• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bahasa Gaul terhadap indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Bahasa Gaul terhadap indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Bahasa Gaul terhadap

Eksistensi Bahasa Indonesia di

Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia

Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Oleh: Kelompok 1

Ellsy Berlindha 1504816

Fida Hadaina Nafisa 1503475 Jihan Thifal Affifa 1501438

Rizky Mulyo 1500485

Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah, serta inayahnya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya, hingga kami bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah Bahasa Indonesia dengan judul “ Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia di Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia”.

Makalah ini berisi mengenai kata-kata gaul yang bisa juga di bilang alay yang sudah tak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia pada umumnya serta pelajar/Mahasiswa pada khususnya yang disajikan di dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun supaya bisa menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan kita tentang Bahasa Indonesia yang kami sajikan di dalam sebuah susunan makalah yang ringkas, mudah untuk dibaca serta mudah dipahami. Kami juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan satu tim yang sudah membantu menyelesaikan makalah ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan mengenai Bahasa Indonesia. Dan tidak lupa pula kami mohon maaf atas kekurangan dari makalah yang kami buat ini. Terimakasih

Bandung, Februari 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah ………...….

1.3. Tujuan Penelitian………

1.4. Mamfaat Penelitian………..… BAB II ISI

2.1.Pengertian Bahasa... 2.2.Karakteristik Bahasa... 2.3.Pengertian Gaul...……… ………...

2.4.Pengertian Bahasa Gaul……….…...……….………... 2.5.Karakteristik Bahasa Gaul ...………..… 2.6.Asal Mula Penggunaan Bahasa Gaul ... 2.7.Perkembangan Bahasa Gaul... BAB III PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan dalam penggunaan dan pengucapannya sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD).

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi, ”Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air satu,Tanah Air Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, pada saat itu UUD 1945 disahkan sebagai UUD RI. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa ”Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia.” (pasal 36)

Sebagai bangsa Indonesia yang menghargai budayanya, maka kita memang sudah seharusnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dalam kehidupan kita. Tentunya bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman, banyak terjadi pergeseran pengucapan serta penulisan terhadap bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD. Hal itu terutama terjadi dikalangan anak remaja yang saat ini semakin kesulitan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti misalnya adanya penyingkatan kata, penambahan huruf terhadap kata yang sudah baku, pengurangan huruf, serta penggunaan angka dalam penulisan kata.

Pergesaran penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia ini disebabkan oleh munculnya bahasa baru dikalangan remaja yang membuat mereka lebih percaya diri ketika mereka menggunakan bahasa baru yang mereka sebut sebagai bahasa gaul.

(5)

Bahasa gaul tersebut merupakan suatu pertanda bahwa perkembangan bahasa Indonesia dikalangan remaja sangatlah buruk, kerena bahasa gaul juga tidak bisa dikatakan sebagai bahasa yang baku dan tidak sesuai dengan EYD.

Jika hal ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi generasi muda dimasa mendatang. Generasi muda nanti akan menjadi generasi yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk membuat karya tulis ilmiah tentang pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

Dalam latar belakang dikemukakan bahwa suatu keadaan dianggap sebagai suatu indikator dari persoalan. Persoalan pokok yang akan diteliti yaitu mengenai Faktor apa saja yang membuat remaja menyukai bahasa gaul dan apakah pengaruh bahsa gaul terhadap bahasa Indonesia dikemudian hari.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja?

2. Bagaimana cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?

3. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja.

2. Untuk mengetahui cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul? 3. Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian, diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengetahui apa dan bagaimana bahasa gaul tersebut. Dari penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu :

1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja.

(6)

BAB II ISI

2.1 Pengertian Bahasa

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.

2.2 Karakteristik Bahasa

Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.

(7)

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan. Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

2. Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.

3. Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

4. Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

5. Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

2.3 Pengertian Gaul

(8)

sebagai anak-anak yang berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya diantara tenan-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan atau kenarsian mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku serta berbahasa (baik lisan maupun tulisan).

Pengertian alay menurut beberapa ahli: 1. Koentjara Ningrat

"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar".

2. Selo Soemaridjan

"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."

2.4 Pengertian Bahasa Gaul

Dalam ilmu bahasa, bahasa gaul termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’, yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomenal sosial tertentu.

Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, Dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya guru dan orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis.

2.5 Karekteristik Bahasa Gaul

Seiring dengan semakin banyaknya pengguna bahasa gaul pada kalangan remaja, variasi atau karakteristiknya pun semakin beragam antara lain:

a) Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat. Contoh: “kaMu Lagi nGapaiN?”

b) Penggunaan angka sebagai pengganti huruf. Contoh: “k4mu l49i n94p4in?”

(9)

Contoh: “amue agie ngapaein?”

d) Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat. Contoh: “xmoe agie ngaps?”

e) Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat. Contoh: “k@mu L@g! nG@p@!n?”

2.6 Asal Mula Penggunaan Bahasa gaul

Dengan semakin berkembangnya usia seseorang maka rasa ingin tahu akan suatu hal menyebabkan seseorang menggunakan bahasa gaul teknologi, terutama berkembangnya siklus jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru di kalangan remaja, yang disebut bahasa gaul. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Mereka lebih tertarik untuk menggunakan bahasa gaul yang dapat digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan baku.

Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa gaul ini sudah ada jauh sebelum bahasa gaul berkembang di facebook dantwitter, yaitu ditandai dengan maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (Short Message Sevice). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa gaul. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa gaul. Misalnya dalam bentuk sms biasa, “km lg ngapa?” yang dimaksud adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk SMS gaul menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang singkat, padat dan dapat menekan biaya.

2.7 Perkembangan Bahasa Gaul

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa gaul sudah mulai berkembang pesat seiring berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu, sekarang bahasa gaul sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa gaul sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan.

(10)
(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam penulisan ini, metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Moh.Nazir (1999:63) “Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas pada masa sekarang.”

Menurut sumber yang penulis peroleh dari Maulana, (2009), Metodologi Penelitian, http://blog.unila.ac.id, (10 Januari 2014),

“Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri yang sangat menonjol dalam penelitian ini adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting) dimana peneliti terjun ke lapangan dan tidak berusaha untuk memanipulasi variabel. Peneliti bertindak sebagai subjek yang diteliti sekaligus sebagai pengamat dan hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasinya.”

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016. 2. Tempat penelitian di.

3.3. Populasi dan Sampel

Objek Penelitian adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu 10 orang siswa kelas 2A .

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Pustaka

Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan mengumpulkan data dengan cara membaca dan merangkum bacaan dari berbagai buku yang berkaitan dengan materi penelitian.

2. Browsing

Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan data yang dikumpulkan dengan membuka situs yang berhubungan dengan judul yang sebelumnya telah ditetapkan penulis. Dan mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Sehingga penulis mendapatkan penilaian yang lebih luas.

(12)

Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat beberapa pertanyaan dalam bentuk angket lalu disebarkan kepada populasi yang akan diteliti. Penyebaran angket atau kuesioner terhadap responden dilakukan untuk menjaring data. Teknik ini digunakan agar responden dapat menyampaikan jawaban sesuai dengan persepsinya. Kuesioner disusun dalam bentuk skala likert yang menggunakan pernyataan-pernyataan tertutup untuk menghindarkan bias terhadap respon atau jawaban responden. Kuesioner mencakup pernyataan-pernyataan yang terkait dengan judul Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia.

Berikut adalah pertanyaan yang diajukan tim dalam angket yang akan diisi oleh 10 responden yang telah ditentukan :

a. Kolom Y = Ya b. Kolom T = Tidak

No Pernyataan Y T

1 Saya merasa bahwa penggunaan Bahasa Indonesia penting

2 Saya sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

3 Saya mengenal bahasa gaul

4 Saya menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari

5 Menurut saya bahasa gaul memengaruhi eksistensi Bahasa Indonesia

6 Saya lebih senang menggunakan bahasa gaul

7 Menurut saya bahasa gaul sudah melekat dalam diri saya 8 Saya merasa bahasa gaul yang sudah melekat susah

dihilangkan

9 Saya merasa lebih percaya diri apabila menggunakan bahasa gaul

10 Saya menyadari bahwa penggunaan bahasa gaul tidak baik

(13)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

4.1. Hasil Penelitian

Melalui hasil angket, penulis melakukan penyebaran angket kepada 10 responden sebagai sampel dari 44 populasi yang merupakan siswa-siswi kelas 2A Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia tahun pelajaran 2015-2016. Berikut adalah data hasil penyebaran angket.

Tabel 4.1.1

No Saya mengenal bahasa gaul F %

(14)
(15)

No

Dari hasil penelitian saya kepada responden yang terdiri dari 10 orang mahasiswa Ilmu Komunikasi kelas 2A sebagai sampel di Universitas Pendidikan Indonesia, kami mendapatkan hasil sebagai berikut :

- Dari pernyataan pertama, seluruh sampel menyatakan “ya” , artinya seluruh mahasiswa merasa bahwa penggunaan Bahasa Indonesia penting

- Dari pernyataan 50% menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan 50% menjawab tidak

- Dari pernyaan ketiga artinya seluruh responden maya mengenal bahasa gaul

- Pernyataan keempat responden 80% menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari, sisanya 20% tidak

- Sembilan puluh persen responden setuju bahwa bahasa gaul memengaruhi eksistensi Bahasa Indonesia dan sisanya 10% tidak - Dari seluruh responden 70% lebih senang menggunakan bahasa gaul

dan sisanya tidak

- Menurut 70% sampel bahasa gaul sudah melekat dalam dirinya dan 30% merasa tidak

(16)

- Sebagian besar responden lebih percaya diri menggunakan bahasa gaul yaitu sebanyak 70%

- Lebih dari setengahnya menyadari bahwa penggunaan bahasa gaul tidak baik

Secara keseluruhan, melihat pendapat responden menunjukan bahwa sampel sudah mengal bahsan gaul dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menyadari bahwa bahasa gaul memengaruhi eksistensi bahasa Indonesia dan mereka lebih percaya diri menggunakan bahasa gaul.

BAB V

(17)

5.1. Kesimpulan

- Dari pernyataan pertama, seluruh sampel menyatakan “ya” , artinya seluruh mahasiswa merasa bahwa penggunaan Bahasa Indonesia penting

- Dari pernyataan 50% menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan 50% menjawab tidak

- Dari pernyaan ketiga artinya seluruh responden maya mengenal bahasa gaul

- Pernyataan keempat responden 80% menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari, sisanya 20% tidak

- Sembilan puluh persen responden setuju bahwa bahasa gaul memengaruhi eksistensi Bahasa Indonesia dan sisanya 10% tidak - Dari seluruh responden 70% lebih senang menggunakan bahasa gaul

dan sisanya tidak

- Menurut 70% sampel bahasa gaul sudah melekat dalam dirinya dan 30% merasa tidak

- Dari seluruh responden yang merasa bahasa gaul yang sudah melekat dan susah dihilangkan adalah 60%

- Sebagian besar responden lebih percaya diri menggunakan bahasa gaul yaitu sebanyak 70%

- Lebih dari setengahnya menyadari bahwa penggunaan bahasa gaul tidak baik

Dari pembahasan dalam Bab IV , dapat disimpulkan bahwa Seratus pesen responden menyadari merasa bahwa penggunaan Bahasa Indonesia penting

Kemudian kita dapat melihat pendapat responden lima puluh persen merasa bahwa mereka telah menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hampir seluruh responden mnyatakan bahwa bahasa gaul memengaruhi eksistensi bahasa Indonesia, mereka lebih senang menggunakan bahas gaul dalam kehidupan sehari hari. Bahasa gaul yang sudah melekat dalam diri dirasa responden susah untuk duhilangkan. Responden lebih percaya diri menggunakan bahasa gaul dibandingkan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Mereka merasa penggunaan bahasa gaul tidak baik dan memengaruhi eksistensi bahasa Indonesia.

Secara keseluruhan nampak bahwa hal di atas adalah membuktikan bahwa pada dasarnya bahasa gaul memengaruhi eksistensi bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa.

5.2. Saran

(18)

1. Sebaiknya kita lebih mempelajari cara berbahasa indonesiayang baik dan benar.

2. Agar eksistensi bahasa Indonesia terjaga kita harus lebih percaya diri menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa gaul.

3. Disarakankan agar ada hari dimana semua warga Indonesia harus menggunakan bahasa yang baik dan benar,

4. Sebaiknya penggunaan bahasa gaul lebih dikurangi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Perbanyak slogan-slogan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia dalam kehiudapn sehari-hari,agar bahasa Indonesia tetap terjaga eksistensinya.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

Maksan, Marjusman. 1994. Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press.

Mohammad., dan Muhammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2010. Garis-garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Bandung: Refika Aditama.

Gambar

Tabel 4.1.1
Tabel 4.1.5
Tabel 4.1.10

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penyelesaian Sengketa Internasional yang dijalankan oleh PPB berkaitan dengan tujuan PBB seperti yang diamatkan dalam Pasal 1 Piagam PBB, adalah untuk menciptakan

Bayu Margana, S.Pd.. NUR

Oleh karena itu sebagai manusia yang hidup pada era ini, kita juga harus mengetahui pengertian, dan dampak globalisasi itu sendiri, baik terhadap masyarakat luas

Kurikulum merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan pendidikan. Oleh karena itu kurikulum harus dinamis dan adaftif pada perubahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

conducing a research with the title The Correlation between Students ’ Mastery of Past Tense and Writing Past Recount Text at SMA N 1 Kotawaringin Lama.. The

Optimasi yang akan dilakukan adalah optimasi jenis dan komposisi fase gerak yang akan digunakan dalam sistem KLT- densitometri supaya dapat dihasilkan pemisahan yang baik

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA... ADLN – PERPUSTAKAAN

Kegiatan pengabdian ini bertujuan mengoptimalisasi pemberdayaan masyarakat peternak Matani Helituan yang berada disekitar kampus Undana melalui perbaikan manajemen