• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DAN MENAFSIR DATA KUALITATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE DAN MENAFSIR DATA KUALITATIF"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

METODE MENAFSIR DATA KUALITATIF

Oleh:

Mahrus Aryadi

Makalah dipresentasikan pada Semiloka Penelitian dan Penulisan Tesis pada Program Magister Sains Administrasi Pembangunan

(2)

METODE MENAFSIR DATA KUALITATIF

1)

Mahrus Aryadi 2)

Abstrak

Secara umum, ada dua pendekatan dalam penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam beberapa kondisi, kedua bentuk pendekatan dapat dipergunakan secara saling mendukung sesuai dengan tujuan penelitian. Pendekatan kuantitatif biasanya digunakan untuk penelitian yang bersifat pasti (exact) dengan alat bantu analisis statistik, biasanya berkaitan dengan fisik. Sedangkan pendekatan kualitatif sering digunakan untuk penelitian yang bersifat dinamis, biasanya berkaitan dengan sosial. Tulisan dalam makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang memadai tentang metode menafsir data penelitian yang bersifat kualitatif.

Sifat khas dari penelitian kualitatif antara lain adalah menekankan kepada kondisi apa adanya (alamiah), peneliti sebagai instrument penelitian, dan teori dibangun berbasis data temuan (empiris), serta adanya kesepakatan hasil antara peneliti dan aktor. Kondisi ini mengharuskan kepada seorang peneliti kualitatif untuk dapat “mengkondisikan” dirinya sebagaimana aktor yang menjadi objek sekaligus subjek penelitian, sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan data yang riil dan apa adanya.

(3)

Pendahuluan

Makalah ini mencoba mengulas sekelumit mengenai penelitian kualitatif dan kemudian menafsirkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Materi ini sebenarnya tidaklah mudah untuk disusun, karena paradigma penelitian di Indonesia lebih menekankan kepada pendekatan kuantitatif. Sehingga relatif sulit untuk membawa perubahan agar peneliti bisa pula memahami pendekatan selain kuantitatif tersebut. Namun karena “titah” pengelola MSAP, maka kami berusaha untuk memenuhinya, dan tentu perlu banyak permakluman dari para pembaca dan peserta Semiloka yang diyakini mempunyai pengalaman yang banyak pula berkaitan dengan penelitian.

Pada dasarnya, materi tulisan ini lebih banyak didasarkan pada pengalaman penulis yang telah mempergunakan pendekatan kualitatif dalam penyusunan disertasi untuk merampungkan tugas pada program pasacasarjana. Judul penelitian penulis adalah: Adaptasi Budaya Masyarakat Pedesaan Hutan terhadap Program Hutan Rakyat: Studi Fenomenologi pada Masyarakat Lokal dan Transmigran di Dua Desa di Kalimantan Selatan.

Pengalaman penelitian ini telah memberikan pemahaman dan gambaran yang komprehensif terhadap penulis mengenai metode penelitian kualitatif, kendala dan hambatan yang terjadi, dan “seni” menganalisis dan menafsirkan datanya. Sehingga penulis sependapat dengan pemikiran Mulyana (2004:xvi), sudah tiba saatnya bagi lembaga pendidikan untuk melakukan spesialisasi pembimbingan skripsi/tesis/disertasi bagi mahasiswa. Hal ini untuk menghindari adanya pembantaian ilmiah yang sebenarnya tidak ilmiah, hanya karena misalnya penguji yang berbeda paradigma dengan yang diuji.

(4)

Mengenal Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

Sebelum kita lebih dalam menggali penelitian kualitatif, maka ada baiknya dipaparkan perbedaan mendasar kedua bentuk penelitian di atas. Menurut Guba dan Lincoln yang dikutip oleh Moleong (2002:15-16), membedakan paradigmanya dan metodologisnya sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Paradigma dan Metodologis Penelitian

No. Uraian Paradigma

1. Istilah Ilmiah Alamiah

2. Teknik pendekatan Kuantitatif Kualitatif

3. Sumber Teori A priori Daridasar (grounded)

4. Maksud Verifikasi Ekspansionis

Metodologis

5. Instrumen Alat fisik, kertas dll Peneliti sendiri

6. Waktu Sebelum penelitian Selama dan sesudah pengumpulan data

7. Desain Pasti Muncul-berubah

8. Gaya Intervensi Seleksi

9. Perlakuan Stabil Bervariasi

10. Sampel/responden Banyaknya tertentu Sesuai kebutuhan

Dari tabel di atas, kita dapat memahami hal penting dari perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif adalah paradigmanya, yaitu ilmiah (scientific) atau

(5)

atau kuantitif), terlebih dahulu perlu mengerti paradigma mana yang ingin dipilih, sehingga metodologisnya bisa lebih tepat.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong (2002:3), metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekata-katan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Namun juga harus kita pahami, penelitian alamiah ini tidak mewajibkan peneliti agar terlebih dahulu membentuk konsepsi-konsepsi atau teori-teori tertentu mengenai lapangan perhatiannya, sebaliknya peneliti dapatmendekati lapangan perhatian dengan pikiran yang murni dan memperkenankan interpretasi-interpretasinya muncul dari dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya.

Berdasarkan hasil pengkajian dan sintesis Moleong (2002:4-6) dan penjelasan Arikunto (2002:14-16), setidaknya ada 11 (sebelas) ciri atau karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu:

1) Latar alamiah, atau setting alami (natural conditions), menekankan pada perolehan data asli, sehingga peneliti harus menjaga keaslian kondisi jangan sampai merusak atau mengubahnya.

2) Manusia sebagai alat (instrument), penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dilakukan karena peneliti (sebagai alat) dapat mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, hanya “manusia sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, pada waktu pengumpulan data di lapangan, peneliti berperanserta dalam kegiatan kemasyarakatan.

(6)

4) Analisis data secara induktif, yaitu pengembangan konsep yang didasarkan atas data yang ada, mengikuti desain penelitian yang fleksibel sesuai dengan konteksnya. Dengan analisis data secara induktif, maka: lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang terdapat dalam data; lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel; lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya; lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan; dan dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

5) Teori dari dasar (grounded theory), lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data. Jadi penyusunan teori berasal dari bawah ke atas, yaitu dari sejumlah bagian yang banyak data yang dikumpulkan dan yang saling berhubungan. Dalam hal ini, peneliti tidak berasumsi bahwa sudah cukup yang diketahui untuk memahami bagian-bagian penting sebelum mengadakan penelitian.

6) Deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua data yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dalam analisis data sejauh mungkin dalam bentuk aslinya, seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu. 7) Lebih mementingkan proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh hubungan

bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Dapat kita katakan, peneliti bukan mencari jawab atas pertanyaan ”apa” tetapi ”mengapa”.

(7)

dan merefleksikan dengan cermat apa yang diucapkan dan dilakukan oleh responden.

10) Desain yang bersifat sementara, yakni penyusunan desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Hal ini disebabkan: tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan ganda di lapangan; tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan, adanya bermacam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan.

11) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama, hal ini dilakukan agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dapat dirunding dan disepakati dengan manusia yang dijadikan sumber data. Beberapa alasan yang mendasari, yaitu susunan kenyataan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti, hasil penelitian bergantung pada hakekat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari, dan konfirmasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.

Dari ke-sebelas karakteristik di atas, hal yang penting menjadi perhatian untuk kemudahan dalam analisis data dan penafsirannya adalah data berasal dari realita (empiris), peneliti sebagai instrument, dan teori dibangun dari data yang diperoleh, dan fokus penelitian yang jelas dan bisa diamati. Ke-empat hal ini perlu dipahami oleh peneliti kualitatif agar dalam analisis dan penafsiran data bisa dilaksanakan dengan mudah dan mulus.

Penafsiran Data Kualitatif

Proses penafsiran data pada realitanya tidak dapat dipisahkan dengan proses analisis data. Pada penelitian kualitatif, analisis data dan penafsirannya berjalan secara bersamaan, meskipun hasil penafsiran biasanya dihasilkan setelah analisis data dianggap rampung.

(8)

penelitian kualitatif lebih menekankan kepada tujuan untuk menyusun teori substantive. Menurut Creswell (1994:160), penafsiran hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh tipe penelitiannya, apakah studi kasus, etnografi, ataukah fenomenologi.

Menurut Glaser dan Strauss (Moleong, 2002:207), langkah penafsiran data kualitatif dapat menggunakan metode analisis komparatif. Pendapat ini sejalan dengan pengalaman penelitian penulis yang menggunakan tipe fenomenologi untuk penelitian disertasi. Untuk menafsirkan data, maka analisis yang digunakan harus sesuai pula dengan tipe penelitian (dalam hal contoh kasus makalah ini bertipe fenomenologi).

Analisis data fenomenologi yang telah dilakukan oleh penulis, mengacu pada pendapat Moustakas (1994:122), dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Peneliti membaca hasil wawancara dengan berulang-ulang. Hal ini dilakukan agar peneliti memahami dengan benar dan jelas hasil wawancara yang telah dilakukan.

2) Memasukan data dalam tabel horisonalisasi. Pada kolom pertama tabel horisonalisasi, peneliti memasukan kalimat-kalimat penting yang berhubungan dengan masalah penelitian dari kalimat wawancara tersebut. Pada kolom kedua mencari makna dari kalimat dalam kolom pertama.

3) Dalam membuat makna dari pernyataan informan kunci dan subjek, peneliti berusaha menggunakan bahasa yang jelas agar esensi atau makna terdalam dari pernyataan tersebut mudah diketahui.

4) Pada kolom ketiga dari tabel horisonalisasi berisi makna terdalam dari makna-makna pernyataan informan kunci dan subjek. Peneliti kemudian mensintesakan dan mengintegrasikan dalam sebuah harmoni makna.

5) Makna terdalam dalam bentuk harmoni makna inilah yang menjadi fokus bahasan peneliti serta menjadi hasil penelitian peneliti dalam bab pembahasan.

(9)

teori dasar (dimuat dalam bab teoritis) yang dijadikan acuan untuk nantinya disandingkan dengan temuan penelitian.

Penafsiran data kualitatif dilakukan dengan memperbandingkan teori yang telah dikutip dalam bab teoritis terhadap temuan lapangan. Hasil penafsiran data kualitatif dapat berupa menguatkan teori yang ada, mempertanyakan, menambahkan ataupun menemukan teori (proposisi, konsep) yang baru. Kelebihan dari pendekatan kualitatif adalah dimungkinkannya menambahkan teori lain selain teori yang telah dikutip dalam bab teoritis, sehingga kekayaan intelektual peneliti menjadi lebih terasah. Hal yang perlu dipahami kita bersama, penafsiran data kualitatif merupakan sebuah seni merangkaikan kata untuk membentuk suatu kalimat (proposisi) hasil dari analisis data yang berbasis alamiah (natural). Realita ini memberikan kesadaran kepada kita bahwa penafsiran data kualitatif memerlukan kombinasi keilmuan (akal) dan rasa (qalbu) yang saling berintegrasi satu sama lainnya.

Penutup

Kegiatan penelitian yang dilakukan, baik dengan pendekatan kuantitatif ataupun pendekatan kualitatif adalah sebuah pilihan. Pilihan ini tentunya harus didasarkan pada paradigma yang dianut dan tujuaan penelitian yang ingin dicapai. Dalam perpektif sosiologis, pendekatan kualitatif lebih sesuai digunakan untuk paradigma definisi sosial, dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan atau interpretasi seseorang atau kelompok orang terhadap suatu kasus atau fenomena. Pendekatan kuantitatif lebih tepat mempergunakan paradigma fakta sosial yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan kelompok masyarakat ataupun masyarakat umum terhadap suatu keadaan.

Menganalisis dan menafsirkan data kualitatif diperlukan kecukupan pengetahuan (teori) dan rasa (qalbu), karena peneliti sebagai instrumen penelitian “diharuskan” mampu merasakan dan menjiwai apa yang disampaikan oleh aktor (objek sekaligus subjek penelitian) dan kemudian memperbandingkannya dengan teori yang sudah ada.

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Paradigma dan Metodologis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dari penelitian ini, penulis akan mengembangkan sebuah perangkat lunak untuk mengolah data perpustakaan yang terdigitalisasi perwujudan paperless office yang dapat

program Gerdu Kempling di kelurahan tersebut sesuai yang telah diatur oleh pemerintah kota Semarang. Kelurahan Palebon sendiri mendapatkan PDAM Tirta Moedal,

Aplikasi ini menggunakan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara, dan animasi kedalam suatu bentuk aplikasi yang diharapkan mudah digunakan oleh siapa saja dan

1) Pengarahan batas studi. Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan masalah pada focus penelitian yang akan diteliti. Pengarahan batas studi

(DNA blast Pan troglodytes). Ráadásul a prolin a gyakoribb allél, pusztán ez a tény is alátámasztja az ősi allél teóriát. Valószínűsíthető, hogy a PTCH gén szerepe

Perjalanan lembaga pendidikan Islam (langgar) ini menjadi bukti pengaruh ajaran agama Islam bisa diterima dengan total oleh masyarakat lokal Madura.. Mereka

The side effects of chemical drugs have an effect on the stomach and kidneys, chemical-based drugs have a higher risk than traditional medicine and traditional medicine proved to

variasi bukaan katup. Diharapkan dengan menggunakan pendinginan udara hasil dari sistem EGR lebih baik. Sehingga keuntungan dari pemakaian EGR dapat bertambah meliputi jumlah