• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Bakti Sosial untuk Meningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kegiatan Bakti Sosial untuk Meningkatkan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan ... 4

3. Sasaran ... 4

4. Manfaat ... 4

BAB II METODE PELAKSANAAN... 5

1. Waktu dan Tempat ... 5

2. Pelaksanaan Kegiatan ... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 6

1. Hasil ... 6

2. Pembahasan ... 10

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 16

1. Simpulan ... 16

2. Saran ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17

SURAT TUGAS ... 18

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa Lingkungan Hidup adalah "kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain."

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, Bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing.

(5)

2

atau menunjang terhadap kepentingan hidup makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya. Seperti menyangkut soal kenyamanan, keindahan, keserasian, kelancaran dan semua hal yang bersangkutan dengan persepsi manusia atas lingkungan hidupnya.

Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai kebersihan dapat menciptakan suasana yang tidak menyenangkan akibat timbunan sampah. Kondisi yang tidak menyenangkan ini akan memunculkan bau tidak sedap, lalat berterbangan, dan gangguan berbagai penyakit siap menghadang di depan mata dan peluang pencemaran lingkungan disertai penurunan kualitas estetika pun akan menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat (Sugito, 2008).

Kebiasaan membuang sampah sembarangan merupakan hal yang sering dijumpai saat ini. Hal ini terjadi di mana-mana. Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini sangat menggangu baik bagi keindahan dan kenyamanan lingkungan juga bagi kesehatan orang yang ada di sekitarnya.

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.

(6)

3

sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau(aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat. Bila sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi.

Banyaknya permasalahan di berbagai kota di Indonesia termasuk di Kota Palangka Raya khususnya lingkungan kampus Universitas PGRI Palangka Raya, selain isu pemanasan global, terdapat juga permasalahan mengenai sampah. Tidak hanya satu pihak yang harus menangani sampah tetapi manusia yang tinggal di sekitar lingkungan itu juga bertanggujawab dalam pennaganan sampah ini. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup, perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat berkelanjutan.

(7)

4

2. Tujuan

Kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan kampus ini bertujuan, yaitu sebagai berikut.

a. Melakukan sosialisasi kegiatan bersih lingkungan bagi masyarakat lingkungan kampus Universitas PGRI palangka Raya.

b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan masyarakat lingkungan kampus untuk hidup bersih dan sehat.

c. Meningkatkan peran aktif masyarakat lingkungan kampus dalam bidang perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Sasaran

Sasaran bakti sosial membersihkan lingkungan kampus ini yaitu, masyarakat kampus (dosen dan mahasiswa).

4. Manfaat

(8)

5

BAB II METODE PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat

Kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan kampus ini dilakanakan pada hari Jumat, 5 Mei 2017. Tempat kegiatan bakti sosial ini di lingkungan kampus Universitas PGRI palangka Raya.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Tahaapan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

a. Perisapan kegiatan yaitu melakukan koordinasi dengan ketua BEM dan Mapala Universitas PGRI Palangka Raya. Persiapan ini dilakukan untuk menyiapkan sarana dan kelengkapan untuk kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan kampus, serta menetapkan pelaksanaan kegiatan tersebut.

b. Kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan sejak pukul 15.00 – selesai di lingkungan kampus PGRI Palangka Raya. Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari ketua pelaksana, kemudian dilanjutkan dengan membersihkan lingkungan dari depan kampus hingga bagian belakang. Setelah semua sampah terkumpul di plastik-plastik sampah, kemudian dibuang di tempat pembuangan sampah yang memang sudah disediakan oleh pihak kampus.

(9)

6

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Kurangnya kepedulian akan kebersihan lingkungan masih saja menjadi masalah yang menghiasi kehidupan masyarakatnya. Hal ini sebenarnya bersumber dari ketidak sadaran masyarakat itu sendiri akan bahaya yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan yang kotor. Meskipun telah banyak kasus wabah penyakit yang menyerang akibat kondisi lingkungan yang tidak layak, sebagian masyarakat masih saja tidak sadar akan pentingnya mengupayakan terwujudnya lingkungan yang bersih karena ini telah seperti bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.

Untuk menyelesaikan masalah ini, perlu diupayakan penanaman kesadaran bagi seluruh masyarakat agar mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan hal tersebut. karena jika tidak, dampak yang ditimbulkan tidak hanya akan menyerang sebagian masyarakat yang kurang peduli tersebut, melainkan juga menyerang kelompok masyarakat yang lain yang berada di sekitar lingkungan mereka.

(10)

7

a. Peserta bersiap mengikuti kegiatan setelah mengikuti pengarahan

(11)

8

c. Ketua yang sedang mengumpulkan sampah yang dibuang tidak pada tempatnya

(12)

9

e. Foto bersama para peserta dengan sampah yang terkumpul

(13)

10

g. Sampah yang terkumpul dibuang di Bak Sampah

2. Pembahasan

Linkungan bersih merupakan dambaan semua orang. Namun tidak mudah untuk menciptakan lingkungan kita bisa terlihat bersih dan rapi sehingga nyaman untuk dilihat. Tidak jarang karena kesibukan dan berbagai alasan lain, kita kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan di sekitar kita, terutama lingkungan rumah.

(14)

11

posisi paling vital. Alasannya tentulah mengarah pada keberagaman kegiatan hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Padahal, ada banyak manfaat yang bisa dirasakan seseorang dengan menjaga lingkungan mereka tetap terlihat bersih dan rapi. Lingkungan yang bersih akan menjauhkan sumber-sumber penyakit untuk berkembang di sekitar kita. Hal itu tentu berkaitan dengan kesehatan. Selain itu, dengan lingkungan yang bersih pula, kita akan merasa nyaman dan betah untuk berada di lingkungan itu

Lingkungan dengan kondisi bersih yang bebas dari timbunan sampah,juga akan terhindar dari bencana seperti banjir pada musim hujan. Salah satu penyebab banjir di berbagai wilayah adalah karena banyaknya sampah yang berserakan sehingga menghambat aliran air. Hal ini merupakan salah satu perilaku buruk seakan sudah menjadi budaya masyarakat lndonesia, khususnya di wilayah perkotaan.

Oleh karena itu, menjadikan sampah dalam kondisi berserakan bahkan tertimbun tidak baik. Upaya untuk menanggulangi sampah seperti dibersihkan ataupun didaur ulang bagi bahan yang dapat didaur ulang, maka hal itu dapat dicoba untuk dilakukan secara kontinyu.

Upaya yang lain pun dapat dilakukan, tentu dengan kerjasama yang baik antara semua pihak. Bukan hanya terbatas pada individu tapi juga pada masyarakat serta ketegasan pemerintah diikuti kepedulian yang tinggi terhadap masalah sampah. Sebenarnya hal yang menjadikan lingkungan kotor bukan hanya terbatas pada sampah, ada hal lainnya juga.

Penciptaan lingkungan yang bersih adalah tanggungjawab semua orang termasuk di dalamnya pemerintah melalui kebijakan dan realisasi tindakan nyatanya. Selanjutnya untuk menumbuhkan tanggung jawab tersebut dibutuhkan proses dan juga langkah nyata. Proses dan langkah nyata inilah yang menjadi focus perhatian kita.

(15)

12

tujuan itu juga merupakan sebuah kesadaran dan kebutuhan semua orang. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah:

cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan bersih di sekitar kita antara lain sebagai berikut.

a. Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada masyarakat, terutama pada mahasiswa dan dosen. Membiasakan hidup bersih dapat diwujudkan dengan memberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan, maka hal itu akan menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin dalam kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif yang sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir ataupun was-was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan. Mereka akan terus belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya memberikan contoh dan pemahaman dengan benar.

(16)

13

c. Membuat jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan secara terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di tengah pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan hidup bersih serta sehat Kita tak akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari diri kita sendiri untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini seharusnya dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang hanya dilakukan sesekali namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara rutin.

d. Membuat sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi sebuah benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini dapat diketahui beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak maupun online. Sejatinya saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih berguna. Kita dapat mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda. Poin yang terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan.

(17)

14

Undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan sampah, pembagian kewenangan dan penyelenggaraannya. UU ini ditindaklanjuti dengan PP tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya. Dalam Undang-undang ini ditetapkan bahwa setiap orang dilarang:

a) memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b) mengimpor sampah;

c) mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;

d) mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;

e) membuang sampah tidak pada tempat yang telah disediakan dan ditentukan;

f) melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir; dan/atau

g) membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah. Secara umum Pasal 60 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) mengatur sebagai berikut:

Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin.

Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu. Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin di atas dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp 3 miliar.

(18)

15

bagi yang kedapatan membuang sampah tidak pada tempatnya, bakal langsung didenda demi memberikan efek jera.

(19)

16

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dilaksnakan pada hari Jumat, 5 Mei 2017 yang diikuti oleh 30 orang. Kegiatan ini diikuti oleh empat orang dosen dari empat program studi dan tiga fakultas di lingkungan Universitas PGRI Palangka Raya. Kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan kampus ini melibatkan dosen dan mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya. Peserta kegiatan bakti sosial ini antara lain, anggota BEM , anggota Mapala, mahasiswa dan dosen universitas PGRI palangka Raya. kegiatan ini berlangsung kurang lebih 180 menit. Partisipasi masyarakat kampus dalam kegiatan bakti sosial ini relatif baik, baik mahasiswa maupun dosen. Lebih dari separuh peserta kegiatan ini adalah mahaswa.

2. Saran

(20)

17

DAFTAR PUSTAKA

http://fadhilabdillahpratama.blogspot.co.id/2016/09/makalah-lingkungan-bersih-dan-sehat.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2017.

http://infopublik.id/read/170452/perda-mengenai-sampah-akan-segera-di-terapkan.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2017.

https://jujubandung.wordpress.com/2011/03/15/upaya-mewujudkan-lingkungan-bersih/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2017.

Peraturan Daerah Kota Palangka Raya tahun 2006 Tentang Pengelolaan Sampah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tent ang Pengelolaan Sampah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaaan Lingkungan Hidup.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu untuk menjawab tantangan eks- ternal untuk bisa mengikuti perlombaan Musa- baqah Qiraatul Kutub (MQK). Sekali lagi, sebuah penelitian membuktikan bahwa tradisi

Similarly, multiplying average hourly lamp power consumption per household with total number of electrified households, we can obtain the estimates lighting load curve

Siswa sekolah Qaryah Thayyibah lebih menonjol dalam.. kreativitas figural daripada kreativitas verbalnya,

Penjumlahan manual data TPS pada Model DAA1- DPRD Provinsi Dapil Jabar 9 di Desa Mangun Jaya, perolehan jumlah suara caleg Nomor Urut 1 sebesar 1.213 akan tetapi yang

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya pada variabel pengobatan yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara jumlah obat

Untuk melaksanakan pendidikan akhlak pada lingkungan sekolah banyak cara yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: a) Memberi suri tauladan yang baik

bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan dengan adanya penambahan obyek

Kita hidup di generasi yang membuat Herodes orang Idumea itu tampak seperti badut sirkus. Rupa-rupanya ia takut dengan anak berumur 2 tahun dan membuat semua anak yang