dan Info Artikel:
Diterima 04/11/2014 Direvisi 18/11/2014 Dipublikasikan 30/11/2014
Volume 1 Nomor 2, Juni 2013, Hlm 8-16
M
Amirah Diniaty
Universitas Negeri Padang
Abstract
Not infrequently counselo experienced by the client. A can come to experience s (PTSD), which is owned b Secondary Traumatic Stre naturally, is a behavioral a event experienced by a sig experienced by others, but listen to the story (Sidab individuals who experienc professional is one importa
Keyword: Konselor, Secondary T
Copyright © 2014 IICE - Multika Rights Reserved
Indonesian Institute for Counselin
PENDAHULUAN
Sukses dalam proses kon &Whiston, 1994; Okun and Kantr (2012: 38) menyatakan kepribad konselor haruslah dewasa, ramah lain) tidak mudah marah atau frus menjelaskan konselor yang efek memiliki kesadaran diri, mantap mereka secara realistis.
Begitu sempurna tuntutan professional. Samuel T. Gladding dididik untuk membantu kegiatan telah menjalani jenjeng pendidika tidak umum.
Salah satu situasi yang tid
dan
Volume 1 Nomor 2, Juni 2013, Hlm 8-16
Mewaspadai Secondary Traumatic Stress Saat Memberi Pelayanan Konseling
selor faced with complicated problems and traumatic t. According to Figley and Stamm (in Stamm, 1999), a tra e some of the symptoms are similar to Post Traumatic S by their clients. Figley (in Richardson, 2001) defines this tress (hereinafter referred to as STS), which is somethin
l and emotional consequences as a result of knowledge abo significant other. The term 'secondary' refers to the fact th but then experienced by the participating parties observe,
abutar, 2003). This is the "price" of giving attention, c nce trauma. Counselors need to be aware of this conditio rtant activity that needs to be done.
Traumatic Stress, Konseling, Klien
ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo
ling and Education (IICE) Multikarya Kons
konseling tergantung pada kerjasama Antara konselor dan ntrowits, 2008 in Samuel Gladding, 2012). Namun demikia adian konselor adalah hal yang sangat penting juga dala
ah dan bisa berempati. Mereka harus altruistic (peduli p rustrasi. Auvenshine dan Noffsinger (1984) dalam Samuel T
ektif adalah konselor yang secara emosi dewasa, stabil, p dalam kesadaran tersebut serta mampu mengelola kele
tan bagi pribadi konselor menjadikan profesi ini tergolong ing (2012:45) menegaskan penolong professional adalah o tan pertolongan dalam tingkat preventif dan remedial. Penolo ikan tingkat tinggi dan sudah dipersiapkan untuk menghad
g tidak umum dihadapi oleh konselor adalah peristiwa tr
dan
Ikatan Konselor Indonesia (IKI)
Volume 1 Nomor 2, Juni 2013, Hlm 8-16
atic outstanding trauma counselor Stress Disorder this situation with thing that occurs about a traumatic t that the trauma ve, giving aid, or , care, and help ition. Discussion
elor Indonesia - All
an klien (Kottler, Sexton ikian Samuel T Gladding alam konseling. Seorang li pada kepentingan orang l T. Gladding ( 2012:44 ) il, dan objektif. Mereka elebihan dan kekurangan
ng dalam level penolong h orang-orang yang telah olong dalam tingkatan ini adapi situasi-situasi yang
Keberadaan klien yang tr hanya semata konselor pribadi ya manusia dengan segenap kelebiha orang lain. Profesionalisme dan n traumanya tapi di sisi lain juga ha STS, apa yang harus dilakukan ko bias membicarakan kondisi klien forum musyawarah guru pembimb dalam membicarakan kondisi STS
Tulisan ini berisi berupay sesungguhnya STS itu terjadinya, penulisan makalah ini. Sehingga d yang belum mengalami dapat men
HAKIKATSECONDARY TRAU
Peristiwa yang terjadi d dimaksud bukan saja secara fisik te fisik seperti jatuh dari ketinggian s anda patah. Kejadian jatuh dari p tetapi juga dapat menyebabkan k gedung tinggi lalu anda melihat ke bisa histeris. Anda mengalami per
Lebih menarik lagi dalam yang dialami seorang ibu. Kisah in
Cerita itu tentang (A), seo Institut tertentu, yang pada yang masih kecil dengan ca banyak yang ingat kasusny Bu A depresi memikirkan suram. Bu A kemudian perawatan di Rumah Sakit kondisi kejiwaan Bu A w mengakhiri hidup anak2ny kami semua yang mendeng
Bu A sendiri, boleh dibila sampai lulus, prestasi akad dari luar dia merupakan menikah dan menjadi seo menyayangi anak-anaknya mengakhiri hidup anak-an oleh tim psikologi yang m melaksanakan niat yang su
g trauma dan dilayani oleh konselor dalam proses konseli i yang mengetahui persoalan yang dialami oleh klien. Kon ihan dan kekurangannya, serta hakikatnya sebagai maklu n naturalisme sebagai konselor dituntut untuk dapat mem harus mampu memisahkan dirinya pribadi sebagai pemberi
konselor? Selaku makluk social dan tenaga professional, t lien dan dirinya pada sembarangan orang. Dalam hal ini dis
imbing (MGP) dapat dijadikan sebagai wadah. Namun baga STS itu di diskusi professional tersebut perlu dipahami oleh k
paya mengungkap kajian teoritis dan analisis yang terjadi d a, akibat dan upaya penangulangannya pada konselor. Inila a diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi konselor yan
engatasinya dan mencegahnya dengan tepat.
AUMATIC STRESS
i dalam kehidupan klien bisa saja menimbulkan bekas m ik tetapi lebih kepada psikologis. Anda mungkin pernah men n semisal memanjat batang pohon, lalu mengakibatkan tub i pohon bukan hanya menimbulkan bekas pada fisik Anda ketakutan pada diri Anda akan ketinggian. Saat menaiki t kebawah jantung anda berdegup kencang, kepala Anda tiba
eristiwa traumatis.
lam tulisan ini saya cuplikan sebuah kisah tentang pengalam ini saya ambil dari cerita seseorang dalam media facebook
seorang ibu rumah tangga asli Boyolali tapi tinggal di sa da 2006 lalu menggegerkan masyarakat karena membunuh cara membekap mereka dengan bantal sampai meninggal. snya. Banyak yang mengira bahwa alasan pembunuhan itu an masalah ekonomi dan mengkhawatirkan masa depan n diputus bebas oleh pengadilan dan diperintahkan u kit Jiwa. Pak F kebetulan tergabung didalam tim psikologi waktu itu, dan cerita latar belakang kenapa Bu A me nya inilah yang mengundang kucuran airmata dan menega ngarnya
ilang adalah potret sempurna dari keberadaan seorang a kademiknya selalu cemerlang. Pengalaman sosialnya juga an anak yang diidam-idamkan semua orangtua, titik. K seorang ibu, dia juga tidak beda dengan ibu-ibu lainny nya, segenap jiwa dan raga. Lantas kenapa dia samp -anaknya sendiri?? Sebelum mengungkapkan alasan yang memeriksanya, Pak F menggambarkan suasana siang itu sudah bulat diambilnya sejak beberapa waktu sebelumnya.
eling face-to-face, berarti onselor yang adalah juga luk social membutuhkan embantu klien mengatasi eri layanan. Ketika terjadi l, tentunya konselor tidak i diskusi professional dan agaimana batasan-batasan h konselor.
di dilapangan. Bagaimana nilah yang menjadi tujuan ang mengalami STS atau
mendalam. Bekas yang engalami kejadian secara ubuh anda cacat atau kaki da yaitu kaki anda patah, iki tangga atau berada di iba-tiba pusing, dan Anda
laman traumatis luar biasa ok, sebagai berikut :
satu kota, lulusan uh ketiga anaknya al. Mungkin masih itu adalah karena pan anaknya yang untuk menjalani gi yang memeriksa memutuskan untuk egakkan bulu roma
Siang itu si anak sulung N sholat Bu A menyambut ke Kemudian disiapkannya ma Fs (3 tahun, si anak tengah
Sepanjang makan siang itu mereka daripada hari-hari mereka diberi pakaian yan menyuruh si sulung berma kamar. (Aku tidak yakin y tetapi kurang lebih begitu k kamar).
Bu A tak lupa mengajak si beberapa lagu pengantar tid
sudah tertidur pulas, diam kuat….lama….cukup lama
Kemudian Bu A memang saudaramu tidur siang nak
kecil ke hangatnya tidur s
untuk ditangkupkan ke wa
saudara yang tanpa sepeng
Dan terakhir, si bungsu U
kakaknya…meregang nyaw
***
Kisah diatas sangat meng
mengerikan adalah alasan hal seperti ini kurang masu lebih bisa mengatasi tekan (seperti yang diceritakan daripada yang kami semu
psikologi, terungkap alasan
A dari luar memang potret dirinya dihadapan semua o ibu kandungnya sendiri. Ib dicapai oleh putrinya. Da apapun Ani berusaha mem pulang adalah omelan tida berhadapan dengan ibuny dengan prestasi teman lain yang dilihat sang Ibu adala tanda ketidakpuasan, sepe merupakan sebuah luka
N (6 tahun) baru pulang sekolah. Mungkin sekitar dhuhur t kedatangan si sulung dengan senyum dan pelukan sayan makan siang untuk N, ditemaninya si sulung makan siang b
ah) . Si bungsu U (9 bulan) saat itu sedang tidur siang.
itu, Bu A lebih banyak mengelus rambut anak2 dan m ari yang lain. Setelah selesai disuruhnya N dan Fs mandi. ang nyaman dan dibedak seluruh tubuhnya sampai harum. rmain di ruangan lain sementara dia mengantar si tengah in yang mana diantara mereka yang lebih dulu diminta un
itu kejadiannya, satu anak diantar tidur siang dan yang lain
si anak membaca doa sebelum tidur, bahkan dengan lemb tar tidur yang diminta anaknya. Ketika kemudian dia yakin
iambilnya bantal dan ditangkupkannya ke wajah anaknya a sampai nafas si anak berhenti…
nggil si anak lain yang sedang bermain di luar kamar nak…” Dengan kelembutan dan kasih sayang yang sama d
r siang dan mimpi yang indah… Dan Bu A sekali lagi me wajah si kecil… Si kecil pun kembali meregang nyawa te
engetahuannya sudah lebih dulu meninggalkannya.
u U, yang masih bayi dan terlelap tidur pun, kemudian m
awa didalam pelukan Bu A…
engerikan buat kita semua, tentu saja… Tetapi kalau
an Bu A melakukannya. Kalau melihat latar belakang pend asuk akal. Seharusnya Bu A sebagai seseorang yang berpe kanan mental maupun emosi didalam dirinya. Tetapi apa y n oleh Pak F di PSC) ternyata memang sangat besar, ja mua kira. Setelah melewati penggalian yang lama dan
san sebenarnya dibalik keputusan Bu Ani…
tret anak yang sempurna. Tetapi sangat ironis dan dramatis, a orang, ternyata tidak bisa dilihat oleh si Ani terpancar k Ibunda dari A, diceritakan tidak pernah merasa puas deng Dan sang Ibu adalah tipe wanita yang SANGAT PENGO
emberikan yang terbaik dalam hidupnya, tetap saja yang d tidak puas dari ibunya. Sebanyak apapun nilai A yang dia unya langsung menjadi tidak berarti karena akan selalu lain yang nilai A nya lebih banyak. Setinggi apapun prestasi
dalah orang lain yang berprestasi lebih tinggi lagi. Omela epertinya hanya itu yang Ani dapat selama dia tumbuh d luka yang besar yang kemudian berurat akar d
hur, ketika sehabis yang seperti biasa. g bersama adiknya
menciumi kepala di. Sehabis mandi, m. Bu A kemudian gah tidur siang di untuk tidur siang, in bermain di luar
mbut menyanyikan kin bahwa si anak
ya tersebut….kuat
-ar. “Ayo, temani a diantarkannya si mengambil bantal a tepat disamping
n menyusul kedua
u ada yang lebih
ndidikannya, tentu rpendidikan tinggi, a yang dialaminya , jauh lebih besar n dalam oleh tim
Ketika Ani menikah serta m
bahkan sama sekali bukanla
Selama mendidik putra-putr mendidik dia dulu, tanpa niatnya untuk bertekad tid
tetapi sesering itu juga ta
(walaupun tidak sebanyak
ibu…
A kemudian belajar dan m
mungkin terhapuskan… Le
menurun dan melukai an torehkan tanpa sadar keda kuat, bahkan tekad bula menghentikannya…
Sebagai seorang ibu, A m oleh luka dan kebiasaan bu lebih buruk lagi, sekarang, yang terlaknat juga, yaitu orangtua, tanpa sadar me apapun mereka mungkin ak
Tak terbayangkan oleh A n kepada keturunannya. Kala hidup banyak orang kare
kemudian hanya akan ber
Konon, Bu A masih meng
sebagai seorang ibu yang sanggup lagi mencin
***
Cerita di atas, kalau diti mungkin Anda akan memikirkan dengan Anda sebelum dia mem mengalami ketakutan/trauma men oleh bu A. Maka bahasan ini m membantu klien yang mengalami tr
Bidangtraumatologi(stu yang pesat di akhir dekade ini (Fi seseorang akan mengalami dampa itu, pada tahun 1980,American Ps Disorder(PTSD) dalamDiagnos Diagnosis ini melihat simtom-sim
ta melahirkan ketiga anak-anaknya, omelan-omalen tak pua
anlah yang terburuk yang bisa terjadi…
putrinya, pelan-pelan Ani belajar dan menyadari bahwa ke pa sadar seringkali dilakukannya pada anak-anaknya. S tidak mau meniru cara mendidik ibunya yang penuh omela
tanpa disadarinya, itu terjadi… Anaknya tumbuh denga
ak dirinya, tetapi) mirip dengan yang selalu diterimanya
menemukan bahwa luka yang ditorehkan sang ibu didalam
Lebih buruk lagi, kemudian dia memutuskan bahwa luk
anak-anaknya juga… Luka yang kali ini dia timbulkan
edalam hidup anak-anak yang dicintainya… Luka yang m
ulatnya yang kuat untuk menjadi ibu yang baik p
merasa bahwa dia adalah ibu yang sudah terlanjur terla buruk tak tersembuhkan yang sudah kadung ditorehkan ib ng, tanpa dia sadari dan bisa hentikan, dia akan mencetak 3 aitu anak-anaknya. Ani merasa nanti ketika anak2nya mereka pasti akan mewarisi caranya memperlakukan ana
akan mencoba menghentikannya.
A nasib cucu dan keturunannya, kalau luka ini akan terus Kalau omelan-omelan jahanam itu akan terus menelan k arena tidak bisa dihentikan penularannya. Melukai bany
berakhir sama, menjadi penyebar dan pembawa kebiasaan
engakui betapa cintanya dia pada sang bunda… Tetapi
ng juga sangat mencintai N, Fs dan U, Bu A memutuskan cintai anak-anaknya… Tidak dengan cara
ditindaklanjuti dengan konseling misalnya Bu A adalah k an Bu A diluar proses konseling, membayangkannya an embunuh ke-3 anaknya. Mungkin saja itu akan menye
enghadapi anak kandung Anda sendiri, terbayang-bayang i menyangkut tentang kejadian traumatis yang mungkin d
i trauma.
studi mengenai individu yang mengalami trauma) telah m i (Figley, 1995). Salah satu kontribusinya adalah meningka
pak psikologis yang berat ketika mengalami kejadian yang Psychiatric Associationmempublikasikan adanya diagnosis nostic and Statistic Manual of Mental Disorder(Third simtom yang umumnya dialami oleh individu-individu ya
puas dari sang ibu
kebiasaan ibunya . Sekeras apapun elan tak puas itu,
ngan omelan yang
ya dulu dari sang
lam hidupnya, tak
luka itu menular, an sendiri…. Dia menyebar dengan
pun, tak kuasa
rlaknat. Terlaknat ibunya dulu. Dan k 3 calon orangtua ya sudah menjadi nak-anak, sekeras
rus menjalar turun n korban, melukai anyak orang yang
aan terkutuk itu…
pi pada akhirnya,
n bahwa dia tidak
seperti itu…
h klien Anda..maka akan andai saja bu A ketemu yebabkan Anda menjadi ng kejadian yang dialami dialami konselor dalam
sebagai gangguan psikiatris. PT pengalaman traumatis.
Konsep PTSD mendor dilaporkan bahwa ternyata individ (victims) tapi juga mencakup mere lain, individu dapat mengalami tr mendapatkan ancaman bahaya sec itupun dapat berpotensi untuk mem trauma yang rentan terhadap trau yang ingin menolong korban (Figle
Hal ini dijelaskan oleh C klien yang trauma pada sebuahTr konselor. Efek ini justru muncul kepada klien serta dorongan yang seorang konselor trauma bisa ik Disorder(PTSD) yang dimiliki o denganSecondary Traumatic Str merupakan suatu konsekuensi ting trauma yang dialami olehsignifica oleh orang lain, tetapi kemudia mendengarkan kisahnya (Sidab “reaksisecondary catastrophic str ketegangan emosional (seperti kes kepedulian, dan pertolongan pada
Ppenjelasan di atas seba tenaga professional yang memb dijangkiti oleh STS.
Fenomena tentang STS orang lain (Figley dalam Rudolph, kesedihan terhadap orang lain penderitaan mereka dan menghila STS (Joinson, dalam Stamm, 1999
Berdasarkan definisi di gangguan atau rasa sakit psikolo dengan klien yang mengalami tr konsekuensi yang alamiah akibat konsekuensi ini dapat menimbulka
DAMPAKSECONDARY TRAU
Para peneliti telah memb simtom PTSD (Conrad dan Perry mengalami trauma memiliki efek bahwa reaksi ini mungkin saja te profesional seseorang (Edelwich dihasilkan dari proses pemaparan (Stamm, 1999) melihat bahwa pe
PTSD merepresentasikan betapa berbahayanya pengaru
orong penelitian-penelitian di bidang traumatologi. D ividu yang tergolong mengalami trauma bukan hanya kor ereka yang terkena trauma secara tidak langsung (Pickett, 1 i trauma tanpa harus secara fisik berhadapan dengan pe secara langsung. Selain itu, hanya dengan mendengar tenta
embawa kondisi traumatik. Tidak hanya keluarga dari sese trauma sekunder, tetapi juga para pekerja kesehatan menta Figley, 1995).
Charles R.Figley dan B.Hudnall Stamm (Stamm, 1999), y Trauma Center. Ia menyadari adanya suatu efek negatif y cul karena upaya seorang konselor dalam memberikan pe ng kuat untuk membantu klien. Menurut Figley dan Stamm ikut mengalami beberapa simtom yang serupa dengan i oleh klien mereka. Figley (dalam Richardson, 2001) me
Stress(selanjutnya disebut STS), yaitu suatu hal yang tingkah laku dan emosi sebagai akibat dari pengetahuan me ificant other. Istilah ‘sekunder’ mengacu pada kenyataan ba
dian ikut dialami oleh pihak yang mengamati, memb idabutar, 2003). Figley (1995) juga menyebut kond stress”, yang berarti bahwa empati terhadap pengalaman or kesedihan, kemarahan, dll). Hal ini merupakan “harga” dari
da individu yang mengalami trauma.
bagai argumentasi peristiwa STS dapat terjadi pada kons bantu klien agar terlepas dari masalah trauma yang d
S juga diasosiasikan dengan “cost of caring” terhadap lph, Stamm, danStamm, 1997). Adanya suatu perasaan simp in yang menderita, disertai dengan keinginan yang kua
hilangkan faktor penyebabnya menyebabkan seseorang mu 99).
di atas, maka STS merupakan istilah yang digunakan u ologis yang berkembang pada para profesional kesehatan i trauma (Chrestman dalam Stamm, 1999). Meskipun
at seseorang mendampingi orang lain yang mengalami tra lkan stres yang sangat berat.
AUMATIC STRESSBAGI KONSELOR
mbandingkan efek trauma klien pada pekerja kesehatan m erry dalam Hesse, 2002). Mereka sependapat bahwa beke ek yang tak dapat dielakkan, mengganggu, dan jangka pan a terjadi tanpa memandang suku, jenis kelamin, usia, dan ichdan Brodsky, dalam Hesse, 2002). Beberapa peneliti ran dari pengalaman traumatik yang dialami oleh orang la pengalaman bekerja dengan klien yang mengalami traum
aruh biopsikososial dari
Dari ratusan penelitian korban trauma itu sendiri tt, 1998). Atau dengan kata peristiwa traumatik atau tentang kejadian traumatik eseorang yang mengalami ntal dan orang-orang lain
, yang bekerja menangani f yang dialami oleh para perhatian dan berempati
m (dalam Stamm, 1999), nPost Traumatic Stress mendefinisikan situasi ini g terjadi secara natural, mengenai suatu peristiwa bahwa trauma itu dialami mberikan bantuan, atau ondisi tersebut sebagai orang lain menghasilkan ari memberikan perhatian,
nselor. Konselor sebagai dialaminya, juga dapat
p penderitaan emosional pati yang mendalam dan kuat untuk meringankan mudah untuk mengalami
untuk mendeskripsikan tan mental yang bekerja n STS merupakan suatu trauma, namun tentu saja
seorang konselor atau terapis m traumatis klien juga mempengaruh
Anda mungkin pernah m ditulis oleh Flora Rheta Schreiber dialami seorang anak perempua mengharamkan, kejam, dan tidak hysteria melawan pengalaman tr dirawat oleh seorang psikiater ber semua kepribadiannya kembali me pernyataan sebagai berikut : “ Den pasiennya maupun dirinya sendiri,
Kalimat ini, penulis makn yang memiliki kepribadian seban dari 35 tahun. Ada saatnya Dr. Wilb
Terkait dengan itu menu umumnya menunjukkan simtom tidur,Kemarahan, Ketakutan yang buruk, Kehilangan control, Depr mengganggu fungsi profesional in
DISKUSI PROFESIONAL: STR
Konselor perlu mewaspa menciptakan perubahan pada klie teknik (McAuliffe & Lovell, Ro bertumbuh sebagai seorang man profesional maupun global. Deng menolong yang lain untuk melak konselor yang efektif peka terh mendengarkan, mencari klarifikas Harris, & Schuerger, 1993 dalam Sa
Kemampuan konselor un membuat seseorang peka terhada penyembuh luka (May, Remen, Y fenomena paradoks. Individu yan wawasan untuk diri sendiri dan du emosionalnya (Miller, Wagner, B konselor yang mempunyai peng berkomunikasi dan bersikap jujur T. Gladding, 2012: 41).
Samuel T. Gladding, (201 tindakan mereka secara intuitif d Akan sangat membantu apabila se hidup yang memungkinkan merek dan bertindak tepat.
menjadi lebih baik atau buruk. Dengan demikian, peris ruhi kehidupan pribadi konselor.
membaca kisah Sybil, kisah nyata seorang gadis dengan iber (1973) yang diterjemahkan oleh Sarlito W.Sarwono (19 uan bernama Sybil dibesarkan dalam lingkungan kelua ak memberi peluang untuk jalan keluar. Split of persona traumatis yang dialaminya. Menarik dalam buku ini dic bernama Dr. Wilbur, yang lebih kurang selama 35 tahun m i menyatu. Pada bagian cerita itu dihalaman 394 paragraf ke
engan mempertimbangkan parahnya problem-problem yan iri, Dr. Wilbur menyadari bahwa ia sdang menghadapi krisis
aknai bahwa terjadi STS dalam diri Dr. Wilbur. Dapat dibay anyak 16 dengan karakteristik tingkah laku berbeda-beda, Wilbur, mengalami stress dari peristiwa traumatis yang diala
nurut Beaton dan Murphy (dalam Cornille, 1999), individu tom-simtom yang sama dengan PTSD, antara lain ng intense, Gangguanmemory,Sensitif, Cemas, Menekan presi, Tendensi untuk bunuh diri. Selanjutnya, efek dari l individu.
STRATEGI MENGATASISTSPADA KONSELOR
spadai STS. Terkait STS kepribadian dari seorang konselo lien dibanding kemampuan mereka dalam menguasai peng Roger , 1961, dalam Samuel T. Gladding, 2012: 40). anusia dan menolong yang lain untuk melakukan hal ya engan kata lain, konselor yang efektif bertumbuh sebagai lakukan hal yang sama, baik secara personal maupun glo terhadap diri mereka dan orang lain. Mereka memonito
asi, mengeksplorasi perbedaan kultural dan rasial secara ter m Samuel T. Gladding, 2012: 40).
untuk bekerja dari perpekstif pengalaman emosional yan dap diri sendiri dan orang lain adalah karakter yang diseb , Young, & Berland, 1985 Samuel T. Gladding, 2012: 4 ang pernah tersakiti dan mampu mengatasi rasa sakit ters dunia akan mampu menolong orang lain yang berjuang un , Britton, & Gridley, 1998). Mereka telah merasakan apa ya engalaman hidup menyakitkan dan mampu menanganin jur (autentik) dengan klien yang mempunyai masalah (Foste
2012: 41) menegaskan seorang konselor yang efektif memili if dan didasarkan pada apa yang menurut hasil pengamata
selama hidupnya konselor tersebut sudah mengalami berbag reka menyadari apa yang akan atau tengah dialami klien me
eristiwa dan pengalaman
gan 16 kepribadian yang (1984). Kisah tragis yang luarga yang picik, serba nality merupakan gejala diceritakan bahwa Sybil merawat Sybil sehingga ke 3, penulis menemukan ang sedang dihadapi oleh isis professional.”
ibayang, menghadapi klien da, dan itu dilayani lebih ialami kliennya.
idu yang mengalami STS lain :Adanya gangguan an emosi tertentu, Mimpi ari STS itu sendiri akan
elor sangat kurisal dalam engetahuan, keahlian atau ). Konselor yang efektif l yang sama, baik secara gai seorang manusia dan global. Dengan kata lain, nitor prasangka mereka, terbuka dan positif (Ford,
yang sudah teratasi yang isebut Rollo May sebagai : 41). Hal ini merupakan tersebut serta memperoleh untuk mengatasi masalah yang klien rasakan. Jadi, ninya, biasanya mampu Foster, 1996 dalam Samuel
Auvenshine dan Noffsin efektif adalah konselor yang secar dalam kesadaran tersebut serta ma
Menghadapi pengalaman digambarkan di atas, konselor ha manusia yang merupakan makhluk
mengatasi persoalan STS yang dia
Diskusi profesional adala lebih.Batasan yang tidak boleh dila yang memahami bimbingan kons ilmiah yaitu untuk kepentingan d memelihara azas kerahasiaan.
Hal yang dibahas dalam sedang ditangani dalam konselin wawasan konselor dalam melayan dialami oleh konselor dan (3) kon sekali lagi diskusi profesional men
Secara formal sebenarn (musyawarah Guru Pembimbing) sebulan. Legal formal bagi forum aya (1) menyatakan bahwa te meningkatkan dan/atau menge kesejahteraan tenaga kependidika menjadi tempat bagi Guru Pembim
Dalam Petunjuk penye profesional Guru pembimbing dar dan untuk sesama peserta dalam h dan bertanggungjawab melaksanak
a. menumbuhkembangkan kegiata mempersiapkan, melaksanakan, rangka meningkatkan keyakinan
b. Menyetarakan kemampuan da sehingga dapat menunjang us pendidikan.
c. Mendiskusikan permasalahan y mencari cara penyelesaian yang sekolah dan lingkungan.
d. Membantu Guru Pembimbin keilmuan, teknologi, kegiatan pe
e. Saling berbagi informasi dan teknologi BK
singer (1984) dalam Samuel T. Gladding,( 2012:44) men cara emosi dewasa, stabil, dan objektif. Mereka memiliki ke mampu mengelola kelebihan dan kekurangan mereka secara
an STS yang dirasakan konselor maka sebagai individ harus mampu mengatasi STSnya. Sebagai sebuah profesi luk sosial, maka diperlukan orang lain sesama profesional d
dialami oleh konselor.
alah : pembahasan masalah yang dialami oleh klien yang dih dilampau dalam melakukan diskusi profesional adalah (1) d onseling, (2)tidak menyebutkan nama klien (3) tujuannya
dan kebahagiaan klien, (4) tidak membicarakan pribadi k
m diskusi profesional biasanya adalah masalah klien yang ling. Jelas dalam hal ini manfaat dari diskusi profesional ani klien, (2) membantu konselor memahami persoalan-per onselor dapat mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dilaku
enjadi wadah bagi konselor untuk mengatasi STS yang dira
arnya bagi konselor sekolah di Indonesia, mereka m ing) dan diskusi profesional yang diselenggarakan period um ini adalah PP No.38 Th 1992 tentang Tenaga Kependidik tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi
gembangkan karir, kemampuan, kewenangan profess ikan demi tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. bimbing/guru BK atau konselor sekolah untuk melakukan dis
yelenggaraan MGP (1996) dijelaskan MGP adalah f dari sejumlah sekolah. Pengertian Musyawarah mencermin hal ini Guru Pembimbing (SLTP/SMU Negeri maupun S nakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Tujuan
iatan Guru Pembimbing untuk meningkatkan kemampuan d an, mengevaluasi, menganalisis dan menindaklanjuti progr inan diri sebagai Guru pembimbing profesional.
dan kemahiran profesional Guru Pembimbing dalam mela usaha peningkatan dan pemerataan mutu serta keterka
n yang dihdapi oleh Guru Pembimbing dalam melaskanaka ng sesuai dengan karakteristik pelayanan BK, pribadi Guru
bing memperoleh informasi teknis edukatif yang berk pelaksanan pelayanan BK dan berbagai kebijakan
dan pengalaman dalam rangka mengikuti perkembangan
enyatakan konselor yang i kesadaran diri dan matap ara realistis.
vidu yang efektif seperti si dan disisi lain sebagai l dalam
dihadiri oleh 2 orang atau ) diikuti oleh orang-orang nya posititf, objektif dan i klien secara negatif (5)
g sudah, akan/belum dan al yaitu : (1) menambah ersoalan yang rumit yang ilakukannya. Dalam hal ini
irasakannya.
memiliki forum MGP iodik seperti 1 x dalam idikan, bab XIII, pasal 61 si sebagai wadah untuk essional, martabat dan l. Forum atau wadah ini diskusi profesional.
forum/wadah kegiatan inkan kegiatan dari, oleh Swasta) yang mengasuh an MGP adalah :
n dan keterampilan dalam gram kegiatan Bk dalam
elaksanakan kegiatan BK rkaitan dan kesepadanan
kan tugas sehari-hari dan uru Pembimbing, Kondisi
rkaitan dengan kegiatan
f. Membantu GP dalam melatih pendukung dan kegiatan penunj
g. Membantu GP dalam menegak
Berdasarkan penjelasan profesional dengan memanfaatkan profesional secara rutin akan mem
PENUTUP
Secara natural, empati y keinginan yang kuat untuk mem mewaspadainya dan mengatasinya konselor dan dapat diatasi, akan m (autentik) dengan klien yang mem
DAFTAR PUSTAKA
Baird,S., Jenkins, S.R. (2003). V Assault and Domestic Vio
Birck, A. (2001). Secondary Survivors.Traumatology
Cornille, T.A. & Meyers, T.W. (1 Predictive Factors.Traum
Courtois,C.A. (1993). Vicarious T
Depdikbud dan P3KG .(1996). Petu
Flora Rheta Schreiber. (1984). Sy W. Sarwono). Jakarta: PT
Figley, C.R. (1995).Compassion University Traumatology
Figley, C.R. & Stamm, B.H. (
at http://www.sidran.org/d
Hesse, A.R. (2002). Secondary T Social Work Journal, vol
Jenkins, S.R., Baird, S. (2002 Study.Journal of Trauma
Lonergan, B.A. (1999).The De Perspectives and Experie
Mc.Cann, I.L & Saakvitne, K.W Traumatic Stress Disorde Disorder from Treating th
latih diri untuk berbagai keterampilan dalam melaksana njang BK dengan motto BK Peduli Siswa
akkan kode egtik profesional BK
an di atas, dapat dilihat bahwa Konselor sekolah, per tkan forum Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) tersebu
eminimalisir kondisi STS yang dialami oleh konselor.
ti yang dilakukan konselor pada klien yang mengalami p embantu memungkinkan terjadinya secondary traumatic inya dengan melakukan diskusi professional. Pengalaman tra
n membantunya sehingga memiliki kemampuan berkomunik empunyai masalah yang sama di kemudian hari.
. Vicarious Traumatization, Secondary Traumatic Stress, a Violence Agency Staff. Journal Violence and Victims, vol. 1
ry Traumatization and Burnout in Professional Wo gy, vol. 7, 1-4.
. (1999). STS Among Child Protective Service Workers: Pr umatology, vol. 2, 71-93.
s Traumatization of The Therapist.NCP Clinical Newsletter
Petunjuk Penyelenggaraan Musyawarah Guru Pembimbing.
Sybil Kisah Nyata Seorang gadis dengan 16 Kepribadian (te : PT. Sinar Agape press.
ion Fatique : An Introduction.Advanced Intervention Me gy Institute.
. (1996). Psychometric Review of Compassion Fatique
rg/digicart/products/stms.html.
y Trauma : How Working with Trauma Survivors Affec vol 30, 293–310.
02). Secondary Traumatic Stress and Vicarious Trau matic Stress, vol. 5, 423–432.
Development of Trauma Therapist : A Qualitative Stu riences. Colorado : Counselling Psychology.
.W. (1995). Treating Therapists with Vicarious Traumatiz rder.Dalam C.R. Fifley (Ed), Compassion Fatique : Secon g the Traumatized. New York : Brunner/ Mazel, Publishers.
nakan layanan, kegiatan
perlu melakukan diskusi ebut. Pelaksanaan diskusi
i peristiwa traumatis dan tic stress. Konselor perlu traumatis yang dirasakan unikasi dan bersikap jujur
s, and Burnout in Sexual l. 18, 71-85.
Working with Torture
Prevalence, Severity and
tter 3, 2.
g. Jakarta: Depdikbud
(terjemahan oleh: Sarlito
Methods. Florida State
ue Self Test. Available
fects Therapists.Clinical
auma : A Validational
Studi of the Therapist’s
atization and Secondary condary Traumatic Stress
Pickett,G.Y. (1998). Therapist in Vicarious Traumatization
Richardson, J.I. (2001).Guideboo Canada : Family Violenc
Rudolph, J.M., Stamm, B.H., Sta Providers, & Administr Traumatic Stress Studies,
Samuel T. Gladding. (2012). Kons
Schauben, L., & Frazier, P. (199 violence survivors.Psych
Sexton, L. (1999). Vicarious Trau Guidance & Counselling,
Sidabutar. S.I.E., Dharmawan. Komunitas. Refleksi Untu
Stamm, B.H. (1999).Secondary Tr : Sidran Press.
Steed, L.G. & Bicknell (2001). Tr of Sexual Abuse.The Aus
Steed, L.G. & Downing, R. (199 Counsellor Working in Trauma Studies.
Wibe, R.L. (2001).The Influence Western University.
t in Distress :An Integrative Look at Burnout, Secondary tion. Dissertation. University of Missouri-St. Louis.
book on Vicarious trauma : Recommended Solutions for nce Prevention Unit.
Stamm, H.E. (1997). Compassion Fatique : A Concern for istration.Poster at the 13th Annual Meeting of the Inte ies, Montreal, PQ,CA.
onseling : Profesi yang menyeluruh. Jakarta: PT. Indeks.
995). Vicarious trauma the effects on female counselors o ychology of Women Quarterly, 19,49-64.
raumatisation of Counsellors and Effects on Their Workpa lling, 27, 3, 393–403.
. L.I., Poerwandari, K., Nurhaya,N. (2003).Pemulihan ntuk Konteks Indonesia. Jakarta : Kontras.
y Traumatic Stress. Self Care Issues for Clinicians, Researc
Trauma and Therapist : The Experience of Therapist Workin Australian Journal of Disaster & Trauma Studies, 1.
998). A Phenomenological Studi of VT Amongst Psycho in The Field of Sexual Abuse/ Assault.The Australian J
ce of Personal Meaning on Vicarious Traumatization in The
ary Traumatic Stress and
for Anti-Violence Worker.
for Mental Health Policy, International Society for
s of working with sexual
kpaces.British Journal of
an Psikososial Berbasis
archers & Educators.MD
rking with the Perpetrator
hologist and Professional n Journal of Disaster &