• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Tabloid Gaul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Tabloid Gaul."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL

SKRIPSI

Oleh

DESSY NOVIANTY

NIM 060701013

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL

Oleh

DESSY NOVIANTY NIM 060701013

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana dan telah disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Namsyah Hot Hasibuan, M. Ling. Dra. Sugihana, M. Hum. NIP. 19541024 198203 1 002 NIP. 19600307 198601 2 001

Departemen Sastra Indonesia Ketua

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Desember 2010

Penulis,

DESSY NOVIANTY

(4)

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL

DESSY NOVIANTY

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan penggunaan kosa kata bahasa gaul dan proses pembentukan kata gaul yang digunakan dalam tabloid Gaul. Dalam penelitian digunakan metode simak terhadap bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul edisi 9 November 2009 – 10 Januari 2010 dan dilanjutkan dengan teknik catat. Metode agih dan padan digunakan untuk menganalisis penggunaan dan pembentukan bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid

Gaul. Dilihat dari penggunaannya dalam kalimat ada kata-kata dalam bahasa gaul yang tidak

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan moril dan materil, nasehat, dan petunjuk. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Bapak Dr. Syaron Lubis, M.A., Sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (USU).

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M. Hum. Sebagai ketua Departemen dan Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum., sebagai sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU.

3. Bapak Drs. Namsyah Hot Hasibuan, M. Ling., Sebagai Pembimbing I yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan nasihat serta saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M.Hum., Sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahrial Isa, S.U., Sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan selama penulis menjalani perkuliahan.

(6)

7. Kakanda Dede yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan segala urusan administrasi di Departemen Sastra Indonesia USU.

8. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Rusman dan Ibunda Hamidah yang sangat setia mendampingi, memberikan perhatian dan kasih sayang, doa serta dukungan moral dan materil kepada penulis. Semua ini penulis persembahkan buat ayah dan ibu.

9. Keluarga penulis, khususnya kepada kedua abangku, Heru dan Yudhi yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini.

10.Kepada rekan-rekan seperjuangan stambuk ‘06, yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Terutama kepada sahabat-sahabat penulis: Ipeh, Nanda, Mey, Rina, Yesa, Wulan, Kina, Dewi, Vera. Terima kasih karena selalu setia memberikan dukungan dan semangatnya. Sukses untuk kita semua...

11. Kepada sahabat-sahabat di kost 70, Titah, Anum, Priska, Yeni, Eka, Nurul, Kak Irma, Sena, Yesi dan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Irlani, Siti, dan Maya, terima kasih telah mendampingi penulis dalam suka dan duka.

12. Kakak dan abang senior yang tetap memberikan semangat dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Adik- adik Stambuk penulis: Arie, Okie, dan Zay, terima kasih untuk doa dan semangatnya.

(7)

Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berperan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

Medan, Desember 2010

Penulis,

DESSY NOVIANTY

(8)

DAFTAR ISI

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 18

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 22

4.1 Penggunaan kosa kata bahasa gaul dan artinya dalam tabloid Gaul... 22

4.2 Pembentukan kata bahasa gaul dalam tabloid Gaul ... 37

4.2.1 Gejala Bahasa ... 37

4.2.1.1 Penghilangan Fonem ... 37

4.2.1.2 Penambahan Fonem ... 41

4.2.1.3 Gejala Adaptasi ... 43

4.2.1.4 Monoftongisasi ... 46

4.2.1.5 Hiperkorek ... 47

4.2.2 Akronim dan singkatan ... 49

4.2.2.1 Akronim ... 49

4.2.2.2 Singkatan ... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(10)

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL

DESSY NOVIANTY

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan penggunaan kosa kata bahasa gaul dan proses pembentukan kata gaul yang digunakan dalam tabloid Gaul. Dalam penelitian digunakan metode simak terhadap bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul edisi 9 November 2009 – 10 Januari 2010 dan dilanjutkan dengan teknik catat. Metode agih dan padan digunakan untuk menganalisis penggunaan dan pembentukan bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid

Gaul. Dilihat dari penggunaannya dalam kalimat ada kata-kata dalam bahasa gaul yang tidak

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan, keinginan, kemarahan dan perasaan-perasaan yang tersimpan dalam pikirannya. Semuanya dapat diungkapkan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan unsur yang penting sebagai penentu bagi berhasilnya sebuah komunikasi. Bahasa dalam lingkup masyarakat akan selalu mengalami pergerakan dan perubahan.

Penutur bahasa yang heterogen membuat bahasa menjadi beragam dan bervariasi. Variasi atau ragam bahasa itu dapat dibedakan berdasarkan penutur dan penggunaannya. Dari segi penutur, ragam bahasa dapat dibagi atas idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek. Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan sebagainya. Dialek merupakan variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Kronolek merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Variasi bahasa yang terakhir yaitu sosiolek, merupakan variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Sosiolek terbagi atas beberapa bagian, yakni akrolek, basilek, vulgar, kolokial, jargon, argot, slang, dan cant.

Slang adalah ragam bahasa tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau kelompok-kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha supaya kelompok-kelompok lain tidak mengerti; berupa kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah ( Kridalaksana, 2001: 200).

(12)

semakin banyak dipakai sebagai bahasa lisan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Bahasa gaul yang ada pada masyarakat juga diambil dari dialek Jakarta.

Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk bergaul dan berteman di tengah masyarakat. Bahasa gaul berasal dari bahasa prokem yang telah mengalami perkembangan. Bahasa prokem pada awalnya merupakan bahasa rahasia antarsesama kaum pencoleng, pencopet, bandit dan sebangsanya yang kita kenal dengan sebutan ‘preman’ (Sumarsono dan Paina, 2004 : 154) kemudian semakin berkembang lebih luas dan dipakai oleh kaum muda, pelajar, dan mahasiswa dengan inovasi-inovasi baru di kalangan mereka sendiri (Poedjosoedarmo, 2003: 66).

Saat ini bahasa gaul menjadi umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula digunakan dalam bentuk publikasi-publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Terkadang dapat disimpulkan bahasa gaul adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk kebutuhan formal. Karenanya akan menjadi terasa 'aneh' untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal.

Bahasa gaul telah menjadi sebuah fenomena sosial dalam bidang bahasa, karena penggunaan bahasa gaul sudah semakin banyak ditemukan pada berbagai media di Indonesia, baik media cetak maupun elektronik.

(13)

pembacanya yang rata-rata adalah remaja dan karena tabloid ini diterbitkan di Jakarta, bahasanya pun kebanyakan memakai dialek Jakarta.

Ada berbagai pemakaian kata bahasa gaul dalam tabloid ini, misalnya pemakaian kata

boring, jadian, bareng, cuek, dan sebagainya. Untuk memperjelas kosa kata bahasa gaul,

maka dapat diperhatikan contoh bahasa gaul di bawah ini:

(1) Mereka bilang bisa aja balikan dan jadian lagi (Gaul, Edisi 47, 7-13 Desember 2009:3). (1a) Mereka bilang bisa aja balikan dan pacaran lagi (Gaul,Edisi 47, 7-13 Desember 2009:3).

Bahasa gaul adalah bahasa yang senantiasa berkembang, banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno ataupun usang disebabkan perkembangan zaman. Penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja yang semakin tinggi intensitasnya membuat kosa kata dalam bahasa gaul semakin bertambah dan rumusan pembentukannya pun menjadi tidak tetap. Begitu juga bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul terus memunculkan kosa kata bahasa gaul. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid

Gaul.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibicarakan adalah:

1. Bagaimanakah penggunaan kosa kata bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid

Gaul?

(14)

1.3

Pembatasan Masalah

Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Dengan pembatasan masalah yang ada, penelitian yang dikaji dapat terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, sehingga tujuan yang dimaksudkan peneliti dapat tercapai.

Penelitian ini dibatasi pada penggunaan kosa kata bahasa gaul serta proses pembentukan kata pada bahasa gaul yang biasa digunakan oleh para remaja yang terdapat pada tabloid Gaul rubrik “Ada apa” edisi November 2009 - Januari 2010 (sebanyak delapan tabloid).

1.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya sebuah penelitian mempunyai tujuan tertentu yang memberi arah dan pelaksanaan tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Mendeskripsikan penggunaan kosa kata bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid

Gaul.

2. Mendeskripsikan proses pembentukan kata dalam bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul.

1.4.2

Manfaat Penelitian

Suatu penelitian yang mendalam tentu saja mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

(15)

2. Menambah wawasan kebahasaan mengenai bahasa gaul.

(16)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (2007 : 588).

Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep, yaitu konsep bahasa gaul dan tabloid Gaul.

2.1.1Bahasa Gaul

Pergaulan di kalangan remaja mengenal apa yang disebut dengan budaya teman sebaya. Kelompok remaja yang sebaya itu umumnya mempunyai nilai serta karakteristik budaya yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan budaya orang dewasa. Mereka merasa orang dewasa terlalu banyak mengatur dan mengontrol hidup mereka, sementara mereka merasa bukan anak-anak lagi. Maka, dalam upayanya memisahkan diri dari budaya orang dewasa, mereka membuat budaya tandingan, budaya yang khas remaja (Alatas, 2006: 59). Budaya khas remaja ini kemudian menciptakan sebuah bahasa yang biasa digunakan oleh kaum remaja untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa tersebut kemudian disebut bahasa gaul, sesuai dengan pengertian awalnya yakni bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat (KBBI, 2007 : 296).

(17)

menyebut bahasa yang digunakan kaum pencoleng untuk berkomunikasi dengan sesama kaumnya sebagai bahasa rahasia (Sumarsono dan Paina, 2004: 154).

Pengujar bahasa gaul umumnya adalah para remaja dan kaum selebritis. Biasanya bahasa gaul ini digunakan para remaja pada situasi tidak resmi atau santai. Bahasa gaul banyak digunakan pada sinetron-sinetron di televisi, majalah-majalah dan tabloid remaja.

Di kalangan remaja sendiri kata ‘gaul’ ini memiliki penilaian yang tinggi. Seorang remaja akan dikatakan gaul apabila ia memiliki beberapa kelebihan yang memungkinkan ia menjadi anak yang terkenal di antara teman-temannya, seperti: otak yang cerdas, memiliki fisik yang menarik, dan pergaulan yang luas. Jadi, seorang remaja pasti akan merasa bangga apabila predikat ‘anak gaul’ dilekatkan padanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sondang Manik (2004), membagi bahasa gaul ke dalam dua bagian yaitu bahasa gaul umum dan bahasa gaul khusus.

Bahasa gaul umum adalah bahasa gaul yang sering digunakan oleh muda-mudi, khusususnya yang tinggal di daerah perkotaan untuk berteman di tengah masyarakat. Bahasa gaul umum banyak ditemukan pada sinetron-sinetron di televisi, majalah-majalah dan tabloid remaja.

Bahasa gaul khusus pada awalnya merupakan bahasa rahasia antarsesama kaum waria. Penilaian masyarakat yang buruk terhadap kaum waria juga memberikan nilai yang buruk terhadap ragam bahasanya, hal inilah yang kemudian memicu penilaian bahwa setiap orang yang menggunakan bahasa kaum waria sama buruknya dengan komunitas penuturnya. Namun, seiring dengan masuknya ragam bahasa waria ke dalam lingkungan selebritis yang dibawa oleh para waria yang hampir sebagian besar berprofesi sebagai penata rias artis, sedikit demi sedikit penilaian masyarakat berubah terhadap ragam bahasa waria tersebut.

(18)

Bahasa gaul khusus biasanya dibentuk dengan menggunakan nama-nama orang (khususnya artis), marga, nama tempat/ negara, nama binatang, nama benda, dan kata-kata baru yang benar-benar asing. Kata-kata baru yang benar-benar asing maksudnya adalah kata-kata asing yang belum pernah kita dengar sebelumnya dan tidak kita temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bahasa gaul khusus ini pasti akan berubah kerahasiaanya apabila telah dimengerti dan dipakai oleh banyak orang secara umum dalam komunikasi sehari-hari.

Contoh bahasa gaul umum dan bahasa gaul khusus:

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul umum Bahasa Gaul Khusus Memang Emang Ember

Kamu Loe Anjani

2.1.2 Tabloid Gaul

Tabloid merupakan salah satu media cetak yang berperan dalam arus perputaran informasi. Tabloid adalah (1) surat kabar ukuran kecil (setengah dari ukuran surat kabar biasa) isinya memuat berita secara singkat, padat, bergambar, mudah dibaca umum; surat kabar sensasi; surat kabar kuning. (2) tulisan dalam bentuk ringkas dan padat (tentang kritik, paparan, dan sebagainya) (KBBI, 2007:1117). Mengingat betapa luas dan beragamnya konsumen, menyebabkan orang mengelompokkan tabloid ke dalam golongan-golongan tertentu. Seperti ada tabloid wanita, tabloid remaja, dan tabloid anak-anak, sehingga ragam bahasa yang digunakan pun berbeda-beda disesuaikan dengan konsumennya.

(19)

beberapa rubrik seputar dunia remaja di dalam tabloid ini. Rubrik-rubrik tersebut meliputi :

Sampul Gaul, Ada Apa, Surat Seleb, Mailbox, Musik, Gaul ilmiah, Gimana Dong, Cantik,

Bintang Gaul, Cerpen, Hitz, Nonton, Cerita Cinta, Mama Gaul, Kata Bintang, Puisi, Sport,

dan BOW ( Boy of The Week).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Variasi Bahasa

Bahasa menjadi beragam dan bervariasi karena penutur bahasa, meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen. Dari segi penutur, ragam bahasa dapat dibagi atas idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek. Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan sebagainya. Dialek merupakan variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Kronolek merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Variasi bahasa yang terakhir yaitu sosiolek, merupakan variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.

(20)

perbengkelan kita sering mendengar kata-kata dices, dilas, didongkrak, dibalans), argot ( variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh profesi tertentu dan bersifat rahasia, dan

slang ( Chaer dan Agustina, 1995:80).

Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini

digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu.

Bahasa gaul digolongkan ke dalam kategori bahasa slang. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, bahasa gaul semakin banyak dipakai sebagai bahasa lisan dalam percakapan sahari-hari oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.

Bahasa gaul merupakan salah satu bentuk variasi bahasa yang timbul akibat perkembangan zaman. Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk bergaul dan berteman di tengah masyarakat. Bahasa gaul berasal dari bahasa prokem yang telah mengalami perkembangan. Bahasa prokem yang pada awalnya merupakan bahasa rahasia antarsesama kaum pencoleng, pencopet, bandit dan sebangsanya, kemudian berkembang lebih luas dan dipakai oleh kaum muda, pelajar dan mahasiswa dengan inovasi-inovasi baru di kalangan mereka sendiri (Poedjosoedarmo, 2003:66).

(21)

Contoh dialek Jakarta yang dijadikan bahasa gaul atau bahasa pergaulan anak muda saat ini adalah:

- gue

- bareng

2.2.2 Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah

semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Jadi, kata semantik dapat diartikan

sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti (Chaer,1995:2).

Pengertian makna (sense- bahasa Inggris) berbeda dengan arti (meaning –bahasa Inggris) di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Lyons (dalam Fatimah, 1999:5) menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang dibuat kata tersebut, berbeda dengan kata-kata lain. Arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat di dalam kamus sebagai leksem.

Sebagai istilah, kata semantik digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang dengan hal-hal yang ditandainya, yang disebut makna atau arti. Dengan kata lain, semantik adalah salah satu bidang linguistik yang mempelajari makna atau arti, penggunaannya, perubahan makna atau arti, dan perkembangan dari makna atau arti tersebut (Sudaryat, 2009:3).

(22)

bahasa dapat saling mengerti. Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar harus sesuai dengan kesepakatan para pemakainya.

Semantik juga merupakan cabang linguistik yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial lain seperti sosiologi dan antropologi. Sosiologi mempunyai kepentingan dengan semantik karena sering dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata-kata tertentu untuk mengatakan sesuatu makna dapat menandai identitas kelompok dalam masyarakat. Kata besar dan gede memiliki makna yang sama, tetapi penggunaannya dapat menunjukkan identitas kelompok yang menggunakannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan semantik untuk melihat bagaimana kata-kata bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul digunakan.

Contoh: - bokap

Kata bokap digunakan sebagai istilah untuk menyatakan atau sebutan kepada orang tua laki dan tidak dapat digunakan untuk panggilan seorang anak kepada orang tua laki-lakinya. Kata bokap sendiri dapat berarti ayah, bapak, atau papa.

2.2.3 Gejala Bahasa

Gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan kata atau kalimat dengan segala proses pembentukannya (Badudu,1985:57). Beberapa gejala bahasa yang ditemukan dalam bahasa gaul pada penelitian sebelumnya berupa penghilangan fonem (aferesis, sinkop, apokop), penambahan fonem (protesis, efentesis, paragog), gejala adaptasi, monoftongisasi, akronim, dan singkatan.

1. Penghilangan fonem terdiri atas:

(23)

- Stani (Sansekerta) menjadi tani Contoh gejala aferesis dalam bahasa gaul:

- ntar dari sebentar - emang dari memang

b. Sinkop yaitu proses penghilangan sebuah fonem atau lebih di tengah kata. Contoh: -bahasa menjadi basa

- sahaya menjadi saya

Contoh gejala sinkop dalam bahasa gaul: - blom dari belom

- asik dari asyik

c. Apokop yaitu proses penghilangan sebuah fonem atau lebih pada akhir kata. Contoh: - import menjadi impor

- eksport menjadi ekspor

Contoh gejala Apokokop dalam bahasa gaul: - cape dari capek

- dikasi dari dikasih

2. Penambahan fonem terdiri atas:

a. Protesis yaitu peristiwa penambahan sebuah fonem atau lebih di awal kata. Contoh: - mas menjadi emas

- stri (sansekerta) menjadi istri

(24)

Contoh: - kapak menjadi kampak - sajak menjadi sanjak

c. Paragog adalah peristiwa penambahan sebuah fonem atau lebih di akhir kata. Contoh : - hulubala menjadi hulubalang

- ina menjadi inang

3. Gejala Adaptasi

Adaptasi artinya penyesuaian. Kata-kata pungut yang diambil dari bahasa asing berubah bunyinya sesuai dengan pendengaran atau ucapan orang Indonesia.

Beberapa contoh adaptasi menurut Badudu: Dari bahasa Belanda:

- persekot dari Voorschot

- supir dari chaufferr

Dari bahasa Arab:

- perlu dari fardhu

- mupakat dari muwafakat

Contoh adaptasi bahasa asing menjadi bahasa gaul: - merit dari married (Inggris)

(25)

4. Monoftongisasi

Monoftongisasi adalah proses perubahan suatu diftong menjadi monoftong. Contoh monoftongisasi:

- bakau menjadi bako

5. Hiperkorek

Gejala hiperkorek merupakan gejala pembentukan kata yang menunjukkan sesuatu yang salah, baik ucapan, maupun ejaan (tulisan).

Contoh gejala hiperkorek: - zaman menjadi jaman - paham menjadi faham

6. Singkatan dan Akronim 6.1 Singkatan

Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya (Sugihastuti, 2000:35).

Contoh singkatan yang dilafalkan huruf demi huruf: - BRI dari Bank Rakyat Indonesia - SMA dari Sekolah Menengah Atas

Contoh singkatan yang dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya: - dsb. dari dan sebagainya

Contoh singkatan dalam bahasa gaul:

(26)

6.2 Akronim

Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan awal, gabungan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa.

Contoh akronim :

- Depkeu dari Departeman Keuangan - Pilkada dari Pemilihan Kepala Daerah

Contoh akronim dalam bahasa gaul: - Curhat dari Curahan Hati - Ortu dari Orang tua

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari (KBBI, 2007: 1198). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (KBBI, 2007: 912).

Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan, ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini yakni, sebagai berikut:

1. Sukmi (2006), dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Gaul, menganalisis proses pembentukan kata dan perubahan makna kata dalam bahasa indonesia menjadi bahasa gaul yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa

Gaul; 2003) yang disusun oleh Debby Sahertian. Dalam penelitiannya, dia

(27)

merupakan bahasa gaul khusus, sehingga pembentukan kata dan makna bahasa gaul lebih dikhususkan pada bahasa gaul khusus yang terdapat dalam kamus.

2. Azwida (2007), dengan judul skripsinya Pemakaian bahasa gaul pada iklan

produk komersial Televisi, melakukan penganalisisan terhadap pembentukan

bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial televisi, bagaimana pesan atau makna yang ingin disampaikan pegiklan khususnya penulis naskah iklan

(copy writer) serta bagaimana pengaruh dari pemakaian bahasa gaul pada iklan

produk komersial televisi terhadap konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia.

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Menurut Malo dkk. (1985 : 149) kata populasi itu bukan diartikan sebagai penduduk, seperti halnya dalam studi kependudukan. Populasi dalam hal ini berarti sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Elemen populasi itu biasanya merupakan satuan analisis. Populasi dapat berupa kumpulan semua kota di Indonesia, semua wanita di daerah pedesaan, semua perusahaan yang jumlah buruhnya kurang dari lima ribu, atau apa saja. Pada dasarnya populasi adalah himpunan semua hal yang ingin diketahui. Populasi penelitian ini adalah semua bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul.

3.1.2 Sampel

Setelah populasi dirumuskan dengan jelas, barulah kita dapat menetapkan apakah mungkin untuk meneliti seluruh elemen populasi ataukah perlu mengambil sebagian saja dari populasi yang sering disebut sebagai sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel penelitian ini hanyalah bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul rubrik “Ada Apa”, edisi 43-50 tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(29)

penelitian diperlukan sejumlah data yang akan dikaji sebagai bahan olahan. Oleh karena itu, untuk memperoleh data dalam penelitian bahasa gaul ini dipergunakan metode simak, yakni penyimakan terhadap penggunaan bahasa gaul pada tabloid Gaul. Selanjutnya, untuk melengkapi penggunaan metode tersebut, digunakan teknik catat (Sudaryanto, 1993:13). Dalam hal ini, peneliti membaca, mempelajari, dan memeriksa data-data yang diperlukan, serta mencatat data yang diperoleh ke dalam kartu data.

3.3 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam tahap analisis data adalah metode padan dan metode agih (Sudaryanto, 1993: 13-15). Metode agih adalah metode yang memadankan sesuatu dengan objek penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri dan metode padan merupakan metode yang memadankan, menyelaraskan sesuatu dengan alat penentu lain di luar bahasa (Sudaryanto, 1993:13). Teknik yang digunakan adalah teknik baca markah (BM) sebagai teknik dasar dan dilanjutkan dengan teknik lesap yang dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual data serta teknik ganti yang dilakukan dengan mengganti unsur satuan lingual yang ada (Sudaryanto, 1993: 37).

Teknik baca markah (BM) digunakan untuk melihat bentuk-bentuk kosa kata yang terdapat dalam wacana. Menurut Sudaryanto (1993:95), bahwa pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca peranan pemarkahan itu (marker) berarti kemampuan menentukan kejatian lingual yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa peneliti dapat melihat langsung pemarkah yang bersangkutan.

Contoh:

Cerita hidup Kara ternyata menyentuh banget (Gaul, No.43/VIII: 9).

Berdasarkan teknik baca markah pada contoh di atas, diperoleh kosa kata bahasa gaul

(30)

berlebihan. Kata banget dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan kata sangat dan sama-sama termasuk ke dalam kelas kata adverbia yang dapat disandingkan dengan kata sifat. Tetapi, dalam penggunaannya dalam kalimat kata banget dengan kata sangat tidak menempati posisi yang sama. Dalam bahasa Indonesia kata sangat yang diikuti kata sifat posisinya selalu di depan kata sifat tersebut, sedangkan kata banget dalam penggunaanya dalam kalimat selalu diletakkan sesudah kata sifat.

Metode agih digunakan untuk menganalisis kosa kata bahasa gaul dan struktur pembentukan kata-kata dalam bahasa gaul yang terdapat pada tabloid Gaul, sedangkan metode padan digunakan untuk menganalisis perubahan yang terjadi dalam bahasa Indonesia menjadi bahasa gaul. Jadi, jalur kerja metode padan yang dilakukan adalah metode translasional (terjemahan) dengan alat penentu bahasa lain.

Pengujar bahasa gaul umumnya adalah remaja, anak-anak muda dan para selebritis. Berikut contoh teks bahasa gaul dalam tabloid Gaul (edisi 43, 9-15 November 2009):

“Kamu yang udah nonton film Serigala terakhir pasti tau banyak adegan perkelahian yang seru dan menegangkan. Selain ada adegan eksyen, ada juga balutan cerita drama percintaan dan keluarga. Salah satunya tokoh jarot. Ia menjalin hubungan dengan Aisyah, adik dari Ale, sahabatnya yang ternyata mengkhianati dirinya.”

Pembentukan kata bahasa gaul pada teks di atas dilakukan dengan menggunakan teknil lesap dan teknik ganti. Adapun proses pembentukannya adalah sebagai berikut:

1. Teknik Lesap

Teknik lesap dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual yang ada.

(31)

Kamu yang udah nonton film Serigala terakhir pasti tau banyak adegan perkelahian yang seru dan menegangkan.

Pada kalimat di atas kita peroleh kosa kata bahasa gaul sebagai berikut: - udah

Kata udah diambil dari kata sudah dalam bahasa Indonesia. Pada kata udah terjadi proses pelesapan fonem di awal kata (Aferesis), yaitu adanya pelesapan fonem /s/. Bahasa Indonesia Bahasa gaul

Sudah Udah

- tau

Kata tau diambil dari kata tahu dalam bahasa Indonesia. Pada kata tau terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /h/.

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Tahu Tau

2. Teknik Ganti

Teknik ganti dilakukan dengan mengganti unsur-unsur satuan lingual yang ada. Contohnya pada kalimat:

Selain ada adegan eksyen, ada juga balutan cerita drama percintaan dan keluarga. Pada kalimat di atas kita peroleh kosa kata bahasa gaul, yaitu:

- eksyen

Kata eksyen berasal dari bahasa Inggris yaitu action. Pada kata ini terjadi gejala adaptasi. Pembentukan kata action menjadi eksyen dilakukan dengan menggunakan teknik ganti.

(32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Penggunaan Kosa kata Bahasa Gaul dalam Tabloid Gaul

Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk bergaul dan berteman di tengah masyarakat. Bahasa gaul umumnya digunakan oleh muda-mudi, khusususnya yang tinggal di daerah perkotaan untuk berteman di tengah masyarakat. Bahasa ini banyak ditemukan pada sinetron-sinetron di televisi, majalah-majalah dan tabloid remaja.

Bahasa gaul berasal dari bahasa prokem yang telah mengalami perkembangan.Bahasa gaul dalam tabloid Gaul juga berasal dari dialek Jakarta. Bahasa gaul senantiasa berkembang, banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno ataupun usang disebabkan perkembangan zaman. Penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja yang semakin tinggi intensitasnya membuat kosa kata dalam bahasa gaul juga semakin bertambah.

Berikut ini penggunaan kosa kata bahasa gaul yang ditemukan dalam tabloid Gaul edisi 43-50 tahun VIII, 9 November 2009- 10 Januari 2010:

1. Banget

- Cerita hidup Kara ternyata menyentuh banget (Gaul, No.43/VIII: 9).

(33)

banget dengan kata sangat tidak menempati posisi yang sama. Dalam bahasa Indonesia kata

sangat yang diikuti kata sifat posisinya selalu di depan kata sifat tersebut, sedangkan kata

banget dalam penggunaanya dalam kalimat selalu diletakkan sesudah kata sifat.

2. Bareng

- Waktu itu doi diduga lagi mengonsumsi barang haram itu bareng model dan

pesinetron Jenifer Dunn di kosnya (Gaul, No.43/VIII: 5).

Kalimat di atas menggunakan kata bareng. Kata bareng digunakan untuk menyatakan suatu hal atau keadaan yang dilakukan secara serentak, bersama-sama, atau seiringan. Kata

bareng dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan kata bersama dan sama-sama

termasuk ke dalam kelas kata adverbia. Penggunaan kata bareng dalam kalimat menempati posisi yang sama dengan kata bersama.

3. Bete

- Sementara Drummernya, Eno lagi bete banget karena salah satu benda yang dicolong

adalah iPod kesayangannya (Gaul, No.50/VIII: 4).

(34)

4. Bokap

- Udah pacaran sama anaknya, doi juga bisa sekalian menimba ilmu dari bokap pacarnya

itu terutama dalam soal Film (Gaul, No.48 /VIII: 4).

Kalimat di atas menggunakan kata bokap. Kata bokap digunakan sebagai istilah untuk menyatakan atau sebutan kepada orang tua laki-laki dan tidak dapat digunakan untuk panggilan seorang anak kepada orang tua laki-lakinya. Kata bokap sendiri dapat berarti ayah,

bapak, atau papa.

5. Bokin

- Selain itu, bokin barunya ini selalu nyambung kalo diajak diskusi (Gaul, No.45/VIII: 5).

Kalimat di atas menggunakan kata bokin. Kata bokin digunakan untuk menyatakan teman lawan jenis yang mempunyai hubungan berdasarkan cinta. Kata bokin sendiri berarti

kekasih. Kata bokin termasuk ke dalam kelas kata benda yang sama kedudukannya dengan

kata benda lain yang sama-sama dapat diterangkan dengan kata sifat.

6. Blak-blakan

- Di salah satu acara TV Korea The Star Secret, Hyun Bin pun blak-blakan membuka rahasia di balik tubuh atletisnya (Gaul, No.46/VIII: 8).

(35)

7. Cewek

- Tapi untuk mewujudkan hal itu, cewek yang suka olahraga Wushu ini mesti berusaha keras (Gaul, No.43 /VIII: 5).

Kalimat di atas menggunakan kata cewek. Kata cewek dapat digunakan untuk menyatakan sebutan kepada wanita atau perempuan yang masih muda (gadis). Kata cewek juga dapat berarti pacar atau kekasih. kata cewek yang berarti pacar atau kekasih dapat kita lihat penggunaanya pada kalimat di bawah ini:

-Ashley ternyata masih bermimpi jadi ceweknya agen rahasia Inggris, James Bond 007 (Gaul, No.44 /VIII: 22).

Kata cewek pada kalimat di atas berarti pacar atau kekasih. Kata cewek termasuk ke dalam kelas kata benda yang sama kedudukannya dengan kata benda lain yang sama-sama dapat diterangkan dengan kata sifat. Untuk dapat melihat arti kata cewek secara jelas, dapat dilihat dari penggunaan kata tersebut di dalam kalimat.

8. Cowok

- Di drama ini doi berperan sebagai Hwang Baek Hyun, cowok yang punya pesona kuat buat memikat para cewek (Gaul, No.50 /VIII:8).

(36)

- Buktinya baru-baru ini, cewek yang pernah duet sama Westlife ini ngasih kriteria khusus untuk calon cowok barunya (Gaul, No.43 /VIII:18).

Kata cowok pada kalimat di atas berarti pacar atau kekasih. Kata cowok termasuk ke dalam kelas kata benda yang sama kedudukannya dengan kata benda lain yang sama-sama dapat diterangkan dengan kata sifat. Untuk melihat arti dari kata cowok secara jelas, maka dapat dilihat dari penggunaan kata tersebut di dalam kalimat.

9. Cuek

- Gue cuek aja, yang penting gue dukung dia (Gaul,No. 46/VIII:4).

Kalimat di atas menggunakan kata cuek. Kata cuek digunakan untuk menyatakan sesuatu yang tidak diindahkan, tidak memperhatikan dan tidak menghiraukan. Kata cuek sendiri dalam bahasa Indonesia dapat berarti tidak peduli. Kata cuek termasuk ke dalam kelas kata sifat yang sama kedudukannya dengan kata sifat lainnya yang dapat disandingkan dengan kata adverbia seperti kata banget dan posisi kata cuek selalu terletak di depan kata banget.

10. Deh

- “Aku ngak pernah berselingkuh. Kalau dia aku ngak tau deh, tanya aja langsung sama orangnya,” jawabnya santai (Gaul, No.46/VIII: 5).

(37)

11. Doang

- “Aku tegasin neh, itu semua bener-bener rumor doang,”ujarnya ( Gaul, No.46/VIII: 23).

Kalimat di atas menggunakan kata doang. Kata doang digunakan untuk menyatakan suatu penegasan dan membatasi. Kata doang dapat disamakan dengan kata saja. Kata doang dan saja termasuk ke dalam kelas kata adverbia. Kata doang dan saja dalam penggunaanya pada kalimat menempati posisi yang sama.

12. Doi

- Waktu itu doi diduga lagi mengonsumsi barang haram itu bareng model dan pesinetron Jenifer Dunn di kosnya (Gaul, No.43/VIII: 5).

Kalimat di atas menggunakan kata doi. Kata doi digunakan untuk menyatakan persona tunggal yang dibicarakan, di luar pembicara dan kawan bicara. Kata doi merupakan kata ganti orang ketiga tunggal. Kata doi sendiri dapat berarti dia ( bisa laki-laki atau perempuan).

13. Dong

- Masih inget dong sama Yoo Seung Hoo pemeran Kim Chun Cu di serial The Great

Queen Seondeok? (Gaul, No.50/VIII: 8).

(38)

14. Gede

- Walaupun udah gede dan bisa nyari duit sendiri, peran ortu masih berarti banget buat Adipati (Gaul, No.46/VIII: 4).

Kalimat di atas menggunakan kata gede. Kata gede digunakan untuk menyatakan ukuran yang lebih dari ukuran sedang, lawan dari kecil, atau lebih dewasa dari sebelumnya. Kata

gede sendiri dapat berarti besar. Kata gede dan besar termasuk ke dalam kelas kata sifat yang

sama kedudukannya dengan kata sifat lainnya yang dapat diperluas dengan kata adverbia seperti kata amat atau sangat dan diletakkan setelah kata amat atau sangat. Tetapi jika diperluas dengan adverbia banget kata gede dan besar posisinya berada di depan kata banget.

15. Gokil

- Gokilnya lagi, baru mau syuting aja udah banyak banget yang ngomongin (Gaul, No.

46/VIII:9).

Kalimat di atas menggunakan kata gokil. Kata gokil digunakan sebagai kata seru dan dapat digunakan untuk menyatakan suatu ungkapan kekaguman terhadap sesuatu. Kata gokil juga digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang tidak biasa, tidak sebagaimana semestinya atau berbuat yang bukan-bukan (tidak masuk akal). Kata gokil sendiri dapat berarti gila.

16. Gue

(39)

Kalimat di atas menggunakan kata gue. Kata gue digunakan untuk menyatakan orang pertama tunggal atau dapat menyatakan diri sendiri. kata gue dapat berarti aku atau saya. Penggunaan kata aku dan saya masing-masing memiliki perbedaan dalam pemakaiannya. Kata aku hanya dapat digunakan dalam situasi informal (dalam ragam akrab), misalnya di antara dua peserta tindak ujaran yang saling kenal atau akrab hubungannya, sedangkan kata saya digunakan dalam situasi formal, misalnya dalam ceramah, kuliah, atau di antara dua peserta tindak ujaran yang belum saling kenal. Tetapi, kata saya juga dapat dipakai dalam situasi informal seperti kata aku. Bahasa gaul merupakan ragam bahasa santai atau bahasa yang digunakan dalam situasi informal (dalam ragam akrab), sehingga kata gue dalam bahasa gaul lebih tepat dipadankan dengan kata aku.

17. Imej

- Dilihat dari imej bagoes yang kocak, gak heran kalo doi bikin lagu yang kocak juga (Gaul, No.44/VIII: 4).

Kalimat di atas menggunakan kata imej. Kata imej digunakan untuk menyatakan gambaran yang dimiliki oleh seseorang mengenai kepribadiannya atau ciri khas yang ada pada sesuatu ataupun perangai dari sesuatu. Kata imej dapat berarti sifat atau tingkah laku.

18. Jiper

- Mereka nggak jiper lagi buat belok ke negeri tercinta ini (Gaul, No.44/VIII:23).

(40)

mendatangkan suatu bencana. Kata jiper berarti takut. Kata jiper merupakan kata sifat. Sama dengan kata sifat pada umumnya, penggunaan kata sifat dalam suatu kalimat dapat diikuti dengan kata adverbia seperti kata sangat ataupun banget. Perbedaanya terletak pada posisinya, jika kata jiper diikuti kata sangat maka diletakkan di belakang kata sangat. Tetapi, jika diikuti kata banget maka kata jiper diletakkan sebelum kata banget.

19. Jomblo

- Cowok ganteng itu negasin kalo doi masih menjomblo dan lagi menunggu seorang cewek yang bisa bikin hatinya nyaman (Gaul, No.47/VIII: 9).

Kalimat di atas menggunakan kata jomblo. Kata jomblo digunakan untuk menyatakan seseorang (baik laki-laki atau perempuan) yang masih sendiri atau tidak mempunyai kekasih atau pasangan hidup. Kata jomblo termasuk ke dalam kelas kata benda yang juga dapat diterangkan dengan kata sifat.

20. Kocek

- Buat bisa duduk di deretan VIP kamu mesti siap-siap ngerogoh kocek dalem-dalem

(Gaul, No.43/VIII:8).

(41)

21. Kocak

- Dilihat dari imej Bagoes yang selalu kocak, gak heran kalo doi bikin lagu yang kocak juga (Gaul, No.44/VIII: 4).

Kalimat di atas menggunakan kata kocak. Kata kocak digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dapat menggelikan hati atau menimbulkan tertawa. Kata kocak sendiri berarti

lucu. Kata kocak dan lucu menduduki kelas kata sifat yang sama kedudukannya dengan

kata-kata sifat lainnya, yaitu dapat diperluas dengan kata-kata sangat atau banget.

22. Kok

- “Sampe saat ini kita masih pacaran kok, dan belom putus,” tegas Dwi Andhika (Gaul, No.45/VIII: 5).

Kalimat di atas menggunakan kata kok. Kata kok merupakan salah satu partikel yang terdapat pada dialek Jakarta. Kata kok yang merupakan unsur bahasa Betawi tidak mempunyai arti namun berfungsi sebagai kata yang digunakan untuk memberikan penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat atau menguatkan maksud.

23. Kroscek

- Tapi setelah dilakukan kroscek ke berbagai sumber, pernikahan Dude dan Naysila

ternyata hanya isapan jempol belaka (Gaul, No. 49/ VIII: 38).

(42)

24. Lho

- Drummer Club Eighties ini ternyata juga punya bakat sebagai sutradara lho (Gaul, No. 45/VIII:5).

Kalimat di atas menggunakan kata lho. Kata lho merupakan salah satu partikel yang terdapat pada dialek Jakarta. Kata lho yang merupakan unsur bahasa Betawi tidak mempunyai arti namun berfungsi sebagai kata yang digunakan untuk memastikan atau menekankan suatu hal.

25. Mentok

- Megan Fox kepilih sebagai cewek yang paling seksi sepanjang sama, ngalahin Angelina Jolie atau juga Emma Watson yang Cuma mentok di urutan kedua dan ketiga (Gaul, No.43/VIII: 18).

Kalimat di atas menggunakan kata mentok. Kata mentok digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang tidak dapat diteruskan lagi, tidak dapat bergerak (berjalan) lagi, tidak dapat meneruskan lagi. Kata mentok sendiri berarti terhenti.

26. Macho

- Biar cewek maupun cowok yang macho sekalipun nggak menjamin orang itu ngak takut berada di tempat yang tinggi (Gaul, No.44/VIII: 4).

(43)

berarti gagah. Kata macho dan gagah menduduki kelas kata sifat yang sama kedudukannya dengan kata-kata sifat lainnya, yaitu dapat diperluas dengan kata sangat atau banget.

27. Narsis

- “ Aku rasanya bentar lagi bakal jadi superstar dunia, terus tonton film aku ya,” kata Rain dengan nada narsis (Gaul, No.45/VIII: 8).

Kalimat di atas menggunakan kata narsis. Kata narsis digunakan sebagai sebutan kepada orang yang mempunyai rasa percaya diri yang sangat tinggi atau berlebihan.

28. Nih

- “Aku tegasin nih, itu semua bener-bener rumor doang,”ujarnya ( Gaul, No.46/VIII: 23).

Kalimat di atas menggunakan kata nih. Kata nih merupakan salah satu partikel yang terdapat pada dialek Jakarta. Kata nih yang merupakan unsur bahasa Betawi tidak mempunyai arti namun berfungsi memberikan suatu penegasan.

29. Nyokap

- “Biar lagi sibuk syuting biasanya gue minta waktu izin dulu sama kru untuk nganterin

nyokap,” Urainya (Gaul, No.50/VIII: 4).

(44)

panggilan seorang anak kepada orang tua perempuannya. Kata nyokap sendiri dapat berarti

ibu atau mama.

30. Ribet

- “Kalo nunggu ketemu langsung sama temen-temen, rada ribet juga kan,”jawabnya (Gaul, No.48/VIII: 4).

Kalimat di atas menggunakan kata ribet. Kata ribet digunakan untuk menyatakan suatu hal yang susah untuk diselesaikan atau dikerjakan. Kata ribet sendiri dapat berarti sulit. Kata

ribet dan sulit menduduki kelas kata sifat yang sama kedudukannya dengan kata-kata sifat

lainnya, yaitu dapat diperluas dengan kata adverbia sangat atau banget. Kata ribet yang disandingkan dengan kata sangat posisinya berada di belakang, jika disandingkan dengan kata banget, kata ribet posisinya berada di depan kata banget.

31. Sih

- Siapa sih yang ngak senang kalo dibuatkan lagu sama sang pacar? (Gaul, No.44/VIII: 22).

(45)

32. Sohib

- Kalo Taylor Lautner rasanya gak mungkin, atau mungkin juga salah satu sohibnya, Nick Jonas (Gaul, No.47/VIII: 33).

Kalimat di atas menggunakan kata sohib. Kata sohib digunakan untuk menyatakan teman yang sangat dekat, yang sangat erat (baik). Kata sohib sendiri berarti sahabat. Kata sohib dan sahabat termasuk ke dalam kelas kata benda. Sebagai kata benda kata sohib dan sahabat dapat diterangkan dengan kata sifat yang mengikutinya.

33. Tajir

- Film ini diadaptasi dari sebuah novel klasik yang nyeritain tentang cowok Prancis yang suka berkencan sama perempuan yang tajir (Gaul, No.48/VIII: 22).

Kalimat di atas menggunakan kata tajir. Kata tajir digunakan untuk menyatakan seseorang yang mempunyai banyak harta. Kata tajir sendiri berarti kaya. Kata tajir merupakan kelas kata sifat yang dapat diperluas dengan kata sangat ataupun banget.

34. Tuh

- Kabar terbarunya nih, Lee Min Ho punya The Next Project tuh (Gaul, No.45/VIII: 8).

(46)

35. Yups

- Yups, penyanyi cantik yang udah terkenal ini ternyata punya kejutan seru (Gaul, No.48/VIII: 22).

Kalimat di atas menggunakan kata yups. Kata yups digunakan sebagai kata untuk memberikan suatu tekanan kepada suatu pernyataan. Kata yups sendiri dapat berarti ya. Kata

yups dan ya termasuk ke dalam partikel. Tetapi dalam kalimat, penggunaan kata yups

biasanya selalu berada di awal sebuah kalimat atau mengawali sebuah kalimat, sedangkan kata ya dapat diletakkan di tengah kalimat, misalnya setelah kata kerja.

4.2 Pembentukan Kata Bahasa Gaul dalam Tabloid Gaul

Pembentukan kata-kata dalam bahasa gaul memiliki cara tersendiri. Untuk dapat menguraikan rumusan dari pembentukan kata-kata tersebut dapat dijabarkan terlebih dahulu contoh teks bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul.

Contoh teks bahasa gaul pada tabloid Gaul edisi 23-29 November 2009:

Padahal beberapa tahun lalu doi pernah digosipin selingkuh sama Idea waktu masih berstatus istri Pasha. Tapi sebenernya di film itu mereka nggak pernah berada dalam satu scene. Kata okie dan Idea, mereka baru tahu maen film bareng pas syuting udah berjalan dan mereka nggak pernah ketemu di lokasi syuting. Okie sendiri berperan sebagai Ocha, seorang dosen. Kalo kamu penasaran, tonton aja filmnya.

(47)

4.2.1 Gejala Bahasa

Gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan kata atau kalimat dengan segala macam proses pembentukannya (Badudu, 1985:57). Beberapa gejala bahasa yang ditemukan pada proses pembentukan kata dalam bahasa gaul adalah sebagai berikut:

4.2.1.1 Penghilangan Fonem

Gejala penghilangan fonem ini dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu: aferesis, sinkop, dan apokop.

1. Aferesis

Aferesis adalah proses penghilangan sebuah fonem atau lebih pada awal kata .

Berikut ini aferesis yang terdapat dalam tabloid gaul (edisi 43-50, tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010) :

- Udah

Kata udah berasal dari kata sudah, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /s/.

- Aja

Kata aja berasal dari kata saja, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /s/.

- Emang

Kata emang berasal dari kata memang, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /m/.

- Abis

(48)

- Gitu

Kata gitu berasal dari kata begitu, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /b/ dan /e/.

- Gini

Kata gini berasal dari kata begini, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /b/ dan /e/.

-Ilang

Kata ilang berasal dari kata hilang, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Apus

Kata apus berasal dari kata hapus, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Ntar

Kata ntar berasal dari kata bentar, terdapat gejala aferesis, yaitu penghilangan fonem /b/ dan /e/.

2. Sinkop

Sinkop adalah proses penghilangan sebuah fonem atau lebih di tengah kata.

Berikut ini sinkop yang terdapat dalam tabloid Gaul (edisi 43-50, tahun VII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010) :

- Tau

(49)

- Boong

Kata boong berasal dari kata bohong, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Liat

Kata liat berasal dari kata lihat, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Karna

Kata karna berasal dari kata karena, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /e/.

- Asik

Kata asik berasal dari kata asyik, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /y/.

- Trus

Kata trus berasal dari kata terus, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /e/.

- Berembus

Kata berembus berasal dari kata berhembus, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Taun

Kata taun berasal dari kata tahun, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Kasian

Kata kasian berasal dari kata kasihan, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Slesai

(50)

- Berenti

Kata berenti berasal dari kata berhenti, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

- Melulukan

Kata melulukan berasal dari kata meluluhkan, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /h/.

3. Apokokop

Apokokop adalah proses penghilangan fonem pada akhir kata.

Berikut ini apokokop yang terdapat dalam tabloid Gaul (edisi 43-50, tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010) :

- Cape

Kata cape berasal dari kata capek, terdapat gejala apokokop, yaitu penghilangan fonem /k/.

- Talent

Kata talent berasal dari kata talenta, terdapat gejala apokokop, yaitu penghilangan fonem /a/.

- Dikasi

Kata dikasi berasal dari kata dikasih, terdapat gejala apokokop, yaitu penghilangan fonem /h/.

4.2.1.2 Penambahan Fonem

(51)

pada proses pembentukan kata bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid gaul edisi 43-50 ( 9 November 2009- 10 Januari 2010).

1. Protesis

Protesis adalah proses penambahan sebuah fonem atau lebih pada awal kata .

Di bawah ini protesis yang terdapat dalam tabloid Gaul (edisi 43-50, tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010) :

- ngejual

Kata ngejual berasal dari kata jual, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan fonem /ng/ dan /e/.

- Pingin

Kata pingin berasal dari kata ingin, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan fonem /p/.

- Ngelihat

Kata ngelihat berasal dari kata lihat, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan fonem /ng/ dan /e/.

- Ngajak

Kata ngajak berasal dari kata ajak, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan fonem /ng/.

- Ngurus

Kata ngurus berasal dari kata urus, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan fonem /ng/.

- Ngatur

(52)

2. Paragog

Paragog adalah proses penambahan fonem pada akhir kata.

Berikut ini paragog dalam tabloid Gaul (edisi 43-50, tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010) :

- Cuman

Kata cuman berasal dari kata Cuma, terdapat gejala paragog, yaitu penambahan fonem /n/.

- Dialamin

Kata dialamin berasal dari kata dialami, terdapat gejala paragog, yaitu penambahan fonem /n/.

- Disenangin

Kata disenangin berasal dari kata disenangi, terdapat gejala paragog, yaitu penambahan fonem /n/.

- Dimintain

Kata dimintain berasal dari kata dimintai, terdapat gejala paragog, yaitu penambahan fonem /n/.

- Diselingkuhin

Kata diselingkuhin berasal dari kata diselingkuhi, terdapat gejala paragog, yaitu penambahan fonem /n/.

(53)

4.2.1.3 Gejala Adaptasi

Adaptasi artinya Penyesuaian. Kata-kata pungut yang diambil dari bahasa asing berubah bunyinya sesuai dengan penerimaan pendengaran atau ucapan lidah orang Indonesia.

Berikut ini gejala adaptasi yang terdapat dalam tabloid Gaul (edisi 43-50, tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010) :

- Eksyen

Kata eksyen merupakan adaptasi dari kata action (Inggris).

- Karir

Kata karir merupakan adaptasi dari kata career (Inggris).

- Kasting

Kata kasting merupakan adaptasi dari kata casting (Inggris).

- Akting

Kata akting merupakan adaptasi dari kata Acting (Inggris).

- Hepi

Kata hepi merupakan adaptasi dari kata happy (Inggris).

- Imej

Kata imej merupakan adaptasi dari kata image (Inggris).

- Syok

(54)

- Oke

Kata oke merupakan adaptasi dari kata OK (Inggris).

- Simpel

Kata simpel merupakan adaptasi dari kata simple (Inggris).

- Spesial

Kata spesial merupakan adaptasi dari kata special (Inggris).

- Momen

Kata momen merupakan adaptasi dari kata moment (Inggris).

- Bujet

Kata bujet merupakan adaptasi dari kata budget (Inggris).

- Seksi

Kata seksi merupakan adaptasi dari kata sexy (Inggris).

- Stok

Kata seksi merupakan adaptasi dari kata stock (Inggris).

- Tur

Kata tur merupakan adaptasi dari kata tour (Inggris).

- Fesyen

(55)

- Detil

Kata detil merupakan adaptasi dari kata detail (Inggris).

- Skul

Kata skul merupakan adaptasi dari kata school (Inggris).

4.2.1.4 Monoftongisasi

Adalah proses perubahan suatu diftong menjadi monoftong.

Di bawah ini gejala monoftongisasi yang terdapat dalam tabloid gaul:

- Kalo

Kata kalo berasal dari kata kalau, terdapat gejala monoftongisasi, yaitu fonem /au/ diganti menjadi fonem /o/.

- Sampe

Kata sampe berasal dari kata sampai, terdapat gejala monoftongisasi, yaitu fonem /ai/ diganti menjadi fonem /e/.

- Sodara

Kata sodara berasal dari kata saudara, terdapat gejala monoftongisasi, yaitu fonem /au/ diganti menjadi fonem /o/.

- Rame

(56)

- Pake

Kata pake berasal dari kata pakai, terdapat gejala monoftongisasi, yaitu fonem /ai/ diganti menjadi fonem /e/.

4.2.1.5 Hiperkorek

Gejala hiperkorek merupakan gejala pembentukan kata yang menunjukkan sesuatu yang salah, baik ucapan, maupun ejaan (tulisan).

Berikut ini gejala hiperkorek yang terdapat dalam tabloid Gaul:

- Seneng

Kata seneng berasal dari kata senang, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.

- Nunggu

Kata nunggu berasal dari kata tunggu, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /t/ diganti dengan fonem /n/.

- Nyita

Kata nyita berasal dari kata sita, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /s/ diganti dengan fonem /ny/.

- Temen

(57)

- Nyangkal

Kata nyangkal berasal dari kata sangkal, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /s/ diganti dengan fonem /ny/.

- Nerima

Kata nerima berasal dari kata terima, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /t/ diganti dengan fonem /n/.

- Nembus

Kata nembus berasal dari kata tembus, terdapat gajala hiperkorek, yaitu fonem /t/ diganti dengan fonem /n/.

- Dapet

Kata dapet berasal dari kata dapat, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.

Kata bener berasal dari kata benar, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.

- Bener

- Nunda

Kata nunda berasal dari kata tunda, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /t/ diganti dengan fonem /n/.

- Manggil

(58)

- Denger

Kata denger berasal dari kata dengar, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.

- Dateng

Kata dateng berasal dari kata datang, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.

- Diem

Kata diem berasal dari kata diam, terdpat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.

4.2.2 Akronim dan Singkatan

4.2.2.1 Akronim

Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa (Sugihastuti, 2000: 35).

Berikut akronim yang terdapat dalam tabloid gaul (edisi 43-50, tahun VIII, 9 November 2009- 10 Januari 2010) :

- Curhat

(59)

- Ortu

Kata ortu merupakan akronim dari kata orang tua.

- Ultah

Kata ultah merupakan akronim dari kata ulang tahun.

- Ilfil

Kata ilfil merupakan akronim dari kata ilang feeling (hilang rasa).

- Melting

Kata melting merupakan akronim dari kata melayang tinggi.

- Pensi

Kata pensi merupakan akronim dari kata pentas seni.

- Moge

Kata moge merupakan akronim dari kata motor gede.

4.2.2.2 Singkatan

Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya.

Berikut singkatan yang terdapat dalam bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul:

- PDKT

(60)

- BTW

Kata BTW merupakan singkatan dari kata By The Way (ngomong-ngomong).

- PD

Kata PD merupakan singkatan dari kata percaya diri.

- GR

Kata GR merupakan singkatan dari kata gede rasa.

- FB

(61)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul merupakan salah satu variasi bahasa yang digunakan masyarakat, terutama masyarakat di kalangan muda dan selebritis, sebagai ragam santai dalam komunikasi sehari-hari yang menambah rasa keakraban dan keintiman di antara mereka.

Dari penelitian yang telah penulis lakukan terhadap tabloid Gaul (edisi 9 November 2009 - 10 Januari 2010), dapat disimpulkan bahwa:

1. Bahasa gaul berasal dari bahasa prokem dan dari dialek Jakarta dan kosa katanya terus mengalami perkembangan. Dilihat dari penggunaannya dalam kalimat ada kata-kata dalam bahasa gaul yang tidak dapat disamakan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya, penggunaan kata adverbia banget yang dapat disamakan dengan kata sangat. Namun dalam kalimat posisinya tidak dapat disamakan. Kata sangat yang disandingkan dengan kata sifat posisinya berada di depan kata sifat, sedangkan kata banget yang diiringi dengan kata sifat posisinya selalu berada di belakang dari kata sifat tersebut. Kosa kata bahasa gaul juga terdiri dari beberapa partikel yang merupakan unsur dari bahasa Betawi atau dialek Jakarta. Seperti: Sih, Neh, Lho, Doang, Tuh, Deh, Dong, dan

Kok.

2. Kosa kata bahasa gaul dibentuk dari kosa kata dasar bahasa Indonesia yang telah mengalami perubahan akibat adanya gejala bahasa, seperti : penghilangan fonem (aferesis,

apokop, sinkop), penambahan fonem (epentetis dan paragog), gejala adaptasi, dan

(62)

3. Bahasa gaul bersifat terbuka dalam menerima istilah-istilah baru, oleh karena itu setiap istilah dalam bahasa gaul tidak bertahan lama, sewaktu-waktu dapat berganti dengan ukuran ketinggalan zaman atau tidak istilah tersebut di kalangan pemakainya.

5.2 Saran

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Alwi. 2006. Bikin Gaulmu Makin Gaul. Bandung: Hikmah. Badudu, JS.1985. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Hikmah.

Chaer, Abdul.1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 1995. Semantik 1(Pengantar ke arah Ilmu Makna). Bandung: Refika. Gaul. Nomor 43-47, 9 November 2009 – 10 Januari 2010.

Ikranegara. 1975. Dialek Jakarta. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Malo, Manase dkk. 1985. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka.

Poedjosoedarmo, Soepomo. 2003. Filsafat Bahasa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.

Sudaryat, Yayat.2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.

Skripsi

Azwida, Ade. 2007. Pemakaian Bahasa Gaul Pada Iklan Produk Komersial Televisi. (Skripsi) Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

(64)

Sukmi, Willyana. 2006. Bahasa Gaul. (Skripsi) Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Kamus

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui makna atau arti kata gaul dalam rubrik cekidot pada koran Suara Merdeka edisi September 2012-Juli 2013.. Mampu menganalisis jenis kata bahasa gaul dalam rubrik cekidot pada

Berdasarkan hasil analisis diksi, gaya bahasa anafora, dan hiperbola pada surat pembaca tabloid gaul edisi 44-47 bulan November-Desember ada 3 simpulan yang dapat penulis

Berdasarkan hasil analisis diksi, gaya bahasa anafora, dan hiperbola pada surat pembaca tabloid gaul edisi 44-47 bulan November-Desember ada 3 simpulan yang dapat penulis

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa gaul dalam meme di media sosial Instagram ditemukan dua hal: (1) wujud penggunaan bahasa gaul ada empat, yaitu

digunakan oleh anak muda pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahasa gaul kita dapati

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ragam bahasa yang terdapat pada rubrik “Ada Apa‟ di tabloid remaja Gaul edisi Juni – Juli 2012 yang dilihat dari empat aspek ragam

Kedudukan Kosa Kata Gaul sebagai Bahasa Komunikasi Remaja di Sekolah / 167 Dalam percakapan dengan guru mereka di kelas, siswa remaja masih menempatkan guru pada

Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya