• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERILAKU

2.1.1 Defenisi Perilaku

Perilaku diartikan sebagai respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak, dan perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang paling berinteraksi (Wawan, 2010).Dilihat dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Maulana, 2009).

Teori S-O-R (stimulus-organisme-respon) menurut Skiner (1938), membedakan respon menjadi dua jenis, pertama respondent response (reflexive), yakni respon yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan tertentu yang disebut eleciting stimuli karena menimbulkan respons yang relatif tetap, dan kedua

operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan

(2)

2.1.2 Bentuk Perilaku

Berdasarkan teori SOR (stimulus-organisme-respons) maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi perilak tertutup (convert behavior), respon ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut (misalnya, mengetahui bahaya rokok, tetapi ia masih merokok) dan selanjutnya perilaku terbuka (overt behavior), dimana respons seseorang terhadap stimulus bersifat terbuka dalam bentuk tindakan nyata, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain, misalnya membaca buku pelajaran, rajin belajar, berhenti merokok, dan selalu memeriksakan kehamilan bagi ibu hamil (Maulana,2009).

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku

(3)

Teori Lawrence Green menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu pertama faktor predisposisi, faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya, lalu kedua faktor pemungkin, faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan, misalnya sarana dan prasarana yang mendukung kesehatan, seperti puskesmas, posyandu dan sebagainya dan yang ketiga ada faktor penguat, yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, misalnya sikap suami, istri, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan (Natoatmojo, 2010)

2.1.4 Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya 3 ranah atau domain perilaku, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut :

1. Pengetahuan

(4)
(5)

justifikasiataupenilaian terhadap suatu materi atau objek, evaluasi dilakukan dengan menggunak kriteria sendiri atau kriteria yang sudah ada (Maulana, 2009). 2. Sikap

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi yang bersifat emosional terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek, dan sikap tidak dapat dilihat tetapi dapat ditafsirkan terlebuh dahulu dari perilaku tertutup, selain itu sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif seperti senang, benci dan sedih, kognitif seperti pengetahuan tentang suatu objek, dan konatif seperti kecendrungan bertindak (Maulana,2009).

(6)

3. Praktik atau tindakan

Suatu sikap tidak secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata, diperlukan faktor

pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan dukungan atau support (Maulana,2009).

Tingkatan praktik meliputi pertama respon terpimpin (guided response), hal ini berarti dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh.Kedua mekanisme (mechanism), mekanisme berarti dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau telah merupakan kebiasaan.Ketiga adopsi (adoption), suatu praktik atau tindakan yang telah berkembang dengan baik, hal ini berarti tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan bergizi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Maulana, 2009).

2.1.5 Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita

(7)

Perilaku ibu dalam pemberian nutrisi sangat berkaitan dengan indeks masa tubuh atau status gizi dari anak dan Orang tua serta lingkungan keluarga berperan penting dalam membentuk preferensi makanan, perilaku makan, dan asupan energi anak-anak (Mau, 2014).

2.1.6 Makanan Bergizi bagi Balita

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada massa balita diantaranya energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/kg berat badan, dimana untuk tiap 3 bulan pertambahan umur kenutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/kg berat badan (Hasdianah, 2014).

Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan, apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang (Sibagariang, 2010)

(8)

menyebabkan terjadi peningkatan Berat Badan (BB) atau obesitas dimana karbohidrat dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, tepung, umbi, gandum (Hasdianah, 2014).

Protein dikonsumsi secara seimbang karena protein dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana protein digunakan setelah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi pasokannya di dalam tubuh, dan protein dapat diperoleh dari ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti.Lemak, sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik bagi balita. Sumber makanan yang mengandung lemak adalah daging, mentega, mayones, keju dan susu.Vitamin dan mineral disarankan untuk selalu dihidangkan dalam menu makanan sehari-hari karena vitamin tidak dihasilkan tubuh dalam jumlah banyak.Vitamin sangatmembantu dalam melawan radikal bebas. Vitamin dapat dijumpai dalam roti, buah-buahan, sayuran, susu, daging (Hasdianah, 2014)

2.1.7 Pengaturan Pemberian Makanan Balita

Pemberian makanan kepada balita, dimana pemberian makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia balita dan dilakukan secara bertahap, karena kerja saluran balita belum sempurna. Pengaturan makanan dimulai daripemberian ASI, makanan lumat/lunak, makanan lembek, samapai akhirnya makanan padat. Berikut ini anjuran makan untuk anak usia 0 – 5 tahun sesuai anjuran Depkes (2011) adalah :

Usia 0 sampai 6 bulan

(9)

jika bayi tidur selama 2-3 jam bangunkan bayi untuk disusui, dan jika ibu bekerja atau tidak berada dirumah, ibu memerah ASI dan minta orang lain untuk memberikan ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok.

Usia 6 sampai 9 bulan

Pemberian ASI masih diteruskan, Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) seperti bubur susu, pisang, pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring secara bertahap sesuai pertambahan umur. Selanjutnya berikan bubur tim lumat dengan kuning telur atau ayam atau ikan atau tempe atau tahu atau daging atau sapi atau wortel atau bayam atau kacang hijau atau santan dan atau minyak.AnakUsia 6 bulan : 2 x 6 sdm peres per hari, usia 7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres per hari dan usia 8 bulan : 3 x 8 sdm peres per hari

Usia 9 sampai 12 bulan

Pemberian ASI masih diteruskan, MP-ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek, selanjutnya Tambahan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ bayam/ santan/ kacang hijau/ santan/ minyakdanUsia 9 bulan : 3 x 9 sdm peres per hari, usia 10 bulan : 3 x 10 sdm peres per hari, usia 11 bulan : 3 x 11 sdm peres per hari dan berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti buah, biskuit, kue.

(10)

Tabel 2.1 Anjuran Jumlah Porsi Per Hari Menurut Kecukupan Energi untuk Kelompok Umur 1 sampai 5 tahun berdasarkan URT

Bahan Makanan Anak Usia 1-3 tahun 1125 kkal

Anak Usia 4-5 tahun 1600 kkal

Nasi 3 porsi 4 porsi

Sayuran 1,5 porsi 2 porsi

Buah 3 porsi 3 porsi

Tempe 1 porsi 2 porsi

Daging 1 porsi 2 porsi

Asi Dilanjutkan hingga 2 tahun

Susu 1 porsi 1 porsi

Minyak 3 porsi 4 porsi

Gula 2 porsi 2 porsi

Keterangan :

1. Frekuensi makan anak usia 1 – 5 tahun 3 kali sehari 2. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal

3. Sayuran 1 porsi = 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan) = 100 gr = 25 kkal 4. Buah 1 porsi = 1 buah sedang pisang ambon = 50 gr = 50 kkal ( 1 buah

sedang pisang = 3 x 15 cm)

5. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal (1 potong sedang = 4 x 6 x 1 cm)

6. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 50 gr = 50 kkal (1 potong sedang daging = 6 x 5 x 2 cm)

7. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45gr= 50 kkal

8. Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 24 sdm = 200 gr = 50 kkal 9. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal

(11)

Berikut ini daftar makanan penukar Ukuran Rumah Tangga (URT) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014.

GOLONGAN I : BAHAN MAKANAN SUMBER HIDRAT ARANG Satu satuan penukar mengandung 175 kkal, 4 g protein, dan 40 g karbohidrat

Bahan

(12)

GOLONGAN II: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI Satu satuan penukar mengandung 95 kkal, 10 g protein, dan 6 g lemak

Bahan makanan Berat (g)

Telur ayam biasa Telur ayam negeri Telur bebek

GOLONGAN III: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI

Satu satuan penukar mengandung 80 kkal, 6 g protein, 3 g lemak, dan 8 g karbohidrat

(13)

GOLONGAN IV: SAYURAN

Hendaknya digunakan campuran dari daun-daaun seperti: bayam, kangkung, daun singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, dan sebagainya. 100 g sayuran campur adalah lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan) mengandung 50 kkal, 3 g protein, dan 10 g karbohidrat

beligo daun labu salam daun leunca

GOLONGAN V: BUAH-BUAHAN

(14)

GOLONGAN VI: SUSU

Satu satuan penukar mengandung 110 Kkal, 7 g protein, 9 g karbohidrat, dan 7 g lemak Susu kental tak manis Keterangan: yang ditandai (*) perlu ditambah 1 ½ satuan penukar minyak untuk melengkapi lemaknya

GOLONGAN VII: MINYAK

Satu satuan penukar mengandung 45 Kkal dan 5 g lemak

Bahan

GOLONGAN VIII: GULA

Satu satuan penukar mengandung 30 Kkal dan 7,5 g karbohidrat Bahan makanan Berat

(15)

Untuk memudahkan penggunaan, bahan makanan dalam daftar ini dinyatakan dengan alat ukur yang lazim terdapat dirumah tangga.Cara ini terbukti cukup teliti dan praktis dalam penyusunan diet.Dibawah ini dicantumkan persamaan antara ukuran rumah tangga dengan gram.

Ukuran rumah tangga dalam gram:

1 sdm gula pasir = 8 gr

1 sdm tepung susu = 5 g

1 sdm tepung beras. Tepung sagu = 6 g 1 sdm terigu, meizena, hunkwee = 5 g 1 sdm minyak goreng, margarin = 10 g 1 gls nasi = 140 g = 70 g beras 1 ptg pepaya (5x15 cm) = 100 g 1 bh sdg pisang (3x15 cm) = 50 g 1 ptg sdg tempe (4x6x1 cm) = 25 g 1 ptg sdg daging (6x5x2 cm) = 50 g 1 ptg sdg ikan (6x5x2 cm) = 50 g 1 bj bsr tahu (6x6x6 ½ cm) = 100 g Ukuran rumah tangga untuk cairan:

1 sdm = 3 sdt = 10 ml 1 gls = 24 sdm = 240 ml 1 ckr = 1 gls = 240 ml Arti singkatan:

Bh = buah ckr = cangkir Pk = pak gls = gelas Bj = biji sdg = sedang Kcl = kecil

Btg = batang ptg = potong Bsr = besar

(16)

2.1.8 Pengaruh Makanan Bagi Kesehatan Balita

Gizi menjadi bagian sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan, begitu juga memiliku keterkaitan yang erat dengan kesehatan dan

kecerdasan karena itu, gizi menjadi salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.

Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena ketika

status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun

kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja sebaliknya

jika balita yang tercukupi dengan baik akan kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuhnya,

biasanya terlihat lebih aktif, cerdas, ceria, periang dan pandai bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya (Hasdianah, 2014)

Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada balita

bertjuan sebagai berikut : 1) memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan,

memlihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis

aktivitas, pertumbuhan, dan perkembangan fisik serta mental, 2) memdidik kebiasaan

yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan

(Hasdianah, 2014).

2.2 Status Gizi

2.2.1 Defenisi Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabeltertentu, atau perwujudan dari nutrituredalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2003).

(17)

2.2.2 Pengukuran Status Gizi

Cara pengukuran status gizi balita yang paling sering di masyarakat adalah antropometri gizi yaitu ukuran berbagai dimensi tubuh manusia yang berkaitan dengan asupan gizi atau sebagai akibat dari asupan gizi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Par’i, 2016). Parameter status gizi merupakan ukuran tunggal dari tubuh manusia yang meliputi umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan untuk dapat menentukan status gizi , parameter antropometri harus dibandingkan dengan ukuran lain misalnya umur atau parameter antropometri lain seperti tinggi badan. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan untuk menilai status gizi pada periode pertumbuhan adalah: 1) berat badan menurut umur (BB/U), 2) tinggi badan menurut umur (TB/U), 3) berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan 4) indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) (Par’i, 2014).

(18)

gangguan pertumbuhan tidak spesifik karena dapat bersifat kronis atau akut, interpretasi berat badan yang keliru jika terdapat edema, memerlukan data umur yang akurat, kemungkinan kesalahan dalam pengukuran berat badan karena pakaian atau gerakan, dan terkadang anak tidak boleh ditimbang karena dianggap sebagai barang dagangan (Par’i, 2016).

2.2.3 Menimbang Berat Badan dengan Dacin

Dacin merupakan alat penimbangan berat yang yang berbentuk tangkai panjang, terbuat dari logam, dan sudah banyak dikenal masyarakat.penimbangan berat badan balita di Posyandu disarankan menggunaka dacin mempunyai ketelitian 0,1 kg, karena pertumbuhan berat badan balita berumur lebih dari 1 tahun dalam 1 bulan berkisar 0,2-0,3 kg (Par’i, 2016).

Terdapat 9 langkah penimbangan berat badan dengan menggunakan dacin didalam buku Pegangan Kader dari Departemen Kesehatan RI (2001) :

a) Dacin digantungkan pada penyangga yang kuat.

b) Dacin digantung dan diikat dengan tali yang kuat. Cara memeriksanya adalah dengan menarik batang dacin kebawah kuat-kuat.

c) Sebelum dacin digunakan, bandul geser diletakkan pada angka 0 (nol). Setelah itu, batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.

d) Sarung timbang yang kosong dipasangkan pada dacin. Pada keadaan ini bandul geser tetap pada angka 0 (nol).

(19)

f) Anak dinaikkan ke dalam sarung timbang, kemudian ditimbang pada dacin sampai batang dacin dalam keadaan seimbang.

g) Menentukanan berat badan anak, dengan cara membaca angka di ujung bandul geser.

h) Mencatat hasil penimbangan pada buku catatan.

i) Menggeser bandul ke angka 0, kemudian meletakkan batang dacing dalam tali pengaman, setelah itu anak atau bayi dapat diturunkan. Dalam melakukan pekerjaan ini tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada ibu anak.

2.2.4 Klasifikasi Status Gizi

(20)

Table 2.2 Klasifikasi Status Gizi dari Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 dengan Indeks BB/U

Berat Badan menurut Umur (BB/U) Umur 0 – 60 bulan

Kategori Status Gizi Ambang Batas*) Gizi lebih >2 SD

Gizi baik -2 SD s.d 2 SD Gzi kurang -3 SD s.d <-2 Sd Gizi buruk <-3 SD

2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

(21)

2.4 Perbaikan Masalah Gizi Balita

Mengatasi masalah gizi pada balita dapat dilakukan melalui konseling, masalah gizi dapat diketahui dari hasil pemantauan pertumbuhan yang dilakukan dengan menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA), jika berdasarkan GPA anak tumbuh dengan baik, nasihat selanjutnya adalah memberikan makanan yang sesuai dengan umur anak sehingga anak akan tumbuh dengan baik (Par’i, 2016). Pesan untuk masyarakat umum dan berbagai lapisan dalam kondisi sehat: syukuri dan nikmati anekaragam makanan, banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan, biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok, batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak, biasakan sarapan, biasakan minum air putih yang cukup dan aman, biasakan membaca label pada kemasan pangan, cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir, lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahnkan berat badan normal (Kemenkes, 2014).

Gambar

Tabel 2.1 Anjuran Jumlah Porsi Per Hari Menurut Kecukupan Energi untuk Kelompok Umur 1 sampai  5 tahun berdasarkan URT
Table 2.2 Klasifikasi Status Gizi dari Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 dengan Indeks BB/U

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat substitusi tepung yang cenderung disukai oleh panelis adalah pada tingkat peng- gunaan campuran pati sagu 50 % dan tepung beras ketan 50 %, dimana pada

[r]

The writer observed the students of Tadika Puri Elementary School at East Jakarta for last seven months during the teaching learning process of English in the classroom

Diponegoro park is one of the tourism object that handled by Magelang government. Diponegoro park is one of the Magelang tourism destination icon with 846,000 visitors

Berdasarkan dua hasil analisis dengan Fuzzy NN-MCDM dengan bantuan OWA operator pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa dalam upaya pemberdayaan industri kecil hasil

JUDUL : MAHASISWA ASAL SEMARANG LULUS DOKTER SPESIALIS TERMUDA UGM. MEDIA : SUARA MERDEKA TANGGAL : 29

&#34;Kata kegiatan bisa mempunyai arti melaksanakan sesuatu, mengeJjakan sesuatu. Sedangkan kata keagamaan berkaitan dengan nilai-nilai atau hal-hal yang sangat penting dan

[r]