• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN STATUS GIZI. ANDRA VIDYARINI, S.Gz, M.Si Tim Pengajar Penilaian Status Gizi FIKES UHAMKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENILAIAN STATUS GIZI. ANDRA VIDYARINI, S.Gz, M.Si Tim Pengajar Penilaian Status Gizi FIKES UHAMKA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN STATUS GIZI

ANDRA VIDYARINI, S.Gz, M.Si

Tim Pengajar Penilaian Status Gizi

FIKES UHAMKA

(2)

Capaian MK PSG

1. Mahasiswa mampu memahami sistem penilaian status gizi

2. Mahasiswa mampu menentukan metode penilaian status gizi pada tingkat individu, rumah tangga dan masy arakat

3. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan penilaian status gizi dengan metode antropometri 4. Mahasiswa mampu memahami penilaian status

gizi dengan pemeriksaan biokimia

5. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan penilaian status gizi dengan pemeriksaan klinis

(3)

KONTRAK KULIAH

1. Toleransi keterlambatan 15 menit dari mulai perkuliahan

2. Minimal kehadiran utk ujian adalah 75%

jumlah sesi tatap muka, lebih dari 3 kali absen tidak diperkenankan ikut ujian

3. Mahasiswa yang tidak dapat mewakili prodi ikut kompetisi /organisasi /sakit → wajib

menginformasikan ke dosen dan surat izin diberikan minggu berikutnya

4. Kriteri penilaian :

• Tugas Terstruktur/kuis:25%

• UTS : 25%

• UAS : 40%

• Keaktifan : 10%

(4)

Sistem dan Metode

Penilaian Status Gizi

(5)

Sub

Bahasan

a. Istilah – istilah yang berhubungan dengan status gizi

b. Jenis – jenis penilaian status gizi

c. Jenis – jenis metode penilaian status gizi

d. Pertimbangan penentuan metode penilaian status gizi

(6)

Istilah

Status Gizi

Zat Gizi /Nutrient

Zat yang terdapat dalam makanan dan

diperlukan tubuh untuk metabolisme, mulai dari proses pencernaan, penyerapan pemeliharaan jaringan dan daya tahan tubuh

Gizi /Nutrition

Keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dari makanan (intake) dengan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh

(7)

Istilah

Status Gizi

Status Gizi

Keadaan yang dihasilkan dari keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan tubuh.

Setiap individu memiliki kebutuhan yg berbeda tergantung usia, JK, aktivitas dll

Oxford, Food & Nutrition Dictionary, 2009

Suatu kondisi tubuh yg berkaitan dan dipengaruhi oleh zat gizi.

Kadar zat gizi di dalam tubuh dan kemampuan zat gizi pada kadar tersebut untuk memelihara integritas

metabolik secara normal.

Jelliffe & Jelliffe, 1989

Keadaan tubuh sebagai hasil dari suatu proses makan, mencerna, absorpsi, transportasi, penyimpanan dan efek metabolik pada tingkat sel.

(8)

Istilah

Status Gizi

Penilaian Status Gizi

Pengukuran status gizi dengan berbagai metode, yaitu antropometri, data biokimia, riwayat diet dan klinis

(9)

QS. Thaha ayat 81

M a k a n l a h d i a n t a r a r e z e k i ya n g b a i k ya n g t e l a h K a m i b e r i k a n k e p a d a m u , d a n j a n g a n l a h m e l a m p a u i b a t a s

p a d a n ya , ya n g m e n ye b a b k a n k e m u r k a a n - Ku m e n i m p a m u . D a n b a r a n g s i a p a d i t i m p a o l e h k e m u r k a a n - K u , m a k a

s e s u n g g u h n ya b i n a s a l a h i a

(10)

Tujuan

penilaian status gizi

a. Identifikasi individu atau kelompok populasi yang berisiko mengalami kekurangan gizi

b. Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang prevalensi dan sebaran geografis masalah gizi suatu

masyarakat

c. Untuk mengembangkan program

perawatan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat

d. Untuk mengukur efektivitas program &

intervensi gizi setelah dimulai

(11)

TAHAPAN

DEFISIENSI GIZI DAN METODE PENILAIANNYA

(Martorell, 1984)

TAHAP DEPLESI METODE YANG DIGUNAKAN 1. Ketidakcukupan konsumsi

pangan Konsumsi

pangan 2. Penurunan cadangan gizi

dalam jaringan tubuh Biokimia 3. Penurunan kadar zat gizi

pada cairan tubuh

Biokimia 4. Penurunan taraf fungsional

dalam jaringan tubuh

Antropometri/

Biokimia 5. Penurunan aktivitas enzim Biokimia

6. Perubahan fungsional Perilaku/fisiologi 7. Gejala-gejala klinis Klinis

8. Tanda-tanda anatomi Klinis

(12)

Jenis – jenis

penilaian status gizi

❑ Nutrition Surveys

❑ Nutrition Surveillance

❑ Nutrition Screening

❑ Nutrition Interventions

❑ Assessment Systems in The

Clinical Setting

(13)

NUTRITION SURVEYS

▪ Biasanya merupakan survei cross-

sectional pada kelompok populasi terpilih.

▪ Bertujuan untuk menyusun data gizi baseline atau mengetahui status gizi secara keseluruhan populasi.

▪ Selain itu, untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan subkelompok “at risk”

pada masalah gizi kronis.

▪ Survei ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi intervensi gizi dengan

pengumpulan baseline data sebelum dan pada akhir intervensi.

Contoh: NCHS (United States), Riskesdas (Indonesia).

(14)
(15)

NUTRITION SURVEILLANCE

a. Karakteristik : monitoring status gizi kelompok populasi yang terpilih secara berkelanjutan.

b. Data dikumpulkan, dianalisis dan

digunakan pada jangka waktu tertentu (time period).

c. Tujuan:

✓ Mengidentifikasi penyebab masalah gizi kronis dan akut

✓ Menyusun dan memulai intervensi

✓ Monitoring pengaruh kebijakan gizi

✓ Evaluasi efikasi dan efektivitas

CONTOH: NHANES (National Health dan Nutrition Examination Survey)

(16)

NUTRITION SCREENING

• Identifikasi masalah gizi pada individu

• Perbandingan pengukuran pada

individual dengan “cutoff ” point, yang dapat diaplikasikan secara cepat pada sekala besar.

• CONTOH:

✓ Di US, screening digunakan untuk mengidentifikasi individu yang

memperoleh manfaat dari Food Stamp Program

✓ Women Infants and Children Special Supplemental Food Program

(17)

NUTRITION INTERVENTION

• Dilakukan pada subgrup populasi (at risk)

• Tipe intervensi gizi:

➢ Suplementasi

➢ Fortifikasi

➢ Pendekatan pangan lainnya

(18)

ASSESSMENT SYSTEMS IN THE CLINICAL

SETTING

• Dilakukan pada pasien rumah sakit

• Tujuan: untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan

manajemen gizi

• Penilaian ini digunakan untuk mengklarifikasi dan

mengembangkan diagnosis

(19)

Metode

penilaian status gizi

LANGSUNG

1. antropometri 2. Tanda klinis 3. Biokimia

4. Biofisik

TIDAK LANGSUNG

1. Survei konsumsi pangan 2. Statistik vital

3. Faktor ekologi

(20)

ANTROPOMETRI METHODS

(PENGUKURAN ANTROPOMETRI)

Berhubungan dengan ukuran tubuh manusia (dimensi dan komposisi tubuh)

Untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi

Pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh

Misal: lemak, otot, jumlah air dalam tubuh

PSG LANGSUNG

(21)

Pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh

Pengukuran Komponen Jaringan yang diukur

Tinggi Badan

Berat Badan Lingkar Lengan

Lipatan Lemak

Kepala, tulangbelakang, tulang panggul, kaki

Seluruh badan

Lemak bawah kulit, otot, tulang

Lemak bawah kulit, kulit

Tulang

Seluruh jaringan Otot, lemak

lemak

ANTROPOMETRI METHODS

(PENGUKURAN ANTROPOMETRI)

PSG LANGSUNG

(22)

Kelebihan

• Murah

• Cepat (populasi besar)

• Objektif

• Gradable (dirangking)

• Tidak menimbulkan sakit pada responden

Keterbatasan

• Butuh referensi data

• Kesalahan pada peralatan (tidak dikalibrasi) dan pengukur (cara

mengukur, pembacaan, pencatatan)

• Data terbatas (pertumbuhan, obesitas, malnutrisi → semua karena zat gizi

makro, tidak ada infor defisiensi zat gizi mikro)

ANTROPOMETRI METHODS

(PENGUKURAN ANTROPOMETRI)

PSG LANGSUNG

(23)

LABORATORY METHODS

(PENILAIAN BIOKIMIA)

a. Memberikan hasil yang tepat &

objektif dibanding cara lain

b. Spesimen yang akan diuji: darah, urin, tinja, jaringan tubuh (hati, otot, tulang, rambut, kuku, lemak bawah kulit)

PSG LANGSUNG

(24)

BIOKIMIA

Menilai aspek yang berkaitan dgn kecukupan gizi

Memberikan info tentang asupan makanan – Konsentrasi zat gizi pada jaringan

Perubahan metabolik

– Hasil penurunan fungsi jaringan (Mis:

penurunan albumin oleh hati pada KEP berat) Estimasi cadangan zat gizi tubuh

– Kadar feritincadangan zat besi pada hati

PSG LANGSUNG

(25)

Beberapa kelebihan penggunaan tes biokimia

• Objektif

– menggunakan peralatan yang selalu ditera dan tenaga ahli

• Gradable

– dapat diranking (ringan, sedang berat) diketahui keparahan malnutrisi

• Deteksi defisiensi lebih dini sebelum tanda klinis atau perubahan antropometri

muncul

• Dapat menunjang metode lain

BIOKIMIA

PSG LANGSUNG

(26)

Keterbatasan

• Mahal

– pembelian alat, bhn kimia, tenaga, sehingga kadang dilakukan tidak pd semua sampel (sub sampel))

• Keberadaan laboratorium – lokasi survei jauh

• Kesulitan yang berhubungan dengan spesimen saat pengumpulan

– jumlahtempat penyimpanan, aspek budaya, pengawetan

dana,

– transportasibutuh kendaraandana

• Kurang praktis,

– kadang perlu alat yang sulit dibawa

• Ditubuhkan data referensi untuk menentukan hasil laboratorium

BIOKIMIA

PSG LANGSUNG

(27)

Idealnya agar dapat dilakukan di lapangan

1. Mudah dalam pengumpulan

spesimen (mis: finger prick blood) 2. Stabil dlm transportasi

3. Teknik simple → alat mudah dibawa 4. Hasil tidak dipengaruhi diet saat ini

BIOKIMIA

PSG LANGSUNG

(28)

▪ Perubahan-perubahan pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)

→ Misal: kulit, mata, rambut dan mukosa oral, atau organ yg dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid

Biasanya untuk survei klinis secara cepat ( rapid clinical surveys)

▪ Untuk mengetahui status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik (tanda dan gejala)

▪ Berdasar penglihatan, tanpa menyentuh subyek, murah, tidak perlu alat

CLINICAL METHODS (PENILAIAN

SECARA KLINIS)

PSG LANGSUNG

(29)

a. Jika masyarakat tahu gejala klinik, akan memberikan info cepat pada petugas Kesehatan b. Sebagai indikator

kelangsungan hidup

c. Dipengaruhi keparahan, durasi malnutrisi, genetik, umur,

lingkungan (hygiene, iklim, keterpaparan dgn infeksi dan parasit)

CLINICAL METHODS (PENILAIAN

SECARA KLINIS)

PSG LANGSUNG

(30)

CLINICAL METHODS (PENILAIAN

SECARA KLINIS)

Beberapa contoh tanda klinis yang

berhubungan dengan defisiensi zat gizi

Tanda klinis Kemungkinan def.

gizi

Pucat pada konjuctiva mata

Bitot spot

Angular stomatitis Gusi berdarah

Pembesaran kelenjar gondok

Oedema

anemia (def Fe, as folat, vit B12)

Kurang vit A

Kurang riboflavin Kurang vit C

Kurang yodium

Kurang energi protein

PSG LANGSUNG

(31)

Contoh Tanda Klinis

Defisiensi Vit D

Defisiensi Energi

Defisiensi Vit C

(32)

Kelebihan penggunaan tanda klinik

• Murah

– tidak perlu alat, hanya penglihatan

• Cepat

– dapat untuk populasi yang besar untuk survey cepat (rapid survey)

• Tidak perlu ahli dapat dilakukan oleh kader

• Tidak menimbulkan rasa sakit

• Jika ditemukan satu kasus mungkin merupakan fenomena gunung es

TANDA KLINIS

PSG LANGSUNG

(33)

TANDA KLINIS

Keterbatasan

Subjektif

– Perlu standarisasi def inisi, pengalaman

Perlu staf yang dilatih

– Training (persamaan persepsi) – Bias obser ver

– Bosan (sampel terlalu banyak) – Mengubah kriteria tanpa sadar

– Kedalaman pemahaman dan pengalaman

Kurang spesifik

– Tanda klinis sama meskipun penyebab berbeda – Konjungtiva pucat → AGB vs Malaria

– Perlu dukungan pemeriksaan lain (biokimia, antropometri)

Muncul pada tingkat defisiensi berat

PSG LANGSUNG

(34)

BIOFISIK

Penentuan status gizi berdasar kemampuan fungsi jaringan

(fisik, fisiologi, selular) dan perubahan struktur yang tidak dapat dilihat secara klinik.

1. kemampuan fungsi 2. Perubahan jaringan

PSG LANGSUNG

(35)

BIOFISIK

A. Kemampuan fungsi

Kemampuan kerja (work capacity, pengeluaran energi)

• Kesanggupan melakukan aktifitas menggunakan otot

• Faktor yang harus diperhatikan: jenis &

durasi pekerjaan, motivasi, kerampilan, status kesehatan

Adaptasi gelap

• Dilakukan pada daerah yg banyak kasus KVA

• Night blindness game, mengurutkan warna 5 menit

PSG LANGSUNG

(36)

Contoh Perubahan Fungsi Pengelihatan pd

Defisiensi Vit A

(37)

BIOFISIK

B. Perubahan jaringan

Buccal smear cytology

Memeriksa apusan/smear bagian dalam pipi yg telah diwarnai

Untuk mendeteki KEP

Ocular impression cytology

Menempelkan kertas saring khusus pada mata (melihat sel epitel → KVA)

PSG LANGSUNG

(38)

BIOFISIK

Hair root morphology

KEP (rambut mudah dicabut, melihat akar rambur di mikroskop →

diameter normal atau kecil)

Radiographic examination

Osteomalacia, osteoporosis, riketsia

PSG LANGSUNG

(39)

BIOFISIK

Kelemahan

• Mahal

• Perlu tenaga terlatih

• Jarang dilakukan di lapangan

• Bukan menunjukkan defisiensi dini, tapi lanjut (berat)

PSG LANGSUNG

(40)

DIETARY METHODS

(SURVEI KONSUMSI MAKANAN)

Metode penilaian gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi.

Memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan

individu

Dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi

PSG TIDAK LANGSUNG

(41)

ECOLOGICAL FACTOR

Kasus salah gizi pd manusia selalu menjadi bagian dari masalah

ekologi.

Irisan/interaksi antara berbagai faktor:

• Sosial ekonomi

Ekonomi dan pendidikan

• Pangan

Ketersediaan, akses, persiapan, konsumsi, penggunaan, kecukupan

• Kesehatan

Kontribusi infeksi, sanitasi lingkungan, pelayanan kes

• Demografi

• Politik

Faktor budaya

• Geografi dan iklim

PSG TIDAK LANGSUNG

(42)
(43)

Beberapa Faktor Ekologi Utama yg mempengaruhi

Status Gizi

( Jelliffe&Jelliffe, 1989)

1. Pekerjaan Primer, sekunder

2. Kekayaan tangible Tanah, ternak, sepeda motor, emas 3. Pendapatan

keluarga

Upah, gaji, honor, barter

4. Rumah Luas, jenis lantai, dinding, atap, luas per individu

5. Dapur Bahan bakar, jenis kompor, peralatan masak

6. Pengeluaran Makanan, pakaian, pendidikan, listrik, transport

7. Pendidikan Angka melek huruf, tingkat pendidikan 8. Penyimpanan

makanan Luas gudang, jenis makanan 9. Suplai air Sumber, jarak, kualitas

10.MCK Tipe & kondisi

11.Keluarga Jumlah anggota keluarga, jarak antar anak

12.Demografi wilayah Luas wilayah, jumlah penduduk, data musim

(44)

Statistik Vital

Telaah data statistik yang kemudian diolah sehingga diperoleh trend

masalah gizi.

Bisa dari data primer maupun sekunder.

4 kategori data statistik yg dapat digunakan utk penilaian status gizi tidak langsung:

1. Angka kematian menurut umur

2. Angka kematian menurut sebab spesifik 3. Statistik pelayanan kesehatan

4. Angka infeksi terkait gizi

PSG TIDAK LANGSUNG

(45)

Angka Kematian Menurut Umur

Beberapa jenis malnutrition berkaitan erat dg insidens kematian pada kelompok umur tertentu.

Sehingga angka kematian pd kelompok umur tertentu dapat dianggap sebagai indikator insiden kasus salah gizi.

Angka kematian menurut sebab spesifik

Informasi insiden kesakitan dan kematian akibat salah gizi dapat menggambarkan status gizi.

Contoh: TBC akibat gizi buruk

Statistik Vital

PSG TIDAK LANGSUNG

(46)

Statistik Pelayanan Kesehatan

Kesediaan sarana pelayanan kesehatan (rumah

sakit, puskesmas, posyandu) dpt menjadi indikator kasar kerentanan penduduk di suatu wilayah utk mengalami kurang gizi.

Angka Kesakitan/Infeksi terkait Gizi

Diare dg kwasiorkor TBC dg kwasiorkor

Statistik Vital

PSG TIDAK LANGSUNG

(47)

Pertimbangan penentuan

metode PSG

a. Tujuan

b. Unit sampel yang akan diukur c. Jenis informasi yang dibutuhkan

d. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan

e. Ketersediaan fasilitas dan peralatan f. Tenaga

g. Waktu h. Dana

(48)

Pertimbangan

penentuan metode PSG

TUJUAN

• diperlukan dalam memilih metode agar tepat sasaran

• Untuk melihat fisik seseorang → antropometri

• Ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh → biokimia

• Status gizi dengan pemeriksaan klinis → tanda klinis

UNIT SAMPEL YANG AKAN DIUKUR

• Berbagai jenis unit sampel mempengaruhi metode yang akan digunakan

• Jenis unit sampel → individual, rumah tangga atau kelompok rawan

• Contoh : pengukuran sampel kelompok rawan atau masyarakat → antropometri → murah

(49)

Pertimbangan

penentuan metode PSG

JENIS INFORMASI YANG DIBUTUHKAN

• Pemilihan metode tergantung jenis informasi yang diinginkan

• Informasi asupan makanan → survey konsumsi

• Mengetahui kadar Hb, Fe dll → biokimia

• Keadaan fisik (BB,TB,LILA) → antropometri

• Informasi tentang status sosek → faktor ekologi

TINGKAT REALIBILITAS DAN AKURASI

Setiap metode memiliki tingkat realibilitas dan akurasi berbeda

Menilai tingkatan pembesaran kelenjar gondok → klinis

→ lebih subjektif

Metode biokimia → tingkat realibilitas dan akurasi paling baik

Ada biaya, tenaga, sarana dan prasarana → biokimia disarankan

(50)

Pertimbangan

penentuan metode PSG

KETERSEDIAAN FASILITAS DAN PERALATAN

• Fasilitas dan peralatan ada yg mudah didapat ada yang sulit

• Fasilitas dan peralatan penilaian antropometri lebih mudah dibandingkan biokimia

• Fasilitas dan peralatan ada yang local dan impor, cenderung impor lebih mahal

TENAGA

Ketersediaan tenaga, baik kuantitas maupun kualitas sangat mempengaruhi jenis metode PSG

Biokimia → tenaga ahli kimia atau analis kimia

Antopometri → tidak memerlukan tenaga ahli, cukup tenaga yg dilatih

Klinis → memerlukan dokter → tanda klinis tidak spesifik untuk keadaan ter tentu

(51)

Pertimbangan

penentuan metode PSG

WAKTU

• Waktu bisa dalam jangka waktu harian, bulanan hingga tahunan

• Status gizi di masyarakat dalam waktu singkat → antropometri

• Metode biokimia → tidak dalam waktu singkat, tenaga dan biaya yang dibutuhkan lebih tinggi

DANA

• Anggaran dana mempengaruhi jenis metode yang digunakan

• Biokimia relative lebih mahal dibandingkan metode lain

• Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan dan disesuaikan dengan ketersediaan dana

(52)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional , dimana data pengukuran kadar glukosa darah sewaktu dan status gizi

Antropometri adalah metode yang digunakan dalam system pemilihan status gizi balita, dimana indek dari pengukuran antropometri sendiri adalah Berat Badan/Umur, Tinggi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan derajat klinis pneumonia pada anak balita.. Metode: Penelitian ini menggunakan

Penelitian ini ber tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan standar baru antropometri 2006 terhadap peningkatan pengetahuan dan penilaian status gizi pada Tenaga Gizi

Bayesian Classification (NBC) dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk klasifikasi status gizi berdasarkan hasil pengukuran antropometri dan model sistem

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai status gizi adalah pengukuran lemak tubuh dengan metode BMI dan Broca.. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara

Data penelitian adalah semua balita 0-60 bulan yang telah diambil berdasarkan sistem pemilihan status gizi balita menggunakan metode antropometri dengan studi kasus di

Pada praktikum ini, yang dinilai dalam penilaian status gizi secara biokimia antara lain adalah penetapan kadar glukosa darah, kolesterol, dan asam urat yang dilakukan menggunakan