• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Inventarisasi Satwa Liar-Training02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknik Inventarisasi Satwa Liar-Training02"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Sampling

untuk Satwa Liar

(2)

contents

 Pendahuluan

 Presisi dan Akurasi

 Sumber Bias

 Beberapa Masalah dalam Inventarisasi Satwa Liar

 Strategi Inventarisasi Satwa Liar

 Teknik Monitoring Keanekaragaman Jenis Burung

 Teknik Monitoring Kelimpahan Populasi Burung

(3)
(4)

Mengapa Inventarisasi Satwa Liar

membutuhkan teknik khusus?

Satwa tidak menunggu dihitung

Satwa kadang susah untuk di lihat

Satwa kadang bereaksi secara

berbeda setelah penangkapan

Pengamatan terhadap satwa

seringkali tidak independen

(5)

Research Questions

Hypothesis and Prediction

Research Design Variables Selection Observation method selection Data Collection Statistical Analysis/ Hypotheses test Intepretation Writing

(6)

Untuk menjawab masalah

apa?

- Berapa jumlah individu satwa species A di

kawasan kita?

- Berapa jumlah jenis burung yang mampu

hidup di kawasan?

- Berapa jumlah relatif jenis burung yang ada di

kawasan?

- Bagaimana komposisi spesies berubah ? - Bagaimana populasi satwa “hama” berubah

berdasarkan waktu?

- Bagaimana sebuah populasi satwa merespon

(7)

Hati-hati: SAMPLING ERROR

PRESISI : kedekatan

dengan nilai

sebenarnya

AKURASI : level bias

akibat pemilihan

metode

Akurat : metode yang

bebas dari bias

(8)

Nilai sebenarnya Skala densitas Precise and Accurate Nilai rata-rata Nilai sebenarnya Density scale Precise and In Accurate Nilai rata-rata

Hasil terdistribusi secara dekat dan rata-rata

mendekati nilai sebenarnya

Hasil terdistribusi secara dekat namun rata-rata jauh dari nilai sebenarnya

(9)

True value Density scale Imprecise and Accurate Mean value True value Density scale Imprecise and Inaccurate Mean value

Hasil tersebar tapi rata-rata mendekati nilai sebenarnya

Hasil tersebar dan rata-rata jauh dari nilai sebenarnya

(10)

Dari mana datangnya bias dalam

inventarisasi satwa liar?

(11)

Sumber-sumber Bias

(Bibby et al. 1992)

 Pengamat

 Metode

 Usaha dan Kecepatan

 Kondisi Habitat

 Aktivitas Satwa

 Tipe spesies : noisy vs. skulking

 Kepadatan Populasi

 Musim

 Waktu dalam sehari: Pagi, Siang, Sore, Malam

(12)

Isu utama dalam inventarisasi

satwa liar

Detectability

,

Pengamatan yang saling bergantung

,

(13)

Detectability

Probabilitas seekor

individu pada habitat

dan waktu tertentu yang

dapat di amati, misal:

terlihat, terdengar,

tertangkap atau

terdeteksi

(14)

Faktor yang mempengaruhi

Detectability..contd

 Tipe satwa : noisy or skulking

 Pola pergerakan, ukuran satwa, kecepatan pergerakan pengamatan

 Kompleksitas habitat, heterogenitas

 Pengamat

 Kondisi pencahayaan, pengalaman

 Sampling/measurement errors dapat berasal dari : missed individuals, multiple counting, recording an individual where none exists

(15)

Pengamatan yang saling

bergantung

Assumsi :

unit sample yang kita pilih adalah independent

satu sama lainnya

Kenyataan: kenampakan seekor satwa yang

hidup berkelompok biasanya meningkat, apabila

ada individu dalam kelompok yang berhasil

teramati.

Estimasi yang berdasarkan observasi yang

berhubungan akan menghasilkan bias. Koreksi

terhadap bias bisa dilakukan dengan

(16)

Pergerakan

Pergerakan satwa :

- tidak random, tapi berdasarkan instinct

- kadang mengelompok atau sendiri

Pengaruh Pergerakan :

- Tidak terobservasi

- Satwa menghindari terdeteksi (mis., traps,

nets, etc.)

- Double counting

- Satwa masuk dan keluar wilayah observasi

ketika pengambilan data

(17)

Beberapa Strategi Pengamatan

1. Berjalan lebih cepat dari satwa dan/atau

mengamati dari jauh

kelebihan: satwa nampak seperti tidak bergerak dan mengurangi pergerakan satwa akibat adanya pengamat

kekurangan: detectability berkurang akibat jarak dari pengamat dan waktu yang terbatas

contoh: menggunakan aerial survei

2. Berjalan secara pelan2 melalui habitat satwa dan

mencatat lokasi ditemukan satwa

kelebihan: pengamat memiliki waktu lebih panjang untuk mengamati dan mengidentifikasi

kekurangan: satwa memiliki kesempatan masuk dan keluar wilayah observasi

(18)

3. Trap (capture)

Kelebihan

: masalah detectability lebih sedikit

dibanding dengan metode lainnya

Kekurangan

: satwa harus datang ke trap, dan

bukan pengamat yang datang ke satwa,

observasi masih saling tergantung

4. Memasang Collar dan mengikutinya

Kelebihan

: bagus untuk memetakan teritori,

mengurangi masalah mobilitas dan detectability

Kekurangan

: hanya bisa dilakukan untuk

beberapa individu, dan individu yang dipilih bisa

jadi bukan keterwakilan yang baik

(19)

Teknik-teknik yang sering

digunakan:

Keanekaragaman Jenis Burung

Kelimpahan Populasi Burung

Kelimpahan Populasi Mammalia dan

Primata

(20)

Rona Awal

Keanekaragaman

Jenis Pemilihan Jenis

Monitoring Jenis Terpilih

(21)

Teknik Mengamati Burung

Urutkan alat/bahan berdasarkan nilai pentingnya

Peralatan dan Bahan

(22)

Teknik Mengamati Burung

Peralatan dan Bahan

1 2 3 4 5 6 7

(23)

Waktu Pengamatan

 Tidak ada aturan baku

 Tergantung tujuan pengamatan, misal jenis nocturnal: malam/ senja lebih cocok

 Diurnal: fajar-sp 4 jam, 2 jam sebelum matahari terbenam

 „Pagi Semu“, setelah hujan dan sinar

matahari terang

 Burung pemangsa: ketika udara mulai panas (jam 9-12 )

(24)

Keanekaragaman Jenis Burung

MacKinnon List of Species

(25)

MacKinnon List of Species

Dikembangkan MacKinnon dan Phillips pada

tahun 1993

Bagus untuk pemula karena tidak ada batasan

waktu pengamatan

Dilakukan dengan mengidentifikasi jenis burung

baru dan dimasukkan ke dalam list.

Lokasi yang dipilih adalah lokasi dengan variasi

jenis burung tertinggi mis: daerah sempadan

sungai, peralihan habitat

(26)

Jenis

Daftar ke

1

2

3

4

5

6

Berapa jumlah list? - 20 untuk hutan tropis

(27)

Timed-Species Counts

 Prinsip mirip MacKinnon List of Species

 Waktu menjadi pembatas

 Keahlian pengamat jadi andalan

 Dalam 1 jam pengamatan dibagi menjadi 6 waktu pengamatan (per 10 menit)

 Dicatat setiap jenis yang teramati/teridentifikasi

 Jenis yang ditemukan ulang tidak perlu dicatat lagi sampai 10 menit berikutnya

 Pemberian skor untuk tiap jenis yang teramati dalam daftar

 Ulangan 10-15 kali

(28)

Jenis Sepuluh menit ke

1 2 3 4 5 6

 Pemilihan lokasi yang kaya jenis

 Skoring per-species bisa digunakan untuk kelimpahan relatif

(29)

Distance Sampling

 Estimasi kelimpahan jenis tertentu

 Individu yang jauh memiliki kemungkinan lebih kecil untuk teramati

 Asumsi:

 Posisi transek/ points representative terhadap satwa

 Satwa yang ada di garis/point selalu terdeteksi

 Satwa terdeteksi pada posisi awal dan tidak dipengaruhi pengamat

 Jarak dapat diukur secara akurat atau dengan error yang rendah

 Teknik yang umum digunakan: Line Transect dan Point Counts

(30)

Line transect: Perpendicular

distance

(31)

Line transect: Perpendicular

distance

(32)

Penempatan Transect

(33)

Excel file!

(34)

Point Counts

 Berdiri pada tempat tertentu selama waktu tertentu

 Mencatat burung yang teridentifikasi baik dengan pengamatan, suara (tdk langsung)

 Cocok untuk habitat yang rapat dan habitat yang terpecah-pecah.

 Penempatan points secara random maupun sistematis merupakan keunggulannya dibanding metode lain mis line transects

 Pengamat mempunyai waktu yang lebih lama untuk mendeteksi burung

 Namun pengamat tidak bisa mencatat burung yang di luar waktu dan jarak yang di tentukan

(35)

Point

(36)
(37)

Catch Effort

Untuk jenis-jenis satwa yang di eksploitasi oleh

manusia untuk makanan atau untuk yang

lainnya

Digunakan untuk memprediksi threshold

populasi

Assumsi : jumlah individu yang diambil dari

populasi dengan metode tertentu (misal: jaring,

perburuan, penangkapan ikan dll.) memiliki

proporsi dengan usaha yang dilakukan untuk

pengambilannya

(38)

MARK RECAPTURE

 Apabila individu sulit untuk dilihat

 Dapat dimanfaatkan untuk penelitian seleksi habitat, menghitung

survival rates, mengamati dispersal, kesuksesan

dalam reproduksi

 Menggunakan trap / camera trap

(39)

asumsi

 Populasi tertutup atau terbuka (migrasi) dapat dihitung

 Satwa memiliki probabilitas yang sama untuk tertangkap

 Individu yang ditandai tidak berpengaruh pada yang lain

 Seluruh individu yang tertandai harus dicatat

 Probabilitas penangkapan konstan selama periode pengamatan

(40)

Territorial Mapping

Untuk species yang memiliki teritori

Merupakan pekerjaan yang intensif di lapangan

maupun analisis data

Dapat digunakan untuk memahami kondisi

habitat

Menghasilkan penghitungan yang lebih

konsisten, dan tidak dipengaruhi oleh waktu

pengamatan

(41)

Assumsi

Pengamat memiliki kemampuan yang baik

dalam menemukan satwa

Penemuan dilapangan di plot secara baik

di peta

Aturan standar harus digunakan (mis.

(42)

Monitoring Populasi Primata dan

Mammalia

Line Transect

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan Waktu Siklus (Ws) (dalam 30 kali perakitan) Penentuan faktor Penyesuaian (dari pengamat) Perhitungan Waktu Normal (Wn) Penentuan Faktor Kelonggaran (dari

Observasi peristiwa dari hari kehari selama periode waktu tertentu dapat membuat pengamat merasa bosan dan menimbulkan bias dalam mencatat observasi, untuk meminimilkan bias

perdagangan satwa liar dilindungi dan terdaftar dalam Apendiks I CITES yang diambil dari habitat alam masih terjadi, baik untuk perdagangan di dalam negeri dan perdagangan ke

Peran Vegetasi Pada Habitat Bertelur (Nesting Ground) Burung Maleo di Kabupaten Mamuju Sulawesi Selatan.. Universitas

Manajemen telah mengidentifikasi rangkaian kegiatan dan estimasi waktu (minggu) yang disajikan dalam tabel. Tentukan ekspektasi waktu penyelesaian proyek dan

Daur hidup Haemoproteus terdiri dari reproduksi seksual dan aseksual di dalam vektor dan reproduksi aseksual pada burung inang daur seksual terjadi ketika darah

Survei ini terdiri dari seorang pengamat, seorang opposing counter yang menghitung kendaraan yang berlawanan arah, seorang tally counter dan seorang pengemudi. Pengamat mencatat

Hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa banyak daging satwa liar yang dibeli digunakan untuk konsumsi sendiri\, dikarenakan banyak para pembeli daging satwa liar adalah masyarakat