• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH PA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Laporan ini merupakan salah satu tugas kelengkapan mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Penyelesaian laporan ini tentu saja tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan. Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kami selaku penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Bapak Ade Wachjar selaku koordinator perkuliahan Dasar-dasar Agronomi dan Bapak Candra Budiman selaku koordinator praktikum mata kuliah Dasar-dasar Agronomi

2. Bapak Adolf Pieter Lontoh, Bapak Dwi Guntoro, dan Ibu Shinto W. Ardi selaku dosen pembimbing praktikum mata kuliah Dasar-dasar Agronomi 3. Kakak Radhiya Nur A, Kakak Ayu Puspitaningrum, dan Kak Bimo

Hariokusumo selaku asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Agronomi 4. Orangtua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dan

dukungan serta kasih sayang yang tulus selama ini 5. Teman-teman minor mata kuliah Dasar-dasar Agronomi

6. Pengurus kebun percobaan Lewikopo, Cikabayan, dan Cikarawang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki kekurangan yang tidak lain disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bogor, 22 Desember 2014

(2)

DAFTAR ISI

3.1 Tempat dan Waktu...10

3.2 Bahan dan Alat...12

2.1 Tempat dan Waktu...23

2.2 Bahan dan Alat...24

2.3 Cara Pelaksanaan...24

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...25

3.1 Hasil...25

(3)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...26

4.1 Kesimpulan...26

4.2 Saran...26

DAFTAR PUSTAKA...27

BAGIAN III. IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN...28

I. PENDAHULUAN...28

1.1 Latar Belakang...28

1.2 Tujuan...28

II. METODE PELAKSANAAN...28

2.1 Tempat dan Waktu...28

III. PEMBAHASAN...28

3.1 Pembahasan...28

IV. KESIMPULAN...38

DAFTAR PUSTAKA...38

BAGIAN IV. BUDIDAYA TANAMAN SAYUR-SAYURAN DALAM...39

I. PENDAHULUAN...39

1.1 Latar Belakang...39

1.2 Tujuan...39

II. METODE PELAKSANAAN...39

2.1 Tempat dan Waktu...39

2.2 Cara Pelaksanan...39

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...39

3.1 Hasil...39

3.2 Pembahasan...40

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indeks Luas Daun (ILD), Populasi dan Persentase Tumbuh...15

Tabel 2 Tinggi tanaman contoh...18

Tabel 3 Jumlah daun tanaman contoh...19

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

BAGIAN I. PERCOBAAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah penduduk jika tidak diimbangi dengan kebutuhan pangan tentunya akan menyebabkan permasalahan pangan, gizi buruk dan permasalahan kemiskinan lainnya. Memenuhi kebutuhan dasar seperti karbohidrat dan protein saja tidaklah cukup, namun diperlukan juga adanya protein dan lemak, hal itu dapat dipenuhi dengan protein atau lemak yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L., merupakan sumber protein yang dapat membantu memenuhi kebutuhan protein yang berasal dari tumbuhan.

Berbudidaya tanaman kacang tanah sangatlah tergantung kepada faktor- faktor seperti iklim, tanah, serta serangan dari OPT (Organisme Penggangu Tanaman). Mempersiapkan lahan, pemilihan bibit, perawatan tanaman sangatlah berpengaruh bagi hasil produksi tanaman ini. Tanaman yang termasuk kedalam family Leguminoceae ini memiliki beberapa varietas diantaranya varietas Gajah dan varietas Bison, namun yang kami teliti adalah jenis kacang tanah varietas Gajah, kacang tanah varietas ini memiliki ciri- cirri batang yang berdiri tegak berwarna hijau muda dan berbulu putih, memiliki warna bunga kuning, warna ginofora ungu/ keunguan serta warna kulit biji yang berwarna merah jambu atau ros. Tanaman ini mulai berbunga setelah kurang lebih 30 hari setelah masa tanam dan mulai panen setelah sekitar 100-110 hari setelah masa tanam.

(7)

penggemburan dan perawatan area lahan dilakukan setiap minggu guna mengetahui perkembangan dan pertumbuhan kemudian dilakukan pemilihan sepuluh tanaman contoh yang menjadi tolak ukur penelitian yang kami pilih secara random. Membandingkan kacang tanah dengan perlakuan yang sama di area percobaan lain dilakukan guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari area percobaan. Pada usia sekitar 100-110 hari dilakukan panen dengan menghitung seluruh brangkasan dan polong serta menghitung indeks panen.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui tahapan budidaya tanaman kacang tanah

2. Mengetahui factor- factor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah

3. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah

4. Menganalisis perbandingan antara kacang tanah varietas gajah dengan kacang tanah varietas lain

II. TINJAUAN PUSTAKA

(8)

Menurut Suprapto (1985) dalam Masudal (2004), kacang tanah dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, lapisan tanah atas yang berstruktur remah mempercepat pertumbuhan dan mempermudah pembentuka polong. Kacang tanah tumbuh dengan baik di lahan ringan (loamy, sand, sandy, atau clay) yang cukup untuk mengandung unsur hara (Ca, N, P, dan K) dengan pH tanah yang bekisar antara 5,0-6,3. Menurut Somaatmadja (1980) dalam Masudal (2004), tanah yang gembur dan berstruktur ringan akan berpengaruh baik pada pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah karena memudahkan masuknya ginofor (bakal buah yang tumbuh memanjang) ke dalam tanah, berkembangnya akar dan polong secara optimal, mempermudah panen tanpa mengurangi hasil yang berarti.

Menurut Pitojo dalam Ratnapuri (2008) klasifikasi tanaman kacang tanah secara taksonomi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

(9)

Menurut Kasno et al. dalam Ratnapuri (2008) varietas atau kultivar adalah sekelompok tanaman yang mempunyai cirri khas yang seragam dan stabil serta mengandung perbedaan yang jelas dari varietas yang lain. Varietas kacang tanah pada umumnya berupa varietas murni yang berasal dari galur homozigot yang homogen. Pemuliaan kacang tanah dimulai sejak tahun 1930-an oleh para pemulia Belanda, setelah Indonesia merdeka diteruskan oleh pemulia Indonesia, dan berhasil melepas Varietas Gajah, Kidang, Macan, dan Banteng pada tahun 1950. Tahun 1983 berhasil dilepas varietas Pelanduk, Tapir, Tupai, Rusa, dan Anoa. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin bertambah pula varietas kacang tanah yang beredar hingga saat ini. Varietas kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibagi menjadi varietas introduksi (Panter, Turangga), varietas unggul nasional (Biawak, Sima, Kancil, dan Gajah), dan varietas lokal (Jepara, Leuweungkolot, Garuda). Setiap varietas kacang tanah memiliki karakteristik pertumbuhan dan produksi yang berbeda. Trustinah dalam Ratnapuri (2008) menyatakan bahwa varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah).

(10)

kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helai yang bentuknya berlainan satu dengan yang lain (Trustinah, 1993).

Kacang tanah memiliki polong yang terbentuk setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah tumbuh memanjang dan disebut ginofor. Setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah dan terus masuk kedalam tanah. Apabila polong telah terbentuk maka proses pertumbuhan ginofor yang memanjang terhenti. Menurut Suprapto dalam Ratnapuri (2008) ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk kedalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong. Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong (Pitojo dalam Ratnapuri 2008). Warna biji kacang pun bermacam-macam: putih, merah kesumba, dan ungu. Perbedaan-perbedaan itu tergantung pada varietas-varietasnya (AAK dalam Ratnapuri 2008).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Lewikopo, 19 September 2014  Persiapan lahan

 Pemasangan ajir dan tali rafia

 Penugalan

 Pemasukan benih kacang tanah ke dalam tanah yang sudah ditugal

 Pemasukan furadan bersama dengan benih kacang tanah

 Pembuatan alur pupuk

 Penutupan lubang tanam dengan tanah

 Penyebaran pupuk ke dalam alur yang telah disiapkan  Penutupan alur pupuk

(11)

Lewikopo, 10 Oktober 2014

 Diawali dengan penggemburan dan pemeliharaan tanah

 Penyiraman tanaman kacang tanah  Pengamatan 10 tanaman contoh

 Penghitungan populasi

Lewikopo, 17 Oktober 2014  Penggemburan tanah

 Pengukuran tinggi dan jumlah daun

 Pembentukan alur kapur  Pemberian kapur

 Penyiraman

 Pemberian furadan  Penyiraman

Lewikopo, 24 Oktober 2014

 Pengukuran tinggi 10 tanaman contoh

 Penghitungan jumlah daun dari 10 tanaman contoh

Lewikopo, 11 November 2014  Pengambilan tanaman contoh

 Penggambaran/pencetakan daun di atas kertas bekas  Hasil cetakan ditimbang

Lewikopo, 14 November 2014  Pemeliharaan tanaman

 Pencabutan gulma pada lahan  Pembuatan batas petakan

 Pengukuran tinggi tanaman contoh

(12)

Lewikopo, 21 November 2014  Pengukuran tinggi tanaman

 Penghitungan jumlah daun

Lewikopo, 28 November 2014

 Penyiapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

 Pengamatan ke tanaman kacang tanah yang perlakuannya sama yaitu P2

 Penulisan hasil pengamatan dalam bentuk tabel Lewikopo, 12 Desember 2014

 Pemanenan kacang tanah

3.2 Bahan dan Alat Bahan

 Bibit kacang tanah varietas Gajah

 Pupuk: Urea (45% Nitrogen) sebanyak 100 Urea kg/ha SP-36 (36% P2O5) sebanyak 200 kg SP-36/ha KCl (60% K2O) sebanyak 150 kg KCl/ha

 Insektisida butiran: Furadan 3G (berwarna ungu dengan bahan aktif carbofuran 3% yang bersifat sistemik)

 Fungisida: Dithane M-45

Alat

Cangkul : digunakan untuk mengolah tanah

Kored : berbentuk seperti cangkul kecil yanga digunakan untuk menyiang, membuat alur atau menutup alur pupuk

Tali rafia : digunakan untuk membantu mengukur jarak tanam saat penanaman

(13)

Meteran : digunakan untuk mengukur luas lahan

Ember : digunakan untuk mencampur dan mengaduk pupuk Ajir : sebatang bambu yang digunakan untuk menandai batas

petak, baris tanaman atau tanaman contoh

Selang air : digunakan untuk mempermudah penyiraman tanaman

3.3 Cara Pelaksanaan 3.3.1 Perlakuan

Perlakuan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa adalah yang ke dua menggunakan varietas Gajah dengan populasi 250.000 tanaman/ha. Dosis pupuk yang digunakan adalah 100kg Urea/ha, 20kg SP-36/ha dan 150kg KCl/ha. Semua jenis dan dosis diaplikasikan bersamaan pada saat tanam. Pada 4 MST diaplikasikan kaptan (CaCO3) dengan dosis 400kg/ha. Ukuran petakan yang seharusnya digunakan adalah 10m x7.5m namun yang disediakan adalah 8,8m x 6,5m dengan jarak tanaman 40cm x 10cm.

3.3.2 Penanaman

 Barisan tanaman pertama dimulai setengah jarak tanam antar barisan dan pinggir petakan. Rentangkan dua tali bertanda jarak antar baris pada sisi Utara dan Selatan, sebagai acuan baris tanaman.

 Tali yang diberi tanda jarak dalam baris (10cm) diikat pada 2 ajir, digunakan sebagai acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak antar baris (Timur-Barat).

 Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 4-5cm di samping tali dan taruh 1 benih tiap lubang dengan insektisida kira-kira 5 butir dengan dosis 20kg/ha.

 Buatlah alur pupuk dengan jarak sekitar 7cm dari alur tanam dengan kedalaman 7cm.

(14)

 Taburlah jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.

 Setelah semuanya selesai, tutup lubang tanam beserta alur pupuk dengan baik, lembut dan gembur.

 Siramlah air secukupnya hingga lembab pada barisan tanam.

3.3.3 Pemeliharaan

 Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST, setelah dilakukan pengamatan daya kecambah.

 Pada 4 MST dilakukan pemupukan kaptan (CaCO3) dengan membuat alur di sisi yang berbeda dengan alur pemupukan waktu penanaman.  Lakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh dekat barisan tanaman

dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah secara manual dari 3 MST hingga 10 MST.

 Lakukan penyemprotan pestisida pada 3 MST.

3.3.4 Pengamatan Sebelum Panen

 Saat 1 MST dilakukan pengamatan daya tumbuh benih dan pengamatan tipe perkecambahannya.

 Umur 2 MST diambil 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh petakan selain tanaman pinggir dan lakukan pengamatan jumlah daun, jumlah cabang, tinggi tanaman, dan keberadaan ginofor.

 Umur 6 MST ditentukan luas daun per tanaman menggunakan metode gavimetri. Selain itu juga cabut satu tanaman pinggir serta amati keberadaan dan aktif tidaknya bintil akar memfiksasi Nitrogen (jika dibelah warnanya merah muda berarti aktif, kalau hijau berarti tidak aktif).

 Hitung umur tanam pada saat keluar bunga 75% populasi.

(15)

8 meter

6 meter

3.3.5 Pengamatan Setelah Panen

 10 tanaman contoh dilakukan pengukuran terhadap bobot polong dan brangkasan rata-ratanya, hitung jumlah polong rata-ratanya, hitung jumlah polong cipo dan polonghampa.

 Panen seluruh tanaman pada petak menyisakan 4 baris dan tanaman pinggircabut seluruh polong dan lakukan penimbangan terhadapnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pada percobaan ini tanaman yang digunakan adalah kacang tanah dengan tipe perkecambahan epigeal. Varietas yang digunakan adalah (V1) dan (V2) dengan dua macam jarak tanam untuk masing-masing varietas, yaitu 50 x 10 cm (P1) dan 40 x 10 cm (P2). Denah dari lahan dapat dilihat pada Gambar 1. Penanaman dilakukan pada lahan seluas 8 m x 6 m untuk masing-masing perlakuan dan ditanam 1 biji per lubang.

Gambar1 Denah lahan pertanian

4.1.1 Populasi dan Faktor Mempengaruhinya

(16)

untuk petak V1P1 dan 60,64% untuk petak V1P2. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Tabel 1 Indeks Luas Daun (ILD), Populasi dan Persentase Tumbuh.

Tipe Benih permukaan tanah, penerimaan cahaya dan kondisi lapisan tanah. Faktor hama dan penyakit sulit untuk dicegah karena pada percobaan ini, penyemprotan pestisida hanya dilakukan satu kali. Serangan hama dan penyakit dapat dilihat dari kondisi daun yang banyak bercak kekuningan serta lubang-lubang. Jenis hama yang ditemukan ialah Anoplocnemisphasiana (kepik), Valanganigricornis, dan Riptortuslinearis. Penyakit yang menyerang tanaman ini ialah penyakit belang. Ini disebabkan oleh virus Peanutstripe, sehingga mengakibatkan bercak warna pada daun. Selain itu tanaman juga terserang penyakit sapu. Banyak terdapat gulma pada petak. Gulma merupakan tanaman penggangu dalam persaingan untuk mendapatkan unsur hara. Pertumbuhannya sangat pesat sehingga diperlukan penyiangan setiap minggunya.

Faktor lain adalah kondisi permukaan lahan yang berbeda-beda. Ada bagian lahan yang banyak tertutup batu kerikil ada pula yang bebas dari bebatuan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Batu kerikit tersebut juga dapat menghambat penerimaan cahaya oleh benih sehingga mengurangi daya tumbuh dan perkecambahannya. Selain kondisi permukaan lahan adalah kondisi lapisan tanah itu sendiri. Kondisi lahan yang kurang unsur hara akibat lapisan topsoil sudah terkikis, sehingga unsur hara yang terkandung lebih sedikit.

(17)

Dari hasil pengamatan, benih varietas Singa populasinya lebih banyak dibandingkan varietas Badak. Hal ini dapat disebabkan potensi perkecambahan dan daya tahan benih terhadap hama dan penyakit varietas Singa lebih. Selain itu, kemungkinan lainnya juga disebabkan oleh keadaan sebagian benih yang dikupas kualitasnya kurang baik (kisut).

4.1.2 Indeks Luas Daun (ILD)

Indeks Luas Daun (ILD) merupakan nisbah antara luas daun total satu tanaman dengan luas lahan dimana tanaman itu tumbuh. Nilai ILD berpengaruh pada biomassa dan hasil produksi. Hasil panen dipengaruhi oleh ILD karena jika ILD terlalu kecil maka cahaya yang diintersepsikan akan sangat sedikit.Hal tersebut mengakibatkan sebagian besar cahaya sampai ke permukaan tanah kemudian dipantulkan, diserap, dan dipancarkan oleh tanah sehingga suhu menjadi naik dan produksi menjadi rendah. Hal yang sebaliknya terjadi bila ILD telalu besar, photosynthetically active radiation hanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh daun sebelah atas saja sedangkan daun-daun sebelah bawah yang ternaungi tidak mendapat cahaya dan akhirnya menjadi konsumer danparasit bagi tanaman dan pertumbuhan menjadi lambat serta produksi rendah. Semakin besar ILD maka cahaya yang ditransmisikan ke permukaan tanah akan semakin kecil dan cahaya yang diintersepsikan cukup besar. Penanaman dengan populasi tinggi memacu pertumbuhan lebih cepat pada fase awal pertumbuhan vegetatif. Ini disebabkan oleh ILD yang meningkat lebih cepat dan lebih awal mencapai intersepsi cahaya maksimium. Akibatnya produksi bahan kering perunit luas tanah pada populasi tinggi meningkat lebih cepat dibandingkan populasi rendah karena terjadi kompetisi antartanaman terhadap cahaya, air, dan unsur hara.

(18)

yang paling besar. Hal tersebut tidak menyebabkan produksi hasil panennya paling besar.

4.1.3 Jumlah Cabang, Daun, dan Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Pada saat tanaman mulai berusia 3 MST, dilakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman dan penghitungan terhadap jumlah cabang dan daun tanaman. Data tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 2. Data ini menjelaskan bahwa semua tipe percobaan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan pada tipe V1P1 lebih pesat dari V2P1. Hal tersebut pun terjadi pada V1P2 dan V2P2, V1P2 juga memiliki daya tumbuh yang lebih pesat dibandingkan V2P2. Hal ini menjelaskan bahwa varietas Gajah lebih unggul dalam pertumbuhan tanaman dibandingkan varietas Bison serta jarak tanam yang lebih lebar juga meningkatkan daya tumbuh tanaman.

Tabel 2 Tinggi tanaman contoh

Tipe 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST

V1P1 8,3 11,9 14,7 23,8 37,5 48 65,2 73,4

V1P2 9,2 14,7 17,2 28,7 37,5 49,1 58,1 60,9

V2P1 12,12 14,71 23,76 29,64 43,44 53,42 57,3 61,3

V2P2 15.75 22.9 30.5 35.1 39.8 43.3 48.4 60.5

(19)

Gambar 2 Tinggi tanaman contoh ( ) V1P1. ( ) V1P2, ( ) V2P1, dan ( ) V2P2.

Gambar 3 menjelaskan bahwa terdapat pertumbuhan jumlah daun pada setiap tipe percobaan yang dilakukan. Dari hasil rata-rata, V2P2 menghasilkan jumlah daun yang paling banyak. Secara tidak langsung V2P2 yang dibandingkan dengan V2P1 juga menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak karena pengaruh jarak tanam. Jarak tanam yang lebih erat menghasilkan daun yang lebih lebat. Sama halnya dengan V1P1dan V1P2, V1P2 menghasilkan daun yang lebih banyak, namun jika kita bandingkan dengan kedua varietas yang digunakan, varietas Bison lebih banyak menghasilkan daun sehingga tingkat penyerapan sinar matahari lebih besar dan ILD langsung akan lebih besar. Pengaruh jumlah daun berkaitan dengan pertumbuhan tanaman dari segi tingkat fotosintesis. Semakin besar kemampuan fotosintesis dapat meningkatkan populasi pada awal perkecambahan dan tanam. Namun bila berlebih, tanaman akan sulit menghasilkan polong karena masa vegetatifnya lebih lama.

Tabel 3 Jumlah daun tanaman contoh

Tipe 3 MST 4MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST

V1P1 6,2 14,5 20,5 41,5 57,3 69,8 72,9 82

V1P2 9 19 25 27 29 31 81 89

V2P1 14,5 20,6 25,5 31,7 47,3 63 61,3 60,8

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8

Kacang tanah dipanen pada MST ke-12. Walaupun sebagian besar hasil panen masih belum sepenuhnya matang namun secara umum ciri-ciri dari tanaman yang bias dipanen adalah sebagian besar daun menguning dan gugur (rontok), besar polongnya 80% telah tua, kulit biji tipis dan mengkilap, rongga polong telah terisi penuh dengan biji. Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak tertinggal di dalamnya. Tanaman pada bagian pinggir petak tidak di panen.

Tabel 4 Hasil panen tanaman contoh

(21)

Data hasil panen dapat dilihat pada Tabel 4. Petak V1P1 memiliki rata-rata hasil produksi yang paling besar, secara keseluruhan hasil produksi per petaknya adalah 0,54 kg/m2. Hasil panen menunjukkan kacang tanah varietas Gajah memiliki hasil produksi yang paling tinggi dibandingkan kacang tanah varietas Bison. Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa semakin kecil jarak tanam produksi kacang tanah yang dihasilkan semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman yang terdapat pada satu petak, sehingga terjadi kompetisi dalam pengambilan unsur hara.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penanaman yang dilakukan pada varietas kacang tanah mengalami keberhasilan yang cukup baik. Faktor internal yang mempengaruhi jumlah populasi yang tumbuh mencakup kondisi benih dari segi varietas, dan benih individu itu sendiri. Penanaman dengan populasi tinggi memacu pertumbuhan lebih cepat pada fase awal pertumbuhan vegetatif. Pengaruh jumlah daun berkaitan dengan pertumbuhan tanaman dari segi tingkat fotosintesis. Semakin besar kemampuan fotosintesis dapat meningkatkan populasi pada awal perkecambahan dan tanam. Varietas Gajah lebih unggul dalam pertumbuhan tanaman dibandingkan varietas Bison serta jarak tanam yang lebih lebar juga meningkatkan daya tumbuh tanaman.

5.2 Saran

Agar mendapatkan hasil panen yang lebih bermutu, pemeliharaan perlu diperhatikan, baik dari segi kebuuhan faktor tumbuh internal dan eksternal.

(22)

Eliza. 2002. Penerapan beberapa cara penyiapan lahan pada budidya tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan beberapa dosis pemupukan nitrogen [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

http://jai.staff.ipb.ac.id/tag/varietas-gajah/ [diakses pada 20/12/14]

Masudal D. 2004. Pengaruh dosis kapur dan pupuk daun organik diperkaya nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada budidaya jenuh air [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

(23)

BAGIAN II. PEMBIBITAN DAN BUAH-BUAHAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji

tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan

adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

(24)

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk melakukan pembibitan benih buah pepaya dan pisang.

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu

Tempat: Kebun Percobaan Leuwikopo Waktu : 8 Oktober 2014, pukul 07.00-10.00

2.2 Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan daam praktikum ini yaitu tanah gembur, 20 polybag, 10 bji benih pepaya, 10 tunas pisang, furadan, insektisida.

Alat yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu cangkul, ember, dan kored.

2.3 Cara Pelaksanaan

(25)

 Setiap kelompok kecil mendapatkan masing-masing benih tanaman penghijauan (pepaya dan pisang).

 Media tanam yang digunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan volume 1:1.

 Polybag diberi 4 lubang pada sisi sekitar 5 cm dari dasar polybag, jika sudah dilubangi tidak perlu dilubangi lagi.

 Isi polybag dengan campuran media. Usahakan polybag berdiri tegak dan tidak mudah roboh (dasar harus rata) dengan menempatkan media yang diisi. Pengisian media hingga 3 cm di bawah ujung atasnya.  Sisa sisi polybag dapat dilipat menjadi 2 kali sehingga permukaan

media rata dengan tepi polybag. Media disiram hingga cukup basahdan benih ditanam tepat ditengah media pada kedalaman 1-2 cm tergantung jenis tanaman.

 Letakkan polybag di bawah naungan/ lath house dan disusun secara teratur sehingga mudah dihitung.

 Penyiraman dilakukan sesuai keperluan, prinsipnya apabila tidak hujan atau kurang dari 10 mm, maka tanaman harus disiram.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Pembibitan buah pepaya dan pisang tidak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan.

3.2 Pembahasan

(26)

Namun di jaman yang serba ingin cepat seperti sekarang ini, khusus bagi tanaman buah, pembibitan melalui biji hampir-hampir ditinggalkan orang, kecuali beberapa jenis tanaman yang memang tidak bisa ditangkarkan jika tidak dengan bijinya, buah manggis misalnya. Bibit yang berasal dari biji memiliki beberapa kelemahan. Butuh waktu lebih lama untuk berbuah. Dan setelah ditunggu sekian lama, buahnya pun belum tentu mutunya sama dengan induknya, baik ukuran besamya maupun kelezatannya. Lebih sial lagi, bila bibit asal biji ini lama sekali tidak mau menghasilkan buah yang sangat kita harapkan. Ini berarti bibit tadi adalah tanaman berkelamin satu, jantan atau betina saja. Kelemahan-kelemahan ini tentu saja tidak menunjang kelancaran bisnis buah-buahan, yang makin tahun makin membengkak nilai uangnya. Jadi tidak heran jika kita membeli bibit tanaman buah, hampir bisa dipastikan tanaman itu adalah hasil cangkokan, stek, ataupun okulasi. Dengan metode ini, kecil sekali kemungkinan adanya penyimpangan sifat baik induknya. Dan yang lebih penting, tanaman akan cepat berbuah.

Pada praktikum ini dilakukan pembibitan dengan cara tanam biasa. Pembibitan buah dilakukan untuk mengembangbiakan buah agar diperoleh hasil buah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada praktikum ini dilakukan pembibitan buah pepaya dan buah pisang. Pembibitan dilakukan sesuai cara pelaksanaan yang telah dijelaskan. Pembibitan buah tidak menujukkan hasil pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah benih pepaya yang tidak bagus sehingga tidak tumbuh. Kedua adalah tunas pisang yang dibagikan tidak tepat pada mata tunas sehingga tidak dapat tumbuh. Selain itu pemeriharan yang kurang tepat dapat menyebabkan buah yang dilakukan pembibitan tidak tumbuh.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

(27)

pertumbuhan dan perkembangan karena tanah yang digunakan dan benih pepaya yang tidak bagus serta tunas pisang yang tidak tepat pada mata tunas. Selain itu disebabkan karena pemeliharaan yang kurang tepat.

4.2 Saran

Hasil yang diperoleh dari pembibitan buah tidak bagus karena benih buah yang tidak bagus maka benih yang akan dilakukan pembibitan harus diperhatikan agar dapat tumbuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

(28)

BAGIAN III. IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman perkebunan dikelompokkan jadi dua, yakni tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim yaitu merupakan tanaman yang hanya dipanen satu kali dengan siklus hidup satu tahun sekali, contohnya tanaman tebu, kapas dan tembakau. Sementara tanaman tahunan membutuhkan waktu yang panjang untuk berproduksi dan bisa menghasilkan sampai puluhan tahun dan bisa dipanen lebih dari satu kali, misalnya tanaman kelapa sawit,karet, kakao, cengkeh, kopi dan lada.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam-macam tanaman perkebunan

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu

Dilaksanakan di kebun percobaan Cikatas pada hari Jumat tanggal 7 November 2014

III. PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

(29)

A. Tanaman Tahunan

1. Kelapa sawit ( Elaeis guieensis) 2. Kelapa (Cocos nucifera)

3. Karet (Hevea braziliensis) 4. Kopi (Coffea)

5. Kakao (Theobroma cacao) 6. Teh (Camellia sinensis)

7. Cengkeh (Syzygium aromaticum) 8. Pala (Myristica fragrans)

9. Vanili (Vanilla planifolia)

B. Tanaman Semusim

1. Tebu (Saccharum officinarum) 2. Tembakau (Nicotiana tabacum)

3.1.2 Peranan Tanaman Perkebunan

1. Sumber penghasil devisa negara, karena komoditi perkebunan di ekspor keluar negeri kecuali tebu.

2. Sumber pendapatan petani 3. Penyedia lapangan kerja

4. Pelestari lingkungan dan sumber daya alam (SDA)

1. Kelapa Sawit (Elaeis guieensis)

Bahasa latin sawit adalah Elais guinensis. Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Penampilannya yang sekilas mirip dengan pohon salak yang memiliki diri di setiap batangnya. Sawit memiliki akar nafas yang berguna untuk mendapat tambahan aerasi.

(30)

menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril

sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan. Buah terdiri dari tiga lapisan: 1. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

2. Mesoskarp, serabut buah

3. Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari:

1. Dura,

2. Pisifera, dan

3. Tenera.

Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goring. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alcohol dan industri kosmetika. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

(31)

- Batang tidak bercabang

- Batang tempat menepel pelepah daun - Buah di ketiak daun

- Buah menempel di tandan - Bunga di ketiak daun

- Penyerbukan melalui serangga

- Alat penyerbukan jantan dan betina berada dalam satu pohon  Jarak tanam : 9m × 9m × 9m (segitiga sama sisi)

 Populasi : 143 pohon / ha

 Ukuran lubang tanam : 60cm × 60cm × 60cm  Proses penanaman :

- Pre nursery : 3 bulan - Main nursery : 12 bulan - Lapangan (kebun)

(32)

 Alat panen

- Pohon pendek : dodos - Pohon tinggi : egrek

2. Kelapa (Cocos nucifera)

 Manfaat :

- Buah : diolah

- Sabut : sabut cuci piring - Tempurung: arang

- Daging: tepung kelapa, minyak goreng - Kopra : minyak kopra

- Air : nata de coco, asam cuka - Nira : gula kelapa

- Janur : ketupat

 Lingkungan tumbuh : dataran rendah

 Jenis

- Kelapa dalang :

a. Mulai berproduksi : 8 tahun b. Tanaman tinggi

c. Batang memiliki bole d. Ukuran buah besar e. Buah per tandan sedikit f. Kadar minyak tinggi

- Kelapa genja :

a. Mulai berproduksi : 4 tahun b. Tanaman pendek

c. Batang lurus

d. Buah per tandan : 15-20 buah e. Ukuran buah kecil

(33)

- Kelapa hibrida

 Panen : minimal 2/3 warna buah sudah coklat

3. Karet (Hevea braziliensis)

(34)

penyadapan dapat dilakukan dengan cara melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran ini akan berhenti apabila semua isi telah habis dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.

 Lingkungan tumbuh : dataran rendah  < 200m

 Manfaat : getah  latex (bahan pembuat ban)

 Dibudidaya :

- Memperbanyak dengan biji

- Memperbanyak dengan okulasi vegetatif (produksi lebih banyak)  Kulit batang harus dirawat agar selalu mulus

 Jarak tanam : 8m × 2,5m atau 5m × 4m  Populasi : 500 pohon / ha

 Panen

- Penyadapan

- ≥ 60% populasi ≥ 4,5 cm

- Dipanen dari jam 05.00 subuh agar tidak terjadi transpirasi - Alur dari kiri atas ke kanan bawah

- Latex

a. Lum mangkok : apabila latex membeku di dalam mangkok b. Lum tanah : apabila latex jatuh ke tanah lalu membeku c. Skrep : latex yang memebku di irisan karet

d. Lum tahu : latex yang sengaja dibekukan di pabrik dengan menggunakan asam semut

4. Kopi (Coffea)

(35)

kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83U$D/Kg. Maka, kopi terbagi ke dalam dua jenis (spesies) yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Dari kedua jenis tersebut Arabika lebih unggul dari Robusta. Tetapi, di sisi lain Arabika mulai langka dan menyebabkan banyaknya permintaan dari kopi jenis Robusta yang rasanya lebih pahit dan asam dibandingkan dengan kopi Arabika. Sehingga harga kopi Robusta cenderung lebih murah. Salah satu jenis kopi yang harganya mahal dan tidak biasa adalah sejenis Robusta di Indonesia yang dinamakan kopi luwak. Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak, yang proses pencernaanya memberikan rasa yang unik dan sedap. Maka, untuk saat ini dibutuhkan pemuliaan untuk meningkatkan produktivitas kopi arabika ditekankan untuk mendapatkan varietas toleran penyakit karat daun berperawakan katai. Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika. Peremajaan adalah usaha menggantikan tanaman yang secara ekonomis tidak menguntungkan lagi karena produktivitasnya rendah sehingga perlu diganti dengan yang baru dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kopi di areal baru yang lingkungannya sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi. Rehabilitasi kebun adalah kegiatan untuk memulihkan kondisi kebun ke keadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat. Rehabilitasi tanaman ditujukan pada populasi tanaman yang telah berkurang karena kesalahan kultur teknis, serangan hama dan penyakit serta kekeringan yang akan akan mengakibatkan produktivitas tanaman per hektar rendah atau tidak menguntungkan untuk diusahakan.

 Bahan tanam : disambung

 Arabica : dataran tinggi

 Robusta : dataran rendah < 800m  Jarak tanam

(36)

 Harus memiliki pohon pelindung (kopi, kakao, teh) - Pohon petai cina

- Lasaena lebuca - Glinsidia - Pohon gamal

 Pemeliharaan : pemangkasan

 Buah ada di cabang

 Panen : setahun sekali ( ketika buah berwarna merah)

5. Kakao (Theobroma cacao)

Kakao dengan bahasa latin Theobroma cacao . Kakao banyak ditemukan di daerah dataran tinggi. Kakao banyak digunakan untuk pembuatan makanan enak seperti coklat. Masa pembuahan dari kakao sendiri selama 4 bulan dan merupakan tumbuhan menyerbuk. Terdapat kakao yang memiliki batang (kaki) yang besar dan biasa disebut kaki gajah. Penyerbukan kakao terjadi pada malam hari dengan bantuan lalat

forcipormia. Varietas kakao ada tiga yaitu :

1. Criolo, merupakan varietas yang paling bagus tetapi, rentan terhadap serangan hama,

2. Forastero, kualitas sedang tapi tahan terhadap hama, 3. Trinitario, merupakan hibrida dari criolo dan forastero.

Warna buah kakao bila masih muda adalah hijau dan ketika sudah matang biasanya berwarna kuning. Bijinya dilindungi oleh plasenta berwarna putih, dan plasenta tersebut bisa kita makan apabila tidak ada pengolahan lebih lanjut menjadi coklat. Pada pasca panen pulp tersebut difermentasi selama kurang lebih tiga hari kemudian, biji dikeringkan. Hasil jadi sebuah kakao adalah bahan makanan yang sering kita konsumsi yaitu coklat.

 Lingkungan tumbuh : dataran rendah < 600m  Minyak kakao : kosmetik

(37)

- Ketika muda berwarna merah  panen ketika berwarna oranye - Ketika muda berwarna hijau  panen ketika berwarna kuning  Pemeliharaan

- Pemangkasan - Pohon pelindung

 Tipe

- Criollo : kakao mulia  kualitas tinggi, di dataran tinggi - Forastero : kakao lindah  kualitas rendah, di dataran rendah  Jarak tanam

- 4m x 2m - 3m x 3m - 4m x 4m

6. Teh (Camellia sinensis)

(38)

alumunium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.

 Sentra produksi : Jawa Barat

 Lingkungan tumbuh : dataran tinggi > 800m

 Pembiakan

- Dulu : biji

- Sekarang : vegetatif (stek ranting daun)  Jarak tanam : 1,2 m x 0,7 m

 Populasi : 3700 pohon/ ha

 Produksi

- Hitam : fermentasi - Hijau : tanpa fermentasi - Olong : tanpa fermentasi

 Pemeliharaan : pemangkasan pucuk daun

 Peko : pucuk / tunas yang sedang aktif tumbuh  Daun : bergerigi

 Kepel : daun yang tidak bergerigi

 Petik

- p+1

- p  golden tip

- p+3 atau k+1  medium

 pucuk burung (b) : pucuk yang sedang dorman - harus dipetik b+3

IV. KESIMPULAN

Tanaman perkebunan yang terdapat di kebun percobaan Cikatas adalah kelapa, kelapa sawit, teh, kopi, karet dan kakao.

(39)

http://kebunmahasiswa.files.wordpress.com/2012/01/identifikasi-perkebunan-tanaman.pdf [diakses pada 24/12/14]

http://blogdiah-mardiah.blogspot.com/2011/10/mengenal-tanaman-perkebunan.html [diakses pada 24/12/14]

BAGIAN IV. BUDIDAYA TANAMAN SAYUR-SAYURAN DALAM NETHOUSE, CIKARAWANG

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agribussiness Development Station (ADS) adalah kerjasama Taiwan dengan IPB yang dimulai dari tahun 2005. Komoditas yang dikembangkan adalah tanaman organik, yaitu jambu kristal dan berbagai jenis sayuran.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara budi daya tanaman buah-buahan dan sayuran.

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu

Dilaksanakan di kebun percobaan ICDF Cikarawang pada hari Jumat tanggal 21 November 2014

2.2 Cara Pelaksanan

(40)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Terdapat 7 sayuran organik yang dibudidayakan di sini, antara lain : 1. Bayam merah

Terdapat bibit sayuran yang harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam, antara lain : ditebarkan di atas tanah, antara lain :

(41)

8. Labu air

9. Kacang panjang 10. Pare putih

3.2 Pembahasan

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan perstisida organik, yaitu terbuat dari sekam yang diolah menggunakan alat. Biasanya, 10 karung berisi sekam menghasilkan 1 liter pestisida organik. Di dalam satu karung, berisi 8 kg sekam. Berarti, total untuk membuat 1 liter perstisida membutuhkan 80 kg sekam.

Di dalam Agribussiness Development Station (ADS) ini terdapat enam greenhouse, dua diantaranya untuk melakukan proses nursery sedangkan empat lainnya untuk melakukan proses produksi.

Setiap sayuran organik yang dihasilkan harus memiliki label organik agar dapat dipasarkan dan dapat dibedakan dengan komoditi lain seperti komoditi non organik. Untuk mendapatkan label organik, terlebih dahulu harus mendapatkan sertifikat prima. Sertifikat prima memiliki tiga tingkatan, yaitu tingkat 1, tingkat 2 dan tingkat 3. Sertifikat prima tingkat satu biasanya digunakan untuk persyaratan komoditi organik apabila ingin diimpor ke luar negeri. Sedangkan sertifikat prima tingkat tiga adalah yang paling rendah.

Metode kerjasama dengan petani menggunakan “Metode Telusur Beluk”, dimana survey tanaman yang ditanam petani, ketika petani mengambil tanamannya, akan di cek tanaman tersebut di ambil dari blok mana.

Diantara kesepuluh tanaman non organik yang dibudidayakan di atas, yang memiliki nilai jual yang paling tinggi adalah asparagus. Harga jualnya mulai dari 70.000-80.000 rupiah per kilo nya. Jenis asparagus yang dibudidayakan di sini adalah asparagus rebung. Harga jualnya tinggi dikarenakan lamanya proses panen dari asparagus.

(42)

dapat dibudidayakan di dataran rendah. Karena biasanya asparagus hanya bisa dibudidayakan di datrana tinggi.

Tomat dan terong ada yang ditanam bersamaan, tetapi yang di panen hanya tomat saja. Tidak bisa di panen keduanya, karena akan mati semuanya, baik terong maupun tomatya. Tomat yang hanya bisa dipanen dikarenakan tomat akarnya lebih tahan terhadap terong.

Biasanya petani mengambil hasil panen tergantung kuota yang ditetapkan, kuota dihitung dengan memperkirakan permintaan pasar. Perhitungan dan perkiraan tersebut kadang tidak tepat karena seringkali ada perubahan pada lapangan. Terkadang permintaan melebihi kuota atau sebaliknya.

Sayuran terbagi atas dua kategori, yaitu sayuran buah dan sayuran daun. Untuk sayuran buahm masa panen hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan. Sedangkan untuk sayuran daun, masa panennya lebih singkat yaitu hanya membutuhkan waktu satu bulan.

Komoditas jambu yang dikembangkan di Agribussiness Development Station (ADS) terdapat dua jenis. Seperti yang dijelaskan di awal, yaitu jambu kristal dan jambu mutiara. Permintaan akan kedua komoditas tersebut seimbang.Untuk jambu mutiara, rasanya lebih manis dikarenakan banyaknya biji di dalamnya. Namun, biji yang dimiliki oleh jambu mutiara ini dapat dikunya karena teksturmya yang lembut.

Sedangkan untuk komoditi jambu kristal,tidak semanis jambu mutiara dikarenakan tidak adanya biji di dalamnya. Kemudian teksturnya lebih crunchy atau krispi. Banyak tidaknya biji dapat mempengaruhi manis tidaknya rasa jambu dikarenakan biji adalah bakal buah, dimana di dalamnya banyak mengandung nutrisi. Sehingga daginng buah yang berada disekitar biji akan terasa lebih manis.

(43)

serabut sehingga banyak menyerap unsur hara. Sedangkan sambung pucuk memiliki akar tunggang yang akan lebih tahan terhadap cuaca kering.

Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan perebahan dan pemangkasan. Perebahan dilakukan dengan tujuan untuk merangsang munculnya tunas muda. Sedangkan pemangkasan dimaksudkan untuk memudahkan pada saat panen.

Untuk jambu kristal terdapat dua musim dalam satu tahun, yang pertama adalah musim raya yang terjadi pada bulan Januari sampai dengan Maret. Dan musim lainnya adalah musim sedikit yang terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan September.

Jambu mutiara lebih mudah dalam hal perawatannya apabila dibandingkan dengan jambu kristal. Maka, apabila jambu kristal dan jambu mutiara diberikan perawatan dengan cara yang sama maka jambu mutiara akan menghasilkan produksi yang lebih banyak.

Pada Agribussiness Development Station (ADS) juga terdapat packing house, apabila kita memasuki ruangan tersebut maka di sebelah kanan adalah tempat pengolahan tanaman organik dan di sebelah kirinya terdapat tempat pengolahan tanaman non organik.

IV. KESIMPULAN

Gambar

Tabel 1  Indeks Luas Daun (ILD), Populasi dan Persentase Tumbuh.
Tabel 2  Tinggi tanaman contoh
Tabel 3  Jumlah daun tanaman contoh
Tabel 4  Hasil panen tanaman contoh

Referensi

Dokumen terkait

PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama dengan maksud

Berdasarkan deskripsi mata kuliah dan kompetensi yang hendak dicapai, maka model pembelajaran berbasis portofolio dapat diterapkan dalam matakuliah Sejarah Gereja

d. Ruler atau penggaris: berfungsi untuk mengukur kertas dan gambar yang digunakan. Ada dua macam ruler, yaitu ruler horizontal dan ruler vertical. Docker window:

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar matematika atau hasil belajar matematika siswa yang

Dari data, terlihat bahwa kecenderungan adsorpsi kitosan terhadap ion Cr(III) dapat ditentukan dari linearitas yang ada, dimana grafik linearitas yang baik adalah

Framework EMR yang digunakan adalah framework dari MMRS (Tierney et al., 2002; Tierney et al., 2010) sebagai berikut: (1) registrasi, yaitu mengambil data untuk

Moilasen ja Räihän (2001, 53) mukaan teemoit- telun avulla aineisto pelkistetään niin, että esille nousevat olennaisimmat asiat. Litte- roinnin jälkeen

Keseluruhan layout buku kamus percakapan visual untuk turis ini dibuat untuk memahami bahasa dengan cepat dan menyenangkan, layout ilustrasi akan mendampingi konten teks