• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BEKERJA TENTANG PENYIMPANAN ASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BEKERJA TENTANG PENYIMPANAN ASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU

BEKERJA TENTANG PENYIMPANAN ASI

G.A. Martha Winingsih Ni Luh Putu Yulia Laksmi Dewi

Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : gekmartha@gmail.com

Abstract: Knowledge Working Mothers With Attitude About storage of breast milk.

The aims of this study to determine the correlation between knowledge with attitude working mothers on breast milk storage in BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST 2016. This research uses analytical methods with cross sectional approach. The study was conducted in BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST with a sample of 35 respondents, conducted from August 7 until February 20, 2016. The type of data collected are primary data questionnaire instrument. Ordinal measuring scale correlated using Spearman Rank. The research showed 16 respondents, nearly half (45.7%) have good knowledge about breast milk storage, and most of that is 22 respondents (62.9%) have a positive attitude about the storage of breast milk. There was a significant correlation with the level of strong correlation between knowledge and attitudes about working mothers breast milk storage. Test results obtained by Spearman Rank correlation coefficient of 0.612 and p = 0.00 significance level (p <0.05).

Abstrak : Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Bekerja Tentang Penyimpanan ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu bekerja tentang penyimpanan ASI di BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian dilakukan di BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST dengan jumlah sampel 35 responden, dilakukan pada tanggal 7 sampai 20 Februari 2016. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dengan instrument kuisioner. Skala ukur ordinal dikorelasikan dengan menggunakan Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 16 responden yaitu hampir setengahnya (45,7%) memiliki pengetahuan baik tentang penyimpanan ASI, dan sebagian besar yaitu 22 responden (62,9%) memiliki sikap positif tentang penyimpanan ASI. Ada hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu bekerja tentang penyimpanan ASI. Hasil uji Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,612 dan p=0,00 dengan tingkat signifikansi (p<0,05).

(2)

G.A. Martha Winingsih, dkk, Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Bekerja Tentang Penyimpanan ASI

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang penting untuk mencerminkan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan AKB yaitu 32/1000 KH, angka tersebut belum mencapai target

Millennium Development Goals (MDGs) yakni menurunkan AKB menjadi 23/1000 KH. Usaha yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKB adalah dengan pemberian ASI eksklusif karena berdasarkan penelitian, pemberian ASI dapat membantu menurunkan angka kesakitan dan AKB, khususnya neonatus (55% - 87%). Memberikan ASI adalah kewajiban bagi setiap ibu kepada bayinya, namun saat ini tidak semua ibu memberikannya karena kurangnya informasi dan pengetahuan, tidak memiliki keyakinan diri, pola dan gaya hidup praktis, serta faktor kesibukan atau pekerjaan, sehingga lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya (Nurani, 2013).

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa ibu yang bekerja sekitar 70%, hal tersebut bukan berarti bahwa bayi tidak dapat memperoleh ASI sama sekali. Memberikan ASI perahan dapat menjadi solusi bagi ibu yang bekerja, walaupun tidak mampu menggantikan tindakan menyusui. Fenomena yang terjadi adalah banyak ibu khawatir dan beranggapan bahwa ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi saat ibu bekerja. Hal ini menyebabkan ibu berkeinginan untuk memberikan susu formula, walaupun sebenarnya ibu bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayi dengan memerah dan menyimpannya (Prasetyono, 2009). Memerah ASI juga membantu mendekatkan keluarga dengan bayi karena mereka dapat ikut terlibat dalam memberikan ASI dengan menggunakan botol. ASI Perahan (ASIP) yang telah diperah harus disimpan dengan baik sehingga dapat dipergunakan oleh

bayi saat ibu tidak sedang berada bersama bayinya misalnya saat ibu bekerja. ASI Perahan (ASIP) yang sudah disimpan dan kemudian dihangatkan sebaiknya digunakan dalam 24 jam dan tidak disimpan kembali (Nurani, 2013). Penelitian Fayed et.all (2012), menyatakan tentang dampak pekerjaan terhadap praktek pemberian ASI, bahwa sebagian besar ibu bekerja menghentikan pemberian ASI setelah kembali bekerja. Penelitian ini juga menunjukan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penghentian pemberian ASI adalah kurangnya fasilitas di tempat kerja terhadap proses pemberian ASI yaitu tempat memerah dan penyimpanan ASI. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis di BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST pada tanggal 26 November 2015 pukul 17.00 WITA – 22.00 WITA, didapatkan hasil dari 15 ibu yang bekerja 10 orang ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya. Enam orang ibu tidak memberikan ASI dengan alasan belum mengetahui mengenai penyimpanan ASI, dan empat orang ibu sudah mengetahui namun belum melaksakan dengan alasan kesibukan bekerja.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu untuk menganalisa hubungan pengetahuan dengan sikap ibu bekerja tentang penyimpanan ASI. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang datang ke BPM I.G.A.A. Alit Tristuti, S.ST yang mempunyai bayi umur nol sampai enam bulan dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Teknik

(3)

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 7, No. 2, Desember 2017, hlm 40 - 43 kuesioner. Instrumen pengumpulan data

dengan menggunakan kuesioner dengan pernyataan tertutup yang terdiri dari 15 pernyataan tentang pengetahuan dan 10 pernyataan tentang sikap.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dideskripsikan sesuai hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Responden tentang

Penyimpanan ASI

No Pengetahuan Frekuensi

(f) responden diperoleh, hampir setengah yaitu 16 orang responden (45.7%) memiliki pengetahuan baik, sebagian kecil yaitu sembilan (9) responden (25,7%) memiliki pengetahuan cukup, hampir setengah yaitu 10 responden (28,6%) memiliki pengetahuan kurang tentang penyimpanan ASI. Umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Hal ini dibuktikan dari tingkat pendidikan responden yaitu hampir setengah yaitu 15 responden (42,9%) berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). Sesuai dengan Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sumber informasi, pengalaman dan usia. Faktor yang diduga mempengaruhi dalam penelitian ini ialah sumber informasi karena di BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST memberikan KIE mengenai penyimpanan ASI. Sumber informasi dapat mempengaruhi pengetahuan karena faktor informasi yang

diterima secara berulang - ulang serta motivasi yang dimilki untuk memperoleh informasi tersebut akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang akan suatu hal. Sesuai dengan Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan perabaan. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu obyek atau informasi. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan informasi tersebut secara benar. Responden pernah mendapatkan informasi tentang penyimpanan ASI sehingga pengetahuan responden baik

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Penyimpanan ASI

(4)

G.A. Martha Winingsih, dkk, Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Bekerja Tentang Penyimpanan ASI penyimpanan ASI dipengaruhi oleh

sumber informasi yang didapat, faktor orang lain yang dianggap penting, fasilitas dan faktor emosi dalam diri sendiri. Selain itu responden lebih banyak mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya. Ini dibuktikan sebagian besar yaitu 24 responden (68,6%) mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan. Faktor orang lain yang dianggap penting yaitu pengaruh dari suami yang bersikap positif sehingga ibu ikut bersikap positif. Faktor emosi dalam diri sendiri yaitu perasaan siap dalam kenyataan bahwa ibu tetap bisa memberikan ASI walaupun ibu tidak berada dirumah (bekerja).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Responden tentang responden, hampir setengahnya yaitu 12 responden (34,3%) memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif tentang penyimpanan ASI, sebagian kecil yaitu empat (4) responden (11,4%) memiliki pengetahuan baik dengan sikap negatif tentang penyimpanan ASI. Sebagian kecil yaitu enam (6) responden (17,1%) memiliki pengetahuan cukup dengan sikap positif tentang penyimpanan ASI, sebagian kecil yaitu tiga (3) responden (8,6%) memiliki pengetahuan cukup dengan sikap negatif tentang penyimpanan ASI.

Sebagian kecil yaitu empat (4) responden (11,4%) memiliki pengetahuan kurang dengan sikap positif tentang penyimpanan ASI, sebagian kecil yaitu enam (6) responden (17,1%) memiliki pengetahuan kurang dengan sikap negatif tentang penyimpanan ASI. Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu bekerja tentang penyimpanan ASI di BPM I.G.A.A. Alit Triastuti, S.ST tahun 2016. Analisa tersebut berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman

dengan tingkat signifikan 0,000 (p < 0,05) melalui komputerisasi SPSS 17.0 dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,612 yang berada dalam rentangan 0,60 – 0,799. Hal ini sesuai dengan teori yang diajukan oleh Fisbein dalam Azwar (2009) dinyatakan bahwa pengetahuan berhubungan erat sekali dengan sikap, artinya seberapa besar pengetahuan seseorang mengenai obyek akan menentukan sikap mereka terhadap obyek tersebut. Semakin tinggi pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek diharapkan akan menghasilkan sikap yang tepat (positif) pada obyek tersebut. Begitu juga sebaliknya semakin rendah pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek maka akan menghasilkan sikap yang kurang tepat (negatif) pada obyek tersebut. Selain itu Notoatmodjo (2007) dikatakan bahwa untuk menimbulkan suatu respon dalam bentuk sikap dari subyek terhadap obyek yang diketahui maka perlu dimulai dari pengetahuan.

SIMPULAN

Simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap Ibu Bekerja tentang Penyimpanan ASI di BPM I.G.A.A. Alit

Triastuti, S.ST sebagai berikut. Hampir

(5)

memiliki sikap positif tentang penyimpanan ASI. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu bekerja tentang penyimpanan ASI dengan tingkat hubungan yang kuat.

DAFTAR RUJUKAN

Azwar. (2009) Hubungan Pengetahuan dengan Sikap. Jakarta : Pustaka Pelajar

Fayed, S., Almorsy, E., Fathi, N., Wahby, I. (2012). The Effect of Maternal Employment on Breast Feeding Practice Among Egyptian Children. Journal of American Science.

Kemenkes RI. (2013). Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012. Jakarta : Kemenkes RI

Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

_________. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurani, A. (2013). 7 Jurus Sukses

Menyusui. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hubungan

Referensi

Dokumen terkait

However, the data for several variables that have a theoretical relationship to the demand and supply of railroad grain transportation service is not published quarterly,

Hubungan Status Gizi Ibu saat Hamil dengan Kejadian Stunting pada Anak usia 6-23 Bulan di Kabupaten Bantul. Repos UGM

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di atas melihat tingkat kesuksesan perusahaan obyek penelitiannya dari kinerja industri atau kinerja perusahaan dengan melihat

Si bien la puesta en escena de Wielopole, Wielopole en Madrid fue un acontecimiento único, en cuanto que ocupó todo el espacio y atención del público durante la semana inaugural

Pembuat iklan dapat menggunakan alasan yang membuat masyarakat tertarik menggunakan transportasi umum, seperti harga atau tarif yang terjangkau dan rute yang dekat

Amerika Serikat memiliki sejarah program militerisasi yang panjang dan dengan kebangkitan Tiongkok di bidang yang sama menyebabkan terjadinya pola kompetisi yang bertujuan

Tidak adanya hubungan pemberian ASI Eksklusif terhadap perkembangan anak usia Todler berdasarkan data yang diperoleh dapat disebabkan karena banyak faktor lain yang

Penulisan ilmiah ini membahas tentang cara pembuatan aplikasi katalog permahan kemang pratama dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Macromedia flash 5.0 Aplikasi perumahan