MAKALAH
PENGEMBANGAN DIRI :
“KEPEMIMPINAN DAN KESUKSESAN”
Etik UMB
Dosen : ISLAHULBEN, SE., MM
Oleh :
SANDI GUNAWAN (43114110345)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...3
BAB I. PENDAHULUAN...4
1.1 Latar Belakang...4
1.2 Perumusan Masalah...4
1.3 Tujuan...5
BAB II. PEMBAHASAN...6
2. 1 Pengertian Kepemimpinan dan Kesuksesan...6
2.2 Hubungan Kepemimpinan dan Kesuksesan...7
2.3 Sumber-sumber Kegagalan...8
2.4 Sebab-sebab Kegagalan Menjadi Pemimpin...15
2.5 Faktor-faktor Kepempinan Efektif...18
2.6 Tingkatan-tingkatan Pemimpin...21
2.7 Unsur-unsur Kepemimpinan...23
2.8 Macam-macam Cara Memimpin...24
BAB III. PENUTUP...27
3.1 Kesimpulan...27
3.2 Saran...27
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan Kesuksesan ’’ ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun berdasarkan rangkuman dari beberapa sumber-sumber informasi tertulis dan media elektronik yang berkaitan dengan masalah hubungan
kepemimpinan dengan kesuksesan yang akan kita dapatkan.
Dengan uraian yang sangat sederhana serta penjelasan yang sistematis, saya harapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca dan saya
khususnya, dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi pemimpin yang baik yang dapat meraih kesuksesan.
Harapan saya makalah ini menjadi salah satu bahan bacaan yang menarik untuk dibaca dan mudah dipahami oleh seluruh pembaca. Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya mengharapkan saran-saran dari pembaca sebagai masukan yang berguna bagi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua.
Jakarta, 11 Oktober 2014
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai manusia, makhluk yang paling sempurna di muka bumi. kita diciptakan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini. Dengan kata lain tujuan manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini agar tidak terjadi perusakan dan
perpecahan di muka bumi. Sebagai pemimpin, apakah kita sudah menjadi pemimpin yang baik bagi untuk diri kita sendiri maupun untuk organisasi yang kita terdapat didalamnya.
Dan sebagai manusia kita pasti mempunyai keinginan agar hidup kita menjadi sukses, dimana segala kebutuhan kita dapat tercukupi. Tetapi mengapa masih banyak orang yang gagal menjadi sukses. Banyak orang yang tidak menyadari tentang hal-hal apa saja yang akan menggagalkan kesuksesan. Dan kita mungkin tidak sadar telah melakukan hal-hal tersebut Untuk itu makalah ini saya buat agar kita dapat mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik yang dapat menuai kesuksesan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kesuksesan ? 2. Apa hubungan antara kepemimpinan dan kesuksesan ?
3. Faktor apa saja penyebab kegagalan dalam kepemimpinan dan kesuksesan ? 4. Kepribadian apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin ?
5. Bagaimana mekanisme kepemimpinan yang baik ? 6. Apa saja tingkatan-tingkatan pemimpin ?
7. Apa saja tipe-tipe pemimpin ?
1.3 Tujuan
2. Dapat menerangkan penyebab kegagalan menjadi seorang pemimpin 3. Dapat mengetahui kepribadian seorang pemimpin
4. Dapat mendeskripsikan tingkatan-tingkatan pemimpin 5. Dapat menjelaskan berbagai tipe-tipe pemimpin 6. Dapat menjelaskan berbagai cara memimpin
7. Dapat menerangkan mekanisme kepemimpinan yang baik
2. 1 Pengertian Kepemimpinan dan Kesuksesan
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Seorang motivator terkenal bernama Zig Ziglar, mendefinikan kesuksesan sejati
sebagai sesuatu yang mencakup delapan bidang kehidupan, yakni: kebahagiaan, kesehatan, keuangan (kemakmuran), keamanan, kualitas persahabatan (mempunyai banyak sahabat), hubungan keluarga yang baik, pengharapan akan masa depan, dan kedamaian pikiran. Itulah sebabnya kita sering mendengar orang berkata bahwa orang kaya belum tentu sukses, namun orang yang sukses pasti kaya secara material dan spiritual.
2.2 Hubungan Kepemimpinan dan Kesuksesan
Kepemimpinan yang baik akan membuat hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahannya. Dengan adanaya hubungan yang baik tersebut maka organisasi yang dipimpinnya akan menjadi berkembang, karena antara pemimpin dan bawahan saling bekerja sama memajukan organisasi tersebut. Dengan majunya organisasi tersebut, maka organisasi tersebut akan mendapatkan keuntungan dan imbas dari keuntungan tersebut ialah sang pemimpin menjadi sukses. Jadi kepemimpinan yang baik sangat berhubungan dengan kesuksesan, bila kita dapat menjadi pemimpin organisasi dengan baik tentu organisasi tersebut akan sukses, dan kita sebagai pemimpin dalam organisasi tersebut tentu akan merasakan kesuksesan pula.
Untuk mengetahui mengapa kita sering mengalami kegagalan ada baiknya kita mengetahui apa saja yang membuat kita gagal selama ini. Menurut Napoleon Hill dalam bukunya “Think and Grow Rich” diterangkan ada tiga puluh sumber kegagalan diantaranya :
1. Latar Belakang Keturunan yang Tidak Menguntungkan.
Sedikit sekali, jika memang ada, yang bisa dilakukan untuk orang-orang yang terlahir dengan kemampuan otak yang rendah. Namun amatillah bahwa ini hanya satu diantara tiga puluh sebab kegagalan yang mungkin tidak mudah diperbaiki.
2. Tidak Adanya Tujuan Hidup yang Jelas.
Tidak ada harapan sukses bagi orang yang tidak memiliki tujuan utama atau tujuan yang jelas untuk diraih.
3. Kurangnya Ambisi untuk Meraih Diatas Rata-rata
Kesuksesan tidak memberikan harapan bagi orang yang begitu biasaa-biasa saja dan tidak ingin menjadi yang terdepan dalam hidup, dan yang tidak mau bekerja keras untuk mencapainya.
4. Kurangnya Pendidikan
Ini adalah cacat yang bisa ditanggulangi dengan cukup mudah. Pengalaman telah membuktikan bahwa sebagian besar orang yang paling pintar adalah orang-orang yang dikenal “otodidak”, atau belajar sendiri. Kita membutuhkan lebih dari sekedar gelar sarjana untuk memintarkan diri kita. Orang yang terdidik adalah orang yang telah belajar mendapatkan apapun yang dia inginkan dalam hidup tanpa memperkosa hak orang lain.
5. Kurangnya Disiplin Diri
Disiplin merupakan hasil pengendalian diri. Ini berarti kita harus
akan kita kerjakan. Jika kita tidak menaklukan diri kita sendiri, kita akan ditaklukkan diri kita.
6. Buruknya Kesehatan.
Tidak ada orang yang bisa sukses besar tanpa kesehatan yang bagus. Kesehatan yang buruk seringkali dikarenakan kurangnya penguasaan dan kendali. Berikut ini sebab-sebab utamanya:
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tidak menyehatkan. b. Kebisaaan berpikir yang salah, terlalu memikirkan hal-hal negatif.
c. Perilaku seks yang salah dan kegemaran terhadap seks yang terlalu besar. d. Kurangnya latihan fisik yang tepat.
e. Kurangnya persediaan udara bersih karena pernafasan yang tidak benar.
7. Pengaruh-pengaruh Lingkungan yang Buruk Selama Kanak-kanak.
“Jika tunasnya sudah bengkok,bengkok pula tumbuhnya.” Kebanyakan orang yang memiliki kecenderungan melakukan tindak pidana mendapatkannya karena lingkungan yang buruk dan teman-teman yang salah ketika masih kecil.
8. Kebiasaan Menunda-nunda.
Inilah salah satu sebab kegagalan yang paling lazim. “Kebisaan yang menunggu kesempatan untuk menghancurkan peluang sukses mereka. Kebanyakan dari kita manjalani hidup sebagai orang gagal karena kita menunggu “saat yang tepat” untuk mulai melakukan sesuatu yang berharga. Jangan menunggu. Tidak akan pernah ada “waktu yang tepat.” Mulailah dari tempat yang mungkin bisa kita dapatkan, dan alat-alat yang lebih baik akan kita dapatkan sambil berjalan.
9. Kurangnya Ketekunan
yang cenderung menyerah pada saat ada tanda-tanda awal kegagalan. Tidak ada yang bisa menggantikan ketekunan. Orang yang tekun menenggarai bahwa “Kegagalan” itu pada akhirnya akan lelah, dan menyingkir. Kegagalan tidak akan tahan menghadapi ketekunan.
10. Kepribadian Negatif.
Tidak ada harapan sukses bagi orang memmiliki kepribadian buruk sehingga dia dijauhi orang lain. Keberhasilan datang karena kita menggunakan
kekuatan, dan kekuatan diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Kepribadian negatif tidak akan mendatangkan kerjasama.
11. Kurangnya Kendali Hasrat Seksual
Energi seksual adalah yang paling kuat diantara segala dorongan yang menggerakkan orang untuk melakukan tindakan. Sebagai kekuatan emosi yang paling kuat, ia harus dikendalikan dengan cara diubah dan diarahkan ke saluran yang lain.
12. Hasrat Tak Terkendali Menginginkan “Sesuatu Tanpa Mau Berkorban.”
Naluri berjudi membuat jutaan orang gagal. Buktinya mungkin bisa
ditemukan dalam sebuah penelitian mengenai kegagalandot.com pada awal 2000-an. Ketika itu jutaan orang mencoba mencari uang dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang tidak jelas.
13. Tidak Adanya Kekuatan Keputusan yang Pasti
satu, disitu pula satunya. Singkirkan keduanya ini sebelum mereka bener-benar membelenggu kita dalam kegagalan yang menjemukan itu.
14. Memiliki Salah Satu Ketakutan Mendasar atau Lebih
Ketakutan-ketakutan yang ada didalam diri kita. Kesemuanya harus dikuasai sebelum kita bisa memasarkan jasa kita secara efektif
15. Pemilihan Pasangan Hidup yang Salah
Inilah sebab kegagalan yang paling lazim. Pernikahan membuat orang berhubungan secara intim. Jika hubungan ini tidak harmonis, kegagalan akan mengikutinya. Bahkan, ia akan mejadi kegagalan yang disertai penderitaan dan ketidakbahagiaan, menghancurkan segala ambisi kita.
16. Terlalu Hati-hati
Secara umum, orang yang tidak menggunakan kesempatan dengan baik hanya akan mendapat sisa-sisa. Terlalu hati-hati sama buruknya dengan kurang hati-hati. Keduanya adalah sifat berlebihan yang harus dihindari. Hidup ini sebenarnya dipenuhi kesempatan.
17. Pemilihan Rekan Bisnis yang Salah
Inilah salah satu sebab kegagalan yang paling lazim dalam berbisnis. Dalam memasarkan jasa perseorangan, kita harus berhati-hati memilih majikan yang bisa menjadi teladan, cerdas dan berhasil. Kita berusaha melebihi orang-orang yang terkait erat dengan kita. Pilihlah majikan yang layak disaingi,
18. Takhayul dan Prasangka
Takhayul adalah sejenis ketakutan. Ia adalah tanda ketidaktahuan. Orang-orang yang berhasil selalu berpikiran terbuka dan tidak takut apa pun.
Tidak seorang pun bisa berhasil dalam mengusahakan sesuatu yang tidak dia sukai. Langkah paling penting dalam memasarkan jasa perseorangan adalah memilih pekerjaan yang bisa kita tekuni dengan sepenuh hati.
20. Kurangnya Konsentrasi Usaha.
Orang yang “serba-bisa” jarang sekali bagus di satu bidang tertentu. Konsentrasikan segala usaha kita pada satu tujuan yang pasti.
21. Kebiasaan Membelanjakan Uang tanpa Terkendali.
Orang-orang boros tidak bisa berhasil, utamanya karena mereka senantiasa takut miskin. Biasakanlah menabung secara sistematis dengan menyisihkan persentasi khusus dari penghasilan kita.
22. Kurangnya Ketekunan
Tanpa antusiasme, kita tidak bisa tampil meyakinkan. Lebih-lebih,
antusiasme itu bisa dirasakan orang lain, dan orang yang memiliki serta bisa mengendalikannya pada umumnya akan diterima di kelompok apapun.
23. Tidak Toleran
Orang yang pikirannya tertutup terhadap persoalan apapun jarang bisa maju. Tidak Toleran berarti telah berhenti mencari ilmu. Bentuk tidak toleran yang paling merusak adalah yang berkaitan dengan agama, ras dan perbedaan opini politik.
24. Sikap Berlebihan
Jenis sikap berlebihan yang paling merusak adalah bekaitan dengan makan, minuman beralkohol, dan kegiatan seks. Kegemaran yang berlebihan terhadap salah satu hal ini sangat fatal terhadap kesuksesan
25. Ketidakmampuan Bekerja Sama dengan Orang Lain
alasan-alasan lainnya. Ini adalah kesalahan yang tidak akan ditolerir eksekutif bisnis atau pemimpin yang pandai.
26. Memiliki Kekuatan yang Tidak Didapatkan karena Usaha Sendiri
(Anak-anak keluarga kaya dan orang-orang lain yang mewarisi kekayaan bukan hasil kerja keras mereka sendiri). Kekuatan di tangan orang yang tidak mendapatkan karena berjuang sendiri biasanya berangsur-angsur akan
menghalangi kesuksesan. Kaya dengan cepat lebih berbahaya dari pada kemiskinan.
27. Ketidakjujuran yang Disengaja
Tidak ada yang bisa menggantikan kejujuran. Mungkin sesekali kita bersikap tidak jujur karena dituntuk keadaan yang tidak bisa dihindari. Namun, tak ada harapan bagi orang-orang yang tidak jujur karena memang sengaja. Cepat atau lambat, mereka akan menuai hasil perbuatannya itu, dan mereka akan
menembusnya dengan kehilangan reputasi dan mungkin bahkan kehilangan kebebasan.
28. Egoisme dan Kesombongan
Sifat-sifat ini berfungsi seperti lampu merah yang memperingatkan agar orang lain menyingkir. Kedua hal itu berakibat fatal terhadap kesuksesan.
29. Menebak, bukannya Berpikir
Seringkali, orang terlalu acuh atau malas mencari fakta untuk berpikir secara. Mereka lebih suka bertindak dengan dasar “opini” yang dibuat dengan menebak-nebak atau penilaian kilat.
30. Kurangnya Modal
2.4 Sebab-sebab Kegagalan Menjadi Pemimpin
Setelah kita mengetahui sebab-sebab mengapa kita gagal selama ini. Kita juga harus mengetahui kenapa kita gagal menjadi pemimpin yang baik, baik kepada diri kita sendiri maupun dengan organisasi yang kita naungi. Dalam bukunya juga yang berjudul “Think and Grow Rich” seorang Napoleon Hill menerangkan kiranya ada. 10 Sebab Utama Kegagalan Menjadi Pemimpin
Tibalah kita pada kesalahan-kesalahan para pemimpin yang telah gagal. Sebab, mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan sama pentingnya dengan mengetahui apa yang boleh dilakukan.
1. Ketidakmampuan Mengatur Detil-Detil Pekerjaan
Untuk menjadi pemimpin yang efisien, kita membutuhkan kemampuan mengatur dan menguasai detil-detil pekerjaan. Tidak ada pimipinan sejati yang selalu “terlalu sibuk” untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang sukses harus menguasai segala detil terkait dengan kedudukannya. Tentu saja, itu artinya kita harus memiliki kebisaaan menyerahkan detil-detil pekerjaan kepada komandan yang cakap.
2. Keengganan Memberikan Pelayanan yang Rendah Hati
3. Harapan Mendapatkan Bayaran atas Apa yang Mereka “Ketahui” bukannya atas Apa yang Mereka Lakukan dengan Sesuatu yang Mereka Ketahui
Dunia tidak membayar atas apa yang kita “ketahui”. Ia membayar kita atas apa yang kita lakukan, atau dorongan kita kepada orang lain agar melakukan sesuatu.
4. Takut Mendapat Persaingan dari Pengikut
Jika seorang pemimpin takut kalau-kalau salah seorang pengikutnya akan mengambil kedudukannya, maka cepat atau lambat ketakutannya itu akan terwujud. Para pemimpin yang cakap biasanya melatih para pengganti yang mungkin akan meneruskannya, atas kemuauannya sendiri
5. Kurangnya Imajinasi
Tanpa imajinasi, para pemimpin tidak mampu menghadapi keadaan darurat dan menciptakan rencana-rencana yang bisa dipakai untuk memandu para pengikutnya secara efisien.
6. Egoisme
Para pemimpin yang mengaku berjasa paling besar dalam pekerjaan para pengikutnya pasti akan dibenci. Para pemimpin yang benar-benar hebat tidak mengaku paling berjasa. Mereka puas melihat para pengikutnya mendapatkan penghargaan, jika memang ada, karena mereka tahu bahwa kebanyakan orang akan bekerja lebih keras setelah mendapatkan pujian dan penghargaaan daripada jika mereka mendapat uang.
7. Sikap Berlebihan
8. Ketidaksetiaan
Mungkin, hal ini mestinya muncul pertama kali. Para pemimpin yang tidak setia kepada kelompok dan teman sejawat mereka baik yang kedudukannya di atas atau di bawah mereka tidak mempertahankan lagi kepimimpinan mereka. Ketidaksetiaan menjadikan seseorang lebih rendah daripada debu tanah dan dipandang hina. Kurangnya kesetiaan adalah salah satu sebab utama
kegagalan dalam berbagai segi kehidupan.
9. Sikap Menekankan Otoritas Sebagai Pemimpin
Para pemimpin yang efisien bisaanya memimpin dengan memberikan
semangat dan tidak mencoba menanamkan kekuatan di hati para pengikutnya, para pemimpin yang mencoba menunjukkan ‘otoritas” nya kepada para pengikutnya.
10. Pemimpin Melalui Paksaan
Para pemimpin sejati tidak perlu menunjukkan fakta itu selain dengan
perilaku, simpati, pengertian, keadilan, dan menunjukkan pengetahuan mereka terhadap pekerjaan.
2.5 Faktor-faktor Kepempinan Efektif
Kepemimpinan efektif bukan semata seni, karena ia merupakan sebuah ilmu, lantas bagai mana cara kita menggali kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, berpengaruh dan didambakan. Ada beberapa faktor yang menentukan dinamika kepemimpinan efektif. Faktor itu dapat dihimpun menjadi duda kategori utama : Kepribadian Pemimpin dan Mekanisme Kepemimpinan Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita pula harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pemimpin
Indentifikasi
Kepemimpinan efektif berarti berpikir menurut sudut pandang orang lain. Kita bisa memotivasi tindakan apapun dari siapapun jika kita mampu membaca hasrat,
kebutuhan, dan keinginan mereka. Tetapi, sebelum kita memotivasi mereka, ingatlah bahwa orang tidak peduli dengan apa yang kita ketahui sebelum mereka mengetahui apa yang kita pedulikan. Mereka bisa merasakan apakah perkataan kita sesuai dengan perbuatan kita ataukan tidak, dan kita tidak akan bisa memimpin kecuali kita benar-benar dipercaya.
Kerendahan Hati
Orang yang memimpin dengan egonya akan memerintah dengan amarah dan ketakutannya, dan ketika mereka tidak lagi berkuasa, pengaruh mereka akan sirna. Konon, pemimpin terbaik adalah pemimpin yang memerintah berkat kerja kerasnya dalam meraih kekuasaan. Jangan menempatkan diri sebagai orang terbaik, tetapi tempatkanlah diri kita sebagai orang yang lebih bersedia memimpin daripada yang lain dan sebagai orang yang siap meakukan segala hal yang niscaya.
Gaya
kepala, kita akan dianggap rasional. Bersikap luweslah, tetapi hanya terhadap sesuatu yang masuk akal.
Pengaruh Pribadi
Ada beberapa rambu penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan terpercaya. Pertama, jangan pernah mencampuradukkan antara ambisi pribadi dan otoritas. Jangan terlalu emosional. Emosi mengandung ambisi pribadi, yang sekalipun tidak buruk, tidak membuat kita tampak percaya diri atau otoritatif. Pemimpin yang terlalu ambisius dapat saja memperoleh kepercayaan tetapi tidak akan mendapatkan pengikut. Kedua, jangan pernah memkik atau
mengencangkan suara kepada siapapun hal ini akan membawa wibawa kita.
Ketiga, hormatilah setiap orang. Dengan meremehkan seseorang, kita tidak sedang menunjukkan betapa besar dan pentingnya kita, melainkan betapa kerdilnya kita. Dengan bersikap hormat dan penuh perhatian kepada semua orang, kita akan mendapatkan unsur luar biasa yang penting bagi setiap pemimpin besar
Mekanisme Kepemimpinan
Setelah kita memperolah simpati dan dukungan orang banyak, kita masih harus mendapatkan komitmen bulat denga menerapkan beberapa teknik psikologis. Unsure paling penting dalam kepemimpinan adalah mengetahui cara dan waktu yang tepat untuk meminta masukan. Keberhasilan dan kegagalan para pemimpin sering kali ditentukan oleh cara mereka dalam melakukan hal ini. Para pemimpin yang
yang terlalu minim. Gaya kepemimpinan seseorang harus luwes sehingga dia dapat menanggulangi berbagai perbedaan situasi ini.
Pemimpin adalah seorang yang visioner. Pemimpin bukan cuma punya mata dan telinga, melainkan juga kekuasaan, anggaran, dan sumberdaya-sumberdaya lainnya. Dengan kekuasaan dan penguasaan yang demikian, maka tak ada yang mustahil untuk diubah oleh seorang pemimpin.
Dalam melihat keadaan seorang pemimpin melihat dengan cara pandang yang berbeda, diantaranya :
1. Mata Persepsi, melihat yang kasat mata.
Bagi yang melihat, apa yang tertangkap dianggap sebagai realitas.
2. Mata Probability, melihat dengan skenario-skenario. Ini adalah "mata"para analis.
3. Mata Possibility, melihat dengan kekuatan menggerakkan.
Inilah mata pemimpin, karena di tangannya ada kekuasaan dan penguasaan sumber-sumber daya.
Seorang pemimpin pada dasarnya adalah orang yang menciptakan perubahan. Ia tidak terpaku dan berselancar di atas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan membuat jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan. Ia bahkan menawarkan tujuan tujuan baru untuk dicapai bersama-sama.
2.6 Tingkatan-tingkatan Pemimpin
Level 1: Posisi
Dengan memegang posisi, praktis tak ada orang lain yang bisa mengganggu
to). Tanpa tanda tangan bos, Kita tak bisa melakukan apa-apa.
Pemimpin level 1 ini sebenarnya bukanlah pemimpin. Ia hanyalah manajer belaka, yaitu orang yang bekerja dengan sistem. Ia hanya menjaga sistem yang ada. Bedanya dengan pemimpin adalah, ia haruslah seorang yang melihat jauh ke depan. Seseorang yang menciptakan pembaharuan dengan pemikiran-pemikirannya yang diikuti oleh anak buahnya. Ia melakukan suatu karya agung (greatness), bukan sekadar sesuatu yang baik (being good).
Level 2: Permission
Posisi level 1 di atas ini dapat kita anggap sebagai "pintu" untuk memberi perintah dan memimpin. Seorang pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang bekerja sepenuh hati dan mencintai pekerjaannya. Ia sadar betul bahwa prestasi hanya bisa dicapai dengan memimpin orang. Ia tidak hanya memimpin kebijakan atau
memimpin media massa demi mendapatkan popularitas dan pujian publik. Ia juga bukan sekadar memimpin teman-temannya saja yang ia bawa dari luar untuk membantu dirinya. Ia bukan memimpin pekerjaan, melainkan memimpin orang.
Karena Kita bekerja dengan orang, maka bangunlah jiwa mereka dan sentuhlah hati mereka. Jangan abaikan mereka, tetapi bangunlah spirit hidup mereka. Jika ini terjadi, maka mereka akan berubah dari patuh karena harus, menjadi patuh karena
diperhatikan. "They follow you, because they want to."
Level 3: Production (Results, Hasil)
Pemimpin level 1 punya kecenderungan hanya sekadar melaksanakan tugas, dan menghabiskan anggaran yang dialokasikan pada kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Di sini pemimpin lebih berorientasi pada hasil (result-based)
oleh cerdas dan hebat, berprestasi bagus untuk perusahaan atau masyarakat, tetapi bila ia tidak peduli pada bawahannya, maka ia bukanlah seorang pemimpin.
Level 4: People Development
Mengubah para pemangku jabatan dari sekadar berorientasi pada jabatan (posisi, level 1) menjadi peduli (permission, relationship, level 2) dan berprestasi
(production, level 3) adalah sebuah prestasi. Inilah yang Umumnya dilakukan dalam transformasi dari bad company (perusahaan yang buruk, rugi) menjadi good
company(perusahaan yang tidak rugi, tidak sakit). Tetapi di era persaingan sekarang,
being good (menjadi baik) saja tidaklah cukup. Dengan demikian yang dibutuhkan adalah sebuah upaya transformasi maksimal, full speed, dari sekadar being good
menjadi great company (great leader). Dandua hal berikut inilah yang dilakukan oleh para great leader, yaitu pengembangansumber daya manusia (people
development) dan personhood (kepribadian, respek).
Level 5: Personhood
Menjadi pemimpin memang tidak mudah. Selain sekolah dan ujiannya panjang, perjuangannya pun berat. Itulah sebabnya banyak orang mengatakan pemimpin besar sudah dari sananya begitu, alias mereka memang dilahirkan sebagai pemimpin dengan Change DNA atau leadership DNA yang unggul. Tentu saja hal ini tidak sepenuhnya benar. Dengan berada di level 4, seseorang tinggal selangkah lagi untuk menduduki level 5. Jati diri yang dibentuk oleh karakter yang kuat akan menentukan apakah seseorang layak mendapat sebutan-sebutan istimewa seperti: sang guru, paus, nabi, suhu, atau pemimpin besar.
Itulah spiritual leader yang namanya menjelma, dari nama biasa menjadi sebuah kekuatan pengaruh yang disegani. Ia adalah sebuah brand dengan daya tarik yang besar.
2.7 Unsur-unsur Kepemimpinan
I. Visi (Vision)
Seorang pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang memiliki Change DNA yang siap melepaskan diri dari belenggu-belenggu-nya. Unsur O dari OCEAN, yaitu
Openess to experience akan sangat menentukan. Seseorang yang berpikir terbuka memerlukan dukungan organisasi dan lingkungan agar ia tidak "terbelenggu" dalam bingkai organisasi sehingga ha- nya memiliki perspektif internal. Dengan kata lain, organisasi membantu pemimpin "melihat" dengan pikiran-pikiran baru. Re-Code di sini berarti membuka pikiran calon pemimpin.
2. Keberanian (Courageness)
Kouzes & Posner (2003), menemukan bahwa pada awalnya pemimpin terbentuk karena keberanian (courageness) yang mereka miliki. Seseorang di masa lalu diangkat sebagai pemimpin tak lain karena keberaniannya. Bagi mereka berdua, dalam bahasa latin, akar kata courage adalah cor (yang artinya hati). Karena bekerja dengan hati (heartwork), maka seseorang akan melaksanakan tugasnya sepenuh hati dan berani menerima tanggung jawab.
3. Realitas
harus berani men-challenge setiap opini yang ia terima untuk memperoleh suatu kebenaran. Termasuk opini-opini dari teman-teman dekat, para pendukung atau kenalan-kenalan
4. Etika (Ethics)
Dalam leadership diamond, yang dimaksud dengan etika adalah being sensitive to people. Dengan kata lain, pemimpin di siniadalah pemimpin yang humanis. Ia tidak akan melakukanapa pun yang dianggap dapat merugikan orang lain,apakah itu bawahan, atasan, pemegang saham, komuni-tasdi sekitar perusahaan, konsumen, warga masyarakat dansebagainya.
2.8 Macam-macam Cara Memimpin
1. Tipe Direktur
Tipe ini sangat mungkin diterapkan pada organisasi tertutup yang eksekutifnya cenderung otonom, memiliki kapasitas yang tidak terbatas dalam melakukan perubahan. Direktur dapat menggerakkan seluruh sumber daya, memberikan arah,
visioning, melakukan implement
2. Tipe Pelatih (Motivator)
Dalam keadaan yang relatif terbuka, untuk menghindari terjadinya chaos, dan
sekaligus untuk mengubah budaya, pemimpin dapat saja menerapkan cara yang lebih halus, yaitu dengan pendekatan shaping. Dalam pendekatan ini, pemimpin
3. Tipe Navigator
Di sini lingkungan sedikit kurang terkendali sehingga hasil yang dicapai tidak 100% dapat diselesaikan. Oleh karenanya, pemimpin menggunakan beberapa scenario dalam menangani organisasinya. Seperti seorang yang mengendalikan pesawat atau kapal besar, maka ia tahu persis bahwa dirinya tidak dapat mengubah arah angin. Sebagai pemimpin, nahkoda harus melakukan sesuatu. Kalau arah angin tak bisa diubah, maka arah kapal harus disesuaikan. Kendati demikian, kendali ada di tangannya, sehingga masa depan dapat dikendalikan (meski tidak 100%).
4. Tipe Penerjemah (Interpreter)
Di sini pemimpin menghadapi persoalan yang sama, hanya saja ia mengambil peran sebagai penerjemah, yaitu orang yang memberi tafsiran-tafsiran terhadap segala sesuatu yang tengah terjadi, baik di dalam organisasi, maupun di luar. Ia sadar betul bahwa dirinya tidak punya kuasa penuh, tetapi ia punya kecerdasan membaca "tanda-tanda zaman" dan memberikan visi untuk berubah. Selebihnya anggota tim harus bekerja sendiri untuk menyelesaikannya.
5. Tipe Pejabat Sementara (Caretaker)
Menyadari keadaan lingkungan bergerak liar dan diwarnai konflik, serta tidak dapat dikendalikan, pendekatan kontrol menjadi serba salah. Tetapi eksekutif ini masih dapat menggerakkan bawahan-bawahannya agar bertindak lebih entrepreneurialdan
6. Tipe Perawat (Nurturer)
Seperti seorang perawat, pemimpin tipe ini memposisikan diri hanya untuk menjaga dan menemani pasien yang sakit, hidup tanpa harapan dan member harapan agar tetap semangat. Karena pasiennya sedang sakit, maka ia tidak bisa bergerak tegas seperti seorang pelatih. Barangkali tugasnya sekadar memberi harapan karena hanya itulah yang masih dimiliki si pasien. Ia mengalami kesulitan memimpin karena organisasi dan lingkungan benar-benar chaos. Tak ada yang bisa menerka seberapa besar ia akan berhasil. Pilihan ini begitu luas dan Kita yang harus menentu-kan yang mana
kepemimpinan yang Anda pilih agar efektif. Re-Codethe leader menekankan pentingnya memimpin dengan keberanian, realistis, berwawasan dan beretika.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kegagalan menjadi pemimpin. Kita juga harus memiliki kepribadian dan sifat seorang pemimpin. Dan kita juga harus tahu tingkatan-tingkatan pemimpin, sehingga kita tahu kita sudah berada di level berapa dan bisa meningkatkan diri kita untuk mencapai level selanjutnya. Kita pun harus mengetahui cara-cara memimpin yang baik, sehingga kita bisa menjadi pemimpin yang berpengaruh terhadap bawahan kita.
3.2 Saran
Kepemimpinan adalah salah satu faktor kesuksesan untuk itu kita harus menjauhi dari hal-hal yang menjauhi kita dari kesuksesan menjadi pemimpin. Kita harus menjadi pemimpin yang baik untuk diri kita dan juga organisasi kita.
Demikianlah makalah ini saya buat, karena masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, saya berharap kritik dan saran yang membangun agar untuk pembuatan makalah selanjutnya dapat dibuat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Napoleon. 2003. THINK AND GROW RICH. JMW GROUP, INC
Rhidwan, Edward. 2011 THE POWER OF PRETENDING, Blog Referensi
DePorter, Bobbi. 2006. QUANTUM SUCCESS. Oceanside. Learning Forum
Publications
J. Leiberman, David. 2000 GET ANYONE TO DO ANYTING : NEVER FEEL
LOWERLESS-WITH PSYCHOLOGICAL SECRETS TO CONTROL AND INFLUENCE EVERY SITUATION. New York. St. Martins’s Griffin.
Kasal, Rhenald. 2007. RE-CODE YOUR CHANGE DNA. Gramedia Pustaka
Utama
Haryanto. 2014. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN MENURUT AHLI.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
Yuli, Akharis. 2012. KUMPULAN ARTI SUKSES MENURUT PENGUSAHA.