• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU PENYAKIT DASAR.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ILMU PENYAKIT DASAR.doc"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN ILMU PENYAKIT

Penyakit ialah perubahan terhadap keadaan sehat. Gejala-gejala penyakit ialah tanda-tanda yang tidak dijumpai pada orang yang betul sehat.

Gejala subjektif adalah gejala yang dirasakan oleh si penderita; misalnya sakit perut, sedangkan gejala objektif adalah gejala yang dilihat oleh dokter atau di dapatinya pada waktu ia memeriksa tubuh si sakit, misalnya tekanan darah tinggi.

Kalau gejala-gejala jelas, penyakit dapat dipastikan, yang disebut diagnosa. Untuk membuat diagnosa, dokter juga membutuhkan keterangan yang dikemukakan penderita sendiri (auto anamnesis) atau keluarganya (allo anamnesis).

Kalau ada diagnosa, biasa juga dibuat prognosa atau ramalan mengenai jalan selanjutnya dari pada penyakit itu.

Prognosa bisa saja:  Baik  Ragu-ragu  Tidak baik

 Sangat jelek/buruk

Profilaksis adalah tindakan yang diambil untuk mencegah sesuatu penyakit umpama vaksinasi terhadap penyakit cacar. Kemasukan bibit penyakit kedalam tubuh kita dinamakan kena hama atau infeksi. Bibit-bibit akan memperbanyak diri didalam tubuh. Orang baru menjadi sakit kalau cukup bibit penyakit terdapat didalam tubuhnya.

Masa antara kemasukan bibit penyakit sehingga timbul gejala-gejala penyakit itu dinamakan masa tunas atau masa inkubasi. Infeksi itu ialah seperti peperangan bibit penyakit dan tubuh kita.

Bibit akan menang jikalau:

 Cukup banyk bibit masuk kedalam tubuh kita.

 Keganasan bibit itu cukup besar untuk membinasakan tubuh, yang disebut virulensi.  Daya tahan tubuh kurang baik, tidak ada cukup kekuatan untuk melawan bibit

penyakit. Ini sering kali tergantung dari keadaan gizi.

Bibit penyakit dapat membinasakan tubuh kita, dengan dua cara:

1. Merusak sebagian tubuh kita, misalnya basil tuberculosis membuat rongga dalam paru-paru.

2. Hama penyakit membuat racun yang berbahaya sekali buat tubuh kita. Racun inilah yang disebut toksin. Toksin inilah menjadi senjata bibit yang terkuat.

Tubuh kita akan mengalahkan bibit penyakit itu dengan dua cara:

a. Ditempat yang diserang oleh bibit penyakit itu, berkumpul sel darah putih (leukosit) yang akan melawan musuh seperti prajurit-prajurit.

b. Oleh tubuh dibuat zat-zat yang dapat melemahkan dan membinasakan toksin itu, benda-benda itu dinamakan anti-toksin / antibody.

Kalau hama-hama penyakit masuk kedalam jaringan tubuh kita, biasa akan mendatangkan radang atau infeksi. Jaringan tubuh ditempat itu menjadi:

1. Merah karena pembuluh darah menjadi lebih luas sehingga lebih banjyak darah dapat mengalir ketempat itu.

(2)

3. Panas. 4. Nyeri

5. Alat tubuh kita yang kena radang tidak dapat bekerja sempurna (faalnya terganggu). Ke-5 gejala ini merupakan tanda-tanda dari radang akut. Pada radang kronis / menahun tidak ditemukan gejala-gejala tersebut.

Kalau bibit penyakit kurang ganas, mereka dibinasakan oleh leukosit, dan tanda-tanda radang akan hilang jikalau bibit-bibit penyakit lebih ganas dan daya tahan tubuh kurang, maka banyak sel-sel darah putih dan sel-sel jaringan tubuh mati.

Kalau infeksi terdapat dikulit atau selaput lendir, maka terjadilah ditempat itu ulkus (borok). Didalam ulkus itu terdapat sisa-sisa darah putih dan sel-sel jaringan tubuh yang sudah mati, yang dinamakan pus (nanah).

Jika sel-sel jaringan yang binasa itu terdapat jauh dari permukaan kulit akan timbul dulu suatu infiltraat (kebengkakan yang keras) dan kemudian terjadi ditempat itu suatu abses (rongga yang berisi nanah yang lunak).

Jika toksin masuk kedalam darah akan timbul demam, sebab pusat suhu badan ditolak di rangsang. Kalau suhu badan naik sampai 400c, otak terganggu, orang akan gelisah, kadang tidak sadar, anak-anak bisa kejang.

Otot jantung juga sering diganggu oleh toksin. Sebagai tanda gangguan ini, dengyut nadi menjadi kecil dan cepat sampai hamper tidak teraba lagi. Penderita dapat meninggal dunia karena kelemahan jantung.

Infeksi dari kaki atau tangan, seringkali disertai kebengkakan kelenjar-kelenjar getah bening dilipat paha atau ketiak (limpadenitis). Didalam kelenjar-kelenjar itu dibuat limpasit yang akan melawan hama penyakit yang dibawa kesana dengan pengaliran limpa. Kalau limpasit menang, kelenjar-kelenjar cepat kurang bengkak, kalau hama penyakit menang, diketiak atau di lipat paha timbul suatu infiltrate dan akhirnya timbul suatu abses.

Hama penyakit dapat juga masuk dalam peredarah darah dan menyebabkan sepsis. Karena toksin-toksin, penderita mendadak sakit keras.

Gejala-gejala sepsis:  Panas tinggi.

 Denyut nadi cepat dan kecil.

 Kegelisahan; anak-anak seringkali dapat kejang.  Kaki tangan dingin dan biru.

Keadaan ini berbahaya sekali dan harus cepat di obati dengan antibiotika. Kadang-kadang sesudah sembuh masih ada hama penyakit tertinggal dalam tubuh, orang itu dinamakan pengandung hama. Ia masih dapat membahayakan orang lain. Itu dapat terjadi misalnya pada penyakit typhus, amoeba dysentri, difteri, kolera dan eltor.

Ada juga pengandung hama yang sendiri tidak pernah menderita penyakit itu karena:

 Virulensi hama penyakit tidak besar dan daya tahan tubuhnya cukup.  Meraka sudah kebal terbadap penyakit itu.

(3)

ILMU PENYAKIT MENULAR

PENYAKIT MENULAR YANG MELEWATI SELAPUT LENDIR JALAN PERNAPASAN

SALESMA ATAU PILEK

Adalah dua cara kejangkitan :

1. Didalam hidung selalu terdapat bermacam –macam hama yang biasanya tidak menyebabkan penyakit. Akan tetapi daya tahan orang berkurang hama-hama tersebut dapat menyakitkan orang.

2. Hama yang viluren dapat pindah dari orang sehat. Pemindahan terjadi oleh bersin, batuk dan persinggungan dangan barang-barang yang di pakai oleh pasien (umpama: Sapu tangan ).

Salesma biasa di sebabkan oleh virus Gejala-gejala : - hidung berair - bersin

- hidung tersumbat karena selaput lendir bengkak. Itulah memberikan perasaan sesak.

Penyakit dapat berpindah ke tekak dan saluran pernapasan lebih dalam. Pengobatan :

○ aspirine (acetosal), APC (asperine, phenacetine, caffeine).

○ Vit C.

○ Antihistaminicum tablet (CTM, Avil, Benadryl), yang mengurangi selaput lendir dari hidung dan mengurangi pembuatan lendir.

○ Tetes hidung mengurangi juga kebengkakan selaput lendir dari hidung. Penyulitan:

infeksi dapat menyebar ke selaput lendir yang meliputi rongga-rongga dari tengkorak muka (sinus frontalis dan sinus maxillaris). Kalau infeksi ini di campur dengan hama penyakit lain seperti staphylococcen atau streptococcen (infeksi sekunder), bisa timbul nanah dalam sinus frontalis atau maxilloris --- sinusitis

Gejala-gejala :1) Kalau di tekan pada dahi atau pipi, penderita merasa nyeri 2) Panas naik

3) Nanah keluar dari hidung.

Keadaan ini biasa di obati dengan antibiotica (penicilline, tetracycline).

ANGINA

Kanan-kiri di rongga tekak ada jaringan getah bening, di sebut tonsil, yang melawan hama penyakit. Kadang-kadang, terutama kalau daya tahan tubuh berkurang, jaringan ini tidak tahan perjuangan dan menjadi sakit sendiri. Di rongga tekak di antaranya tonsil-tonsil juga berkumpul banyak jaringan getah bening.

Angina adalah radang tonsil dan rongga tekak.

Angina biasa di sebabkan oleh stroptococcen. Tonsil membesar dan merah; tekak bengkak dan merah. Sering kali juga kelenjar getah bening samping leher (kelenjar cervicalisn) ikut bengkak. Kalau infeksi lebih hebat, tonsil di liputi oleh butir-butir putih (nanah). Adakalanya sekeliling tonsil timbul abses. Abses itu harus di insisi.

(4)

2) panas yang mulai sekonyong-konyong. Suhu badan bisa agak tinggi. 3) Sakit leher, terutama waktu menelan.

Penyulitan:

1. Radang dapat menjalar ke telinga melalui saluran Eustachius. Disana dapat timbul otitis media.

2. Radang dapat menjalar ke sinus mexillaris dan menyebabkan sinusitis. 3. Sebagai akibat yang lambat :

a. Sesudah tiga minggu dapat timbul radang persendian ---- Demam Rhematik. b. Radang buah pinggang (Glomerulonefritis akut)

Pengobatan :

a. Obat kumur: permanganas kalicus ( P. K.) atau air garam.

b. Suntikan procaine-penicilline : 800.000 U. sehari selama 2- 3 hari.

Kalau angina berulang-ulang kali kembali, tonsil tetap besar dan tetap hama penyakit di dalamnya. Kalau daya tahan berkurang, angina timbul kembali. Tonsil-tonsil itu harus di keluarkan dengan operasi: tonsil loctomi.

DIFTERI

Hama penyakit difteri adalah suatu batang dengan dua butir pada ujungnya. Penyakit difteri sering kali terdapat pada anak dari umur 1 - 2 tahun atau pada bayi. Di Indonesia difteri jarang di jumpai pada anak lebih tua dan orang dewasa. Biasa penyakit difteri timbul di leher tetapi kadang-kadang timbul juga di dalam telinga yang sudah lama bernanah atau di atas luka-luka.

Masa tunas : 2 – 7 hari.

Tonsil di liputi oleh selaput palsu yang berwarna putih abu-abu. Kalau membran ini di angkat, tempat di bawahnya berdarah .Membran-membran dapat menjalar lebih dalam di tekak dan meliputi juga pita suara-suara; jalan pernapasan menjadi sempit , suara parau Gejala- gejala : 1). Sakit leher

2). Demam

3). Suara parau atau kehilangan suara 4). Pernapasan berbunyi (stridor)

5). Sesak napas, kalau hebat menyebabkan kebiruan (cyanosis)

6). Denyut nadi cepat dan kecil (oleh karena toksin-toksin yang melemahkan jantung).

Penyulita :

1) Jantung di lemahkan oleh toksin. Ini dapat menyebabkan kematian.

2) Toksin dapat juga menyebabkan kelumpuhan saraf-saraf yang biasa timbul dalam minggu kedua atau ketiga dari penyakit. Kalau otot mata lumpuh, mata juling. Kalau otot langit-langit lumpuh, sukar menelan, penderita dapat kesedakan.

3) Otot-otot lain dapat juga mengalami kelumpuhan. Diagonis:

Leher di apus dengan spatel atau lidi. Dibawah mikroskop di temui basil dengan butir-butir pada ujungnya. Sebenarnya kepastian hanya ada kalau pada pembiakan terdapat banyak basil-basil demikian.

Pengobatan / pertolongan:

(5)

3. Kalau penderita sesak sekali dan kalau ada kebiruan ia harus di tolong dengan tracheotomi. Trachea di buka di bawah pita suara dan di masukkan suatu pipa. Perawat-perawat harus menjaga supaya pipa ini tetap terbuka dan tidak tersumbat dengan lendir. Pipa itu harus sering di bersihkan.

Perawatan:

Penderita harus diisolasikan. Semua barang yang di gunakan penderita harus di anggap terjangkit. Keadaan umum anak (lemah jantung), sesaknya dan kebiruan harus di awasi dengan teliti.

Pencegahan :

Vaksinasi dengan D. T. P.P (Vaksinasi difteri tetanus, pertussia profilaksis).

BRONCHITIS

Bronchitis adalah radang dari saluran cabang tenggorokan (Bronchus). Bronchitis dapat timbul : a) mendadak

b) menahun: gejala-gejala menetap lebih lama 3 - 4 minggu. Gejala-gejala:

 Batuk dan sesak napas.  Seringkali juga demam.

Bronchitis biasa disebabkan oleh pneumococcus atau basil influenza. Pengobatan:

1. Obat batuk, untuk mencairkan dahak supaya mudah dikeluarkan dengan batuk. 2. Seringkali diberi juga obat yang mengurangi perangsangan batuk seperti codein. 3. Tablet sulfa (tripyron, trisulfa dll), kalau infeksi kurang hebat.

4. Kalau infeksi hebat diberi antibiotika, penicilline, chloromyetine, tetracycline dan lain-lain.

RADANG PARU – PARU (PNEUMONIA)

PNEUMONIA LOBARIS

Penyakit ini selalu mengenai satu atau lebih lobus paru-paru dan biasa disebabkan oleh pneumokokus.

Gejala-gejala:

1) Demam yang timbul sekonyong-konyong.

2) Batuk-batuk. Sputum sering kali berwarna coklat karena bercampur darah. 3) Sakit dada di tempat = nya penyakit.

4) Sesak napas (dyspneu).Pernapasan cepat dan dangkal. Pernapasan sayap hidung. 5) Lekosi tosis.

Pengobatan :

1. Penicilline adalah obat pilihan utama. Apabila penderita allergi terhadap penicilline biasa di berikan Eeythromycin, Litocin, Tetraadi.

BRONCHOPNEUMONIA

Pada penyakit ini, radang tersebar dalam paru-paru akibat bronchitis yang tidak terhenti pada bronchus tetapi alveolus (gelembung paru) ikut meradang juga.

Bronchopneumonia sering kali timbul sebagai penyulitan dari penyakit lain: influenza, serampa, typhus, batuk rejan (batuk seratus hari). Terutama anak-anak kecil sering kali dapat bronchopneumonie.

(6)

 Batuk-batuk  Demam

 Sesak napas. Kalau hebat kebiruan dan pernapasan sayap hidung. Pengobatan: sama dengan pneumonie lobaris.

Penyulitan: baik pneumonie lobaris /Bronchopneumonie bisa timbul ; a. Pleural effusion

Yaitu berkumpulnya cairan serous (jernih) dalam rongga pleura b. Empyema

Berkumpulnya nanah dalam rongga pleura. c. Pericarditis

d. Meuningitis.

Pada pleura effusion/Empyema cairan tersebut harus di aspirasi dengan jarum punksi pleura. Sering kali memerlukan pipa karet sebagai drain supaya supaya nanah bisa tetap keluar.

PERTUSIS

Batuk Seratus Hari Batuk rejan

Penyakit ini di sebabkan oleh basil pertusis. Pertusis amat berjangkit mudah menular antara anak-anak dalam satu rumah tangga atau sekolah.

Masa tunas: 7 – 14 hari.

Yang di serang biasanya anak-anak di bawah usia 2 tahun. Jarang terdapat pada usia di atas 5 tahun.

Gejala-gejala : - hangat-hangat

- batuk berupa serangan: batuk terus sampai keluar air mata sering sampai muntah dan muka menjadi biru.

Penyakit dapat berlangsung dua sampai tiga bulan; karena pertussis di sebut “ batuk seratus hari “.

Penyulitan: bronchopneumonie.

Pengobatan: Biasanya hanya di beri obat untuk mencegah perangsangan batuk. Kalau ada bronchopneumonie, di beri chloromycetine.

Pencegahan: Vaksinasi dengan D. T . P. P. (Vaksinasi difteri tetanus pertussis prophylaxis). Vaksinasi ini biasa di buat waktu anak masih bayi, satu kali sebulan, tiga kali dan sesudah 3 tahun lagi satu “ boostor dosis.

TUBERKOLOSE Tuberkolose Paru-Paru

Penyakit tuberkolose di sebabkan oleh hasil tuberkolose, suatu batang halus yang berwarna merah pada pulasan ziehl Neelsen (Z.N.) Penyakit ini juga sering di sebut: penyakit koch menurut Robert koch, sarjana jerman, yang mendapatkan penyebab penyakit tuberkolose.

(7)

di jangkit sedang daya tahan tahan tubuh kurang, hama bersarang di dalam paru dan membentuk “ tuberkel “ (berarti biji-biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel ini dapat bertambah besar dan isinya putih menyerupai keju. Jaringan paru di tempat itu rusak dan di sana dapat timbul rongga yang di sebut: kaverne. Kalau dalam jaringan yang sakit, pembuluh darah akan terbuka, perdarahan timbul dan darah keluar dengan batuk melalui bronchus. Batuk darah di sebut: haemoptoe. Kalau dengan tiba-tiba banyak darah keluar, bronchus besar akan tersumbat dan penderita dapat meninggal dunia. Pada orang dengan kaverne atau dengan lain macam tuberkolose yang aktip, ludah biasanya mengandung basil tuberkolose. Keadaan ini di sebut :Tuberkolose terbuka. Orang ini dapat menjangkiti orang lain. Kalau kaverne atau tempat yang sakit mulai sembuh, jaringan ikat (parut dengan kapur masuk dalam jaringan yang sakit dan sekilingnya. Luka ini tidak terbuka lagi dan sputum tidak lagi mengandung basil tuberkolose. Inilah yang di sebut: Tuberkolose tertutup. Adakalanya kalau keadaan umum penderita kurang baik, basil tuberlolose di bawah dengan peredaran darah ke seluruh badan. Banyak tuberkel timbul di hati, limpa, di selaput otak, dan juga tersebar di seluruh paru-paru. Keadaan ini di namakan: milier tuberkolose. Angka kematian oleh keadaan ini tinggi sekali.

Gejala-gejala tuberkolose paru-paru. 1. Perasaan lemah

2. Demam, sering kali suhu badan tidak tinggi. Malam suhu biasa turun dan penderita berkeringat banyak.

3. batuk-batuk, sering kali batuk kering saja, biasa dahak keluar dengan batuk. 4. Penderita menjadi kurus.

5. Kadang-kadang ada darah keluar dengan batuk : haemoptoe. Kata orang “ Muntah darah “.

Diagnosis dapat di pastikan dengan :

1. Pemeriksaan dada: Perkusi (ketuk-ketuk) dan auscultasi (dengan stetoskop). 2. Pemeriksaan sputum dengan pulasan Ziehl – Neelsen Z.N.

3. Pemeriksaan roentgen : foto atau sinar tembus. Ada kelihatan kapur, lubang-lubang dan jaringan yang tebal (paru).

TBC PADA ANAK

Gejala-gejala: Permulaan pada anak-anak sering tidak keras, seperti pada orang dewasa, yaitu:

1. Demam-demam yang berlangsung kurang lebih 2 minggu, jarang lebih dari 390c. 2. Keadaan umum kurang baik, lesu, nafsu makan menurun, badan tambah kurus. 3. Kadang-kadang disertai batuk-batuk.

Oleh karena gejala samar-samar tersebut, pada anak-anak selain diberikan foto roentgen, harus dilakukan montoux test. Untuk pemeriksaan bakteriologis, oleh karena pada anak-anak belum dapat mengeluarkan dahak sendiri dan biasanya mereka menelan dahaknya, bahan untuk pemeriksaan Z.N diambil dengan bilasan lambun pada anak-anak dibawah umur 7 tahun.

Pengobatan:

○ Umum:

 Makanan yang cukup gizi, protein dan vitamin  Isterahat, terutama pada masa aktif

○ Obat-obat tuberkulostatika  Streptomycine 1 M

(8)

Anak-anak : 120 – 40 mh/kg x berat badan/hari

Pada permulaan diberikan tiap-tiap hari, kemudian setelah ada perbaikan 2 – 3 kali/ satu mingggu.

 INH (isoniasid)

Dosis: Dewasa : 400 mg/hari

Sebagai dosis tunggal/dibagi 2 dosis

Anak-anak : 10 – 20 mg/kg x berat badan/hari.

Pada orang dewasa diberikan Vitamin B6 untuk mencegah neuritis.  P.A.S (para – amino – salicylic – acid)

Dosis: Dewasa : 12- 16 tab/hari (6 – 8 mg) / hari

Anak-anak : 200 mg/kg berat badan/hari

Oleh karena P.A.S ini tidak begitu efektif dan banyak efek samping serta memerlukan dosis tinggi, akhir-akhir ini sudah banyak ditinggalkan, diganti dengan obat-obat baru.

 Ethambutol (myambutol, dexabutol) Dosis: 15 – 25 mg/kg berat badan/hari

Diberikan sebagai dosis tunggal  Rifampicin (rifadin, rimactane)

Dosis dewasa: 600 mg/hari Catatan:

Dalam pengobatan TBC perlu diperhatikan pada pasien akan pentingnya berobat dengan teratur dan jangan cepat-cepat berhenti walaupun perasaan sudah baik-baik.

Obat harus diberikan minimal kombinasi antara INH dengan salah satu obat-obat tersebut diatas selama 3 – 6 bulan, kemudian INH diteruskan selama 1 tahun.

Pengobatan haemoptoe:

1. Penderita harus baring setengah duduk.

2. Kompres didada untuk mengurangi perangsangan batuk dan mungkin untuk mendinginkan jaringan paru-paru supaya pembuluh darah setempat menjadi sempit. 3. Obat untuk mengurangi perangsangan batuk.

Kalau jaringan paru selalu bergerak, tak bisa terjadi bekuan darah didalam pembuluh darah yang terbuka.

Pethidine 50 mg biasanya terus menghilangkan perangsangan batuk. Kalau tidak ada pethidine dapat diberi 2 tablet codein 20 ng.

4. Adrenoxyl (anaroxyl) i.m. diberi untuk menyempitkkan pembuluh-pembuluh darah.

PLEURITIS TUBERKULOSE

TUBERKULOSE SELAPUT PARU – PARU

Kalau basil tuberkulose tersebar di paru-paru dan menduduki diri diatas pleura, banyak cairan akan berkumpul didalam rongga pleura, sering lebih satu liter.

Gejala-gejala:

○ Demam, kadang-kadang panas badan tinggi sekali.

○ Nyeri di dada dibagian yang sakit.

○ Sesak. Air yang berkumpul dirongga pleura mendesak jaringan paru dan pertukaran gas O2 dan CO2 berkurang.

Diagnosis:

(9)

○ Pemeriksaan perkusi dan auskultasi.

○ Pemeriksaan roentgen.

○ Aspirasi, dengan jarum yang sedikit tebal dapat diisap cairan dari rongga pleura. Cairan ini biasa kuning dan jernih.

Pengobatan:

1. Kalau penderita sesak, banyak cairan dapat dikeluarkan dengan aspirasi. Aspirasi ini biasa harus diulangi beberapa kali sampai tidak ada pembuatan cairan lagi.

2. Pengobatan selanjutnya dengan “tuberkulostatika” (streptomycin, INH dan P.A.S). Penyulitan:

Ada kalanya cairan yang terdapat dengan aspirasi tidak jernih tetapi seperti nanah. Keadaan ini disebut: Empyema dari rongga pleura.

BENTUK TUBERKULOSE LAIN

Selain menyerang paru-paru kuman-kuman TBC bisa menyerang juga: a. Kelenjar getah bening

Yang sering adalah kelenjar leher, bisa menjadi abses, pecah dan timbul “fistel.” b. Intestinum (usus)

Biasanya dijangkiti melalui susu sapi yang sakit tuberkulose yang diminum tanpa dimasak.

c. Tulang/sendi

Yang sering diserang adalah:

○ Tulang belakang

Spondylits tuberkulose yang biasa menyerang gibbus.

○ Sendi paha Coxitis TBC

d. Selaput otak (meningitis tuberkulosa) e. Saluran kencing

Ginjal, kandung kemih.

PENCEGAHAN PEENYAKIT TBC

1. Penderita dengan tuberkulosa yang terbuka harus berobat dengan baik dan harus dijaga supaya mereka tidak dapat menjangkiti orang lain terutama anak kecil yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.

2. Kalau gizi dan hygiene baik dan terjamin sudah dapat perlindungan terhadap penyakit paru-paru.

3. Sekitar 80% dari manusia yang berhubungan dengan penderita TBC tidak akan dijangkiti kalau mereka sudah divaksinasi dengan BCG (Bilivaccin Calmette Guerin). Calmette dan Guerin, dua sarjana Prancis, mendapat cara untuk melemahkan basil TBC. Basil yang lemah ini diberi intracutan: di tempat suntikan timbul suatu proses “abses dingin kecil”. Dalam badan dibuat “zat anti”. Karena zat anti ini orang menjadi kebal terhadap tuberkulose.

Setelah BCG reaksi montoux positif.

Semua anak umur 0 – 14 tahun seharusnya mendapat BCG.

4. Kepada mereka yang berhubungan dengan tuberkulose terbuka diberikan INH, kecuali kalau mereka sudah dapat BCG. INH yang diberi kepada penderita yang sudah sembuh dari tuberkulose, supaya mereka tidak kambuh (residef).

(10)

Tuberkulin adalah protein yang berasal dari kuman-kuman TBC, ini akan bereaksi dengan zat anti dalam tubuh.

Cara pemberian:

0,1 cc larutan tuberculin disuntikkan intrakutan pada permukaan voler lengan bawah. Anak-anak kurang 1 tahun : larutan 1/100

Lebih 1 tahun : 1/1000

Bila negative diulangi segera dengan larutan 1/100 Pembacaan:

48 – 72 jam setelah penyuntikan yang diukur adalah indurasi (infiltrate) bukan kemerahan.

5 – 9 mm : positif tapi meragukan sebaiknya diulangi. 10 mm/lebih : jelas positif

Arti mantoux test positif (+):

Anak kurang 2 tahun : Tuberkulose aktif Anak lebih 2 tahun : Ada 2 kemungkinan:

- TBC aktif

- TBC sudah tenang Arti mantoux test negative (-)

Anak belum pernah kena infeksi.

Tapi ada beberapa hal dimana telah ada infeksi tapi mantoux test negatif, hal ini disebut energi, misalnya pada:

 Masa tunas  Morbili (serampa)

 PCM

ASTHMA BROCHIALE

Sebetulnya ini tidak termasuk penyakit menular, tapi baik dibicarakan dalam bab penyakit-penyakit saluran napas.

Asthma brochialis adalah suatu keadaan dimana terdapat sesak napas, terutama pada ekspirasi, yang timbul kumat-kumatan, akibat dari udema mukosa bronchus, kontraksi otot-otot bronchus dan lendir yang banyak serta kental dalam saluran napas.

Dasar dari penyakit ini adalah reaksi alergi, sedang factor-faktor yang bisa menimbulkan serangan adalah:

○ Emosi

○ Perubahan iklim/kelembaban

○ Udara

○ Bau-bauan

○ Infeksi --- saluran napas Gejala-gejala:

○ Bising napas yang keras (wheezing).

○ Dyspneu, terutama pada ekspirasi, kadang-kadang ada cyanosis.

○ Penderita lebih suka duduk sedikit membungkuk kedepan.

○ Batuk sukar, sputum kental. Asthma Brochiale

a. Pada waktu inspirasi ranrting-ranting terhalus cabang batang tenggorok yang dalam keadaan kejang melebar sedikit sehingga udara dapat terhisap.

(11)

c. Oleh karena itu sehingga terjadi pelebaran tetap dari gelembung-gelembung paru. Status asthmaticus

Yaitu keadaan dimana serangan asthma berlangsung lama dan hebat. Pengobatan:

a. Serangan ringan:

Ephedrine tab 25 mg 3 – 4 hari. Kadang-kadang dikombinasi dengan amniophyllin, CTM, Phenobarbital (Halfasma tablet).

b. Serangan sedang – berat

○ Epinephrin / adrenalin: 1 : 1000 0,3 – 0,5 cc subkutan.

Bisa diulang tiap 1 – 2 jam

○ Isoproterenol aerosol / spray

(Bronchomeister), dengan alat obat disemprotkan dalam rongga mulut/tekak kemudian dihirup masuk kedalam paru-paru.

○ Kalau dengan tindakan 1 atau 2 diatas tidak berhasil beri amnophyllin 240 mg, 480 mg intra vena perlahan-lahan (kurang lebih 8 menit).

c. Status asthmatikus

○ Aminophyllin 0,240 – 0,480 Gm

Intra vena pelan-pelan dapat diulang tiap 6 jam.

Bisa juga 0,480 gm aminophyllin dimasujkkan dalam 500 cc glukosa 5% sebagai infuse dalam 4 jam.

○ Cortikosteroid 100 mg intra vena (kalau ada injeksi corticosteroid intravena lebih baik diulang tiap 6 jam).

○ Oksigen

Sesudah serangan diatasi, yang penting yaitu menghindari allergen dan factor-faktor yang bisa menimbulkan kumatnya serangan.

Akupuntur (tusuk jarum), eigenbloed (suntik darah sendiri), psikoterapi kadang-kadang memberikan hasil yang baik.

PENYAKIT MENULAR YANG MELEWATI SALURAN PENCERNAAN MAKANAN

TYPHUS ABDOMINALIS

Arti typhus: kesadaran terganggu. Arti abdomen: perut.

Penyebab: Basil typhus: salmonella typhus. Penularan:

Dapat terjadi menurut 2 cara:

○ Secara langsung, yaitu kalau ada kontak dengan faeces, urine atau darah penderita yang mengandung basil typhus.

○ Secara tidak langsung, yaitu kalau makan atau minum bahan yang mengandung basil typhus, misalnya air minum (atau es), susu, telur bebek, sayur-sayuran dan lain-lain. Bahan ini dijangkiti oleh pengandung basil dan tidak cukup dimasak sebelum pemakaian oleh manusia.

Basil typhus masuk dalam tubuh manusia dari mulut.

Dalam usus halus ia menembus dinding usus sehingga disitu timbul luka (ulkus). Dari tempat itu basil masuk peredaran darah dan menyebar keseluruh tubuh.

(12)

Masa tunas/masa inkubasi: 1 – 4 hari.

Cara penularan penyakit typhus: Basil typhus yang berada dalam:

○ Kandung empedu atau piala ginjal dikeluarkan bersama dengan faeses dan kandung kencing.

○ Usus dua belas jari/poros usus. Air darapat ditulari basil-basil typhus masuk tubuh melalui mulut bila orang minum air yang ditulari. Melalui jaringan limfe menjalar ke usus halus, melalui aliran darah hama-hama penyakit tersebar diseluruh tubuh

Gejala-gejala:

~ Panas biasanya selama 4 minggu atau lebih. Pada minggu pertama panas perlahan-lahan meninggi: pada minggu kedua dan ketiga, panas terus tinggi dengan variasi sore lebih tinggi dari pagi, sedang pada minggu ke empat panas mulai turun perlahan-lahan. Kalau penderita berobat panasnya biasa turun beberapa hari sesudah dimulai dengan obat.

~ Denyut nadi agak rendah (70 – 80 menit) walaupun suhu 400.

~ Kesadaran terganggu, penderita gelisah, tidak ada nafsu makan, sakit kepala. Nampak lemah sekali.

~ Sakit perut, perut rasa gembung. Sering ada konstipasi (artinya bab tidak lancar): kadang-kadang ada diarrhoea (berak encer), faeses seperti bubur kacang hijau.

~ Lidah kotor dengan tepi yang merah dan nampak bengkak. Bibir kering dan mulut berbau.

Diagnosa:

Dapat ditentukan dengan:

1. Adanya gejala-gejala typhus. 2. Pemeriksaan laboratorium:

a. Darah:

 Jumlah leukosit kurang (sekityar 4000/mm3).  Tidak ada leukosit eosinofil.

b. Serum: untuk reaksi widal.

c. Bakteri: pembiakan darah dan faeses. Pemeriksaan ini yang memstikan diagnosa typhus.

Penyulitan:

○ Bronchitis atau pneumonia.

○ Perdarahan: terjadi karena luka-luka di usus halus tambah besar sehingga menembus pembuluh darah.

○ Perforasi: ulkus tembus, isi usus keluar, masuk dalam rongga peritoneum dan dapat menyebabkan peritonitis.

Ini dapat menyebabkan kematian. Perawatan:

1. Isterahat sempurna, yaitu penderita tetap baring ditempat tidur.

Segala keperluannya harus ditolong misalnya bab dan bak ditempat tidur. 2. Makan makanan halus seperti bubur saring.

3. Bila konstipasi diberi parafine, klisma atau semprit glycerine. Tak boleh diberi laksans karena dapat menyebabkan perdarahan usus.

4. Cegah dekubitus dengan memberi tidur selang-seling. 5. Kalau mungkin penderita diisolasi

(13)

Kapsul chloromyetine, mulai 4 x 500 mg --- 2 kapsul.

Kalau panas sudah turun, 1 x 250 mg. Pengobatan ini diberi 10 – 14 hari. Makanan halus diberi sekurang-kurangnya sampai dua minggu sesudah panas turun.

Kalau penderita tak sadar, chloromyetine dapat diberi sebagai suntikan atau dalam sonde sama-sama dengan makanan halus. Untuk anak-anak kecil biasa diberi chlororostroop. Kadang-kadang beberapa minggu sesudah dianggap sembuh panas naik lagi. Ini disebut residif (kambuh), dan pengobatan harus diulangi.

PARATYPHUS A & B

Kedua penyakit ini menyerupai penyakit typhus, tetapi tidak begitu hebat. Dengan reaksi widal diagnosa dapat ditentukan; diagnosa dapat dipastikan dengan pembiakan darah atau faeses.

Pengobtan dan perawatan sama dengan typhus.

DISENTRI AMOEBA

Penyebab: entamuba histolytica. Gejala-gejala:

○ Berak-berak encer, campur ingus dan darah yang masih merah.

○ Sakit perut.

○ Kadang-kadang disertai demam yang tak terlalu tinggi.

Penyakit ini biasa mulai mendadak tetapi demam yang tak terlalu tinggi. Untuk pemeriksaan diambil faeses (terutama bagian yang ada lendirnya) dicampur eosine 1%. Dibawah mikroskop tampak amuba sebagai satu sel yang dapat bergerak.

Bentuknya berubah-ubah dan dengan kaki palsunya amuba berpindah tempat. Amuba makan erytrosit yang bisa terlihat dalam protoplasma. Bila faeses menjadi kering, bentuk amuba menjadi bundar, lebih kecil dan dindingnya lebih tebal, ini yang disebut kista amuba.

Kista lebih kuat dari pada amuba dan dapat hidup lama diluar badan manusia atau tinggal dalam usus sesudah penyakit mendadak sembuh. Orang itu disebut “pengandung kista”.

Jika orang itu mendapat suatu penyakit yang melemahkan badannya, kista menjadi amuba histolytion aktif kembali dan disentri akan timbul ulang.

Penyulitan:

Abses hati, yang terjadi karena amuba dapat berpindah mengikuti peredaran darah ke hati. Abses hati ini bisa timbul 3 – 5 – 12 bulan sesudah disentri sembuh dan amuba tak terdapat didalam usus lagi.

Gejala-gejala abses hati:  Panas tinggi

 Nyeri diperut sebelah atas  Teraba hati bengkak. Pengobatan abses hati:

Diadakan aspirasi dengan semprit; kalau terhisap nanah maka abses di buka lebih jauh. Dimasukkan trotart (pipa besi yang lebar) dan melalui pipa ini dimasukkan kateter yang dapat ditinggalkan beberapa hari dalam abses sampai semua nanah sudah keluar.

Pengobatan disentri amuba:

1. Enterovioform 3 x 2 tablet selama 3 hari, lalu 3 x 1 tablet, 7 sampai 10 hari. Obat ini membasmi amuba yang bebas dalam usus.

(14)

c. Flagil 3 x 2 tablet selama 10 hari.

2. Untuk membasmi amuba yang sudah masuk jaringan diberi: (lihat a,b,c).

DISENTRI BASILER

Penyebabnya: basil disentri, yang terdapat dengan pembiakan faeses. Penyakit ini biasa mulai mendadak.

Gejala-gejala:

○ Seringkali buang air besar (10 kali atau lebih) berak encer, seperti air.

○ Kadang-kadang berak campur darah.

○ Seringkali ada muntah.

○ Biasa panas tinggi.

○ Sakit perut.

○ Karena kehilangan air banyak timbul dehidrasi (kekeringan).

Penderita merasa haus kedalam darah tetapi racunnya masuk dan dapat merusak otot jantung. Ini dapat menyebabkan kematian.

Didalam keadaan kekeringan, basil lekas mati, terutama kalau faeses disinari matahari. Tiap-tiap penderita bab banyak basil keluar. Pakaiannya bisa juga menjadi kotor, karena itu mudah menular.

Pengobatan:

1. Sulfaguanidine (SG) 4 x 2 tablet satu hari.

4 x 1 tablet lagi satu hari atau lebih kalau belum sembuh. SG tinggal dalam usus, tidak masuk darah. Karena itu dosisnya tinggi.

2. Enterovioform 3 x 2 tablet 2 hari dan kalau mulai baik, 3 x 1 tablet lagi dua hari. Kalau infeksi hebat sekali dapat diberi:

3. Antibiotika seperti tetracycline.

4. Spasmolyticum untuk mulas perut. (spasmo – lyticum berarti kejang – lepas). a. Doveri 3 x 1 tablet, atau

b. Tinctura opii 3 x 10 – 15 tetes untuk orang dewasa. Kalau mulas perut hebat atau penderita muntah dapat diberi.

c. Spasmolyticum intramuskuler atau intravenous: papaverine, avafortan, buscopan, baralgine dan lain-lain.

5. Kalau dehidrasi trlalu berat, terutama kalau penderita muntah, harus diberi infuse garam fisiologis intravenous.

Pada bayi dan anak yang dalam keadaan acidosis (gelisah, pernapasan sepat dan dalam), hypo tidak cukup perlu diberi infuse melalui venasectie.

Perbedaan antara Disentri Amuba & Disentri Basiler

Disentri amuba Disentri Basiler

1. Penyebab Amuba histolytica Basil disentri

2. Pemeriksaan langsung dengan mikroskop Pembiakan faeses

3. Gejala-gejala Biasa agak ringan:

berak-berak, panas Sering berat: berak-Berak dengan muntah Panas tinggi,

(15)

4. Penyulitan Abses hati Toksin merusak otot jantung.

5. Pengobatan Enterovioform SG 4 x

2 satu hari

3 x 3 tiga hari, lalu 4 x 1 satu hari atau lebih 3 x 1 tujuh – 10 hari Enterovioform 3 x 2 dua hari, Emetine subkutan, 5 hari lalu 3 x 1 atau antibiotika Menurut berat badan atau spasmolytica

chloroquine infuse atau hypodermoclyse 3 x 100 gr, 20 hari kalau ada dehidrasi

KOLERA ELTOR

Penyebab: basil kolera eltor yang berbentuk seperti koma (,). Basil ini terdapat pertama kali di Eltor stasiun karantina di tanah Arab.

Disulawesi-Selatan tiap-tiap beberapa tahun ada wabah kolera eltor. Wabah kolera dapat menular dengan:

○ Jalan persinggungan

 Orang sehat dengan penderita

 Orang sehat dengan pakaian penderita yang kena kotorannya.

○ Memakan makanan (atau minum air) yang dikotori dengan hama penyakit kolera. Masa tunas:

Masa tunas 2 jam --- 6 jam ---- 12 jam

Vibrio kolerae cepat sekali berkembang biak, penularannya cepat meluas. Gejala-gejala:

1. Dengan tiba-tiba berak encer, terus-menerus, seperti membuka air kran. 2. Berak seperti air beras.

3. Muntah-muntah.

4. Akibat 2 dan 3 ialah dehidrasi: Dengan gejala:

 Nadi cepat dan kecil  Kulit kusut, lepas  Mata cekung

 Penderita merasa haus  Gelisah

 Kencing kurang sekali  Suara parau

5. Kaki tangan nampak biru

6. Otot-otot keras, terutama otot betis, karena kehilangan garam. 7. Penderita bisa meninggal dunia dalam beberapa jam atau 1 – 2 hari. 8. Tidak ada sakit perut.

Pengobatan:

1. Infus intravena dengan garam fisiologis, sampai beberapa liter. 2. Tetracycline 4 x sehari 500 mg selama dua hari.

Perawatan:

Penderita harus diisolasi. Faeses dan muntahan berjangkit, diberi Lysol. Pencegahan:

(16)

2. Vaksinasi dengan ehotype

Vaksinasi ini harus diulangi dua kali setahun.

Pada waktu epidemi, semua orang harus divaksinasi.

LAIN-LAIN PENYAKIT INFEKSI

INFLUENSA

Influensa disebabkan oleh virus. Biasa timbul sebagai wabah yang sering menyebar diseluruh dunia (pandemic, seperti Hongkong Flue tahun 1970).

Masa Tunas: 1 – 2 hari

Ada beberapa bentuk yang dapat timbul tersendiri atau atau bercampur satu sama lain. 1. Bentuk katarral. Selaput lendir jalan pernapasan bengkak (disebut katarral). Pilek,

radang tenggorok, tulang-tulang nyeri, panas, batuk-batuk karena radang paru-paru. 2. Bentuk rematik. Nyeri pada otot-otot dan persendian.

3. Bentuk gastro-intestinal: muntah-muntah, berak encer, demam.

4. Bentuk cerebral. Menyerupai radang otak (ensefalitis) atau radang selaput otak (meningitis).

Kalau ada pneumonia, penderita biasa nampak sakit hebat, penyembuhan baru setelah beberapa minggu. Pneumonia influenza amat berbahaya untuk orang tua, karena mengakibatkan lemah jantung.

Pengobatan:

○ Salicyl: diberi sebagai asperine (acetosal) salicylas natricus atau APC (asperine phenacetine caffeine).

○ Antibiotika kalau ada pneumonia, penstrep, chloromycetine atau tetracycline.

Influensa tidak memberi kekebalan sesudah sembuh sehingga ada orang yang tiap kali ada wabah menderita influenza.

Ada vaksin influensa, tetapi tidak selalu berhasil dan hanya memberi perlindungan selama tiga bulan.

MORBILI (SERAMPA/CAMPAK)

Penyebab: Virus. Ini merupakan penyakit anak-anak yang mudah menular ke anak-lain. Masa tunas: Kira-kira 10 hari

Perjalanan penyakit:

○ Masa katarral: dua tiga hari  Panas tinggi

 Conjungtivitis, anak takut cahaya  Beringus

 Biasanya batuk

○ Masa ruam (exantheem): lima sampai tujuh hari.

Bintil-bintil merah diseluruh badan. Malahan dengan bintil tersendiri yang kemudian bersatu.

Biasa sesudah beberapa hari panas mulai turun dan kemudian hilang sama sekali. Sesudah kira-kira empat hari,ruam terkupas dan hilang.

Dirumah sakit anak harus diisolasi. Penyulitan:

(17)

Anak tinggal bercacat.

2. Radang pendengar tengah (otitits media). 3. Bronchitis atau bronchopneumonia.

Anak-anak dalam keadaan gizi yang jelek dapat meninggal karena infeksi serampa sendiri atau karena penyulitannya.

Pengobatan:

Kalau panas tinggi diberi acetosal atau pyramidon.

Kalau ada kesulitan, misalnya bronchopneumonia, diberi antibiotika.

Ada juga vaksin untuk mencegah serampa, tetapi pada masa ini belum dipakai di Indonesia.

VARICELLA (CACAR AIR)

Merupakan penyakit anak-anak, tetapi orang dewasa yang belum dapat cacar air pada waktu muda bisa juga dijangkiti.

Penyebab: Virus

Masa tunas: dua sampai tiga minggu Gejala-gejala:

 Panas sampai 390c

 Sesudah 1 – 2 hari timbul bintil-bintil merah diseluruh tubuh. Hari berikut bintil-bintil menjadi gelembung berisi air. Gelembung-gelembung ini mudah kena infeksi, menjadi bisul-bisul kecil.

Biasanya penyakit ini agak ringan, sembuh dalam 4 – 5 hari. Penyulitan:

Pneumonia. Keadaan ini berbahaya. Pengobatan:

○ Acetosal untuk menurunkan panas

○ Kulit biasa dibedaki

○ Kalau ada bisul, bisa diberi salep (zink salep, salep impetigo).

Pada ruam cacar air, bintil-bintil tidak sama umur. Disatu daerah bintil-bintil gelembung berisi dan gelembung yang lain sudah kering.

VARIOLA (CACAR)

Penyakit cacar timbul sebagai wabah. Amat berjangkit, sesudah penyakit cacar orang tinggal kebal seumur hidupnya.

Penyebabnya: Virus Penyakit cacar berpindah:

 Melalui jalan peernapasan, dan juga

 Dengan jalan persinggungan dengan barang yang dipakai oleh penderita. Perjalanan penyakit dan gejala-gejala:

1. Masa permulaan:  Menggigil  Demam tinggi  Muntah-muntah  Sakit kepala  Sakit pinggang

2. Masa meletus. Pada hari keempat, panas turun sedikit dan ruam cacar keluar bintil-bintil kecil yang menjadi gelembung.

(18)

Gelembung-gelembung sama tingkat. Ditengah gelembung menjadi cekung.

(pada cacar air, gelembung tidak sama dan tidak ada cekung).

4. Masa mongering. Keropeng meliputi bisul yang bisa terlepas meninggalkan cacat. Penyulitan:

○ Bisul diselaput lendir mata bisa pindah keselaput bening: penderita menjadi buta.

○ Radang paru-paru (pneumonia). Keadaan berbahaya sekali, seringkali mengakibatkan kematian.

Pengobatan;

Kulit harus diberi bedak, misalnya boorzuurtalk. Keropeng dapat dilembekkan dengan salep.

Pada masa bernanah, harus diberi antibiotika atau sulfa. Penderita harus diisolasi sampai kulit terkupas dan bersih betul.

Cacar masuk golongan A penyakit menular, artinya yang berwajib harus diberitahukan selekas mungkin.

Pencegahan:

Dengan vaksin cacar. Sejak abad ke-18 orang mengetahui tentang vaksinasi. Vaksin dibuat dari virus yang terdapat dalam gelembung cacar dari lembu yang dijangkiti dengan cacar.

Sesudah kekebalan tidak cukup dan orang harus divaksinasi ulang. Cara mencacar:

1. Vaksinasi pertama biasa diberi pada umur 3 – 9 bulan. Tetapi anak yang baru lahir dapat divaksinasi juga, terutama kalau ada bahaya cacar.

2. Anak harus sehat: terutama kulitnya harus bersih.

3. Orang tinggal kebal selama 3 – 5 tahun, tetapi seringkali juga seumur hidup. Kalau orang yang pernah divaksinasi cacar mendapat penyakit-penyakitnya berlangsung ringan saja.

4. Dulu diberi satu atau dua garis, sekarang kulit ditusuk banyak kali dengan jarus yang halus, lantas cairan ditaruh diatas tempat itu: metode multiple puncture. Kulit tidak boleh dibersihkan dulu dengan yodium.

5. Untuk pindah kepulau atau Negara lain, Penumpang harus divaksinasi ulang. Suntik ini harus diberi di tempat yang ditentukan oleh insfeksi kesehatan dan berlaku tiga tahun.

DEMAM RHEMATIK

Penyakit ini seringkali timbul 10 – 20 hari sesudah orng menderita penyakt angina. Rheumatik persendian dianggap sebagai reaksi lambat atas kemasukan streptococeccen. Yang merupakan reaksi anti body – antigen. Penyakit dijumpai terutama pada orang muda.

Gejala-gejala:

○ Demam tinggi sampai 390c

○ Berkeringat banyak

○ Sendi-sendi yang besr bengkak, merah dan nyeri siku, lutut, pergelangan tangandan kaki, bahu.

(19)

Karena katup-katup tidak menutup sempurna lagi ada beberapa dan untuk seumur hidup pekerjaan jantung terganggu.

○ Kadang-kadang rheumatic disertai arythema nodosum (kemerahan benjolan). Dibawah kulit tungkai dan lengan timbul benjol-benjol merah.

Pengobatan:

1. Salicylas natricus atau asparine, biasa dosis yang tinggi, 4 – 5 mg sehari. 2. Pyramidon juga lekas meringankan nyeri persendian.

3. Prednison. Guna prednisone mengurangi reaksi tubuh atas peregangan. Prednison terutama diberi kalau ada komplikai jantung supaya bintil-bintil mengecil dan kerusakan katup ringan.

4. Antibiotika (penicillin) untuk membasahi streptococcen.

PAROTITIS EPIDEMICA /GONDONGAN / BENGKAK YAKKI

Penyebab: Virus

Kebanyakan terdapat pada anak-anak sekolah. Gejala-gejala:

○ Demam 380 – 390 c.

○ Glandula parotis (kelenjar ludah parotis) bengkak dan nyeri. Biasa penyakit ini sembuh dalam 1 minggu.

Penyulitan:

a. Kalau laki-laki kena penyakit parotitis, virus dapat juga menyakitkan testis (buah pelir) dan ini bisa mengakibatkan kemandulan.

b. Sesudah parotitis agak jarng dapat timbul encephalitis.

POLIOMYELITIS ACUT / KELUMPUHAN PADA ANAK-ANAK

Penyebab: Virus. Timbul sebagai wabah.

Merupakan penyakit anak, karena itu disebut: kelumpuhan anak-anak.

Pemindahan peyakit kebanyakan terjadi oleh pengandung hama atau orang yang hanya berpenyakit ringan.

Masa tunas: 5 – 10 hari Perjalanan penyakit:

Dengan tiba-tiba demam tinggi, sakit kepala, sakit pinggang. Sesudah beberapa hari panas turun. Dengan sekonyong-konyong anak lumpuh. Kelumpuhan dapat timbul pada tungkai, paha, otot leher, otot muka, otot biji mata (penderia juling) dan lengan (satu lengan atau dua-dua). Beberapa otot menjadi baik kembali, tetapi beberapa kelumpuhan yang menetap seumur hidup. Otot yang lumpuh menjadi tipis (atrofis). Kalau penyakit ini timbul pada anak kecil, tulang dari anggota yang lumpuh tetap terbelakang pertumbuhannya. Akhirnya kaki atau tangan tersebut tetap tipis. Tempat yang diserang adalah sumsum belakang disana sel-sel merupakan stadion dalam perjalan perangsangan untuk gerakan badan, dirusaki oleh virus.

Pengobatan:

Belum ada obat untuk penyakit ini. Otot yang lumpuh harus dilatih dengan fisioterapi supaya mereka tidak menjadi atrofis.

Kadua kaki lumpuh, mungkin bisa diadakan pemindahan urat-urat (transfer tendon/transplantasi urat) supaya kelumpuhan diperbaiki.

Pencegahan:

(20)

Vaksin polio biasa diberi tiga kali, bersama dengan DTPP. Vaksin ini harus tetap disimpan dalam lemari es, juga selama pengangkutan.

MENINGITIS / RADANG SELAPUT OTAK

Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa macam hama penyakit, antara lain: basil tuberkulose, basil coli dan meningococcen. Meningitis karena infeksi meningococcen terutama dijumpai pada pemuda-pemudi penyakit ini mudah menular diasrama. Macam-macam lain biasa ditemui pada anak-anak kecil.

Untuk memastikan diagnosis dibuat pungsi lumbal. Jarum dimasukkan dalam lubang antara ruas lumbal ke empat dan kelima.

Tekanan liquor tinggi (liquor cerebrospinalis ialah cairan yang mengelilingi otak dan sumsum belakang). Cairan memancar dari jarum.

Liquor keruh karena mengandung banyak sel darah putih.

Juga hama yang menyebabkan penyakit sering dijumpai dalam liquor. Gejala-gejala:

 Demam tinggi  Kuduk kaku

 Kesadaran terganggu, koma  Pada bayi, ubun-ubun menonjol

 Kelumpuhan dari beberapa otot, terutama otot muka, karena urat saraf yang keluar dari otak juga terkena.

 Kadang-kadang penderita menjadi buta, tuli atau penciuman akan terganggu karena urat saraf panca indera terkena juga.

Pada penyakit ini kematian tinggi. Seringkali sesudah sembuh orang cacat. Pada anak kecil kadang-kadang timbul kepala karena pengaliran liquor tersumbat. Liquor tinggal dalam rongga-rongga otak dan tidak bisa jalan terus untuk mengelilingi otak dan sumsum belakang.

Pengobatan:

Sulfa, penicilline, dan antibiotika lain.

Kalau hasil tuberculosis menyebabkan penyakit, harus diberi strptomycine dan INH. Pada anak dibawah umur dua tahun dengan gejala-gejala mengingitis penyebabnya seringkali tidak tedapat dalam liquor. Kalau pada anak tersebut reaksi mantoux positif, basil tuberkulose dianggap penyebab penyakit.

Perawatan:

○ Sonde harus diberi kalau penderita tidak bisa makan.

○ Klisma kalau ada konstipasi.

○ Kateterisasi kalau ada retensi urine.

○ Mencegah dekubitus.

TETANUS

Penyebab basil tetanus yang dijumpai dimana-mana saja, yang terbanyak terdapat dalam kotoran kuda.

Diluar tubuh manusia atau binatang , basil menjadi “spora” yang mempunyai daya tahan matahari dan dapat hidup lama didalam tanah.

Spora masuk bersama dengan kotoran didalam luka dan menjadi basil kembali. Setempat tidak ada radang, tetapi toksin dari basil masuk kesaraf dan melalui saraf tiba dijaringan saraf pusat.

(21)

3 – 5 hari, adakalanya lebih lama, bisa satu minggu sampai satu bulan. Makin pendek masa tunas makin hebat penyakit.

Gejala-gejala:

○ Demam

○ Kejang otot-otot

~ Otot-otot lengan dan tungkai

~ Otot-otot punggung yang mengakibatkan epistholomis.

~ Otot-otot mimic, orang seperti tersenyum tapi aneh/menakutkan, oleh karena itu disebut “senyum seta”.

~ Otot-otot rahang menyebabkan “rahang terkunci”/trismus. ~ Otot pernapasan, sehingga timbul cyanosis/apneu.

Bebeda dengan meningitis/encephalitis, pada tetanus walaupun ada kejang penderita tetap sadar.

Sesudah 2 – 3 minggu otot-otot menjadi lemas kembali. Penyulitan:

Aspirasi pneumonia bisa terjadi karena ludah atau makanan masuk jalan udara karena kesukaran menelan.

Tetanus neonatorum:

Ialah tetanus dari bayi yang baru lahir. Hama penyakit masuk waktu tali pusat dipotong dengan pisau yang tidak steril dan mengandung spora tetanus.

Gejala-gejala:

○ Anak tidak mau menetek lagi. Gejala permulaan ini timbul biasa pada hari kelima atau ke enam.

○ Pada hari berikutnya sudah ada kejang. Waktu kejang anak bisa menjadi biru dan jantungnya berdenyut amat lambat, anak dapat meninggal. Dengan pengobatan dan perawatan yang baik, anak yang masih hidup sesudah satu minggu biasanya akan sembuh.

○ Didalam waktu 10 hari, seluruh badan kaku, sesudah 3 – 4 minggu, baru badannya lemas kembali.

Perawatan:

1. Kamar harus tenang, penderita tidak boleh diganggu oleh cahaya atau ribut. 2. Harus tetap dijaga terutama dalam masa kejang-kejang.

3. Makanan harus diberi sonde kalau bayi tidak bisa menelan lagi.

Ini jarang diperlukan pada orang dewasa. Pada permulaan penyakit diberi makanan halus atau cairan saja. Kebersihan sonde harus dijaga dengan baik, supaya anak tidak dapat gastro enteritis (muntah berak).

4. Pemberian napas buatan pada waktu serangan cyanosis. 5. Pencegahan tentang dekubitus.

Pengobatan:

1. Anti tetanus serum (ATS) orang dewasa 40.000 – 50.000 p. Bati 10.000 p.

2. Sendawa (obat tenang). Largactil dan luminal diberi berganti-ganti tiap-tiap 4 jam. Kalau penderita sakit keras obat ini diberi sebagai suntikan kalau keadaannya masih baik diberi secara oral.

3. Antibiotika (biasnya penicilline), baik untuk infeksi luka maupun untuk mencegah pneumonia.

Pencegahan / profilaksis

(22)

Tetanus toxoid diberi juga kepada ibu-ibu yang hamil. Zat anti yang dibentuk oleh ibu-ibu melalui plasenta masuk bayi dan melindungi bayi.

2. Secara pasif: anti tetanus serum 1500 p diberi kalau orang kena luka yang dijangkiti dengan kotoran. Itulah diberi terutama kalau ada luka yang dalam, seperti kalau ditusuk paku, atau kalau luka dijangkit dengan kotoran dari jalan. Kalau luka dari paku dirawat, baiklah kalau luka itu dibuka sedikit dengan pisau supaya yodium bisa masuk sampai dasarnya.

3. Untuk mencegah tetanus neonatorium dukun-dukun diberi pendidikan tentang sterelitet supaya mereka memotong tali pusat bayi dengan alatnya yang dimasak.

RABIES / PENYAKIT ANJING GILA

Penyebab virus yang terdapat dalam air ludah dan otak dari binatang atau orang yang sakit.

Binatang-binatang yang biasa dihinggapi penyakit ini ialah: anjing, kucing, serigala, kalong, musang.

Penyakit rabies pada anjing:

Gejala-gejala dari encephalitis karena tempat duduknya virus ialah jaringan otak.

○ Anjing gelisah, kadang-kadang pendiam, kadang-kadang pemarah.

○ Anjing tidak mau makan.

○ Orang dan binatang yang dating didekatnya digigitnya, kemudian siapa saja yang dijumpai dia menggigit.

○ Karena kejang tenggorok dan kerongkongannya anjing tidak bisa menelan. Air ludah berbuih dan keluar dari mulutnya. Anjing itu amat berbahaya karena air ludahnya mengandung virus.

○ Suara menggonggong parau.

○ Selanjutnya timbul kelumpuhan.

○ Akhirnya anjing meninggal. Rabies pada manusia:

Masa tunas 14 – 60 hari atau lebih lama. Makin dalam luka itu makin dekat pada susunan saraf pusat, makin pendek masa tunasnya.

Hama penyakit melalui saraf menuju kesusunan saraf pusat dimana terjadi kerusakan sel-sel saraf.

Perjalanan penyakit:

○ Masa permulaan; orang merasa sakit pada tempat yang digigit. Sakit kepala dan gelisah.

○ Masa kejang; gelisah sekali; otot-otot menelan dan pernapasan kejang; demam orang pemarah dan takut air, berteriak.

○ Masa lumpuh; akhirnya sarafnya tidak berfungsi lagi dan kelumpuhan timbul. Biasa penderita hanya 1 – 2 hari sakit lalu meninggal.

Kalau penderita sudah sakit, ia tidak dapat ditolong lagi, pertolongan harus diberikan dalam masa tunas.

Pencegahan:

Kalau orang digigit anjing gila, ia harus selekas mungkin disuntik dengan anti-rabies vaksin, 14 kali 2 cc subkutan.

(23)

ragu-ragu tentang kegilaan anjing, anjing itu harus dikurung dan diserahkan kepada polisi untuk observasi. Selama observasi ini masih bisa ditunggu dengan suntikan.

Anti rabies vaksin terdapar oleh Pasteur, suatu ahli ilmu bakteriologi di Perancis pada abad yang lampau. Lembaga Pasteur di Bandung mendapat namanya dari sarjana ini yang amat berjasa untuk manusia.

Lembaga Pasteur sekarang ganti nama dan disebut lembaga Biofarma.

SAMPAR / PEST

Penyakit sampar disebabkan oleh basil sampar. Dibenua Eropa, pada abad lampau ini meminta banyak korban.

Penyakit sampar pertama kali dijumpai di Indonesia pada tahun 1910 di Jawa. Basil sampar dipindahkan:

 Langsung dari satu orang ke orang lain.

 Dari tikus dengan perantaraan pinjal kemanusia. Wabah pada manusia didahului wabah pada tikus.

Banyak pinjal hidup dikulit tikus. Mereka isap darah tikus dan menjangkitnya. Sesudah tikus mati, pinjal meninggalkannya dan pindah kemanusia untuk mencari makan, yaitu isap darah orang dan menjangkiti manusia.

Masa tunas:

2 – 10 hari, biasa 5 hari. Ada tiga bentuk penyakit: Sampar bubo (kelenjar bening). Sampar septichaemia.

Sampar paru-paru. Geajala-gejala: a. Sampar bubo

Pembengkakan kelenjar getah bening dilipat paha dan dileher. Tempat-tempat yang bengkak ini nyeri sekali. Seringkali sesudah 3 – 4 hari penderita meninggal dunia. b. Sampar septichaemia

Demam tinggi dengan gejala-gejala sepsis. Biasa penderita lekas meninggal dunia. c. Sampar paru-paru

Basil dihantar ke paru dengan peredaran darah. Kalau penderita batuk, basil dipindahkan ke orang lain yang akan mendapat sampar paru-paru juga.

Gejala-gejala: Menggigil, demam

Batuk keras, ludah berwarna merah muda.

Nadi kecil karena jantung lemah. Sering penderita meninggal dunia. Perawatan:

Penderita harus di isolasi. Penyakit sampar masuk undang-udang wabah karantina.

Juga orang yang bergaul dengan penderita harus di pindahkan / di pisahkan selama dua kali masa tunas.

Pencegahan:

(24)

MALARIA

Penyebab malaria ialah parasit malaria yang hidup di dalam kelenjar ludah nyamuk anopeles dan masuk ke dalam darah manusia kalau orang di gigit oleh nyamuk pengandung parasit. Parasit yang masuk ke dalam darah segera masuk kedalam eritrosit dan bentuknya menjadi berbagai bentuk.

Parasit lekas dewasa, nampaknya bundar, besar. Lalu ia berbagidalam banyak bagian, disebut schizont. Eritrosit pcah dan schizont disebarkan dalam darah. Ini disebut sporulasi.

Sebagian dari schizont masuk ulang eritrosit dan sebagian berkembang menjadi gamet, gamet jantan atau gamet betina.

Kalau darah dari penderita diisap oleh nyamuk dan masuk lambungnya, akan terjadi pembuahan. Pertumbuhan lebih lanjut terjadi dalam dinding lambung, akhirnya anak-anak parasit masuk kelenjar ludah nyamuk akan masuk ke tubuh orang yang digigit nyamuk.

Orang baru dapat serangan malaria pertama jika pada sporulasi banyak schizont tersebar dalam darah.

Itulah baru terjadi 10 hari sampai 3 minggu sesudah kejangkitan dengan parasit. Perjalanan penyakit dan gejala-gejala serangan malaria

 Mengigil, suhu tubuh naik 400, sakit kepala. Seringkali juga muntah dan sakit hulu hati (karena kebengkakan hati).

 Sesudah beberapa jam, panas turun lagi dan pasien berkeringat banyak seluruh tubuh basah karena keringat.

 Setelah berkeringat penderita bisa rasa baik.

Serangan itu biasa terjadi ulang sesudah dua hari.

Orang tidak terus menerus dapat serangan malaria. Esudah kira-kira lima serangan, orang menjadi kebal dan schizont akan hilang dari darah.

Parasit dari malaria tertiana biasa tersimpan dalam hati dan limpa. Kalau daya tahan tubuh berkurang, penderita akan dapat residif. Jika malaria telah menahun, serangan-serangan tidak jelas lagi. Penderita sering demam, badannya lemah, muka pucat, perut bengkak, karena hati dan limpa membesar. Biasa ada juga anemia.

Besarnya limpa diukur menurut cara schuffner. Ukuran antara lengkung iga dan pusat dibagi empat.

Kalau limpa besar sampai sebelah pusat itulah disebut schuffner IV. Malaria yang biasa terdapat di Sulawesi ialah malaria tertiana dan tropika.

Malaria tertiana disebabkan oleh plasmodium vivax. Ciklus parasit malaria

Sporulasi timbul setiap 48 jam, maka serangan malaria tiap-tiap 48 jam. Serangan dan gejala-gejala malaria trtiana sama dengan yang tertulis diatas.

Malaria tropika

Disebabkan oleh plasmodium falciparum. Sporulasi stiap 36 – 48 jam.

Malaria tropika biasa lebih hebat dari pada malaria tertiana karena parasit bisa masuk kapiler otak sehingga kapiler itu tersumbat dan terdapat gejala-gejala sakit otak. Ini disebut malaria otak.

Gejala-gejala malaria otak:

 Penderita gelisah, beribut dan bicara-bicara seperti orang gila.  Pingsan dan syock.

Pengobatan:

(25)

2 – 1 – 2 atau 2 – 2 – 2 selama 5 – 7 hari.

Bayi dan anak-anak kecil diberi euchinine karena sulfas chinine terlalu pahit.

2. Chloroquine kuur : untuk orang dewasa 20 biji ( dari 100 mg ) di minum 3-4 hari ; mulai 4 biji, ( kemudian 3x2biji ).

Suntik chinine atau chloroquine biasa hanya di beri kalau orang muntah: chinine antipyrine 500 mg atau chloroquine 200 mg. Sesudah muntah berhenti di teruskan dengan tablet.

Laboratorium:

cincin malaria atau schizont dan gamet di temui dalam sediaan hapus harus di cari lama sampai di temui parasit, di pakai cara lebih cepat yaitu tetes tebal (ddr) Banyak erytrocyt berkumpul dan pecah. Parasit malaria terlepas dan banyak ditemui dalam daerah yang kecil. Tetes tebal dipulas menurut Giemsa. Nyamuk malaria adalah anofeles. Lain nyamuk yang sering ditemui disini adalah culeks. Culeks tidak membawa malaria.

Anofeles Kuleks

1. Badan dan kepala merupakan satu garis yang Kepala dengan badan membentuk membentuk sudut dengan permukaan kulit sudut. Badan sejajar dengan permu atau dinding. kaan kulit.

2. Jentiknya sejajar dengan permukaan air Air jentiknya membentuk sudut deng an permukaan air

3. Telurnya tersendiri-sendiri Telurnya berkelompok-kelompok Nyamuk-nyamuk bertelur dalam air yang diam. Air tempat bertelur disebut arang nyamuk. Sesudah beberapa hari keluar anaknya (jentik). Jentik berubah dalam kepompong dan sesudah 2 – 3 minggu adalah nyauk dewasa. Nyamuk dewaa dapat terbang sampai 1 km keliling sarang nyamuk.

Pencegahan serangan malaria

Pada orang yang baru masuk kedaerah malaria, belum ada kekebalan. Supaya mereka tidak lekas dikena malaria, merek bisa memakai:

○ Chloroquine 100 mg, tiga tablet sekaligus satu kali seminggu.

○ Daraprin, dua kali seminggu satu tablet.

○ Paludrine, dua kali seminggu satu tablet.

Akan tetapi, dengan pencegahan tersebut, belum ada kepastian orang tidak akan dapat serangan mlaria.

Pemberantasan malaria: a. Membasmi nyamuk

~ Memusnahkan sarang malaria (selokan, air tergenang, menjaga kebersihan pekarangan). Air sering kali tertinggal dipohon pisang, dirumput nenas.

~ Menyemprot dinding rumah dengan DDT.

~ Membunuh jentik-jentik, umpama dengan minyak tanah diatas air yang tergenang.

b. Menghindarkan gigitan nyamuk

~ Malam memakai kelambu atau kawat dijendela supaya nyamuk tidak bisa masuk. ~ Mengusir nyamuk dengan memakai obat nyamuk.

~ Obat Jepang ~ Minyak kayu putih

~ Minyak sereh atau dengan asap.

(26)

ERYSIPELAS / API LUKA

Bila ada luka yang kecil yang dijangkiti streptococcus viridias, akan timbul kemerehan kulit yang segera meluas.

Ada batas yang jelas antara daerah merah dan kulit yang sehat. Suhu badan naik, penderita merasa nyeri.

Pencegahan:

1. Kompres rivanol didaerah merah. 2. Antibiotika (penicilline) atau sulfa.

Penderita tidak boleh dekat pasien yang baru bersalin karena bahaya kejangkitan.

ULCUS TROPICUM

Seringkali terdapat didaerah-daerah yang panas. Didalam luka sering ditemukan beberapa jenis basil bersamaan, antara lain sejenis spirochaet : Infeksi campuran.

Basil-basil tersebut terdapat didalam tanah lumpur seperti disawah. Oleh karena itu, ulkus tropicum sering dijumpai pada kaum petani, terlebih-lebih dimusim hujan. Ulkus tropicum timbul diujung jari kaki, pada mata kaki dan dikulit diatas tulang kering, pada tempat-tempat yang sering terantuk.

Mula-mula luka masih kecil. Karena gatal, luka digaruk-garuk dan dengan cepat meluas dan mendalam serta merusakkan segala jaringan sekelilingnya. Jaringan ini menjadi nekrosis (mati) dan karena dihinggapi hama-hama timbullah ganggren (jaringan mati yang berbau busuk). Penderita merasa nyeri.

Pengobatan:

○ Prokain penicillin 500.000 p sehari sampai luka mulai bersih.

○ Kompres rivanol atau kompres PK diberi untuk beberapa hari.

○ Bedak jodoform untuk menghilangkan bau busuk.

○ Kalau luka sudah mulai bersih, mengobatan mulai dilanjutkan dengan bedak jodoform, purol atau salep lain. Jodoform tidak diberi lagi kalau sudah bersih.

SCABIES / KUDIS / PURU – PURU

Penyebab kutu yang dinamakan tungau kudis.

Tungau betina memasuki kulit dan menggali lorong dimana pada ujungnya ia bertelur, lalu meninggal. Dari telurnya baru yang menyebar kelain tempat dan membuat lorong lagi dan seterusnya.

Gejala-gejala gatal:

Penderita menggaruk dan oleh karena kegarukan ini kulit terbuka sedikit dan menjadi luka. Karena kemasukan infeksi pada luka, timbul bisul-bisul kecil. Tempat yang kena ialah: kaki, tangan (pergelangan tangan, antara jari-jari), pantat, dinding perut sekitar pusat: inilah semua tempat-tempat yang mudah di garuk.

Pengobatan:

1. Minyak belerang.

2. Sallicyl – sulfur salep, obat 1 dan 2 agak berbau.

3. Benzyl benzoate (acabiomuls). Obat ini paling disukai karena tidak berbau dan sangat berhasil.

Cara pengobatan:

Seluruh tubuh digosok dengan scabiomuls, pakaian direbus, tempat tidur dibersihkan. Seluruh anggota keluarga diberi pengobatan karena semua penderita penyakit scabies. Pengobtan diulangi setelah beberapa waktu.

(27)

CACINGAN / ASCARIASIS / PENYAKIT CACING GELANG

Di Indonesia hampir semua orang mempunyai cacing ini dalam ususnya, terutama anak-anak. Penjangkitan terjadi kalau makanan mengandung telur cacing, yaitu yang dijangkiti dengan kotoran manusia atau anjing. Panjangnya ascaris kira-kira 30 cm. Telurnya mudah terdapat pada pemeriksaan faeses dibawah mikroskop. Kulitnya tebal, berwarna kuning dan terdiri dari beberapa lapis. Lapisan luar nampak bergerigi seperti kulit dirian. Isinya telur berbentuk bundar.

Gejala-gejala:

○ Perut gembung, terutama bila terdapat banyak cacing.

○ Kurang nafsu makan, rasa mual, sakit perut.

○ Gatal-gatal hidung dan leher. Seringkali ada batuk kering.

○ Anak kecil bila sudah lama cacingan, menjadi kurus.

○ Seringkali ada juga kekurangan vitamin A dengan gejala-gejala sakit mata: buta ayam, takut cahaya, cornea kabur dan mungkin rusak (keratomalasi). Pada anak-anak dengan gejala ini, keadaan gizi pada umumnya juga jelek.

○ Sakit perut yang disebut kolik (kejang) usus.

Ini disebabkan oleh perkelompokan cacing dalam usus halus.

○ Kalau usus sama sekali tersumbat oleh kelompok ascaris timbul ileus ascaris (perut gembung, sakit keras, muntah-muntah, tidak ada flatus).

Pengobatan:

Pengobatan dengan menggunakan Piperasine.

○ Orang dewasa merupakan obat pilihan

Dosis: tergantung berat badan sampai 15 kg = 1 gr 15 – 25 kg = 2 gr 25 – 50 kg = 3 gr 50 KG = 3,5 gr Diberikan sebagai dosis tunggal.

○ Untuk anak kecil ada piperasine sirop. Upixon ialah sirop piperazine dari pabrik bayer. Baiklah kalau anak-anak di beri kuur obat cacing beberapa kali setahun, terutama kalu mereka sering menderita mulas perut.

Apabila ada infeksi ganda / campuran dengan ankylasis baik di berikan : Combantrin oleh karena obat ini effektif baik untuk ascariasis maupun ankylostomiasis.

Dosis : 11 mg / kg berat badan.

OXYURIA

Oxyuria ialah cacing kecil, panjangnya 0,5 -1 cm. Pada malam hari, cacing betina pergi ke anus dan bertelur di selaput lendir keliling anus. Aak merasa gatal-gatal dan menggaruk pada tempat itu, lebih-lebih pada waktu tidur. Telur melekat pada kuku anak dan dapat menjangkiti orang lain atau diri sendiri ulang. Telur oxyuris tidak berwarna dan sudah mengandung embrio Selain dari gatal-gatal, oxyuris tidak menyebabkan penyakit. Cacing biasa terdapat di dalam usus buntu (coecum).

Pengobatan:

Kuur piparazine, sama dengan pengobatan ascaris. Kuur ini harus diulangi sesudah 2 minggu karena pada waktu itu embrio yang keluar dari telur sudah menjadi besar.

(28)

Penyakit ini banyak sekali kedapatan di Indonesia. Telurnya seperti telur ayam. Kulitnya tipis. Kalau belum dibuahi, isinya satu bulatan padat. Sesudah dibuahi ada 2, 4 atau 8 bulatan, Kadang-kadang sudah nampak tempayak (larva).

Penularan:

Penularan pada manusia terjadi dengan larva yang sudah dewasa, yaitu yang sudah keluar dari telurnya.

Ada 2 cara penularan: 1. Melewati kulit

Ini terjadi kalau larva diinjak oleh manusia yang tidak berlas kaki. Perjalanan larva sebagai berikut:

○ Dengan darah vena kejantung kanan.

○ Dari jantung kanan keparu-paru.

○ Di paru-paru larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk alveolus.

○ Dari alveolus ikut jalan udara keatas dan tiba ditekak.

○ Ditekak larva masuk kerongkongan dan ikut jalan pencernaan makanan dan akhirnya tinggal diusus.

2. Melewati mulut

Cara ini lebih jarang terjadi.

Larva tidak dapat menjadi dewasa kalau tidak lebih dahulu melalui peredaran darah. Larva yang masuk dengan makanan menembus selaput lendir dari mulut atau lain bagian saluran pencernaan makanan, masuk mulur darah kapiler dan harus ikut sama jalan panjang seperti tertulis diatas.

Di Indonesia mudah sekali orang dijangkiti penyakit ini sebab di kampong-kampung banyak orang buang air besar sembrono saja.

Telur masuk tanah, tempayak (larva) keluar dari telur dan dapat masuk kulit orang yang tidak beralas kaki.

Cacing dewasa yang tinggal didalam usus, tergantung di epitel dengan giginya. Karena gigitan , selalu ada sedikit perdarahan dari usus.

Kalau infeksi cacing tambang hebat, banyak darah dapat hilang demikian. Gejala-gejala:

Anemi, penderita pucat, lemah, malas bekerja. Perut sakit, gembung.

Kurang nafsu makan.

Berak encer, kadang campur ingus. Pengobatan:

Oleum chenopodii

Obat ini hanya diberi kalau pasien tidak terlalu lemah. Kuur oleum chenopodii untuk orang dewasa adalah:

Penderita harus berpuasa. Pengobatan mulai misalnya: Jam 6 pagi 12 – 15 tetes oleum chenopodii

Jam 7 pagi 12 – 15 tetes oleum chenopodii Jam 8 pagi 12 – 15 tetes oleum chenopodii

Jam 10 pagi sulfa magnesicus, satu sendok makan.

Kuur ini boleh diulangi sesudah satu bulan, kalau masih terdapat telur ankylostoma pada pemeriksaan faeses. Obat ini diberi kepada tiap-tiap orang yang mengandung ankylostyoma, juga kalau belum ada anemi.

Alcopar kuur

(29)

Orang dewasa diberi 5 gm, anak-anak dibawah tiga tahun 2,5 gm. Satu jam sesudah minum obat, penderita sudah boleh makan. Laksans tidak perlu.

Pencegahan:

Sebaik-baiknya orang harus memakai alas kaki.

Harus dibuat WC. WC ini tidak boleh terlalu dekat rumah. Pekarangan rumah, terlebih-lebih yang dekat WC tidak boleh basah. Air hujan harus lekas masuk selokan.

TRICHOCEPHALUS

Panjangnya cacing ini 4 – 5 cm. Cacing dewasa hidup dalam usus buntu manusia. Telurnya seringkai terdapat difaeses. Di ujung telur terdapat benda seperti sumbatan. Trichocephalus tidak menyebabkan penyakit pada manusia maka tidak usah berobat.

CACING PITA

Cacing ini termasuk golongan cacing pipih (ascariasis, ankylostoma, trichocephalus adalah cacing gilik), cacing pita merupakan binatang – binatang hermoprodit, artinya dalam tubuh terdapat alat kelamin jantan dan betina bersama-sama.

Bagian-bagian tubuhnya terdiri atas: Scolex (kepala) dengan kait-kait yang kecil. Leher

Proglotid (segmen) potongan yang bersegi empat. Ada 2 macam cacing pita yang sering dijumpai yaitu: Taenia saginata

Terdapat pada daging sapi, panjangnya bisa sampai 5 meter, terdiri atas 1000 – 2000 proglotid.

Taenia solium

Terdapat pada daging babi panjangnya 2 – 3 meter, jumlah proglotid biasanya tidak lebih dari 1000.

Panjangnya cacing ini boleh 1 cm sampai 10 meter tergantung dari macamnya. Bentuknya satu cacing seperti alat pengukur centimeter.

Dibagian ekor merupakan proglotid-proglotid yang masak yang mengandung banyak telur ini keluar bersama-sama yang fecis. Setiap proglotid yang lepas dari cacing boleh bergerak sendiri pelan-pelan.

Bila telur ini dimakan oleh binatang (babi, sapi, anjing dan ikan) telur tersebut berubah jadi larva yang memilih tempat dijaringan otot binatang-binatang tersebut. Dan mnusia akan ketularan dengan makan daging binatang tersebut bila tidak dimasak dengan betul.

Parasit-parasit (cysticerous) dari daging babi atau sapi ataupun ikan di lepaskan dalam lambung si penderita dan masuk kedalam usus, disana parasit-parasit menjadi dewasa dan dengan parasit dimulut mereka melekat pada dinding usus. Mereka mendapat makanan dari dinding usus itu. Mereka bertumbuh sampai panjangnya jadi lengkap, ialah sampai 1 cm atau 10 meter tergantung macamnya cacing pita masing-masing.

Sewaktu-waktu potongan dari bawah cacing itu melepaskan diri dan bisa keluar bersama-sama dengan faeses. Kelihatan potongan ini segi empat, tipis seperti kertas dan bergerak pelan-pelan, dan kelihatan dengan mata biasa tanpa pertolongan alat-alat lain. Gejala-gejala infestasi cacing pita antara lain:

1. Sering lapar, lebih-lebih kalau malam.

2. Perut gembung, berak-berak dengan faeses berlendir.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari hasil uji statistik bahwa diperoleh nilai p = 0,047 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi terjadinya kelelahan antara pekerjaan operator yang tidak

tidak diberi pengaku samping maka tegangan KIP yang menentukan adalah samping maka tegangan KIP yang menentukan adalah Teg.KIP yang terkecil dari persamaan diatas

Penelitian biogas secara pilot plant telah dilakukan pada instalasi pengolahan air limbah industri tepung tapioka rakyat PD Semangat Jaya desa Bangun Sari Kecamatan Negeri

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tuturan ataupun tindakan humor kartun Benny & Mice banyak melakukan pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dan di

Brachionus di alam hidup di perairan telaga, sungai, rawa, maupun danau. Tetapi jumlah yang terbanyak di air pavan. Bra chionus terdapat melimpah pada perairan yang

Sisik-sisik ini terbuat dar i keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan rambut. Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada

Namun model pengontrolan yang belum pernah digunakan dalam pengontrolan motor-motor induksi adalah dengan PID kontroller, yang selama ini lebih familiar digunakan pada motor-motor

Ada satu kesamaan dari keempat subjek, yang mendorong mereka bekerja sebagai perawat on call, yaitu harapan akan naiknya status menjadi perawat tetap di PMI (kebutuhan akan