• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCAHAYAAN di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCAHAYAAN di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SAMPUL

PENCAHAYAAN di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA

Dosen pendamping: IKHRAM HARDI, SKM., M.Kes

Materi Kelompok 5 Disusun oleh kelompok 11

Nama kelompok:

1. Tri Hardiyanti 14120140019

2. Annisa Maisarah 14120140291

3. Darlina Darwis 14120140288

4. Muh Adi Pratama 14120140001

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa- ALLAH SWT, karena berkat karunia dan hidayah-nya kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah ”PENCAHAYAAN di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA”.

Salawat dan Taslim tak lupa kita aturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang, dari zaman zahilia menuju zaman yang penuh dengn ilmu pengetahuan.

Sepenuhnya kami sadar dengan segala kekurangan dari makalah yang kami buat, sebagai manusia yang luput dalam kesalahan. Dengan itu kami mengaharapkan kritik, saran serta bimbingan dari pembimbing serta rekan-rekan semuanya yang bersifat membangun bagi kesempurnaan makalah ilmiah ini.

Makassar, 25 November 2016

(3)

DAFTAR ISI

Halaman sampul...i

Kata pengantar...ii

Daftar isi...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah...1

B. Rumusan masalah ...1

C. Tujuan maslah...2

BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Penerangan Didalam Lingkungan Tempat Kerja...3

B. Pengaruh Buruk Penerangan Kepada Tenaga Kerja...3

C. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kualitas Dan Kuantitas Penerangan ... ...5

D. Hubungan Antara Penerangan Yang Baik Dengan Produksi...5

E. Nilai Ambang Batas Penerangan Dilingkungan Tempat Kerja...7

F. Evaluasi Inetnsitas Penerangn Dilingkungan Tempat Kerja...9

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...10

B. Saran...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bagi tenaga kerja, lingkungan tempat kerja suatu industri mempunyai pengaruh yang dramatis terhadap produktivitasnya. Penelitian dilapangan tentang efisiensi tenaga kerja menunjukan bahwa bilamana kenyamanan fisik dan fisiologis tenaga kerja diperbaiki, maka dalam melaksanakan pekerjaan menjadi lebih efisien, produk yang dihasilkan meningkat, sehingga bagi perusahaan lebih menguntungkan.

Intensitas penerengan yang tidak memadai merupaka faktor-faktor lingkungan yang timbuloleh kaena penerepan tekhnologi proses produksi yang dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun atau menjadi rendah.

Kualitas dan kuantitas penerangan baik ditempat kerja maupun penerangan seluruh lingkungan kerja dapat menciptakan suasana lingkungan kerja yang mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan, keselamatan dan kenyamanan bagi tenaga kerja. Oleh karenanya, penerangan yang memadai dapat memperbaiki moral kerja, motivasi kerja, dan efisiensi hasil produksi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana kondisi penerangan didalam lingkungan tempat kerja? 2. Bagaiamana pengaruh buruk penerangan kepada tenaga kerja?

3. Bagaimana mengetahui faktor-faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas penerangan?

4. Bagaimana hubungan antara penerangan yang baik dengan produksi? 5. Bagaimana nilai ambang batas penerangan di lingkungan tempat kerja? 6. Bagaimana evaluasi intensitas penerangan di lingkungan tempat kerja?

C. Tujuan Masalah

(5)

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas penerangan

4. Untuk mengetahui hubungan antara penerangan yang baik dengan produksi

5. Untuk mengetahui nilai ambang batas penerangan di lingkungan tempat kerja

6. Untuk mengetahui evaluasi intensitas penerangan di lingkungan tempat kerja

(6)

A. Kondisi Penerangan Didalam Lingkungan Tempat Kerja

Apabilakita bicara tentang penerangan maka ada 2 aspek yang perlu diperhatikan:

1. Penerangan yang suram (intensitas penerangan yang rendah) 2. Penerangan yang intensitas cahayanya berlebih (kelebihan cahaya)

Keadaan lingkungan tempat kerja yang suram atau gelap disebabkan oleh kurangnya penerangan (pencahayaan) atau keadaan lampu yang menyilaukan, permukaan tempat kerja (bangku) yang mempunyai daya refleksi (pantulan) tinggi adalah umum, dan banyak dijumpai, yang kepada tenaga kerja mengakibatkan penglihatannya terhadap pekerjaan menjadi rumit dan sukar bila dibandingkan dengan tugas-tugas pekerjaan di kantor.

Penglihatan adalah fungsi pekerjaan yang sangat penting untuk dilaksanakan di dalam industri, dan kemampuan tenaga kerja untuk melihat apa yang sedang di kerjakannya adalah langsung berhubungan kecepatan dan ketelitian dengan apa yang dilakukannya terhadap pekerjaannya.

Tidak ada satupun yang dapat menggantikan kemampuan, namun pemandangan lingkungan kerja yang suram adalah sesuatu yang menakutkan bagi tenaga kerja yang ingin menghasilkan pekerjaan yang baik.

B. Pengaruh Buruk Penerangan Kepada Tenaga Kerja

Telah diketahui bersama bahwa peneranagn adalah faktor lingkungan kerja yang termasuk dalam kelompok faktor resiko. Oleh karenanya sama seperti faktor lingkungan yang lain (seperti kadar debu yang bayak, intensitas bising yang tinggi, pana yang berlebihan, radiasi mengion maupun yang tidak mengion, apabila intensitas penerangan tidak memadai, maka dapat menyabakan produktivitas tenaga kerja menurun atau menjadi rendah. Hal ini disebabkan:

(7)

kelelahan mental. Kondisi demikaian cenderung akan menurunkan ketelitian dan lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya kesalahan, memperpanjang waktu kerja, menurunkan produksi, disamping itu juga dapat menurunkan kewaspadaan dan cenderung terjadinya kecelakaan kerja atau menambah angka kecelakaan, serta mempengaruhi moral kerja.

2. Gejala yang ditimbulkan adalah sakit kepala, daya kosentrasi dan kecepatan berpikir menurun, demikian pula kemampuan intelektualnya juga mengalami penurunan.

Apabila di dalam mengamati pekrjaannya masih kurang jelas, biasanya tenaga kerja akan mendekatkan matanya ke objek, untuk memper besar ukuran benda, sehingga mata harus berkomodasi lebih kuat lagi, akibat yang ditimbulkan adalah penglihatan menjadi kabur, sedang bayangan benda menjadi dobel. Kondisi seperti ini biasanya disertai dengan rasa sakit di atas mata. Keadaan demikian sangar tidak menguntungkan bagi tenaga kerja maupun bagi perusahaan.

Penerangan yang dibutuhkan oleh tenaga krja agar dapat melaksanakan pekrjaaannya dengan sebaik-baiknya adalah penerangan yang cukup, tidak suram dan mencegah terjadinya kesilauan atau penerangan yang memungkinkan tenaga kerja mampu melihat benda-benda yang sedang dikerjakan dengan mudah, jelas, cepat, tepat, dan teliti, serta tanpa berkomodasi, bahkan membantu menciptakanlingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan.

Penerangan yang cukup memadai akan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan menghemat waktu kerja. Dapat melihat dengan mdudah dan nyaman merupakan penghematan energi dan mencegah terjadinya kesalahan.

Pada pekerjaan yang bersifatnya berulang seperti pad aindustri elektronika (pada pemasangan semi konduktor, diode dan lain-lain pada PCB) atau pada pabrik rokok kretek (pekerjaan melinting rokok), penghematan waktu yang hanya satu detik untuk setiap kegiatan, memiliki arti yang sangat penting bagi peningkattan produktivitas tenaga kerja. C. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kualitas Dan Kuantitas Penerangan

(8)

1. Faktor-faktor yang menentukan kuantitas penerangan akan mencakup: ukuran ruang kerja, waktu kerja, tingkat kekontrasan, tingkat kecerahan pada objek yang diterangi.

2. Faktor-faktor yang menentukan kualitas penerangan akan meliputi warna, arah sinar, kecerahan, kontras, diffudi, keseragaman distribusi kesilauan yang langsung maupun pantulan.

Di samping itu semua, masih ada faktor lain, yang ikut menetukan kualitas maupun kuantitas penerangan ialah: pemeliharaan penerangan, kebersihan langit-langit, jendela, dinding, lantai dan lain-lain.

Semua faktor-faktor diatas berpengaruh terhadap penglihatan dan kemampuan untuk melihat dengan mudah, cepat dan teliti.

D. Hubungan Antara Penerangan Yang Baik Dengan Produksi

Penerangan yang baik adalah penerangan yang cukupatau memadai, mencegah terjadinya ketegangan mata serta terjadinya kelelahan, menghemat waktu kerja dan mengurangi sejumlah pekerjaan yang terbuang sia-sia. Oleh karenanya secara ekonomis sangat menguntungkan bagi pengusaha. Dibawah ini disajikan contoh-contoh hasil perbaikan sistem penerangan diberbagai industri sebagai berikut.

1. Dalam suatu survei yang diadakan oleh suatu industri yang mendirikan duatu pabrik atau bengkel baru (sebagai pengembangan) telah didapatkan bahwa kecelakaan berkurang 32% ketika penerangan dinaikan dari 5 ftc menjadi 20 ftc. Selanjutnya setelah dinding dicat dengan cat yang memiliki daya pantul terhadap cahaya bersifat sedang, maka kecelakaan menurun lagi sebesar 16,5%. Ternyata ces tersebut dengan cahaya yang dipantulkan telah mampu menaikan penerangan menjadi kira-kira 25 ftc, sehingga meningkatkan kemampuan melihat dari tenaga kerja serta menciptakan lingkungan yang lebih nyaman.

(9)

Kepada kedua perusahaan tersebut pertama-tama diadakan perbaikan atau penambahan penerangan buatan (lampu TL), ternyata telah mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara berarti (10%). Selanjutnya diadkan perbaikan cara kerja yaitu dengan memberikan tempat duduk yang diberi sandaran punggung dan tempat topangan kaki, ternyata produktivitas tenaga kerja meningkat lagi dari 10% menjadi hampir 18%. 3. Suatu laporan dari “illumnating engineering sosiety” menyatakan bahwa

seluruh biaya perbaikan untuk penerangan yang baik umumnya sama dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam 3 menit dari seluruh waktu kerja para pekerja setiap hari.

Suatu uji coba yang dilakukan didalam suatu industri tentang pengaruh penerangan terhadap produksi menunjukan bahwa kenaikan tingkat penerangan rata-rata dari 0,2 ftc sampai 4,8 ftc telah meningkatkan produksi mulai dari 6 sampai 100%, dengan rata-rata kenaikan produksi sebesar 35%. Peningkatan penerangan dari 4,6 ftc sampai 12,7 ftc telah meningkatkan produksi dari 8 sampai 27%.

4. Keuntungan yang lain dari penerangan yang baik termasuk hasil kenaikan produksi dan penurunan barang-barang yang rusak atau terbuang sia-sia. Suatu industri tekstil telah membuat dan menyimpan tekstil selama dilaksanakan program perbaikan penerangan.

E. Nilai Ambang Batas Penerangan Dilingkungan Tempat Kerja

(10)

Untuk indonesia saat ini telah memilik suatu standar intensitas penerangan untuk lingkungan tempat kerja suatu industri yang telah ditetapkan sebagai peraturan mentri perburuhan nomor 7 tahun 1964.

1. Salah satu alat pengukur cahaya menggunakan Luximeter

2. Cara penerangan berdasarkan pekerjaan

(11)

4. Nilai indeks maksimum untuk berbagai jenis interior

F. Evaluasi Inetnsitas Penerangn Dilingkungan Tempat Kerja

(12)

Dalam higiene industri evaluasi adalah proses pengambilan keputusan untuk menilai tingkat resiko pajanan dari semua faktor yang timbul dilingkungan tempat kerja kepada tenaga kerja, termasuk resiko pajanan dari intensitas penerangan.

Untuk dapat malakukan penilaian atau evaluasi terhadap tingkat resiko pajanan intensitas penerangan maka harus didahului dengan melakukan identifikasi terhadap bahaya faktor lingkungan (terhadap intensitas penerangan yang tidak memadai), dan langkah berikutnya adalah malakukan pengukuran terhadap intensitas penerangan terhadp lingkungan tempat kerja tersebut, dan hasil pengukuran dinilai dengan car amembandingkan terhad standar yang berlaku. Apabila dari hasil penilaian tersebut diputuskan tentang perlunya perbaikan intensitas penerangan, maka ahli-ahli yang bertanggung jawab terhadapkesehatan dan keselamatan lingkungan harus mealkukan perbaikan atau menciptakan intensitas penerangan yang memadai sesuai dengan standar yang berlaku.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

(13)

penerepan tekhnologi proses produksi yang dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun atau menjadi rendah. Kualitas dan kuantitas penerangan baik ditempat kerja maupun penerangan seluruh lingkungan kerja dapat menciptakan suasana lingkungan kerja yang mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan, keselamatan dan kenyamanan bagi tenaga kerja.

B. Saran

Hendaknya industri yang ada harus memperhatikan pencahayaan, terutama pada pencahayaan yang ada dilingkungan kerja, dimana hal ini sangat penting diperhatikan karena kapan pencahayaan berlebih akan menimbulkan berbagai penyakit salah satunya efeknya pada mata dan konsentrasi menurun, begitu pula dengan pencahayaan yang rendah di lingkungn kerja akan menimbulkan berbagai penyakit dan efeknya akan mengakibatkan kurangnya produktivitas pada pekerja sehingga menurunkan produksi suatu industri dan akan mengakibatkan kerugian pada industri.

DAFTAR PUSTAKA

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Kadangi agurko žievelė (nors gerokai blogiau nei vandens molekules iš agur- ko į NaCl tirpalą) praleidžia ir NaCl jonus iš tirpalo į agurko vidų, agurkas pasisūdo, tiktai

melakukan kegiatan eksperimen siswa diberikan penjelasan penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan (fruitfulness), contohnya kapal laut. Remediasi menggunakan metode

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Semua awak kapal harus berpartisipasi dalam latihan pemadam kebakaran, karena tujuan dari latihan ini adalah untuk dapat membentuk kelompok pemadam kebakaran yang bermutu,

(6) Bantuan Pemerintah dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, bantuan operasional potensi dan sumber

Pertama, penyalurannya dijelaskan secara detil di website baik Global Qurban maupun Aksi Cepat Tanggap, seperti cara bayarnya yang cukup jelas,”

menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Laporan Akhir/ Skripsi/ Tesis saya yang berjudul “Uji Penambahan Jintan Hitam

Setiap pelaku pembangunan rumah susun komersial yang mengingkari kewajibannya untuk menyediakan rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari