• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DAN BUDAYA BACA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DAN BUDAYA BACA SISWA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAJALAH DINDING SEBAGAI MEDIA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

DAN BUDAYA BACA SISWA

Makalah tidak dipublikasikan dan didokumentasikan di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang

Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

UPT PERPUSTAKAAN

(2)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs.

Abstraks. Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan

dan pembentukan siswa, baik dalam aspek pengetahuan, kemampuan/keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Majalah dinding memiliki sejumlah fungsi, yaitu : (1) informatif, (2) komunikatif (3) rekreatif, (4) kreatif . Garis besar majalah dinding meliputi : (1) rubrik tajuk rencana atau editorial, (2) rubrik pemberitaan, (3) rubrik karya ilmiah atau featurue, (4) rubrik kreatif sastra, dan (5) rubrik umum

Majalah dinding memiliki manfaat, yaitu (1) sebagai media komunikasi (2) sebagai media kreativitas (3) sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis (4) sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca (5) sebagai pengisi waktu (6) sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir (7) sebagai media untuk melatih berorganisasi.

Kata kunci : Majalah dinding, menulis dan membaca

PENDAHULUAN

Menulis merupakan kegiatan yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Terutama bagi mereka yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai tenaga administrasi, dosen, guru, mahasiswa, siswa dan lain-lain. Damono (dalam Warastutik, 1990:6) menyatakan bahwa “ seseorang yang ingin memiliki keterampilan mengarang mau tidak mau harus rajin mencari contoh yang baik. Dengan kata lain ia harus rajin membaca “. Dari pernyatan tersebut jelas bahwa kemampuan menulis dapat dipupuk dari rajin membaca dan salah satu media bacaan sekaligus media untuk menuangkan karya-karya siswa adalah majalah dinding.

Kegiatan menulis memerlukan banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh dan juga menuntut keterampilan yang tidak dimiliki semua orang. Bahkan di kalangan guru-guru masih banyak yang mengalami kesulitan menulis dengan benar. Dalam kenyataannya masih sedikit sekali siswa yang dapat membuat karya tulis, baik yang digunakan dalam lingkungan sekolah sendiri maupun untuk lingkungan luar sekolah (lomba). Jika saat ini siswa tidak banyak menghasilkan karya tulis, tidak berarti mereka

1 Penulis adalah Pustakawan Madya

(3)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

2 tidak memiliki potensi untuk menulis. Pada dasarnya banyak siswa yang memiliki potensi untuk menulis, hanya saja potensinya belum terasah karena tidak ada upaya untuk meningkatkan keterampilan mereka dan tidak ada media sebagai tempat untuk menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya.

Dengan kondisi yang demikian perlu ada upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa dan sekaligus membangun budaya baca dan salah satu cara adalah dengan menerbitkan majalah dinding sebagai alat bantu pengajaran dan pembinaan yang diharapkan dapat merangsang kreativitas siswa.

Majalah dinding merupakan salah satu wujud keterampilan menulis. Menurut Supriyanto (dalam Saliwangi, 1992:2) majalah dinding sangat mungkin diselenggarakan karena merupakan salah satu bentuk majalah sekolah yang sederhana dengan biaya yang murah sehingga lebih mungkin dilaksanakan di mana saja . Dalam hal ini majalah dinding bukanlah hal yang baru dan asing dalam dunia persekolahan. Kehadirannya di sekolah bukan saja disikapi sebagai pelengkap fasilitas semata, tetapi juga telah menjadi kebutuhan dalam merekayasa siswa, baik yang berkaitan dengan program kurikulum kurikuler maupun kokurikuler (Widodo, 1992:1). Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan dan pembentukan siswa, baik dalam aspek pengetahuan, kemampuan/keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu : (1) informatif, (2) komunikatif (3) rekreatif, (4) kreatif (Widodo, 1992:1)

Dalam praktiknya terdapat banyak bukti bahwa majalah dinding dapat menjadi sarana berlatih untuk membina kreativitas menulis dan modal penanaman gemar membaca. Oleh karena itu dengan adanya majalah dinding diharapkan para siswa memiliki minat untuk memanfaatkan berbagai bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah sebagai bahan rujukan dalam membuat karya tulis dan sekaligus untuk memupuk kegemaran dan kebiasaan membaca.

PEMBAHASAN

(4)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

3 Majalah dinding atau yang biasa diakronimkan menjadi mading merupakan satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya (Nursito, 1999:1)

Membahas majalah dinding tidak akan lepas dari pembahasan tentang media massa secara umum. Hal ini karena majalah dinding di sekolah merupakan salah satu bagian dari sejumlah media massa yang ada (Harsiati, 1992:1)

Dari aspek historis, majalah dinding merupakan cikal bakal adanya sejumlah media massa yang dikenal dewasa ini. Majalah dinding digunakan sebagai media informasi sejak jaman Romawi Kuno. Ahli sejarah Suetonius mengatakan bahwa pada tahun 59 sdebelum Masehi, Yulius Caesar telah memerintahkan kepada bawahannya agar di Forum Romanum (stadion Romawi) di pasang papan pengumuman atau acta diurna Pengertian majalah mengacu pada rentang penerbitan berkala. Sementara majalah dinding sendiri umumnya memang diterbitkan secara berkala. Misalnya mingguan, dwi mingguan, bulanan. Hal ini karena adanya kendala-kendala manajerial dan keterbatasan sumber daya.

(5)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

4 Bahan yang disajikan dalam majalah dinding dapat berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Materi majalah dinding disusun secara variatif dan harmonis sehingga secara keseluruhan perwajahan majalah dinding tampak menarik dalam bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, puisi, cerpen dan lain-lain.

Majalah dinding merupakan ragam pers khusus yang dipakai di lingkungan sekolah. Isi yang disajikan tidak berbeda jauh dengan isi majalah sekolah yang lain. Garis besar majalah dinding menurut Widayati (1996) meliputi : (1) rubrik tajuk rencana atau editorial, (2) rubrik pemberitaan, (3) rubrik karya ilmiah atau featurue, (4) rubrik kreatif sastra, dan (5) rubrik umum

Tajuk rencana atau editorial dalam pers umum merupakan pendapat redaksi terhadap suatu persoalan yang aktual di masyarakat. Konsep dasar sebuah penerbitan tercermin pada editorialnya. Penulis tajuk rencana pada surat kabar atau majalah biasanya terdiri dari staf khusus yang telah ditunjuk oleh pemimpin redaksinya. Pada majalah sekolah termasuk majalah dinding, tajuk rencana sebaiknya ditulis oleh guru atau tim guru yang ditunjuk (Harsiati, 1992:2)

Ditinjau dari isinya tajuk rencana diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu : (a) tajuk interpretasi, (2) tajuk kritik, (3) tajuk persuasi, dan (4) tajuk pujian.

Tajuk interpretasi adalah tajuk rencana yang memaparkan suatu pendapat tentang sesuatu problema yang muncul. Pendapat di sini merupakan pendapat yang mewakili media yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk menyajikan pendapat redaksi untuk memperoleh opini publik/membentuk opini tertentu di lingkungan masyarakat pembacanya.

Tajuk kritik merupakan tajuk rencana yang menyajikan suatu kritik untuk membangun, disampaikan oleh redaksi pers terhadap keganjilan di masyarakatnya. Tujuan penyajian tajuk kritik agar terjadi perubahan-perubahan di masyarakat oleh lembaga yang berwenang demi kepentingan umum.

(6)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

5 Tajuk pujian adalah tajuk yang disajikan untuk membangkitkan sikap kebersamaan demi sesuatu tujuan tertentu. Tajuk ini juga ditujukan kepada seseorang yang berprestasi di bidang profesinya atau sekelompok orang yang berhasil meraih ssuatu prestasi tertentu. Rubrik pemberitaan berkaitan dengan berita-berita yang terjadi di sekolah. Ruang lingkup pemberitaan meliputi bidang olahraga, kesenian, pramuka, PMR, laporan darmawisata, kegiatan perpustakaan, ujian dan sebagainya.

Berita-berita yang ditulis disajikan secara singkat dan menarik perhatian, apalagi jika berisi berita kegiatan-kegiatan umum yang akan dilaksanakan. Misalnya pelaksanan Unas, Ujian Semester, Jadwal peringatan HUT Sekolah dan sebagainya

Rubrik artikel atau feature. Artikel dalam dunia jurnalistik mempunyai ruang

lingkup yang luas. Ditinjau dari pokok masalah dan kegunaannya, artikel dapat diklasifikasikan menjadi : (1) artikel ilmiah populer, (2) artikel penuntun praktis yang berisi petunjuk praktis untuk melakukan sesuatu, (3) artikel olahraga yang memuat analisis keolahragaan, (4) artikel budaya yang berisi seluk beluk kebudayaan atau kesenian baik secara umum maupun secara khusus, (5) artikel politik yang berisi analisis politik baik di dalam maupun di luar negeri.

Feature atau karangan khas yang menarik perhatian pembaca yang dilengkapi data dan dirakit dengan pengetahuan penulisnya dengan tujuan membimbing atau memberi masukan secara luas. Beberapa bentuk feature diantaranya : (a) sketsa humor yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari, (b) Sketsa kehidupan orang/tokoh penting yang menarik, (c) Sketsa pribadi tokoh khusus yang berkaitan dengan berita-berita aktual waktu itu, (d) dokumen biografi/autobiografi kemanusiaan yang disorot secara obyektif, (e) feature historis, kisah mengenai orang atau kejadian-kejadian yang menonjol dan bernilai dalam sejarah dan mempunyai pengaruh menarik bagi pembacanya pada masa sekarang, (f) feature perjalanan/sketsa perjalanan berisi kisah perjalan atau pengalaman seseorang dalam suatu perjalanan, (g) feature interpretasi yang berisi analisis informatif dengan latar belakangnya dalam soal seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari (Harsiati, 1992:4-5)

Rubrik kreatif sastra, berisi berbagai karya kreatif sastra yang meliputi puisi, cerpen,

(7)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

6 Rubrik umum, berisi tulisan-tulisan tentang humor, anekdot, TTS atau surat pembaca. Dalam rangka mengembangkan minat baca siswa, guru dapat menugaskan murid-muridnya mengutip humor-humor yang ada dalam majalah kemudian menempelkan di majalah dinding atau bisa siswa disuruh membuat sendiri,.

Bentuk fisik majalah dinding biasanya berwujud triplek, partikel, karton maupun bentuk lain dengan ukuran yang bervariasi misalnya yang tergolong relatif besar adalah 120 cm X 240 cm

Widodo (1992:2) menyatakan bahwa majalah dinding memiliki manfaat, yaitu : (1) peningkatan minat baca; (2) pengembangan cakrawala pengetahuan, (3) sumber acuan informasi keilmuan; (4) pengisi waktu luang dan penyalur serta penampung bakat, minat, dan hobi; (5) dokumentasi dan (6) media pengajaran.

Sedang menurut Nursisto (1999:2-8) majalah dinding yang ada di sekolah memberikan beberapa manfaat, yaitu :

1. Sebagai media komunikasi

Majalah dinding yang dipasang di sekolah merupakan media komunikasi yang termurah untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah dinding setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain. Pemasangan majalah dinding merupakan komunikasi yang praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan kondisi atau keperluan yang aktual. Bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan hidup, sangat mungkin majalah dinding yang ada di sekolah akan lebih banyak didominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen dan lain-lain yang berisi tentang lingkungan hidup.

(8)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

7

2. Sebagai media kreativitas

Siswa sebagai anak muda tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termasuk aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah dinding dapat memberikan manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah dinding merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai macam ide, beragam gagasan,pikiran,daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah dinding merupakan wadah kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri . Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah dinding dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan,berkomentar, berolok-olok, mengkritik serta masih banyak lagi yang lain.

3. Sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis

Melalui majalah dinding, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menulis tidak terjadi dalam seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analitis.

4. Sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca

(9)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

8 menimbulkan insipirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam majalah dinding. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.

5. Sebagai pengisi waktu

Majalah dinding dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu luangnya, di saat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai mengikuti semua pelajaran.

Waktu-waktu luang dapat dimanfatkan oleh siswa dengan membaca berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya.

6. Sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir

Majalah dinding dapat membangkitkan gairah siswa untuk mencari bacaan lain lewat “ umpan “ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat mungkin sajian-sajian majalah dinding itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah dinding berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.

Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa. Dengan demikian majalah dinding berperan sebagai “ terminal awal “ yang dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan.

7. Sebagai media untuk melatih berorganisasi

(10)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

9 kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.

Ada tiga faktor pendukung dalam menyelenggarakan majalah dinding, yaitu penulis, ilustrator dan dokumentator. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lain dalam melahirkan majalah dinding yang berkualitas. Penulis sebagai sumber utama lahirnya majalah dinding mempunyai kontribusi terbesar dalam penyelenggaraan majalah dinding, hal ini mengingat bagian terbesar isi majalah dinding berupa tulisan. Selanjutnya agar perwajahan majalah dinding menarik dan tidak kaku perlu diberi ilustrasi berbagai bentuk hiasan atau pemanis. Melalui penampilan aneka variasi, baik warna maupun bentuk gambar, garis atau yang lain, beragam ilustrasi yang pengaturannya diselang-seling akan membuat majalah dinding mempunyai daya tarik. Di sinilah letak pentingnya seorang ilustrator untuk menjadikan majalah dinding agar terlihat menarik bagi pembacanya. Sedangkan seorang dokumentator mempunyai peranan untuk mendokumentasikan, yaitu menyimpan dan mengamankan semua naskah yang pernah dimuat dalam majalah dinding. Naskah-naskah tersebut diklasifikasikan berdasarkan penggolongan naskah, misalnya opini, cerpen, puisi, rubrik khusus (agama, wanita, pengetahuan dan lain-lain), vinyet, kata hikmat/mutiara, teka teki silang dan lain-lain) Sedangkan bahasa yang digunakan dalam majalah dinding memiliki ciri-ciri khusus, yaitu singkat , padat, jelas dan komunikatif. Singkat berarti menghindari pemilihan bentuk kata yang kurang ringkas. Padat berarti menggunakan jumlah kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menjangkau makna yang selengkap-lengkapnya. Sedang jelas, mengandung makna tidak membingungkan, dan komunikatif mengandung unsur yang mudah dipahami.

(11)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

10 Meskipun bahasa majalah dinding bersifat ringkas, tidak berarti harus menggunakan singkatan-singkatan atau akronim-akronim sebagai pengganti kata yang sebenarnya. Bila singkatan dan akronim itu harus digunakan, sebaiknya dipilih singkatan atau akronim yang sudah bersifat umum dan frekuensi pemakainnya tinggi.

Menurut Nursisto (1999) ada beberapa teknik penyajian tulisan dalam majalah dinding yang lazim dipakai adalah : (1) Spot News, yaitu pengungkapan sesuatu secara lugas. Apabila akan menuliskan kejadian atau berita tentang sesuatu, pengungkapan secara spot news adalah dengan langsung mengungkapkan inti permasalahan seperti apa adanya. Berkaitan dengan cara pengungkapan semacam itu, ada kebiasaan yang dapat dilakukan sebagai pemandu arah dalam melakukan penulisan langsung, yaitu tentang sesuatu yang selanjutnya dikenal dengan hukum ” 5W + 1 H ”, yaitu What (apa), Who (Siapa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa), dan How (bagaimana); (2) Feature, yaitu prngungkapan sebuah peristiwa yang diusahakan berdaya tarik indah dan

mampu memikat pembaca. Meskipun tujuannya sama, yaitu mengungkapkan suatu hal, tetapi gaya penyampaiannya tampak lebih menonjolkan unsur keindahan. Akibatnya, di dalam feature terkandung unsur yang sedikit menyerupai bentuk karya sastra. Disamping isinya yang bersumber pada fakta dapat terungkapkan dengan jelas, feature juga menampilkan satu unsur lain yang bergaya menghibur, enak diikuti dan tidak terlalu lugu. (3) Reportage, adalah jenis tulisan yang tujuan utamanya menyampaikan informasi dengan mempertimbangkan rasa keingintahuan pembaca berdasarkan data dan faktor pendukung yang lengkap. Untuk menggali data tersebut seorang reporter harus melakukan observasi, interview dan riset. Dalam sebuah reportase, penulis akan berusaha menarik minat pembaca secara maksimal.

Organisasi pengelola majalah dinding secara sederhana terdiri dari : 1. Kepala Sekolah : Penanggung jawab

2. Pembina : Guru yang ditunjuk

3. Redaksi : Beberapa siswa, dibantu dengan bagian-bagian, yaitu : a. Bagian Dokumentasi

b. Bagian Reportase

(12)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

11 d. Bagian Produksi

Majalah dinding sebagai media peningkatan kemampuan menulis dan budaya baca

siswa

Majalah dinding dapat memberikan inspirasi bagi para siswa untuk dapat menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam bentuk tulisan. Melalui majalah dinding , siswa dapat mengembangkan potensi menulisnya sehingga menjadi semakin baik dan berkualitas. Untuk dapat mencapai hal tersebut perlu adanya dorongan dari guru untuk terus memotivasi para siswa agar terus mengembangkan potensinya dalam hal menulis dan bila perlu dengan memberi tugas-tugas terstruktur

Tulisan atau karangan (komposisi tulis) sebagaimana yang dinyatakan Taksonomi Bloom (dalam Ahmadi , 1988:22) dapat dimasukkkan dalam kategori sintesis, yaitu sebagai upaya menyampaikan gagasan, ide dan perasaan. Kemampuan menulis siswa dalam arti yang lebih luas bukan sekedar menulis atau merangkaikan kata-kata menjadi kalimat yang tidak memiliki makna, melainkan di dalamnya harus tercermin berbagai gagasan yang runtut untuk disampaikan kepada orang lain. Selain gagasan yang runtut, karangan yang baik harus sistematis dan menarik

Senada dengan pendapat di atas, Caraka (1983:7) menjelaskan bahwa mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik yang mengena pada pembaca. Di sisi lain, Mc Mahan dan Day memberikan penjelasan tentang ciri-ciri tulisan yang baik meliputi : (1) jujur, bahwa karangan itu benar-benar merupakan gagasan dari penulisnya, (3) bahasanya jelas, artinya tidak membingungkan pembacanya, (3) uraiannya singkat, sehingga tidak memboroskan waktu pembacanya, dan (4) panjang pendeknya kalimat bervariasi (Tarigan, 1984:7)

(13)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

12 Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah aktivitas produktif, aktivitas menghasilkan bahasa. Dari pengertian secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis. Kedua aktivitas tersebut dalam pengajaran menulis di sekolah seharusnya mendapat porsi yang sama. Artinya , walaupun tugas menulis diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa siswa , penilaian yang dilakukan hendaknya mempertimbangkan ketepatan berbahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi. Jelasnya, penilaian yang diinginkan adalah tentang kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa yang tepat. Untuk maksud tersebut, tugas yang sesuai adalah tugas menulis esai, artinya berupa tes esai (Nurgiantoro, 1988:273-279)

Hardjono (1988:86) menyatakan bahwa kemampuan menulis yang dapat dikembangkan adalah kemampuan reproduktif, reseptif-komunikatif, dan produktif. Kegiatan yang dilakukan dalam kemampuan reproduktif ialah menyalin teks dari buku-buku atau yang ditulis di papan tulis. Dalam mengembangkan kemampuan reseptif-produktif, teks diberikan kepada siswa diminta untuk mereproduksi atau menceritakan kembali teks tersebut secara keseluruhan atau hanya intinya saja, sedangkan dalam mengembangkan kemampuan produktif siswa harus menulis secara bebas berdasarkan tema yang diberikan dengan pertolongan beberapa kunci.

(14)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

13 Penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan akan tetapi agar redaksi majalah dinding dapat menilai secara lebih obyektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analitis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau katagori-katagori tertentu. Perincian karangan ke dalam aspek-aspek atau katagori-katagori tersebut antara karangan yang satu dengan karangan yang lain dapat berbeda, tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkatagorian itu dapat bervariasi, kategori-kategori yang pokok hendaknya meliputi : (1) kualitas dan ruang lingkup isi; (2) organisasi dan penyajian isi; (3) gaya dan bentuk bahasa; (4) mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan serta (5) respon afektif guru terhadap karya tulis.

Penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah dilakukan secara spontan sebagaimana bertutur, tetapi harus mempertimbangkan kaidah penulisan yang benar. Sehubungan dengan pernyataan ini, Syafi’ie (dalam Suyitno, 1987:42) menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan merangkaikan kalimat yang sedemikian rupa supaya pesan yang terkandung bisa disampaikan dengan baik. Untuk itu setiap kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf signification maupun dalam taraf value. Menulis juga merupakan kegiatan kompleks dengan melibatkan cara berpikir yang teratur dan kemampuan mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tertulis dengan memperhatikan beberapa syarat, yaitu : (1) kesatuan gagasan, (2) kejelasan susunan kalimat, (3) ketepatan penyusunan paragraf, dan (4) ketepatan teknik penulisan (Hastuti, 1982:1).

Dengan demikian, menulis bertujuan menyampaikan maksud, pesan, ataupun gagasan kepada orang lain dengan menggunakan tulisan. Menulis sangat memerlukan latihan, pengalaman, waktu, kesempatan, serta pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Oleh sebab itu sekolah perlu mengadakan diklat tentang teknik menulis bagi siswa untuk meiningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam membuat karya tulis.

(15)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

14

dan memenuhi persyaratan penulisan dapat dimuat di majalah dinding secara berkala. Pemuatan naskah tersebut disamping untuk mendapatkan naskah yang berkualitas juga dapat memberikan kebanggaan bagi siswa dan menjadi alat motivasi untuk lebih produktif dalam menghasilkan karya tulis pada masa mendatang serta dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dari siswa lain untuk membacanya.

Melalui membaca pada majalah dinding secara berkala diharapkan pula timbul kebiasaan dan budaya membaca di kalangan siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, redaksi majalah dinding harus terus meningkatkan kualitas tulisan dan mengadakan penelitian terhadap kebutuhan siswa sehingga apa yang disajikan dalam majalah dinding sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa.

PENUTUP

Untuk meningkatkan kegairahan siswa dalam menulis pada majalah dinding, diperlukan proses pembelajaran dan latihan-latihan. Melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan pengetahuan dan keterampilan siswa untuk menulis semakin meningkat yang pada akahirnya diharapkan dapat menghasilkan karya tulis yang berkualitas.

Disamping itu majalah dinding harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian siswa. Dengan penampilan yang menarik, majalah dinding diharapkan juga mampu mendorong siswa untuk membacanya pada waktu-watu luang. Oleh sebab itu penerbitan majalah dinding perlu mendapatkan dukungan sarana dan prasarana, dana dan yang lebih penting keterlibatan semua warga sekolah untuk menjadikan majalah dinding sebagai sarana meningkatkan cakrawala pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin. 1984. Keterampilan Menulis. Malang : UT UPBJJ

Caraka, Cipta Loka. 1983. Teknik Mengarang. Yogyakarta : Yayasan Kanisius

(16)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

15 Harsiati, Titik. 1992. Tata Letak Majalah Dinding. Makalah disajikan dalam Diklat

Pembuatan Majalah Dinsing bagi Para Guru di SD di Kecamatan Sumbefmanjing Wetan Kabupaten Malang. Malang : LPM IKIP MALANG

Hastuti. 1982. Tulis Menulis. Yogyakarta : Penerbit Lukman

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE

Nursisto. 1999. Membina Majalah Dinding.Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Rifai, Muhammad. 1992. Teknik Membuat dan Menerbitkan Majalah Dinding. Makalah disampaikan dalam Kegiatan PKMTD HMP IKIP MALANG, Himpunan Mahasiswa Penulis, 17,18-25,25 Oktober 1992.

Saliwangi, Basenang.1992. Diktat Pembuatan Majalah Dinding Sebagai Upaya Peningkatan Minat Baca Siswa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten

Malang. Malang : LPM IKIP MALANG

Suyitno, Imam. 1987. Hubungan antara kebiasaan Berbahasa dengan Kemampuan Menulis Siswa Kelas II SMAN 2 Malang Tahun Ajaran 1985/1986. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang : JPBSI FPBS IKIP MALANG

Syafi’I, Imam, Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia dalam Menulis Mahasiswa Tiga IKIP di Jawa. Malang FPS IKIP MALANG

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Warastutik, Enik. 1990. Pengaruh Minat Baca terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas II SMPN 4 Malang Tahun Ajaran 1989/1990. Skripsi tidak dipublikasikan.

Malang : JPBSI FPBS IKIP MALANG

Widayati, Rini. 1996. Penegaruh Kualitas Majalah Dinding terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas I SMUN Kepanjen Tahun Pelajaran 1995/1996. Malang :

JPBSI FPBS IKIP MALANG

(17)

Majalah dinding sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis dan budaya baca siswa : : Drs. Hari Santoso, S.Sos.

Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

However, in numerous applications one encounters cost functions which do not belong to either of these domains; for example, in managerial economics one often considers cost

Menggunakan internet banking dalam transaksi perbankan adalah hal yang mudah bagi saya (PEOU1) Interaksi saya dengan internet banking adalah jelas dan dapat

Normalisasi Pipa Air Minum Dsn

Asumsi tersebut didukung oleh hasil dari kajian morfometrik dengan analisis PCA menunjukkan bahwa populasi Jawa terpisah dari populasi Bali dengan garis singgungan

Berdasarkan penelitian diatas, maka dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Media Pembelajaran Jaringan Saraf Tiruan Metode Kohonen Berbasis Multimedia”, dengan studi

Komputer merupakan salah satu alat dari sekian banyak peralatan yang diciptakan manusia guna meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas serta tingkat kehidupan manusia yang lebih

Selain itu, bentonit memiliki dua lapisan interlayer yang berbeda sehingga bentonit mempunyai kemampuan tukar kation yang tinggi, karena bentonit merupakan

Proses pencelupan kain kapas dengan zat warna reaktif yang sebelumnya dikationisasi dengan amonium sulfat, setelah dilakukan tanpa penambahan elektrolit (garam), namun masih