• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip prinsip Pengembangan Kurikulum. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prinsip prinsip Pengembangan Kurikulum. pdf"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PRINSIP

Sesuatu yang sangat penting

Sifat mendasar

Sesuatu yang harus diperhatikan

Memiliki sifat mengatur dan

mengarahkan

(3)

Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

 Anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)

Merupakan fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan

berulang sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa berlakukan di tempat yang berbeda.

(4)

Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

 Anggapan kebenaran parsial (Partial Truth)

Merupakan suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa

digeneralisasikan.

Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam

(5)

Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

 Anggapan kebenaran yang masih

memerlukan pembuktian (

hypothesis

)

Merupakan asumsi kerja atau prinsip yang bersifat tentative. Prinsip ini

(6)

Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

Menurut Sukmadinata:

(7)

FLEKSIBELITAS

EFEKTIVITAS

RELEVANSI

KONTINUITAS

PRAKTIS

KURI-KULUM

(8)

PRINSIP UMUM

RELEVANSI

Prinsip relevansi terdiri dari:

1. Relevan ke dalam (internal)

(9)

Relevan ke dalam (internal):

Ada kesesuaian atau konsistensi antara

komponen-komponen kurikulum

(tujuan, isi, proses penyampaian dan

penilaian)

(10)

Relevan keluar (eksternal):

Tujuan, isi dan proses belajar yang

tercakup dalam kurikulum hendaknya

relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan

perkembangan masyarakat.

(11)

Kurikulum hendaknya memiliki sifat

luwes, lentur dan fleksibel.

Pelaksanaan kurikulum harus

fleksibel (ada alternatif lain yang

dapat digunakan untuk

menyelesaikan

masalah)

(12)

Kurikulum yang baik adalah:

 berisi hal-hal yang solid

 dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan:

 kondisi daerah

 Waktu

 Kemampuan

 latar bekang peserta didik.

(13)

 Adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara

horizontal.

 Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan

kesinambungan (antar kelas, antar jenjang pendidikan, antara jenjang pendidikan

dengan jenis pekerjaan).

(14)

Unsur praktis/efisiensi:

Mudah dilaksanakan

Menggunakan alat-alat

sederhana

Biaya murah.

(15)

Pengembangan kurikulum hendaknya dapat

mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan:

“SEJAUH MANA APA YANG

DIRENCANAKAN DAPAT DICAPAI”

(16)

1. EFEKTIVITAS MENGAJAR GURU

Sejauh mana kegiatan belajar-mengajar yg

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik

2. EFEKTIVITAS BELAJAR SISWA

Sejauh mana tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai”

(17)

PRINSIP KHUSUS

PRINSIP TUJUAN

PRINSIP PEMILIHAN MEDIA/ALAT

PRINSIP

PEMILIHAN KEGIATAN PENILAIAN

PRINSIP PEMILIHAN ISI

PRINSIP

(18)

Tujuan

Perumusan komponen

kurikulum hendaknya mengacu

pada tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan: umum dan

khusus (jangka panjang,

(19)

Tujuan

Perumusan tujuan bersumber dari:

1. Ketentuan & kebijaksanaan pemerintah

2. Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka

3. Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu

4. Survei tentang manpower

(20)

Pemilihan Isi

MEMPERTIMBANGKAN:

1. Penjabaran tujuan pembelajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana

2. Isi harus meliputi segi pengetahuan, sikap dan keterampilan

(21)

Pemilihan Proses

MEMPERTIMBANGKAN

Apakah metode/teknik belajar/mengajar:

1. tepat? 2. variatif?

3. sistematis?

(22)

Pemilihan Proses

5. Lebih mengaktifkan siswa, atau

mengaktifkan guru, atau kedua-duanya? 6. Mendorong berkembangnya

kemampuan baru?

7. Menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah?

8. Mendorong penggunaan sumber yg ada di rumah dan di masyarakat?

(23)

Pemilihan Media/Alat

1. Media apa yang diperlukan? Apakah sudah tersedia?

Bila tidak ada, apa penggantinya?

2. Kalau ada media yg perlu dibuat, perlu mempertimbangkan:

 Bagaimana

 Siapa

 Biaya

(24)

Pemilihan Media/Alat

3.

Bagaimana pengorganisasian media

dalam bahan pelajaran, apakah dalam

bentuk modul, paket belajar, dll?

4.

Bagaimana pengintegrasiaannya

dalam keseluruhan kegiatan belajar?

(25)

Pemilihan Kegiatan Penilaian

1. Penyusunan alat penilaian (test):

Rumuskan tujuan umum ( kognitif, afektif, psikomotorik)

Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati

Hubungkan dengan bahan pelajaran

(26)

Pemilihan Kegiatan Penilaian

2. Merencanakan suatu penilaian:

Kelas, usia dan tingkat kemampuan kelompok yg akan dites.

Waktu yg dibutuhkan

Bentuknya: uraian atau objektif?

Jumlah butir tes

(27)

Pemilihan Kegiatan Penilaian

3. Pengolahan hasil penilaian:

Norma apa yg digunakan dalam pengolahan hasil test?

Apakah digunakan formula quessing (menebak)?

Bagaimana pengubahan skor mentah menjadi nilai?

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Mulyasa juga memiliki pendapat hampir serupa dengan Hamid Darmadi mengenai teknik penilaian dalam pendidikan karakter, yakni dilakukan dengan berbagai model seperti

Color constancy gray world dengan menghitung nilai mean dari image menghasilkan gambar yang bisa memunculkan warna yang sebenarnya dari obyek yang ditangkap kamera.

Masih banyak terjadinya kasus-kasus pelnggaran HAM baik pelanggaran HAM berat maupun ringan yang terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat dapat memperliatkan peran

Ketetapan MPRS VI/MPRS/1965 Tentang Banting Stir Untuk Berdikari Dalam Ekonomi Dan Pembangunan, menurut pendapat saja adalah suatu Ketetapan jang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI 2 CIMAHI.. Universitas Pendidikan

Pada analisa pencahayaan alami, tanggal 23 September terjadi peningkatan intensitas cahaya alami secara derastis pada pukul 09.00 dan penurunan intensitas cahaya

Kabupaten Nias adalah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten-kabupaten di Lingkungan Daerah

[r]