• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila Sebagai Dan Etika Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila Sebagai Dan Etika Pembangunan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang

Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia, yang tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Hans

Kelsen merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori Hans Nawiasky disebut sebagai Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi secara eksplisit bahwa

Pancasila adalah norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman

pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

(2)

pembangunan harus bertujuan untuk mensejahterakan segenap rakyat dan menghilangkan unsur kolusi, korupsi dan nepotisme dari sistem pembangunan negara.

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap

tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pengertian etika?

2. Bagaimana konsep etika dalam pancasila?

3. Bagaimana implementasi pancasila sebagai etika pembangunan nasional?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari etika

2. Untuk mengetahui konsep dan nilai-nilai dalam pancasila

3. Untuk mengetahui peran, serta implementasi pancasila sebagai etika pembangunan nasional

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya

(3)

perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat

perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Yaitu memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Etika dapat membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat

dalam menjalani hidup ini.

2. KONSEP ETIKA DALAM PANCASILA

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika.

Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik hukum nasional. Nilai-nilai dasar itu kemudian melahirkan empat kaidah penuntun hukum yang harus

dijadikan pedoman dalam pembangunan hukum. Empat kaidah itu meliputi, pertama hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial maupun ideologis. Hukum di Indonesia harus didasarkan pada upaya membangun

demokrasi dan nomokrasi yang diharapkan dapat berjalan secara besamaan. Pembuatan kebijakan harus didasarkan pada upaya membangun keadilan social bagi seluruh rakyat

Indonesia. Serta harus didasarkan pada prinsip toleransi beragama dan berkeadaban.

Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang

(4)

1. Norma Moral

Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik

maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila.

2. Norma Hukum

Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai

etika yang merupakan sumber norma.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus

berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah negara adalah suatu persekutuan hidup manusia atau

organisasi kemasyarakatan manusia.

Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya, hakikatnya, maknanya yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak, karena

merupakan suatu nilai.

Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa

(5)

Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental sehingga merupakan

suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu, dalam hierarkhi tata tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi dan tidak dapat diubah

secara hukum sehingga terlekat pada kelangsungan hidup negara.

Meskipun Pancasila mempunyai nilai universal tetapi tidak begitu saja dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai

Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dengan kata lain, bahwa Pancasila

milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki

kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Adapun Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat pokok pikiran

yang merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

1. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,

mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

(6)

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini adala penjabaran dari sila kelima.

3. Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini menunjukkan

bahwa negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan rakyat. Hal ini sesuai dengan sila keempat.

4. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila pertama dan kedua.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai berikut.

a. Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara (negara Indonesia republik dan berkedaulatan rakyat) dan asas kerohanian negara (Pancasila).

b. Ketentuan diadakannya Undang – Undang Dasar 1945, yaitu,

”…..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.”Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum. Nilai dasar yang

fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apa pun tidak mungkin lagi untuk diubah.

Berhubung Pembukaan UUD 1945 memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus

(7)

Dalam pengertian seperti itulah maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi negara Indonesia terutama dalam pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara. Di samping itu, nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan. Hal itu ditegaskan dalam pokok

pikiran keempat yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil dan beradab. Konsekuensinya dalam penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara, pembangunan

negara, pertahanan-keamanan negara, politik negara serta pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan.

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Untuk lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, maka dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini

terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha esa.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu

mahluk yang berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang menyadari

nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan martabat.

3. Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam

(8)

ini mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami seluruh wilayah

Indonesia. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam

Per-musyawaratan/Perwakilan. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan rakyat di posisi tertinggi dalam hirarki

kekuasaan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti keadilan yang

berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.

3. PANCASILA SEBAGAI ETIKA PEMBANGUNAN NASIONAL

Bangsa Indonesia yang telah memilih Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara perlu secara terus-menerus menyadari bahwa Pancasila harus tetap menjadi moral

perjuangan bangsa dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Yang dibangun itu adalah manusia dengan berbagai aspek kehidupannya termasuk pembangunan poleksosbudhankam tanpa harus mengorbankan hak dasar manusianya (hidup, bebas, dan

merdeka).

Pancasila bukan saja berperan sebagai alat ukur tentang baik atau buruknya kebijaksanaan

(9)

pendorong dalam pembangunan, pengaruh dan sumber cita-cita pembangunan, sumber ketahanan nasional dan pembimbing moral semua pihak yang terkait dalam tingkatan

operasional sampai unit terkecil pada pembangunan nasional.

Pembangunan di Indonesia tidak akan memenuhi sasaran, jika tidak didorong dan dituntun

oleh Pancasila sebagai pandangan hidup yang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang luhur. Oleh sebab itu, watak dan moral harus selalu berada di depan dan menjadi faktor utama dalam membimbing dan memberi arah pada segala kemampuan dan potensi modal,

akal pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikerahkan dalam melaksanakan pembangunan.

Pancasila sebagai etika pembangunan berarti Pancasila harus dijadikan sebagai sumber nilai, asas dan kerangka pikir dalam menentukan arah dan tujuan pembangunan nasional.

Keberhasilan pelaksanaan pembanngunan akan memiliki dampak dan tuntutan-tuntutan

baru bagi kehidupan bangsa dan negara.

Faktor yang paling menentukan dalam upaya pembangunan adalah manusia sebagai

pelaksana dan bagian dari perwujudan rencana-rencana pembangunan. Pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan harus selalu diilhami dan dibimbing oleh moral Pancasila sebagai sistem nilai sampai pada tingkat operasional unit terkecil dalam

pembangunan nasional Indonesia.

Karena tujuan pembangunan itu adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia

(10)

Pembangunan tidak hanya dapat dinikmati oleh kelompok/golongan tertentu atau hanya di kota-kota besar saja, melainkan harus dinikmati pula oleh rakyat kecil dan desa-desa yang

tersebar di seluruh wilayah Nusantara ini. Tentunya diiringi dengan prioritas pembangunan di bidang kesejahteraan sosial, politik, dan hukum atau sesuai dengan kondisi dan situasi

masyarakat, baik di kota maupun di desa.

Hal ini dinyatakan dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

KESIMPULAN

Etika memberi manusia orientasi bagaimana menjalani hidup melalui rangkaian

tindakan sehari-hari. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peranan yang sangat penting sebagai etika pembangunan nasional. Dalam pembangunan nasional, harus ada keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, serta

keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan akhirat. Pembangunan kehidupan manusia dan masyarakat yang serba selaras adalah tujuan akhir

dari pembangunan nasional, yaitu mencapai “Masyarakat maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila”

SUMBER

http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-pancasila-sebagai-dasar.html,diakses

tangggal 18 September 2014, pukul 19.55 WIB

(11)

http://irwan-firmansyah.mhs.narotama.ac.id/2013/12/21/etika-dalam-perspektif-pancasila-sebagai-asas-perlindungan-konsumen/WIB, diakses tanggal 18 September 2014, pukul 20.45

WIB

http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CDEQFjAD&url=http%3A%2F

%2Fjimzx.files.wordpress.com%2F2009%2F09%2Fkwn-bab-1d.docx&ei=osUnVN-uNIG3uASO5IDoDw&usg=AFQjCNGaqlmPQvjszQ15BPcbXbTDM6tVjg&bvm=bv.76247

554,d.c2E, diakses pada tanggal 20 September, pukul 16.02 WIB

https://www.facebook.com/permalink.php?

story_fbid=468487679849987&id=175770809121677, diakses pada tanggal 28 September

2014, pukul 14.48 WIB

https://www.facebook.com/Sokhinaso.Gea/posts/198283667025551, diakses pada tanggal 28

September 2014, pukul 13.18 WIB

http://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/pengertian-etika/, diakses tanggal 28 September

2014, pukul 11.30 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Air laut yang sangat berlimpah di di daerah ini dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi air bersih dengan menggunakan teknologi membran yaitu Teknologi Reverse

Olahan cemilan ini dibuat tidaklah menguras modal yang banyak, maka dari itu juga cemilan ini sangat sesuai dengan kantong mahasiswa, kami berusaha membuat olahan

Graha Agri Industri, Bogor dengan menggunakan model pemrogaman linier dengan mempertimbangkan permintaan pasar didapatkan kombinasi produksi tiap bulan untuk Tri Coco

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “ Pengetahuan dan Sikap ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi di Klinik Cahaya Kecamatan

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

Physical$Fitness$is$one$ factor$that$determines$ the$productivity$of$work,$ physical$Fitness$can$be$ defined$as$a$person's$ ability$to$accomplish$a$

metode. Pertama, peneliti menerapkan triagulasi dengan sumber, peneliti membandingkan dan mengecek balik informasi yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data

Bahan ajar dirancang dengan memperhatikan keterhubungan representasi kimia antara level maksroskopik, submikroskopik dan simbolik di dukung dengan adanya mode