• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI

MAKALAH

Oleh

Rofidah Iman Sari 130910202049 Dyah Maharani Pitaloka 130910202050 Rofiqoh Qonitatillah 130910202051 Risqi Akbar Maulana 130910202053

Rysang Kusumawardhana P. R. 130910202057

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER

(2)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Ideologi Pancasila sebagai Pedoman Hidup Masyarakat di Era Globalisasi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila Universitas Jember.

Penyusuna makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1.

Iwan Rachmad Soetijono, S.H., M.H., selaku Dosen Pengampu mata kuliah umum Pendidikan Pancasila yang telah membimbing dan mengajarkan materi Pancasila;

2.

orang tua yang telah memberikan dorongan dan doanya demi terselesaikannya makalah ini;

3.

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

(3)
(4)

DAFTAR ISI

PRAKATA………...………....….i

DAFTAR ISI………...………....….ii

BAB 1. PENDAHULUAN………....…..1

1.1 Latar Belakang………1

1.2 Rumusan Masalah………..……….…2

1.3 Tujuan dan Manfaat………….………...2

1.3.1 Tujuan………..……….2

1.3.2 Manfaat………...……….….2

BAB 2. LANDASAN TEORI………..3

2.1 Pengertian Ideologi………...…….….3

2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila………4

2.3 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa………..…5

2.4 Globalisasi………....7

BAB 3. PEMBAHASAN……….……....11

BAB 4. PENUTUP………..…….15

4.1 Kesimpulan………..………15

4.2 Saran………15

(5)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah negara memerlukan suatu pedoman yang secara umum mengatur segala kehidupan yang ada dalam lingkup negara tersebut. Pedoman yang dimaksud sering disebut ideologi. Secara ideologi berasal dari kata idea yang artinya “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita” dan logos yang berarti “ilmu”. Kata idea sendiri berasal dari kata bahasa Yunani eidos yang artinya “bentuk, gagasan” dan juga kata idein yang artinya “melihat”. Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang ilmu yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat pada lingkup wilayah tertentu (Srijanti et al. 2009:18). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ideologi adalah suatu pegangan yang selalu digunakan dalam melakukan tindakan bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(6)

menyaring hal-hal baru dari dunia barat yang masuk ke Indonesia agar

masyarakat bisa mengambil hal-hal positif yang dapat dimanfaatkan dan ditiru sesuai dengan inti sari ideologi pancasila itu sendiri.

(7)

menghawatirkan adalah munculnya neokolonialisme yang pada hakikatnya timbul dari bangsa kita sendiri yang sibuk menjajah bangsanya sendiri. Semakin berkembangnya globalisasi maka semakin tergerus peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari segala tingkah laku masyarakat yang semakin tidak teratur dan menyimpang dari nilai-nilai pancasila yang dijadikan ideologi sebagai pedoman hidup masyarakat. Masyarakat lebih memilih meniru tren budaya negara barat yang ada dengan munculnya globalisasi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka makalah ini akan membahas tentang peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Beerdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era globalisasi.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan kepada masyarakat peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era globalisasi.

1.3.2 Manfaat

(8)
(9)

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi merupakan istilah yang berasal dari kata idea yang artinya “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita” dan logos yang berarti “ilmu”. Kata idea sendiri berasal dari kata bahasa Yunani eidos yang artinya “bentuk, gagasan” dan juga kata idein yang artinya “melihat”. Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang ilmu yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat pada lingkup wilayah tertentu (Srijanti et al. 2009:18). Secara harfiah ideologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengerian-pengertian dasar (Simandjuntak, 2002:4). Secara historis istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang Perancis yaitu Destutt de Tracy (1796) yang menganggap bahwa ideologi adalah science of ideas yang merupakan suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis (Simandjuntak, 2002:4).

Ideologi memiliki keanekaragaman definisi dan pengertian yang dipengaruhi oleh latar belakang tokoh yang mengungkapkan definisi tersebut. Berikut ini adalah pendapat para tokoh dan ahli tentang ideologi.

1. BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi) menyatakan bahwa ideologi adalah

(10)

sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara (Srijanti et al. 2009:18).

2. Prof.

Dr. Maswadi (ahli Ilmu Politik Universitas Indonesia)

mendefinisikan ideologi sebagai rangkaian nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan/ pedoman dalam mencapai tujuan atau

(11)

3. Karl

Marx mengartikan ideologi sebagai pandangan hidup yang

dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik maupun sosial ekonomi (Simandjuntak, 2002:5).

4.

Kirdi Dipoyuda membatasi pengertian ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial termasuk kehidupan negara.

Berdasarkan pendapat para tokoh dan ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian ideologi adalah serangkaian ide, gagasan yang berupa teori, doktrin, ajaran yang diyakini kebenarannya karena berupa nilai-nilai tertentu yang telah disepakati sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain.

2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila

Sebagai suatu bangasa yang merdeka, kita memiliki pandangan hidup yang dinamakan Pancasila yang tertera pada Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 yang menyebutkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia (Toyibin & Djahiri, 1997:17). Hal tersebut karena Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia sehingga Pancasila

(12)
(13)

Pancasila merupakan pedoman hidup masyarakat Indonesia Dimana Pancasila yang memang lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Ideologi yang merupakan serangkaian ide, gagasan berupa teori, doktrin, ajaran yang diyakini kebenarannya karena berupa nilai-nilai tertentu yang telah disepakati sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lainlain menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang

menganutnya sebagai jati diri bangsa ini. Pemahaman tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Dilihat

dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi

mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-nilai tersebut merupakan cita-cita yang

mengarahkan perjuangan bangsa. 2. Sistem

nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya

dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.

3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dala kesepakatan para pendiri bangsa.

(14)

bersama.

5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

(15)

dianut dan digunakan sebagai suatu kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang disesuaikan dengan jati diri bangsa ini dengan berbagai pertimbangan yang tidaklah sepele.

Ideologi Pancasila memiliki berbagai aspek baik itu berupa aspk cita-cita atau nilai-nilai, maupun norma yang baik dapat direalisasikan dalam kehidupan praksis dan bersifat terbuka dengan memiliki tiga dimensi (Setijo, 2013:88) yaitu:

1. Dimensi idealis

Nilai-nilai dasar Pancasila memiliki sifat yang sistematis, rasional, dan bersifat menyeluruh yang mengandung harapan dan cita-cita bangsa dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

2. Dimensi normatif

Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila perlu dijabarkan ke dalam sistem norma sehingga tersirat dan tersurat dalam norma-norma kenegaraan sehingga memiliki kekuatan mengikat masyarakat dengan peraturan (norma) yang bersifat positif.

3. Dimensi realistis

Nilai-nilai Pancasila yang dimaksud sebelumnya harus mampu

(16)

2.4 Globalisasi

(17)

1. Menurut Cochrane dan Pain, globalisasi adalah mengglobalnya batas-batas kultural antar bangsa di berbagai kawasan dunia, yakni munculnya sebuah sistem ekonomi dan budaya global yang membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.

2. Cohen

dan Kennedy mengartikan globalisasi sebagai seperangkat transformasi yang saling memperkuat dunia, yang meliputi: a.

Perubahan dalam konsep ruang dan waktu, seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menjadi alat komunikasi global yang cepat;

b.

Pasar dan produksi ekonomi berakibat ketergantungan lintas negara akibat pertumbuhan perdagangan, pembagian pekerjaan secara internasional;

c.

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa; d.

Meningkatnya masalah bersama, diantaranya adalah masalah ekonomi, lingkungan dan lain-lain.

3. Peter Drucker menjelaskan bahwa globalisasi adalah zaman transformasi sosial yang senantiasa terjadi dalam decade ratusan tahun yang meliputi nilai-nilai dasar, struktur politik dan sosial maupun seni yang disebut dunia baru (New World Order).

(18)

globalisasi adalah sebuah perubahan sosial dimana batas wilayah secara geografis seakan tidak ada lagi dan dunia secara keseluruhan seakan melebur jadi satu dan memnjadi dunia baru.

(19)

negara-negara yang tergabung didalamnya. Berikut ini adalah dampakdampak yang ditimbulkan oleh globalisasi, yaitu:

a.

Dampak positif globalisasi •

Pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis. •

Terbukanya pasar interrnasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasinalisme kita terhadap bangsa.

Kesejahteraan sosial karena adanya perkembangan zaman

seseorang akan berusaha mensejahterakan dirinya dan keluarganya b. Dampak negatif globalisasi

Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. •

(20)

produl dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri. •

Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas dirinya sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam

(21)

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesame warga.

(22)

BAB 3. PEMBAHASAN

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam segala bidang kehidupan bangsa ini karena Pancasila dijadikan landasan dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari masyarakat. Pancasila yang tercipta dari nilai-nilai dasar yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia menjadikan

Pancasila sebagai suatu ideologi yang tidak mementingkan kepentingan sekelompok orang sehingga dapat terus dijadikan pedoman bangsa ini sebagai pertimbangan dalam bertindak, bersikap, dan mengambil keputusan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai ideologi bangsa, Pancasila mengahadapi berbagai tantangan perkembangan zaman. Untuk tetap mempertahankan dirinya sebagai pedoman hidup bangsa ini, Pancasila sebagai ideologi harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Sampai saat ini Pancasila mampu membuktikan eksistensinya sebagai suatu ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman karena sifatnya yang luwes dan termasuk dalam kelompok ideologi terbuka yang didukung oleh beberapa hal yang membuat keterbukaan Pancasila (Setijo, 2013:91) yaitu:

1.

Tekad bangsa dalam memperjuangkan tercapainya tujuan nasional/ tujuan proklamasi;

(23)

Pembangunan nasional yang teratur dan maju pesat; 3.

Tekad yang kuat dalam mempertahankan nilai sila-sila Pancasila yang sifatnya abadi;

4.

Hilangnya ideologi komunis/ sosialis sebagai ideologi tertutup.

Namun selain itu, terdapat hal-hal yang membatasi keterbukaan ideologi Pancasila menurut Setijo (2013:91) yaitu:

1.

(24)

2.

Tetap berlakunya larangan terhadap paham komunisme di Indonesia, 3.

Adanya pencegahan atas pengembangan ideologi liberal di Indonesia, 4.

Dan pencegahan terhadap gerakan ekstrem dan paham-paham lain yang bisa menggoyahkan nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Jadi ideologi Pancasila ini bersifat terbuka tapi tetap tertutup dalam beberapa hal untuk tetap mempertahankan keasliannya dan eksistensinya sebagai ideologi bangsa Indonesia. Jadi sudah terbukti bahwa memang Pancasila mampu

mempertahankan eksistensinya tanpa mengubah jati dirinya dengan mencampur hakikatnya sebagai identitas bangsa Indonesia dengan identitas bangsa lain.

Namun sangat disayangkan, munculnya globalisasi sebagai suatu proses perubahan sosial yang mendunia dengan fenomena menyatukan dunia tanpa adanya sekat lagi membuat bangsa Indonesia juga terkena dampak yang serius. Generasi muda mulai tertarik dengan dunia baru yang muncul, budaya baru yang masuk, kebiasaan baru yang dianggap lebih baik, dan juga perkembangan zaman yang tidak terkontrol. Mereka mulai tertarik untuk mengikuti arus globalisasi yang sangat deras tanpa memiliki pegangan yang cukup termasuk orang tua yang mampu membatasi arus globalisasi pada anaknya. Sehingga mayoritas remaja pada era ini mulai meninggalkan budayanya yang begitu indah dan menggali budaya bangsa lain untuk dijadikan tren.

(25)

sebagai pedoman hidup masyarakat Indonesia. Pancasila harus mampu berperan sebagai penyaring budaya-budaya dan segala hal yang terjadi seiring arus globalisasi agar yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia tanpa menutup diri dengan perkembangan zaman yang terjadi. Pada hakikatnya Pancasila sangat mampu untuk menjadi penyaring globalisasi yang masuk ke Indonesia, namun masyarakat yang tidak mau dan enggan

(26)

kaum terdidiknya atau yang berkesempatan bersekolah hingga tingkatan tertinggi kurang memahami pelajaran ia pelajari di instansi pendidikan formal maupun non-formal dan menganggap sekolah hanya sebagai formalitas dan paksaan orang tua. Kurangnya pemahaman dan penyerapan pendidikan berkarakter yang

dicanangkan pemerintah membuat generasi terdidik Indonesia menganggap semua yang dilakukan adalah baik karena mereka kaum terdidik dan mengikuti

perkembangan zaman yang ada yang akan membuatnya menjadi seseorang yang dikagumi banyak orang. Pandangan yang salah tersebut terus berjalan dan berkembang dengan berkumpulnya orang-orang yang berfikiran sama dan para orang tua yang terhasut pula dengan tingkah laku anaknya agar tidak dikatakan kolot dan tidak mengikuti perkembangan zaman.

Semua fenomena yang terjadi tersebut harus diluruskan agar dapat

(27)

WNA saja mau melestarikan budaya bangsa ini mengapa kita sebagai pemilik budaya tersebut malah meninggalkan budaya kita dan hanya gencar

melestarikannya saat budaya kita mulai diakui oleh negara lain.

(28)
(29)

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pancasila di Indonesia memiliki kedudukan yang diistimewakan karena merupakan dasar negara ini begitu pula fungsi dan perannya yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya yang paling utama

adalah Pancasila sebagai ideologi. Peran ideologi Pancasila sangat bermacammacam namun yang paling penting adalah sebagai pedoman hidup bangsa

Indonesia ini karena mencakup berbagai aspek kehidupan mulai dari aspek ketuhanan hingga aspek keadilan yang harus dijadikan pegangan dalam setiap tingkah laku masyarakatnya.

Zaman yang semakin berkembang melahirkan globalisasi yang secara langsung atau tidak langsung mengancam jati diri bangsa Indonesia dengan menggeser pemahaman masyarakat yang ingin terus dianggap orang yang mengikuti perkembangan zaman tanpa memperhatikan setiap perbuatan yang mereka lakukan sudah sesuai atau tidak dengan Pancasila yang pada

(30)

4.2 Saran

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

Simandjuntak, Gerhard. 2002. Diktat Pancasila adalah Ideologi Negara Republik Indonesia (Khusus untuk Kalangan Sendiri). Jember: _____.

Srijanti., Rahman, A., S. K. Purwanto. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setijo, Pandji. 2013. Pendidikan Pancasila: Prespektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: PT Grasindo.

Toyibin, M. Aziz & Djahiri, A. Kosasih. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Rineka Cipta.

______. (Tanpa Tahun). Bab III Pancasila sebagai Ideologi Nasional. [on line]. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=51904. [29 Maret 2014].

______.

(Tanpa Tahun). Bab IV Pancasila sebagai Ideologi. [on line].

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 1&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A%2F%2Felearning.gunadarma.ac.i d%2Fdocmodul%2Fpendidikan_pancasila%2Fbab4pancasila_

sebagai_ideologi.pdf&ei=0_JHU42PEMSA8gXJjIHoDQ&us

(33)

2014].

Faturrohman. (Tanpa Tahun). Globalisasi dan Nasionalisme. [on line]. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 3&ved=0CDEQFjAC&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites% 2Fdefault%2Ffiles%2Fpendidikan%2FFathurrohman%2C%2520S.Pd. %2CM.Pd%2FGLOBALISASI%2520DAN%2520NASIONALISME% 2520[Compatibility%2520Mode].pdf&ei=tPJJU93MNqueiAf1t4DYDw &usg=AFQjCNFdQWKis7GI_KI4BKJL5Nw53_

gbw&bvm=bv.64542518,d.aGc&cad=rja. [29 Maret 2014].

Malihah,

Elly. (Tanpa Tahun). XI Modernisasi dan Globalisasi. [on line].

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Luaran yang diharapkan dari program ini yaitu dapat diperoleh suatu desain kran pipa duofungsi dengan harapan dapat digunakan untuk mengeringkan tangan yang basah dengan

Bahkan, akibat rendahnya harga yang diterima petani, banyak perkebunan kopi yang dikonversi ke tanaman lain terjadi di Propinsi Lampung yang mengakibatkan

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa pada praktek patoho dari barang ke uang yang di lakukan oleh masyarakat Desa Sangga Kecamatan Lambu Kabupaten Bima telah

Program ini yang juga merupakan salah satu program di bawah Pelan Induk Pelancongan Luar Bandar adalah bermatlamat untuk menggalakkan penyertaan masyarakat luar bandar

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

Semua komponen penilaian (elemen pengurusan dan pelaksanaan projek, pembentangan dan laporan projek) yang merujuk kepada komponen penilaian (Assessment Specification Table)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Gorontalo. 2) prinsip-prinsip yang belum terlaksana dalam