• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENILAIAN STATUS GIZI PADA BAYI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENILAIAN STATUS GIZI PADA BAYI"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan karunia nikmat bagi umat-Nya. Atas Ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Dalam laporan ini kami menjelaskan mengenai “Penilaian Status Gizi Pada Bayi” yang telah kami susun secara sistematis dan materi yang di sajikan kami ambil dari sumber-sumber terpercaya.Laporan ini kami susu berdasarkan atas hasil pendataan di puskesmas.

Makalah ini tidak akan terwujud, jika tidak ada dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Besar harapan kami laporan ini dapat membantu meningkatkan profesi belajar mahasiswa dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya dalam masalah disajikan dalam laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya laporan yang lebih baik di masa mendatang.

MAKASSAR, 17 Desember 2016

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari tubuh manusia. Oleh karena itu, disebabkan pertumbuhan anak-anak dan dimensi tubuh pada segala usia dapat mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan dari individu dan populasi, antropometri dapat juga digunakan untuk memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan hidup. (Supariasa, 2002)

(3)

B. TUJUAN

a. Tujuan umum

1. Dapat melakukan pengukuran antropometri dengan tepat pada bayi. 2. Dapat menilai status gizi bayi berdasarkan standar yang digunakan. b. Tujuan khusus

1. Dapat melakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) pada bayi.

2. Dapat menilai status gizi pada bayi.

C. MANFAAT

a. Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran berat badan (BB) dan panjang badan (PB) pada bayi.

b. Agar mahasiswa dapat menentukan status gizi bayi.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENILAIAN STATUS GIZI

1. Pengertian Status Gizi (Nutrition Status)

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh. (Supariasa, 2002)

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk. (Achadi, 2002) Penilaian status gizi bertujuan untuk :

a. Memberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian

status gizi.

b. Memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelemahan dari

masing-masing yang ada.

c.Memberikan gambaran singkat mengenai pengumpulan data, perencanaan dan implementasi untuk penilaian status gizi.

Metode dalam penilaian status gizi dibagi dalam dua kelompok, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari penilaian dengan tanda klinis, tes laboratorium, metode biofisik dan antropometri. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung berupa survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pengukuran antropometri. (Achadi, 2002)

(5)

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. (Supariasa, 2002)

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symptom) atau riwayat penyakit. (Supariasa, 2002)

3. Biokimia

(6)

terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. (Supariasa, 2002)

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. (Supariasa, 2002)

Penialian Status Gizi Secara Tidak Langsung 1. Survei Konsumsi Makanan

2. Statistik Vital

3. Faktor Ekologi

B. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI STATUS GIZI PADA BAYI

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi 1. Faktor External

Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain: a) Pendapatan

Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).

(7)

Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).

c) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).

d) Budaya

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).

2. Faktor Internal

Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain : a) Usia

Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001). b) Kondisi Fisik

Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986).

c) Infeksi

(8)

C. ANTROPOMETRI

Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali. Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak diungkapkan oleh para ahli Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa ; “Nutritional antropometry is measurement of the variations of the physical dimensions and the gross composition of the human body at different age levels and degree of nutrition”. Dari definisi ini dapat ditarik kesimpulan pengertian bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. (Nyoman, 2002)

Dewasa ini, di masyarakat sangat lazim digunakan metode antropometri untuk menentukan status gizi, baik pada dewasa maupun anak – anak. Selain untuk tujuan tesebut, antropometri digunakan untuk kegiatan penapisan status gizi masyarakat. Sedangkan dari sudut pandang gizi, antropometri berarti pengukuran dari ukuran dan komposisi tubuh pada berbagai level usia dan variasi keadaan gizi.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa fokus utama pengukuran antropometri meliputi pengukuran dimensi tubuh seperti berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar lengan atas dan komposisi tubuh meliputi lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (fat-free mass) dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

(9)

umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemakdi bawah kulit. Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut :

a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.

b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin.

c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper" untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit. d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.

e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau. f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi

buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.

g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.

h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula beberapa kelemahan :

a.Tidak sensitifnya metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.

(10)

c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

d. Kesalahan ini terjadi karena: 1. pengukuran.

2. perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.

3. analisis dan asumsi yang keliru.

e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan: 1. latihan petugas yang tidak cukup.

2. kesalahan alat atau alat tidak ditera. 3. kesulitan pengukuran. (Nyoman, 2002)

D. JENIS PARAMETER PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA BAYI

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month).

Contoh: Tahun usia penuh (Completed Year)

Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun 6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun

Contoh: Bulan Usia penuh (Completed Month)

Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan 3 bulan 27 hari, dihitung 3 bulan

(11)

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.

2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.

3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

4. Skalanya mudah dibaca.

5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin. Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

1. Dacin sudah dikenal umutn sampai di pelosok pedesaan.

(12)

3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.

Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.

c. Tinggi Badan/Panjang Badan

Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal, melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan" berukuran lebih

pendek tidak langsung berarti malnutrisi.

Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke depan. Sedangkan panjang badan diukur dalam keadaan bayi telentang

E. INDEKS PENGUKURAN ANTROPOMETRI

a. Berat badan menurut umur (BB/U)

(13)

apabila data umur tidak diketahui. Karena indeks ini menggambarkan proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan maka indeks ini merupakan indikator kekurusan (wasting). Dengan sifat labil, indeks BB/U menggambarkan status gizi pada masa kini. Indeks ini dapat mendeteksi apakah seorang anak beratnya kurang atau sangat kurang, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan apakah seorang anak mengalami

kelebihan berat badan atau sangat gemuk.

Penting untuk diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah dapat disebabkan oleh pendek (stunting) atau kurus(thinness) atau keduanya. Kelebihan indeks BB/U antara lain :

1. Mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum. 2. Sensitif melihat perubahan status gizi jangka pendek. 3. Dapat mendeteksi kelebihan berat badan (overweight).

4. Pengukuran objektif, pengulangan memberikan hasil relatif sama. 5. Alat mudah dibawa dan relatif murah.

6. Pengukuran mudah dilakukan dan teliti. 7. Pengukuran tidak makan waktu banyak. Kekurangan indeks BB/U :

1. Kekeliruan interpretasi bila ada oedema. 2. Perlu data umur yang akurat.

3. Sering kesalahan pengukuran akibat pengaruh pakaian dan gerakan anak.

4. Secara operasional sering terjadi hambatan karena masalah sosial budaya setempat.

(14)

relatif terhadap tinggi badan, maka indeks ini merupakan indikator kekurusan (wasting).

Kelebihan indeks BB/TB antara lain :

1. Hampir bebas terhadap pengaruh umur dan ras.

2. Dapat membedakan anak : kurus, gemuk, marasmus atau bentuk KEP lainnya.

Kelemahan indeks BB/TB :

1. Tidak dapat memberi gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan TB, karena faktor umur tidak diperhatikan.

2. Dalam praktek sering dialami kesulitan ketika mengukur panjang badan anak baduta atau TB anak balita.

3. Sering terjadi kesalahan membaca angka hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh tenaga non-profesional.

c. Panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)

Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal maka tinggi badan akan tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, dimana tinggibadan relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi dalam jangka pendek. Indeks ini menggambarkan keadaan stunting.

Kelebihan indeks TB/U :

1. Indikator yang baik untuk mengetahui kurang gizi masa lampau. 2. Alat mudah dibawa ke lapangan dan dapat dibuat secara lokal. 3. Jarang orangtua keberatan diukur anaknya.

4. Pengukuran objektif. Kelemahan indeks TB/U :

1. Dalam menilai intervensi harus disertai indeks lain (spt BB/U), karena perubahan TB tidak banyak terjadi dalam waktu singkat. 2. Membutuhkan beberapa teknik pengukuran seperti : alat ukur PB

(15)

3. Hasil ukur yang teliti sulit diperoleh oleh tenaga kurang terlatih, seperti kader atau petugas yang belum berpengalaman.

4. Memerlukan tenaga 2 orang untuk mengukur panjang badan. 5. Umur tepat kadang sulit didapatkan.

d. Indeks Massa Tubuh

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal/normal. Kategori batas ambang IMT untuk Indonesia menurut WH)/WPR/IASO/ITF (2000) :

Kategori IMT

1. Kurus Sangat kurus < 16,49 2. Kurus 16,5 – 18,49

3. Normal 18,5 – 22,9 4. Overweight 23,0 – 24,0 5. Obesitas

(16)

BAB III

METODOLOGI

A. METODE/BAROMETER PENILAIAN STATUS GIZI

Pada laporan ini metode/barometer penilaian status gizi yang digunakan adalah pengukuran antropometri. Pengukuran anthropometri pada bayi dengan mengukur panjang bayi, berat badan bayi serta umur bayi.

B. WAKTU & LOKASI PENDATAAN

Waktu : Tanggal 13 Desember 2016 Pukul 09.00 – 12.30

Lokasi : Puskesmas Sudiang

Posyandu balita Batu tambung

Jl. GOA RIA KM 18 MAKASSAR Kelurahan sudiang kec. Biringkanaya.

C. JENIS & CARA PENGUMPULAN DATA

Cara pengumpulan data/sampel menggunakan metode wawancara & obeservasi dengan mengukur berat badan (BB) dan panjang badan (PB) serta mewawancarai/mengisi kuesioner responden untuk menanyakan informasi ( umur, nama, tanggal lahir dll) dengan menggunakan metode anthropometri.

D. POPULASI & SAMPEL

(17)

Sampel yang dambil pada laporan ini sebanyak 10 sampel (bayi).

E. ALAT & BAHAN

1. Dacing

(18)

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK SAMPEL

1. Umur

Dari hasil pendataan rata-rata umur bayi pada sampel yaitu

2. Jenis kelamin

3. Berat Badan

Dari hasil pendataan berat badan saampel berkisar antara 4.5 – 8.2 kg

4. Panjang badan

Dari hasil pendataan panjang badan sampel berkisar antara 57 – 74.5 cm.

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 5 50

Perempuan 5 50

(19)

B. STATUS GIZI

PENILAIAN STATUS GIZI MENGGUNAKAN Z – SCORE

1. ANINDYA FAIKA RESKI PEREMPUAN ( 3 BULAN ) BB = 6-1 kg

PB = 57 cm

 BB/U ( berat badan menurut umur ) Median = 5,8

BB = 6,1 + 1 SD = 6.6

BB / U = ( gizi baik )

 PB / U ( panjang badan menurut umur )

Median= 59.8 PB = 57 cm

-1 SD = 57.7

Median =

 BB/PB ( berat badan menurut panjang badan ) Median= 5.1

(20)

BB/PB =

 IMT / U ( indeks massa tubuh menurut umur) Median = 16.4

BB = 6.1 kg

PB = 57 cm = 0.57 cm + 1 SD = 17.9

IMT =

IMT/U = (normal)

2. AKRAM SYAHPUTRA Laki-laki( 1bulan ) BB = 5.3 kg PB = 64 cm

 BB/U ( berat badan menurut umur ) Median= 4.5

BB = 5.3 kg + 1 SD = 5.1

BB/U =

(21)

Median= 54.7 PB = 64 cm + 1SD = 56.7

PB/U =

 BB/PB ( Berat Badan Menurut Panjang Badan ) Median= 7.0

BB = 5.3 kg

PB = 64 cm

-1 SD = 6.5

BB/PB =

 IMT/U ( Indeks massa tubuh menurut umur ) Median= 14.9

BB = 5.3 kg

PB = 64 cm

-1 SD = 13.6

IMT =

(22)

Hasil Recall

1. ===================================================== ================

HASIL PERHITUNGAN DIET/

========================================================== ===========

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

(23)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

nilai nilai/hari pemenuhan

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

(24)

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal 139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(25)

folic acid eq. 0.0 µg -

-Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(26)

__________________________________________________________________

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

(27)

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(28)

HASIL PERHITUNGAN DIET/

========================================================== ===========

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(29)

carotene 0.0 mg -

-Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

(30)

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

nilai nilai/hari pemenuhan

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

(31)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(32)

zinc 12.4 mg 2.0 mg 621 %

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(33)

alcohol 0.0 g -

-Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

__________________________________________________________________ ____________

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

(34)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

nilai nilai/hari pemenuhan

Nama Makanan Jumlah energy

carbohydr.

(35)

SARAPAN

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN SIANG

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

MAKAN MALAM

susu nutrilon 230 g 1150.0 kcal

139.8 g

Meal analysis: energy 1150.0 kcal (33 %), carbohydrate 139.8 g (33 %)

========================================================== ===========

HASIL PERHITUNGAN

========================================================== ===========

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

(36)

potassium 3353.4 mg -

-Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ANDI FRIMAI DANA ELYAS 1 10.0 10.0 10.0 AYU ARDIATI 1 10.0 10.0 20.0 AYYI RIZKY NUR FAJRIAH 1 10.0 10.0 30.0 FARADILLAH SP 2 20.0 20.0 50.0 HAFILIA FIRDA 2 20.0 20.0 70.0 NUR HIKMAH 1 10.0 10.0 80.0 SEPTI MULDIANA 2 20.0 20.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

Provinsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sulawesi selatan 7 70.0 70.0 70.0 Sulawesi selatan 2 20.0 20.0 90.0 Sulawesi Selatan 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

kabupaten/kota

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Makassar 7 70.0 70.0 70.0 Makassar 3 30.0 30.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

Tanggal pengukuran/wawancara

(37)

Nama Lengkap Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

(38)

Alamat Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent BATU TAMBUNG 1 10.0 10.0 10.0 BATU TAMBUNG RT.3

RW.5

1 10.0 10.0 20.0

BATU TAMBUNG RT.3/RW.5

1 10.0 10.0 30.0

BATU TAMBUNG RT.4/ RW.5

1 10.0 10.0 40.0

BATU TAMBUNG RT.4/RW.5

1 10.0 10.0 50.0

BATU TAMBUNG RT3/RW5 1 10.0 10.0 60.0 BATU TAMBUNG RT5/RW5 1 10.0 10.0 70.0 BATU

TAMBUNGRT.2/RW.5

1 10.0 10.0 80.0

Jl.P Kemerdekaan km. 17 1 10.0 10.0 90.0 Villa Bulu Roken Indah Blok

E No. 3

1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Nama Lengkap Bayi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ADISTYA INDAH

MAHARAN

(39)

AKRAM SYAHPUTRA 1 10.0 10.0 20.0 ANINDYA FAIKA RESKI 1 10.0 10.0 30.0 AUREL DINDA PRATIWI 1 10.0 10.0 40.0 AURELIA SEQWAN 1 10.0 10.0 50.0 M.GIBRAN 1 10.0 10.0 60.0 MUH. ISLAMUDDIN 1 10.0 10.0 70.0 MUH.ASKA ARAFAH 1 10.0 10.0 80.0 MUH.FAISAL 1 10.0 10.0 90.0 NUR SAPITRA 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

Hubungan Responden dengan balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ibu Kandung 10 100.0 100.0 100.0

Jumlah anggota rumah tangga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Total 10 100.0 100.0

Pendidikan kepala rumah tangga(ayah)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak tamat SD 1 10.0 10.0 10.0

(40)

Total 10 100.0 100.0

pendidikan ibu kandung/tiri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tamat SD 1 10.0 10.0 10.0 Tamat SMP 2 20.0 20.0 30.0 Tamat SMA 4 40.0 40.0 70.0 Tamat D4/S1-S3 3 30.0 30.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tamat SD 1 10.0 10.0 10.0 Tamat SMP 2 20.0 20.0 30.0 Tamat SMA 4 40.0 40.0 70.0 Tamat D4/S1-S3 3 30.0 30.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

pekerjaan ayah kandung/tiri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD 3 30.0 30.0 30.0 Wiraswasta 5 50.0 50.0 80.0 Buruh 2 20.0 20.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

pekerjaan ibu kandung/tiri

(41)

Peg.swasta 1 10.0 10.0 20.0 Lainnya 8 80.0 80.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD 1 10.0 10.0 10.0 Pegawai swasta 1 10.0 10.0 20.0 lainnya 8 80.0 80.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

pekerjaan lainnya ibu/responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent IRT 8 80.0 100.0 100.0 System 2 20.0

Total 10 100.0

Tanggal Lahir bayi

(42)

umur bayi(bulan)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 1 10.0 10.0 10.0 2 1 10.0 10.0 20.0 3 2 20.0 20.0 40.0 5 2 20.0 20.0 60.0 6 1 10.0 10.0 70.0 7 1 10.0 10.0 80.0 9 1 10.0 10.0 90.0 11 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

tempat bayi dilahirkan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Rumah Sakit 7 70.0 70.0 70.0 Rumah/Klinik Bersalin 2 20.0 20.0 90.0 bidan praktek 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

Penolong persalinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Dokter 6 60.0 60.0 60.0

(43)

32

Total 10 100.0 100.0

Inisiasi Menyusui Dini

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

YA 6 60.0 60.0 60.0 TIDAK 4 40.0 40.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

sehari kemarin diberi minuman dan makanan apa saja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Hanya ASI saja 4 40.0 44.4 44.4 Diberi minuman/makanan

lain

5 50.0 55.6 100.0

Total 9 90.0 100.0 Missing System 1 10.0

Total 10 100.0

umur Pertamakali diberi makanan dan minuman sealin ASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 bulan(<30hari) 1 10.0 20.0 20.0 1 bulan 1 10.0 20.0 40.0 2 bulan 3 30.0 60.0 100.0 Total 5 50.0 100.0

Missing System 5 50.0

Total 10 100.0

jenis minuman/makanan selain ASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Susu Formula 4 40.0 80.0 80.0 Nasi Lumat 1 10.0 20.0 100.0 Total 5 50.0 100.0

Missing System 5 50.0 Total 10 100.0

Apakah bayi masih diberi ASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

(44)

sampai umur berapa diberi ASI (bulan)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 minggu 1 10.0 33.3 33.3 1 bulan 2 20.0 66.7 100.0 Total 3 30.0 100.0

Missing System 7 70.0 Total 10 100.0

Bayi memiliki KIA/KMS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid YA 10 100.0 100.0 100.0

Berat Lahir(kg)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Total 10 100.0 100.0

Bayi pernah ditimbang

(45)

DITIMBANG DIMANA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Posyandu 10 100.0 100.0 100.0

Berapa kali ditimbang 6 bulan terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Total 10 100.0 100.0

panjang lahir (cm)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Total 10 100.0 100.0

jenis kelamin bayi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 5 50.0 50.0 50.0

(46)

Total 10 100.0 100.0

Hubungan Keluarga responden dengan bayi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid anak kandung 10 100.0 100.0 100.0

Berat badan bayi(kg)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Total 10 100.0 100.0

Panjang badan bayi(cm)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 57.0 1 10.0 10.0 10.0

(47)

74.5 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0

cara ukur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid telentang 10 100.0 100.0 100.0

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penilaian status gizi pada bayi dilakukan untuk mengetahui statuz gizi individu ataupun kelompok. Pada laporan ini, penilaian status gizi dilakukan dengan metode antropometri dengan cara menghitung panjang badan dan berat badan bayi. Dari perhitungan tersebut, dapat ditentukan status gizi bayi berdasarkan buku saku antropometri.

(48)

Hasil laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan. Untuk mendapatkan hasil yang valid, diperlukan ketelitian saat melakukan pengukuran terhadap bayi dan pada saat perhitungan.

(49)
(50)

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E.L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Anggraeni, A C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu

I Dewa Nyoman Supariasa, MPS dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Fakultas Kedokteran. 2010.

(51)

Referensi

Dokumen terkait

antropometri dengan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuisioner setelah dikumpulkan. Proses coding adalah

Dari pelaksanaan praktikum pengukuran dimensi tubuh, kita dapat mengaplikasikan metode pengukuran antropometri dengan menggunakan kursi antropometri, serta dapat

Data yang dikumpulkan meliputi data identitas subjek penelitian, gambaran asupan, hasil pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh),

Cara pengukuran status gizi balita yang paling sering di masyarakat adalah antropometri gizi yaitu ukuran berbagai dimensi tubuh manusia yang berkaitan dengan asupan gizi atau

Pengukuran status gizi dengan berbagai metode, yaitu antropometri, data biokimia, riwayat diet dan

Indikator antropometri lain misalnya tinggi badan, berat badan, pertambahan berat badan telah digunakan sebagai proksi status kesehatan dan proksi keadaan gizi wanita hamil

Hasil penelitian terhadap responden yang dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu Tinggi Badan dan Berat Badan diperoleh data bahwa pada umumnya responden

Status gizi adalah keadaan gizi seseorang, dalam hal ini dapat dideteksi dengan cara antropometri yaitu dengan mengukur ukuran tubuh, misalnya berat badan (BB),