• Tidak ada hasil yang ditemukan

RADIKALISME DI INDONESIA DALAM PERSPEKTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RADIKALISME DI INDONESIA DALAM PERSPEKTI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RADIKALISME DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Disusun Oleh Kelompok 6: Nuvidia Fitria H. (1442623004) Okky Wigiatmoko (1342620072) Rizqi Cahya (1342620045) Savilla Dewi K (1342620008)

ADMINISTRASI NIAGA MANAJEMEN PEMASARAN POLITEKNIK NEGERI MALANG

(2)

Radikalisme Di Indonesia Dalam Perspektif Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Oleh Kelompok 61

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini ada sebuah pertarungan menarik dalam hubungan antargolongan Islam. Golongan islam tersebut disatu sisi, ada tegangan kearah lokalisasi Islam dan Fundamentalisme Islam disisi lain. Gerakan lokalisasi Islam diangkut oleh organisasi islam seperti NU dan Muhammadiyah. Sedangkan disisi lain terdapat gerakan trend semakin menguat yaitu radikalisasi Islam yang diusung oleh gerakan-gerakan fundamental, seperti FPI, HTI, MMI, dan PKS.

Kesadaran yang diperoleh masing-masing orang pada tahap internalisasi nilai ini berbeda-beda, baik dalam tingkat kedalaman wawasan maupun pengaruhnya. Karena itu, tidak serta merta kesadaran yang sudah dimiliki otomatis mengubah seseorang menjadi pemuda radikal. Dalam hal demikian lingkungan sosialah yang sebenarnya banyak mempengaruhi pemuda-pemudi. Ketika pemuda-pemudi mulai terlibat dalam aksi-aksi atau gerakan mahasiswa yang ada di kampusnya untuk merespons berbagai macam persoalan mulai persoalan internal, persoalan politik lokal hingga politik nasional. (Miftahuddin, 2004: 177)

Semua gerakan fundamental ini bersumber pada satu akar permasalahan yang sama yaitu tidak adanya sikap kompromi dan moderasi yang seharusnya merupakan nilai luhur yang telah tertanam kuat dalam diri kita sebagai bangsa yang berideologikan pancasila. Para pendiri bangsa telah memberi contoh bagaimana bersikap kooperatif dan moderat untuk dapat berkompromi dengan realita bahwa kita bangsa yang majemuk. Dalam kelima butir Pancasila tidak ditemukan adanya kata radikalisme atau makna yang merujuk pada radikalisme melainkan sebaliknya yaitu musyawarah dan mufakat .

(3)

Agar nilai yang terkandung dalam pancasila yang seharusnya tertanam kuat dalam diri kita sebagai landasan untuk berbangsa dan bernegara. (Hermansyah, http://hermansyahfh.blogspot.com/)

Radikalisme juga merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya bila perlu menggunakan cara-cara kekerasan, menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat. Sehingga dalam makalah ini , penulis akan mencoba menjelaskan fokus terhadap redikalisme dalam prespektif kemanusiaan yang adil dan beradab.

I.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1) Apa yang melatar belakangi paham-paham radikal di Indonesia? 2) Mengapa muncul radikalisne di Indonesia?

3) Bagaimana cara menghindari radikalisme di Indonesia dalam perspektif kemanusiaan yang adil dan beradab?

I.3 Tujuan Penulisan

Sesuai denga latar belakang masalah yang ada, tujuan penulisan ini didiskripsikan sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui latar belakang adanya paham-paham radikalisme di Indonesia.

2) Untuk menjelaskan penyebab tentang kemunculan radikalisme di Indonesia. 3) Untuk memberitahukan cara menghindari radikalisme di Indonesia dalam

perspektif kemanusiaan yang adil dan beradab. II. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang adanya Paham-Paham Radikalis di Indonesia

Secara umum ada tiga kecenderungan yang menjadi latar belakang munculnya radikalisme di Indonesia:

(4)

keberlangsungan kondisi yang ditolak. Kedua, radikalisme tidak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus berupaya mengganti tatanan tersebut dengan bentuk tatanan lain. Ciri ini menunjukan bahwa di dalam radikalisme terkandung suatu program atau pandangan dunia tersendiri. Kaum radikalis berupaya kuat untuk menjadikan tatanan tersebut sebagai ganti dari tatanan yang ada.

Ketiga adalah kuatnya keyakinan kaum radikalis akan kebenaran program atau ideologi yang mereka bawa. Sikap ini pada saat yang sama dibarengi dengan panafian kebenaran sistem lain yang akan diganti dalam gerakan sosial, keyakinan tentang kebenaran program atau filosofi sering dikombinasikan dengan cara-cara pencapaian yang mengatasnamakan nilai-nilai ideal seperti ‘kerakyatan’ atau kemanusiaan . Akan tetapi kuatnya keyakinan tersebut dapat mengakibatkan munculnya sikap emosional di kalangan kaum radikalis.

Radikalisme Islam Indonesia lahir dari hasil persilangan Mesir dan Pakistan. Pemikiran mereka membangun cara memahami Islam ala garis keras. Setiap Islam disuarakan, nama mereka semakin melekat dalam ingatan. Bahkan, sampai tahun 1970-1980-an ikut menyemangati perkembangan komunitas usroh di banyak kampus atau organisasi Islam. Persentuhan dengan dunia kini, menuntut adanya perluasan gerakan. Mulai dari sosio ekonomi, pendidikan hingga ranah politik. (Effendi, http://yusufeff84.wordpress.com/)

2.2 Penyebab tentang Kemunculan Radikalisme di Indonesia

(5)

sebuah potret merebaknya gerakan-gerakan keagamaan ditengah euphoria keterbukaan, demokratisasi dan hak asasi manusia. (ibid:125)

Kedua kegagalan rezim terbuka dalam merumuskan kebijakan dan mengimplementasikannya di dalam kehidupan masyarakat. Nyatanya rezim yang mengadopsi sistem kapitalisme ternyata gagal dalam mengimplementasikan kebijakan ditengah ketidakpastian ekonomi yang berdampak terhadap ketidak percayaan masyarakat terhadap model pembangunan negara. (ibid)

Ketiga respons terhadap barat. Kebanyakan isu yang diangkat kepermukaan oleh kelompok ini adalah responsnya terhadap apapun yang datangnya dari barat.Kapitalisme yang merupakan proses akumulasi modal didasarkan atas konsep individualisme yang bertentangan dengan konsep Islam tentang sistem masyarakat. (ibid)

Keempat rasionalisasi yang menghasilkan modernisasi yang dapat menggrogoti pilar-pilar agama yang disebabkan oleh cara berpikir yang bertolak belakang. Kelima secara politis umat islam didunia berada dalam kawasan pinggiran sering diadu domba dengan kebijakan-kebijakan politik yang dilakukan oleh negara-negara sekutunya dan mereka menegaskan Islam tidak boleh menjadi satu kesatuan namun harus dicerai beraikan.(ibid:127)

Keenam serangan kultural terhadapmasyarakat. Seperti diketahui bahwa dunia barat adalah dunia modern dengan tingkat kebudayaan dan tingkat teknologi yang tinggi. Ketujuh kegagalan negara dengan mayoritas penduduk islam dalam menyejahterakan masyarakat juga menjadi variabel penting munculnya gerakan radikalisme. Negara yang mayoritas penduduknya islam didalam kenyataannya gagal untuk membangun masyarakatnya karena terjadi korupsi, kolusi, nepotisme yang sangat menggurita. (ibid:128)

Dari lain literatur yang kami baca , kami juga menemukan beberapa faktor penyebab yang dapat memunculkan radikalisme keagamaan di Indonesia : (Zaenuddin dkk, 2005: 10: http://books.google.co.id/books/)

(6)

Kedua variabel sikap dan pemahaman mengenai tiga isu penerapan syariat islam, Bentuk Negara Islam Indonesia dan Khilafah Islamiyah. Sikap ini adalah kelanjutan dari penafsiran terhadap ajaran agama Islam. Diasumsikan bahwa ada beberapa sikap umum yang muncul setelah masyarakat menafsirkan ajaran islam. Sikap ini tersimbolkan dalam penerapan pemahaman muslim terhadap ajaran mereka. (ibid:11)

Ketiga variabel sikap yang muncul ketika variabel kedua dihadapkan dengan kondisi sosial di masyarakat.hal ini termasuk didalamnya adalah faktor-faktor domestik dan internasional. Kelompok skripturalis yang diasumsikan akan memperlihatkan sikap radikal. (ibid:11)

Dari apa yang digambarkan diatas, bisa dikatakan bahwa variabel yang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku umat islam adalah ajaran Islam itu sendiri. Ajaran ini diinterpretasi dan karena ajaran ini bersifat umum maka pemahaman yang muncul adalah bervariasi. Pemahaman ini mempengaruhi dunia ideal yang harus diciptakan oleh kaum muslim. Tetapi dalam perjalanannya dunia ideal dihadang oleh perkembangan sosial, politik ekonomi, dan budaya yang ada dan berkembang dalam masyarakat sehingga pencapaiannya sangat jauh yang diharakan.( ibid:12)

2.3 Cara Menghindari Radikalisme di Indonesia dalam Perspektif Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Dalam radikalisme prespektif terhadap kemanusiaan yang adil dan beradap, radikalisme secara umum merupakan suatu paham yang menganut cara radikal dalam politik. Radikal yang dimaksud berarti sangat keras dalam menuntut perubahan secara drastis dan menyeluruh dengan menggunakan kekerasan, berfikir asasi dan bertindak ekstrim .(W.J.S Poerwadarminta;1984;788) Keadaan radikalisme di Indonesia berkebalikan dengan ontologis pancasila dimana keberadaan manusia selalu merasa paling benar dan tidak mau negoisasi serta kompromi dengan segala yang berseberangan dengannya , hubungan keberadaan manusia seperti satu dengan satu manusia yang lain seperti tidak terkait. (Nugraha, citizenshipterritory.weebly.com)

(7)

bahwa sifat manusia ( Indonesia ) adalah memperlakukan manusia lain secara adil, tidak sewenang-wenang , perlakuan hanya bisa dilaksanakan karena telah mencapai peradaban yang sudah tinggi nilainya. Itulah sebabnya mengapa sila kemanusiaan yang adil dan beradab mewajibkan kepada manusia, untuk senantiasa menjunjung tinggi norma-norma hukum dan moral hingga memperlakukan manusia. Bukan hanya manusia namun makhluk-makhluk hewani secara adil dan beradab sehingga tidak ada keegoisan untuk mencapai kepentingan induvidu , menurut norma-norma tersebut. (Budiyono. 2009 : 147 )

Seperti dalam kata-kata nasionalisme sebagai salah satu aspek atau segi persatuan indonesia , dinyatakan dalam penjelasan umum UUD 1945 menunjukan suatu nasionalisme yang sempit , yang sering dinamakan chauvanisme , yang selalu mengagungkan bangsanya sendiri . Sikap yang demikian ini akan menyebabkan sikap agresif , sifat menjajah dan dapat menumbuhkan sifat radikal yang bermula dari keegoisan. Jadi nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme yang sempit tetapi yang dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab yang mempunya nilai pedoman , penghayatan , dan pengamalan pancasila. (ibid: 149 )

Perkembangan radikalisme diindonesia merupakan suatu kenyataan sosio-historis dalam negara majemjuk yang perlu diantisipasi dengan memperluas gerakan islam yang moderat , pluralis , dan inklusif ditengah - tengah masyarakat , supaya tidak menjadi faham ajaran yang menyimpang.( Dr.Mulyawab Sofwandy Nugraha, M.Ag.,M.Pd - citizenshipterritory.weebly.com )

Untuk itu radikalisme dalam prespektif kemanusiaan yang adil dan beradab diperlukan manusia untuk mampu berprinsi sebagai berikut :

a. Mengakui memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin. Kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.

c. Membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah. d. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.

e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang kain. f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

(8)

i. Membiasakan diri memberikan dan menerima kritik yang bersifat membangun.

j. Mengembangkan sikap hormat dan bekerjasama dengan bangsa lain.

k. Membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan.( Muh.Halimi, Dadang Sundawa, dan Nasiawan. 2014 ,hlm 87 )

III. KESIMPULAN

Radikalisme merupakan persoalan kompleksitas yang tidak berdiri sendiri. Hampir seluruhnya memiliki pendasaran sangat politis dan ideologis. Layaknya sebuah ideologi yang terus mengikat, radikalisme menempuh jalur agama untuk dapat membenarkan segala tindakan anarki. Maka, Islam tak sama dengan radikalisme. Radikalisme keagamaan sebenarnya fenomena yang biasa muncul dalam agama apa saja. Radikalisme sangat berkaitan erat dengan

fundamentalisme, yang ditandai oleh kembalinya masyarakat kepada dasar-dasar agama. Fundamentalisme adalah semacam Ideologi yang menjadikan agama sebagai pegangan hidup oleh masyarakat maupun individu. Biasanya

fundamentalisme akan diiringi oleh radikalisme dan kekerasan ketika kebebasan untuk kembali kepada agama tadi dihalangi oleh situasi sosial politik yang mengelilingi masyarakat.

Radikalisme muncul dikarenakan banyak faktor yang melatarbelakangi radikalisme itu muncul. Salah satu penyebab radikalisme itu adalah tekanan politik dan otoriterisme penguasa yang tidak mengedepankan demokrasi, hak asasi manusia dan kemanusiaan. Kegagalan dalam membangun masyarakat karena terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme yang marak terjadi. Tentang ajaran juga sangat mempengaruhi adanya radikalisme karena ajaran agama yang bersifat umum maka pemahaman masyarakat juga bervariasi yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan tindakan manusia.

(9)

tiap-tiap warganegara berhak atas jaminannya kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan serta mampu menghargai sesama manusia.

IV. Daftar Pustaka

Budiyono, Kabul. 2009. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.

Effendi, Yusuf. 2010. Radikalisme Islam di Indonesia. Diakses 17 November 2014. Dalam http://yusufeff84.wordpress.com/

Hermansyah.2011. Radikalisme Tafsir Ideologis Atas Sebuah Isme. Diakses 15 November 2014. Dalam http://hermansyahfh.blogspot.com/

Hilmi,Muh. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Miftahuddin. 2004. Radikalisme Pemuda PRD Melawan Tirani. Jakarta: Desantara Utama.

Nugraha, Safwandy Mulyawan. 2012. Implikasi Marginalisasi Pancasila terhadap Fenomena Radikalisme di Indonesia. Diakses 15 November 2014. Dalam http://citizenshipterritory.weebly.com/

Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Syam, Nur. 2009. Tantangan Multikulturalisme Indonesia. Yogyakarta: Kanisius(Anggota IKAPI). Diakses 16 November 2014. Dalam

http://books.google.co.id/books/

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa masalah-masalah ekonomi timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara keinginan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa dengan

jaminan ini penting karena bagi orang dalam keadaan sakit jiwa dalam hal penikmatan hak-hak hukum dan konstitusional harus terlebih dahulu disembuhkan, karena pada

PEMANFAATAN KITOSAN CANGKANG PUPA LALAT TENTARA HITAM Hermetia illucens) SEBAGAI BIOSORBEN LIMBAH CAIR PROSES.. ETCHING PRINT CIRCUIT BOARD

Persoalan pemekaran desa tidak menimbulkan implikasi yang signifikan terhadap kehidupan sosio-kultural masyarakat, dikarenakan aspek struktur sosial yang dimiliki

Kehadiran umat Katolik di dalam pemerintahan Desa Banjarasri, khususnya sebagai kepala desa dan Kepala Dukuh, adalah bagian dari sumbangan keterlibatan Gereja bagi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji Pedoman standar teknis kerja di UPT Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam proses digitalisasi koleksi deposit

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN