PERLINDUNGAN KONSUMEN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Oleh : Ega Jalaludin, S.H., M.M.) (Oleh : Ega Jalaludin, S.H., M.M.)
STIE Bina Bangsa Banten
STIE Bina Bangsa Banten
PENGERTIAN KONSUMEN
PENGERTIAN KONSUMEN
• Menurut UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ;Menurut UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ;
Pasal 1 angka 2 ;
Pasal 1 angka 2 ;
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,
oranglain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
oranglain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
diperdagangkan.
• Hornby:Hornby:
“
“ Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa”
atau menggunakan jasa”
“
“Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”
atau menggunakan jasa tertentu”
“
“Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”
atau sejumlah barang”
“
JENIS KONSUMEN
JENIS KONSUMEN
Konsumen yang menggunakan barang/ jasa
Konsumen yang menggunakan barang/ jasa
untuk keperluan komersial (
untuk keperluan komersial (
intermediate
intermediate
consumer, intermediate buyer, derived buyer,
consumer, intermediate buyer, derived buyer,
consumer of industrial market
consumer of industrial market
)
)
Konsumen yang menggunakan barang/ jasa
Konsumen yang menggunakan barang/ jasa
untuk keperluan diri sendiri/ keluarga/ non
untuk keperluan diri sendiri/ keluarga/ non
komersial (
komersial (
Ultimate
Ultimate
consumer, Ultimate buyer,
consumer, Ultimate buyer,
end user, final consumer, consumer of the
end user, final consumer, consumer of the
consumer market)
BATASAN KONSUMEN AKHIR
BATASAN KONSUMEN AKHIR
BPHN: “Pemakai akhir dari barang, digunakan
BPHN: “Pemakai akhir dari barang, digunakan
untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan
untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan
tidak diperjual belikan”.
tidak diperjual belikan”.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia:
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia:
“Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
“Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau
masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau
keluarganya atau orang lain dan tidak untuk
keluarganya atau orang lain dan tidak untuk
diperdagangkan kembali”
diperdagangkan kembali”
Fakultas Hukum Universitas Indonesia “Setiap
Fakultas Hukum Universitas Indonesia “Setiap
orang atau keluarga yang mendapatkan barang
orang atau keluarga yang mendapatkan barang
KONSUMEN AKHIR MENURUT
KONSUMEN AKHIR MENURUT
PERUNDANG-UNDANGAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Perlindungan Konsumen India:Undang-Undang Perlindungan Konsumen India:
“
“Konsumen adalah setiap orang pembeli barang yang disepakati, Konsumen adalah setiap orang pembeli barang yang disepakati, menyangkut harga dan cara pembayarannya, tetapi tidak termasuk
menyangkut harga dan cara pembayarannya, tetapi tidak termasuk
mereka yang mendapatkan barang untuk dijual kembali atau
mereka yang mendapatkan barang untuk dijual kembali atau
lain-lain keperluan komersial”
lain keperluan komersial”
Perundang-undangan Australia:Perundang-undangan Australia:
“
“setiap orang yang mendapatkan barang tertentu dengan harga setiap orang yang mendapatkan barang tertentu dengan harga yang telah ditetapkan (setinggi-tingginya A $. 15,000, atau kalau
yang telah ditetapkan (setinggi-tingginya A $. 15,000, atau kalau
harganya lebih , maka kegunaan barang tersebut umumnya untuk
harganya lebih , maka kegunaan barang tersebut umumnya untuk
keperluan pribadi, domestik, atau rumah tangga (normally used for
keperluan pribadi, domestik, atau rumah tangga (normally used for
personal, family or household purposes)
personal, family or household purposes)
Undang-Undang Jaminan Produk (Amerika Serikat):Undang-Undang Jaminan Produk (Amerika Serikat):
“
“Setiap pembeli produk konsumen yang tidak untuk dijual kembali, Setiap pembeli produk konsumen yang tidak untuk dijual kembali, dan pada umumnyadigunakan untuk keperluan pribadi, keluarga
dan pada umumnyadigunakan untuk keperluan pribadi, keluarga
atau rumah tangga (personal, family or household )
KONSUMEN AKHIR MENURUT
KONSUMEN AKHIR MENURUT
PERUNDANG-UNDANGAN
PERUNDANG-UNDANGAN
BW Baru Belanda (NBW):
BW Baru Belanda (NBW):
“
“
orang alamiah (yang dalam mengadakan
orang alamiah (yang dalam mengadakan
perjanjian tidak bertindak selaku orang yang
perjanjian tidak bertindak selaku orang yang
menjalankan profesi atau perusahaan”
menjalankan profesi atau perusahaan”
Hukum Inggris:
Hukum Inggris:
“
“
Setiap pembeli (private purchaser) yang pada
Setiap pembeli (private purchaser) yang pada
saat membeli barang tertentu , tidak
saat membeli barang tertentu , tidak
menjalankan bisnis dagang atau keuangan, baik
menjalankan bisnis dagang atau keuangan, baik
sebagian maupun seutuhnya dari barang
sebagian maupun seutuhnya dari barang
tertentu yang dibelinya itu”.
KESIMPULAN: PENGERTIAN KONSUMEN
KESIMPULAN: PENGERTIAN KONSUMEN
•
Di dalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara:
Di dalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara:
•Consumer (Konsumen) dan Customer (pelanggan).
Consumer (Konsumen) dan Customer (pelanggan).
• Konsumen adalah semua orang atau masyarakat termasuk Konsumen adalah semua orang atau masyarakat termasuk
pelanggan.
pelanggan.
• Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu
produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.
produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.
•
Konsumen akhir dengan konsumen antara:
Konsumen akhir dengan konsumen antara:
• Konsumen akhir adalah konsumen yang mengkonsumsi secara Konsumen akhir adalah konsumen yang mengkonsumsi secara
langsung produk yang diperolehnya, sedangkan:
langsung produk yang diperolehnya, sedangkan:
• Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk
untuk memproduksi produk lainnya.
untuk memproduksi produk lainnya.
• Misal: Misal:
• membeli kain untuk langsung digunakan adalah konsumen akhir.membeli kain untuk langsung digunakan adalah konsumen akhir.
• membeli kain untuk dibuat busana dan dijual kembali adalah konsumen membeli kain untuk dibuat busana dan dijual kembali adalah konsumen
HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN
HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN
(JALUR PEMASARAN)
(JALUR PEMASARAN)
Terdapat 2 Model:
Terdapat 2 Model:
Produsen
Konsumen
Produsen Grosir/ Whole Saler
Pengecer/
HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN
HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN
(JALUR PEMASARAN)
(JALUR PEMASARAN)
Produsen Grosir/ Whole Saler
Pengecer/
Retailer Konsumen
Wanprestasi
HUBUNGAN
HUBUNGAN
PERIKATAN DAN PERJANJIAN
PERIKATAN DAN PERJANJIAN
Perikatan
Perjanjian
(Privity of Contract)
Menggugat atas dasar hubungan kontraktual (wanprestasi/ ingkar
janji) dinamakan pula: Contractual Liability
Undang-Undang
Undang-Undang saja
Perbuatan manusia
Sesuai hukum: Zaakwarneming
Melawan hukum
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Kemanfaatan penerapan tahapan konsumen:
Kemanfaatan penerapan tahapan konsumen:
o
agar dengan mudah mencari akar permasalahan dan
agar dengan mudah mencari akar permasalahan dan
mencari jalan penyelesaiannya.
mencari jalan penyelesaiannya.
o
penyusunan perundang-undangan yang melindungi
penyusunan perundang-undangan yang melindungi
konsumen.
konsumen.
Tahap Pra transaksi konsumen.Tahap Pra transaksi konsumen. Tahap transaksi konsumen.Tahap transaksi konsumen.
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
1.
1.
Tahap Pra transaksi konsumen
Tahap Pra transaksi konsumen
Konsumen mencari informasi atas barang dan jasa.Konsumen mencari informasi atas barang dan jasa. Informasi yang benar dan bertanggungjawab.Informasi yang benar dan bertanggungjawab.
Putusan pilihan konsumen yang benar atas barang dan jasa Putusan pilihan konsumen yang benar atas barang dan jasa yang dibutuhkan sangat bergantung atas kebenaran dan
yang dibutuhkan sangat bergantung atas kebenaran dan
bertanggungjawabnya informasi yang disediakan oleh
bertanggungjawabnya informasi yang disediakan oleh
pihak-pihak yang berkaitan dengan barang dan jasa konsumen.
pihak yang berkaitan dengan barang dan jasa konsumen.
Informasi dapat berupa: Informasi dapat berupa:
Label/etiket pada produk.Label/etiket pada produk.
Kegiatan marketing berupa pamflet, brosur, selebaran, Kegiatan marketing berupa pamflet, brosur, selebaran, Kegiatan peluncuran ptoduk;Kegiatan peluncuran ptoduk;
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Label/etiket pada produkLabel/etiket pada produk
harus memuat semua informasi pokok tentang produk tersebut
harus memuat semua informasi pokok tentang produk tersebut
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku, ditempelkan atau dimasukan dalam kemasan
yang berlaku, ditempelkan atau dimasukan dalam kemasan
IklanIklan
peran iklan sangat berpengaruh terhadap konsumen, baik
peran iklan sangat berpengaruh terhadap konsumen, baik
menyesatkan atau memberi perlindungan. Iklan yang baik dapat
menyesatkan atau memberi perlindungan. Iklan yang baik dapat
memberikan pertimbangan putusan bagi konsumen, sedangkan
memberikan pertimbangan putusan bagi konsumen, sedangkan
yang menyesatkan dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen.
yang menyesatkan dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen.
Perlu dibinanya kode etik priklanan. Regulasi periklanan adalah Perlu dibinanya kode etik priklanan. Regulasi periklanan adalah
Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) yang
Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) yang
dijalankan oleh Komisi Tata Krama dan Tata Cara Periklanan
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
2.
2.
Tahap transaksi konsumen
Tahap transaksi konsumen
Transaksi konsumen sudah terjadi.Transaksi konsumen sudah terjadi.
Permasalahan banyak terjadi untuk transaksi di luar tunai Permasalahan banyak terjadi untuk transaksi di luar tunai (cash), misalnya: kredit, beli sewa dsb.
(cash), misalnya: kredit, beli sewa dsb.
Masalah banyak diakibatkan dengan menggunakan perjanjian Masalah banyak diakibatkan dengan menggunakan perjanjian baku, di mana orang tidak meneliti terlebih dahulu atas
baku, di mana orang tidak meneliti terlebih dahulu atas
syarat-syarat baku yang disodorkan oleh penjual.
syarat baku yang disodorkan oleh penjual.
Perjanjian ini dikenal dengan kontrak standar (standard Perjanjian ini dikenal dengan kontrak standar (standard
contract) atau syarat-syarat umum (algemene voorwaarden)
contract) atau syarat-syarat umum (algemene voorwaarden)
Konsumen harus menerima perjanjian baku yang disodorkan Konsumen harus menerima perjanjian baku yang disodorkan untuk transaksi tersebut (“take it or leave it).
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Penerapan syarat-syarat baku yang bersifat negatif ( hak Penerapan syarat-syarat baku yang bersifat negatif ( hak
menuntut gantirugi, pengalihan tanggungjawab) dinilai mergikan
menuntut gantirugi, pengalihan tanggungjawab) dinilai mergikan
posisi konsumen.
posisi konsumen.
Penggunaan metode pemasaran produk (desain, jaringan Penggunaan metode pemasaran produk (desain, jaringan
distribusi, iklan untuk mengingat produk tertentu, sistem direct
distribusi, iklan untuk mengingat produk tertentu, sistem direct
selling dsb)
selling dsb)
Diperlukan adanya persaingan usaha yang jujur (fair Diperlukan adanya persaingan usaha yang jujur (fair competition), khususnya terhadap penjualan yang
competition), khususnya terhadap penjualan yang
menggunakan cara dengan embel-embel hadiah dsb.
menggunakan cara dengan embel-embel hadiah dsb.
Kasus-kasus banyak terjadi yang berkaitan dengan barang yang Kasus-kasus banyak terjadi yang berkaitan dengan barang yang dijual dengan cara kredit, perumahan di kawasan real estate
dijual dengan cara kredit, perumahan di kawasan real estate
dsb.
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Tahap purna transaksi konsumenTahap purna transaksi konsumen
telah terjadi transaksi dan pelaksanaannya telah diselenggarakan.telah terjadi transaksi dan pelaksanaannya telah diselenggarakan. Terdapat kepuasan atau kekecewaan dari konsumen.Terdapat kepuasan atau kekecewaan dari konsumen.
Masalah hukum dan ekonomi terjadi:Masalah hukum dan ekonomi terjadi:
bila barang/jasa yang telah digunakan konsumen tidak memenuhi bila barang/jasa yang telah digunakan konsumen tidak memenuhi
harapannya sebagaimana yang diiklankan.
harapannya sebagaimana yang diiklankan.
bila barang/jasa tidak sesuai dengan mutu produk, baik sesuai standard bila barang/jasa tidak sesuai dengan mutu produk, baik sesuai standard
yang berlaku maupun klaim pengusaha ybs.
yang berlaku maupun klaim pengusaha ybs.
Layanan purna jual tidak cocok tentang jaminan mutu produk Layanan purna jual tidak cocok tentang jaminan mutu produk
(guarantee) maupun penyediaan suku cadangnya.
(guarantee) maupun penyediaan suku cadangnya.
Sengketa terhadapSengketa terhadap
masalah ini diatasi dengan cara:
masalah ini diatasi dengan cara:
melalui penyelesaian damai.melalui penyelesaian damai.
PERTANGGUNGJAWABAN PRODUK
PERTANGGUNGJAWABAN PRODUK
Tanggung jawab produsen di bidang goods (barang) dan bukan jasa, Tanggung jawab produsen di bidang goods (barang) dan bukan jasa,
karena pertanggungjawaban jasa telah khusus yaitu Proffesional liability
karena pertanggungjawaban jasa telah khusus yaitu Proffesional liability
yang bersandar pada contractual liability
yang bersandar pada contractual liability..
Dalam product liability dikenal dua caveat yaitu Caveat Emptor (konsumen Dalam product liability dikenal dua caveat yaitu Caveat Emptor (konsumen
berhati-hati) dan Caveat Venditor (produsen berhati-hati)
berhati-hati) dan Caveat Venditor (produsen berhati-hati)
pertanggung jawaban produk ini merupakan tanggungjawab produsen pertanggung jawaban produk ini merupakan tanggungjawab produsen
kalau produknya menimbulkan kerugian dan merupakan tanggungjawab
kalau produknya menimbulkan kerugian dan merupakan tanggungjawab
perdata.
perdata.
Untuk melindungi konsumen terdapat dua ketentuan yaitu hukum publik Untuk melindungi konsumen terdapat dua ketentuan yaitu hukum publik
dan hukum perdata, di mana dalam hukum perdata terdiri dari hukum
dan hukum perdata, di mana dalam hukum perdata terdiri dari hukum
perjanjian dan hukum tentang perbuatan melawan hukum.
perjanjian dan hukum tentang perbuatan melawan hukum.
Hukum perjanjian didalamnya terdapat tanggungjawab atas dasar kontrak Hukum perjanjian didalamnya terdapat tanggungjawab atas dasar kontrak
(contractual liability) sedangkan hukum tentang perbuatan melawan hukum
(contractual liability) sedangkan hukum tentang perbuatan melawan hukum
atas dasar Tortius liability (Tanggungjawab atas dasar perbuatan melawan
atas dasar Tortius liability (Tanggungjawab atas dasar perbuatan melawan
hukum
Hubungan Product Liability dan
Hubungan Product Liability dan
Perlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen
CONSUMER PROTECTION
Civil Law Public Law
Law of Obligations (Perikatan)
Law of Contract (Perjanjian) Law of Tort (Hk Tentang Perbuatan Melawan Hukum
Contractual Liability (tanggung jawab
atas dasar kontrak) atas dasar perbuatan melawan hukumTortius Liability ( Tanggungjawab
Fault Liability (Klasik:
tanggung jawab atas dasar kesalahan Pasal 1365 KUHPerdata
No Fault Liability/ Strict Liability
PRODUCT LIABILITY Building Owner
Hubungan Product Liability dan
Hubungan Product Liability dan
Perlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen
Fault Liability (Klasik:
tanggung jawab atas dasar kesalahan Pasal 1365 KUHPerdata
No Fault Liability/ Strict Liability
PRODUCT LIABILITY Building Owner
liability Vicarious Liability
Bukan atas dasar kontraktual atau perjanjian, tetapi perbuatan
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
Pasal 1365 KUHPerdata berbunyi:Pasal 1365 KUHPerdata berbunyi:
“
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
bukan mendasarkan kontraktual atau perjanjian tetapi perbuatan bukan mendasarkan kontraktual atau perjanjian tetapi perbuatan
melawan hukum, karena dalam bisnis jarang sekali hubungan
melawan hukum, karena dalam bisnis jarang sekali hubungan
produsen langsung ke konsumen (lihat model pemasaran 2).
produsen langsung ke konsumen (lihat model pemasaran 2).
Bila melihat bahwa produsen yang bertanggungjawab , maka kita Bila melihat bahwa produsen yang bertanggungjawab , maka kita
menggugatnya tidak dengan wanprestasi, karena tidak ada
menggugatnya tidak dengan wanprestasi, karena tidak ada
hubungan kontraktual (Privity of contract, yaitu hubungan yang
hubungan kontraktual (Privity of contract, yaitu hubungan yang
langsung dengan konsumen). Jadi bila tidak ada hubungan tersebut
langsung dengan konsumen). Jadi bila tidak ada hubungan tersebut
maka menggugatnya harus berdasarkan perbuatan melawan
maka menggugatnya harus berdasarkan perbuatan melawan
hukum.
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
Kronologisnya hukum perikatan--- hukum perjanjian--- hukum Kronologisnya hukum perikatan--- hukum perjanjian--- hukum
perbuatan melawan hukum.
perbuatan melawan hukum.
Bila berdasarkan hukum perjanjian adalah wanprestasi (contractual Bila berdasarkan hukum perjanjian adalah wanprestasi (contractual
liability) sedangkan berikutnya adalah perbuatan melawan hukum
liability) sedangkan berikutnya adalah perbuatan melawan hukum
(law of Tort) adalah tortius liability.
(law of Tort) adalah tortius liability.
Tortius liability terbagi atas:Tortius liability terbagi atas:
Fault Liability menggugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, berarti Fault Liability menggugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, berarti
siapa yang mendalilkan, dia harus yang membuktikan. Bila diterapkan
siapa yang mendalilkan, dia harus yang membuktikan. Bila diterapkan
dalam kasus biskuit beracun, maka konsumen harus membuktikan
dalam kasus biskuit beracun, maka konsumen harus membuktikan
bahwa produsen yang bersalah. Ini tidak menguntungkan bagi
bahwa produsen yang bersalah. Ini tidak menguntungkan bagi
konsumen. Perlindungan terhadap konsumen menjadi mustahil kalau
konsumen. Perlindungan terhadap konsumen menjadi mustahil kalau
berdasarkan fault liability, karena yang mendalilkan harus membuktikan.
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
Isi Pasal 1365 KUHPerdata bila dikaji:Isi Pasal 1365 KUHPerdata bila dikaji:
Perbuatan melawan hukum.Perbuatan melawan hukum. Kesalahan.Kesalahan.
KerugianKerugian
Hubungan Kausal (sebab akibat)Hubungan Kausal (sebab akibat)
membuktikan kesalahan adalah upaya yang paling sulit. Bagaimana agar membuktikan kesalahan adalah upaya yang paling sulit. Bagaimana agar
beban konsumen diperingan?.
beban konsumen diperingan?.
Oleh karena itu Oleh karena itu unsur kesalahanunsur kesalahan yang tadinya dibebankan kepada konsumen yang tadinya dibebankan kepada konsumen
dialihkan atau dibebankan kepada produsen yang harus membuktikan bahwa
dialihkan atau dibebankan kepada produsen yang harus membuktikan bahwa
dia tidak bersalah. Ketiga unsur lainnya tetap berada pada konsumen.
dia tidak bersalah. Ketiga unsur lainnya tetap berada pada konsumen.
Ini yang disebut rezim baru yaitu Ini yang disebut rezim baru yaitu No fault liability No fault liability di manadi mana dalam product dalam product
liability penggugat/konsumen tidak perlu membuktikan kesalahan
liability penggugat/konsumen tidak perlu membuktikan kesalahan
produsen, melainkan produsen yang harus membuktikan bahwa dia tidak
produsen, melainkan produsen yang harus membuktikan bahwa dia tidak
bersalah.
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
Kesimpulan:Kesimpulan:
Fault: Penggugat membuktikan.Fault: Penggugat membuktikan.
No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.
Strict liability disebut pula No Fault Liability.Strict liability disebut pula No Fault Liability.
Di Indonesia terdapatDi Indonesia terdapat Vicaroius liability, Vicaroius liability, yaitu perbuatan melawan yaitu perbuatan melawan
hukum yang berada dalam tanggungjawab majikan terhadap
hukum yang berada dalam tanggungjawab majikan terhadap
pekerjaan buruhnya (Pasal 1367 KUHPerdata).
pekerjaan buruhnya (Pasal 1367 KUHPerdata).
Building Owner Liability: pemilik gedung.Building Owner Liability: pemilik gedung.
Pete’s master Liability: pemilik binatang peliharaan yang Pete’s master Liability: pemilik binatang peliharaan yang
bertanggungjawab.
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
FAULT AND NO FAULT LIABILITY
Perkembangan/munculnya Prinsip No Fault Liability.Perkembangan/munculnya Prinsip No Fault Liability.
Proses terjadinya menimbulkan polemik dalam hukum, khususnya Proses terjadinya menimbulkan polemik dalam hukum, khususnya
terhadap prinsip “Presumption innocence”, di mana harus dibuktikan
terhadap prinsip “Presumption innocence”, di mana harus dibuktikan
terlebih dahulu di pengadilan baru dapat dikatakan bersalah.
terlebih dahulu di pengadilan baru dapat dikatakan bersalah.
Awal mulanya terdapat prinsip Awal mulanya terdapat prinsip RES IPSA LOQUITUR (the things RES IPSA LOQUITUR (the things
speak for itself
speak for itself), artinya fakta telah bicara sendiri, tidak perlu dibuktikan ), artinya fakta telah bicara sendiri, tidak perlu dibuktikan lagi. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan no fault liability.
lagi. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan no fault liability.
Misal: sungai telah tercemar (berbusa) dari industri tersebut.
Misal: sungai telah tercemar (berbusa) dari industri tersebut.
Muncul kasus-kasus yang Muncul kasus-kasus yang PRIMA FACIE CASEPRIMA FACIE CASE (nyata-nyata tidak perlu (nyata-nyata tidak perlu
diperdebatkan lagi, kejadian telah berbicara sendiri). Misal makan
diperdebatkan lagi, kejadian telah berbicara sendiri). Misal makan
biskuit langsung mati, fakta telah membuktikannya.
biskuit langsung mati, fakta telah membuktikannya.
Prinsip Prinsip No Fault LiabilityNo Fault Liability dipelopori para advokasi/ praktisi dipelopori para advokasi/ praktisi
konsumen.
BATASAN HUKUM KONSUMEN DAN
BATASAN HUKUM KONSUMEN DAN
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja adalah:Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja adalah:
“ “ Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan
dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang
dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang
dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”
dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”
Hukum Perlindungan Konsumen adalah:Hukum Perlindungan Konsumen adalah:
““Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan
melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia
melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia
barang dan/ atau jasa konsumen”.
barang dan/ atau jasa konsumen”.
Kesimpulan:Kesimpulan:
Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan
masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam
masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam
kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.
kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.
Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak
yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam
yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam
masyarkat tidak seimbang.
KEPENTINGAN-KEPENTINGAN
KEPENTINGAN-KEPENTINGAN
KONSUMEN
KONSUMEN
Kepentingan Fisik konsumen:Kepentingan Fisik konsumen:
““kepentingan badani konsumen yang berhubungan dengan keamanan kepentingan badani konsumen yang berhubungan dengan keamanan
dan keselamatan tubuh dan/ atau jiwa mereka dalam penggunaan
dan keselamatan tubuh dan/ atau jiwa mereka dalam penggunaan
barang atau jasa konsumen. Dalam setiap perolehan barang atau jasa
barang atau jasa konsumen. Dalam setiap perolehan barang atau jasa
konsumen, barang atau jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup
konsumen, barang atau jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup
dari konsumen tersebut dan memberikan manfaat baginya (tubuh dan
dari konsumen tersebut dan memberikan manfaat baginya (tubuh dan
jiwanya)”.
jiwanya)”.
Kepentingan sosial ekonomi konsumen:Kepentingan sosial ekonomi konsumen:
““Setiap konsumen dapat memperoleh hasil optimal dengan penggunaan Setiap konsumen dapat memperoleh hasil optimal dengan penggunaan
sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang atau jasa
sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang atau jasa
kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu, tentu saja konsumen
kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu, tentu saja konsumen
harus mendapatkan informasi yang benar dan bertanggungjawab
harus mendapatkan informasi yang benar dan bertanggungjawab
tentang produk konsumen tersebut, yaitu informasi yang informatif
tentang produk konsumen tersebut, yaitu informasi yang informatif
tentang segala sesuatu kebutuhan hidup yang diperlukan.
tentang segala sesuatu kebutuhan hidup yang diperlukan.
KEPENTINGAN-KEPENTINGAN
KEPENTINGAN-KEPENTINGAN
KONSUMEN
KONSUMEN
kepentingan perlindungan hukum:kepentingan perlindungan hukum: Sampai saat ini masih merupakan
Sampai saat ini masih merupakan
hambatan bagi konsumen atas perarutan yang diterbitkan bukan tujuan hambatan bagi konsumen atas perarutan yang diterbitkan bukan tujuan
utamanya mengatur dan atau melindungi konsumen.
utamanya mengatur dan atau melindungi konsumen.
Kriteria konsumen dan apa kategori kepentingan konsumen.Kriteria konsumen dan apa kategori kepentingan konsumen.
Perilaku dari pelaku bisnis yang canggih, sehingga terhadap perbuatan Perilaku dari pelaku bisnis yang canggih, sehingga terhadap perbuatan
tersebut undang-undang tidak dapat menjangkaunya.
tersebut undang-undang tidak dapat menjangkaunya.
Hukum acara yang ada tidak dapat secara mudah dimanfaatkan oleh Hukum acara yang ada tidak dapat secara mudah dimanfaatkan oleh
konsumen yang dirugikan dalam hubungannya dengan penyedia barang
konsumen yang dirugikan dalam hubungannya dengan penyedia barang
dan/atau jasa.
PRAKTEK NIAGA
PRAKTEK NIAGA
YANG MERUGIKAN KONSUMEN
YANG MERUGIKAN KONSUMEN
Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:
Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:
Iklan pancingan (bait and switch ad)Iklan pancingan (bait and switch ad)
iklan pancingan adalah iklan yang sebenarnya tidak berniat untuk iklan pancingan adalah iklan yang sebenarnya tidak berniat untuk
menjual produk yang ditawarkan tetapi lebih ditujukan pada menarik
menjual produk yang ditawarkan tetapi lebih ditujukan pada menarik
konsumen ke tempat usaha tersebut. Setelah mereka datang
konsumen ke tempat usaha tersebut. Setelah mereka datang
ditawarkan produk lainnya, karena produk tersebut sudah habis.
ditawarkan produk lainnya, karena produk tersebut sudah habis.
Contoh: analogi iklan: Air Asia dsb.Contoh: analogi iklan: Air Asia dsb.
iklan-klan yang menyesatkan ( mock up ad).iklan-klan yang menyesatkan ( mock up ad).
Iklan jenis ini mengesankan keampuhan suatu barang dengan cara Iklan jenis ini mengesankan keampuhan suatu barang dengan cara
mendomontrasikannya secara berlebihan dan mengarah menyesatkan.
mendomontrasikannya secara berlebihan dan mengarah menyesatkan.
Umumnya menggunakan media televisi.
Umumnya menggunakan media televisi.
Contoh: iklan pencukur (shave cream).Contoh: iklan pencukur (shave cream).
PRAKTEK NIAGA
PRAKTEK NIAGA
YANG MERUGIKAN KONSUMEN
YANG MERUGIKAN KONSUMEN
Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:
Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:
Kunjungan penjual dan kiriman langsungKunjungan penjual dan kiriman langsung
dilakukan dengan kunjungan penjual (salesman calls) yang selain dilakukan dengan kunjungan penjual (salesman calls) yang selain
menawarkan juga menjual produk tersebut.
menawarkan juga menjual produk tersebut.
Praktek niaga kiriman langsung menimbulkan 2 (dua) masalah yaitu:Praktek niaga kiriman langsung menimbulkan 2 (dua) masalah yaitu:
Apakah ia merupakan bagian dari perjanjian antara pengusaha dan Apakah ia merupakan bagian dari perjanjian antara pengusaha dan konsumen atau tidak;
konsumen atau tidak;
siapa yang dibebani kewajiban mengembalikan produk konsumen yang siapa yang dibebani kewajiban mengembalikan produk konsumen yang dikirim langsung, apabila tidak terjadi kesepakatan untuk mengadakan
dikirim langsung, apabila tidak terjadi kesepakatan untuk mengadakan
hubungan hukum mengenai produk itu.
PRAKTEK NIAGA
PRAKTEK NIAGA
YANG MERUGIKAN KONSUMEN
YANG MERUGIKAN KONSUMEN
Konstruksi hukum:
Konstruksi hukum:
PerjanjianPerjanjian
Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)
Perbandingan:
Perbandingan:
Australia: Trade Practises Act 1974/1977Australia: Trade Practises Act 1974/1977 Unsolicited Goods and Services Act 1971Unsolicited Goods and Services Act 1971
Kesimpulan dari 2 (dua) undang-undang di atas, bahwa pengiriman Kesimpulan dari 2 (dua) undang-undang di atas, bahwa pengiriman
barang atau jasa yang tidak dipesan atau diminta oleh konsumen baik
barang atau jasa yang tidak dipesan atau diminta oleh konsumen baik
secara tertulis atau lisan merupakan perbuatan melawan hukum.
secara tertulis atau lisan merupakan perbuatan melawan hukum.
TINJAUAN
TINJAUAN
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Aspek Hukum Privat:Aspek Hukum Privat:
Asas Hukum
Kaidah Hukum
• Asas Kebebasan Berkontrak (Pasal 1338 ayat 1) •Asas Konsensualitas (Pasal 1320 ayat 1).
•Asas Itikad Baik (Pasal 1338 ayat 3)
Hukum Perjanjian
• Perjanjian dengan syarat2 baku (standard contract).
• Lihat Praktik di Inggris
•“ The Unfair Contrcat Terms Act 1977 • Syarat baku dilarang berkaitan dengan:
• pengecualian tanggungjawab karena wan prestasi.
• Menghindari Tanggungjawab atas kelaikan • barang.
TINJAUAN
TINJAUAN
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Kaidah Hukum LIHAT PERIKATAN
Perjanjian
TINJAUAN
TINJAUAN
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Nyonya Donoghue diajak temannya kr restoran milik Minchella, dan Nyonya Donoghue diajak temannya kr restoran milik Minchella, dan di sana ia ditraktir temannya itu dengan sebotol minuman “ginger di sana ia ditraktir temannya itu dengan sebotol minuman “ginger
beer” dan es krim. Botol “ginger beer” itu guram sehingga orang tidak beer” dan es krim. Botol “ginger beer” itu guram sehingga orang tidak dapat melihat apa yang ada didalamnya. Minchella menuangkan
dapat melihat apa yang ada didalamnya. Minchella menuangkan sebagian “ginger beer” ke dalam gelas berisi es krim untuk Nyonya sebagian “ginger beer” ke dalam gelas berisi es krim untuk Nyonya Donoghue dan langsung diminumnya, sedangkan sisanya
Donoghue dan langsung diminumnya, sedangkan sisanya
dituangkan teman Nyonya Donoghue ke gelas kosong lain yang dituangkan teman Nyonya Donoghue ke gelas kosong lain yang tersedia, dan kini di dalam gelas kosong tersebut terlihat keong tersedia, dan kini di dalam gelas kosong tersebut terlihat keong (snail) dalam bentuk terpotong-potong. Milihat barang menjijikan (snail) dalam bentuk terpotong-potong. Milihat barang menjijikan tersebut Nyonya Donoghue shock dan menderita “gastro enteritis”. tersebut Nyonya Donoghue shock dan menderita “gastro enteritis”. Atas gangguan kesehatan tubuh dan kejiwaannya, ia menggugat Atas gangguan kesehatan tubuh dan kejiwaannya, ia menggugat gantirugi terhadap Stevenson, produsen “ginger beer” itu.
gantirugi terhadap Stevenson, produsen “ginger beer” itu.
TINJAUAN
TINJAUAN
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Perbuatan Melawan Hukum
• House of Lord memutuskan:
•Nyonya Donoghue mempunyai alas hak untuk menggugat Stevenson dan mengabulkan gugatan Nyonya Donoghue.
• Pertimbangan House of Lord
TINJAUAN
TINJAUAN
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Aspek Hukum Publik terdiri atas:
Aspek Hukum Publik terdiri atas:
Hukum Administrasi: Hukum Administrasi:
Peraturan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengawasan Peraturan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengawasan
mutu dan keamanan barang.
mutu dan keamanan barang.
Peraturan yang berhubungan dengan praktik penjualan.Peraturan yang berhubungan dengan praktik penjualan. Peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.Peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Hukum Pidana:Hukum Pidana:
KUHPidanadan peraturan perundang-undangan diluar KUHPidanadan peraturan perundang-undangan diluar
KUHPidana.terdiri atas KUHAPidana
KUHPidana.terdiri atas KUHAPidana
Dapat dijadikan dasar untuk menggugat secara perdata (kasus biskuit Dapat dijadikan dasar untuk menggugat secara perdata (kasus biskuit
beracun).
beracun).
Pasal-pasal penting: Pasal 204, 205 KUHPidana: menyangkut Pasal-pasal penting: Pasal 204, 205 KUHPidana: menyangkut
barang-barang pada umumnya.
barang-barang pada umumnya.
TINJAUAN
TINJAUAN
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
Aspek Hukum Publik terdiri atas:
Aspek Hukum Publik terdiri atas:
Pasal 383: penjual menipu pembeli tentang berbagai barang, Pasal 383: penjual menipu pembeli tentang berbagai barang, keadaan, sifat dst.
keadaan, sifat dst.
Pasal 386: menyangkut khusus barang makanan, minuman dan Pasal 386: menyangkut khusus barang makanan, minuman dan obat-obatan.
obat-obatan.
Pasal 386 ayat 2: barang makanan, minuman dan obat-obatan Pasal 386 ayat 2: barang makanan, minuman dan obat-obatan palsu yaitu yang harga dan guna obat tersebut menjadi berkurang
palsu yaitu yang harga dan guna obat tersebut menjadi berkurang
karena telah dicampur dengan bahan-bahan lain.
karena telah dicampur dengan bahan-bahan lain.
Dst.Dst.
Hukum Internasional:Hukum Internasional:
Yurisdiksi : Hakim mana yang berwenang mengadili gugatan.Yurisdiksi : Hakim mana yang berwenang mengadili gugatan.
Pilihan hukum: hukum mana yang digunakan dalam memeriksa dan Pilihan hukum: hukum mana yang digunakan dalam memeriksa dan memutus sengketa yang terjadi.
Hukum Konsumen/
Hukum Perlindungan KOnsumen
Hukum Perdata
(dalam arti luas) Hukum Publik
Hukum Perdata
Hukum Dagang
Hukum Administrasi
Hukum Pidana
Hukum Perdata Internasional