• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Konsumen 2.ppt perlindungan konsumen perlindungan konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perlindungan Konsumen 2.ppt perlindungan konsumen perlindungan konsumen"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN KONSUMEN

(Oleh : Ega Jalaludin, S.H., M.M.) (Oleh : Ega Jalaludin, S.H., M.M.)

STIE Bina Bangsa Banten

STIE Bina Bangsa Banten

(2)

PENGERTIAN KONSUMEN

PENGERTIAN KONSUMEN

• Menurut UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ;Menurut UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ;

Pasal 1 angka 2 ;

Pasal 1 angka 2 ;

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,

oranglain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

oranglain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.

diperdagangkan.

• Hornby:Hornby:

“ Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa”

atau menggunakan jasa”

“Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”

atau menggunakan jasa tertentu”

“Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”

atau sejumlah barang”

(3)

JENIS KONSUMEN

JENIS KONSUMEN

Konsumen yang menggunakan barang/ jasa

Konsumen yang menggunakan barang/ jasa

untuk keperluan komersial (

untuk keperluan komersial (

intermediate

intermediate

consumer, intermediate buyer, derived buyer,

consumer, intermediate buyer, derived buyer,

consumer of industrial market

consumer of industrial market

)

)

Konsumen yang menggunakan barang/ jasa

Konsumen yang menggunakan barang/ jasa

untuk keperluan diri sendiri/ keluarga/ non

untuk keperluan diri sendiri/ keluarga/ non

komersial (

komersial (

Ultimate

Ultimate

consumer, Ultimate buyer,

consumer, Ultimate buyer,

end user, final consumer, consumer of the

end user, final consumer, consumer of the

consumer market)

(4)

BATASAN KONSUMEN AKHIR

BATASAN KONSUMEN AKHIR

BPHN: “Pemakai akhir dari barang, digunakan

BPHN: “Pemakai akhir dari barang, digunakan

untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan

untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan

tidak diperjual belikan”.

tidak diperjual belikan”.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia:

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia:

“Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam

“Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam

masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau

masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau

keluarganya atau orang lain dan tidak untuk

keluarganya atau orang lain dan tidak untuk

diperdagangkan kembali”

diperdagangkan kembali”

Fakultas Hukum Universitas Indonesia “Setiap

Fakultas Hukum Universitas Indonesia “Setiap

orang atau keluarga yang mendapatkan barang

orang atau keluarga yang mendapatkan barang

(5)

KONSUMEN AKHIR MENURUT

KONSUMEN AKHIR MENURUT

PERUNDANG-UNDANGAN

PERUNDANG-UNDANGAN

 Undang-Undang Perlindungan Konsumen India:Undang-Undang Perlindungan Konsumen India:

“Konsumen adalah setiap orang pembeli barang yang disepakati, Konsumen adalah setiap orang pembeli barang yang disepakati, menyangkut harga dan cara pembayarannya, tetapi tidak termasuk

menyangkut harga dan cara pembayarannya, tetapi tidak termasuk

mereka yang mendapatkan barang untuk dijual kembali atau

mereka yang mendapatkan barang untuk dijual kembali atau

lain-lain keperluan komersial”

lain keperluan komersial”

 Perundang-undangan Australia:Perundang-undangan Australia:

“setiap orang yang mendapatkan barang tertentu dengan harga setiap orang yang mendapatkan barang tertentu dengan harga yang telah ditetapkan (setinggi-tingginya A $. 15,000, atau kalau

yang telah ditetapkan (setinggi-tingginya A $. 15,000, atau kalau

harganya lebih , maka kegunaan barang tersebut umumnya untuk

harganya lebih , maka kegunaan barang tersebut umumnya untuk

keperluan pribadi, domestik, atau rumah tangga (normally used for

keperluan pribadi, domestik, atau rumah tangga (normally used for

personal, family or household purposes)

personal, family or household purposes)

 Undang-Undang Jaminan Produk (Amerika Serikat):Undang-Undang Jaminan Produk (Amerika Serikat):

“Setiap pembeli produk konsumen yang tidak untuk dijual kembali, Setiap pembeli produk konsumen yang tidak untuk dijual kembali, dan pada umumnyadigunakan untuk keperluan pribadi, keluarga

dan pada umumnyadigunakan untuk keperluan pribadi, keluarga

atau rumah tangga (personal, family or household )

(6)

KONSUMEN AKHIR MENURUT

KONSUMEN AKHIR MENURUT

PERUNDANG-UNDANGAN

PERUNDANG-UNDANGAN

BW Baru Belanda (NBW):

BW Baru Belanda (NBW):

orang alamiah (yang dalam mengadakan

orang alamiah (yang dalam mengadakan

perjanjian tidak bertindak selaku orang yang

perjanjian tidak bertindak selaku orang yang

menjalankan profesi atau perusahaan”

menjalankan profesi atau perusahaan”

Hukum Inggris:

Hukum Inggris:

Setiap pembeli (private purchaser) yang pada

Setiap pembeli (private purchaser) yang pada

saat membeli barang tertentu , tidak

saat membeli barang tertentu , tidak

menjalankan bisnis dagang atau keuangan, baik

menjalankan bisnis dagang atau keuangan, baik

sebagian maupun seutuhnya dari barang

sebagian maupun seutuhnya dari barang

tertentu yang dibelinya itu”.

(7)

KESIMPULAN: PENGERTIAN KONSUMEN

KESIMPULAN: PENGERTIAN KONSUMEN

Di dalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara:

Di dalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara:

Consumer (Konsumen) dan Customer (pelanggan).

Consumer (Konsumen) dan Customer (pelanggan).

• Konsumen adalah semua orang atau masyarakat termasuk Konsumen adalah semua orang atau masyarakat termasuk

pelanggan.

pelanggan.

• Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu

produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.

produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.

Konsumen akhir dengan konsumen antara:

Konsumen akhir dengan konsumen antara:

• Konsumen akhir adalah konsumen yang mengkonsumsi secara Konsumen akhir adalah konsumen yang mengkonsumsi secara

langsung produk yang diperolehnya, sedangkan:

langsung produk yang diperolehnya, sedangkan:

• Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk

untuk memproduksi produk lainnya.

untuk memproduksi produk lainnya.

• Misal: Misal:

• membeli kain untuk langsung digunakan adalah konsumen akhir.membeli kain untuk langsung digunakan adalah konsumen akhir.

• membeli kain untuk dibuat busana dan dijual kembali adalah konsumen membeli kain untuk dibuat busana dan dijual kembali adalah konsumen

(8)

HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN

HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN

(JALUR PEMASARAN)

(JALUR PEMASARAN)

Terdapat 2 Model:

Terdapat 2 Model:

Produsen

Konsumen

Produsen Grosir/ Whole Saler

Pengecer/

(9)

HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN

HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN

(JALUR PEMASARAN)

(JALUR PEMASARAN)

Produsen Grosir/ Whole Saler

Pengecer/

Retailer Konsumen

Wanprestasi

(10)

HUBUNGAN

HUBUNGAN

PERIKATAN DAN PERJANJIAN

PERIKATAN DAN PERJANJIAN

Perikatan

Perjanjian

(Privity of Contract)

Menggugat atas dasar hubungan kontraktual (wanprestasi/ ingkar

janji) dinamakan pula: Contractual Liability

Undang-Undang

Undang-Undang saja

Perbuatan manusia

Sesuai hukum: Zaakwarneming

Melawan hukum

(11)

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Kemanfaatan penerapan tahapan konsumen:

Kemanfaatan penerapan tahapan konsumen:

o

agar dengan mudah mencari akar permasalahan dan

agar dengan mudah mencari akar permasalahan dan

mencari jalan penyelesaiannya.

mencari jalan penyelesaiannya.

o

penyusunan perundang-undangan yang melindungi

penyusunan perundang-undangan yang melindungi

konsumen.

konsumen.

 Tahap Pra transaksi konsumen.Tahap Pra transaksi konsumen.  Tahap transaksi konsumen.Tahap transaksi konsumen.

(12)

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

1.

1.

Tahap Pra transaksi konsumen

Tahap Pra transaksi konsumen

 Konsumen mencari informasi atas barang dan jasa.Konsumen mencari informasi atas barang dan jasa.  Informasi yang benar dan bertanggungjawab.Informasi yang benar dan bertanggungjawab.

 Putusan pilihan konsumen yang benar atas barang dan jasa Putusan pilihan konsumen yang benar atas barang dan jasa yang dibutuhkan sangat bergantung atas kebenaran dan

yang dibutuhkan sangat bergantung atas kebenaran dan

bertanggungjawabnya informasi yang disediakan oleh

bertanggungjawabnya informasi yang disediakan oleh

pihak-pihak yang berkaitan dengan barang dan jasa konsumen.

pihak yang berkaitan dengan barang dan jasa konsumen.

 Informasi dapat berupa: Informasi dapat berupa:

 Label/etiket pada produk.Label/etiket pada produk.

 Kegiatan marketing berupa pamflet, brosur, selebaran, Kegiatan marketing berupa pamflet, brosur, selebaran,  Kegiatan peluncuran ptoduk;Kegiatan peluncuran ptoduk;

(13)

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

 Label/etiket pada produkLabel/etiket pada produk

harus memuat semua informasi pokok tentang produk tersebut

harus memuat semua informasi pokok tentang produk tersebut

sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

yang berlaku, ditempelkan atau dimasukan dalam kemasan

yang berlaku, ditempelkan atau dimasukan dalam kemasan

 IklanIklan

peran iklan sangat berpengaruh terhadap konsumen, baik

peran iklan sangat berpengaruh terhadap konsumen, baik

menyesatkan atau memberi perlindungan. Iklan yang baik dapat

menyesatkan atau memberi perlindungan. Iklan yang baik dapat

memberikan pertimbangan putusan bagi konsumen, sedangkan

memberikan pertimbangan putusan bagi konsumen, sedangkan

yang menyesatkan dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen.

yang menyesatkan dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen.

 Perlu dibinanya kode etik priklanan. Regulasi periklanan adalah Perlu dibinanya kode etik priklanan. Regulasi periklanan adalah

Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) yang

Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) yang

dijalankan oleh Komisi Tata Krama dan Tata Cara Periklanan

(14)

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

2.

2.

Tahap transaksi konsumen

Tahap transaksi konsumen

 Transaksi konsumen sudah terjadi.Transaksi konsumen sudah terjadi.

 Permasalahan banyak terjadi untuk transaksi di luar tunai Permasalahan banyak terjadi untuk transaksi di luar tunai (cash), misalnya: kredit, beli sewa dsb.

(cash), misalnya: kredit, beli sewa dsb.

 Masalah banyak diakibatkan dengan menggunakan perjanjian Masalah banyak diakibatkan dengan menggunakan perjanjian baku, di mana orang tidak meneliti terlebih dahulu atas

baku, di mana orang tidak meneliti terlebih dahulu atas

syarat-syarat baku yang disodorkan oleh penjual.

syarat baku yang disodorkan oleh penjual.

 Perjanjian ini dikenal dengan kontrak standar (standard Perjanjian ini dikenal dengan kontrak standar (standard

contract) atau syarat-syarat umum (algemene voorwaarden)

contract) atau syarat-syarat umum (algemene voorwaarden)

 Konsumen harus menerima perjanjian baku yang disodorkan Konsumen harus menerima perjanjian baku yang disodorkan untuk transaksi tersebut (“take it or leave it).

(15)

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

 Penerapan syarat-syarat baku yang bersifat negatif ( hak Penerapan syarat-syarat baku yang bersifat negatif ( hak

menuntut gantirugi, pengalihan tanggungjawab) dinilai mergikan

menuntut gantirugi, pengalihan tanggungjawab) dinilai mergikan

posisi konsumen.

posisi konsumen.

 Penggunaan metode pemasaran produk (desain, jaringan Penggunaan metode pemasaran produk (desain, jaringan

distribusi, iklan untuk mengingat produk tertentu, sistem direct

distribusi, iklan untuk mengingat produk tertentu, sistem direct

selling dsb)

selling dsb)

 Diperlukan adanya persaingan usaha yang jujur (fair Diperlukan adanya persaingan usaha yang jujur (fair competition), khususnya terhadap penjualan yang

competition), khususnya terhadap penjualan yang

menggunakan cara dengan embel-embel hadiah dsb.

menggunakan cara dengan embel-embel hadiah dsb.

 Kasus-kasus banyak terjadi yang berkaitan dengan barang yang Kasus-kasus banyak terjadi yang berkaitan dengan barang yang dijual dengan cara kredit, perumahan di kawasan real estate

dijual dengan cara kredit, perumahan di kawasan real estate

dsb.

(16)

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

Tahap Tahap Transaksi Konsumen

 Tahap purna transaksi konsumenTahap purna transaksi konsumen

 telah terjadi transaksi dan pelaksanaannya telah diselenggarakan.telah terjadi transaksi dan pelaksanaannya telah diselenggarakan.  Terdapat kepuasan atau kekecewaan dari konsumen.Terdapat kepuasan atau kekecewaan dari konsumen.

 Masalah hukum dan ekonomi terjadi:Masalah hukum dan ekonomi terjadi:

bila barang/jasa yang telah digunakan konsumen tidak memenuhi bila barang/jasa yang telah digunakan konsumen tidak memenuhi

harapannya sebagaimana yang diiklankan.

harapannya sebagaimana yang diiklankan.

 bila barang/jasa tidak sesuai dengan mutu produk, baik sesuai standard bila barang/jasa tidak sesuai dengan mutu produk, baik sesuai standard

yang berlaku maupun klaim pengusaha ybs.

yang berlaku maupun klaim pengusaha ybs.

 Layanan purna jual tidak cocok tentang jaminan mutu produk Layanan purna jual tidak cocok tentang jaminan mutu produk

(guarantee) maupun penyediaan suku cadangnya.

(guarantee) maupun penyediaan suku cadangnya.

 Sengketa terhadapSengketa terhadap

masalah ini diatasi dengan cara:

masalah ini diatasi dengan cara:

 melalui penyelesaian damai.melalui penyelesaian damai.

(17)

PERTANGGUNGJAWABAN PRODUK

PERTANGGUNGJAWABAN PRODUK

 Tanggung jawab produsen di bidang goods (barang) dan bukan jasa, Tanggung jawab produsen di bidang goods (barang) dan bukan jasa,

karena pertanggungjawaban jasa telah khusus yaitu Proffesional liability

karena pertanggungjawaban jasa telah khusus yaitu Proffesional liability

yang bersandar pada contractual liability

yang bersandar pada contractual liability..

 Dalam product liability dikenal dua caveat yaitu Caveat Emptor (konsumen Dalam product liability dikenal dua caveat yaitu Caveat Emptor (konsumen

berhati-hati) dan Caveat Venditor (produsen berhati-hati)

berhati-hati) dan Caveat Venditor (produsen berhati-hati)

 pertanggung jawaban produk ini merupakan tanggungjawab produsen pertanggung jawaban produk ini merupakan tanggungjawab produsen

kalau produknya menimbulkan kerugian dan merupakan tanggungjawab

kalau produknya menimbulkan kerugian dan merupakan tanggungjawab

perdata.

perdata.

 Untuk melindungi konsumen terdapat dua ketentuan yaitu hukum publik Untuk melindungi konsumen terdapat dua ketentuan yaitu hukum publik

dan hukum perdata, di mana dalam hukum perdata terdiri dari hukum

dan hukum perdata, di mana dalam hukum perdata terdiri dari hukum

perjanjian dan hukum tentang perbuatan melawan hukum.

perjanjian dan hukum tentang perbuatan melawan hukum.

 Hukum perjanjian didalamnya terdapat tanggungjawab atas dasar kontrak Hukum perjanjian didalamnya terdapat tanggungjawab atas dasar kontrak

(contractual liability) sedangkan hukum tentang perbuatan melawan hukum

(contractual liability) sedangkan hukum tentang perbuatan melawan hukum

atas dasar Tortius liability (Tanggungjawab atas dasar perbuatan melawan

atas dasar Tortius liability (Tanggungjawab atas dasar perbuatan melawan

hukum

(18)

Hubungan Product Liability dan

Hubungan Product Liability dan

Perlindungan Konsumen

Perlindungan Konsumen

CONSUMER PROTECTION

Civil Law Public Law

Law of Obligations (Perikatan)

Law of Contract (Perjanjian) Law of Tort (Hk Tentang Perbuatan Melawan Hukum

Contractual Liability (tanggung jawab

atas dasar kontrak) atas dasar perbuatan melawan hukumTortius Liability ( Tanggungjawab

Fault Liability (Klasik:

tanggung jawab atas dasar kesalahan Pasal 1365 KUHPerdata

No Fault Liability/ Strict Liability

PRODUCT LIABILITY Building Owner

(19)

Hubungan Product Liability dan

Hubungan Product Liability dan

Perlindungan Konsumen

Perlindungan Konsumen

Fault Liability (Klasik:

tanggung jawab atas dasar kesalahan Pasal 1365 KUHPerdata

No Fault Liability/ Strict Liability

PRODUCT LIABILITY Building Owner

liability Vicarious Liability

Bukan atas dasar kontraktual atau perjanjian, tetapi perbuatan

(20)

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

 Pasal 1365 KUHPerdata berbunyi:Pasal 1365 KUHPerdata berbunyi:

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya

kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya

menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

 bukan mendasarkan kontraktual atau perjanjian tetapi perbuatan bukan mendasarkan kontraktual atau perjanjian tetapi perbuatan

melawan hukum, karena dalam bisnis jarang sekali hubungan

melawan hukum, karena dalam bisnis jarang sekali hubungan

produsen langsung ke konsumen (lihat model pemasaran 2).

produsen langsung ke konsumen (lihat model pemasaran 2).

 Bila melihat bahwa produsen yang bertanggungjawab , maka kita Bila melihat bahwa produsen yang bertanggungjawab , maka kita

menggugatnya tidak dengan wanprestasi, karena tidak ada

menggugatnya tidak dengan wanprestasi, karena tidak ada

hubungan kontraktual (Privity of contract, yaitu hubungan yang

hubungan kontraktual (Privity of contract, yaitu hubungan yang

langsung dengan konsumen). Jadi bila tidak ada hubungan tersebut

langsung dengan konsumen). Jadi bila tidak ada hubungan tersebut

maka menggugatnya harus berdasarkan perbuatan melawan

maka menggugatnya harus berdasarkan perbuatan melawan

hukum.

(21)

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

 Kronologisnya hukum perikatan--- hukum perjanjian--- hukum Kronologisnya hukum perikatan--- hukum perjanjian--- hukum

perbuatan melawan hukum.

perbuatan melawan hukum.

 Bila berdasarkan hukum perjanjian adalah wanprestasi (contractual Bila berdasarkan hukum perjanjian adalah wanprestasi (contractual

liability) sedangkan berikutnya adalah perbuatan melawan hukum

liability) sedangkan berikutnya adalah perbuatan melawan hukum

(law of Tort) adalah tortius liability.

(law of Tort) adalah tortius liability.

 Tortius liability terbagi atas:Tortius liability terbagi atas:

 Fault Liability menggugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, berarti Fault Liability menggugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, berarti

siapa yang mendalilkan, dia harus yang membuktikan. Bila diterapkan

siapa yang mendalilkan, dia harus yang membuktikan. Bila diterapkan

dalam kasus biskuit beracun, maka konsumen harus membuktikan

dalam kasus biskuit beracun, maka konsumen harus membuktikan

bahwa produsen yang bersalah. Ini tidak menguntungkan bagi

bahwa produsen yang bersalah. Ini tidak menguntungkan bagi

konsumen. Perlindungan terhadap konsumen menjadi mustahil kalau

konsumen. Perlindungan terhadap konsumen menjadi mustahil kalau

berdasarkan fault liability, karena yang mendalilkan harus membuktikan.

(22)

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

 Isi Pasal 1365 KUHPerdata bila dikaji:Isi Pasal 1365 KUHPerdata bila dikaji:

 Perbuatan melawan hukum.Perbuatan melawan hukum.  Kesalahan.Kesalahan.

 KerugianKerugian

 Hubungan Kausal (sebab akibat)Hubungan Kausal (sebab akibat)

 membuktikan kesalahan adalah upaya yang paling sulit. Bagaimana agar membuktikan kesalahan adalah upaya yang paling sulit. Bagaimana agar

beban konsumen diperingan?.

beban konsumen diperingan?.

 Oleh karena itu Oleh karena itu unsur kesalahanunsur kesalahan yang tadinya dibebankan kepada konsumen yang tadinya dibebankan kepada konsumen

dialihkan atau dibebankan kepada produsen yang harus membuktikan bahwa

dialihkan atau dibebankan kepada produsen yang harus membuktikan bahwa

dia tidak bersalah. Ketiga unsur lainnya tetap berada pada konsumen.

dia tidak bersalah. Ketiga unsur lainnya tetap berada pada konsumen.

 Ini yang disebut rezim baru yaitu Ini yang disebut rezim baru yaitu No fault liability No fault liability di manadi mana dalam product dalam product

liability penggugat/konsumen tidak perlu membuktikan kesalahan

liability penggugat/konsumen tidak perlu membuktikan kesalahan

produsen, melainkan produsen yang harus membuktikan bahwa dia tidak

produsen, melainkan produsen yang harus membuktikan bahwa dia tidak

bersalah.

(23)

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

 Kesimpulan:Kesimpulan:

Fault: Penggugat membuktikan.Fault: Penggugat membuktikan.

No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.

 Strict liability disebut pula No Fault Liability.Strict liability disebut pula No Fault Liability.

 Di Indonesia terdapatDi Indonesia terdapat Vicaroius liability, Vicaroius liability, yaitu perbuatan melawan yaitu perbuatan melawan

hukum yang berada dalam tanggungjawab majikan terhadap

hukum yang berada dalam tanggungjawab majikan terhadap

pekerjaan buruhnya (Pasal 1367 KUHPerdata).

pekerjaan buruhnya (Pasal 1367 KUHPerdata).

 Building Owner Liability: pemilik gedung.Building Owner Liability: pemilik gedung.

 Pete’s master Liability: pemilik binatang peliharaan yang Pete’s master Liability: pemilik binatang peliharaan yang

bertanggungjawab.

(24)

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

FAULT AND NO FAULT LIABILITY

 Perkembangan/munculnya Prinsip No Fault Liability.Perkembangan/munculnya Prinsip No Fault Liability.

 Proses terjadinya menimbulkan polemik dalam hukum, khususnya Proses terjadinya menimbulkan polemik dalam hukum, khususnya

terhadap prinsip “Presumption innocence”, di mana harus dibuktikan

terhadap prinsip “Presumption innocence”, di mana harus dibuktikan

terlebih dahulu di pengadilan baru dapat dikatakan bersalah.

terlebih dahulu di pengadilan baru dapat dikatakan bersalah.

 Awal mulanya terdapat prinsip Awal mulanya terdapat prinsip RES IPSA LOQUITUR (the things RES IPSA LOQUITUR (the things

speak for itself

speak for itself), artinya fakta telah bicara sendiri, tidak perlu dibuktikan ), artinya fakta telah bicara sendiri, tidak perlu dibuktikan lagi. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan no fault liability.

lagi. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan no fault liability.

Misal: sungai telah tercemar (berbusa) dari industri tersebut.

Misal: sungai telah tercemar (berbusa) dari industri tersebut.

 Muncul kasus-kasus yang Muncul kasus-kasus yang PRIMA FACIE CASEPRIMA FACIE CASE (nyata-nyata tidak perlu (nyata-nyata tidak perlu

diperdebatkan lagi, kejadian telah berbicara sendiri). Misal makan

diperdebatkan lagi, kejadian telah berbicara sendiri). Misal makan

biskuit langsung mati, fakta telah membuktikannya.

biskuit langsung mati, fakta telah membuktikannya.

 Prinsip Prinsip No Fault LiabilityNo Fault Liability dipelopori para advokasi/ praktisi dipelopori para advokasi/ praktisi

konsumen.

(25)

BATASAN HUKUM KONSUMEN DAN

BATASAN HUKUM KONSUMEN DAN

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

 Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja adalah:Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja adalah:

 “ “ Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan

dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang

dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang

dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”

dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”

 Hukum Perlindungan Konsumen adalah:Hukum Perlindungan Konsumen adalah:

 “Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan

melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia

melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia

barang dan/ atau jasa konsumen”.

barang dan/ atau jasa konsumen”.

 Kesimpulan:Kesimpulan:

 Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan

masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam

masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam

kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.

kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.

 Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak

yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam

yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam

masyarkat tidak seimbang.

(26)

KEPENTINGAN-KEPENTINGAN

KEPENTINGAN-KEPENTINGAN

KONSUMEN

KONSUMEN

 Kepentingan Fisik konsumen:Kepentingan Fisik konsumen:

 ““kepentingan badani konsumen yang berhubungan dengan keamanan kepentingan badani konsumen yang berhubungan dengan keamanan

dan keselamatan tubuh dan/ atau jiwa mereka dalam penggunaan

dan keselamatan tubuh dan/ atau jiwa mereka dalam penggunaan

barang atau jasa konsumen. Dalam setiap perolehan barang atau jasa

barang atau jasa konsumen. Dalam setiap perolehan barang atau jasa

konsumen, barang atau jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup

konsumen, barang atau jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup

dari konsumen tersebut dan memberikan manfaat baginya (tubuh dan

dari konsumen tersebut dan memberikan manfaat baginya (tubuh dan

jiwanya)”.

jiwanya)”.

 Kepentingan sosial ekonomi konsumen:Kepentingan sosial ekonomi konsumen:

 ““Setiap konsumen dapat memperoleh hasil optimal dengan penggunaan Setiap konsumen dapat memperoleh hasil optimal dengan penggunaan

sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang atau jasa

sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang atau jasa

kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu, tentu saja konsumen

kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu, tentu saja konsumen

harus mendapatkan informasi yang benar dan bertanggungjawab

harus mendapatkan informasi yang benar dan bertanggungjawab

tentang produk konsumen tersebut, yaitu informasi yang informatif

tentang produk konsumen tersebut, yaitu informasi yang informatif

tentang segala sesuatu kebutuhan hidup yang diperlukan.

tentang segala sesuatu kebutuhan hidup yang diperlukan.

(27)

KEPENTINGAN-KEPENTINGAN

KEPENTINGAN-KEPENTINGAN

KONSUMEN

KONSUMEN

 kepentingan perlindungan hukum:kepentingan perlindungan hukum: Sampai saat ini masih merupakan

Sampai saat ini masih merupakan

 hambatan bagi konsumen atas perarutan yang diterbitkan bukan tujuan hambatan bagi konsumen atas perarutan yang diterbitkan bukan tujuan

utamanya mengatur dan atau melindungi konsumen.

utamanya mengatur dan atau melindungi konsumen.

 Kriteria konsumen dan apa kategori kepentingan konsumen.Kriteria konsumen dan apa kategori kepentingan konsumen.

 Perilaku dari pelaku bisnis yang canggih, sehingga terhadap perbuatan Perilaku dari pelaku bisnis yang canggih, sehingga terhadap perbuatan

tersebut undang-undang tidak dapat menjangkaunya.

tersebut undang-undang tidak dapat menjangkaunya.

 Hukum acara yang ada tidak dapat secara mudah dimanfaatkan oleh Hukum acara yang ada tidak dapat secara mudah dimanfaatkan oleh

konsumen yang dirugikan dalam hubungannya dengan penyedia barang

konsumen yang dirugikan dalam hubungannya dengan penyedia barang

dan/atau jasa.

(28)

PRAKTEK NIAGA

PRAKTEK NIAGA

YANG MERUGIKAN KONSUMEN

YANG MERUGIKAN KONSUMEN

Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:

Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:

 Iklan pancingan (bait and switch ad)Iklan pancingan (bait and switch ad)

 iklan pancingan adalah iklan yang sebenarnya tidak berniat untuk iklan pancingan adalah iklan yang sebenarnya tidak berniat untuk

menjual produk yang ditawarkan tetapi lebih ditujukan pada menarik

menjual produk yang ditawarkan tetapi lebih ditujukan pada menarik

konsumen ke tempat usaha tersebut. Setelah mereka datang

konsumen ke tempat usaha tersebut. Setelah mereka datang

ditawarkan produk lainnya, karena produk tersebut sudah habis.

ditawarkan produk lainnya, karena produk tersebut sudah habis.

 Contoh: analogi iklan: Air Asia dsb.Contoh: analogi iklan: Air Asia dsb.

 iklan-klan yang menyesatkan ( mock up ad).iklan-klan yang menyesatkan ( mock up ad).

 Iklan jenis ini mengesankan keampuhan suatu barang dengan cara Iklan jenis ini mengesankan keampuhan suatu barang dengan cara

mendomontrasikannya secara berlebihan dan mengarah menyesatkan.

mendomontrasikannya secara berlebihan dan mengarah menyesatkan.

Umumnya menggunakan media televisi.

Umumnya menggunakan media televisi.

 Contoh: iklan pencukur (shave cream).Contoh: iklan pencukur (shave cream).

(29)

PRAKTEK NIAGA

PRAKTEK NIAGA

YANG MERUGIKAN KONSUMEN

YANG MERUGIKAN KONSUMEN

Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:

Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:

 Kunjungan penjual dan kiriman langsungKunjungan penjual dan kiriman langsung

 dilakukan dengan kunjungan penjual (salesman calls) yang selain dilakukan dengan kunjungan penjual (salesman calls) yang selain

menawarkan juga menjual produk tersebut.

menawarkan juga menjual produk tersebut.

 Praktek niaga kiriman langsung menimbulkan 2 (dua) masalah yaitu:Praktek niaga kiriman langsung menimbulkan 2 (dua) masalah yaitu:

 Apakah ia merupakan bagian dari perjanjian antara pengusaha dan Apakah ia merupakan bagian dari perjanjian antara pengusaha dan konsumen atau tidak;

konsumen atau tidak;

 siapa yang dibebani kewajiban mengembalikan produk konsumen yang siapa yang dibebani kewajiban mengembalikan produk konsumen yang dikirim langsung, apabila tidak terjadi kesepakatan untuk mengadakan

dikirim langsung, apabila tidak terjadi kesepakatan untuk mengadakan

hubungan hukum mengenai produk itu.

(30)

PRAKTEK NIAGA

PRAKTEK NIAGA

YANG MERUGIKAN KONSUMEN

YANG MERUGIKAN KONSUMEN

Konstruksi hukum:

Konstruksi hukum:

 PerjanjianPerjanjian

 Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)

Perbandingan:

Perbandingan:

 Australia: Trade Practises Act 1974/1977Australia: Trade Practises Act 1974/1977  Unsolicited Goods and Services Act 1971Unsolicited Goods and Services Act 1971

 Kesimpulan dari 2 (dua) undang-undang di atas, bahwa pengiriman Kesimpulan dari 2 (dua) undang-undang di atas, bahwa pengiriman

barang atau jasa yang tidak dipesan atau diminta oleh konsumen baik

barang atau jasa yang tidak dipesan atau diminta oleh konsumen baik

secara tertulis atau lisan merupakan perbuatan melawan hukum.

secara tertulis atau lisan merupakan perbuatan melawan hukum.

(31)

TINJAUAN

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

 Aspek Hukum Privat:Aspek Hukum Privat:

Asas Hukum

Kaidah Hukum

• Asas Kebebasan Berkontrak (Pasal 1338 ayat 1) •Asas Konsensualitas (Pasal 1320 ayat 1).

•Asas Itikad Baik (Pasal 1338 ayat 3)

Hukum Perjanjian

• Perjanjian dengan syarat2 baku (standard contract).

• Lihat Praktik di Inggris

•“ The Unfair Contrcat Terms Act 1977 • Syarat baku dilarang berkaitan dengan:

• pengecualian tanggungjawab karena wan prestasi.

• Menghindari Tanggungjawab atas kelaikan • barang.

(32)

TINJAUAN

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Kaidah Hukum LIHAT PERIKATAN

Perjanjian

(33)

TINJAUAN

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Nyonya Donoghue diajak temannya kr restoran milik Minchella, dan Nyonya Donoghue diajak temannya kr restoran milik Minchella, dan di sana ia ditraktir temannya itu dengan sebotol minuman “ginger di sana ia ditraktir temannya itu dengan sebotol minuman “ginger

beer” dan es krim. Botol “ginger beer” itu guram sehingga orang tidak beer” dan es krim. Botol “ginger beer” itu guram sehingga orang tidak dapat melihat apa yang ada didalamnya. Minchella menuangkan

dapat melihat apa yang ada didalamnya. Minchella menuangkan sebagian “ginger beer” ke dalam gelas berisi es krim untuk Nyonya sebagian “ginger beer” ke dalam gelas berisi es krim untuk Nyonya Donoghue dan langsung diminumnya, sedangkan sisanya

Donoghue dan langsung diminumnya, sedangkan sisanya

dituangkan teman Nyonya Donoghue ke gelas kosong lain yang dituangkan teman Nyonya Donoghue ke gelas kosong lain yang tersedia, dan kini di dalam gelas kosong tersebut terlihat keong tersedia, dan kini di dalam gelas kosong tersebut terlihat keong (snail) dalam bentuk terpotong-potong. Milihat barang menjijikan (snail) dalam bentuk terpotong-potong. Milihat barang menjijikan tersebut Nyonya Donoghue shock dan menderita “gastro enteritis”. tersebut Nyonya Donoghue shock dan menderita “gastro enteritis”. Atas gangguan kesehatan tubuh dan kejiwaannya, ia menggugat Atas gangguan kesehatan tubuh dan kejiwaannya, ia menggugat gantirugi terhadap Stevenson, produsen “ginger beer” itu.

gantirugi terhadap Stevenson, produsen “ginger beer” itu.

(34)

TINJAUAN

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Perbuatan Melawan Hukum

• House of Lord memutuskan:

•Nyonya Donoghue mempunyai alas hak untuk menggugat Stevenson dan mengabulkan gugatan Nyonya Donoghue.

• Pertimbangan House of Lord

(35)

TINJAUAN

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Aspek Hukum Publik terdiri atas:

Aspek Hukum Publik terdiri atas:

 Hukum Administrasi: Hukum Administrasi:

 Peraturan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengawasan Peraturan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengawasan

mutu dan keamanan barang.

mutu dan keamanan barang.

 Peraturan yang berhubungan dengan praktik penjualan.Peraturan yang berhubungan dengan praktik penjualan.  Peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.Peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.

 Hukum Pidana:Hukum Pidana:

 KUHPidanadan peraturan perundang-undangan diluar KUHPidanadan peraturan perundang-undangan diluar

KUHPidana.terdiri atas KUHAPidana

KUHPidana.terdiri atas KUHAPidana

 Dapat dijadikan dasar untuk menggugat secara perdata (kasus biskuit Dapat dijadikan dasar untuk menggugat secara perdata (kasus biskuit

beracun).

beracun).

 Pasal-pasal penting: Pasal 204, 205 KUHPidana: menyangkut Pasal-pasal penting: Pasal 204, 205 KUHPidana: menyangkut

barang-barang pada umumnya.

barang-barang pada umumnya.

(36)

TINJAUAN

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Aspek Hukum Publik terdiri atas:

Aspek Hukum Publik terdiri atas:

 Pasal 383: penjual menipu pembeli tentang berbagai barang, Pasal 383: penjual menipu pembeli tentang berbagai barang, keadaan, sifat dst.

keadaan, sifat dst.

 Pasal 386: menyangkut khusus barang makanan, minuman dan Pasal 386: menyangkut khusus barang makanan, minuman dan obat-obatan.

obat-obatan.

 Pasal 386 ayat 2: barang makanan, minuman dan obat-obatan Pasal 386 ayat 2: barang makanan, minuman dan obat-obatan palsu yaitu yang harga dan guna obat tersebut menjadi berkurang

palsu yaitu yang harga dan guna obat tersebut menjadi berkurang

karena telah dicampur dengan bahan-bahan lain.

karena telah dicampur dengan bahan-bahan lain.

 Dst.Dst.

 Hukum Internasional:Hukum Internasional:

 Yurisdiksi : Hakim mana yang berwenang mengadili gugatan.Yurisdiksi : Hakim mana yang berwenang mengadili gugatan.

 Pilihan hukum: hukum mana yang digunakan dalam memeriksa dan Pilihan hukum: hukum mana yang digunakan dalam memeriksa dan memutus sengketa yang terjadi.

(37)

Hukum Konsumen/

Hukum Perlindungan KOnsumen

Hukum Perdata

(dalam arti luas) Hukum Publik

Hukum Perdata

Hukum Dagang

Hukum Administrasi

Hukum Pidana

Hukum Perdata Internasional

(38)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan masing-masing kelas dengan n=36 dan dk=35 didapatkan nilai rata–rata peserta didik yang diajarkan dengan metode pembelajaran example

Ketika saya ditanya tentang seseorang yang saya ketahui bahwa dirinya adalah salafi, namun seseorang mengambil ucapannya keluar dari konteks, atau menyodorkan

Vieni res- pondentai juos laiko pagrindiniais mokyto- jo kompetencijos rodikliais ( mokinių rezul- tatai; mokinių pasiekimai; mokinių egza- minų, koncertų, olimpiadų ir

Pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini dilakukan dengan Teknik Penelitian Kepustakaan (library reseach) yaitu dengan menelusuri bahan pustaka atau data sekunder

Pajak daerah menurut Undang ± Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi pasal 1 ayat 10 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang

 Namun pengamat tidak bisa mencatat burung yang di luar waktu dan jarak yang di tentukan..

Setiap ruas garis memiliki panjang yang dapat dihampiri oleh bilangan rasional seteliti yang kita kehendaki, tetapi ada (banyak) ruas garis yang panjangnya tidak dapat.

Administrasi merupakan salah satu tolak ukur berkembangnya suatu organisasi dengan pesat. Administrasi berkaitan erat dengan pengolahan data yang saat ini sesuai