyebabkan hak milik orang lain diambil sehingga orang tersebut bila tertangkap akan dipenjara.

c. Kode Agama (Religion Code)

Merupakan peraturan tentang cara-cara berperilaku yang baik yang dutuntunkan atau diajarkan dalam kitab suci agama dimana sanksi atas pelanggarannya berupa dosa. Orang yang menerima dosa dalam pandangan agama akan mendapat siksa di neraka kelak. Contohnya, orang yang melanggar larangan zina, besok di akhirat akan menndapat siksa di neraka.

Semua penjelasan mengenai aneka sanksi baik dari kode etik, kode moral maupun kode agama merupakan bentuk dari upaya kontrol sosial (sosial control) terhadap tingkah laku anggota kelompok atau masyarakat. Tingkah laku yang melanggar norma sosial dan mendapatkan sanksi atau hukuman, di dalam ilmu sosiologi diketegorikan sebagai tingkah laku menyimpang.

6. Planggaran Nilai dan Norma yang Berlaku dalam Masyarakat

(32)

hubungan seks pra nikah (extramarital sex), mengkonsumsi narkoba, pencurian, pemerkosaan, menyontek, dll.

Robert M.Z. Lawang membedakan bentuk penyimpangan menjadi empat macam, yaitu :

a. Perilaku menyimpang yang dikategorikan tindak kejahatan

Merupakan perilaku yang melanggar norma hukum khususnya yang mengatur larangan melakukan kejahatan (crime behaviour), seperti pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan, perampokan dan pemukulan adalah contoh perilaku kejahatan terhadap perseorangan. Korupsi, penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran terhadap UUD’45 adalah contoh kejahatan terhadap negara.

b. Penyimpangan seksual

Merupakan bentuk-bentuk perilaku seksual yang dilakukan di luar aturan umum masyarakat. Seperti homoseksual, ekshibisionisme, transseksual, pedophilia, perzinahan, pelacuran, lesbian dan bentuk-bentuk pelecehan terhadap perempuan. c. Sikap dan tingkah laku yang selalu bertentangan dengan warga masyarakat

Misalnya penjudi, pemabuk, pemimpin geng, dan sebagainya. d. Bentuk kehidupan yang berlebihan

Seperti pola hidup yang glamour atau serba wah, konsumerisme, dan ingin tampil mewah.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan metode pembentukan karakter menurut Thomas Lickona, bisa dilakukan dalam lingkungan keluarga dan sekolah yaitu dengan mengajarkan kepada anak dengan memberi contoh

Siswa yang belum memahami tentang memahami norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan mengulang materi tersebut dengan bimbingan

Multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar mengidentifikasi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat yang telah dikembangkan peneliti

Norma : Norma agama yaitu setiap individu selalu diajarkan untuk selalu hidup rukun dan saling menghormati, maka dengan cara mematuhi keputusan bersama demi terciptanya

1 Norma hukum memainkan peran dalam hubungan kehidupan bernegara maupun bermasyarakat seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

a. Perbuatan bagi George Herbert Mead adalah unit paling inti dalam teori ini, yang mana Mead menganalisa perbuatan dengan pendekatan behavioris serta memusatkan perhatian

Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan di capai tentang norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara pertemuan ke lima peserta didik di

– Universitas Tadulako 1498 PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM NORMA-NORMA YANG ADA DI MASYARAKAT DI TUANGKAN KEDALAM MEDIA SURAT Sukmawati1, Jamaluddin2, Tedy Yudiansa3,