Remaja sebagai suatu kelompok dalam masyarakat sering menggunakan bahasa gaul ketika berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Bahasa gaul inilah yang kemudian ditangkap oleh penulis skenario untuk menghidupkan suasana atau suasana anak muda dalam film-film remaja Indonesia, kemudian penulis skenario mengungkapkannya dalam bentuk dialog. Dengan kata lain, film dapat menjadi salah satu cara untuk mensosialisasikan bahasa gaul yang kini banyak digunakan oleh remaja Indonesia di perkotaan dan pedesaan.
Oleh karena itu, penelitian yang berjudul Analisis Bahasa Gaul dalam Film Remaja Indonesia Martohu (Studi Morfologi) menarik untuk diteliti. Variabel penelitiannya adalah analisis bahasa gaul dalam film remaja Indonesia “Get Married” (studi morfologi) karya Musfar Yasin. Jargon merupakan bahasa rahasia suatu kelompok sosial sehingga seringkali tidak dipahami oleh masyarakat lain. Tujuan diciptakannya bahasa ini adalah untuk menutupi maknanya agar tidak dikenali oleh orang lain.
Kajian Pustaka
Penelitian Relevan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan penerapannya melalui 3 tahap; (a) tahap penyampaian data, dalam tahap ini menggunakan metode mendengarkan dan metode mencatat, (b) tahap analisis data, dalam tahap ini menggunakan metode agih, (c) tahap penyajian hasil analisis data, dalam tahap ini menggunakan metode presentasi informal dan formal. Ada pula penelitian Istiqomah yang memaparkan proses pembentukan dan makna kosakata bahasa gaul serta Nanik Supriyanti tentang proses pembentukannya dan sedikit menyinggung bahasa gaul. Penelitian ini tidak hanya berasal dari majalah Kawanku atau majalah Aneka saja, penelitian ini juga berasal dari channel YouTube untuk menganalisis ular dalam film tersebut.
Pengertian Bahasa
Bahasa ini konon bermula dari kelompok preman. Bahasa gaul adalah dialek nonformal yang berbentuk bahasa gaul atau pengucapan yang digunakan oleh kelompok tertentu secara sementara dan hanya merupakan variasi bahasa, penggunaannya meliputi: kosa kata, ungkapan, singkatan, intonasi, pengucapan, pola dan konteks. Bahasa gaul atau bahasa prokem merupakan ragam bahasa Indonesia non baku yang umum digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an, yang kemudian digantikan dengan ragam yang disebut bahasa gaul. Saat ini bahasa gaul banyak digunakan oleh kalangan muda, meski ada juga kalangan tua yang menggunakannya.
Remaja menggunakan bahasa gaul ini dalam bentuk lisan dan tulisan, atau juga dalam berbagai bahasa dengan menggunakan media tertentu, misalnya berkomunikasi melalui SMS. Bahasa gaul sering digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari di kalangan sosial, bahkan di media populer seperti televisi, radio, dunia perfilman nasional dan dijadikan bahan publikasi bagi remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Oleh karena itu, bahasa gaul dapat disimpulkan sebagai bahasa yang paling penting digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Awal Mula Bahasa Gaul
Oleh karena itu, setiap generasi akan memiliki ciri khas tersendiri sebagai identitas yang membedakannya dengan kelompok lainnya. Ketika mereka berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang mereka gunakan beralih ke bahasa lain yang diterima secara umum di masyarakat tempat mereka berada. Karena sering digunakan di luar masyarakat, lama kelamaan istilah-istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari.
Pada mulanya terbentuknya bahasa gaul, prokeme, kant, argot, jargon dan bahasa sehari-hari di dunia ini berasal dari suatu masyarakat atau kelompok sosial tertentu yang berada pada golongan atau golongan bawah (Alwasilah, 2006:29). Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan bahasa yang sulit dipahami oleh kelompok atau kelompok sosial lain. Alasan esensialnya adalah identitas sosial dan merahasiakan sesuatu agar tidak dipahami oleh orang-orang di dalam atau di luar kelompok.
Cara Pembentukan Kata Gaul
Misalnya aq agy dihumz yang artinya.. I am home', kata house menjadi home dalam bahasa inggris. Akronim adalah suatu proses pemendekan yang menggabungkan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan diucapkan menjadi suatu kata yang kurang lebih sesuai dengan kaidah fonotaktik bahasa Indonesia (Kridalaksana, 1992: 162). Bahasa Indonesia (2008:29) Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain, ditulis dan diucapkan seperti kata pada umumnya.
Palmer (1976:65) mengatakan: “Hal ini juga berlaku bahwa kata yang sama dapat memiliki serangkaian makna yang berbeda,” kata yang mengandung serangkaian makna yang berbeda mengandung makna ganda. Sering dikatakan sinonim mempunyai arti yang “sama”, hanya saja bentuknya berbeda (Verhar, 2012: 394). Penutur bahasa Inggris mengetahui hubungan ini dari mengetahui kaidah pembentukan kata dalam bahasa Inggris.
Akronim adalah suatu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan diucapkan menjadi suatu kata yang kurang lebih memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia, seperti ekstrakurikuler/ekstrakurikuler/non/e/k/s/ batubara /. 3) Pembentukan kata-kata baru. Kata yang berasal dari bahasa Sansekerta ini menggunakan fonem /a/ dan /i/ di akhir kata dan berfungsi untuk menunjukkan jenis kelamin benda yang disebutkan. Pencemaran merupakan fenomena kebahasaan yang dalam bahasa Indonesia disebut galau, yang dari segi kata racu berarti “kacau”, jadi galau adalah kekacauan.
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak bersifat predikatif atau biasa disebut juga gabungan kata yang memenuhi salah satu fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat (Chaer a) Anak sehat b) Baju bekas c) Kursi d) Pisang goreng e) Baru saja tiba f ) Saya sedang membaca. Klausa adalah suatu konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif (Keraf Manaf, 2009:13) Penjelasan yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi akhir di akhir satuan kebahasaan. Dalam bahasa lisan, kalimat merupakan satuan kebahasaan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) satuan kebahasaan yang terbentuk dari gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yaitu sekurang-kurangnya suatu kalimat mandiri yang memuat sekurang-kurangnya orang dan satu kalimat, (2) terdapat keheningan awal sebelum satuan kebahasaan, yang dipisahkan atau tanpa keheningan di antara kata dan di akhir.
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali dengan huruf kapital, dengan atau tanpa tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi terakhir yaitu titik (.) , tanda tanya ( ?) atau tanda seru (!). a) Ciri-ciri kalimat. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru. Berisi urutan yang logis, setiap kata atau kelompok kata penunjang suatu fungsi (subyek, predikat, obyek dan keterangan) disusun dalam satuan-satuan sesuai fungsinya.
Kerangka Pikir
Unsur fungsi sintaksis yang harus ada dalam setiap kalimat adalah subjek dan predikat, sedangkan unsur selebihnya yaitu objek, pelengkap, dan keterangan merupakan unsur pendukung dalam kalimat. Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari morfem, yaitu bagian terkecil bahasa yang mempunyai makna. Morfologi adalah ilmu linguistik yang membahas tentang kompleksitas bentuk kata dan pengaruh perubahan bentuk kata terhadap kelompok dan makna kata, atau morfologi yang mempelajari tentang kompleksitas bentuk kata dan fungsi perubahan bentuk kata lainnya, baik secara gramatikal. dan fungsi semantik (Ramlan, 1983:7).
Fonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyi yang muncul dalam pengucapan suatu bahasa, termasuk bagaimana cara menghasilkan bunyi-bunyi tertentu dan membedakannya dengan bunyi-bunyi lainnya. Fonologi dari tata bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa secara umum dalam linguistik disebut fonologi (Keraf, 1984:30). Apabila bunyi ujaran dapat membedakan makna, maka disebut (phone = bunyi, -ema: merupakan sufiks dalam bahasa Yunani yang berarti mengandung makna.
Sintaksnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu zon yang berarti 'dengan' dan kata tattein yang berarti 'tempat'.
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Bahasa
- Rancangan penelitian
- Data & Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Rancangan yang penulis susun dalam penelitian ini adalah: langkah pertama adalah memahami hasil penelitian yang relevan dengan judul dan tujuan agar penelitian ini dapat dilaksanakan secara maksimal. Lofland dalam Moleong menyatakan bahwa data yang paling penting dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, pernyataan dan tindakan, dan data lain yang diperoleh disebut data tambahan yaitu data yang berupa dokumen. Oleh karena itu, data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kata-kata, gejala kebahasaan dan makna bahasa gaul antar tokoh sebagai interaksi komunikatif.
Sumber data dalam penelitian ini adalah film remaja YouTube Indonesia Get Married yang ditulis oleh Musfar Yasin dan berdurasi 78 menit/33 detik. Data dari video YouTube, DVD VCD film remaja Indonesia "Getting Married"...ditranskrip dari bentuk lisan ke tulisan. Setelah data ditranskripsi, data yang ada dibaca dan dipahami dengan cermat untuk memilih dan memberi label pada data sesuai dengan batasan masalah yang telah ditentukan.
Berbeda dengan metode pencocokan intralinguistik, metode pencocokan ekstralinguistik digunakan untuk menganalisis unsur-unsur ekstralinguistik, misalnya mengasosiasikan permasalahan bahasa dengan benda. Teknik yang digunakan dalam penerapan metode ini sama dengan yang digunakan pada metode pencocokan intralingual (Mahsun, 2005). Model analisis metode ekuivalen terdiri atas teknik penguraian unsur secara langsung dan teknik selanjutnya yaitu teknik perubahan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk pada satu atau lebih unsur pada satuan yang bersangkutan.
Bahasa atau rujukan yaitu untuk menggambarkan hal-hal yang dibicarakan dalam dialog antar tokoh dalam film “Get Married”. Alat bicara, yaitu mengamati bahasa tubuh para pemeran film “Get Married” ketika melakukan dialog antar tokoh. Get Married” disalin di atas kertas agar data yang diperoleh benar dan tidak terjadi manipulasi data.
Kegiatan yang dilakukan adalah mendeskripsikan atau menafsirkan data yang diperoleh secara interpretatif kaitannya dengan objek penelitian.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil Penelitian
NO DATA BENTUK ASAL NAMA TOKOH
Pemendekan kata atau kontraksi kata/frasa yang panjang: terima kasih - terima kasih; bagaimana - bagaimana; seperti ini - seperti ini; begitulah; ini – ini; ini - itu dia;. Bagaimana – bagaimana; Mengapa; seperti ini - seperti ini; sedikit – sedikit; tidak apa-apa - tidak masalah; mengakui – mengakui; menyindir - sarkastik;.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan berbagai kegunaan kosakata bahasa gaul yang lebih spesifik, dengan kajian yang menarik dan teknik analisis yang lebih mendalam untuk memperoleh hasil kajian yang sempurna. Penulis berharap agar film-film Indonesia sangat berhati-hati dan sadar dalam menggunakan bahasa yang akan digunakan dalam dialog-dialog film remaja Indonesia. Penggunaan bahasa gaul dalam dialog film membuat para pemainnya seperti penutur bahasa Indonesia yang tidak menghargai dan melupakan bahasa Indonesia baku.
DAFTAR PUSTAKA