laporan praktikum serbuk tabur
Kamis, 30 Januari 2014
serbuk tabur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau paduan-paduan
yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fsiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Jalur yang paling efektif pemakaian obat (secara oral,
rectal, parental dan topical) harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yng
dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya. Untuk membantu
pemakaian alat melalui jalur-jalur pilihannya telah diformulasikan dan disiapkan bentuk
sediaan yang sesuai salah satunya seperti serbuk (H.A Syamsuni, 2006)
Menurut Farmakope III, serbuk adalah campuran homogen dua tau lebih obat yang
diserbukkan. Sedangakan menurut Farmakope IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat
yang atau zat kimia yang yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian
luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut
dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan obat lainnya seperti kapsul, tablet, pil.
dapat dibuat dalam bentuk serbuk (H.A Syamsuni, 2006). Adapun keuntungan menggunakan
serbuk ialah sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan, dosis lebih cepat dan lebih stabil
daripada cairan, serta memberika disolusi yang lebih cepat. Namun serbuk juga memiliki
kerugian yaitu kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak atau terurai dengan adanya
kelembaban, bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya serta peracikannya cukup
lama (Howard C. Ansel, 1989).
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut (Ekarina R.Himawati, 2012) :
1. Kering, tidak boleh menggumpal atau megandung air.
2. Halus, harus bebas dari butiran-butiran kasar.
3. Homogen, setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan-bahan yang sama dan
dalam perbandingan yang sama pula.
4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan
(seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang
mengandung obat keras, narkotik dan psikotropik.
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus
serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, berarti semua serbuk dapat melalui
pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor
tertinggi. Sebagai contoh serbuk 22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak
nomor 22 seluruhnya dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak no 60. Nomor pengayak
menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat
Derajat halus serbuk:
— Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
— Serbuk kasar adalah (10/40)
— Serbuk agak kasar adalah (22/60)
— Serbuk agak halus adalah ( 44/85)
— Serbuk halus adalah (85)
— Serbuk sangat halus adalah (120)
— Serbuk sangat halus sekali adalah (200/300)
1. Trituration, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan stamper.
2. Spatulation, mencampur bahan obat langsung di atas kertas.
3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup.
4. Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutup yang dilengkapi dengan
bola logam sebagi penggiling kemudian digoyang-goyangkan.
Secara umum serbuk terbagi atas dua macam, yaitu serbuk terbagi (pulveres) dan
serbuk tak terbagi (pulvis). Serbuk terbagi (pulveres) merupakan serbuk terbagi yang dibagi
dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum (Dirjen POM, 1979). Sedangkan Pulvis adspesorius (serbuk tabur/bedak)
adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Dirjen POM, 1995).
Dalam pembuatan serbuk tabur ada beberapa bahan yang sering digunakan (H.A
Syamsuni, 2006) :
1. Bahan padat
a. Halus sekali
· Tidak berkhasiat keras misalnya Belerang, Idoform dan Rifamsipin.
· Berkhasiat keras misalnya Rifampisin dan Luminal.
b. Hablur/kristal misalnya Camphorae, Asam salisilat. Asam benzoat, naftaol, mentol, timol,
salol, garam-garam yang mengandung air kristal misalnya Na-karbonat, Fe (II)-sulfat, Al &
K-sulfat, Mg –sulfat, Na-sulfat, Iodin serta Fel2, FeCl2, FeCO3.
3. Bahan cair misalnya, Minyak atsiri, Kalii arsenitis solutio (Liq. Fowleri), Sol. Formaldehid
dan Tingtur.
4. Ekstak misalnya, Ekstrak kering (siccum) seperti Extr. Opii, Extr. Strychnin, Ekstrak kental
(spissum) seperti Extr. Belladonae, Extr hyoscyami, Extr. Calis curniti, Ekstra cair (liquidum)
seperti Extra Chinae liq, extr hydrastis liq, extr. Rhamni purchinae.
Secara khusus syarat serbuk tabur adalah (H.A Syamsuni, 2006):
1. Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati ayakan 100 mesh).
2. Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, C. welchi
dan Bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara kering.
3. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka .
Dalam pembuatan serbuk tabur terdapat penanganan-penganan khusus terhadap bahan
yang mengandung (Moh. Anief, 2007):
1. Adeps lanae, Vasselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat tersebut
dalam ether dan Aceton, lalu ditambahkan sebagian talk diaduk sampai Aether dan Aceton
menguap, setelah itu ditambah bahan lainnya.
2. Acid salicyl dan mentol ditetesi alcohol 90% karena bersifat higroskopis artinya mudah
berikatan dengan udara.
3. Parrafnum liquidum dan Oleum ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya talk lalu
ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil yang melekat pada dinding mortir dilepas
4. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spritu lalu dikeringkan dengan talk, yaitu
sambil diaduk dibiarkan Aether cum Spritusnya menguap lau ditambahkan sisa talk dan
serbuk lainnya, sambil yang melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau dengan
kertas flm.
5. Talcum ditambahkan terakhir pada campuran serbuk yang telah digerus homogeny.
6. Minyak-minyak eteris dan formaldehyde solution dicampur terakhir dengan cara
memasukkan zat trsebut dalam mortir lalu ditambahakan campuran serbuk yang telah diayak
sedikit demi sedikit.
Aturan pembuatan serbuk tabur (Moh, Anief, 2007):
1. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 100
2. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 44
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayak dan dihaluskan lagi sampai
Dr.EvanIrawan, Sp.KK SIK: 09/FM/GTO/003 Jl.Kancil Tengah NO. 214
Telp.0435-890079
Gorontalo, 09-01-2012 R/ Salicyl acid 0,5
Mentol 0,1
Adeps lanae 2
Magnesii Oxydi 2,5
Zinc Oxydi 3
Talkum ad 30
m.f.Pulv adsper da in pot No.I u.c o.v bedak purol
∫
Pro : Miftah Umur : 25 tahun
II.2 RESEP
II.2.1 Uraian Bahan
1. Acid Salicyl (Dirjen POM, 1979 ; Ahmad A.K, 2003)
Nama Resmi : Acidum Salicylicum
Nama Lain : Asam Salisilat, Asam Asetilsalisilat
RM / BM : C7H6O3 / 138,12
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna
putih, tidak berbau; massa agak manis dan tajam
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, dan dalam eter P; larut
dalam larutan amantum asetat P, dan natrium sitrat P
Khasiat : Sebagai keratolitikum antifungi dan antiinfamasi
Kegunaan : Mengurangi dan mengelupas keratin (lapisan tanduk,
kulit ari) dan menghilangkan jamur; serta mengurangi bengkak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Adeps Lanae (FI III, 1979 ; Anonim, 2013)
Nama Resmi : Adep Lanae
Nama Lain : Lanolina, Lanolin, Lemak bulu domba, Cera alba
RM / BM : C48H69NO2 / 756,0646
Rumus Struktur :
Pemerian : Zat serupa lemak, liat lekat, kuning muda atau kuning
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dan dalam eter P
Khasiat : Sebagai antifungi
Kegunaan : Menghilangkan jamur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya ditempat sejuk
3. Alkohol (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995 ;Tan Hoan Tjay, 2006 ; Rahayu Nenden, 2012)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Etanol, alkohol
RM / BM : C2H6O / 46,07
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Kelarutan : Sangat mudha larut dalam air, dalam kloroform P dan
Khasiat : Sebagai deinfekstan dan sebagai zat tambahan
Kegunaan : Zat tambahan penangan khusus pada acid salicyl dan
mentol; sebagai larutan mensterilisasikan alat-alat dan antiseptikum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;
ditempat sejuk; jauh dari nyala api
4. Aseton (Dirjen POM, 1995 ; Budisman, 3)
Nama Resmi : Acetonum
Nama Lain : Aseton, propanon, dimetil keton
RM / BM : CH3COCH3 / 58,08
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menguap, bau
khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol, dengan eter,
dan dengan kloroform
Khasiat : Sebagai zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut adep lanae
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api
5. Magnesii Oxydi (Dirjen POM, 1979; Sri Utami, 2011)
Nama Lain : Magnesium oksida, magnesium oxydum
RM / BM : MgO / 40,30
Rumus Struktur :
O = Mg
Pemerian : Magnesium oksida ringan, serbuk sangat ringan; putih;
tidak berbau, rasa agak basa, volume 5 g antara 40 mL hingga 50 mL. Magnesium oksida
berat, serbuk bergumpal; putih; tidak berbau, rasa agak basa, volume 5 g antara 10 mL
sampai 20 mL
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam
etanol (95%) P; larut dalam asam encer.
Khasiat : Sebagai antiseptikum
Kegunaan : Membunuh bakteri dan mikroorganisme
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Mentol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : Mentholum
Nama Lain : Mentol
RM / BM : C10H26O / 156,30
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna,
bau tajam seperti minyak permen; rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol
(95%) dalam kloroform P dan dalam eter P; mudah larut dalam parafn cair P dan minyak
atsiri
Khasiat : Sebagai antiiritan
Kegunaan : Memberikan efek dingin pada kulit, untuk mencegah
iritasi kulit
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik; ditempat sejuk
7. Talkum (Dirjen POM, 1979 ; Raden, 2012)
Nama Resmi : Talcum
Nama Lain : Talk
RM / BM : H2O12Mg3S14 / 379,2657
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada
kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Penambahan bobot
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Zinc Oxydi (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995 ; Sarjan, 2009)
Nama Resmi : Zinci Oxydum
Nama Lain : Zink oxida, sengoksida
RM / BM : ZnO / 81,38
Rumus Struktur :
O = Zn
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus,putih atau putih kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan akolihidroksida
Khasiat : Sebagai antiseptikum
Kegunaan : Membunuh atau mencegah mikroorganisme
II.2.2 Farmakologi
Serbuk tabur adalah serbuk ringan yang bebas dari butiran kasar, digunakan untuk
penggunaan topikal. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Bahan yang digunakan pada
pembuatan serbuk tabur harus bebas dari bakteri. Serta, serbuk tabur tidak boleh digunakan
untuk luka terbuka.
Farmakologi dari sediaan serbuk tabur yaitu ketika serbuk tabur dipakai pada kulit,
serbuk akan melalui folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar lemak, atau sel-sel selaput
ke lapisan epidermis. Setelah itu serbuk akan diadsorpsi, adsorbsi adalah penyerapan partikel
hanya terdapat pada permukaan saja. Adsorpsi serbuk pada umumnya disebabkan oleh
penetrasi melalui stratus corneum dan kenaikan suhu pada kulit dapat menambah kemampuan
penetran zat yang dipakai.
Pada saat serbuk tabur di adsorbsi maka akan masuk ke dalam lapisan kulit yang telah
teriritasi oleh jamur, bakteri dan bahkan akibat peradangan dan kerusakan lapisan kulit
tanduk. Bahan-bahan dalam serbuk tabur akan ikut teradsorbsi dan menghasilkan efek terapi
dari gejala-gjala tersebut. Asam sitrat akan diadsorbsi pada lapisan kulit yang teriritasi oleh
bakteri dan peradangan pada lapisan kulit. Bahan ini akan membunuh bakteri. setelah itu,
akan menghasilkan efek antiseptikum. Antiseptikum adalah zat yang digunakan untuk
membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang
digunakan pada jaringan hidup. Dan efek keratelotik yang bersifat menguraikan keratin dan
Infamasi adalah peradangan yang disebabkan adanya jasad renik zat asing, yang
disertai tanda panas dan bengkak. Adeps lanae diabsorbsi melalui kulit oleh sirkulasi darah
dan dibawah ke jaringan-jaringan tubuh. Setelah mencapai sel target adeps lanae masuk
kedalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan pada dinding sel jamur. Magnesii Oxydi dan
Zinc Oxydi sebagai antiseptikum yang diabsorbsi melalui kulit didistribusi ke sel target untuk
menghambat metabolisme sel mikroba. Mentol sebagai antiiritan yang berkerja langsung
pada daerah kulit yang terkenairitasi sehingga memberikan efek penyembuhan.(Ahmad A. K,
2003).
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan
obat kepada pasien. Kelengkapan rasional resep terdiri atas (H.A Syamsuni, 2006):
1. Nama, alamat,dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep.
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
4. Nama setiap obat dan komposisinya
5. Aturan pemakaian.
6. Tanda tangan atau paraf dokter
7. Nama, alamat, serta umur dari pasien.
II.2.3 Nama Latin (H.A Syamsuni, 2006)
1. Nama latin yang tertera dalam resep di atas, sebagai berikut :
∫ : Signa : Tandai
0,5 : Zero punctu quinque : Nol koma lima
1 : Unus : Satu
2 : Duo : Dua
2,5 : Duo punctu quinque : Dua koma lima
3 : Tres : Tiga
30 : Triginta : Tiga puluh
Ad : Ad : Sampai
Da in : Da in : Ke dalam
m.f : Misce fac : Campur buatlah
No : Nomero : Sebanyak
O.v : Omni vespere : Tiap malam
Pot : Pot : Wadah serbuk tabur
Pro : Pro : Untuk
Pulv adsver :Pulvis adspesorius : Serbuk tabur
R/ : Recipe : Ambillah
U.c : Usus cognitus : Pemakian diketahui
Misce fac pulvis adspersorius da in pot nomero unus. Sigma usus cognitus omni
vespere bedak purol.
2. Nama latin dalam bahasa indonesia :
Ambilah acid salicyl sebanyak 0,5 g , mentol 0,1 g , adeps lanae 2 g , magnesii oxydi
Campur dan buatlah serbuk tabur ke dalam tempat serbuk sebanyak satu. Tandai untuk
pemakaian yang diketahui tiap malam bedak purol.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat Yang digunakan
1. Ayakan
2. Batang pengaduk
3. Cawan porselin
4. Kaca arloji
5. Kain halus
6. Kain kasar
7. Lumpang dan alu
8. Neraca analitik
9. Pipet tetes
10. Pot serbuk tabur
11. Sendok tanduk
12. Sudip
13. Waterbath
III.1.2 Bahan Yang Digunakan
1. Adeps lanae
2. Alkohol 70%
3. Aceton
7. Mentol
8. Salicyl acid
4. Kapas
5. Kertas perkamen
6. Magnesii oxydi
10. Tissue
11. Zinc oxydi
III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70%
3. Diayak magnesii oxydi dan zinc oxydi
4. Ditimbang acid salicyl sebanyak 0,5 g, mentol 0,1 g, adeps lanae 2 g, magnesii oxidy 2,5 g,
zinc oxydi 3 g, talkum 21,9 g menggunakan neraca analitik
5. Dimasukkan acid salicyl dan mentol kedalam lumpang, ditetesi alkohol 90% hingga
terbasahi semua
6. Digerus hingga kering dan homogen
7. Ditambahkan magnesii oxydi dalam campuran bahan dan digerus hingga homogen
8. Ditambahkan zinc oxydi dalam campuran bahan dan digerus hingga homogen
9. Dilarutkan adeps lanae dengan aceton didalam cawan porselin lalu ditambahkan talkum
sedikit demi sedikit sampai kering
10. Dimasukkan adeps lanae yang telah kering kedalam lumpang yang campuran bahan dan
digerus hingga homogen
11. Ditambahkan talkum kedalam campuran bahan dan digerus hingga homogen
12. Diayak seluruh serbuk sesuai dengan derajat kehalusan serbuk
13. Dimasukkan kedalam wadah serbuk tabur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Gambar dan Hasil Percobaan
Gambar: Serbuktabur
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan sedian serbuk tabur adalah serbuk
ringan untuk penggunaan topikal. Serbuk yang telah jadi berbentuk butiran halus, berwarna
putih, serta dingin yang diberikan dari adanya mentol. Serbuk tabur ini memiliki komposisi
antara lain salicyl acid, mentol, adeps lanae, magnesia oxydi, dan zinc oxydi sehingga dapat
mengobati pasien yang menderita biang keringat dan penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi jamur, bakteri, dan organisme lainnya.
Dik :
Salicyl Acid = 0.5
Mentol = 0.1
Adeps Lanae = 2
Magnesii Oxydi = 2.5
Zinc Oxydi = 3 +
= 81,1
Talkum = 30
Penyelesaian :
Perhitungan talkum = 30 - (0.5 + 0.1 + 2 + 2.5 + 3) = 30 – 8.1 = 21.9
Keseimpulan bahan yang ditimbang adalah :
· Acid salycil 0,5 gram
· Mentol 0,1 gram
· Adeps Lanae 2 gram
· Magnesia Oxydi 2,5 gram
· Zinc Oxydi 3 gram
· Talkum 21,9 gram
IV.2.1 Informasi Obat
Beberapa informasi yang harus diketahui pasien untuk penggunaan sediaan serbuk
tabur adalah (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1978) :
1. Cara penyimpanan
Penyimpanan untuk serbuk tabur dilakukan dengan cara menyimpannya dalam wadah
tertutup baik, kedap udara dan pada suhu kamar 15-30° C
2. Cara pemakaian
Serbuk tabur digunakan sebagai obat luar. Ditaburkan pada bagian kulit yang terkena infeksi
jamur, bakteri serta organisme lain dan tidak digunakan pada luka terbuka.
3. Komentar
Resep diatas sudah rasional karena sistematika dari resep tersebut sudah lengkap. Dimulai
dari nama dokter, surat izin kerja dokter, alamat, nomor telepon, tempat dan tanggal
pembuatan resep, komposisi bahan, aturan pakai, nama pasien, komposisi bahan, aturan
pakai, nama pasien, serta terdapat umur pasien.
4. Jangka waktu
Jangka waktu untuk serbuk tabur, hingga penyakit yag diderita sembuh
IV.2.2 Interaksi Obat
Dari resep diatas interaksi bahan-bahan resep diatas terjadi pada lapisan kulit yang
terkena infeksi oleh jamur, bakteri dan peradangan dan kerusakan lapisan kulit tanduk. Setiap
bahan dari resep memiliki kegunaan atau fungsi masing-masing yaitu magnesium oxydi dan
antifungi dan anti keratolitikum penyebab biang keringat pada kulit serta mentol sebagai
antiiritan untuk mengobati iritasi pada kulit bagian luar.
Asam salisilat pada pemberian topikal, asam salisilat diabsorbsi cepat dari kulit sehat
atau kulit yang utuh. Setelah diabsorbsi salisilat segera menyebar keseluruh jaringan tubuh
dan cairan transeluler. Obat ini mudah menembus sawar darah otak dan uri. Biotransformasi
salisilat terjadi dibanyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hati. Salisilat
diekskresikan dalam bentuk metabolitya terutama melalui ginjal, sebagian kecil melalui
keringat dan empedu.
Adeps Lanae kurang baik penyerapannya pada saluran cerna karena obat ini tidak larut
dalam air. Ketika adepes lanae diabsorbsi melalui kulit oleh sirkulasi darah dibawah
kejaringan-jaringan tubuh. Setelah mencapai sel target adeps lanae masuk kedalam sel jamur
dan menyebabkan kerusakaan pada dinding sel jamur. Hasil metabolit adeps lanae
diekskresikan melalui keringat dan empedu.
Magnesii Oxydi dan Zinc Oxydi ketika magnesii oxydi diabsorbsi melalui kulit
didistribusi ke sel target untuk menghabat metabolisme sel mikroba, dimana dia menghambat
pembentukan asam folat, yang berfungsi untuk kelangsungan hidup bakteri. Kemudian hasil
metabolitmenya diekskresikan melalui keringat. Mentol obat ini tidak diserap melalui saluran
cerna, melainkan diserap melalui kulit untuk mendapatkan efek lokal. Mekanisme dari obat
ini lansung bekerja pada daerah kulit yang terkena iritasi. Kemudian diekskresi melalui
BAB V PENUTUP V.I Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa serbuk tabur adalah serbuk
ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang
halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Dalam pembuatan serbuk tabur, ada
beberapa bahan yang perlu penanganan khusus. Agar hasil dari sediaan serbuk tabur yang
dibuat akan mendapatkan hasil yang baik. Seperti adeps lanae yang harus diencerkan dengan
aceton.
Setelah mendapatkan penanganan khusus dicampur dan dibuatlah sediaan serbuk
tabur. Sediaan ini dapat mengobati biang keringat yang disebabkan langsung oleh jamur.
Ketika ditaburkan pada kulit maka dengan cepatnya serbuk masuk melalui kelenjar keringat
dan akan diabsorbsi dengan cepat kedalam target penyebuhan. Setelah itu akan menghasilkan
efek antiseptikum yang akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme (jamur). Oleh karena
itu, dibuat sediaan menggunakan prinsip kerja yang baik dan menghasilkan sediaan serbuk
tabur yang berkhasiat.
Diposkan oleh gita apriyanti di 18.42Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Beranda
Mengenai Saya
gita apriyanti
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (1)
o ▼ Januari (1) serbuk tabur
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh TheresaTibbetts. Diberdayakan oleh Blogger.
ASAM SALISILAT Sinonim:
Asam 2-hidroksibenzoat Acidum salicycum Struktur molekul:
Rumus Molekul : C7H6O3 Massa Molar : 138,12 g/mol Titik Leleh : 159 °C
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ethanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutsan ammonium acetat P, dinatrium hydrogen fosfat P; kalium sitrat P dan natrium sitrat P.
Suhu Lebur : 158,5°C dan 161°C. Titik Didih : 211 °C (2666 Pa) Densitas : 1,44 g/cm3 Keasaman (pKa) : 2,97 Incompatibilitas
Bereaksi dengan alkali dan karbonat hydroxids membentuk garam yang larut dalam air. Inkompatibel dengan larutan besi klorida, memberikan warna ungu. Dan dengan nitro ether kuat.
Dosis (USP)
Untuk pemakaian topikal 1-2% dalam larutan alkohol atau salep.
Sebagai agen antiseptik, antiparasit dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk atau salep. Sebagai keratolitik kuat hingga 20%.
EFEK FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi selaput lendir dan agak korosif. untuk obat luar digunakan dalam pengobatan pruritus, urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam bentuk salep dan koloidon digunakan untuk melunakkan dan menghilangkan kutil. Kondisi hyperkeratosis (pertumbuhan jaringan keratin kulit yang berlebihan)
KONTRAINDIKASI
Kulit yang terbuka, meradang atau pada anak dibawah dua tahun.
Perhatian : dapat menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes rentan terhadap ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata, mulut , area kelamin dan anus, dan selaput lendir, hindari penggunaan pada area yang luas.
II. FORMULASI
PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN
CARBOMER Sinonim :
Carbopol; Acrylic Acid Polymer; polyacrylic acid; carboxyvinyl polymer;Karboksipolietilen. Struktur Molekul:
Berat Molekul:
Karbomer adalah polimer sintetik dari asam akrilat yang mempunyai ikatan silang dengan ether allyl sucrose atau sebuah allil ethers dari pentaerythritol. Karbomer mengandung asam karboksilat antara 56%- 68% pada keadaan kering. BM teoritis diperkirakan sekitar 7 x 105 hingga 4 x 109.
Pemerian:
Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, Higroskopik, Fungsi:
Bioadhesive; emulsifying agent; release modifying agent; suspending agent; tablet binder; viscosity-increasing agent
Kegunaan Konsentrasi (%)
Bahan pengemulsi 0,1-0,5
Bahan pensuspensi 0,5-1,0 Pengikat tablet 5,0-10,0
Kelarutan:
Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam etanol (95 %) dan gliserin.
pH:
Tingkat viskositas yang lebih tinggi pada pH 6-11 dan viskositas akan menurun pada pH di bawah 3 atau di atas 12.
Inkompatibilitas:
Inkompatibilitas dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan Elektrolit. Carbomer akan kehilangan warna dengan adanya resorsinol. Intensitas panas akan meningkat ketika kontak
dengan basa kuat seperti amonia, KOH, NaOH, dan basa amin kuat.
Informasi lainnya:
Carbopol memiliki temperatur “glass transition” 100-1050C, dalam keasaman kering 1050C namun ketika ditambahkan air, suhunya akan menurun secara drastis.
Ketika polimer kering, zat aktif akan terperangkap dalam “glass core”
Adanya air kemudian akan menembus permukaan eksternal dari mtriks polimer obat, polimer karbomer akan membentuk sebuah lapisan gelatin dan zat aktif menjadi terperangkap dalam wilayah hidrogel.
Karbomer bersifat unik karena membentuk “diskrit mikrosfer” dari polimer dan air membentuk saluran kecil antara mikrogel sebagai sistem yang terhidrasi.
. DATA PREFORMULASI ZAT AKTIF Asam Salisilat
• Warna : tidak berwarna / serbuk berwarna putih • Rasa : agak manis, agak tajam
• Bau : hampir tidak berbau • Pemerian : hablur ringan
• Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%). Mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P, dan Na sitrat P.
• Titik lebur : antara 158,5o dan 161o • Bobot jenis : 1,44 g/ml
• Pka : 3,5
• Stabilitas : - stabil di udara kering tetapi dapat kontak dengan uap lembab air.
- Mudah terhidrolisis untuk asetat dan asam salisilat
- Rata- rata dekomposisi adalah kedua asam dan katalis basa dan panas yang tinggi. - Maximum stabil antara pH 2 dan 3
• Inkompatibilitas : masa panas adalah produk dengan cicetanilide
aspirin juga inkompatibel dengan antihistamin.
Sumber : The Pharmaceutical Codex 12 hal 741. - See more at:
http://riyanpharmacy.blogspot.co.id/2012/03/semisolid.html#sthash.dPCUlG4s.dpuf
1. Aat mujizat . 2. Adriani serly 3. Anisah nurjanah 4. Apri gantina 5. Desen caniansah 6. Dian aida ardi 7. Diana kartika 8. Dwi rusdiana 9. Gina masropah 10.Fingky oktavia 11.Latif yudha