• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS DANA ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS DANA ITS TAHUN 2020"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN UNGGULAN ITS

DANA ITS TAHUN 2020

Sistem Pemuatan Berbasis Komputer untuk Kapal Pelayaran Rakyat (Pelra)

Tim Peneliti:

Dr.-Ing. Setyo Nugroho (Teknik Transportasi Laut/FTK/ITS) 1. Eka Wahyu Ardhi, S.T., M.T. (Teknik Transportasi Laut/FTK/ITS)

2. Dr.Eng. I G N Sumanta Buana, S.T., M.Eng. (Teknik Transportasi Laut/FTK/ITS) 3. Ir. Murdjito, M.Sc.Eng (Teknik Kelautan/ FTK/ITS)

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2020

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB. 1 RINGKASAN ... 1

BAB. 2 LATAR BELAKANG ... 2

2.1 Latar Belakang ... 2

2.2 Tujuan dan Sasaran ... 7

2.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi ... 8

2.4 Prospek dan Dampak Manfaat ... 8

BAB. 3 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

3.1.1 State of Art Review Penelitian dan Teknologi Sejenis Sebelumnya ... 9

3.2 Pelayaran Rakyat ... 10

3.3 Muatan Pelra ... 11

3.3.1 Bongkar Muat General Cargo ... 11

3.4 Investigasi Penyebab Kecelakaan Kapal Pelra... 12

3.5 Peta Rencana ... 14

BAB. 4 METODE... 15

4.1 Metode Penelitian ... 15

4.2 Target Luaran ... 17

4.3 Pembagian Tugas Tim Peneliti ... 17

BAB. 5 JADWAL ... 19

5.1 Jadwal Penelitian ... 19

5.2 Anggaran Biaya ... 20

BAB. 6 DAFTAR PUSTAKA ... 23

(3)

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Target Luaran ... 17

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Peneliti ... 17

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian ... 19

(4)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Penataan Muatan Pelra [2] ... 3

Gambar 2-2 Prosentase Jenis Kecelakaan [3] ... 4

Gambar 2-3 Prosentase Kecelakaan Kapal Pelra [3] ... 4

Gambar 2-4 Jumlah Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat [4] ... 6

Gambar 2-5 Lokasi Kecelakaan Kapal di Indonesia ... 6

Gambar 2-6 Muatan Pelra dengan Kota Asal dan Tujuan Surabaya [6] ... 7

Gambar 3-1 Model Pemuatan iStow [9] ... 9

Gambar 3-2 Hasil Stabilitas [9] ... 10

Gambar 3-3 Longitudinal Strength [9] ... 10

Gambar 3-4 Muatan umum pada Angkutan Pelayaran Rakyat [12] ... 11

Gambar 3-5 Bongkar Muat pada Angkutan Pelayaran Rakyat [13] ... 12

Gambar 3-6 Proses Penambalan Lambung Kapal ... 13

Gambar 3-7 Peta Rencana iStow Pelra ... 14

Gambar 4-1 Metodologi Tahun Pertama ... 15

Gambar 4-2 Metodologi Tahun Kedua ... 15

(5)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

1

BAB. 1

RINGKASAN

Kapal pelayaran rakyat merupakan kapal layar motor yang dioperasikan secara tradisional oleh perorangan/perusahaan swasta dengan memiliki ukuran volume ruang muat kurang dari 100 cbm dengan beragam jenis muatan yang dapat diangkut. Sampai saat ini beberapa kasus kecelakaan kapal pelayaran rakyat yang tercatat oleh Direktorat keselamatan Penjagaan Laut Pantai (KPLP) pada umumnya terjadi akibat kurangnya standar keselamatan oleh kapal pelayaran rakyat itu sendiri.

Kecelakaan kapal pelayaran rakyat tersebut mengakibatkan kerugian pada kapal, muatan yang diangkut serta awak kapalnya. Berdasarkan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) jumlah kecelakaan kapal dari 2010 hingga 2016 meningkat dan korban jiwa yang disebabkan olehnya adalah sebanyak 807 korban jiwa [1].

Statistik data kapal yang beroperasi saat ini dan jumlah muatan yang telah diangkut menunjukkan bahwa saat ini pelayaran rakyat sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pelayaran rakyat berupa jaminan asuransi, sertifikat dari klasifikasi, belum adanya standarisasi dalam pemuatan kapal pelra, hal ini ditunjukkan oleh adanya pelaksanaan proses bongkar muat yang dilakukan awak kapal berdasarkan pengalaman mereka saja tanpa memperhatikan stabilitas kapal.

Padahal, sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh IMO dalam STCW/CONF.2/34 Passenger Safety, Cargo Safety and Hull Integrity Training; (4.2) disebutkan perlunya perhitungan stabilitas dan trim kapal dalam beberapa kondisi pemuatan dengan perhitungan stabilitas yg dibantu computer. Standar pemuatan kapal yang berlaku saat ini sudah diterapkan pada kapal komersial. Salah satunya dengan mempergunakan piranti lunak berbasis komputer yang dipakai untuk menentukan penempatan muatan dengan memperhatikan stabilitas kapal. hal ini ternyata berdampak terhadap kelancaran proses bongkar muat di kapal komersial serta memberikan jaminan atas keselamatan kapal khususnya terkait stabilitas kapal saat bongkar muat.

Keunggulan pemuatan kapal yang dibantu dengan computer adalah, waktu bongkar muat di kapal menjadi lebih cepat, jumlah broken space di dalam ruang muat kapal bisa dikurangi. Perhitungan stabilitas dapat diajukan sebagai bukti ke pihak otoritas syahbandar sebagai salah satu perijinan berlayar. Berdasarkan hal ini kami akan menyusun penelitian seberapa besar pengaruh sistem pemuatan berbasis computer dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam proses bongkar muat kapal di pelayaran rakyat.

(7)

2

BAB. 2

LATAR BELAKANG

2.1 Latar Belakang

Gambaran industri pelayaran rakyat saat ini dihadapkan pada problem efisiensi, tingkat keselamatan pelayaran yang kurang memadai, dan pertukaran data yang belum mempunyai standar serta integrasi dengan sistem yang lain. Hal yang terakhir ini tentunya akan menyulitkan bagian yang menangani kegiatan yang kritis, karena hal ini menyangkut pada konsistensi data yang akan berdampak pada perencanaan yang benar dan sesuai. Saat ini kegiatan operasional pelayaran masih didominasi oleh sejumlah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dengan cara manual.

Kapal pelra merupakan tipe kapal muatan umum (general cargo). Kapal tipe ini difungsikan untuk mengangkut berbagai jenis muatan dalam kemasan untuk satu kali angkut. Pada kapal pelra pengangkutan muatan biasanya berada dalam palkah atau ruang muat kapal dan sebagian berapa diatas dek kapal. Bahkan tidak jarang muatan kapal ditata di atas ruang kemudi kapal.

(8)

3

Gambar 2-1 Penataan Muatan Pelra [2]

Pengaturan posisi muatan di kapal pelra dilakukan oleh kru kapal berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Berdasarkan keterangan dari kru kapal yang menangani peletakan muatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan posisi muatan di kapal pelra, diantaranya adalah:

1. Berat dan volume

Muatan berat diletakkan di bagian dasar dan muatan ringan diletakkan di bagian atas. 2. Muatan karung-karungan

Muatan karung biasanya diletakkan di bagian dasar. 3. Muatan berbahaya

Muatan berbahaya seperti korek, elpiji atau barang yang mudah pecah diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh kru kapal.

4. Muatan dengan bentuk khusus

Muatan yang memiliki bentuk khusus seperti kawat rol diletakkan di atas dek kapal. Tetapi dalam pelaksanaannya peletakan muatan di kapal pelra tidak mudah. Banyak kendala yang dialami kru kapal dikarenakan ketidakpastian kedatangan muatan. Sehingga muatan yang datang lebih dulu yang diangkut ke kapal. Atau jika muatan sudah datang dan merupakan barang yang harus diletakkan di atas maka yang dilakukan adalah dengan meletakkan barang di sisi dermaga tepat di depan kapal.

Perubahan-perubahan posisi muatan mempunyai konsekuensi pada perhitungan kondisi stabilitasnya, sehingga diperlukan perhitungan ulang. Perubahan ini, terkadang mengalami kesalahan pada saat memasukkan input data perubahan. Kesalahan-kesalahan pada saat input data ini dapat dihindari apabila ada suatu standar pertukaran data.

Berdasarkan data putusan Mahkamah Pelayaran jenis kecelakaan kapal yang banyak terjadi di perairan Indonesia adalah sebagai berikut:

(9)

4

Gambar 2-2 Prosentase Jenis Kecelakaan [3]

Sedangkan jenis kapal yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 2-3 Prosentase Kecelakaan Kapal Pelra [3]

Data tersebut didapatkan hanya sampai tahun 2015 karena hingga tahun 2019, baik KNKT maupun Putusan Mahkamah Pelayaran tidak mengeluarkan data kecelakaan kapal pelayaran rakyat.

(10)

5 Contoh kasus kecelakaan Kapal pelayaran rakyat yang bersumber dari Direktorat keselamatan Penjagaan Laut Pantai (KPLP) adalah akibat kurangnya standar keselamatan oleh kapal pelayaran rakyat itu sendiri. Sehingga akibat dari kecelakaan Kapal pelayaran rakyat tersebut mengakibatkan kerugian dari kapal itu sendiri, muatan yang diangkut serta awak kapalnya. Berdasarkan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) jumlah kecelakaan kapal dari 2010 hingga 2016 meningkat dan korban jiwa yang disebabkan olehnya adalah sebanyak 807 korban jiwa [1].

Kasus kecelakaan yang diterbitkan oleh Mahkamah Pelayaran 2018, jumlah kecelakaan kapal pelayaran rakyat didominasi oleh kapal tenggelam sebanyak 57,14% dari total seluruh kejadian (Lihat Gambar 2-4). Sedangkan akibat kapal terbakar, kandas, tubrukan berturut-turut sebesar 21,43 %, 10,71% dan 10,71%. Jumlah kejadian kecelakaan tersebut mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya [3].

Kementerian Perhubungan laut Republik Indonesia telah menerbitkan aturan bagi kapal Non-Konvensional berbendera Indonesia untuk ukuran dibawah 500 GT. Aturan tersebut ialah SKNK/ NCVS (Non Convention Vessel Standar) yang bertujuan untuk mewujudkan Zero

Accident dalam Transportasi laut di Indonesia. Dengan adanya SKNK kapal – kapal dibawah

500 GT tidak perlu menganut standar keselamatan dari IMO (International Maritime

Organitation) yakni aturan Solas (Safety of Life At Sea). Namun pada kondisi di lapangan kapal

– kapal pelayaran rakyat tidak menggunakan standar tersebut yang notabene memiliki standar yang lebih rendah untuk keselamatan dari aturan Solas. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan Laut Republik Indonesia adalah sebanyak 51.000 kapal berbendera Indonesia untuk ukuran dibawah 500 GT. Sehingga 61% kapal domestik yang berlayar di Indonesia adalah kapal dengan ukuran dibawah 500 GT dengan total muatan angkut sebanyak 4,25 juta GT pertahun [4].

(11)

6

Gambar 2-4 Jumlah Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat [4]

Gambar 2-5 Lokasi Kecelakaan Kapal di Indonesia

Dari kedua data di atas (bandingkan Gambar 2-3 dan Gambar 2-4), data yang diperoleh dari sumber yang sama yaitu Mahkamah Pelayaran dengan tahun yang berbeda (Gambar 2-3 adalah data rilis tahun 2015 dan Gambar 2-4 adalah data rilis tahun 2018), jika diamati dengan seksama data rilis tahun 2015 dan 2018 tersebut tidak sama. Sebagai contoh pada Gambar 2-3, data tahun 2015 menunjukkan jumlah kecelakaan kapal pelra sebanyak 12 kapal, sedangkan pada Gambar 2-4 di tahun yang sama (2015), data menunjukkan terdapat 4 kecelakaan kapal pelra. Dapat diartikan bahwa tidak ada data konkrit mengenai kecelakaan kapal pelra yang bisa disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah terhadap industri pelra di Indonesia. Hal ini juga ditunjukkan oleh statistik pada Gambar 2-6 yang menunjukkan adanya penurunan jumlah muatan pelra dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

Berdasarkan data statistik, jumlah armada angkutan laut Indonesia tahun 2012 sebanyak 11.791 unit, yang terdiri dari 8.738 unit angkutan laut (pelayaran niaga), 1.329 unit pelayaran rakyat, 67 unit pelayaran perintis, dan 1.657 unit angkutan laut khusus (non-pelayaran). Jumlah armada pelayaran rakyat dari tahun 2000 hingga 2012 mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2000 terdapat kurang lebih 4.527 unit armada pelayaran rakyat dan berkurang menjadi kurang lebih 3.241 unit pada tahun 2005, hingga pada tahun 2010 armada pelayaran rakyat

(12)

7 berkurang menjadi 2.418 unit. Tahun 2015 jumlah kapal pelra kembali menurun hingga 1.329 unit kapal pelayaran rakyat yang aktif untuk melakukan pengiriman barang. [5].

Gambar 2-6 Muatan Pelra dengan Kota Asal dan Tujuan Surabaya [6]

Berdasarkan pada data yang telah diolah dari Pusat Pelayanan Kapal Kalimas (P2K2), didapatkan bahwa muatan pelra dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan pertahun yaitu 10% [6].

Pelra stowage planning adalah piranti yang digunakan untuk membantu perencanaan

pemuatan muatan kapal, jenis apapun, untuk memastikan pemuatan muatan kapal dapat dapat terlaksana dengan akurat, keselamatan kapal yang memadai, dan kegiatan operasi pemuatan berlangsung efesien. Piranti lunak ini disebut juga sebagai loading computer atau loading

instrument, yang terdiri dari piranti lunak (loading atau stowage planning sofware) dan piranti

keras (loading atau stowage planning hardware). Dengan menggunakan piranti stowage

planning beberapa kegiatan bisa dilakukan secara otomatis, diantaranya adalah perhitungan

stabilitas sehingga apabila terdapat perubahan skenario pemuatan bisa dilakukan perubahan dengan cepat dan tetap menjaga perhitungan yang akurat. Proses otomatisasi yang terdapat pada piranti stowage planning memudahkan planner untuk melakukan beberapa desain skenario sehingga akan bisa meningkatkan efisiensi dan produktiftas pemuatan.

Piranati lunak stowage planning iStow merupakan produk dalam negeri pertama yang telah diserrtifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Penggunaan piranti lunak ini telah diwajibkan secara bertahap oleh International Maritime Organization (IMO), sejak 2016. Dengan tersedianya produk iStow Pelra diharapkan keselamatan pelayaran rakyat dapat terjamin. 2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui permasalahan bongkar muat kapal pelayaran rakyat;

2. Membuat piranti lunak berbasis komputer untuk melakukan proses bongkar muat kapal pelayaran rakyat.

(13)

8 2.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi

Inovasi ini merupakan variasi dari produk iStow. Dimana produk iStow sebelumnya merupakan piranti lunak stowage planning untuk menata peti kemas (container), ferry/ro-ro, LPH, dan tanker. Piranti iStow Pelra ini merupakan stowage planning untuk menata muatan di Kapal Pelayaran Rakyat pertama yang dibuat oleh dan di Indonesia. Ini merupakan realisasi penerapan Intelligent

transportation System (ITS) pada sektor transportasi laut, khususnya angkutan Kapal Pelayaran

Rakyat. Sejalan dengan semakin terjangkaunya teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan teknologi tersebut akan semakin tak terhindarkan di masa sekarang dan ke depan. Dengan adanya piranti lunak ini, maka ketepatan perhitungan stabilitas kapal akan meningkat, dengan demikian tingkat keselamatan pelayaran diharapkan akan meningkat pula [7].

2.4 Prospek dan Dampak Manfaat

Beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain:

1. Tersedianya produk baru dalam negeri berupa piranti lunak iStow Pelra, yang memberi manfaat berupa:

a. Membantu pihak perusahaan pelra dalam perencanaan pemuatan kapal, jenis apapun, untuk memastikan pemuatan kapal dapat dapat terlaksana akurat, keselamatan kapal memadai, dan kegiatan operasi pemuatan berlangsung efsien b. Mengurangi tingkat kecelakaan kapal dikarenakan adanya kelebihan muatan

pada kapal

2. Meningkatkan daya saing kapal pelra di industri 4.0.

Pada era industi 4.0, hampir semua sektor bisnis sudah menerapkan teknologi pada setiap proses bisnisnya. Dengan adanya iStow pelra diharapkan terjadi peningkatan kualitas sistem bongkar muat pada kapal pelra dan akan memberikan nilai tambah terhadap persaingan kapal pelra dengan kapal besi yang sudah terlebih dahulu mempergunakan teknologi yang lebih canggih.

3. Meningkatan rasa percaya pengguna

Dengan adanya sistem penataan muatan yang lebih baik, tingkat kecelakaan akibat kelebihan muatan akan berkurang serta rasa percaya pengguna terhadap armada kapal pelra yang membawa muatannya akan meningkat. Hal tersebut akan menambah angka pengguna jasa kapal pelra.

4. Meningkatkan rasa percaya pihak asuransi kapal & muatan

Dengan adanya penataan muatan yang lebih baik maka kerusakan muatan maupun kecelakaan kapal akan berkurang sehingga pihak asuransi tidak segan untuk mempercayakan asuransinya kepada pemilik kapal pelra maupun pemilik muatan.

(14)

9

BAB. 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1.1 State of Art Review Penelitian dan Teknologi Sejenis Sebelumnya

iStow merupakan sebuah aplikasi loading computer software tersertifikasi pertama dari dalam negeri. iStow adalah perangkat lunak semi-otomatis untuk merencanakan posisi kargo (stowage) pada kapal yang dirancang dengan mudah (user-friendly). Proses perencanaan dapat dilakukan secara kolaboratif dalam otorisasi dan jaringan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Dalam praktiknya, aplikasi iStow telah banyak digunakan untuk memudahkan perencanaan stowage pada berbagai jenis kapal. iStow juga dapat digunakan untuk membantu perencanaan sistem bongkar muat pada kapal Pelra (Pelayaran Rakyat). Salah satu kekurangan sistem pemuatan kapal Pelra juga terletak dari segi keselamatan. Sistem penataan muatan yang sembarangan jelas bisa menyebabkan kapal dalam bahaya saat berlayar. iStow membantu mengetahui bagaimana stabilitas dari kapal saat dimuati, baik untuk kondisi stabilitas utuh (intact stability) maupun kondisi bocor (damage stability). Selain stabilitas, juga dapat diketahui bagaimana kekuatan memanjang kapal (longitudinal strength). Sehingga sistem pemuatan akan lebih sistematis, mudah, dan aman [8].

Adapun contoh model pemuatan iStow seperti pada Gambar 3-1 di bawah ini.

Gambar 3-1 Model Pemuatan iStow [9]

Tampilan hasil stabilitas dan longitudinal strength berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 3-2 dan Gambar 3-3 di bawah ini.

(15)

10

Gambar 3-2 Hasil Stabilitas [9]

Gambar 3-3 Longitudinal Strength [9]

3.2 Pelayaran Rakyat

Angkutan pelayaran rakyat merupakan suatu kegiatan angkutan laut yang ditujukan untuk mengangkut muatan berupa barang dan/atau hewan dengan alat angkut berupa kapal layar, kapal layar motor tradisional dan kapal motor dengan ukuran tertentu [10]. Pelayaran rakyat memiliki karakteristik tersendiri dalam melaksanakan usaha angkutan. Hal ini dikarenakan pelayaran rakyat merupakan usaha milik rakyat yang bersifat tradisional baik dalam operasional angkutan maupun dalam pengelolaan usahanya.

Dalam hal operasional angkutan, angkutan pelayaran rakyat menggunakan jenis alat angkut yang masih tergolong tradisional, yaitu kapal yang terbuat dari kayu. Cara penanganan muatan baik dalam hal bongkar muat maupun penanganan di atas kapal juga masih sederhana. Bongkar

(16)

11 muat masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan bersifat padat karya. Dalam penanganan muatan di atas kapal selama berlayar juga masih sederhana, yaitu dengan diletakkan di dalam palkah atau di atas geladak kapal dan ditutup dengan terpal. Sedangkan dalam hal pengelolaan, usaha pelayaran rakyat masih sangat sederhana dan kerakyatan dalam perihal kerjasama usaha antara pemilik kapal dan awak kapal [11].

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2010 menjelaskan bahwa syarat dalam melaksanakan usaha atau kegiatan angkutan laut pelayaran rakyat adalah:

1. Dilakukan oleh orang dengan warga Negara Indonesia atau badan usaha Indonesia, 2. Kapal yang digunakan adalah kapal berbendera Indonesia dan memenuhi kelaiklautan

kapal,

3. Kapal diawaki oleh orang berkewarganegaraan Indonesia. 3.3 Muatan Pelra

General cargo atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan muatan umum merupakan sebuah perkembangan dari muatan curah. Muatan ini terdiri dari berbagai macam jenis barang (heterogen) baik yang dikemas ataupun tidak. Pemuatan yang termasuk dalam muatan heterogen adalah muatan kapal pelayaran rakyat, kapal general cargo, dan kapal petikemas.

Gambar 3-4 Muatan umum pada Angkutan Pelayaran Rakyat [12]

3.3.1 Bongkar Muat General Cargo

Pada kegiatan bongkar muat muatan general cargo, biasanya menggunakan derrick atau derek kapal dan jika tidak tersedia dapat menggunakan derek darat dimana kapal merapat. Sistem bongkar muat yang biasanya dilakukan pada muatan general cargo adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 3-5 di bawah. Gambar tersebut memperlihatkan sistem pemuatan muatan general cargo ke kapal, dimana awalnya muatan dikumpulkan dan kemudian diunitisasi di atas palet. Dari palet kemudian dibawa oleh forklift ke dermaga, dan di dermaga muatan diikat oleh sling lalu diangkut ke kapal. Kondisi ini tidak berbeda pada sistem bongkar muatan general cargo dari kapal ke pelabuhan.

Kelemahan dari sistem bongkar muat general cargo adalah dibutuhkannya banyak SDM (sumber daya manusia), yakni pada kegiatan dimana proses pengumpulan muatan dilakukan. Hal seperti ini berdampak pada biaya yang cukup mahal akibat kurang otomatisnya sistem bongkar muat yang dilakukan.

(17)

12

Gambar 3-5 Bongkar Muat pada Angkutan Pelayaran Rakyat [13]

3.4 Investigasi Penyebab Kecelakaan Kapal Pelra

Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada transportasi laut telah banyak terjadi. Insiden yang terjadi biasanya tenggelam akibat kelebihan muatan, terbakar atau meledak, ataupun tenggelam akibat dari faktor alam. Tetapi berdasarkan data dari Mahkamah Pelayaran faktor kesalahan manusia adalah penyebab utama dari kecelakaan transportasi laut yang ada. Sebanyak 88% kejadian disebabkan oleh human error dari orang-orang yang ada dalam sistem transportasi laut. Hanya beberapa saja yang disebabkan oleh faktor alam atau cuaca. Faktor-faktor penyebab yang secara langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan laut sebagai berikut:

a. Faktor Manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar meliputi:  Kecerobohan dalam menjalankan kapal.

 Kekurangmampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal.

 Secara sadar memuat kapal secara berlebihan.

 Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keselamatan pelayaran sehingga masih sering memaksakan kehendak untuk mencari penumpang tanpa memperdulikan keselamatan pelayaran.

b. Faktor Teknis

Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan dalam mendesain kapal. Penelataran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami kecelakaan.

c. Faktor Alam

Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang sering dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.

Kecelakaan laut meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kapal. Sebagaimana telah dipahami secara luas, kecelakaan laut dapat diakibatkan oleh faktor manusia, alam, dan teknis, serta interaksidan kombinasi antara ketiga faktor tersebut. Dalam berlayar, manusia sebagai pengguna transportasi berinteraksi dengan kapal dan lingkungan sekitarnya.

(18)

13

Gambar 3-6 Proses Penambalan Lambung Kapal

Salah satu penyebab kecelakaan kapal pelayaran rakyat adalah kurangnya perawatan armada pelayaran rakyat. Setiap satu kali perjalanan, pihak kapal pelra melakukan penambalan lambungnya dikarenakan pada waktu di laut kapal sering mengalami kebocoran walaupun dengan jumlah air masuk yang sedikit. Proses penambalan dilakukan dengan menutupi lubang pada sela-sela kayu dengan serbuk kayu yang ditambahi sedikit air. Hal tersebut dapat menutupi lubang untuk sementara namun ketika sedang berlayar tambalan tersebut rawan dimakan oleh serangga laut atau mungkin termakan oleh kapang. Penambalan dipilih karena dari sisi biaya lebih murah dibandingkan harus mengganti lambung yang rusak dengan kayu ulin yang baru. Untuk harga kayu ulin sendiri berkisar Rp. 20.000.000 /balok sedangkan untuk serbuk kayu berkisar Rp. 500.000 /karung. Maka dari itu pemilik kapal lebih memilih menambal lambungnya daripada menggantinya dengan yang baru

(19)

14 3.5 Peta Rencana

Gambar 3-7 Peta Rencana iStow Pelra

Riset-riset lain yang berhubungan dengan bidang pengembangan program iStow adalah sebagai berikut:

1. Program COMSTAU, TU Berlin, TU Hamburg-Harburg, Müller+Blanck, dibiayai oleh Kementerian Federal Pendidikan dan Penelitian, Jerman (2001-2004). Ini merupakan penelitian ilmu dasar untuk mengembangkan algoritma baru untuk melakukan perencanaan alokasi peti kemas [14] [15].

2. Patent pending Jerman, Deutsches Patent- und Markenamt, Berlin (2005), 3. Patent pending internasional, European Patent Office (2006),

4. Penelitian mandiri (2006),

5. Program Riset Insentif Terapan (2007-2008), Kementrian Negara Riset dan Teknologi, bekerjasama dengan PT Samudera Shipping Services, Jakarta

6. Program Difusi Hasil Iptek (2009), Kementerian Negara Riset dan Teknologi, bekerja sama dengan PT Samudera Shipping Services, Jakarta.

7. Program Difusi Hasil Iptek (2010), Kementerian Negara Riset dan Teknologi, bekerjasama dengan PT Pelayaran Banyuwangi Sejati dalam pengembangan iStow untuk kapal LCT. 8. iStow sebagai Cargo Handling Simulator untuk Semarang Growth Center (dibiayai oleh

program RAPID (2011) Kementerian Pendidikan Nasional dan CV. Fortune System) 9. Sertifikasi iStow pada Biro Klasifikasi Indonesia dan Internasional (IACS Members) untuk

(20)

15

BAB. 4

METODE

4.1 Metode Penelitian

Gambar 4-1 Metodologi Tahun Pertama

(21)

16

(22)

17 4.2 Target Luaran

Tabel 4.1 Target Luaran

No Jenis Luaran

Luaran Tahun ke-1

Tahun ke-2 Tahun ke-3

1. Publikasi Ilmiah

International / bereputasi internasional

draft submitted reviewed

2. Kekayaan intelektual

Paten belum belum belum

Paten sederhana belum belum belum

Hak cipta belum belum ada

(terdaftar) Perlindungan varietas

tanaman

tidak ada tidak ada tidak ada

3. Teknologi Tepat Guna

Belum belum belum belum

4. Model / Purwarupa (Prototipe)/Desain belum ada ada

4.3 Pembagian Tugas Tim Peneliti

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Peneliti

No Nama lnstansi

Asal Uraian Tugas

1 Dr.-Ing. Setyo

Nugroho

ITS - Melakukan desain riset keseluruhan - Koordinasi riset

- Mengkoordinasi kegiatan pengumpulan data dan survei institusi pendidikan kepelautan

- Mendesain arsitektur iStow Pelra

- Mengkoordinasi proses studi banding sistem iStow Pelra

- Mendesain konsep integrasi

2 Ir. Murdjito, M.Sc.Eng ITS - Membantu ketua tim mengelola kegiatan riset

- Mengkoordinasi kegiatan pengumpulan data dan survei

- Mendesain prototipe sistem

3 Dr.Eng. I G N

Sumanta Buana, S.T., M.Eng.

ITS

4 Eka Wahyu Ardhi, S.T., M.T.

(23)

18

No Nama lnstansi

Asal Uraian Tugas

- Pembuatan progress-report riset

- Mengkoordinasi kegiatan pembangunan sistem

(24)

19

BAB. 5

JADWAL

5.1 Jadwal Penelitian

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Persiapan Penelitian Tahun Berjalan

2 Implementasi Piranti Lunak di Perusahaan Pelayaran Rakyat 3 Pendampingan Penggunaan Piranti Lunak

4 Penyempurnaan Piranti Lunak

a. Pengumpulan Ide-ide Pengembangan Piranti Lunak b. Penyempurnaan Piranti Lunak

c. Pengumpulan Data Kapal Pelayaran Rakyat

d. Studi Indeks Sistem Pemuatan Kapal Pelayaran Rakyat 5 Publikasi via Seminar dan Konferensi

6 Pembuatan Proposal Tahun Selanjutnya 7 Pengembangan lanjutan Piranti Lunak

a. Pengembangan Prototipe

b. Desain dan Implementasi Database Kapal c. Implementasi Self Bugs dan Reporting d. Ujicoba Internal

8 Survei Uji Kelayakan Piranti Lunak

9 Pembuatan Petunjuk Piranti Lunak dan Media Publikasi

10 Implementasi Piranti Lunak pada Perusahaan Pelayaran Rakyat Lainnya a. Sosialisasi Online

b. Sosialisasi Publik

c. Implementasi di Server Publik 11 Publikasi via Seminar dan Konferensi 12 Pembuatan Laporan Tahunan

(25)

20 5.2 Anggaran Biaya

Tabel 5.2 Anggaran Biaya

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Surveyor 1 Rp 1.500.000 1 orang 12 bulan Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Surveyor 2 Rp 1.500.000 1 orang 12 bulan Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 18.000.000

36.000.000

Rp Rp 36.000.000 Rp 36.000.000

1. HONORARIUM

Honor Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah

Subtotal (Rp)

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah

Tiket Pesawat PP Rp 7.000.000,00 3 orang 1 kali Rp 21.000.000 Rp - Rp -Transportasi Lokal Rp 800.000,00 1 unit 3 hari Rp 2.400.000 Rp - Rp -Biaya Akomodasi Rp 800.000,00 3 orang 3 hari Rp 7.200.000 Rp - Rp -Lumpsum Rp 500.000,00 3 orang 3 hari Rp 4.500.000 Rp - Rp

-35.100.000

Rp Rp - Rp

-Transportasi Lokal Rp 750.000,00 1 unit 10 kali Rp 7.500.000 Rp - Rp -Lumpsum Rp 300.000,00 3 org 10 kali Rp 9.000.000 Rp - Rp

-16.500.000

Rp Rp - Rp -51.600.000

Rp Rp - Rp -2. BIAYA DEMONSTRASI DAN PENGUJIAN

A. SURVEI 1 (Ke Makassar)

Sub Sub Total A

B. SURVEI 3 (Surabaya-Gresik-Pasuruan-Probolinggo)

Sub Sub Total B Subtotal (A+B)(Rp)

(26)

21

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah

Pengambilan data dan analisa data hasil ujicoba sistem "Istow Pelra"

5.000.000,00

Rp 1 paket 1 kali Rp - Rp 5.000.000 Rp 10.000.000

Penambahan fitur perangkat lunak - 1 ahli dosen - 1 software developer - 2 bulan kerja 3.000.000,00 Rp 2 OB 1 kali Rp - Rp 6.000.000 Rp 12.000.000

Pengujian keamanan online (web security) - 1 system analist - 1 security analist - 1 bulan kerja 3.000.000,00 Rp 2 OB 1 kali Rp - Rp 6.000.000 Rp 12.000.000

Pembuatan media instalasi dan

pemaketan sistem Rp 5.000.000,00 1 Paket 1 kali Rp - Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Pembuatan website promosi

- 1 web developer - 1 graphics designer - 2 bulan kerja 3.000.000,00 Rp 2 OB 1 kali Rp - Rp 6.000.000 Rp 12.000.000 -Rp Rp 28.000.000 Rp 51.000.000 3. ANALISA DATA, PENAMBAHAN FITUR DAN PENYEMPURNAAN PRODUK

Subtotal (Rp)

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah

Bahan habis ATK (kertas, alat

tulis, tinta) Rp 500.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Biaya komunikasi (telepon dan

internet) Rp 500.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Konsumsi rapat koordinasi

penelitian Rp 300.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Sewa Printer Laser Rp 300.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000

19.200.000

Rp Rp 19.200.000 Rp 19.200.000

4. ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN

(27)

22

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah

Proposal Rp 250.000,00 4 Eks 1 kali Rp 1.000.000 Rp - Rp -Laporan Kemajuan Rp 250.000,00 4 Eks 1 kali Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Laporan Akhir Rp 300.000,00 4 Eks 1 kali Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Publikasi Rp 25.000.000,00 1 pkt 1 kali Rp - Rp 25.000.000 Rp

-3.200.000

Rp Rp 27.200.000 Rp 2.200.000 110.000.000

Rp Rp 110.400.000 Rp 108.400.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUHNYA (Rp) 5. BIAYA PELAPORAN & PUBLIKASI

(28)

23

BAB. 6

DAFTAR PUSTAKA

[1] KNKT, "Maritime Safety," Departemen Perhubungan, [Online]. Available: http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/maritime.htm.

[2] A. Kamalul, "Studi Karakteristik Muatan pada Pelayaran Rakyat Studi Kasus Pelayaran Rakyat Gresik," ITS, Surabaya, 2016.

[3] L. Prasetyo, "Analisis Mitigasi Resiko Pengoperasian Kapal Tradisional: Studi Kasus Pelayaran Rakyat," Surabaya, 2017.

[4] R. E. Sarjono, "Analisis Penerapan Standardisasi Keselamatan Kapal Pelayaran Rakyat: Tinjauan Aspek Transportasi Laut," Surabaya, 2020.

[5] BPS, "Statistik Transportasi Laut," BPS, 2016.

[6] Y. W. Wicaksono, "Analisis Kinerja Operasional Pelayanan Pelayaran Rakyat," ITS, Surabaya, 2017.

[7] S. Nugroho, A. Z. Abidin and F. Zulkarnaen, "Stowage Planning for Container Vessels: Methodology Development and Implementation Issues in The Light of Intelligent Transportation System Implementation," in International Conference on Logistic and

Transport, Chiang Mai, Thailand, 2009.

[8] S. Nugroho, I. S. Buana, A. Z. Abidin and P. H. Prayoga, "Ketidakoptimalan Perencanaan Penerapan Teori Rasionalitas Terbatas pada Penataan Peti Kemas," in Seminar Teori dan

Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA 2007), Surabaya, Indonesia, 2007.

[9] S. Nugroho, Case-Based Stowage Planning System, vol. Maritime Engineering and Ports III, J. Olivella, C. Trebbia and R. Macet, Eds., Barcelona: WIT Press Southampton, 2005.

[10] M. P. RI, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 33 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, Kementerian Perhubungan RI, 2001.

[11] N. Leli, "Kinerja Angkutan dan Konektivitas Pelayaran Rakyat Studi Kasus: Pelabuhan Rakyat Kalimas," ITS, Surabaya, 2016.

[12] F. F. Izza, "Desain Konseptual Kemasan Muatan Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Pelayaran Rakyat Kalimas Surabaya," ITS, Surabaya, 2017.

[13] R. Eka, "Studi Forensik Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat Studi Kasus KLM Sampoerna Indah," ITS, Surabaya, 2018.

[14] S. Nugroho, "Case-Based Stowage Planning for Container Ships," in International

Logistics Congress 2004, Dokuz Eylül University, Turkey, 2004.

[15] S. Nugroho, "CASESTOW: Recycling of past stowage plans," in 1st International

(29)
(30)

25

BAB. 7

LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Tim Peneliti

1. Ketua

a. Nama Lengkap : Dr.-Ing Setyo Nugroho

b. NIP/NIDN : 196510201996011001/0029106507

c. Fungsional/Pangkat/Gol. :

d. Bidang Keahlian : Telematika Transportasi Laut e. Departemen/Fakultas : Teknik Transportasi Laut/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. :

g. Riwayat penelitian/pengabdian

No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan

(Ketua/Anggota) 1 Piranti Lunak Stowage Planning iStow

Untuk Kapal Ferry / RoRo

2017 Ketua

2 Perancangan Pola Operasi Kapal di Wilayah Kepulauan untuk Mendukung Program Tol Laut

2017 Ketua

h. Publikasi

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1 Case-Based Stowage

Planning for Container Ships

International Logistics Congress Turkey 2004 2 CASESTOW: Recycling of past stowage plans

1st International Conference on Operations and Supply Chain Management 2005 3 Case-Based Stowage Planning System PORTS Conference Barcelona 2005

4 Stowage Planning for

Container Vessels:

Methodology Development and Implementation Issues in the light of Intelligent Transportation Systems Implementation International Journal of Business Economics Volume 2 / No 1 / June 2010

(31)

26 i. Paten Terakhir

No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun

1 ISTOW C00201705752 Juli 2007

2 Loading Computer Program - ISTOW

00001DA17 Desember

2017

j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing

No Judul Tahun

Tugas Akhir 1 Studi Forensik Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat: Studi Kasus KLM. Sampoerna Indah

2018

2 Perancangan Arsitektur ITS (Intelligent Tansport System) Pelayanan Barang Pelabuhan Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Pelabuhan Pelayaran Rakyat Kalimas Surabaya

2016

Tesis 1 Arsitektur Telematika Transportasi pada Sistem Pembayaran Elektronik pada Pelra

2020

Disertasi 1 Peran Ketersediaan Informasi terhadap Kinerja Laut Wilayah Kepulauan: Studi Kasus Provinsi Maluku

(32)

27 2. Anggota 1

a. Nama Lengkap : Ir. Murdjito, M.Sc.Eng

b. NIP/NIDN : 196501231996031001/0023016504

c. Fungsional/Pangkat/Gol. :

d. Bidang Keahlian :

e. Departemen/Fakultas : Teknik Kelautan/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. :

g. Riwayat penelitian/pengabdian

No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan (Ketua/Anggota) 1

2

h. Publikasi

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1

2

i. Paten Terakhir

No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun

1 2

j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing

No Judul Tahun Tugas Akhir 1 2 Tesis 1 2 Disertasi 1 2

(33)

28 3. Anggota 2

a. Nama Lengkap : Dr.Eng. I G N Sumanta Buana, S.T., M.Eng.

b. NIP/NIDN : 196808041994021001/ 0004086802

c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor / IIID

d. Bidang Keahlian : Komputasi dan Riset Operasi e. Departemen/Fakultas : Teknik Transportasi Laut/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. : -

g. Riwayat penelitian/pengabdian

No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan

(Ketua/Anggota) 1 Arsitektur Dan Rancang Bangun

Aplikasi Perolehan (Akuisisi) Muatan Pelayaran Rakyat

2 Desain Konseptual Pusher-Barge Untuk Distribusi Bahan Bakar Minyak Wilayah Terpencil

h. Publikasi

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 Vessel Selection to Support

Coal-Fired Power Plant Supply Using Multi Criteria Analysis

2 Analisis Strategi

Optimalisasi Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan: Studi Kasus Pelabuhan Semayang, Balikpapan

i. Paten Terakhir

No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun

1 - - -

j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing

No Judul Tahun

Tugas Akhir 1 Perencanaan Alat Angkut Dan Terminal Untuk Konversi Bahan Bakar Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Gas: Studi Kasus PLTU Celukan Bawang

Tesis 1 - -

(34)

29 4. Anggota 3

a. Nama Lengkap : Eka Wahyu Ardhi, S.T., M.T.

b. NIP/NIDN : 197905252014041001/0025057906

c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli / IIIB

d. Bidang Keahlian : Perancangan Kapal,

e. Departemen/Fakultas : Teknik Transportasi Laut/FTK

f. Alamat Rumah dan No. Telp. : Taman Wiguna Selatan, IV / 42 Surabaya g. Riwayat penelitian/pengabdian

No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan

(Ketua/Anggota) 1 Analisa Penilaian Keselamatan Pelra

Berdasarkan SKNK

2019 Ketua

2 Peningkatan Kecakapan Pelaut dengan Digital Education untuk Menyukseskan Program Tol Laut

2019 Anggota

h. Publikasi

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 Analisis Konsekuensi Green

Port terhadap Biaya

Pelabuhan dan Eksternalitas

(Studi Kasus: Teluk

Lamong)

JURNAL TEKNIK POMITS

Vol. 4, No. 1, (2015)

2 Model Analisis Evaluasi Kebijakan Penerapan Green Port di Indonesia (Studi Kasus : Teluk Lamong)

JURNAL TEKNIK ITS

Vol. 4, No. 1,(2015)

3 Transportation Model of POME (Palm Oil Mill Effluent) Case Study Palm Oil Manufacture – Palm Biogas Power Plant, Riau

ROTOR Vol. 10 (2017-11-01), 67-71

i. Paten Terakhir

No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun

1 - - -

j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing

No Judul Tahun

Tugas Akhir 1 Desain Konseptual dan Pola Operasi Fasilitas Pembangkit Listrik Terapung

2019

2 Analisis Perbandingan Pengangkutan Pupuk Mempergunakan Peti Kemas,

(35)

30

No Judul Tahun

General Cargo dan Bulk Carrier; Studi Kasus Pupuk Kaltim

3 Analisis Indikator Penentuan Keputusan Scrapping Kapal

2019

4 Analisis Jaringan Transportasi Terintegrasi Antarmoda; Studi Kasus Danau Toba

2019

5 Analisis Penerapan Standarisasi Keselamatan Kapal Pelayaran Rakyat; Tinjauan Aspek Transportasi Laut

2019

6 Analisis Pola Operasi dan Perancangan Kapal Pengangkut Sampah untuk Wilayah Kepulauan; Studi Kasus Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, Lombok

2019

7 Desain Sistem Pelacakan Muatan Kapal Pelra

2019

Tesis 1 - -

Gambar

Gambar 2-1 Penataan Muatan Pelra [2]
Gambar 2-2 Prosentase Jenis Kecelakaan [3]
Gambar 2-4 Jumlah Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat [4]
Gambar 2-6 Muatan Pelra dengan Kota Asal dan Tujuan Surabaya [6]
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pemetaan bidang Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan mengikut sertakan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan instansi

Akan tetapi jika R = +1 atau R = -1, maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sangat kuat dan dapat dinyatakan bahwa hubungan yang terjadi

Pasien laki-laki umur 66 tahun datang ke RSGS dengan keluhan pusing yang Pasien laki-laki umur 66 tahun datang ke RSGS dengan keluhan pusing yang sekelilingnya

Galih Estetika dengan produk sejenis yang tersedia di pasar harus diantisipasi dengan cara melakukan hubungan yang lebih interaktif dan berkelanjutan dengan konsumen

cukup banyak dan menyebar di gedung- gedung yang berbeda sehingga jangkauan video yang terekam dapat lebih luas. Dengan pelatihan penggunaan dan manajemen

karyawan terhadap prosedur atau peraturan dalam melakukan pekerjaan. 4) Kualitas pekerjaan, merupakan kesempurnaan hasil pekerjaan, kerapihan, kebenaran prosedur kerja,

Antena monopole yang dirancang dengan analisis elemen groundplane,elemengroundplane dibuat menyerupai struktur satelit yang berukuran 1U (10 x 10 x 10 cm)Teknik deployment

Sehingga diperlukan kegiatan atau program yang sifatnya komprehensif dan integral melalui pembentukan Komite Aksi Kota Tegal Penghapusan BPTA yang ditetapkan