i
PROPOSAL
PENELITIAN HIGH IMPACT DANA ITS TAHUN 2020
IMOBILISASI JAMUR PELAPUK COKLAT Gloeophyllum trabeum DALAM METAL ORGANIC FRAMEWORKS UiO-66 DAN APLIKASINYA DALAM BIODEGRADASI
LIMBAH PEWARNA BATIK REACTIVE BLACK 5
Tim Peneliti:
Adi Setyo Purnomo, M.Sc., Ph.D. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data) Dra. Ratna Ediati M.Si., Ph.D. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data)
Prof. Dr. Taslim Ersam, MS. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data) Drs. Refdinal Nawfa, MS. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data)
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I. RINGKASAN ... 1
BAB II. PENDAHULUAN ... 2
2.1. Latar Belakang ... 2
2.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 4
2.3. Tujuan ... 5
2.4. Urgensi ... 5
2.5. Target Luaran ... 6
2.6. Spesifikasi Khusus ... 6
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
3.1. Teori Penunjang ... 7
3.1.1. Limbah Pewarna Batik dan Pengolahannya ... 7
3.1.2. Pewarna Reactive Black 5 ... 8
3.1.3. Biodegradasi ... 8
3.1.4. Jamur Gloeophyllum trabeum ... 8
3.1.5. Metal Organic Frameworks ... 11
3.1.5.1. UiO-66 ... 12
3.2. Studi Hasil Penelitian Sebelumnya ... 13
3.3. Road MapRencana Penelitian Bioremediasi Lab. Kimia Mikroorganisme ITS 2013- 2025 ... 14
3.3.1. Perumusan Topik Penelitian ... 14
3.3.2. Peta Jalan Penelitian ... 14
BAB IV. METODE PENELITIAN ... 15
4.1. Metodologi ... 15
4.2. Alat dan Bahan ... 16
4.3. Prosedur Kerja ... 16
4.3.1. Regenerasi kultur jamur pada media padat (PDA) ... 16
4.3.2. Pembuatan biokomposit GT/UiO-66 ... 16
4.3.3. Dekolorisasi Pewarna dengan Kultur Jamur Murni dalam Media Cair ... 16
4.3.4. Dekolorisasi Pewarna Reactive Black 5 dengan GT/UiO-66 ... 17
4.3.5. Karakterisasi Material Hasil Sintesis ... 17
4.3.5.1. X-Ray Diffraction (XRD) ... 17
4.3.5.2. Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) ... 17
4.3.5.3. Adsorpsi Desorpsi N2 ... 17
4.3.5.4. Thermal Gravimetric Analysis ... 17
4.4. Diagram Alir Penelitian ... 18
4.5. Organisasi Tim Peneliti ... 18
BAB V. JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA ... 20
5.1. Jadwal Kegiatan ... 20
5.2. Rancangan Anggaran Biaya ... 20
5.2.1. Rincian Anggaran ... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 22
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perumusan Topik Penelitian ... 14
Tabel 2. Peta Jalan Penelitian ... 14
Tabel 3. Diagram Alir Penelitian ... 18
Tabel 4. Organisasi Tim Peneliti ... 18
Tabel 5. Mahasiswa yang dilibatkan ... 19
Tabel 6. Jadwal Kegiatan ... 20
Tabel 7. Rancangan Anggaran Biaya ... 20
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pencemaran limbah tekstil di berbagai tempat (Jakarta, Pekalongan, Bandung,
Sungai Citarum) ... 3
Gambar 2. Rumus struktur Reactive Black 5 ... 8
Gambar 3. Jamur G. trabeum ©2015 Dr. Amadej Trnkoczy ... 10
Gambar 4. Rumus struktur UiO-66 ... 12
v
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I RINGKASAN
Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2019 pada triwulan III, Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor manufaktur yang mencatatkan pertumbuhan paling tinggi sebesar 15,08 persen. Hal ini diperkuat oleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi industri pakaian jadi mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. Salah satu andalan industri tekstil di Indonesia yaitu produk batik, tekstil jenis ini telah lama dikerjakan mulai dari skala rumah tangga hingga skala pabrik. Namun di balik perkembangan industri batik ternyata menyisakan masalah lingkungan dengan adanya limbah dari proses pembuatannya terutama limbah pewarna. Banyak limbah yang memiliki tingkat toksisitas yang tinggi yang terdiri dari senyawa-senyawa yang sulit didegradasi dimana limbah pewarna ini dapat menimbulkan efek merugikan bagi lingkungan dan makhluk hidup. Salah satu pewarna azo yang sering terdapat pada limbah pewarna tekstil adalah reactive black 5 (RB5). Selama proses pewarnaan sekitar 15-50% pewarna tidak terikat dalam serat kain dan dibuang bersama limbah tekstil. Mengingat dampak negatif dari pencemaran limbah tekstil ini maka perlu dicari solusinya, dimana salah satu metode yang ramah lingkungan yaitu bioremediasi. Salah satu jamur yang dapat digunakan untuk biodegradasi pewarna adalah jamur pelapuk coklat Gloeophyllum trabeum. Biodegradasi menggunakan jamur pelapuk coklat ini masih menjanjikan untuk diteliti, dimana kemampuannya akan dioptimasi pada material Metal Organic Frameworks (MOF) UiO-66 dimana MOF ini memiliki kemampuan yang baik sebagai adsorben zat pewarna. Kombinasi keduanya diharapkan bisa menghasilkan material yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah tekstil. Sistem jamur/MOF menawarkan kecepatan adsorpsi pewarna yang cepat dan fotokatalis oleh MOF, didukung oleh proses bioregenerasi oleh jamur sehingga diharapkan sistem ini dapat mendegradasi pewarna lebih efisien. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mensintesis dan mengkarakterisasi material jamur pelapuk coklat G. trabeum yang terimobilisasi dalam MOF UiO-66 serta menguji kemampuan degradasinya pada pewarna batik RB5. Pengaruh penambahan MOF UiO-66 pada sintesis material GT/UiO-66 akan dievaluasi dan dikarakterisasi sifat-sifatnya antara struktur padatannya (XRD), morfologi, bentuk, ukuran dan susunan partikel (SEM), ukuran dan volume pori dan luas permukaan spesifik (adsorpsi-desorpsi nitrogen), kestabilan termal padatan (TGA), dan juga kemampuan degradasinya (Spektrofotometer UV-Vis). Material GT/UiO-66 selanjutnya diuji kemampuannya dalam mendekolorisasi pewarna RB5 dan metabolit produk hasil degradasi akan diuji dengan LCMS. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan: sintesis material GT/UiO-66 dan karakterisasinya menggunakan XRD, TGA, Adsorpsi-desorpsi nitrogen, dan SEM; uji degradasi pada pewarna RB5 dan kondisi optimum (pH dan suhu), dan analisis produk metabolit dan persen dekolorisasi. Target luaran dari penelitian ini adalah publikasi dalam jurnal internasional terindeks Scopus yaitu di jurnal “Applied Microbiology and Biotechnology” dengan Impact factor
3.670 (Q1). Penelitian ini diharapkan menghasilkan metode penanganan masalah limbah zat warna dan dapat bermanfaat bagi ITS serta pelaku industri batik khususnya dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam upaya penanganan masalah limbah pewarna batik.
Kata kunci : Biodegradasi, Jamur Pelapuk Coklat, Gloeophyllum trabeum. MOF, UiO-66, Reactive Black 5.
2
BAB II PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang masih sangat prospektif untuk dikembangkan. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional kualitasnya semakin diperhitungkan di kancah internasional dan produk-produknya memiliki daya saing yang tinggi. Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2019 pada triwulan III, Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor manufaktur yang mencatatkan pertumbuhan paling tinggi sebesar 15,08 persen. Capaian tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi 5,02 persen di periode yang sama. Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi industri pakaian jadi mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. Sementara itu, Kementerian Perindustrian menargetkan, ekspor dari industri TPT nasional akan menembus hingga USD15 miliar sepanjang tahun 2019 (Sumber: website Kementerian Perindustrian Republik Indonesia).
Salah satu andalan industri tekstil di Indonesia yaitu produk Batik, tekstil jenis ini telah lama dikerjakan mulai dari skala rumah tangga hingga skala pabrik. Produk-produk batik telah menjadi pengerak perekonomian di daerah-daerah wisata yang tersebar di seluruh Indonesia. Batik juga telah diakui secara Internasional (oleh UNESCO) sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia. Namun di balik perkembangan industri batik ternyata menyisakan masalah lingkungan dengan adanya limbah dari proses pembuatannya terutama limbah pewarna.
Menurut Lellis et al. (2019), industri tekstil menghasilkan banyak limbah yang memiliki tingkat toksisitas yang tinggi dan senyawa-senyawa yang sulit didegradasi seperti pewarna yang menimbulkan efek merugikan bagi lingkungan dan makhluk hidup. Selain itu fakta yang perlu dicermati juga bahwa pewarna jenis azo dalam proses pewarnaan tekstil, sekitar 15-50% zat ini tidak terikat dalam serat kain dan dibuang bersama limbah tekstil yang umumnya masih dipakai lagi di negara berkembang untuk fungsi irigasi dalam pertanian (Rehman et al., 2018). Bahkan menurut Sutisna et al. (2017) beberapa dari kebanyakan pewarna yang umum digunakan dalam industri tekstil seperti remazol black, remazol red, dan golden yellow dalam proses pewarnaan hanya digunakan sekitar 5% sedangkan 95% sisanya akan dibuang sebagai limbah cair.
Keadaan tersebut semakin memperparah kondisi sungai dan badan perairan tempat limbah dibuang. Banyak kasus telah terjadi berkaitan dengan pembuangan limbah tekstil ini, diantaranya terjadi di sungai Cikijing (Rancaekek-Jawa Barat), sungai Citarum, PDAM Solo, saluran irigasi di
3
Bantul (Yogyakarta), saluran Drainase di Pekalongan, dan sungai Kalimati (Purwakarta). Pencemaran terjadi disebabkan beragam alasan seperti tidak optimalnya instalasi pengolahan air limbah, kelalaian perusahaan mengawasi pembuangan limbahnya, maupun kesengajaan oleh oknum perusahaan.
Gambar 1. Pencemaran limbah tekstil di berbagai tempat (Jakarta, Pekalongan, Bandung, Sungai Citarum, Sumber: Google.com)
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari adsorben murah seperti gambut, bentonit, ampas pabrik baja, abu layang, lempung Cina, tongkol jagung, serbuk gergaji, dan silika untuk menghilangkan warna. Namun umumnya kapasitas adsorpsinya masih rendah dan memerlukan jumlah yang banyak. Oleh karenanya diperlukan material baru yang murah, mudah diperoleh, dan merupakan adsorben yang sangat efektif (Srinivasan et al., 2010).
Bioremediasi dengan jamur merupakan salah satu teknologi yang paling efektif dibanding teknologi pengolahan air lainnya, penerapannya yang mudah dan penanganan limbah alternatif yang lebih ekonomis (Dewi et al., 2018). Salah satu jenis jamur yang potensial untuk digunakan dalam proses bioremediasi limbah tekstil adalah jamur pelapuk coklat. Jamur pelapuk coklat dengan enzim yang dimiliki dan mekanisme reaksi Fenton-nya telah mampu mendegradasi beberapa jenis pewarna seperti metil orange, metilen biru, metil hijau, remazol brilliant blue R, remazol brilliant yellow GL, remazol brilliant orange 3R, reactive blue 4, remazol brilliant red F3B dan reactive
4
black 5 (Hartikainen et al., 2016; Mahmood et al., 2017; Park et al., 2014; Purnomo et al., 2019; Rizqi et al., 2017).
Namun demikian penggunaan mikroorganisme dalam pengolahan limbah (biodegradasi) masih terbatas dengan sekali pakai saja, oleh karenanya dalam penelitian ini diteliti metode imobilisasi sel jamur dalam material pendukung agar dapat digunakan dalam beberapa kali siklus. Material pendukung yang menjadi pilihan disini yaitu MOF UiO-66, MOF merupakan polimer koordinasi berpori yang menjadi adsorben yang paling sering diteliti, karena luas permukaannya yang besar, porositas dan kestabilan termodinamikanya (Sun et al., 2014).
Imobilisasi merupakan proses penempatan suatu zat/sel dalam material pendukung, imobilisasi sel mikroba mengacu pada sistem atau teknik dimana terdapat kurungan secara fisik atau lokalisasi dari mikroorganisme yang memungkinkan penggunaan kembali secara ekonomis Imobilisasi sel jamur memiliki beberapa keuntungan dibandingkan sel-sel yang bebas diantaranya penggunaan kembali biomassa secara sederhana, pemisahan cair-padat yang lebih mudah, dan meminimalisasi penyumbatan dalam sistem aliran kontinu (Couto, 2009). Imobilisasi jamur telah diteliti pada beragam material pendukung seperti selulosa (Zywicka et al., 2019), alginat (Peart et al., 2012), serbuk gergaji (Przystaś et al., 2018; Sastrawidana et al., 2012), dan busa poliurethan (Dias et al., 2002; Liang et al., 2012).
Dalam penelitian ini keterbaruan yang diunggulkan yaitu imobilisasi sel jamur dalam material MOF, belum ada penelitian yang melakukan imobilisasi jamur dalam material MOF. Selain itu jamur pelapuk coklat (G. trabeum) yang akan digunakan dalam penelitian ini juga masih sedikit diekspos untuk degradasi limbah pewarna. Harapannya dengan biokomposit yang dihasilkan nantinya dapat menjadi material yang dapat diaplikasikan dalam instalasi pengolahan limbah industri tekstil khususnya batik.
2.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Limbah industri tekstil masih menjadi problem lingkungan walaupun pemerintah telah mewajibkan keberadaan instalasi pengolahan limbah. Namun kenyataannya metode fisika dan kimia yang diterapkan dalam instalasi tersebut masih memiliki kekurangan, baik dari segi ekonomisnya dan efisiensi proses. Oleh karenanya diperlukan suatu modifikasi metode dalam mengatasi masalah limbah pewarna ini, dimana salah satunya dengan material biokomposit yang diharapkan menjadi solusi dalam pengolahan limbah pewarna dari industri tekstil. Material biokomposit GT/UiO-66 merupakan komposit jamur G. trabeum yang terimobilisasi pada MOF UiO-66. Biokomposit GT/UiO-66 menawarkan kecepatan adsorpsi pewarna yang cepat dan fotokatalis oleh UiO-66, didukung oleh proses bioregenerasi oleh G. trabeum
5
sehingga diharapkan sistem ini dapat mendegradasi pewarna lebih efisien.
Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu biokomposit dibuat dari spesies jamur pelapuk coklat G. trabeum dengan variasi massa UiO-66 (15, 30, 45, dan 60 mg/L). Biokomposit GT/UiO-66 akan dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui struktur padatannya; morfologi, bentuk, ukuran dan susunan partikel (SEM); ukuran dan volume pori dan luas permukaan spesifik (adsorpsi-desorpsi nitrogen); kestabilan termal padatan (TGA); dan juga kemampuan degradasinya (Spektrofotometer UV-Vis). Selanjutnya biokomposit diuji kemampuannya dalam mendegradasi pewarna RB 5 dengan konsentrasi 100 mg/L, dimana parameter yang akan diuji yaitu %degradasi berdasarkan data absorbansi dari analisa spektrofotometer UV-Vis dan produk metabolit dari analisa LCMS.
2.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi material jamur pelapuk coklat G. trabeum yang terimobilisasi dalam MOF UiO-66 (biokomposit GT/UiO-66) serta menguji kemampuan degradasinya pada pewarna batik RB5.
2.4. Urgensi
Penelitian ini akan 1menghasilkan material biokomposit sebagai solusi pengelolaan limbah industri batik dengan memanfaatkan mikroorganisme jamur dan material MOF sebagai adsorben dan agen biodegradasi. Secara umum urgensi penelitian ini antara lain:
• Akumulasi limbah pewarna/tekstil di lingkungan semakin besar dan adanya permasalahan pencemaran limbah tekstil ke sungai/badan perairan sehingga harus segera dipecahkan • Memberikan data ilmiah mengenai kemampuan biokomposit jamur pelapuk coklat-MOF
khususnya GT/UiO-66 dalam menyerap dan mendegradasi limbah pewarna
• Penelitian ini bersinergi dengan tagline ITS Semangat Baru karena dengan pengembangan material baru ini diharapkan muncul inovasi-inovasi teknologi pada bidang-bidang unggulan termasuk masalah penanganan pencemaran lingkungan.
• Penelitian ini memberikan alternative penanganan problem nasional khususnya limbah pewarna dengan menggunakan mikroorganisme sebagai upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan.
Penelitian ini dapat dimanfaatkan pihak industri dan institusi sebagai referensi ilmiah dan terobosan teknologi sehingga dapat meminimalisasi efek dari limbah pewarna tekstil dan menjaga kelestarian lingkungan.
6
2.5. Target Luaran
Target luaran dari penelitian ini adalah publikasi dalam jurnal internasional terindeks Scopus yaitu di jurnal “Applied Microbiology and Biotechnology” dengan Impact factor 3.670 (Q1). Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan salah satu solusi serta acuan dalam menentukan kebijakan pengelolaan limbah industri batik maupun industri lain yang menggunakan zat pewarna.
2.6. Spesifikasi Khusus
1. Ketua tim peneliti memiliki pendidikan H indeks = 9
2. Ketua tim peneliti juga memiliki rekam jejak dalam bidang biodegradasi pestisida dan pewarna dengan jamur pelapuk coklat sebagai subjeknya
3. Kesesuaian dengan topik penelitian dalam roadmap penelitian di Pusat Penelitian Sains Fundamental, mengambil tema “Aplikasi material fungsional berbahan baku lokal sebagai radar absorbing material, katalisator dan pigmen absorber” dengan topik riset “Teknologi Pengolahan Mineral Strategis berbahan baku lokal dan Eksplorasi Potensi material baru”
4. Penelitian ini melibatkan 1 orang mahasiswa S3 yang mengerjakan disertasi dan 2 orang mahasiswa S1 yang sedang menyelesaikan tugas akhir
5. Luaran penelitian yaitu publikasi pada jurnal internasional terindeks Scopus berkategori Q1
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Teori Penunjang
3.1.1. Limbah Pewarna Batik dan Pengolahannya
Tekstil merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak jaman dahulu. Zat pewarna menjadi bagian penting dalam produksi tekstil, sebelumnya manusia menggunakan jenis pewarna alami kemudian berpindah pada pewarna sintetis. Industri pewarna modern mulai marak sejak 1856 dengan ditemukannya pewarna sintetis Mauveine oleh W.H. Perkin. Dari semua jenis pewarna, pewarna azo adalah pewarna yang paling berguna dan banyak digunakan. Pewarna-pewarna sintetis baru kemudian muncul di tahun-tahun selanjutnya: tahun 1858 J.P. Griess mensintesis pewarna azo kuning, Chrysodine (1875), Congo Red (1884) dan
Bismark brown (Bumpus, 2003).
Batik merupakan salah satu produk tekstil tradisional Indonesia yang telah dikembangkan sejak jaman kerajaan-kerajaan Nusantara. Batik digunakan dalam upacara-upacara tradisi dalam lingkungan kraton maupun acara-acara sakral lainnya. Awalnya batik diproduksi dengan sederhana dengan ditulis sehingga terkenal dengan istilah batik tulis, kemudian produksinya dikembangkan secara massif dengan teknologi mesin cetak. Namun dampak terhadap lingkungan juga semakin meningkat karena limbah yang dibuang ke badan perairan. Pembuangan air limbah tekstil secara langsung ke lingkungan dapat menimbulkan persoalan estetika dan juga mengancam kelestarian ekosistem akuatik. Perairan berwarna menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu aktivitas fotosintesis dari mikroalga (Sastrawidana et al., 2012).
Dalam proses produksi batik ada 3 tahap utama yang berurutan langkah-langkahnya yaitu perendaman, pemanasan, dan pencucian, dimana masing-masing tahap menghasilkan limbahnya sendiri inilah yang menjadikan limbahnya semakin kompleks. Semisal pada proses pemanasan dan perendaman limbah cair yang dihasilkan mengandung COD yang tinggi, silikat dan logam-logam berat (Birgani et al., 2016). Pengolahan limbah cair dapat dilakukan menggunakan cara kimia, fisika dan biologi. Pengolahan air limbah tekstil cara kimia dan fisika cukup efektif untuk menghilangkan warna, atan tetapi tidak efisien dari segi biaya dan pemakaian bahan kimia serta menimbulkan
sludge yang banyak (Sastrawidana et al., 2012).
Berbagai usaha untuk mengatasi dampak negatif pencemaran akibat limbah industri batik dilakukan sebelum dibuang ke sungai-sungai. Bioremediasi dengan jamur merupakan salah satu teknologi yang paling efektif dibanding teknologi pengolahan air lainnya, penerapannya yang
8
mudah dan penanganan limbah alternatif yang lebih ekonomis (Dewi et al., 2018). Sistem biologi yang digunakan dalam pengolahan limbah ini memanfaatkan aktivitas organisme untuk menghancurkan bahan-bahan yang ada dalam air limbah menjadi bahan yang mudah dipisahkan atau memberi efek pencemaran rendah (Dewi et al., 2010).
3.1.2. Pewarna Reactive Black 5
Pewarna jenis Reactive memiliki kelebihan dapat berikatan secara kovalen dengan serat selulosik, jenis ini digunakan secara luas dalam industri tekstil karena banyaknya kelompok turunan warna, profil warna yang sangat tahan luntur, mudah diaplikasikan, warna-warna yang cemerlang, dan minim konsumsi energinya (Hadibrata, 2011). Pewarna jenis ini memiliki struktur kimia yang sederhana, secara kimia terdiri atas senyawa azo, antraquinon, dan phtalocyanin, dengan sifat perekatan yang sangat baik dengan metode pewarnaan yang sederhana, membuat jembatan kovalen dengan serat kain (kapas, wol, atau nilon), dengan gugus hidroksi yang cocok dengan selulosa (Ventura-Camargo, 2013). Salah satu contoh pewarna jenis ini yaitu Reactive Black 5, yang juga memiliki nama lain Remazol Black B dan memiliki rumus molekul: C26H21N5Na4O9S6 dengan massa molekul 990,87 g/mol (Hadibrata, 2013).
Gambar 2. Rumus struktur Reactive Black 5
Pewarna reactive telah teridentifikasi sebagai senyawa yang bermasalah dlam limbah cair tekstil karena mereka mudah larut di air dan tidak mudah dihilangkan dengan sistem pengolahan limbah cair yang konvensional biologis dan aerob. Dalam beberapa kasus, prosedur biologi yang biasa ini dikombinasi dengan perlakuan fisika kimia untuk memperoleh dekolorisasi yang lebih baik dan penghilangan logam beratnya, tetapi metode kimia atau fisika-kimia umumnya mahal, kurang efisien dan penerapannya terbatas sehingga sulit untuk dibuang. Oleh karenanya alternatif yang
9
cocok adalah proses biologis yang menunjukkan biaya yang lebih efektif, kurang produksi sludge -nya, dan ramah lingkungan (Aksu, 2007). Dalam konteks ini beberapa jamur/bakteri telah diujicobakan untuk mendegradasi Reactive Black 5 dan hasil persen dekolorisasinya pun lumayan baik diantaranya: Aeromonas hydrophila= 76% dalam 24 jam (El Bouraie, 2016); Phanerochaete chrysosporium= 90,3% dalam 72 jam (Enayatizamir, 2011); dan Pleurotus eryngii F032= 93,56% dalam 72 jam (Hadibrata, 2013).
3.1.3. Biodegradasi
Biodegradasi merupakan teknologi berkembang yang didalamnya terjadi proses peruraian, metabolisme, atau imobilisasi dari suatu zat yang tak diinginkan (semisal pestisida, polutan organik, dan hidrokarbon) dengan dimasukkannya mikroorganisme hidup ke dalam tanah dan air untuk memperbaiki kualitas objek tersebut (Gaur et al., 2018). Menurut Roosheroe (2018), biodegradasi merupakan penguraian fisik pada substrat oleh aktivitas mikroorganisme dengan menghasilkan produk yang bermanfaat untuk manusia. Contohnya terjadi pada pembuatan makanan fermentasi dan minuman fermentasi tradisional seperti tempe kedelai, tapai singkong, atau tapai ketan, tauco, dan lain-lain. Secara umum terjadinya suatu proses biodegradasi suatu senyawa oleh mikroorganisme disebabkan oleh produk-produk enzim tertentu yang dihasilkan oleh mikroorganisme itu sendiri. Melalui faktor-faktor abiotik dan biotik mikroorganisme dapat menentukan potensi biodegradasi mikroorganisme yang secara efektif dapat mentoleransi atau cepat menurunkan senyawa tertentu (Sayara et al., 2009).
Sementara untuk aplikasi dalam pengolahan limbah biodegradasi memiliki peranan penting untuk memperbaiki kondisi lingkungan akibat pencemaran yang timbul. Dengan bantuan mikrooganisme yang memetabolisme polutan dalam proses biodegradasi akan menghasilkan perubahan struktur kimia senyawa yang dari kompleks menjadi lebih sederhana atau bahkan hingga terjadi mineralisasi (meghasilkan senyawa sederhana CO2, H2O dan NH3). Jamur pelapuk putih yang mendegradasi lignin telah diteliti memiliki kemampuan unik untuk mendegradasi atau memineralisasi polutan lingkungan yang memiliki spektrum luas memiliki struktur berbahaya beracun (Jayasinghe et al., 2008). Demikian pula jamur pelapuk coklat memiliki mekanisme reaksi Fenton biologis yang menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi selulosa dan hemiselulosa secara efektif, sama halnya juga pada senyawa-senyawa xenobiotic lainnya seperti TNT, klorofenol, fluoroquinolon, aldrin dan dieldrin, DDT, dan pewarna (Purnomo et al., 2019).
10
3.1.3. Jamur Gloeophyllum trabeum
Klasifikasi ilmiah dari spesies jamur ini (mycobank.org):
Kingdom : Fungi
Sub kingdom : Dikarya Phylum : Basidiomycota Sub phylum : Agaricomycotina Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Gloeophyllales
Famili : Gloeophyllaceae Genus : Gloeophyllum
Spesies : Gloeophyllum trabeum
Gambar 3. Jamur G. trabeum ©2015 Dr. Amadej Trnkoczy (Sumber: https://calphotos.berkeley.edu/)
Jamur G. trabeum menggunakan senyawa ekstraseluler hidroquinon-quinon dalam siklus reduksi oksidasi untuk mengurangi Fe3+ dan menghasilkan H2O2. Reaksi ini menghasilkan reagen Fenton, yang memungkinkan G. trabeum mendegradasi beragam senyawa-senyawa organik. Senyawa yang quinon yang dihasilkan: 2,5-dimetoksi-1,4-benzoquinon (2,5-DMBQ) dan 4,5-dimetoksi-1,2-benzoquinon (4,5-DMBQ) (Jensen et al., 2001). Sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam proses degradasi dinding sel kayu, selain dengan mekanisme enzimatis, jamur pelapuk coklat juga melalui mekanisme non enzimatis yaitu reaksi Fenton.
Jamur pelapuk coklat G. trabeum dan Postia placenta telah dilaporkan oleh D’Souza et al. (1996) dalam Goodell (2003), menghasilkan enzim lakase dalam media buatan. Enzim lakase sendiri memiliki peranan penting sebagai enzim pendegradasi lignin dalam sel kayu. Selain lakase, jamur ini juga menghasilkan enzim lain seperti: xylanase (Ritschkoff, 1996) dan alkohol oksidase
11
(Daniel et al., 2007), Peranan penting dari lakase dalam degradasi lignin dan senyawa fenolik telah diuji juga pada banyak penerapan bioteknologi seperti degradasi pewarna, bioremediasi beberapa limbah kimia beracun (seperti: senyawa aromatik terklorinasi, hidrokarbon aromatik polisiklik, nitroaromatik, dan pestisida) dan pengembangan biosensor (Viswanath et al., 2014).
Sementara aplikasi bioteknologi yang melibatkan jamur G. trabeum masih sedikit diantaranya: degradasi pestisida DDT (Purnomo et al., 2008; Purnomo et al., 2010), dekolorisasi pewarna (Hartikainen et al., 2016; Purnomo et al., 2019), dekomposer biomassa (Presley et al., 2018; Schilling et al., 2012) dan pretreatmen pada produksi bioethanol (Gao et al., 2012; Hermosilla et al., 2019). Berdasarkan fakta kemampuan G. trabeum menghasilkan reagen Fenton dan enzim-enzim lain maka jamur ini memiliki potensi dalam pengembangan bioteknologi di masa depan.
3.1.4. Metal Organic Frameworks
Istilah MOF diperkenalkan pertama kali oleh Yaghi di tahun 1995 setelah mensintesis kompleks baru tembaga-4,4’-bipiridil yang menunjukkan perluasan interaksi logam-organik. Pada intinya, MOF kemudian dimasukkan dalam kelompok umum dari polimer koordinasi. Akan tetapi dibandingkan dengan polimer koordinasi umum, MOF memiliki kekhususan untuk jaringan kristalisasi dua dimensi atau tiga dimensi dengan sifat porinya (Ma, 2011).
Kelebihan-kelebihan MOF yang memiliki luas permukaan yang besar dan volume pori yang besar dan ukuran pori yang seragam dan sebanyak kandungan logamnya, maka MOF muncul sebagai material yang menarik untuk beragam aplikasi dalam penyimpanan energi, penyerapan CO2, penyerapan/pemisahan hidrokarbon, katalisis, sensor, magnetisme, penyaluran obat, luminescensi dan lain-lain (Lee et al., 2013). Namun demikian masih terdapat kelemahan dari MOF menurut Park (2016) yaitu terjadinya dekomposisi ketika dalam lingkungan kimia yang keras (harsh chemical environments). Untuk memperbaiki stabilitas kimia dari MOF biasanya ada 2 strategi utama yang digunakan: (1) menggunakan kombinasi spesies logam dengan valensi tinggi (contoh: Al(III), Fe(III), Cr(III), Zn(IV) dan penghubung karboksilat, memberikan peningkatan ikatan M-L (metal-ligan) yang kuat dari interaksi elektrostatik yang lebih kuat; (2) suatu kombinasi antara spesies logam dengan asam lemah (contoh: Cu(II), Ni(II)) dengan penghubung yang berisi basa lemah termasuk imidazolat, pirazolat, atau tiolat untuk mengarahkan pada interaksi orbital yang lebih kuat.
Di lain pihak, saat ini aplikasi MOF juga telah diterapkan dalam bidang biokimia dengan menggabungkan material MOF dengan biomolekul dari asam nukleat hingga enzim, Menurut An et al. (2019) MOF memiliki kelebihan sebagai matriks tuan rumah (host matrix) yang bagus dalam imobilisasi biomolekul karena beberapa hal: 1) besarnya luas permukaan dan sifat porositasnya mampu memfasilitasi masuknya biomolekul yang besar, 2) arsitektur yang terbuka dimana substrat
12
dan produk dapat berpindah dari pori-pori yang ada sehingga biomolekul tamu dapat berinteraksi dengan lingkungan eksternal, 3) Node logam, dapat membentuk dengan beragam ligan, 4) gugus-gugus aktif bervariasi dapat didistribusikan dengan seragam baik di dalam pori atau di permukaan MOF, dan 5) kristalinitas MOF yang tinggi menyediakan jaringan dan informasi struktur yang jelas.
3.1.4.1. UiO-66
MOF sebagai adsorben telah menunjukan kemampuannya menghilangkan zat pewarna dengan porositasnya yang sangat luar biasa, keragaman komposisi dan struktur, dan bentuk/ukuran saluran berpori yang sangat baik sebaik kegunaan permukaannya (Jiang, 2019). UiO yang merupakan kepanjangan dari Universitetet i Oslo merupakan jenis MOF yang berbasis Zirkonium dengan luas permukaan yang sangat besar (1180-1240 m2/g) dan kestabilan yang belum pernah diperoleh sebelumnya. Dikembangkan oleh Prof. Karl Petter Lillerud dari Departemen Kimia Universitas Oslo, MOF ini tersusun dari Zr6O4(OH)4 oktahedral yang terhubung 12 kali lipat dengan oktahedra yang berdekatan melalui 1,4-benzenadikarboksilat (BDC) menghasilkan struktur fcc yang sangat padat (www.strem.com).
Gambar 4. Rumus Struktur UiO-66 (Sumber: www.strem.com)
Beberapa aplikasi UiO-66 sebagai adsorben pewarna diantaranya: dengan pewarna Metilen biru kapasitas adsorpsinya 90,98mg/g, UiO-66-NH2 96,45 mg/g; dengan Congo Red UiO-66 251 mg/g (Jiang, 2019). Sementara Azhar et al. (2017) telah mensintesis kombinasi 2 jenis MOF yaitu HKUST-1 dan UiO-66 dengan suatu proses sintesis satu pot menghasilkan kombinasi yang memiliki pori dan kestabilan termal lebih tinggi dari MOF tunggalnya, dan kapasitas adsorpsi terhadap pewarna metilen biru juga memberikan nilai yang lebih tinggi 526 mg/g (HKUST-1@5% UiO-66).
13
3.2. Studi Hasil Penelitian Sebelumnya
Jamur pelapuk coklat telah diteliti kemampuan degradasinya terhadap pewarna metil orange, spesies yang digunakan yaitu Fomitopsis pinicola, Gloeophyllum trabeum dan
Daedalea dickinsii. Hasil yang diperoleh F. pinicola kemampuannya paling tinggi (97%), diikuti oleh D. dickinsii (93%) dan G. trabeum (67%) setelah inkubasi selama 14 hari dalam media PDB (Purnomo et al. 2019). Sementara aplikasi MOF yang telah diteliti pada pewarna diantarannya Lin et al. (2012) telah mensintesis HKUST-1 dengan ukuran 10-20 μm yang dapat mengadsorpsi Methylen Blue (MB) sebesar 5,468 mg/g. Kemudian Li et al. (2013) menggunakan MOF/grafit untuk adsorpsi MB sebesar 183,49 mg/g. Muhammad et al. (2016) mensintesis UiO-66@5% HKUST-1 yang dapat mengadsorpsi MB sebesar 526 mg/g. Meskipun MOF yang disintesis mempunyai kapasitas adsorpsi tinggi, namun adsorben dalam bentuk bubuk hingga 20 μm sulit didaur ulang untuk digunakan kembali. HKUST-1@PVA-co-PE/PVA telah berhasil disintesis untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi dan recycle (Zhu et al. 2018). ZIF-8 juga telah dilaporkan dapat mengadsorpsi beberapa pewarna seperti MB dan MO (Song et al., 2019).
14
3.3. Road Map Rencana Penelitian Bioremediasi Lab. Kimia Mikroorganisme ITS 2013-2025 3.3.1. Perumusan Topik Penelitian
3.3.2. Peta Jalan Penelitian
Riset Fundamental
Riset Terapan
Isu Strategis Konsep Pemikiran/Rasional Pemecahan Masalah Topik Riset yang Diperlukan Penanggulangan
limbah industri Pencemaran lingkungan masih menjadi persoalan di Indonesia. Beberapa Industri-industri “nakal” dengan sengaja membuang limbahnya ke lingkungan tanpa diolah dulu. Selain berasal dari buangan limbah sumber pencemar juga bisa berasal dari hasil samping proses produksi serta transportasi produk industri. Hal ini menyebabkan terakumulasinya bahan-bahan berbahaya yang bisa memberi dampak negatif bagi lingkungan dan manusia. Hal ini diperparah dengan ketidakseriusan pemerintah dalam monitoring distribusi dan juga bagaimana mengatasinya. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi kadar bahan-bahan berbahaya tersebut secara aman melalui bioremediasi.
Studi tentang
biodegradasi polutan termasuk optimasi dan aplikasinya
1. Biodegradasi polutan dengan jamur pelapuk putih.
2. Identifikasi mekanisme reaksi dan keterlibatan enzim.
3. Optimasi bioremediasi polutan dengan bakteria dan/atau katalis kimia.
4. Aplikasi bioremedasi di lingkungan yang terkontaminasi. Topik Penelitian Pencapaian 2020 2021 2022-2025 2013-2016 2017-2019 Penanggulangan limbah industri (pestisida, pewarna, dan minyak mentah)
Degradasi pestisida (DDT, heptachlor epoxide, dieldrin oleh jamur pelapuk: metabolit produk, jalur degradasi.
Optimasi degradasi DDT oleh WRF dan bakteri.
Degradasi pewarna oleh BRF Optimasi degradasi pewarna oleh BRF dan bakteri Optimasi degradasi pewarna oleh BRF/MOF Mekanisme reaksi degradasi pewarna oleh BRF/MOF Aplikasi BRF di lingkungan tanah yang terkontaminasi. Pengembangan model produk (alat/ bahan) yang bisa diaplikasikan langsung dilingkungan.
15 BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1. Metodologi
Penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu pembuatan biokomposit GT/UiO-66, karakterisasi GT/UiO-66, dekolorisasi pewarna sintetis dengan biokomposit, dan analisis hasil biodegradasi pewarna sintetis. Variasi MOF UiO-66 yang akan digunakan dalam pembuatan material biokomposit yaitu 15, 30, 45, dan 60 mg, yang kemudian diinokulasikan kultur jamur
Gloeophyllum trabeum. Variabel bebas yang juga akan dicari sebagai kondisi optimal biodegradasi dalam penelitian ini yaitu waktu perlakuan, pH (derajat keasaman) dan suhu perlakuan.
`
Gambar 5. Skema Penelitian
Variasi faktor pH dan Suhu Regenerasi jamur G. trabeum
pada media PDA
Preinkubasi dalam media PDB 7 hari
Pembuatan biokomposit dengan ditambah variasi massa UiO-66
(15, 30, 45, 60 mg) Dekolorisasi dengan pewarna
RB5 (100 mg/l)
Ukur absorbansi pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 Degnan Spektrofotometer UV-Vis
Dekolorisasi dengan pewarna RB5(100 mg/l)
Analisis LC-MS
Analisis % dekolorisasi dan metabolit produk pewarna RB5 hasil biodegradasi
Karakteri-sasi dengan XRD, TGA, adsorpsi desorpsi nitrogen dan SEM
16
4.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya Erlenmeyer berpenutup, gelas beker, neraca digital, penyaring, corong kaca, jarum ose, penyaring, gelas arloji, falcon, suntikan, lampu spritus, mikropipet, autoclave, shaker horizontal, indikator universal, centrifuge, inkubator, Spektrofotometer UV-Vis Genesys, XRD, TGA, SEM, dan LC-MS.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu stok jamur Gloeophyllum trabeum yang diperoleh dari koleksi Laboratorium Kimia Mikroorganisme, MOF UiO-66, aquades, aqua DM, parafilm, plastik pengemasan, etanol teknis (70%), spritus, PDA, PDB, larutan buffer, pewarna Reactive Black 5.
4.3. Prosedur Kerja
4.3.1. Regenerasi kultur jamur pada media padat (PDA)
Stok kultur Gloeophyllum trabeum diinokulasi ke dalam media PDA secara aseptik, cawan yang telah berisi larutan PDA yang telah diautoklaf sebelumnya, didinginkan sebentar kemudian diberi irisan jamur dari stok kultur. Cawan tersebut diberi parafilm dan dikemas dengan plastik pengemasan lalu diinkubasi selama 7 hari dalam inkubator pada suhu 30ºC.
4.3.2. Pembuatan biokomposit GT/UiO-66
Kultur jamur yang telah tumbuh dalam media PDA selama 7 hari kemudian di-preinkubasi ke dalam media cair PDB yang ditempatkan pada Erlenmeyer berisi MOF UiO-66 yang massanya bervariasi (10, 25, 50, dan 75 mg) selama 7 hari dalam inkubator pada suhu 30ºC. Setelah 7 hari biokomposit dicuci dengan aqua DM lalu disaring dan disimpan dalam kulkas sampai digunakan untuk perlakuan lanjutan. Sebagian dianalisis dengan XRD dan SEM untuk mengetahui struktur biokomposit baru dan dibandingkan dengan UiO-66 murni.
4.3.3 Dekolorisasi Pewarna dengan Kultur Jamur Murni dalam Media Cair
Kultur jamur (hasil regenerasi) diinokulasikan dengan ose (diameter 1 cm) ke dalam labu yang berisi media PDB 10 ml. Kultur diinkubasi selama 7 hari pada suhu ±30ºC, setelah 7 hari dimasukkan larutan pewarna ke dalamnya hingga konsentrasi akhir 100 mg/l, dilakukan pengulangan tiga kali dalam setiap jenis pewarna. Kultur diinkubasi lagi selama 7 hari pada suhu ±30ºC, diamati perubahan yang terjadi selama: 1, 3, 5, dan 7 hari. Pada hari ke- 1, 3, 5, dan 7, kultur disentrifugasi dan diambil supernatannya. Supernatan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum masing-masing pewarna dengan Spektrofotometer UV-Vis.
17
4.3.4 Dekolorisasi Pewarna Reactive Black 5 dengan GT/UiO-66
Biokomposit yang telah diletakkan dalam Erlenmeyer ditambahkan kedalamnya larutan pewarna dengan konsentrasi 100 mg/l. Sampel diinkubasi sambil dishaker pada suhu 30oC, pada
hari ke-1, 3, 5, dan 7 sampel disaring dan didekantasi menggunakan suntikan. Filtrat diukur absorbanisnya dengan Spektrofotometer UV-Vis hari.
Selain perlakuan diatas dilakukan juga variasi pH (3,0 – 8,0) dan suhu perlakuan (25, 30, 35, dan 40ºC). Semua kombinasi variasi tersebut kemudian diukur absorbansinya juga pada hari ke-1, 3, 5, dan 7. Kondisi optimal akan ditentukan dengan analisis statistika dan digunakan untuk tahap selanjutnya (dekolorisasi limbah industri batik).
4.3.5. Karakterisasi Material Hasil Sintesis 4.3.5.1. X-Ray Diffraction (XRD)
Material GT/UiO-66 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X unruk mengetahui struktur kristalnya. Sumber sinar yang digunakan untuk pengukuran adalah radiasi Cu Kα (λ = 1,5406 Å), dengan voltase sebesar 40 kV dan arus sebesar 30 mA. Analisis dilakukan pada sudut pendek dengan rentang 2θ dari 5-50°. Hasil karakterisasi yang diperoleh berupa data difraktogram antara intensitas puncak difraksi sampel dan sudut 2θ.
4.3.5.2 Scanning Electron Microspcope – Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX)
Material hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX untuk mengetahui morfologi kristal, ukuran partikel dan persebaran unsurnya. Sampel GT/UiO-66 dilakukan proses coating
terlebih dahulu agar sampel menjadi konduktif. Sampel diletakkan pada permukaan pan yang telah diberi copper tipe. Kemudian dilakukan proses coating dan dimasukkan dalam chamber untuk dideteksi oleh detektor SEM-EDX
4.3.5.3. Adsorpsi Desorpsi N2
Karaktersiasi adsorpsi desorpsi N2 dilakukan untuk mengetahui luas permukaan, volume pori dan
diameter dari hasil sintesis dengan alat Gas Sorption Instrument. Sebelum dilakukan analisa, preparasi sampel digesting terlebih dahulu pada suhu 130 °C selama 24 jam.
4.3.5.4. Thermal Gravimetric Analysis
18
sebanyak 10 mg lalu dimasukan dalam holder untuk dipanaskan dengan laju 10 °C/menit pada suhu 30– 900 °C dengan aliran udara.
4.4. Diagram Alir Penelitian
4.5. Organisasi Tim Peneliti
Pada penelitian ini, anggota peneliti memiliki kompetensi dan tanggung jawab masing-masing, yaitu :
No. Nama Peran Kompetensi Tanggung Jawab
1 Adi Setyo Purnomo, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Ketua Biokimia,
Biodegradasi
Sintetis dan uji biokomposit terhadap pewarna RB5,
identifikasi produk
metabolit, penulisan laporan dan publikasi
2 Dra. Ratna Ediati, M.Si, Ph.D. Anggota Kimia Material
Anorganik
Sintesis dan karakterisasi MOF, penulisan laporan dan publikasi.
3 Prof. Dr. Taslim Ersam, MS. Anggota Kimia Organik Identifikasi produk
metabolit, penulisan laporan dan publikasi.
4 Drs. Refdinal Nawfa, MS. Anggota Biokimia Pertumbuhan Sel Jamur,
penulisan laporan dan
publikasi.
Aktifitas Luaran Indikator Capaian Pelaksana
Regenerasi jamur G. trabeum
Jamur G. trabeum
Kultur jamur tumbuh dengan baik
Refdinal Nawfa
Sintesis GT/UiO-66 GT/UiO-66 Biokomposit berhasil
disintesis dan dikarakterisasi
Adi Setyo Purnomo Ratna Ediati
Karakterisasi GT/UiO-66 Analisis XRD,
TGA, SEM
Karakter biokomposit teridentifikasi
Adi Setyo Purnomo Ratna Ediati Uji Biodekolorisasi pewarna RB5 Hasil Biodekolorisasi Biokomposit dapat mendekolorisasi RB5
Adi Setyo Purnomo
Identifikasi Metabolit Produk
Analisis LCMS Metabolit produk teridentifikasi
Taslim Ersam
Laporan dan Publikasi Laporan dan
Paper
Laporan terselesaikan dan Paper diterima
Adi Setyo Purnomo Ratna Ediati
Taslim Ersam Refdinal Nawfa
19
Selain itu dalam penelitian ini juga melibatkan mahasiswa, antara lain :
No. Nama NRP
1. Taufiq Rinda Alkas 01211860012001
2. Hozinatul Mufarrohah 01211640000031
20 BAB V
JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA 5.1. Jadwal Kegiatan
No. Rencana Kerja 2020
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Pengusulan proposal 2. Kontrak/penugasan 3. Regenerasi Jamur 4. Sintesis MOF 5. Dekolorisasi Limbah
Pewarna dengan Jamur
6. Dekolorisasi dengan
BRF-MOF
7. Identifikasi metabolit
sekunder dan analisis SEM
8. Monitoring dan evaluasi
9. Laporan Kemajuan
10. Laporan Akhir
11. Publikasi
5.2. Rancangan Anggaran Biaya
No. Uraian Rincian anggaran (Rp.)
1 Honor 19.400.000
2 Bahan Habis 17.804.000
3 Perjalanan 196.000
4 Sewa 32.600.000
5 Lain-lain 0
Total biaya yang diusulkan 70.000.000
5.2.1. Rincian Anggaran
1. Honor
Honor Honor/Jam (Rp) Waktu
(jam/minggu) Minggu Honor per Tahun Asisten Peneliti 1 25000 14 24 8.400.000 Asisten Peneliti 2 20000 10 20 4.000.000 Asisten Peneliti 3 20000 10 20 4.000.000 Staf Administrasi dan Keuangan 25000 10 12 3.000.000 SUBTOTAL (Rp) 19.400.000
21
2. Bahan Habis
Material Pemakaian Justifikasi Kuantitas Satuan
Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)
Etanol Teknis Sterilisasi dan pencucian 8 Liter 150.000 1.200.000
Reactive Black 5 Pewarna 1 Botol 3.000.000 3.000.000
PDA Kultur Jamur 1 Pack 1.500.000 1.500.000
PDB Kultur Jamur 1 Pack 1.250.000 1.250.000
Aqua DM Pelarut, Cuci 200 Liter 5.000 1.000.000
Aquades Pelarut, Cuci 400 Liter 1.000 400.000
Tabung Falcon Sentrifugasi 1 Pack 975.000 975.000
Sabun cuci Pencucian 6 Pack 12.000 72.000
Tissue Pengeringan 8 Pack 10.000 80.000
Spritus Penanaman Kultur 4 Botol 15.000 60.000
Log Book Laporan 3 Buah 25.000 75.000
Bolpen/pensil Laporan 1 Pack 22.000 22.000
Kertas Laporan 2 Rim 50.000 100.000
Materai 6000 Laporan 10 Lembar 7.000 70.000
Publikasi Jurnal Publikasi 1 Buah 8.000.000 8.000.000
SUBTOTAL (Rp) 17.804.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian Jumlah Satuan
Harga/
item (Rp) Total (Rp)
Bensin Transportasi 20 liter 9.800 196.000
SUBTOTAL (Rp) 196.000
5. Sewa
Kegiatan Justifikasi
Pemakaian Jumlah Satuan
Harga/
item (Rp) Total (Rp)
Sewa LC-MS Analisa 6 Sampel 3.000.000 18.000.000
Sewa SEM Analisa 4 Sampel 350.000 14.000.000
Sewa XRD Analisa 4 Sampel 50.000 200.000
Sewa TGA Analisa 4 Sampel 100.000 400.000
SUBTOTAL (Rp) 32.600.000 TOTAL (Rp) 70.000.000
22
DAFTAR PUSTAKA
Aksu, Z. K. N. E. S. D. G., 2007. Inhibitory effects of chromium (VI) and remazol black B on chromium (VI) and dyestuff removals by Trametes versicolor. Enzyme and Microbial Technology, Volume 40, pp. 1167-1174.
An, H., Li, M., Gao, J., Zhang, Z., Ma, S., Chen, Y. (2019). Incorporation of biomolecules in Metal-organic frameworks for advanced applications. Coordination Chemistry Reviews, 384, 90-106.
Azhar, M. A. H. S. H. P. V. T. M. W. S., 2017. One-pot synthesis of binary metal organic frameworks (HKUST-1 and UiO-66) for enhanced adsorptive removal of water contaminants.
Journal of Colloid and Interface Science, Volume 490, pp. 685-694.
Birgani, P.M., Ranjbar, N., Abdullah, R.C., Wong, K.T., Lee, G., Ibrahim, S., Park, C., Yoon, Y., Jang, M. (2016) An efficient and economical treatment for batik textile wastewater containing high levels of silicate and organic pollutants using a sequential process of acidification, magnesium oxide, and palm shell-based activated carbon application. Journal of Environmental Management, 184, 229-239.
Bumpus, J. A., 2003. Biodegradation of Azo Dyes by Fungi. In: D. K. Arora, ed. Fungal Biotechnology in Agricultural, Food, and Environmental Applications (Mycology). Bosa Roca: Taylor & Francis Inc., p. 524.
Couto, S.R. (2009). Dye removal by immobilised fungi. Biotechnology Advances, 27, 227-235.
Daniel, G., Volc, J., Filonova, L., Plihal, O., Kubatova, E., & Halada, P. (2007). Characteristics of Gloeophyllum trabeum Alcohol Oxidase , an Extracellular Source of H2O2 in Brown Rot Decay of Wood . Applied and Environmental Microbiology, 73(19), 6241–6253. https://doi.org/10.1128/AEM.00977-07
Dewi R.S., Lestari, S. (2010). Dekolorisasi limbah batik tulis menggunakan jamur indigenous hasil isolasi pada konsentrasi limbah yang berbeda. Molekul 5(2), 75-82.
Dewi R.S., Kasiamdari, R.S., Martani, E., Purwestri, Y.A. (2018). Bioremediation of indigosol blue 04B batik effluent by indigenous fungal isolates, Aspergillus spp. Omni-Akuatika, 14 (2), 11-20.
Dias, M. A., Lacerda, I. C. A., Pimentel, P. F., De Castro, H. F., & Rosa, C. A. (2002). Removal of heavy metals by an Aspergillus terreus strain immobilized in a polyurethane matrix. Letters in Applied Microbiology, 34(1), 46–50. https://doi.org/10.1046/j.1472-765X.2002.01040.x
El Bouraie, M. E. D. W., 2016. Biodegradation of Reactive Black 5 by Aeromonas hydrophila strain isolated from dye-contaminated textile wastewater. Sustainable Environment Research,
Volume 26, pp. 209-216.
Enayatizamir, N. T. F. R.-C. S. Y. B. A. H. M. L., 2011. Biodegradation pathway and detoxification of the diazo dye Reactive Black 5 by Phaneochaete chrysosporium. Bioresource Technology,
23
Gao, Z., Mori, T., & Kondo, R. (2012). The pretreatment of corn stover with Gloeophyllum trabeum KU-41 for enzymatic hydrolysis. Biotechnology for Biofuels, 5, 1–11. https://doi.org/10.1186/1754-6834-5-28
Gaur, N., Narasimhulu, K. & Y, P., 2018. Recent advances in the bio-remediation of persistent organic pollutants and its effect on environment. Journal of cleaner production, Volume 198, pp. 1602-1631.
Goodell, B. (2003). Brown-rot fungal degradation of wood: Our evolving view. In In Wood Deterioration and Preservation (Vol. 845, pp. 97–118). https://doi.org/10.1021/bk-2003-0845.ch006
Hadibrata, T. A. L. Y. A. Y. A. R. Z. M. K. A. T. Z. N. M., 2013. Microbial decolorization of an azo dye reactive black 5 using white-rot fungus Pleurotus eryngii F032. Water Air Soil Pollution, Volume 224, p. 1595.
Hadibrata, T. Y. A. A. A. K. R. H. T. Y. A., 2011. Effects of Glucose on the Reactive Black 5 (RB5) Decolorization by Two White Rot Basidiomycetes. ITB Journal of Sciences, 43A(3), pp. 179-186.
Hartikainen, S., Miettinen, O., & Hatakka, A. (2016). Decolorization of Six Synthetic Dyes by Fungi. American Journal of Environmental Sciences, 12(2), 77–85. https://doi.org/10.3844/ajessp.2016.77.85
Hermosilla, E., Schalchli, H., & Diez, M. C. (2019). Biodegradation inducers to enhance wheat straw pretreatment by Gloeophyllum trabeum to second-generation ethanol production.
Environmental Science and Pollution Research.
Jayasinghe, C., Imtiaj, A., Lee, G.W., Im, K.H., Hur, H., Lee, M.W., Yang, H.S., Lee, T.S. (2008) Degradation of three aromatic dyes by white rot fungi and the production of ligninolytic enzymes. Mycobiology, 36(2), 114-120.
Jensen, K. A., Houtman, C. J., Ryan, Z. C., & Hammel, K. E. (2001). Pathways for Extracellular Fenton Chemistry in the Brown Rot Basidiomycete Gloeophyllum trabeum. Applied and Environmental Microbiology, 67(6), 2705–2711. https://doi.org/10.1128/AEM.67.6.2705-2711.2001
Jiang, D. C. M. W. H. Z. G. H. D. C. M. L. Y. X. W. W. Z., 2019. The application of different typological and structural MOFs-based materials for the dyes adsorption. Coordination Chemistry Reviews, Volume 380, pp. 471-483.
Lee, Y., Kim, J., Ahn, W.S. (2013) Synthesis of metal-organic frameworks: A mini review. Korean Journal of Chemical Engineering, 30(9), 1667-1680.
Lellis, B., Favaro-Polonio, C. Z., Pamphile, J. A., Polonio, J. C. (2019). Effects of textile dyes on health and the environment and bioremediation potential of living organisms. Biotechnology Research and Innovation, 3, 275-290.
24
Li, L., Liu, X.L., Geng, H.Y., Hu, B., Song, G.W., Xu, Z.S. (2013). A MOF/Graphite Oxide Hybrid (MOF:HKUST-1) Material for The Adsorption of Methylene Blue from Aquaeous Solution. Journal of Materials Chemistry A, 1, 10292-10299.
Liang, H., Gao, D. W., & Zeng, Y. G. (2012). Ligninolytic enzyme production by Phanerochaete chrysosporium immobilized on different carriers. Bioprocess and Biosystems Engineering,
35(7), 1179–1184. https://doi.org/10.1007/s00449-012-0704-6
Lin, K.S., Adhikari, A.K., Ku, C.N., Chiang, C.L., Kuo, H. (2012). Synthesis and Characterization of Porous HKUST-1 Metal Organic Frameworks for Hydrogen Storage. International Journal of Hydrogen Energy, 37, 13865-13871.
Ma, M. (2011).Preparation and Characterization of Metal-organic frameworks for biological application. Dissertation: Ruhr Universitat Bochum.
Mahmood, R. T., Asad, M. J., Asgher, M., Gulfraz, M., & Mukhtar, T. (2017). Analysis of Lingolytic Enzymes and Decolorization of Disperse Violet S3RL, Yellow Brown S2RFL, Red W4BS , Yellow SRLP and Red S3B by Brown Rot Fungi. Pakistan Journal of Agriculture Sciences, 54(2), 407–413. https://doi.org/10.21162/PAKJAS/17.4294
Muhammad, R.F. (2016). Studi Pengaruh Suhu Substrat terhadap Sifat Listrik dan Sifat Optik Bahan Semikonduktor Lapisan Tipis Tin Sulfide (SnS) Hasil Preparasi dengan Teknik Vakum Evaporasi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Park, J. (2016) Functionalization of stable metal-organic frameworks and their applications. Dissertation: Texas A&M University.
Park, N., & Park, S. (2014). Purification and characterization of a novel laccase from Fomitopsis pinicola mycelia. International Journal of Biological Macromolecules, 70, 583–589. https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2014.06.019
Peart, P. C., Chen, A. R. M., Reynolds, W. F., & Reese, P. B. (2012). Entrapment of mycelial fragments in calcium alginate : A general technique for the use of immobilized filamentous fungi in biocatalysis. Steroids, 77(1–2), 85–90. https://doi.org/10.1016/j.steroids.2011.10.008
Presley, G. N., Ndimba, B. K., & Schilling, J. S. (2018). Brown Rot-Type Fungal Decomposition of Sorghum Bagasse: Variable Success and Mechanistic Implications. International Journal of Microbiology, 2018. https://doi.org/10.1155/2018/4961726
Przystaś, W., Zabłocka-Godlewska, E., & Grabińska-Sota, E. (2018). Efficiency of decolorization of different dyes using fungal biomass immobilized on different solid supports. Brazilian Journal of Microbiology, 49(2), 285–295. https://doi.org/10.1016/j.bjm.2017.06.010
Purnomo, A. S., Mauliddawati, V. T., Khoirudin, M., Yonda, A. F., Nawfa, R., & Putra, S. R. (2019). Bio-decolorization and novel bio-transformation of methyl orange by brown-rot fungi.
International Journal of Environmental Science and Technology.
https://doi.org/10.1007/s13762-019-02484-3
25
(2018). Effect of Reactive Black 5 azo dye on soil processes related to C and N cycling. PeerJ,
2018(5), 1–14. https://doi.org/10.7717/peerj.4802
Ritschkoff, A. (1996). Decay mechanisms of brown-rot fungi. University of Helsinki.
Rizqi, H. D., & Purnomo, A. S. (2017). The ability of brown-rot fungus Daedalea dickinsii to decolorize and transform methylene blue dye. World Journal of Microbiology and Biotechnology, 33, 1–9. https://doi.org/10.1007/s11274-017-2256-z
Rodríguez Couto, S. (2009). Dye removal by immobilised fungi. Biotechnology Advances, 27, 227– 235. https://doi.org/10.1016/j.biotechadv.2008.12.001
Roosheroe, I.G., Sjamsuridzal, W., Oetari, A. (2018). Mikologi: Dasar dan Terapan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.
Sastrawidana, I. D. ., Maryam, S., & Sukarta, I. N. (2012). Perombakan Air Limbah Tekstil Menggunakan Jamur Pendegradasi Kayu Jenis Polyporus sp Teramobil Pada Serbuk Gergaji Kayu. Bumi Lestari, 12(2), 382–389.
Sayara, T., Sarra, M., & Sanchez, A. (2009). Effect of Composting Controlling Factors on the Bioremediation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) Contaminated Soil. Palstine: Proceedings of the Second International Conference on Energy and Environmental Protection in the Sustainable Development.
Schilling, J. S., Ai, J., Blanchette, R. A., Duncan, S. M., Filley, T. R., & Tschirner, U. W. (2012). Lignocellulose modifications by brown rot fungi and their effects , as pretreatments , on
cellulolysis. Bioresource Technology, 116, 147–154.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2012.04.018
Song, Y., Seo, J.Y., Kim, H., Beak, K.Y. (2019). Structural control of cellulose nanofibrous composite membrane with metal organic framework (ZIF-8) for highly selective removal of cationic dye. Carbohydrate Polymers, 222, 115018.
Srinivasan, A., & Viraraghavan, T. (2010). Decolorization of dye wastewaters by biosorbents: A review. Journal of Environmental Management, 91, 1915–1929. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2010.05.003
Sun, B., Kayal, S., & Chakraborty, A. (2014). Study of HKUST (Copper benzene-1,3,5-tricarboxylate, Cu-BTC MOF)-1 metal organic frameworks for CH4 adsorption: An experimental Investigation with GCMC (grand canonical Monte-carlo) simulation. Energy, 76, 419–427. https://doi.org/10.1016/j.energy.2014.08.033
Sutisna, Wibowo, E., Rokhmat, M., Rahman, D.Y., Murniati, R., Khairurrijal, Abdullah, M. (2017).Batik wastewater treatment using TiO2 nanoparticles coated on the surface of plastic sheet. Procedia Engineering: Engineering Physics International Conference (EPIC 2016). 170, 78-83.
Ventura-Camargo, B. d. C. M.-M. M., 2013. Azo Dyes: Characterization and Toxicity-A Review.
26
Viswanath, B., Rajesh, B., Janardhan, A., Kumar, A. P., & Narasimha, G. (2014). Fungal Laccases and Their Applications in Bioremediation. Enzyme Research, 2014.
Zhu, Q., Li, Y., Wang, W., Sun, G., Yan, K., Wang, D. (2018). High performance HKUST-1@PVA-co-PE/PVA hybrid hydrogel with enhanced selective adsorption. Composites Communications, 10, 36-40.
Zywicka, A., Banach, A., Junka, A. F., Drozd, R., & Fijalkowski, K. (2019). Bacterial cellulose as a support for yeast immobilization – Correlation between carrier properties and process e ffi ciency. Journal of Biotechnology, 291(December 2018), 1–6. https://doi.org/10.1016/j.jbiotec.2018.12.010
27 Lampiran 1. Biodata Tim Peneliti 1. Ketua
a. Nama Lengkap : Adi Setyo Purnomo, S.Si., M.Sc., Ph.D.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 19800724 200812 1 002
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor / Penata / IIIc e. Jabatan Struktural : -
f. Bidang Keahlian : Biokimia, Biodegradasi
g. H-Index Scopus : 9
h. Departemen/Fakultas : Dept. Kimia / Fak. Sains dan Analitika Data i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Sukolilo Mulia IV/37
j. Riwayat penelitian:
No. Tahun Judul penelitian Sumber Jml (Juta Rp) Pendanaan
1. 2019 Biodegradasi Pewarna Metil Orange oleh
Jamur Pelapuk Coklat
DIKTI
Ketua 131,790
2. 2019 Biodegradasi Pewarna Metilen Biru oleh
Jamur Pelapuk Coklat
DIKTI
Ketua 96,909
k. Publikasi:
No. Judul Artikel Ilmiah Volume / No / Tahun Nama Jurnal
1.
Bio-decolorization and novel bio- transformation of methyl orange by brown- rot fungi
16 / 11 / 2019 International Journal
of Environmental Science and Technology 2. The ability of brown-rot fungus Daedalea dickinsii to decolorize and
transform methylene blue dye
33 / 5 / 2017 World Journal
Microbiology and Biotechnology
l. Paten:
No. Judul / Tema HKI Tahun Jenis Nomor pendaftaran
1. Komposisi Ampas Tebu Sebagai Material Substitusi Kayu Sengon Pada Media Tanam Jamur
2014 /
2019 Paten
P00201406436 / IDP000063180 (granted) 2. Komposisi Media Tanam Jamur Tiram Untuk Menghasilkan Jamur Tiram
Dengan Kandungan Senyawa Fenolat
2017 Paten P00201709475
m. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing:
No. Judul Tahun Jenis Mahasiswa Nama
1. Pengaruh Penambahan Biodekolorisasi Metilen Biru Oleh Jamur Aspergillus oryzae Pada
Daedalea dickinsii 2020
Tugas
Akhir Umirul Solichah Fauzany 2.
Biodekolorisasi Metilen Biru Oleh Kultur
Campuran JamurDaedalea dickinsii Dan
Trichoderma viride 2020
Tugas
Akhir Damayani Santika
3. Pengaruh Penambahan Bakteri Terhadap Biodegradasi DDT Oleh Daedalea dickinsii 2016 Tesis Hamdan Dwi Rizqi 4.
Pengaruh Penambahan Bakteri terhadap Biodegradasi DDT oleh Jamur Pelapuk Coklat
28 2. Anggota 1:
a. Nama Lengkap : Dra. Ratna Ediati, M.S., Ph.D.
b. NIP/NIDN : 19600622 198603 2 002/0022066013
c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor/ Penata/ IIIc d. Bidang Keahlian : Sintesis material, adsorpsi
e. Departemen/Fakultas : Dept. Kimia / Fak. Sains dan Analitika Data f. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Rungkut Asri Utara III/14 Surabaya 60293
031-8702292/ 08175087475 g. Riwayat penelitian:
No. Tahun Judul penelitian Sumber Pendanaan Jml (Juta Rp)
1.
2019
Preparasi Kobalt-Karbon Nanopori Baru dengan Template Komposit ZIF-67/Kitosan serta Aplikasinya Sebagai Adsorben Zat Warna Batik Dalam Air
Ketua
Ristekdikti 57,5
2.
2019
Pengembangan Strategi Sintesis Komposit Mesopori Metal-Organic Frameworks Serta Aplikasinya Sebagai Katalis Heterogen dan Adsorben
Ketua
Ristekdikti 120,2
h. Publikasi:
No. Judul Artikel Ilmiah Volume / No / Tahun Nama Jurnal
1.
Synthesis of MCM-41/ZIF-67 composite for enhanced adsorptive removal of methyl orange in aqueous solution
5/29/2019 Mesoporous
Materials-Properties and Applications
2.
Enhanced Adsorption of Methylene Blue and Congo Red fromAqueous Solutions by MCM-41/HKUST-1 Composites
31/8/ 2019 Asian Journal of Chemistry
i. Paten: -
j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing:
No. Judul Tahun Jenis Nama Mahasiswa
1.
Sintesis IRMOF-3 dengan penambahan γ-Al2O3 serta kinerjanya sebagai katalis
esterifikasi asam oleat dengan metanol
2019 Skripsi Anis Sanjaya
2. Sintesis MOF Biner UiO-66/HKUST-1 sebagai Adsorben Zat Warna Erichrome Black T dalam Air
29 3. Anggota 2:
a. Nama Lengkap Prof. Dr. Taslim Ersam
b. NIP/NIDN 19520816 197903 1 004/ 0016085204
c. Jabatan Fungsional Profesor
d. Bidang Keahlian Kimia Organik, Kimia Bahan Alam
e. Departemen/Fakultas Dept. Kimia / Fak. Sains dan Analitika Data f. Alamat Rumah dan No. Telp Perumahan Dosen ITS Blok J no. 1
0813-30731952
g. Riwayat Penelitian
No. Tahun Aktivitas Penelitian Pendanaan
Sumber Rp (juta)
1 2017 Analisis Bioaktivitas Sirup Sarang Semut Tomer (S3T) Tim TPM Kerjasama Penelitian
Antar PT 100
2 2017 Kajian Skrining Kimiawi Metabolit Sekunder dan Bioaktivitas dari Tumbuhan Jamu Madura Tim TPM
Penelitian Kerjasama Antar PT
119
h. Publikasi Artikel ilmiah dalam Jurnal
No Judul Artikel Nama Journal Vol./No/Th
1
Synthesis of ZSM5 directly from kaolin with organic tamplete: Part-1: Efecct of crystalization time
Authors:D. Hartanto, O. Saputro, W.P. Utomo, A. Rosyidah, D.
Sugiarso, T. Ersam, H. Nur and D. Prasetyoko
Asian J. Chem. 28 (1), 2016,
pp. 211-215
2
Can kaolin function as source of alumina in the synthesis of ZSM-5 without an organic template using a seeding technique?
Authors: Djoko H, Lai Sin Yuan, Sestriana Mutia S, Djarot S, Irmina,
K.M, Taslim Ersam, Didik P, Hadi Nur
Malaysian Journal of Fundamental and Applied Sciences, 12 (2), 2016, pp. 85-90;
i. Riwayat Penulisan Buku
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1 Biodegradasi Pestisida Organoklorin oleh
30 4. Anggota 3
a. Nama Lengkap : Drs. Refdinal Nawfa, MS. b. Jenis Kelamin : Pria
c. NIP : 195804251987011001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala / Pembina Tk. I / IVb e. Jabatan Struktural : Kalab Kimia Mikroorganisme f. Bidang Keahlian : Biokimia
g. Fakultas/Jurusan : FSAD / Kimia
h. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perum ITS, Hidrodinamika III/10 Surabaya 0315935521 / 085230113190
i. Riwayat penelitian: (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional)
No. Tahun Judul penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1. 2019 Biodegradasi Pewarna Metilen Biru oleh Jamur Pelapuk
Coklat Anggota DIKTI 96,909
2. 2018 Pembuatan Bahan Dasar Antibiotika β-Laktam 6-Amino
Penicillanic Acid (6-APA) Secara Enzimatis.
ITS
Ketua 50
j. Riwayat Pengabdian: (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional)
No. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1. 2019 Peningkatan Kualitas Manajemen Mutu Sekolah
Melalui ISO 9001 bagi Sekolah Dasar di wilayah Gebang Putih Surabaya
ITS
Anggota 20
2. 2018 Budidaya Jamur Tiram Untuk Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat di RW 008 Kelurahan Keputih, Sukolilo, Surabaya.
ITS
Anggota 50
k. Publikasi: (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)
No. Judul Artikel Ilmiah Volume / No / Tahun Nama Jurnal
1. Synthesis of Antibiotic Penicillin-G Enzymatically by Penicillium chrysogenum 31 / 10 / 2019 Asian Jurnal of Chemistry 2. Biodegradation of aldrin and dieldrin by the white-rot fungus Pleurotus ostreatus 74 / 3 / 2017 Current Microbiology
(Springer)
k. Paten: - m. Tugas Akhir
No. Judul Tahun Jenis Nama Mahasiswa
1. Pengaruh Penambahan Bakteri Terhadap Biodekolorisasi Pewarna Metilen Biru Ralstonia pickettii
Oleh Jamur Pelapuk Coklat Daedalea dickinsii 2019
Tugas
Akhir Badzlin Nabilah
2. Biodekolorisasi Metilen Biru Oleh Kultur Campuran Jamur Pelapuk Coklat Gloeophyllum
trabeum dan Bakteri Ralstonia pickettii 2019
Tugas