• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembang"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan,

Wawasan Nusantara dan Sikap Perilaku dalam Bela Negara

Roy Fachraby Ginting, S.H.M.Kn

Kelompok 6

Kelas A 2017/2018

Ketua : Tiara AnnisaSiregar (171301-076)

081269322453

Sekretaris : Ananda Romauli Pasaribu (171301-077)

082276259312

Bendahara : Melati Sukma Sihombing (171301-049)

082370159787

Anggota : Dahlia Sari Harahap (171301-019)

082272169977

Dwi Tri Saprianti (171301-032)

082367978862

Fakultas Psikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 3

BAB I PENDAHULUAN... 4

a. Latar Belakang... 4

b. Rumusan Masalah ... 5

BAB II ISI a. Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan ... 6

b. Mengembangkan Wawasan Nusantara Terhadap Pancasila... 8

c. Pancasila Dalam Upaya Bela Negara ... 18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

Biografi Penyusun Makalah... 24

(3)

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atasselesainyamakalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan, Wawasan

Nusantara dan Sikap Perilaku dalam Bela

Negara”sebagaipenunjangilmumatakuliahPendidikanPancasiladanKewarganegaraanini.Makal ah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan pengetahuan.

Banyakterimakasihdiucapkanatasdukungan moral danmateril yang diberikandalampenyusunanmakalahini, makapenulismengucapkanterimakasihsebesar-besarnyakepadaBapak Roy FachrabyGinting, S.H.M.Kn. yang berperansebagaidosen yang membimbing kami selamamenyelesaikanmakalahini.

Ucapan terima kasih penyusunucapkankepada Dosen Mata

KuliahPendidikanPancasiladanKewarganegaraan yang penyusunhormati, teman-temankelas A yangpenyusunsayangi, dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusunmenyadaribahwamakalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehkarena itu,kritik dan saran yang bersifat konstruktif danobjektifsangat penulis butuhkansebagaipenunjangperbaikanmakalahini.Penyusunsangatmengharapkankritikdan saran yang membangundariparapembaca demi kesempurnaanmakalahini.

Medan, 18 Oktober 2017 Hormat Kami,

Penyusun

(4)

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman pendapat, kebudayaan kesenian, kepercayaan, memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, kondisi sosial masyarakat, kebudayaan dan tradisi, kepercayaan, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah.

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat, memandang. Jadi kata wawasan dapat di artikan sebagai cara melihat atau cara memandang.

Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik sehingga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.

(5)

kepentingan kemajuan bagsa. Menurut pemikiran Rizal Ramli bangsa ini akan cepat makmur jika pemimpin-pemimpin kita melakukan transformasi seluruh hidupnya untuk kepentingan rakyat; baik pemikirannya, seluruh hartanya, Waktu dan tenaganya, segalanya untuk kepentingan rakyat dan bersedia tampil untuk kepentingan rakyat.

Sedang menurut Amin rais dalam orasinya ” Slamatkan Indonesia ” untuk menyejahterakan rakyat perlu penataan negara lebih terencana dan pemimpin-pemimpin bangsa tidak menjadi kaki tangan asing ( komprador) untuk menguras kekayaan bangsa Indonesia. Menurut Hussein Alatas dalam The Sociologi of Coroption (1968) di Indonesia korupsi semakin menggurita yang kalau dibiarkan akan membunuh negara Indonesia sendiri. Prabowo juga mengatakan perlu menihilkan pengangguran dan kemiskinan untuk kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan uraian di atas apapun pemikirannya untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang ideal) perlu kesamaan persepsi, kesamaan pandangan, dan kesamaan dalam implementasinya. Konsep Wawasan Nusantara memberikan solusi untuk menyamakan pandangan sehingga dapat mewujudkan Integrasi nasional seperti yang diharapkan bangsa Indosnesia dan integrasi nasional dapat mewujudkan kesejahteraan.

RUMUSAN MASALAH

1. BagaimanakahPancasilasebagaidasarpengembangannilaikebangsaan,wawasannusanta ra, dansikapperilakubelanegara?

2. Apakahlandasanwawasannusantaradanunsur-unsur nilai kebangsaan? 3. Bagaimana sikap perilaku kita dalam bela negara sesuai dengan pancasila ?

(6)

Pancasila sebagai Dasar Untuk Mengembangkan Nilai Kebangsaan

Bangsa Indonesia memperoleh suatu nilai yang kemudian dijadikan kesepakatan bersama (consensus), yang kemudian dikenal dengan nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan tersebut adalah nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Sebagai dasar Negara; Undang-undang dasar 1945, sebagai konstitusi; Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai pemersatu; Bhineka Tunggal Ika. Nilai-nilai dasar tersebut dicerminkan dalam sikap dan perilaku Warga Negara Indonesia, yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan wilayah yang terdiri dari pulau-pulau di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dibawah ini akan dijelaskan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, yaitu:

Nilai-nilai yang bersumber dari Pancasila, meliputi :

1. Nilai Religius, yakni nilai-nilai spiritual yang tinggi berdasarkan keyakinan agama masing-masing, toleransi terhadap agama lain, sebagai konsekuensi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Nilai Kemanusiaan, yakni nilai-nilai kebersamaan dan sepenanggungan dengan sesama warga Negara, sebagai konsekuensi bangsa majemuk yang mendiami wilayah kepulauan.

3. Nilai Keselarasan, yakni kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk memahami serta menerima kebudayaan daerah atau kearifan local, sebagai konsekuensi dari bangsa yang bersifat plural.

4. Nilai Kerakyatan, yakni sifat kearifan kepada rakyat sebagai landasan dalam merumuskan dan mengimplementasikan suatu kebijakan publik, yang dating dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

(7)

Nilai-nilai yang bersumber dari Undang-undang Dasar 1945, meliputi :

1. Kesadaran hakiki atas harkat dan martabat sebagai insan yang merdeka, bebas, dari penjajahan, penindasan dan eksploitasi lainnya.

2. Pengakuan atas kebenaran perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaannya.

3. Kesadaran rakyat sebagai insan religius yang meyakini bahwa kemerdekaan itu diperoleh atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

4. Kesadaran bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan itu dengan pengorbanan yang didasarkan pada suatu keinginan luhur, bukan oleh kepentingan sesaat atau ambisi politik golongan.

5. Tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan Negara merupakan misi Negara yang harus diemban bersama, yakni :“…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..”. Kristalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut adalah Nilai Kemanusiaan, Nilai Relegius, Nilai Produktivitas, dan Nilai Keseimbangan. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut adalah Nilai Demokrasi, Nilai Kesamaan Derajat, dan Nilai Ketaatan Hukum.

Nilai-nilai yang bersumber dari bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meliputi :

(8)

2. Nilai Persatuan Bangsa, sebagai konsekuensi dari bangsa yang bersifat plural, multi etnik, agama dan budaya.

3. Nilai Kemandirian, yakni membangun bangsa dilaksanakan malalui kekuatan sendiri, bantuan luar negeri sifatnya memperkuat untuk mengatasi kekurangan secara nasional.

Nilai-nilai yang bersumber dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, meliputi:

1. Nilai Toleransi, yakni sikap yang mau memahami orang lain sehingga komunikasi dapat berlangsung secara baik.

2. Nilai Keadilan, yakni sikap yang mau menerima haknya dan tidak mau mengganggu hak orang lain.

3. Nilai Gotong Royong dan Kerjasama, sikap saling membantu dan bekerjasama dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, muncul rasa kebangsaan yang menjadi pendorong, motif bangsa Indonesia didalam bersikap dan berperilaku, yang kemudian menjadi jati diri luhur bangsa Indonesia.

Wawasan kebangsaan menurut Darmadi, H. (2012 : 414) Nilai wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu :

Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu. Cinta akan tanah air dan bangsa

Demokrasi atau kedaulatan rakyat Kesetiakawanan social

(9)

Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu :

1. Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan. 2. Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang

sama didepan hukum. Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku. (Sofyan, S. 2014)

MENGEMBANGKAN WAWASAN NUSANTARA TERHADAP

PANCASILA

1. Pengertian Wawasan Nusantara

(10)

dua benua (Asia Australia) dan dua samudra (hindia pasifik). Sehingga wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara melihat kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua dan dua samudra.

Menurut Samsul Wahidin(2010) wawasan nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara menghayati,cara bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek asta grata.

Dalam Pembangunan Nasional, wawasan Nusantara mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan.

1. Kesatuan Politik

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, mengandung arti bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta modal dan milik bersama Bangsa. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai seuku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agam dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasin sepenanggungan, se-Bangsa dan se-tanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

(11)

Didalam bidang hukum dinyatakan bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada satu Hukum Nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

2. Kesatuan Sosial Budaya

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya berarti bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.

Kesatuan Sosial Budaya berarti pula bahwa Budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya. Bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya seluruhnya, yang hasil-hasilnya harus dapat diikmati oleh seluruh bangsa indonesia.

3. Kesatuan Ekonomi

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi mengandung arti bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup masyarakat harus tersedia merata di seluruh wilayah tanha air. Kesatuan Ekonomi berarti pula bahwa tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dan dalam pengembangan kehidupan ekonominya.

4. Kesatuan Pertahanan dan Keamanan

(12)

Didalam memahami Wawasan Nusantara perlu dibedakan antara Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan, yaitu :

1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi politik adalah wawasan sebagaimana yang dirumuskan dalam GBHN sejak 1973 yang meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial budaya

2. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan adalah wawasan yang dicetuskan dalam Deklarasi Djuanda pada tahun 1957, yang setelah melalui perjuangan yang sangat panjang dan rumit diforum internasional akhirnya diakui dalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan merupakan salah satu aspek dari pada Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik. Dengan diakuinya wawasan nusantara dalam konvensi hokum laut PBB dapat di artikan, bahwa konsepsi tersebut merupakan hasil nyata dari perwujudan wawasan nusantara sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN. Hal ini memberikan konsekuensi cukup berat didalam pengembangan dan pengelolaannya demi keberhasilan pembangunan nasional, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden dalam Pidato Pertanggungjawaban Presiden pada tanggal 1 Maret 1983, yaitu memberi harapan baru itu sekaligus tantangan baru yang tidak ringan, karena harus diambil segala langka untuk mengamankan, menggali dan memanfaatkan kekayaan laut yang bertambah sangat luas.[1]

2. Asas Wawasan Nusantara

(13)

Asas wawasan nusantara terdiri dari : 1. Kepentingan dan tujuan yang sama

2. Keadilan

3. Kejujuran

4. Solidaritas

5. Kerjasama

6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

Semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya,pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasional.Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

3. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat

dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.

Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa, dan daerah.

4. Pengertian Pancasila

(14)

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam pemusyarawatan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

5. Fungsi Pancasila

Tujuan bangsa Indonesia dalam merumuskan Pancasila adalah dipergunakannya sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila digali dari falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila dua pengertian pokok, yaitu sebagi dasar Negara dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga mempunyai fungsi yang bermacam-macam, diantaranya sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai Dasar Negara (State Fundamental Norm)

(15)

mempunyai fungsi pokok sebagai ideologi Negara atau sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara (State Fundamental Norm)

Fungsi pokok Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah sebagai pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dengan demikian berarti bahwa semua sikap dan perilaku setiap manusia Indonesia haruslah dijiwai dan merupakan pancaran pengamalan sila-sila Pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menunjukkan bahwa semua sila Pancasila adalah pencerminan atau gambaran dari sikap dan cara pandang manusia Indonesia terhadap keagamaan (Ketuhanan Yang Maha Esa), terhadap sesama manusia (kemanusiaan yang adil dan beradab), terhadap bangsa dan negaranya (persatuan Indonesia), terhadap pemerintah demokraasi (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan), dan terhadap kepentingan bersama (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).

3. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti bahwa Pancasila adalah gambaran tertulis dari pola perilaku atau gambaran tentang pola amal perbuatan bangsa Indonesia yang khas yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Pancasila sebagai kepribadian bangsa, yaitu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan dan kesatuan bangsa, berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapai hikmat kebijaksanaan, bercita-cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(16)

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, merupakan istilah yang muncul dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno didepan siding Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 Agustus 1967. Pancasila sebagai perjanjian luhur seluruh rakyat Indonesia, artinya bahwa pancasila harus kita bela untuk selama-lamanya. Perjanjian luhur ini telah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu pada saat PPKI (sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) menetapkan dasar Negara secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945.

5. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia

Dasar Negara Pancasila yang dirumuskan dan terkandung dalam pembukaan UUD 1945, memuat cita-cita dan tujuan nasional. Gambaran tentang Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia akan tampak pada rincian dan tujuan bangsa dan Negara Indonesia dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.[2]

6. Hubungan Wawasan Nusantara berdasarkan Falsafah Pancasila

(17)

penciptannya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi. Berdasarkan kesadaran yang dipengaruhi oleh lingkungannya, manusia indonesia memiliki motivasi antara lain untuk menciptakan suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan serta menyelenggarakan keteraturan dalam membina hubungan antar sesama.

Dengan demikian, nilai-nilai pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa indonesia. Nilai-nilai pancasila juga tercakup dalam penggalian dan pengembangan wawasan nasional sebagai berikut:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Dengan adanya dasar Ketuhanan maka Indonesia mengakui dan percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi sebab adanya manusia dan alam semesta serta segala hidup dan kehidupan di dalamnya. Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk Indonesia untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya/kepercayaannya, sebagaimana tercantum dalam pasal 29 UUD 1945. Hal ini berarti bahwa Negara Indonesia terdiri atas ribuan pulau dengan lebih kurang 180 juta penduduk yang menganut beberapa agama (Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha) menghendaki semua agama itu hidup tenteram, rukun dan saling menghormati. b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

(18)

membenarkan adanya penjajahan diatas bumi, karena hal yang demikian bertentangan dengan peri kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan nasibnya sendiri.

c. Sila Persatuan Indonesia

Sila persatuan Indonesia mengandung arti persatuan Bangsa yang mendiami wilayah Indoneesia. Persatuan ini didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, masing-masing menempati wilayahnya. Demikian pula manusia yang mendiami kepulauan nusantara ini, lambat laun berkembang menjadi bangsa Indonesia. Sedangkan yang bermukim diwilayah bumi yang lain menjadi bangsa-bangsa lain seperti misalnya bangsa Malasya, Jepang, Perancis, dan sebagainya.

d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukkan bahwa Negara Indonesia menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa “kekuasaan tertinggi (kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak ditangan seluruh rakyat. Dalam UUD 1945 dinyatakan “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”, Kerakyatan yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asas demokrasi di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

(19)

mencapai kesejahteraan ini, walau telah ada perwakilan rakyat. Di Negara Eropa dan Amerika telah ada badan perwakilan, Parlementeaire Democratie, tetapi justru disanalah kapitalis merajalela. Hal ini disebabkan yang dinamakn demokrasi disana hanyalah demokrasi politik saja, tak ada keadilan sosial, tak ada demokrasi ekonomi. Seorang pemimpin Prancis, Jean Jaures menggambarkan tentang demokrasi politik itu sebagai berikut: Didalam Demokrasi Parlementer tiap orang boleh memilih, boleh menjadi anggota Parlemen. Tetapi adakah sociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan dikalangan rakyat? Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sesuai dengan UUD 1945, pengertian keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.

PANCASILA DALAM UPAYA BELA NEGARA

A. Bela Negara

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan

bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

(20)

(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis

perekratan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan

militer, seperti Amerika Serikat National Guard

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,

Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.

B. Pengertian Bela Negara di Indonesia

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap

(21)

C. Unsur Dasar Bela Negara 1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara 4. Rela berkorban untuk bangsa & negara 5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

D. Dasar Hukum

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan

Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. 5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. 6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3. 7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

E. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara

(22)

PKN (Hemdra, 2015, https://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-bela-negara.html)

Bela negara menjadi sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).

Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapuramemberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan).

Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat,Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negaradilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.

Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya.

Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika SerikatNational Guard.

Di negara lain, seperti Republik China(Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.

(23)

https://www.facebook.com/search/str/kajian+pendidikan+pancasila+dan+kewarganegaraan+ medan+usu/keywords_search)

(24)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Pancasila untuk mengembangkan nilai kebangsaan , wawasan nusantara dan upaya bela negara dapat si simpulkan bahwa :

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh seluruh warga negara Indonesia maka tidak mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud sebab dengan pancasila banyak nilai nilai positif yang dapat di peroleh .

B. Saran

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Budianto. (2004). Kewarganegaraan Sma kelas x. Jakarta: Erlangga.

nasional, d. p. (2008). kamus besar bahsa indonesia. jakarta: Balai Pustaka.

Sunarso, A. K. (2008). pendidikan kewarganegaraan untuk SD/MIkelas VI. jakarta: pusat pembukuan departemen pendidikan nasional.

Ubaedillah, A. (2015). Pancasila Demokrasi dan Pencegahan korupsi. jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

(26)

ID&s=1&m=774&host=www.google.co.id&ts=1507561197&sig=A

NTY_L3IyDTR-13j7QidvDgcnbfQMsU9Zw

https://cakrawala-net.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-pkn-bela-negara.html) winarno,2010

samsul wahidin,2010

http://googleweblight.com/?lite_url=http://ulfazahara.blogspot.com/2012/05/12.html?m

%3D1&ei=-XUesN9w&host=www.google.co.id&ts=1508757328&sig=ANTY_L2u7M4g6j71DDmewsh 12s6CQx7APQ

Biografi Penyusun Makalah

Bismillahirahmanirahim,

(27)

Sekolah yang pertama kali saya duduki yaitu di TK Al- Ihsan yang letaknya berdekatan dengan rumah sakit Sarah. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SD Ikal di jalan Jongkong, Medan Helvetia. Sekolah Dasar pun saya lalui hingga saya masuk ke SMP tepatnya di SMPN 16 MEDAN, dan kemudian saya memasuki jenjang terakhir saya sebelum saya memasuki perguruan tinggi di SMA Kartika 1-2 Medan.

Penyusun makalah ini bernama Ananda Romauli Pasaribu. Lahir di Kota Tarutung pada tanggal 07 Maret tahun 2000. Penyusun merupakan alumni dari SD Santa Mari Tarutung, SMP Santa Maria Tarutung, dan SMA Matauli Pandan.

Sekarang penyusun adalah seorang mahasiswi di fakultas Psikologi di UniversitasSumatera Utara angkatan 2017. Dengan ketekunan menyusun makalah ini sebagai tugas awal matakuliah PKN. Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang MahaEsa karena telah terselesaikannya pembuatan makalah ini

(28)

Nama saya Dahlia Wulan Sari Harahap.saya adalah salah satu pengarang buku ini. saya lahir di kota yang terlihat dini. Kota Sipirok namanya. Saya lahir pada 22 Agustus 1999. Umur saya 18 tahun dan saya menyukai warna hijau. Saya suka sekali makan nasi dan saya suka sekali minum air putih. Saya sekarang Mahasiswa Fakultas

Psikologi di Universitas Sumatera Utara, USU tepatnya. Saya merupakan seorang lulusan dari Madrasah Aliyah Negeri Sipirok.

Nama lengkap penulis Dwi tri Saprianti dipanggil Dwi penulis lahir pada tanggal 7 juni 1999 di air Genting Dusun 1, kisaran. Anak ke 3 dari 5 bersaudara pasangan dari bapak kasimin dan Ibu Ngadinem. Lulusan dari Sekolah Dasar Negeri 010050 simpang kawat pada tahun 2011,Mts Islamiyah hessa air Genting pada tahun 2014, Man Kisaran pada tahun 2016. Sekarang penulis sebagai mahasiswa psikologi 2017 di universitas Sumatera Utara. Penulis tinggal di kota yang terkenal dengan pabrik sawitnya. Dengan segala upaya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas awal Ppkn.

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam

(Yuniati, Kinerja Pelayanan Publik Dalam Pembuatan E-KTP (Studi di Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang), 2013)KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN

Salah satu latar belakang dibangunnya masjid Cheng Ho di Indonesia, adalah untuk mengenang dan menghormati jasa seorang bahariwan muslim Cina bernama Laksamana Muhammad Cheng Ho,

Rencana ini harus menjabarkan skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand

Variabel bebas adalah faktor pasien mencakup usia dan jenis kelamin, intervensi yang diberikan meliputi tindakan pembedahan dan terapi obat, dan faktor pembedahan

Kabupaten Sidoarjo sebagai kabupaten yang langsung berbatasan dengan kota Surabaya dan sebagai wilayah bagian dari Gerbangkertosusila, telah mendapatkan efek dari kota

Hasil uji hipotesis menunjukkan taraf nyata α = 0,05 diperoleh P-value = 0,002 atau tolak Ho, artinya hasil belajar matematika Peserta Didik yang

Evaluasi merupakan keharusan dalam konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelengaraan program atau kegiatannya