• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Jambangan Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Jambangan Kabupaten"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi, yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh 2 orang (Suharsimi Arikunto, 2010: 47). Bentuk kerjasama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul (Ekawarna, 2013: 11).

3.2 Setting dan subjek penelitian 3.2.1 Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 2 jambangan terletak Desa Duro Kelurahan Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Lokasi sekolah ini berdampingan dengan lapangan sepakbola desa duro. Lingkungan sekitar sekolah menjadi pusat aktivitas masyarakat Desa Duro seperti pasar.

Adapun alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Pelaksanaan Penelitian

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi

2

Penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas

3

Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2

(2)

Pelaksanaan Observasi Refleksi

5

Siklus 2 Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi 6 Pelaporan

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Jambangan semester II tahun ajaran 2014/2015. Terdapat 21 siswa pada kelas ini, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa pada kelas ini berasal dari sekitar wilayah Duro, tidak ada siswa yang berasal dari luar kecamatan ataupun luar kota. Siswa kelas ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang beragam, ada yang orang tuanya sebagai guru, pedagang, petani, wiraswasta. Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil dalam terdapatnya perbedaan kesadaran belajar serta hasil belajar antar siswa. Berdasar informasi yang didapat dari guru kelas (Bapak Suwarto ) masih banyak siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA. Nilai mereka masih di bawah KKM yang di tentukan oleh guru.

3.3 Variabel Penelitian

(3)

3.3.1 Variabel Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melaksanakan kegiatan belajar (Sardiman, 2011: 75).

3.3.2 Variabel Hasil Belajar

Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan (Juliah dalam Asep jihad dan Abdul Haris, 2012 :15)

3.3.3 Variabel Model Discovery Learning

Model Discovery Learning adalah proses pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidik menyusun terlebih dahulu beragam materi yang akan di sampaikan, selanjutnya mereka dapat melakukan proses untuk menemukan sendiri berbagai hal penting terkait dengan kesulitan dalam pembelajaran (Masarudin Siregar dalam Mohammad Takdir ilahi, 2012: 30).

Langkah-langkah operasional model discovery learning (Abu Ahmadi dan Tri Prasetyo dalam Mohammad Takdir Ilahi, 2012 :87-88) yaitu :

a. Stimulasi

b. Identifikasi masalah c. Pengumpulan data d. Pengolahan data e. Pembuktian

f. Menarik kesimpulan

3.4 Rencana Tindakan

(4)

PTK ini terdapat empat tahap meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi.

Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK dapat dilihat pada tabel 3.1 Gambar 3.1

Model Tahapan-Tahapan Pelakasanaan PTK

(5)

ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada Siklus I. Masing-masing siklus diakhiri dengan evaluasi. Waktu pelaksanaan kedua siklus ini berlangsung pada semester II tahun ajaran 2014/2015.

3.4.1 Siklus 1

Dalam pelaksanaan siklus 1 secara rinci terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perencanaan tindakan,

menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, diuraikan sebagai berikut:

a. Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, model, dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan kegiatan percobaan.

e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.

f. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran 2) Pelaksanaan tindakan

berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti, observer, dan siswa dalam pembelajaran. Uraian dari tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

(6)

 Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Discovery Learning

 Langkah pembelajaran diawali dengan pengeksplorasian pengetahuan awal siswa mengenai materi cahaya, kemudian menyebutkan sifat-sifat cahaya. Pada langkah ini, guru sebagai motivator membangun motivasi siswa.

 Guru memberikan penjelasan sedikit tentang materi, kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa berhubungan dengan materi yang disampaikan.

 Siswa bekerja dalam kelompok untuk melakukan percobaan berkaitan dengan sifat-sifat cahaya. Kegiatan percobaan ini dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dalam materi sifat-sifat cahaya sehingga lebih memahami materi tersebut.  Siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatannya berupa

laporan sederhana.

 Salah satu perwakilan siswa mempresentasikan masing-masing hasil percobaan yang telah dilakukan kelompoknya.

 Pada akhir pembelajaran, pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan dan merespon kegiatan yang telah dialami. Tahap ini merupakan salah satu bentuk konfirmasi dalam pembelajaran.

3) Pengamatan,

(7)

4) Refleksi,

dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan proses belajar mengajar pada siklus I. Kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus. Apabila pada siklus II belum juga mengarah kepada perubahan proses pembelajaran dan hasil belajar maka dapat dilakukan siklus III. Siklus dapat dihentikan jika hasil belajar yang diinginkan telah tercapai.

3.4.2 Siklus II

Tindakan pada siklus 2, dilakukan berdasarkan perencanaan dan perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Prosedur langkah-langkah siklus ke dua sama seperti siklus pertama. Apabila siklus kedua sudah selesai sedangkan hasil belajar belum sesuai dengan rencana dan tindakan, maka dapat dilanjutkan ke siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus pertama dan kedua.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu:

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis pengumpulan data yang diperlukan yaitu :

1. Peningkatan pembelajaran IPA melalui penerapan Model Discovery Learning

Data ini dikumpulkan melalui lembar observasi mengenai aktivitas siswa dan pendidik selama kegiatan belajar mengajar dikelas, dan dokumentasi pembelajaran yang diambil oleh observer yang kemudian dianalisis secara deskriptip.

2. Data peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

(8)

menjadi sampel dalam penelitian dan tes yang dibuat oleh pendidik dalam penelitian ini. Data ini kemudian dianalisis secara deskriptif.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk tes, lembar angket dan observasi.

1. Tes dan lembar angket

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan, misalnya: melingkari salah satu huruf pilihan jawaban, mencoret jawaban, menjawab secara lisan, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2013 :67).

Kisi-kisi lembar angket motivasi dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar angket motivasi

No. Aspek Indikator No. item Jumlah

1. Perhatian a. memperhatikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung b. memperhatikan materi pelajaran

yang disampaikan

Keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki

1, 2, 5, 12, 15

5

3. Kepuasaan Kepuasaan terhadap hasil yang diperoleh

3, 4, 6, 7, 9, 11

6

Kisi-kisi soal evaluasi IPA siklus I dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA Siklus 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

(9)

Kisi-kisi soal evaluasi IPA siklus II dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA Siklus 1I

karya/model kehidupan

Kompetensi Kompetensi Dasar

(10)

2. Lembar Observasi

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas dengan peneran Model

Discovery Learning Instrumen ini digunakan oleh observer untuk siswa. Kisi-kisi Lembar observasi guru dapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru

No Aspek Indikator Nomor

Soal 1 Kegiatan

Awal

1. Guru mengajak siswa berdoa 2. Guru melakukan presensi

3. Guuru memeriksa kerapian dan mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran

4. Guru melakukan kegiatan apersepsi.

(11)

5. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran materi yang akan dipelajari hari ini.

2 Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Discovery Learning.

2. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok 3. Guru membagikan alat, bahan serta LKS untuk

melakukan percobaan

4. Guru membimbing siswa dalam menemukan berbagai informasi.

5. Guru membimbing siswa dalam melakukan kerja kelompok.

6. Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi dari sumber dan media pembelajaran yang disediakan oleh guru.

7. Guru membimbing siswa untuk menyajikan hasil diskusi masing-masing kelompok.

8. Guru mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.

9. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

10.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menaggapi hasil presentasi.

11.Guru membahas hasil presentasi

6-24

3 Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan evaluasi. 2. Guru memberi tindak lanjut 3. Guru mengakhiri pembelajaran.

(12)

Kisi-kisi Lembar observasi guru dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa.

No Aspek Indikator Nomor

Soal 1 Kegiatan

Awal

1. Siswa berdoa bersama guru

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 3. Siswa tidak bergurau saat guru menjelaskan.

1-5

2 Kegiatan Inti 1. Siswa aktif dalam pembelajaran.

2. Siswa bekerja dalam kelompok dengan antusias. 3. Siswa aktif bekerja dalam kelompok.

4. Siswa saling bekerja sama dalam bekerja kelompok.

5. Siswa aktif dalam pengumpulan informasi. 6. Siswa aktif dalam membuat laporan.

7. Siswa secara tanggung jawab mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

8. Siswa aktif memberi tanggapan kepada kelompok yang sedang presentasi.

6-24

3 Kegiatan Penutup

1. Siswa mengerjakan soal evaluasi tanpa mengganggu temannya.

2. Siswa menyampaikan pendepatnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan

25-27

3.6 Indikator Kinerja

(13)

1. Secara keseluruhan motivasi belajar siswa saat mengikuti mata pelajaran IPA meningkat menjadi motivasi tinggi

2. Hasil belajar seluruh siswa atau 100% mencapai atau melebihi KKM yang ditentukan yaitu 70

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes 3.7.1 Uji Validitas

Sebuah Tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak di ukur. Jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid (Suharsimi Arikunto, 2013 ;73). Untuk melihat suatu instrumen tersebut valid atau tidak dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada kolom

Corrected Item-Total Correlation. Dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.

Tingkat validitas instrumen menurut Suharmi Arikunto (2013: 89) dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Tingkat Validitas Instrumen Besarnya Nilai r Keterangan

(14)

Hasil uji validitas siklus I dapat dilihat pada tabel 3.8 Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Siklus I

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Valid Tidak Valid 1. 6. Menerapkan

sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat

Dari data di atas dapat diketahui soal yang valid adalah 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 30 dan tidak valid adalah 5, 18, 21, 22, 24, 29.

Hasil uji validitas siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Siklus II

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Valid Tidak Valid 1. 6. Menerapkan

(15)

Dari data di atas dapat diketahui soal yang valid adalah 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 29, 30 dan tidak valid adalah 1, 3, 8, 10, 13, 18, 22, 24, 26.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas berarti dapat dipercaya . Tes tersebut dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketepatan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompoknya (Suharsimi Arikunto, 2013: 74)

Tahapan uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS 20.0 for windows (statistical product and service solutions).Tingkat reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.10

Tabel 3.10

Koefisien Reliabilitas dan Kategori Koefisien Realibilitas Kategori

α≤0,7 Tidak reliabel

0,7≤α≤0,8 Dapat diterima 0,8≤α≤0,9 Reliabel bagus 0,9≤α≤1,0 Reliabel memuaskan

Hasil Uji reliabilitas siklus 1 dapat dilihat oada tabel 3.11 Tabel 3.11

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(16)

Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,909 yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas memuaskan.

Hasil uji reliabilitas siklus II dapat dilihat pada tabel 3.12 Tabel 3.12

Dari hasil uji realibilitas pada siklus I didapat koefisien alpha 0,879 yang artinya instrument memiliki tingkat realibilitas bagus

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian pada kelas V SDN 2 Jambangan adalah data yang berupa angka/data kuantitatif dengan cara membandingkan nilai tes pra siklus, nilai siklus I, nilai siklus II, skor nilai observasi KBM siswa, dan juga data kualitatif yang berupa hasil observasi KBM guru.

Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA ∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

Sementara itu untuk mengukur skor motivasi digunakan rumus sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(17)

Keterangan:

x = skor motivasi belajar IPA ∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= nilai rata-rata

= jumlah nilai semua siswa yang diperoleh N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 76) N = jumlah siswa

Analisis hasil observasi KBM/keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Model Tahapan-Tahapan Pelakasanaan PTK
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar angket motivasi
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi IPA Siklus 1I
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rata- rata Persentase Manfaat Hasil Pengetahuan “Mengolah Hidangan Berbahan Terigu (Pasta)” Sebagai Kesiapan Cook Helper Berkaitan Dengan Tahap Persiapan ……… 82

Peserta didik menyimak penjelasan dan klarifikasi guru mengenai konsep-konsep inti yang berkaitan dengan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dan

Sujudku yang Tersembunyikarya Garina Adelia. Mendiskripsikan struktur kepribadian tokoh utama akibat pergolakan. jiwa yang dialaminya dalam novelSujudku yang Tersembunyi

’’Pergolakan Jiwa Tokoh Hiroko dan Srintil dalam Kehidupan sebagaiWanita Penghibur (Sebuah Studi Analisis Psikologis Novel Namaku Hiroko Karya NH. Dini dan Trilogi Ronggeng Dukun

efektif untuk melatih kemampuan kognitif level dasar (C1+C2) siswa, tetapi kurang melatih kemampuan kognitif level tinggi (C3+C4) siswa.. Sebaliknya, metode DQQ

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E D RILL D AN D QQ TERHAD AP PENINGKATAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yaitu pembagian sumber daya atau sharing of resources, berbagi isi atau share content dan layanan komputer antar beberapa pemakai komputer dengan pertukaran langsung antar

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi