• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WAKTU PENGERINGAN TERHADAP KADAR AIR GABAH PADA MESIN PENGERING GABAH KONTINYU KAPASITAS 100 KG DAN DAYA 1890 W

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH WAKTU PENGERINGAN TERHADAP KADAR AIR GABAH PADA MESIN PENGERING GABAH KONTINYU KAPASITAS 100 KG DAN DAYA 1890 W"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WAKTU PENGERINGAN TERHADAP KADAR AIR

GABAH PADA MESIN PENGERING GABAH KONTINYU

KAPASITAS 100 KG DAN DAYA 1890 W

D. Mustofa K.

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru - UI Depok 16425

ABSTRACT

The traditional way of long drying time for drying grain is drying under the sun. Since the weather conditions that can not be controlled need to designed the Continuous Grain Dryer to dry the grain that does not depend on weather conditions. This designed dryer uses heater to improve air temperature which hot air is exhaled by force using a fan to the tube extruder. Extruder is functioning to move grain the initial entry to exit, extruder was driven continuously by a motor with rotational speed 1400 [rpm].

From this research can be concluded that the drying time effect on grain moisture content linearly. The longer the drying time the lower the moisture content of grain. In this study, the processing time or drying time is used to dry wet grain as much as 60 kg with a moisture content of 27% to 14% is 4 hours 56 minutes.Listen

Keyword: Grain, Dryer

ABSTRAK

Cara tradisional dalam pengeringan gabah adalah penjemuran dibawah sinar matahari. Kelemahanya adalah waktu pengeringan relatif lama dan kondisi cuaca yang tidak dapat dikendalikan.

Rancang bangun Mesin Pengering Gabah kontinyu merupakan alternatif untuk mengeringkan gabah yang tidak bergantung kondisi cuaca. Alat ini menggunakan Heater yang berfungsi memanaskan udara yang kemudian udara panas tersebut dihembuskan secara paksa menggunakan Kipas menuju tabung Ekstruder. Ekstruder berfungsi mengalirkan gabah dari awal masuk sampai keluar dari tabung, Ekstruder tersebut digerakkan oleh motor dengan kecepatan putar 1400 [rpm] dan beroperasi secara kontinyu.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu pengeringan berpengaruh terhadap kadar air gabah secara linier. Semakin lama waktu pengeringan maka semakin rendah kadar air gabah. Pada penelitian ini waktu proses atau waktu pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan gabah basah sebanyak 60 kg dengan kadar air 27 % menjadi 14 % adalah 4 jam 56 menit.

Kata Kunci : Gabah, Mesin Pengering.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu faktor penentu kualitas beras adalah tingkat pengeringan gabah. Jika gabah dikeringkan terlalu berlebihan, maka beras akan pecah-pecah pada saat penggilingan. Begitu juga sebaliknya, jika kurang, gabah masih basah, dan

(2)

Di Indonesia, pengeringan hasil pertanian khususnya gabah, dilakukan dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari dimana gabah letakan secara merata diatas terpal atau lapangan semen yang cukup luas.

Masalah yang timbul dari cara tersebut adalah kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga cara penjemuran tidak setiap saat dapat dilakukan. Selain itu, cara penjemuran untuk pengeringan masih kurang efisien karena memerlukan waktu yang lama, memerlukan media yang luas dan mutu hasil pengeringan relatif rendah dan tidak seragam. Masalah lain dalam penjemuran adalah besarnya presentase kehilangan gabah yang mencapai 6.6% (Purwadaria, 1988).

Jika gabah tidak segera dikeringkan, maka gabah akan menumpuk dalam keadaan basah, berjamur dan terkadang gabah akan berkecambah. Untuk itu perlu dirancang suatu alat pengering. Beberapa keuntungan alat pengering gabah antara lain:

- Tidak banyak membutuhkan tenaga kerja manusia, hanya beberapa orang operator.

- Gabah lebih bersih dan higienis karena kemungkinan adanya kotoran hewan, debu, kerikil, dan sampah lainnya lebih kecil.

- Tidak dibutuhkan area yang luas. - Suhu dan laju pengeringan dapat

dikendalikan. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah

1. Mendapatkan hubungan waktu pengeringan terhadap kadar air dalam gabah dan pengaruhnya. 2. Menentukan waktu proses dalam

pengeringan kontinyu 60 kg gabah dan kadar air 14 %.

Tinjauan Pustaka

Pengeringan gabah adalah proses menurunkan kadar air gabah panen

(22%-26%) menjadi gabah kering siap giling dengan kadar air 14% menggunakan bantuan alat pengering(1). Oleh sebab itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan, diantaranya penentuan kadar air pada gabah dan laju pengeringannya.

Kadar air

Kadar air adalah perbandingan antara berat air di dalam gabah terhadap berat gabah yang mengandung air tersebut.

d w

w w

w w

m

m

m

K

m

m

K

Dimana :

Kw = kadar air dalam gabah. mw = massa air dalam gabah. md = massa gabah kering. m = massa gabah

Massa air yang diuapkan

Untuk menghitung massa air yang diuapkan, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut ini :

1 1 0

1

)

.(

K

K

K

m

m

w

Dimana :

mw = massa aiar yang diuapkan. m = massa gabah.

K0 = kadar air awal.

K1 = kadar air yang diharapkan. Laju penguapan

Laju penguapan air sangatlah berpengaruh dalam proses pengeringan, yang menggambarkan bagaimana kecepatan pengeringan tersebut berlangsung. Laju penguapan

1

(3)

dinyatakan dengan berat air yang diuapkan persatuan waktu. Dapat dihitung menggunakan parsamaan berikut ini :

T

m

W

dot

w

Dimana :

Wdot = Laju penguapan air ( kg/jam ).

mw = Massa air yang diuapkan ( kg ). T = Waktu pengeringan ( jam ). Laju massa udara pengering

Laju massa udara pengering dapat diketahui dengan persamaan berikut:

1 2

H

H

W

M

dot

dot

Dimana:

Mdot = Laju massa udara pengering ( kg/jam ).

Wdot = Laju penguapan air ( kg/jam ). H3 = Kelembaban mutlak udara pada saluran keluar

H2 = Kelembaban mutlak udara di dalam silinder

Debit aliran udara

Debit aliran udara dapat diketahui dengan persamaan berikut :

v

M

Q

dot

. Dimana :

Q = Debit aliran udara ( m3/jam ). Mdot = laju massa udara pengering ( kg/ jam ).

v = volume spesifik udara pengering ( m3/kg ).

Energi pemanasan

Energi panas yang dibutuhkan terdiri atas energi yang dihasilkan oleh pemanas (heater). Karena pemanasan ini bersifat konveksi maka, energi yang

dihasilkan oleh pemanas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

)

(

T

1

T

2

A

h

Q

m

. Dimana :

H = koefisien perpindahan panas konveksi (W/ m2.K).

A = luasan [m2].

T1 = Suhu di dalam silinder [K]. T2 = Suhu pada saluran masuk [K]. Sedangkan energi untuk memanaskan udara pengering dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

)

(

2 1

1

M

h

h

Q

dot

. Dimana :

Q1 =Energi untuk memanaskan udara pengering ( kJ/jam )

Mdot = laju massa udara pengering ( kg/ jam ).

h1 = Entalpi pada saluran masuk h2 = Entalpi pada silinder

Energi panas yang digunakan untuk penguapan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

hfg

W

Q

2

dot

Dimana:

Q2 = Energi untuk menguapkan air ( kJ/jam ).

Wdot = Laju penguapan air ( kg/jam ). Hfg = Panas laten penguapan air ( kJ/kg air ).

Efisiensi pengeringan

Efisiensi pengeringan terdiri atas efisiensi pemanasan dan efisiensi penguapan dan efisiensi penggunaan panas total, ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Efisiensi Penguapan

% 100 1

2 

(4)

Dimana :

Eg = Efisiensi penguapan

Q2 = Energi untuk menguapkan air ( kJ/jam ).

Q1 = Energi untuk memanaskan udara pengering ( kJ/jam )

Efisiensi Pemanasan udara pengering ( kJ/jam )

Efisiensi penggunaan

100

METODE PENELITIAN

Perhitungan kadar air

Kadar air adalah perbandingan antara berat air di dalam gabah terhadap berat gabah yang mengandung air tersebut.

d

Perhitungan massa air yang diuapkan

Untuk menghitung massa air yang diuapkan, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut ini :

1 Sebelumnya telah diketahui massa gabah (mgabah) adalah 60 [kg], kadar air

Perhitungan laju penguapan

Laju penguapan air sangatlah berpengaruh dalam proses pengeringan, yang menggambarkan bagaimana kecepatan pengeringan tersebut berlangsung. Laju penguapan dinyatakan dengan berat air yang diuapkan persatuan waktu. Dapat dihitung menggunakan parsamaan berikut ini : Maka laju penguapannya adalah : 2

(5)

]

Perhitungan laju massa udara pengering

Persamaan laju massa udara pengering adalah: saluran keluar

H2 = Kelembaban mutlak udara di dalam silinder

Kelembaban mutlak udara pada saluran keluar (H2) sebesar 0,008 [kg/m3], kelembaban mutlak udara di dalam silinder (H1) sebesar 0,007 [kg/m3]. Maka laju udara pengering adalah :

]

Perhitungan debit aliran udara Unuk menghitung debit aliran udara dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :

v

udara pengering adalah :

]

Perhitungan energi pemanasan Energi panas yang dibutuhkan terdiri atas energi yang dihasilkan oleh pemanas (heater). Karena pemanasan ini bersifat konveksi maka, energi yang dihasilkan oleh pemanas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

)

Koefisien perpindahan panas (h) diketahui sebesar 75 [W/m2.K]. Maka energi yang dihasilkan oleh pemanas adalah :

Sebagaiama perhitungan tersebut maka daya pemanas (heater) yang digunakan pada rancangan ini sebesar 1000 [watt] dianggap cukup untuk memanaskan gabah. Sedangkan energi untuk memanaskan udara pengering dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

)

udara pengering ( kJ/jam )

Mdot = laju massa udara pengering ( kg/ jam ).

h1 = Entalpi pada saluran masuk h2 = Entalpi pada silinder

(6)

diketahui entalphi pada saluran masuk

Energi panas yang digunakan diperoleh:

]

Perhitungan efisiensi pengeringan

Efisiensi pengeringan terdiri atas efisiensi pemanasan dan efisiensi penguapan dan efisiensi penggunaan panas total, ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Efisiensi penguapan diperoleh:

%

Efisiensi pemanasan sebesar:

%

Sehingga Efisiensi penggunaan panas total adalah:

100

HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari-Oktober 2010 di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Tahapan Pelaksanaan

Pelaksanaan dillakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Perancangan, Set up peralatan, Pengujian dan Analisis.

Analisis Hasil Pengujian

Spesifikasi daya listrik yang dibutuhkan untuk Mesin Pengering Gabah Sistem Heater ini, antara lain :

Motor listik AC : 740 [watt] Kipas : 150 [watt] Heater : 1000 [watt]

Jadi total daya listrik yang dibutuhkan minimal sebesar 1890 [watt].

Pengujian Tahap 1

Pengujian tahap 1 bertujuan untuk menentukan capaian temperatur dalam ruang pengering dengan menggunakan heater 400 [watt]. Pengujian dilakukan dengan mengukur temperatur pada ruang pengering tanpa beban artinya tanpa gabah. Hasilnya disajikan pada Tabel 1 dan terlihat bahwa dengan

Pengujian tahap 2

(7)

(beberapa proses) sampai gabah menjadi kering sesuai kadar air yang diharapkan (14%). Temperatur pengeringan yang digunakan sebesar 55° C merupakan temperatur pengeringan terbaik dalam memperoleh produk gabah kering dengan mutu terbaik sehingga pengendalian suhu ruang pengering dilakukan dengan memasang termostat.

Setiap proses yang dijalankan (sampai gabah keluar) akan dilakukan penimbangan massa gabah, agar dapat mengetahui berapa banyak pengurangan kadar air yang telah diuapkan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

Waktu yang digunakan untuk mengeringkan gabah basah dengan kadar air 27 % menjadi kadar air 14 % untuk kapasitas 60 [kg] adalah 4 [jam] 56 [menit]. Kadar air dalam gabah diukur dengan cara konvensional yakni setiap sekali proses gabah ditimbang dan dicatat massanya untuk mendapatkan pengurangan kadar air. Syarat mutu gabah kering berdasarkan Keputusan Bersama Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan no 04/SKB/BBKP/II/2002 yaitu gabah kering harus memiliki kadar air maksimal 14%.

Hasil uji lama waktu untuk proses pengeringan lebih cepat dikarenakan karena pada saat pemanenan gabah dilakukan pada musim kemarau maka kadar air gabah yang sesungguhnya lebih kecil dari pada perhitungan. Hal ini sangat menguntungkan karena proses pengujian menjadi lebih cepat. Setiap pengambilan data, suhu ruang pengeringan yang diukur pada ekstuder menunjukkan suhu pada setiap posisi pada nilai suhu rata – ratanya. Untuk mengurangi kerugian panas ke lingkungan maka pada setiap dinding dipasang glasswoll dan papan triplek.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengujian tanpa beban menggunakan heater 1 [kW] menunjukkan bahwa setelah 10 menit suhu ruang pengering 55 C. 2. Waktu pengeringan berpengaruh

terhadap kadar air gabah secara linier. Semakin lama waktu pengeringan maka semakin rendah kadar air gabah. Pada penelitian ini waktu proses atau waktu pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan gabah basah sebanyak 60 kg dengan kadar air 27 % menjadi 14 % adalah 4 jam 56 menit.

Saran

1. Pada dudukan Heater harus dilapisi bahan isolator sehingga kemungkinan kecelakaan karena panas kepada operator dapat dikurangi.

2. Perlunya penelitian lanjutan Mesin Pengering Gabah ini untuk mengoptimalkan hasil pengeringan dengan memvariasikan suhu pemanas.

3. karena suhu ruangan yang dekat dengan heater akan lebih panas di bandingkan suhu ruangan yang terdapat di ujung corong pembuang maka optimasi peletakan heater menjadi penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Afif, K. 1988. Peluang Berhasilnya Pengeringan Padi dan Palawija di Daerah Jatiluhur. Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(8)

Mongkut’s of Technology

Thonbury. Bangkok. Thailand. [3] Brooker, D.B., F.W.

Bakker-Arkema and C.W. Hall. 1974. Drying Cereal Grains. The Avi Publ. Co. Inc. Westport, USA. [4] Henderson, S.M. and R.L. Perry.

1976. Agricultural Process Engineering. The Avi Publ. Co. Inc. Westport, USA.

[5] Kinsky, Roger.1989. Heat Engineering : An Introduction to Thermodynamics. 3rd Edition. Sydney: Mc Graw – Hill Book [6] Nishiyama. 1982. Deep layered

grain drying simulation. J of The Fac of Agriculture vol 16(1). Iwate University.

[7] Nugroho, A.S. 1996. Rancangan dan Uji Teknis Ruang Pengering Gabah untuk Wkatu Darurat. Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

[8] Nugroho, E.A. 1986. Simulasi Pengeringan Gabah. Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

[9] Purwadaria, H.K. 1988. Perkembangan mutakhir dalam teknologi pasca panen padi. Makalah dalam Seminar Teknologi Pasca Panen Padi 19-20 September 1988.

[10] Purwanto, Y.A. 1987. Analisis Pengeringan Gabah dan Alang-alang dengan Metoda Hukill. Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [11] Sukatma. 1984. Rancangan dan

Uji Teknis Ruang Pengering Gabah Tipe Bak Mendatar. Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

[12] Sutjipto, S. 1993. Rancangan dan Uji Teknis Ruang Pengering Gabah Tipe Bak Vertikal Berkisi-kisi Ganda. Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor\ [13] Thahir, R. 1986. Analisis

Pengeringan Gabah Berdasarkan Model Silindris. Disertasi. Program Studi Keteknikan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Gambar 1. Alat Pengering Gabah Kontinyu kapasitas 60 kg Tabel 1. Pengukuran Waktu dan Suhu Pemanasan hingga suhu 55 oC.

No Waktu [menit] Suhu yang tercapai [C]

1 3 40

2 6 45

3 8 50

(9)
(10)

Gambar

Tabel 1. Pengukuran Waktu dan Suhu Pemanasan hingga suhu 55 oC.
Gambar 2. Profil Pengurangan Kadar Air Gabah

Referensi

Dokumen terkait

Udara panas tersebut akan dialirkan menggunakan kipas (fan) yang diharapkan dapat mempercepat waktu pengeringan suatu produk agar mendapatkan kadar air pada batas minimal

Sedangkan pada Gambar 23 ditunjukan hasil percobaan dengan menggunakan temperatur udara 60 o C, RH 17%, pada saat lama pengeringan pertama 20 menit, didapat nilai kadar air

TEMPERATUR PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING LADA TERHADAP LAMA WAKTU PENGERINGAN DAN KUALITAS HASIL PENGERINGAN ”.. Maksud dan tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah

yang dibutuhkan untuk mengeringan gabah pada perlakuan tempering lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa tempering), hal ini disebabkan pada saat

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,