• Tidak ada hasil yang ditemukan

Issn Online : 2598-8131 Print : 2598-814X Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Issn Online : 2598-8131 Print : 2598-814X Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Di Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL OF RESIDU

Issn Online : 2598-8131 Print : 2598-814X

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Di Indonesia

Engla Desnim Silvia

E-mail : engla2017@gmail.com

Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

ABSTRACT

This study aims to analyze the Influence of output, wage rate, and investment on employment opportunities in Indonesia. The type of this research is descriptive and associative research. While the type of data is documentary data, the data source is secondary data and time series data from the first quarter of 2001 until the fourth quarter of 2010. Endogenous variables in this study inflation and employment. Exogenous variables are output, interest rate, wage rate, and investment. Output, wage rates have a significant effect on employment opportunities in Indonesia. While investment has no significant effect on employment opportunities in Indonesia. Based on the results of these studies policies that can be recommended is the government needs to make policy in setting the minimum wage. In order for investment to positively affect employment opportunities in Indonesia, the company is expected to create more labor-intensive business field, so that job opportunities can increase. The government needs to provide incentives to companies that invest in businesses that absorb a lot of labor.

Keyword : job opportunity, output, wage rate and investment

PENDAHULUAN

(2)

Tahun

Kesempatan

Kerja Output Tingkat Upah Investasi

(n) (Y) (W) (I)

2001 90,81 1.684.281 286.100,00 58.672,90

2002 91,65 0,92 1.863.275 9,61 362.700,00 21,12 25.307,60 -131,84

(3)

mengalami kenaikan. Kenaikan tingkat upah setiap tahunnya ini diduga disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah dalam penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP). Hal ini juga disebabkan oleh adanya kecenderungan semakin menurunnya suku bunga.

Dari Tabel terlihat bahwa investasi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini di sebabkan oleh faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi seperti kondisi perekonomian, suku bunga, jumlah output, dan prediksi keadaan ekonomi di masa mendatang juga karena adanya krisis. Faktor non ekonominya seperti keamanan dan kebijakan pemerintahan dalam pengurusan perizinan investasi. Peningkatan jumlah investasi ini akan berpengaruh pada semakin meningkatnya kesempatan kerja. Karena investasi ini akan digunakan untuk perluasan usaha dan juga untuk membangun usaha baru, dan selanjutnya akan membutuhkan tenaga kerja baru. Dengan demikian kesempatan kerja akan semakin meningkat.

Di sisi permintaan, banyak kesempatan kerja yang hilang setiap tahun, dan banyak pekerjaan baru tercipta. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan beberapa sektor dalam perekonomian menurun dan sektor-sektor lain berkembang. Pekerjaan hilang di sektor yang sedang menyusut. Pekerjaan tercipta di sektor yang sedang berkembang. Di samping itu, bahkan di industri-industri yang stabil sekalipun, banyak perusahaan gugur dan banyak perusahaan baru lahir. Kenaikan bersih dalam kesempatan kerja adalah selisih antara semua pekerjaan yang hilang dan semua pekerjaan yang tercipta (Lipsey dkk, 1997: 36).

Menurut Case dan Fair (2003:246), perusahaan yang memaksimalkan laba akan menambah input dalam kasus tenaga kerja, perusahaan itu akan mempekerjakan pekerja sepanjang hasil penerimaan marginal masukan (input) tersebut, dalam hal ini adalah tenaga kerja dan upah.

Menurut teori klasik baru, satu penjelasan klasikal baru tentang fluktuasi siklis dalam kesempatan kerja mengasumsikan bahwa mereka disebabkan oleh fluktuasi keinginan orang untuk menawarkan tenaga mereka. Jika penawaran tenaga kerja berfluktuasi secara siklis, ini akan menyebabkan variasi siklis dalam kesempatan kerja. Penjelasan mengenai perilaku siklis dalam pasar tenaga kerja ini mengandung masalah. Pertama, upah akan cenderung naik di masa suram dan turun di masa cerah, yang tidak sesuai dengan yang kita amati. Kedua, masih tidak akan ada pengangguran siklis sistematik, karena pasar tenaga kerja selalu bersih (clear), setiap orang yang ingin bekerja benar-benar sedang bekerja (Lipsey: 1997).

(4)

antara GDP riil dengan pengangguran. Peningkatan pengangguran cenderung dikaitkan dengan rendahnya pertumbuhan GDP riil (Mankiw, 2003:36). Karena dibutuhkan tambahan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa.

Dalam Lipsey, dkk (1997), teori upah efisiensi mengatakan bahwa perusahaan mungkin melihat bahwa akan menguntungkan untuk membayarkan upah yang cukup tinggi sehingga bekerja jelas merupakan alternatif yang lebih menguntungkan daripada di pecat. Ini akan meningkatkan kualitas keluaran pekerja tanpa perusahaan harus mengeluarkan biaya besar untuk memantau kinerja pekerja.

Menurut Nicholson (2007:483-484), tingkat upah di daerah-daerah yang tinggi tingkat penganggurannya biasanya lebih tinggi dari tingkat upah di daerah-daerah yang rendah tingkat penganggurannya. Masih menurut Nicholson, kurva permintaan faktor (D) mempunyai slope negatif, dengan asumsi bahwa perusahaan akan menyewa lebih sedikit jika harga faktor yang bersangkutan lebih mahal.

Menurut Case dan Fair (2003:247), apabila upah pasar jatuh, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan meningkat. Apabila upah pasar naik, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan turun.

Menurut Dornbusch, dkk (2008:340), dalam penggunaan umum, investasi sering mengacu pada membeli aset finansial atau fisik. Contohnya, seseorang berinvestasi dalam saham, obligasi, dan rumah ketika ia membeli aset tersebut. Dalam makroekonomi, investasi mempunyai arti lebih sempit lagi, yang secara teknis berarti: investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik.

Output dalam hal ini adalah Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) yang lebih tinggi berarti pengangguran yang lebih rendah, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak pekerja ketika memproduksi lebih banyak. Menurut Hukum Okun terdapat hubungan yang negatif antara GDP riil dengan pengangguran. Peningkatan pengangguran cenderung dikaitkan dengan rendahnya pertumbuhan GDP riil (Mankiw, 2003:36). Karena dibutuhkan tambahan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa.

(5)

Menurut Nicholson (2007:483-484), tingkat upah di daerah-daerah yang tinggi tingkat penganggurannya biasanya lebih tinggi dari tingkat upah di daerah-daerah yang rendah tingkat penganggurannya. Masih menurut Nicholson, kurva permintaan faktor (D) mempunyai slope negatif, dengan asumsi bahwa perusahaan akan menyewa lebih sedikit jika harga faktor yang bersangkutan lebih mahal.

Menurut Case dan Fair (2003:247), apabila upah pasar jatuh, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan meningkat. Apabila upah pasar naik, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan turun.

Menurut Dornbusch, dkk (2008:340), dalam penggunaan umum, investasi sering mengacu pada membeli aset finansial atau fisik. Contohnya, seseorang berinvestasi dalam saham, obligasi, dan rumah ketika ia membeli aset tersebut. Dalam makroekonomi, investasi mempunyai arti lebih sempit lagi, yang secara teknis berarti: investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif dan asosiatif. Kesempatan kerja (n) adalah banyaknya orang yang bekerja atau penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan dalam satu tahun. Data kesempatan kerja yang digunakan dikeluarkan oleh BPS dan dinyatakan dalam jutaan orang. Suku Bunga (r) adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. Data suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga kredit investasi berjangka 12 bulan menurut kelompok bank umum. Data yang digunakan dikeluarkan oleh LPI dinyatakan dalam persen per tahun.

Tingkat upah (W) adalah upah yang dibayarkan oleh sektor dunia kerja berdasarkan standar Upah Minimum Provinsi yang dirata-ratakan. Data yang digunakan dikeluarkan oleh BPS yang dinyatakan dalam ribu rupiah per tahun. Ouput adalah total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Output yang digunakan adalah PDB menurut harga berlaku. Data yang digunakan dikeluarkan oleh BPS dan dinyatakan dalam milyar per tahun. Investasi (I) adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menurut sektor ekonomi. Data yang digunakan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dinyatakan dalam Milyar Rupiah per tahun.

(6)

Analisis data untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan program Eviews. Menurut Nachrowi dan usman (2006:249), untuk mendeteksi ada tidaknya kasus heterokedastisitas

pada hasil penelitian apabila: nilai probability lebih kecil dari alpha (α = 0,05) berarti ada

heterokedastisitas, nilai probability lebih besar dari alpha (α = 0,05) berarti) tidak ada

heterokedastisitas.

Uji F, Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel eksogen (X1, X2,….Xn) secara bersama -sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (Y) atau untuk mengetahui apakah model ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel endogen atau tidak (Priyatno, 2008: 81). Uji t, Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel eksogen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (Y). Uji ini menggunakan rumus (Priyatno, 2008: 70) :

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan program eviews 4, diperoleh hasil olahan data untuk berbagai uji dan model analisis sebagai berikut:

a. Uji Stasioner

Uji stasioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji akar unit (unit root test) yang dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller, atau yang lebih dikenal dengan uji akar unit Dickey-Fuller (DF). Apabila nilai statistik Dickey-Fuller (Dickey-Fuller test

statistic) probabilitasnya kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima yang artinya

variabel tersebut stasioner. Variabel tersebut dapat stasioner apakah itu pada level, 1st difference, atau 2nd difference. Sebaliknya apabila nilai statistik Dickey-Fuller

probabilitasnya besar dari α = 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak yang artinya variabel

tersebut tidak stasioner atau mengandung masalah unit root. Tabel : Hasil Uji Stasioner Masing-masing Variabel

Nama Variabel Tingkat Nilai Probabilitas

Kesempatan Kerja (n) 2nd difference 0,0000

Output / PDB (Y) 2nd difference 0,0027

Tingkat upah (W) 2nd difference 0,0000

Investasi (I) 1st difference 0,0018

Sumber: Hasil Olahan Data dengan Eviews 4, n=40 α=0,05

Tabel di atas menjelaskan masing-masing variabel stasioner pada tingkat tertentu, yaitu pada 1st difference, dan 2nd difference. Dari Tabel tersebut dapat diketahui bahwa variabel investasi, PDB

(7)

tersebut stasioner pada 1st difference. Variabel tingkat upah dan kesempatan kerja stasioner pada 2nd difference, dikarenakan masing-masing tersebut nilai probabilitasnya kecil dari α=0,05 2nd difference.

b. Uji Heterokedastisitas

Untuk mengetahui apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Idris, 2004:62). Analisis data untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan program Eviews. Menurut Nachrowi dan Usman (2006:249), untuk mendeteksi ada tidaknya kasus heterokedastisitas pada hasil penelitian apabila:

1) Nilai probability lebih kecil dari alpha (α = 0,05) berarti ada heterokedastisitas. 2) Nilai probability lebih besar dari alpha (α = 0,05) berarti) tidak ada

heterokedastisitas.

Adapun hasil uji heterokedastisitas data hasil penelitian ini untuk persamaan kesempatan kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel : Uji heterokedastisitas persamaan Kesempatan Kerja

Keterangn Coefficient Std. Error t-Statistic Probability

Konstanta (C) 16,7734 13,0771 1,2827 0,2083

Output (Y) 3,8000 1,6200 0,0235 0,9814

Tingkat upah (W) -7,8800 1,6600 -0,4756 0,6374

Investasi (I) -1,9200 3,6800 -0,5225 0,6047

Sumber: Data olahan

Berdasarkan hasil analisis data untuk uji heterokedastisitas terhadap variabel-variabel eksogen pada persamaan inflasi dan persamaan kesempatan kerja diperoleh bahwa nilai probability untuk semua variabel nilainya lebih besar dari tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05). Jadi dapat dikatakan bahwa data hasil penelitian pada persamaan kesempatan kerja tidak mengalami kasus heterokedastisitas. Dengan demikian data hasil penelitian dapat dianalisis untuk pengujian berikutnya.

Tabel : Hasil Estimasi Persamaan Kesempatan Kerja

(8)

Variable

Coefficient Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

4.830129

0.729321

6.622775

0.0000

LOG(Y)

0.215372

0.018219

11.82154

0.0000

LOG(W)

-0.153072

0.026995

-5.670371

0.0000

LOG(I)

-0.005125

0.005708

-0.897815

0.3756

R-squared

0.980543 Mean dependent var

4.577302

Adjusted R-squared

0.977682 S.D. dependent var

0.059630

S.E. of regression

0.008908 Akaike info criterion

-6.466184

Sum squared resid

0.002698 Schwarz criterion

-6.212852

Log likelihood

135.3237 F-statistic

342.6910

Durbin-Watson stat

0.281533 Prob(F-statistic)

0.000000

Dari estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan kesempatan kerja dalam penelitian ini sebagai berikut:

n = 4,8301 - 0,2154 log(Y) – 0,1531 log(W) – 0,0051 log(I)

Berdasarkan hasil estimiasi persamaan kesempatan kerja tersebut dapat diketahui bahwa konstanta kesempatan kerja 4,8301. Hal ini berarti apabila kesempatan kerja tidak dipengaruhi oleh output, tingkat upah, dan investasi maka nilai kesempatan kerja adalah sebesar (anti log dari 4,8301) 65.623,87 orang. Output mempunyai nilai koefisien estimasi sebesar 0,2154. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kenaikan output sebesar satu persen, maka kesempatan kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,2154 persen dengan asumsi cateris paribus.

Nilai koefisien estimasi tingkat upah adalah sebesar -0,1531. Dapat dimaknai bahwa apabila tingkat upah mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka kesempatan kerja akan turun sebesar 0,1531 persen, dengan asumsi cateris paribus.

Nilai koefisien investasi adalah -0,0051. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan investasi sebesar satu persen, maka kesempatan kerja turun sebesar 0,0051 persen, dengan asumsi

cateris paribus. Nilai koefisien determinasi atau R2 dari estimasi persamaan kesempatan kerja yaitu sebesar 0,9805. Artinya adalah bahwa sumbangan variabel output, tingkat upah, dan investasi adalah sebesar 98 persen dan sisanya yang 2 persen ditentukan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

1. Uji Hipotesis

(9)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel eksogen (output, tingkat upah, dan investasi) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (kesempatan kerja) atau digunakan untuk mengetahui apakah model ini dapat memprediksi variabel endogen atau tidak.

Hipotesis

Hipotesis alternatif pada persamaan kesempatan kerja dalam penelitian ini menyatakan bahwa PDB, tingkat upah, dan investasi berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Dari hasil estimasi pada persamaan kesempatan kerja diperoleh nilai probabilitas f (statistik) atau Fhitung sebesar 342,6910. Dengan demikian output, tingkat upah, dan investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia.

b. Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakan variabel eksogen (output, tingkat upah, dan investasi) secara parsial berpengaruh terhadap variabel endogen (kesempatan kerja). Berdasarkan hasil estimasi persamaan kesempatan kerja dapat diketahui bahwa variabel output berpengaruh signifikan dan positif terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai

probabilitasnya yang lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05) dan nilai ttabel lebih kecil dari thitung

(2,0332 < 11,8215). Dapat dimaknai bahwa secara parsial, output berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia.

Tingkat upah berpengaruh signifikan dan negattif terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Hal ini

perlihatkan oleh nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05) dan nilai ttabel yang lebih besar dari thitung (-2,0332 > - 5,6704). Dengan demikian berarti bahwa secara parsial, tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia.

Investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Hal ini

terlihat dari nilai probabilitasnya yang lebih besar dari nilai α (0,3756 > 0,05) dan nilai ttabel yang

lebih besar dari nilai thitung (-0,8978 > -2,0332). Hal ini berarti bahwa secara parsial investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia.

PEMBAHASAN

Pengaruh Output, Tingkat Upah, dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Indonesia

(10)

maka dibutuhkan tambahan faktor produksi yang salah satunya adalah tenaga kerja, dengan tambahan tenaga kerja ini maka kesempatan kerja akan semakin

meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2010), ia menyatakan bahwa PDB sektor industri berpengaruh signifikan.

Tingkat upah juga berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia dan arahnya negatif. Apabila tingkat upah meningkat maka kesempatan kerja akan turun. Begitu juga sebaliknya ketika tingkat upah turun maka kesempatan kerja akan meningkat. Hasil analisis untuk pengaruh tingkat upah terhadap kesempatan kerja dalam penelitian ini arahnya negatif. Hal ini terjadi karena semakin meningkat upah maka biaya produksi akan semakin meningkat, dan perusahaan akan lebih sedikit menggunakan faktor produksi ketika harga faktor produksi tersebut lebih mahal atau meningkat. Dengan demikian, kesempatan kerja juga akan semakin berkurang ketika upah tenag kerja tersebut mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rezal Wicaksono (2010) tetapi dengan arah yang berlawanan, bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Mankiw (2003:156) menyatakan bahwa kekakuan upah riil mengurangi tingkat perolehan kerja dan mempertinggi tinggi tingkat pengangguran.

(11)

kerja manusia seperti mempermudah perizinan dan meringan pajak. Prediksi keadaan perekonomian di masa mendatang juga menjadi pertimbangan bagi para pengusaha. Untuk itu pemerintah harus bisa meyakinkan dan memberikan jaminan atas keadaan perekonomian yang lebih baik baik di masa mendatang, seperti mapannya perekonomian suatu negara tersebut atau dalam istilah ekonominya steady state.

PENUTUP

Dalam penelitian ini hipotesis tidak semuanya diterima. Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Sedangkan output, dan tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja. Sementara itu, secara parsial output berpengaruh signifikan dan positif terhadap kesempatan kerja. Tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja dan negatif. Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja dan dan arahnya negatif. Kesempatan kerja dipengaruhi secara signifikan oleh output, dan tingkat upah. Pemerintah juga perlu mengendalikan permintaan dan penawaran output agar tidak terjadi kelebihan permintaan dan kelebihan penawaran output. Supaya investasi berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di Indonesia, maka perusahaan diharapkan mampu menciptakan lapangan usaha yang lebih padat karya, agar kesempatan kerja dapat meningkat. Pemerintah perlu memberikan

insentif kepada perusahaan yang berinvestasi pada usaha yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti mempermudah urusan perizinan dan meringankan pajak.

REFERENSI

Bank Indonesia. 2001-2010. Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) dan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI). BI: Jakarta

. 2004. Survei Iklim Investasi. BI: Jakarta

Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia. Berbagai Edisi. Padang

. (Statistik Indonesia). bps.go.id. Diakses 25 Mei 2011.

Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, dan Richard Startz (2008). Makroekonomi. Edisi kesepuluh. Alih bahasa Roy Indra Mirazudin. Jakarta: PT. Media Global Edukasi

Case, Karl E dan Fair Ray C. 2003. Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Edisi ketujuh. Alih Bahasa Barlian Muhamad. Jakarta: Gramedia

.2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Wibi Hardani dan Devri Barnadi. Jakarta: Erlangga

(12)

Lipsey, Richard G, Paul N. Courant, Douglas D. Purvis, dan Peter O. Steiner. 1997. Pengantar Makroekonomi, Jilid 2. Alih bahasa Agus Maulana. Binarupa Aksara. Jakarta. Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Alih Bahasa Imam Nurmawan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

_________________ . 2006. Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Alih bahasa Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba Empat.

Mishkin, Frederic S. 2009. Ekonomi uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Alih bahasa Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita G. Salemba Empat: Jakarta

Muana Nanga . 2005. Makro Ekonom: Teori, Masalah & Kebijakan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Samuelson, Paul A dan William D Nordhaus. 2004. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi

Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Ketujuh, Jilid 1. (Terjemahan Haris Munandar). Jakarta: Erlangga.

Rezal Wicaksono. 2010. Analisis Pengaruh PDB Sektor Industri, Upah Riil, Suku Bunga Riil, dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Pengolahan

Sedang dan Besar di Indonesia Tahun 1990-2008. Semarang : UNDIP. www.google.com

Gambar

Tabel : Hasil Uji Stasioner Masing-masing Variabel
Tabel : Hasil Estimasi Persamaan Kesempatan Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Konsep desain partisipasi dalam interior ruang terapi perilaku anak autis sangat mempertimbangkan karakter anak dan metode terapi yang digunakan sehingga kriteria dan perwujudan

Hasil penelitian Ade Rachmawati, yang berjudul proses perekrutan dan seleksi pegawai bagian kantor (studi kasus: PT Alfa Trans Raya), menunjukkan bahwa Proses perekrutan

menunjukkan nilai p (0,002) &lt; 0,05 H0: ditolak dapat diasumsikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna inisiatif guru terhadap kreativitas belajar siswa pada

Dalam rangka menahan arus pengaruh pendidikan barat yang dikelola Pemerintah Kolonial Belanda, Tuan Guru Muhammad Kasyful Anwar bekerjasama dengan Tuan Haji Setta, seorang

Pada penelitian ini dilakukan di sebuah lahan yang bertanah padas dan dilakukan analisa tentang kapasitas kerja dengan beban dan tanpa beban serta efisisensi mesin trencher

Mengenai pembuktian bahwa syarat- syarat tersebut dalam ayat (1) telah dipenuhi sehingga tidak ada rintangan untuk melangsungkan perkawinan campuran, maka menurut

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru diharapkan mampu untuk memberikan rasa kesenangan pada diri anak, mampu menumbuhkan rasa percaya diri,

Untuk aroma dan rasa seduhan sirup teh jahe pada gambar 4 terlihat bahwa kisaran tingkat kesukaan panelis terhadap aroma seduhan sirup teh jahe 2,97 – 3,23 yang menunjukkan